ABSTRAKSI ANALISIS MANAJEMEN RANTAI PASOK DENGAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA UKM MAKANAN KHAS DAERAH RIAU “BOLU KEMOJO MINI MIMIE” DENGAN METODE EOQ. Kata Kunci : Manajemen Rantai Pasok/SCM, Economic Order Quantity (EOQ), Visual Basic 6.0 (86+xv+lampiran) Bidang usaha kuliner merupakan salah satu bidang usaha yang dapat bertahan selama masa krisis ekonomi yang beberapa kali menempa Indonesia. Diversifikasi dan modifikasi jenis jenis makanan menjadi salah satu potensi yang dapat dikembangkan oleh UKM dibidang kuliner Salah satu UKM yang bergerak dalam bidang kuliner tradisional daerah Riau adalah “UKM Bolu Kemojo Mini Mimie” yang memproduksi bolu kemojo dengan berbagai rasa yang berukuran mini. Saat ini pemasaran Bolu Kemojo Mini Mimie telah menjangkau kota Batam, Tanjung Pinang, dan Medan. Untuk meningkatkan usahanya, perusahaan bermaksud menggunakan metode Manajemen Rantai Pasok atau Supply Chain Management/SCM dan Economic Quantity Order (EOQ) dengan harapan meningkatkan bahan baku, jaringan distribusi, memaksimalkan persaingan dan keuntungan bagi perusahaan dan seluruh anggota serta kepuasan pelanggan. Hasil dari analisis biaya pemesanan dari bulan Januari hingga Desember mengalami peningkatan yang signifikan pada bulan September 2009, hal ini sebabkan karena meningkatnya permintaan dalam memperingati hari raya Idul Fitri. Pada metode EOQ dapat diketahui persediaan pengaman (Safety Stock) dan pemesanan kembali (Reorder Point/ROP. Dengan menggunakan metode analisis tersebut dapat dilakukan prediksi kebutuhan bahan baku dan biaya pemesanan dimasa yang akan datang. Daftar Pustaka (1997-2010) BAB I PENDAHULUA N 1.1 Latar Belakang Bidang usaha kuliner yang dapat bertahan selama masa krisis ekonomi yang beberapa kali menempa Indonesia. Hal ini dikarenakan setiap individu mem- butuhkan makanan untuk kelangsungan hidup. Diversifikasi dan merupakan salah satu bidang usaha 1
17
Embed
BAB I PENDAHULUApublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1216/1/17109216.pdf · abstraksi analisis manajemen rantai pasok dengan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ABSTRAKSI
ANALISIS MANAJEMEN RANTAI PASOK DENGAN PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA UKM MAKANAN
KHAS DAERAH RIAU “BOLU KEMOJO MINI MIMIE” DENGAN METODE
EOQ.
Kata Kunci : Manajemen Rantai Pasok/SCM, Economic Order Quantity (EOQ),
Visual Basic 6.0
(86+xv+lampiran)
Bidang usaha kuliner merupakan salah satu bidang usaha yang dapat bertahan
selama masa krisis ekonomi yang beberapa kali menempa Indonesia. Diversifikasi
dan modifikasi jenis jenis makanan menjadi salah satu potensi yang dapat
dikembangkan oleh UKM dibidang kuliner Salah satu UKM yang bergerak dalam
bidang kuliner tradisional daerah Riau adalah “UKM Bolu Kemojo Mini Mimie”
yang memproduksi bolu kemojo dengan berbagai rasa yang berukuran mini. Saat ini
pemasaran Bolu Kemojo Mini Mimie telah menjangkau kota Batam, Tanjung Pinang,
dan Medan. Untuk meningkatkan usahanya, perusahaan bermaksud menggunakan
metode Manajemen Rantai Pasok atau Supply Chain Management/SCM dan
Economic Quantity Order (EOQ) dengan harapan meningkatkan bahan baku,
jaringan distribusi, memaksimalkan persaingan dan keuntungan bagi perusahaan dan
seluruh anggota serta kepuasan pelanggan.
Hasil dari analisis biaya pemesanan dari bulan Januari hingga Desember
mengalami peningkatan yang signifikan pada bulan September 2009, hal ini sebabkan
karena meningkatnya permintaan dalam memperingati hari raya Idul Fitri. Pada
metode EOQ dapat diketahui persediaan pengaman (Safety Stock) dan pemesanan
kembali (Reorder Point/ROP. Dengan menggunakan metode analisis tersebut dapat
dilakukan prediksi kebutuhan bahan baku dan biaya pemesanan dimasa yang akan
datang.
