1 | Mankester-1 BAB I Konsep Manajemen Kesehatan Ternak, Pengendalian Penyakit dan Kesejahteraan Ternak 1.1. Pendahuluan Perubahan global, regional dan nasional secara langsung maupun tidak langsung telah mempengaruhi pengembangan agribisnis dan agroindustri produk peternakan. Dampak yang paling terasa adalah adanya tuntutan agar produk yang dihasilkan senantiasa harus kompetitif khususnya terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan mutu produk serta sistem penanganannya. Secara kuantitatif dan kualitatif suatu produk mempunyai daya saing yang tinggi dan diterima oleh konsumen karena secara normatif merupakan produk yang dikelola melalui penerapan sistem manajemen mutu yang standar. Penerapan sistem keamanan pangan merupakan kebutuhan mendesak untuk ditumbuhkembangkan sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran manusia akan kebutuhan zat gizi dan dampaknya terhadap kesehatan. Dalam perspektif inilah mata kuliah Ilmu Manajemen Kesehatan dan Kesejahteraan Ternak dianggap penting, mengingat kesehatan ternak semata-mata tidak lagi merupakan persoalan mikro namun bisa memiliki dampak makro bagi pembangunan serta hubungan antar bangsa dan negara. Pembangunan sub sektor peternakan mengalami perubahan-perubahan mendasar karena dihadapkan pada 3 (tiga) tuntutan yaitu (a) pemanfaatan teknologi peternakan yang semakin meningkat oleh karena tuntutan efisiensi dan standarisasi serta berkembangnya industrialisasi; (b) tuntutan kualitas produk peternakan dan keamanan konsumen sebagai akibat tuntutan kualitas hidup dan kehidupan yang semakin meningkat; (c) tuntutan sistem informasi yang lebih handal antara lain untuk keperluan “market intelegence”, Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dari pokok bahasan ini adalah setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan konsep-konsep manajemen kesehatan ternak dan kesejahteraan ternak secara baik dan benar.
25
Embed
BAB I Konsep Manajemen Kesehatan Ternak, Pengendalian ... fileSiskeswannas, Manajemen Risiko dan Keamanan Produk Ternak Dalam rangka pemantapan peternakan sebagai industri biologis
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1 | M a n k e s t e r - 1
BAB I Konsep Manajemen Kesehatan Ternak, Pengendalian Penyakit dan Kesejahteraan Ternak
1.1. Pendahuluan
Perubahan global, regional dan nasional secara langsung maupun tidak langsung
telah mempengaruhi pengembangan agribisnis dan agroindustri produk peternakan.
Dampak yang paling terasa adalah adanya tuntutan agar produk yang dihasilkan
senantiasa harus kompetitif khususnya terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan
mutu produk serta sistem penanganannya. Secara kuantitatif dan kualitatif suatu produk
mempunyai daya saing yang tinggi dan diterima oleh konsumen karena secara normatif
merupakan produk yang dikelola melalui penerapan sistem manajemen mutu yang
standar.
Penerapan sistem keamanan pangan merupakan kebutuhan mendesak untuk
ditumbuhkembangkan sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran manusia akan
kebutuhan zat gizi dan dampaknya terhadap kesehatan. Dalam perspektif inilah mata
kuliah Ilmu Manajemen Kesehatan dan Kesejahteraan Ternak dianggap penting,
mengingat kesehatan ternak semata-mata tidak lagi merupakan persoalan mikro namun
bisa memiliki dampak makro bagi pembangunan serta hubungan antar bangsa dan
negara.
Pembangunan sub sektor peternakan mengalami perubahan-perubahan mendasar karena
dihadapkan pada 3 (tiga) tuntutan yaitu (a) pemanfaatan teknologi peternakan yang
semakin meningkat oleh karena tuntutan efisiensi dan standarisasi serta berkembangnya
industrialisasi; (b) tuntutan kualitas produk peternakan dan keamanan konsumen sebagai
akibat tuntutan kualitas hidup dan kehidupan yang semakin meningkat; (c) tuntutan
sistem informasi yang lebih handal antara lain untuk keperluan “market intelegence”,
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dari pokok
bahasan ini adalah setelah mengikuti kuliah ini
mahasiswa dapat menjelaskan konsep-konsep
manajemen kesehatan ternak dan kesejahteraan ternak
secara baik dan benar.
