BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikroorganisme. Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau lebih bakteri/ml urin, namun jika hanya terdapat 10.000 atau kurang bakteri/ml urin, hal itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri.Bakteriuria bermakna yang disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala. Infeksi saluran kemih tanpa bakteriuria dapat muncul pada keadaan: a. Fokus infeksi tidak dilewati urin, misalnya pada lesi dini pielonefritis karena infeksi hematogen. b. Bendungan total pada bagian saluran yang menderita infeksi. c. Bakteriuria disamarkan karena pemberian anibiotika. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang
jalan saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu
mikroorganisme. Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih
harus ditemukan bakteri di dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan
jika terdapat 100.000 atau lebih bakteri/ml urin, namun jika hanya
terdapat 10.000 atau kurang bakteri/ml urin, hal itu menunjukkan
bahwa adanya kontaminasi bakteri.Bakteriuria bermakna yang disertai
gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan
yang tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala. Infeksi saluran
kemih tanpa bakteriuria dapat muncul pada keadaan:
a. Fokus infeksi tidak dilewati urin, misalnya pada lesi dini pielonefritis
karena infeksi hematogen.
b. Bendungan total pada bagian saluran yang menderita infeksi.
c. Bakteriuria disamarkan karena pemberian anibiotika.
Infeksi saluran kemih sering terjdi pada wanita. Salah satu
penyebabnya adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri
kontaminan lebih mudah melewati jalur ke kandung kemih. Faktor lain
yang berperan adalah kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi
kulit lubang uretra sewaktu berhubungan kelamin. Uretra yang pendek
meningkatkan kemungkinan mikroorganisme yang menempel dilubang
uretra sewaktu berhubungan kelamin memiliki akses ke kandung
kemih. Wanita hamil mengalami relaksasi semua otot polos yang
dipengaruhi oleh progesterone, termasuk kandung kemih dan ureter,
sehingga mereka cenderung menahan urin dibagian tersebut. Uterus
1
pada kehamilan dapat pula menghambat aliran urin pada keadaan-
keadaan tertentu.
Faktor protektif yang melawan infeksi saluran kemih pada
wanita adalah pembentukan selaput mukus yang dependen estrogen
di kandung kemih. Mukus ini mempunyai fungsi sebagai antimikroba.
Pada menopause, kadar estrogen menurun dan sistem perlindungan
ini lenyap sehingga pada wanita yang sudah mengalami menopause
rentan terkena infeksi saluran kemih. Proteksi terhadap infeksi saluran
kemih pada wanita dan pria, terbentuk oleh sifat alami urin yang asam
dan berfungsi sebagai antibakteri.
Infeksi saluran kemih pada pria jarang terjadi, pada pria dengan
usia yang sudah lanjut, penyebab yang paling sering adalah prostatitis
atau hyperplasia prostat. Prostat adalah sebuah kelenjar seukuran
kenari yang terletak tepat di bawah saluran keluar kandug kemih.
Hiperplasia prostat dapat menyebabkan obstruksi aliran yang
merupakan predisposisi untuk timbulnya infeksi dalam keadaan
normal, sekresi prostat memiliki efek protektif antibakteri.
Pengidap diabetes juga berisiko mengalami infeksi saluran
kemih berulang karena tingginya kadar glukosa dalam urin, fungsi
imun yamg menurun, dan peningkatan frekuensi kandung kemih
neurogenik. Individu yang mengalami cedera korda spinalis atau
menggunakan kateter urin untuk berkemih juga mengalami
peningkatan risiko infeksi.
1.2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah:
- Bagaimana melakukan asuhan keperawatan pada Nn. AM dengan
Urinary Tract Infection?
2
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.3.1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud
dengan Urinary Tract Infection serta tanda dan gejalanya.
1.3.2. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa mampu
untuk:
a. Melakukan pengkajian pada Nn. AM dengan Urinary
Tract Infection.
b. Merumuskan dan menegakkan diagnosa keperawataan
pada Nn. AM dengan Urinary Tract Infection.
c. Menyusun intervensi keperawatan pada Nn. AM dengan
Urinary Tract Infection.
d. Melakukan implementasi keperawatan pada Nn. AM
dengan Urinary Tract Infection.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada Nn. AM dengan
Urinary Tract Infection.