Daftar Pustaka (1997-2010)
BAB I
PENDAHULUA
N
1.1 Latar Belakang
Bidang usaha
kuliner
yang dapat bertahan selama masa
krisis ekonomi yang beberapa kali
menempa Indonesia. Hal ini
dikarenakan setiap individu mem-
butuhkan makanan untuk
kelangsungan hidup. Diversifikasi dan
merupakan salah satu bidang usaha
1
modifikasi jenis jenis makanan
menjadi salah satu potensi yang dapat
dikembangkan oleh UKM dibidang
kuliner, terutama makanan yang
mengangkat cita rasa tradisional, yang
secara tidak langsung mengangkat/
memperkenalkan daerah tersebut.
Salah satu UKM yang bergerak dalam
bidang kuliner tradisional adalah
“UKM Bolu Kemojo Mini Mimie”
atau Supply Chain Management/SCM
untuk usaha makanan khas daerah
Riau yaitu Bolu Kemojo dengan
memanfaatkan sistem informasi.
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada
pengelolaan atau manajemen rantai
pasok UKM “Bolu Kemojo Mini
Mimie” dengan alat bantu perangkat
yang memproduksi bolu Kemojo, lunak Visual Basic sebagai
makanan tradisional dari Riau. Saat ini
pemasaran Bolu Kemojo Mini Mimie
telah menjangkau kota Batam,
Tanjung Pinang, dan Medan.
Untuk meningkatkan usahanya,
perusahaan bermaksud menggunakan
metode Manajemen Rantai Pasok atau
Supply Chain Management/SCM
dengan harapan meningkatkan bahan
pendukungnya.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Menganalisis jumlah, bahan baku
yang tepat untuk meminimmisasi
biaya produksi dan distribusi
produk dengan tujuan memberikan
kepuasan layanan terhadap
baku, jaringan distribusi, pelanggan serta meningkatkan
memaksimalkan persaingan dan
keuntungan bagi perusahaan dan
keuntungan.
2. Memanfaatkan sistem informasi
seluruh anggota serta kepuasan untuk menerapkan metode
pelanggan.
Atas dasar latar belakang di
Manajemen Rantai Pasok atau
Supply Chain Management/SCM
atas, penulis tertarik untuk pada produk UKM makanan khas
mengangkat tema Manajemen Rantai
Pasok dalam rangka meningkatkan
produksi dan distribusi “Bolu
Kemojo”.
Riau.
1.5 Metode Penulisan
Tahapan kegiatan
dilakukan adalah :
yang
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang
menjadi masalah adalah bagaimana
membangun Manajemen Rantai Pasok
1. Pengumpulan informasi melalui
observasi, wawancara dan data-
data yang mendukung terkait
dengan UKM makanan khas
2
daerah Riau “ Bolu Kemojo” yang
persaingan usaha yang tidak sehat.
dijadikan sebagai objek Sedangkan pengertian Usaha Mikro
penelitian,serta mencari literature-
literatur yang berhubungan dengan
konsep SCM dan konsep teknologi
Informasi.
2. Analisa terhadap kegiatan yang
berlangsung di UKM dalam
mengkaitkan dengan konsep SCM
dan sistem informasi.
3. Perancangan Perangkat Lunak
Implementasi dan uji coba.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Usaha Kecil Menengah
(UKM)
2.1.1 Definisi UKM
Pengertian Usaha Kecil menurut
Undang-undang no. 9 tahun 1995 adalah
usaha produktif yang berskala kecil dan
memenuhi kriteria kekayaan bersih
paling banyak 200 Juta Rupiah tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha atau memiliki hasil penjualan
paling banyak satu Milyar Rupiah per
tahun, serta dapat menerima kredit dari
bank maksimal di atas 50 Juta Rupiah
sampai dengan 500 Juta Rupiah.
Menurut Keputusan Presiden RI
no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha
Kecil adalah Kegiatan ekonomi rakyat
yang berskala kecil dengan bidang usaha
yang secara mayoritas merupakan
kegiatan usaha kecil dan perlu
dilindungi untuk mencegah dari
menurut Keputusan Menteri Keuangan
No.40/KMK.06/2003 yaitu usaha
produktif milik keluarga atau
perorangan Warga Negara Indonesia dan
memiliki hasil penjualan paling banyak
100 Juta Rupiah per tahun. Usaha Mikro
dapat mengajukan kredit kepada bank
paling banyak 50 Juta Rupiah.
2.1.2 Kriteria UKM
Kriteria usaha kecil menurut UU
No. 9 tahun 1995 adalah sebagai
berikut: (1) Memiliki kekayaan bersih
paling banyak 200 Juta Rupiah tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha, (2) Memiliki hasil penjualan
tahunan paling banyak 1 Milyar Rupiah,
(3) Milik Warga Negara Indonesia, (4)
Berdiri sendiri, bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaanyang
tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi
baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Menengah atau Usaha
Besar, (5) Berbentuk usaha orang
perseorangan, badan usaha yang tidak
berbadan hukum, atau badan usaha yang
berbadan hukum, termasuk koperasi.
