-
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan penegasan istilah. Berikut
ini penjelasan secara rinci
pada bab I.
1.1 Latar Belakang
Sastra merupakan refleksi kehidupan di masyarakat yang
mengakibatkan
adanya hubungan yang erat antara realitas kehidupan masyarakat
dengan karya sastra.
Pada dasarnya sastrawan merupakan anggota dari masyarakat yang
menciptakan
sebuah karya sastra. Dalam hal menciptakan karya sastra,
pengarang
mentranformasikan segala pengalaman yang dialami dan diketahui
dalam kehidupan
melalui imajinasi menjadi sebuah karya sastra. Pengarang
menggambarkan situasi
kehidupan dan menampilkan sebuah ungkapan yang nyata serta dapat
dijadikan untuk
perenungan bagi penikmat karya sastra. Karya sastra yang
diciptakan dalam waktu dan
situasi tertentu menggambarkan secara langsung adat istiadat dan
norma yang berlaku
pada zaman karya sastra tersebut diciptakan (Wellek dan Warren,
2014: 1).
Beberapa macam karya sastra diciptakan oleh pengarang dapat
berupa novel,
naskah drama, puisi, cerpen, dongeng, dan lain-lain. Dalam
penciptaan karya-karya
tersebut, terkandung nilai-nilai moral, budaya, kemanusian,
pendidikan dan masih
banyak lagi nilai-nilai yang ingin disampaikan pengarang dalam
sebuah karya sastra.
Dari beberapa macam nilai-nilai tersebut salah satunya adalah
nilai karakter. Saat ini,
pemerintah sangat berupaya untuk menggalakkan penanaman PPK
(Penguatan
-
2
Pendidikan Karakter) pada anak terkait banyaknya penyimpangan
sosial yang terjadi
pada era globalisasi ini.
Pendidikan karakter merupakan suatu hal yang sangat penting
untuk
ditanamkan kepada anak sejak usia dini. Karakter yang baik
mencerminkan bahwa
orang tua telah berhasil mendidik anaknya dengan baik. Sebuah
keluarga merupakan
tempat awal mula untuk mengembangkan karakter seorang anak.
Orang tua harus
membentuk karakter anak dengan baik agar harapan yang sudah
direncanakan oleh
orang tua akan diwujudkan oleh anak dengan rasa disiplin dan
tanggung jawab. Orang
tua juga harus turut andil dalam membentuk karakter seorang
anak. Jangan sampai
orang tua hanya menanamkan teori saja pada anak tanpa
mempraktikan secara
langsung apa yang sudah menjadi teori tersebut. Karakter seorang
anak akan terbentuk
dengan baik jika memang orang tua melaksanakan tugasnya dengan
baik.
Penekanan pendidikan karakter bukan hanya diberlakukan di
Indonesia. Sejak
awal tahun 1990-an di Amerika Serikat telah muncul gagasan itu
dengan
dilatarbelakangi kerisauan masyarakat terhadap perilaku kurang
baik di kalangan
generasi muda. Salah seorang tokoh pendidikan karakter di sana
adalah Thomas
Lickona yang menulis buku Educating for Character yang kemudian
diacu oleh
banyak orang. Bahkan ketika suatu task force di Amerika Serikat
bekerja untuk
mencari pola pendidikan yang tepat di abad ke-21 dan menemukan
seperangkat
kompetensi yang disebut “21st Century Skills”, ternyata sebagian
besar skills tersebut
merupakan aspek-aspek karakter (Samani, 2012: 2).
Di Cina, sejak tahun 1990-an pendidikan karakter juga mendapat
perhatian
ekstra. Bahkan dalam buku Education for 1.3 Billion, Li Lanqing,
mantan Wakil
-
3
Perdana Menteri Cina, menyebutkan bahwa pembaruan pendidikan
karakter
merupakan reformasi pendidikan paling signifikan di Cina
(Samani, 2012: 2).
Menyadari konsekuensi dari keterbukaan politik dan ekonomi yang
dijalankan dan juga
mengantisipasi perkembangan teknologi, Cina melakukan pembaruan
pendidikan
karakter secara menyeluruh.
UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization)
sebagai badan dunia tampak juga mendorong aspek karakter sebagai
bagian penting
dalam pendidikan. Melalui empat pilar yang diajukan, yaitu
learning to know, learning
to do, learning to be, dan learning to live together, tampak
sekali UNESCO
berkeinginan kuat untuk memberi penekanan pada pendidikan
karakter sebagai bagian
penting yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan.
Bahkan seminar
internasional di Manila yang bertema Teaching Philosophy,
pendidikan
karakter/pendidikan moral menjadi inti pembicaraan (Samani,
2012: 3).
Terlepas dari beberapa fakta tentang pentingnya pendidikan
karakter di setiap
negara. Indonesia merupakan negara yang pendidikan karakter
warganya perlu
mendapat perhatian serius karena pada era globalisasi ini banyak
perilaku menyimpang
yang dilakukan oleh anak-anak remaja Indonesia. Kecenderungan
untuk melakukan
perilaku menyimpang membuat negara ini miskin budi pekerti dan
akhlak. Oleh karena
itu, penanaman pendidikan karakter sangat perlu untuk dilakukan
karena masalah ini
merupakan tanggung jawab bersama. Biar bagaimana pun
remaja-remaja akan menjadi
tulang punggung negara ini. Kesuksesan dan kemajuan bangsa
Indonesia tergantung
dari bagaimana para generasi muda mempersembahkan kualitas diri,
sebagai orang
yang berkarya dan memiliki daya juang untuk membuat negara ini
menjadi lebih maju.
-
4
Pendidikan karakter dapat dibentuk melalui cara yang sederhana,
misalnya
dengan membiasakan anak untuk membaca dongeng. Dongeng pada
umumnya
mengandung nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat diambil
sisi positifnya untuk
tumbuh kembang anak menuju proses kedewasaan. Dongeng sangat
baik menjadi
bahan bacaan anak-anak karena bahasa yang digunakan mudah sekali
untuk mereka
tangkap maksud dari jalan ceritanya. Dengan adanya nilai-nilai
pendidikan karakter di
dalam sebuah dongeng anak menjadi mengerti bagaimana pentingnya
menjadi orang
yang baik itu sangat menguntungkan bagi dirinya dan bagi orang
lain. Karakter anak
harus dibentuk sedari dini karena pada masa usia keemasan orang
tua lebih gampang
untuk membentuk karakter anak.
Ada lima aspek utama dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
yang
dicetuskan oleh Kemendikbud, yaitu nilai karakter religius,
nasionalis, mandiri, gotong
royong, dan integritas. Kelima aspek tersebut merupakan aspek
yang harus ditanamkan
kepada anak sejak usia dini sesuai dengan usaha pemerintah untuk
mencanangkan
pendidikan formal bagi anak dari taman kanak-kanak hingga
perguruan tinggi. Hal
tersebut dilakukan agar karakter dalam diri anak tidak makin
tergerus oleh modernisasi
(Muslich, 2013:15).
Pada era globalisasi ini nilai karakter mandiri sangat perlu
untuk ditanamkan
kepada anak-anak agar bisa bersaing secara sehat dalam menjalani
lika-liku kehidupan.
Anak-anak jangan terlalu dimanjakan dengan hal-hal yang kurang
baik yang
mengakibatkan timbulnya sifat malas dari dalam diri mereka.
Anak-anak harus
dibiasakan untuk mandiri dalam hal menyiapkan keperluannya
sehari-hari. Sikap
mandiri harus selalu dimiliki oleh setiap anak-anak, dengan
kemandirian tersebut
-
5
mereka bisa terhindar dari sifat bergantung kepada orang lain.
Nilai karakter mandiri
merupakan perilaku yang aktivitasnya diarahkan pada diri
sendiri. Anak-anak yang
memiliki sifat mandiri akan berusaha memecahkan masalah sendiri
tanpa harus
bergantung pada bantuan dari orang lain.
Nilai karakter mandiri dapat ditanamkan sejak dini melalui
dongeng ataupun
bahan bacaan lain yang mengajarkan nilai-nilai karakter mandiri.
Dongeng merupakan
bahan bacaan menarik yang dapat dijadikan sebagai media
pembentuk karakter anak.