2 | M a n k e s t e r - 1
sistem informasi pasar dan harga, peramalan wabah penyakit, tingkat produksi dan
penyakit hewan sebagai akibat pembangunan yang semakin komplek dan kompetetif .
Siskeswannas, Manajemen Risiko dan Keamanan Produk Ternak
Dalam rangka pemantapan peternakan sebagai industri biologis yang dikendalikan
manusia, maka perlu dukungan yang ideal dalam tugas dan peran bidang kesehatan
hewan. Kondisi yang ideal berupa ternak sehat, lingkungan budidaya yang bebas dari
penyakit berbahaya, produk peternakan yang aman, sehat, utuh/murni, dan halal untuk
konsumsi manusia. Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas maka pemerintah
mempunyai sistem pendekatan kesehatan yang disebut dengan Sistem Kesehatan Hewan
Nasional (Siskeswannas).
Sistem kesehatan hewan nasional yang selanjutnya disebut Siskeswannas
adalah tatanan unsur kesehatan hewan yang secara teratur saling
berkaitan sehingga membentuk totalitas yang berlaku secara nasional.
(UU Nomor 18 Tahun 2009)
Dalam Sistem Kesehatan Hewan Nasional (Siskeswannas), kesehatan hewan dipandang
sebagai bagian dari kesehatan masyarakat (public health), bagian dari penyediaan bahan
pangan asal hewan (food of animal origin), dan bagian dari pembangunan pertanian
secara keseluruhan. Prinsip-prinsip dasar dari sistem pengawasan bahan pangan asal
hewan yang berisiko menyebabkan kerusakan dan kontaminasi mikroorganisme meliputi
pencegahan dini (preventive measure), pengawasan proses produksi mulai dari tahap
awal sampai distribusi produk akhir (in-process inspection), dokumentasi prosedur dan
hasil pengawasan dengan baik dan benar (record keeping) dan pengujian laboratorium.
Dilaksanakan dan diterapkannya sistem keamanan pangan yang baku secara tidak
langsung akan dapat meningkatkan daya saing produsen.
Secara garis besar Siskeswannas memiliki komitmen dalam hal wawasan, dimana
kesehatan hewan harus dipandang sebagai bagian dari kesehatan masyarakat, bagian dari
penyediaan pangan asal ternak dan bagian dari pembangunan pertanian. Pendekatan
Siskeswannas adalah merubah pendekatan hewan (animal diseases approach) ke
pendekatan kesehatan hewan secara utuh (animal health approach). Sistem pembinaan
kesehatan hewan nasional dikembangkan menjadi 4 subsistem yaitu (a) sub sistem
3 | M a n k e s t e r - 1
pelayanan kesehatan hewan terpadu, (b) subsistem pengamanan lingkungan budidaya, (c)
susbsistem pengamanan sumberdaya alam dan (d) susbsistem pengamanan hasil
peternakan.
Salah satu kendala sehingga belum terwujudnya suatu produk yang benar-benar
menjamin kesehatan masyarakat adalah adanya kesenjangan antara suatu peraturan
perundangan dengan pelaksanaan di lapangan. Sistem kesehatan Hewan nasional tersebut
nampaknya juga belum terpadu dan kurang dapat diimplementasikan khususnya dalam
kaitannya dengan sistem perdagangan di pasar-pasar tradisional. Banyak sekali jenis
pangan yang diperdagangkan kurang memenuhi syarat minimum kesehatan, misalnya
karena tercemar mikroorganisme, penggunaan bahan tambahan pangan dan bahan kimia
non pangan. Kendala utama kenapa pelaku tata niaga kita belum dapat mengadopsi
teknologi dalam sistem keamanan pangan adalah belum dikembangkan dan dipahaminya
“manajemen risiko” dalam sistem keamanan pangan oleh kalangan usahawan kita.
Untuk meningkatkan kinerja manajemen resiko memerlukan skill (keterampilan),
pendidikan dan pelatihan serta komitmen yang kuat akan produk yang dihasilkannya.