1.4. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini adalah:
- Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan informasi yang dapat dijadikan pertimbangan
pembaca yang berkaitan tentang asuhan keperawatan pada pasien
Urinary Tract Infection.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1.5. Tinjauan Pustaka
A. Definisi Urinary Tract Infection
Urinarius Tractus Infection atau Infeksi Saluran Kemih (ISK)
(UTI) adalah adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus
urinarius, dengan atau tanpa disertai gejala. (Smeltzer & Bare, 2002)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi
sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat
proliferasi suatu organisme (Corwin, 2001 : 480).
UTI adalah adanya bakteri pada urin yang disertai dengan
gejala infeksi. Ada pula yang mendefinisikan ISK sebagai gejala
infeksi yang disertai adanya mikroorganisme patogenik (patogenik :
yang menyebabkan penyakit) pada urine, uretra (uretra : saluran
yang menghubungkan kandung kemih dengan dunia luar), kandung
kemih, atau ginjal
B. Klasifikasi Urinary Tract Infection
ISK secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu :
a. Infeksi Saluran Kemih Bawah (Sistitis, Uretritis dan Prostatitis)
1. Uretritis
Merupakan suatu inflamasi pada uretra, kuman penyebab
tersering adalah kuman gonorrhoe atau kuman lain yang
biasanya terjadi karena infeksi asending. (Smeltzer &
Bare, 2002, 1436)
2. Sistitis dan Prostatitis
Merupakan peradangan pada Vesika urinaria. Pada wanita
menginfeksi uretra distal veriko urinaria dinamakan Sistitis
sedangkan pada pria menginfeksi bagian prostat dan
4
vesika urinaria yang disebut Prostatitis. (Smeltzer & Bare,
2002, 1432)
Patofisiologi :
Sistitis dapat disebabkan infeksi asending dari uretra,
aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih
(refluk uretrovesikal), kontaminasi fekal. Bagian distal
uretra dikolonisasi oleh bakteri yang dapat masuk ke
mukosa uretra akan menyebabkan organisme melekat dan
berkolonisasi di periuretral kemudian masuk ke dalam
kandung kemih.
Terjadinya urine statis karena pengosongan yang
tidak sempurna dari kandung kemih, batu ginjal, obstruksi
akan memberi kesempatan yang besar bagi bakteri untuk
tumbuh dan dengan media yang lebih alkalis akan
menyuburkan pertumbuhan dan multiplikasi.
Pecahnya integritas jaringan akibat erosi oleh ujung
kateter / oleh pinggir batu memungkinkan bakteri masuk
menyerang jaringan dan menyebabkan infeksi. Sistitis
dapat dibagi menjadi dua yaitu sistitis akut dan kronis.
Sistitis kronis dapat terjadi karena pengobatan sistitis akut
yang tidak sempurna maupun infeksi berulang yang
menetap.
Gejala Klinis:
Dysuria (panas dan nyeri pada saat berkemih)
Urgency
Polakisuria
Nokturia
Nyeri/spasme pada area kandung kemih dan supra pubis
Urine keruh
5
Pada pemeriksaan urine ditemukan adanya eritrosit,
leukosit, dan bakteri dalam urine.
b. Infeksi Saluran Kemih Atas (Ureteritis, Pyelonefritis)
1. Ureteritis
Suatu peradangan pada ureter. Penyebab Adanya infeksi
pada ginjal maupun kandung kemih. Aliran urine dari ginjal ke
buli-buli dapat terganggu karena timbulnya fibrosis pada
dinding ureter menyebabkan striktura dan hydronephrosis,
selanjutnya ginjal menjadi rusak, dan mengganggu peristaltik
ureter.
2. Pyelonefritis
Inflamasi pada pelvis ginjal dan parenkim ginjal yang
disebabkan karena adanya infeksi oleh bakteri. Infeksi bakteri
pada jaringan ginjal yang dimulai dari saluran kemih bagian
bawah terus naik ke ginjal. Infeksi ini dapat mengenai
parenkim maupun renal pelvis (pyelum=piala ginjal) dan
bakteri menyebar melalui limfatik.