Dongeng merupakan salah satu karya sastra yang dapat dijadikan
sarana untuk
pembelajaran bahasa Indonesia. Dongeng dapat dijadikan bahan
ajar yang bertujuan
untuk mengetahui nilai-nilai karakter mandiri dan dapat
diterapkan pada kehidupan
sehari-hari oleh para siswa. Dongeng merupakan sebuah karya
sastra yang berupa
cerminan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai dan pesan-pesan
yang baik salah
satunya adalah nilai karakter mandiri.
Pada umumnya dongeng berisi lebih singkat dan bersifat langsung
kepada
pesan atau tujuan yang ingin disampaikan daripada karya fiksi
yang ukurannya lebih
panjang, contohnya novel. Dongeng memiliki unsur-unsur intrinsik
dan ekstrinsik yang
pemahamannya lebih luas daripada karya sastra yang lebih
panjang. Dalam hal
tersebut, isi cerita tidak dijabarkan secara lebar dan rinci,
tetapi disingkat dan
difokuskan secara langsung pada inti permasalahan. Di dalam
dongeng terdapat kisah-
kisah tentang tokoh yang bertingkah laku baik, maka hal itu
dapat dipastikan memberi
pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas untuk siswa mengenai
nilai-nilai karakter
mandiri yang dapat diterapkan pada kehidupannya.
-
6
Di tengah laju perkembangan zaman yang semakin modern, saat ini
keberadaan
dongeng kurang diminati oleh generasi muda sekarang. Berbagai
persoalan yang telah
hadir salah satunya adalah kualitas budaya literasi di
Indonesia. Sampai saat ini budaya
literasi belum dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia. Hal
tersebut dikarenakan
budaya literasi belum dijadikan kebutuhan hidup dan belum
diterapkan di seluruh
nusantara. Perilaku masyarakat, terutama di dalam dunia
pendidikan harus berupaya
untuk mengubah dari budaya yang tidak suka membaca menjadi
masyarakat membaca
khususnya generasi muda. Semakin banyak masyarakat yang giat
membaca maka akan
semakin tinggi peradabannya. Kualitas suatu bangsa harus
berjalan seimbang dengan
budaya literasi, melalui budaya literasi membaca, dapat
memberikan segala informasi
yang sangat berguna untuk kehidupan sosial (Permatasari, 2015:
147).
Selain dapat melemahkan karakter pada diri seorang anak,
perkembangan
informasi dan teknologi yang semakin canggih sangat memengaruhi
melemahanya
minat baca seseorang khususnya membaca dongeng. Ketika dahulu,
telah menjadi
kebiasaan orang tua untuk mendongengkan sebuah cerita yang
dikuasai secara turun-
temurun kepada anak-anaknya, tetapi keadaan generasi muda saat
ini berbeda jauh
dibandingkan generasi zaman dulu.
Zaman modernisasi saat ini anak-anak lebih menyukai hal-hal yang
memiliki
sifat langsung tanpa rumit. Anak lebih tertarik membaca komik
daripada dongeng.
Padahal dalam membaca dongeng membutuhkan kajian yang lebih
dalam hal
memahaminya. Bahkan di zaman sekarang, generasi muda lebih
memanfaatkan
internet sebagai sarana bermain media sosial, game, facebook,
dan lain-lain. Hal
tersebut tidak sejalan lagi dengan perkembangan karakter yang
semakin tergeser di era
-
7
globalisasi saat ini. Tidak diketahuinya nilai-nilai karakter
mandiri yang tersimpan
dibalik sebuah dongeng melalui tokoh-tokohnya. Di dalam dongeng,
pencipta sangat
berpengaruh dalam memperhatikan nilai-nilai karakter mandiri
yang akan disampaikan
kepada pembacanya.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat,
dongeng
sekarang sangat mudah diakses, hanya dengan bermodalkan jaringan
internet siapa pun
dapat mengakses kumpulan dongeng pada situs web SAHABAT
KELUARGA. Situs
web SAHABAT KELUARGA merupakan situs web di bawah naungan
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dongeng yang
disajikan sangat
menarik bagi para anak-anak yang sangat suka membaca. Selain
itu, dongeng yang
diciptakan ada sajian gambar yang akan menambah daya tarik bagi
pembacanya.
Dongeng tersebut dapat di akses pada alamat link:
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/index&ikat=4.