Manajemen risiko tidak harus dilakukan oleh industri peternakan atau usaha peternakan
yang besar-besar saja. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa aplikasi manajemen
resiko yang dilakukan oleh perusahaan kecil mampu meningkatkan pendapatan karena
pada umumnya konsumen sangat komitmen terhadap produk yang sehat. Keamanan
pangan secara umum, merupakan hal yang kompleks dan sekaligus merupakan dampak
dari interaksi antara toksisitas mikrobiologik, kimiawi, status gizi dan ketenteraman
batin. Untuk pemenuhan bahan pangan hewani asal ternak khususnya daging disamping
pemenuhan secara kuantitatif diperlukan juga pemenuhan syarat-syarat kualitatif (aspek
nilai gizi), syarat-syarat higiene (aspek kesehatan), syarat-syarat dan keadaan yang
menjamin ketenteraman bathin masyarakat yang menggunakan (aspek kehalalan).
Kebijakan Umum Pengendalian Penyakit
Pembangunan peternakan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan
sektoral dituntut untuk menyediakan bahan pangan asal hewan yang berkualitas dan
aman bagi masyarakat konsumen. Untuk pemenuhan kebutuhan bahan pangan asal
4 | M a n k e s t e r - 1
hewan diperlukan suatu sistem pengawasan, baik terhadap aspek kuantitatif/kualitatif
maupun syarat-syarat higiene.
Sebagai bagian dari masyarakat dunia dan apalagi Indonesia menganut pasar bebas,
maka dalam kaitannya dengan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan,
kebijakan pemerintah juga mengacu pada berbagai tata cara dan norma-norma yang
berlaku seperti diatur oleh lembaga kesehatan hewan dunia (OIE), masalah kesehatan
(WHO) dan masalah pangan (FAO). Berbagai standart nasional sebagian besar mengacu
pada standar yang diatur oleh lembaga-lembaga tersebut di atas.
OIE sebagai otoritas tertinggi bidang kesehatan hewan dan kesmavet memfasilitasi hal-
hal yang terkait seperti sistem informasi sehingga sangat membantu berbagai negara
dalam melakukan sistem pengendalian penyakit hewan sebagaimanan dapat di lihat pada
Ilustrasi 1.
Ilustrasi 1.1. Sistem Informai Kesehatan Hewan Dunia
5 | M a n k e s t e r - 1
OIE juga memfasilitasi sistem pengembangan epidemiologi dan pengembangan
laboratorium bagi negara-negara untuk melakukan kerjasam pengembangan,
sebagaimana dapat dilihat pada Ilustrasi 2.
Ilustrasi 1.2. Sistem Layanan Diagnosa Penyakit (OIE)
Di tingkat nasional, untuk mendukung Siskeswannas memiliki perangkat dan
kelembagaan UPT seperti Balai Penelitian Veteriner (Balitvet), Balai Penyidikan
Penyakit Veteriner (BPPV) di berbagai daerah, Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi
Obat Hewan (BPMSOH), Balai Pengujian Mutu Produk Hasil Ternak, Pusat Veterinari
Farma dan lain-lain.
Untuk meningkatkan keamanan dan kualitas produk (daging, telur dan susu) maka
dipandang ada 3 unsur utama yang terlibat dalam pengamanan/pengendalian tersebut
yaitu sistem untuk meningkatkan pengamanan bahan pangan asal ternak maka
diterapkan sistem pengendalian yang intensif yaitu pengamanan dilakukan sejak pra
produksi, proses produksi, pengolahan, penanganan, penyimpanan, pengangkutan,
pemasaran hingga kepada konsumen (preharvest food safety program). Dalam
pelaksanaannya sistem pengamanan ditempuh melalui cara pengamatan (surveillance),
6 | M a n k e s t e r - 1
pemantauan (monitoring) dan pemeriksaan (inspection) terhadap setiap mata rantai
pengadaan bahan pangan asal hewan, (b) pengendalian infrastruktur, antara lain melalui
perbaikan perangkat keras (program renovasi RPH), akreditisasi dan sertifikasi RPH
sekaligus pemberian Nomor Kontrol Veteriner atau NKV.
1.2. Ruang Lingkup Manajemen Kesehatan Ternak
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya suatu organisasi dan proses penggunaan semua sumberdaya
organisasi untuk tercapainya suatu organisasi yang telah ditetapkan. Dalam banyak hal,
manajemen adalah suatu “seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang-
orang”. Batasan atau definisi manajemen yang lain mengatakan bahwa manajer untuk
mencapai tugas organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk menjalankan
tugas-tugas yang tidak munkin akan dijalankan sendiri. Kesehatan ternak merupakan
bagian integral sistem produksi. Oleh karena itu faktor-faktor produksi sangat