2.2 Definisi Manajemen Rantai
Pasok Supply Chain
Manajement / SCM
Sejak tahun 1980-an, telah
dikembangkan istilah Manajemen
Rantai Pasok atau Supply Chain
Management atau SCM). Istilah ini
banyak digunakan, walaupun dengan
3
beberapa kerancuan pengertian.
yang semakin penting pada era
Beberapa pihak memberikan perdagangan bebas dan globalisasi.
definisi/pengertian manajemen rantai
pasok sebagai berikut:
a. Lambert (1998) menyatakan
bahwa SCM merupakan integrasi
atas proses-proses bisnis dari
pengguna akhir melalui pemasok
awal yang menyediakan produk,
2.3 Peranan Teknologi Informasi
dalam SCM
Chopra & Meindl (2001)
menyatakan bahwa dalam SCM
terdapat empat penggerak (driver),
yaitu persediaan, transportasi, fasilitas,
jasa, dan informasi yang dan informasi. Dari keempat
memberikan nilai tambah bagi
pelanggan.
penggerak merupakan
tersebut, penggerak
informasi utama.
b. Menurut Simchi-Levi (2002),
SCM adalah suatu kumpulan
pendekatan yang digunakan untuk
mengintegrasikan secara efisien
antara pemasok, perusahaan
manufaktur, pergudangan, dan
toko, sehingga barang diproduksi
dan didistribusikan pada kuantitas,
lokasi, dan waktu yang benar,
untuk meminimumkan biaya-biaya
pada kondisi yang memuaskan
kebutuhan tingkat pelayanan.
c. Menurut Handfield (1999), SCM
merupakan integrasi atas kegiatan-
kegiatan dalam suatu rantai pasok
Informasi sangat mempengaruhi ketiga penggerak lainnya, seperti tampak pada gambar 2.2.
Gambar 2.1 SCM sebagai Integrasi
dan Pengaturan Proses Bisnis
di Sepanjang Rantai Pasok
Sumber : Lambert et. Al dalam Croxton, 2001
dengan hubungan yang diperbaiki, 2.3 Fungsi SCM pada
untuk mencapai suatu keunggulan
bersaing yang berkelanjutan.
d. Chopra & Meindl (2001)
Perusahaan
Pada perusahaan manufaktur,
kegiatan-kegiatan utama yang masuk
berpendapat bahwa SCM dalam klasifikasi SCM adalah :
mencakup manajemen atas aliran-
aliran di antara tingkatan dalam
suatu rantai pasok untuk
Tabel 2.1 Fungsi-Fungsi Utama
Rantai Pasok
(Sumber : Pujawan, 2005)
memaksimumkan keuntungan Bagian Cakupan Kegiatan
total. SCM merupakan konsep Penge
mbang
Melakukan riset pasar,
merancang produk baru,
4
an
Produk
melibatkan supplier dalam
perancangan produk baru.
EOQ=
(1) Pengadaan Memilih supplier,
mengevaluasi kinerja supplier,
melakukan pembelian bahan Dimana:
baku dan komponen, D : penggunaan atau permintaan yang
Perencanaan
dan
memonitor supply risk,
membina dan memelihara
hubungan dengan supplier.
Demand planning, peramalan
permintaan, perencanaan
diperkirakan per periode waktu.
S : Biaya pemesanan (persiapan
pesanan dan penyiapan mesin) per
Pengendalian kapasitas, perencanaan pesanan.
Operasi
Operasi
produksi dan persediaan.
/Ekseukusi produksi,
pengendalian kualitas.
H : Biaya penyimpanan per unit per
tahun.
Pengiriman / Perencanaan
Distribusi distribusi,
jaringan
penjadwalan
2.4.2 Anggapan Anggapan Dalam pengiriman, mencari dan
memelihara hubungan dengan
perusahaan jasa pengiriman,
EOQ
Rumusan
EOQ
dapat
memonitor service level di tiap
pusat distribusi.
2.4 Metode Economic Quantity
Order (EOQ)
2.4.1 Perumusan EOQ
Salah satu metode manajemen
persediaan yang paling terkenal adalah
metode Economic Order Quantity atau
disebut juga dengan EOQ. Metode ini
dapat digunakan baik untuk barang
yang dibeli maupun untuk barang yang
diproduksi sendiri. Model EOQ biasa
digunakan untuk menentukan kuantitas
pesanan persediaan yang
meminimumkan biaya langsung
penyimpanan persediaan dan biaya
kebalikannya (inverse cost) pemesanan
persediaan. Rumusan EOQ yang
digunakan adalah :
digunakan bila anggapan anggapan ini
terpenuhi. Anggapan tersebut antara
lain :
a. Permintaan akan produk adalah
konstan, seragam dan diketahui
(deterministic)
b. Harga per unit produk adalah
konstan
c. Biaya penyimpanan per unit per
tahun ( H ) adalah konstan
d. Biaya pemesanan per pesanan ( S )
adalah konstan
e. Waktu antara pesanan dilakukan dan
barang barang diterima (lead time)
adalah konstan.