Situs web SAHABAT KELUARGA merupakan situs web yang dibuat
untuk
membangun ekosistem pendidikan, yang terdiri atas orang tua,
kepala sekolah, guru,
komite sekolah, dewan pendidikan, penggiat pendidikan dan
masyarakat keseluruhan,
yang cerdas dan berkarakter. Melalui laman ini, orang tua dapat
memperoleh praktik
pendidikan keluarga dan menularkannya ke orang tua lain,
sehingga menjadi fasilitas
belajar bersama. Orang tua juga dapat belajar dari pengalaman
orang tua lain yang
berhasil mendidik anak-anaknya hingga sukses.
Hal-hal yang menarik dan menjadi alasan bagi peneliti untuk
mengambil
penelitian pada kumpulan dongeng ini, karena kisah dalam dongeng
ini menceritakan
tentang kehidupan sosial sehari-hari, semangat nasionalisme,
keberagaman suku, kisah
-
8
fantasi, pelajaran hidup untuk saling membantu sesama, dan juga
pelajaran hidup yang
dapat dipetik hikmahnya dari cerita atau dongeng tersebut.
Peneliti tertarik untuk mengkaji dongeng-dongeng di dalam situs
web
SAHABAT KELUARGA ini karena ingin mendeskripsikan nilai-nilai
karakter
mandiri yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai karakter
mandiri yang terkandung di
dalam dongeng-dongeng tersebut dapat dijadikan pedoman untuk
kehidupan anak-anak
untuk bisa hidup mandiri tanpa selalu bergantung pada bantuan
orang lain. Situs web
SAHABAT KELUARGA ini menyajikan berbagai macam informasi bagi
orang tua
dalam mengarahkan karakter anak, serta memiliki berbagai macam
informasi lain yang
sangat berguna untuk kehidupan keluarga.
Karakter mandiri sangat mutlak diajarkan sedini mungkin kepada
seorang anak
karena tidak selamanya anak akan dengan mudah mendapat
pertolongan dari orang
lain. Karakter mandiri erat kaitannya dengan kesuksesan, mandiri
dalam berpikir dan
berkarya dapat membentuk kepribadian seseorang yang memiliki
tekad untuk sukses.
Seorang anak yang mandiri bisa lebih cepat sukses dibanding
mereka yang selalu
mengharapkan bantuan dari orang lain. Alasan tersebut juga
menjadi alasan mengapa
karakter mandiri yang peneliti akan analisis dalam penelitian
yang berjudul “Analisis
Nilai-nilai Karakter Mandiri dalam Kumpulan Dongeng pada Situs
Web SAHABAT
KELUARGA.”
Terkait beberapa hal yang sudah dipaparkan di atas, peneliti
menekankan pada
aspek nilai-nilai karakter mandiri dalam kumpulan dongeng pada
situs web SAHABAT
KELUARGA edisi tahun 2016 sampai dengan tahun 2017. Hal ini
sangat penting untuk
-
9
dilakukan karena semakin melemahnya nilai-nilai karakter mandiri
pada generasi
muda. Selain untuk mengetahui nilai-nilai karakter mandiri yang
terdapat di dalam
kumpulan dongeng pada situs web SAHABAT KELUARGA tersebut,
penelitian ini
juga diharapkan dapat menumbuhkan nilai-nilai positif yang
bermanfaat untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sejalan dengan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian tentang
“Nilai
Pendidikan Karakter pada Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas IV
SD”, yang diteliti
oleh Wanda Ndarutami (2013). Pada penelitian tersebut peneliti
menganalisis
bagaimana buku teks bahasa Indonesia dapat menjadi tempat atau
bahan sebagai
penguat karakter anak. Namun penelitian tersebut meneliti buku
teks secara umum dari
segi nilai pendidikan karakternya. Mengingat nilai-nilai
pendidikan karakter sangatlah
banyak. Jadi peneliti kali ini memfokuskan penelitian terhadap
nilai-nilai karakter
mandiri yang terdapat di dalam kumpulan dongeng pada situs
SAHABAT
KELUARGA. Penelitian tersebut sangat penting karena di zaman
sekarang ini
pendidikan karakter merupakan hal serius yang harus dilakukan
oleh setiap orang tua
karena banyak sekali terjadi penyimpangan sosial yang dilakukan
orang remaja-remaja
Indonesia.