f. Tidak terjadi kekurangan barang
atau " back orders"
2.4.3 Safety Stock
Merupakan persediaan minimal
yang harus ada dalam perusahaan
untuk mengantisipasi kehabisan bahan
5
baku baik karena keterlambatan
pengiriman barang ataupun karena
kecepatan penggunaan mesin karena
penggunaan yang lebih dari biasanya.
2.10.5 Total Inventory Cost
Merupakan keseluruhan dari
biaya persediaan yang dikeluarkan,
rumusnya :
Besarnya safety stock dapat diketahui
dengan :
SS = Z σ (2)
TIC =
Dimana :
(4)
Dimana :
Z : Standar normal
σ : Standar deviasi, deviasi = 1,65
Dengan menggunakan standar 2
deviasi yang mempunyai keyakinan
sebesar 95 % yang berarti persediaan
pengaman dapat dicari dengan
mengalikan hasil standar deviasi
dengan 1,65 (derajat keyakinan 95 %
dari kurva normal).
D : Jumlah kebutuhan barang (unit per periode) S : Biaya pemesanan (rupiah per
pesanan)
H : Biaya penyimpanan (per unit per
periode).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kegiatan Proses Produksi
2.4.4 Reorder Point ( ROP ) Proses produksi yang
Perhitungan EOQ akan sangat
menguntungkan jika disertai dengan
perhitungan penggunaan bahan selama
lead time dan safety stock. Sehingga
perusahaan dapat melakukan
pemesanan kembali ( ROP ), yaitu
besarnya penggunaan bahan baku
selama lead time ditambah dengan
safety stock Secara matematik Reorder
Point dapat dirumuskan sebagai
berikut :
ROP = ( d X L ) + SS (3)
Dimana :
ROP : titik pemesanan ulang
d : tingkat kebutuhan per unit waktu
SS : Persediaan pengaman
L : Lead time
dilakukan oleh “Bolu Kemojo Mini
Mimie” adalah jenis proses produksi
terus-menerus yaitu jenis produksi
yang memiliki pola atau urutan terus
menerus mulai dari pengolahan bahan
baku hingga menjadi barang jadi yang
siap dipasarkan dan dikonsumsi,
sedangkan gambar 3.1 menunjukkan
blok diagram aliran kegiatan proses
produksi “Bolu Kemojo Mini Mimie”.
6
Proses Awal
untuk mengintegrasikan secara efisien Menimbang
Persiapan Adonan
pemasok (suppliers), pabrik
Bahan Baku Bolu Kemojo (manufactures), gudang (warehouses), dan penyimpanan (stores), dengan demikian barang dagangan yang
Pengadukan
Adonan
Proses Utama
Pencetakan
Bolu Kemojo
Proses Akhir
Pembakaan
Bolu Kemojo
diproduksi dan di distribusikan dengan
kuantitas, lokasi dan waktu yang tepat.
Usaha Kecil Menengah
(UKM) makanan khas Riau “Bolu
Kemojo” memiliki beberapa
kompleksitas, hal ini ditunjukkan
Pendinginan
Bolu Kemojo
Pengemasan
Bolu Kemojo
dengan : (1) perolehan bahan-bahan
pembuat “Bolu Kemojo”, (2)
Gambar 3.1. Blok Diagram Aliran Kegiatan
Proses Produksi Bolu Kemojo Mini Mimie
Secara umum dapat dikatakan
bahwa yang dimaksud dengan
penyajian rasa masih sedikit, dan (3)
cakupan pemasaran yang terbatas,
untuk itu penulis membuat tahapan
kegiatan sebagai berikut:
perencanaan proses adalah
Perencanaan
perencanaan bagaimana sekumpulan aktivitas produksi akan berlangsung
mulai dari input pemrosesan, hingga
menghasilkan suatu produk (output).
Proses produksi diatas atas dasar
karakteristik aliran prosesnya disebut
dengan aliran garis/repetitive process
yaitu proses produksi dengan aliran
input hingga output selalu tetap.
3.2 Rancangan Rantai Pasok
Pengembangan UKM Bolu Kemojo Mini Mimie
Aktivitas rantai pasok pada UKM “Bolu Kemojo” dimulai dari pemasokan bahan baku untuk
mengoptimalkan kegiatan operasional
perusahaan sampai dengan pengiriman “Bolu Kemojo” kepada buyer. Dalam