Penelitian yang diambil berjudul Analisis Nilai-nilai Karakter
Mandiri dalam
Kumpulan Dongeng pada Situs Web SAHABAT KELUARGA. Usaha
pengkajian ini
dilakukan tentunya ada daya pembeda dengan penelitian-penelitin
yang sebelumnya.
Perbedan penelitian ini dengan penelitian yang lain, yaitu
nilai-nilai karakter yang
terdapat di dalam kumpulan dongeng pada situs web SAHABAT
KELUARGA ini
adalah nilai karakter mandiri terhadap dinamika yang sedang
terjadi pada zaman
-
10
modernisasi ini. Di dalam nilai-nilai karakter mandiri terdapat
tujuh sub nilai mandiri
menurut Kemendikbud 2017 yang meliputi (1) etos kerja (kerja
keras), (2) tangguh
tahan banting, (3) daya juang, (4) profesional, (4) kreatif, (5)
keberanian, dan (7)
menjadi pembelajar sepanjang hayat. Selain itu, peneliti juga
membahas penyajian
cerita dari segi penyampaian, yakni secara langsung dan tidak
langsung yang
digunakan oleh pengarang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka rumusan
masalah
yang diambil adalah:
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan
penelitian yang
ini adalah:
1. Nilai-nilai karakter mandiri apa saja yang terdapat dalam
kumpulan dongeng
pada situs web SAHABAT KELUARGA?
2. Bagaimana strategi pengarang dalam menyampaikan nilai-nilai
karakter
mandiri dalam kumpulan dongeng pada situs web SAHABAT
KELUARGA?
1. Mendeskripsikan nilai-nilai karakter mandiri yang terdapat
dalam kumpulan
dongeng pada situs web SAHABAT KELUARGA;
2. Mendeskripsikan strategi pengarang dalam menyampaikan
nilai-nilai karakter
mandiri dalam kumpulan dongeng pada situs web SAHABAT
KELUARGA.
-
11
1.4 Manfaat Penelitian
Secara rinci manfaat penelitian terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan
dalam memperkaya kajian ilmu sastra, terutama penerapan
pendidikan
karakter yang terkandung dalam kumpulan dongeng SAHABAT
KELUARGA.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah
satu
sumber informasi untuk memandu dan memahami karya sastra
khususnya
dongeng. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan
dapat
memberikan inspirasi maupun bahan pijakan bagi peneliti lain
untuk
mengembangkan dan melakukan penelitian mengenai analisis
dongeng
secara lebih mendalam. Bagi guru mata pelajaran, hasil
penelitian ini
bermanfaat untuk memberi arahan membaca dongeng atau karya
sastra
yang bermutu yang dapat memberikan pelajaran ataupun manfaat
positif
bagi yang membacanya. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan
menjadi
sumber pengetahuan yang memiliki nilai pendidikan karakter
dengan
menyesuaikan pada setiap mata pelajaran. Serta bagi dunia
pendidikan,
hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar mengenai
pengajaran karakter
melalui karya sastra khususnya dongeng.
-
12
1.5 Penegasan Istilah
1. Nilai Pendidikan Karakter
Nilai pendidikan karakter adalah sesuatu yang berharga, berguna,
baik,
indah yang berguna bagi kehidupan manusia yang tujuannya
sebagai
pedoman hidup dalam bermasyarakat dan bernegara. Nilai yang
muncul
tentang bagaimana menanamkan kebiasaan tentang hal-hal yang
baik
dalam kehidupan, sehingga anak/peserta didik memiliki kesadaran,
dan
pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk
menerapkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Karakter Mandiri
Karakter mandiri adalah perilaku atau sikap seseorang yang
mampu
memanajemen dirinya sendiri untuk tidak bergantung pada orang
lain dan
memperjuangkan segala sesuatunya dengan sungguh-sungguh.
Karakter
mandiri ada 7 bentuk, (1) etos kerja (kerja keras), (2) tangguh
tahan banting,
(3) daya juang, (4) profesional, (5) kreatif, (6) keberanian,
dan (7) menjadi
pembelajara sepanjang hayat.
3. Strategi Penyampaian Pesan
Strategi penyampaian pesan adalah cara pengarang
mengungkapkan
sesuatu hal seperti pandangan tentang gagasan, moral, dan
amanat. Cara
menyampaikan pesan yang digunakan oleh pengarang ada dua, yaitu
secara
langsung dan tidak langsung.