Penyebab:
a. Kuman Escericia Coli ( bakteri yang paling sering)
b. Obstruksi ureter yang mengakibatkan hidronefrosis
c. Abnormalitas struktur ( striktur, anomalia
ketidaksempurnaan hubungan ureterovesikalis)
d. Gangguan inervasi kandung kemih
e. Penyakit kronis : DM, Gout, Penyakit ginjal
Patofisiologi:
Pyelonefritis dapat timbul dalam bentuk akut maupun kronis.
Pielonefritis akut disebabkan oleh infeksi bakteri yang
menjalar dari saluran kemih bagian bawah keatas ginjal. Hal
6
ini dapat mempengaruhi fungsi ginjal walaupun jarang
menyebabkan kegagalan ginjal. Pyelonefritis kronis dapat
terjadi dari infeksi bakteri dan juga factor lain seperti refluks
urine dan obstruksi saluran kemih. Pielonefritis kronik dapat
merusak jaringan ginjal untuk selamanya akibat inflamasi
yang berulangkali dan timbulnya jaringan parut.
Gejala klinis:
Pielonefritis akut :
Demam dan menggigil,
Nyeri pinggang,
Nyeri tekan pada sudut kostovertebral (CVA),
Leukositosis, bakteri, leukosit, dan eritrosit dalam urine,
Gejala ISK bawah seperti dysuria dan sering berkemih
umumnya terjadi kadang disertai dengan mual dan muntah
akibat reflek reno intestinal.
Pembengkakan ginjal atau pelebaran penampang ginjal
Pielonefritis kronis :
Adanya serangan pielonefritis akut yang berulang-ulang
biasanya tidak mempunyai gejala yang spesifik.
Adanya keletihan.
Sakit kepala, nafsu makan rendah dan BB menurun.
Adanya poliuria, haus yang berlebihan, azotemia, anemia,
asidosis, proteinuria, pyuria dan kepekatan urin menurun.
Kesehatan pasien semakin menurun, pada akhirnya
pasien mengalami gagal ginjal.
Ketidaknormalan kalik dan adanya luka pada daerah
korteks.
7
Ginjal mengecil dan kemampuan nefron menurun
dikarenakan luka pada jaringan.
C. Epidemiologi Urinary Tract Infection
Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun
perempuan dari semua umur baik pada anak-anak remaja, dewasa
maupun pada umur lanjut. Akan tetapi, dari dua jenis kelamin
ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umur,
kurang lebih 5 – 15 %. Anak wanita dan wanita dewasa
mempunyai insiden infeksi saluran kemih yang lebih tinggi
dibandingkan pria. halTingkat infeksi untuk wanita dikalangan usia
sekolah kira-kira 1% dan 4% pada usia masa subur.
ISK lebih sering terjadi pada wanita, salah satu
penyebabnya karena kedekatan jarak anus dengan meatus uretra
dan uretra wanita lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih
mudah masuk ke kandung kemih. (Potter & Perry, 2005,1687)
Faktor lain adalah kecenderungan wanita menahan miksi,
serta iritasi kulit lubang uretra pada waktu berhubungan kelamin.
Uterus pada wanita juga dapat menghambat aliran urine pada
keadaan tertentu. David S Howes, MD (University of Chicago,
2005) memperkirakan sekitar 20% wanita mengalami masalah
saluran kemih selama hidupnya.
ISK sering terjadi pada bayi dan anak-anak kecil dan
merupakan suatu keadaan yang perlu dicermati karena 5% dari
penderitanya hanya menunjukkan gejala yang amat samar dengan
risiko kerusakan ginjal yang lebih besar dibandingkan anak-anak
yang sudah lebih besar. Pengenalan awal, pengobatan yang tepat
dan mengetahui faktor dasar yang mempermudah infeksi lebih jauh
penting untuk mencegah perjalanan penyakit untuk menjadi
pyelonefritis atau urosepsis dan menghindari sekuele akhir seperti
8
jaringan parut pada ginjal dan gagal ginjal.(Stanley Hellerstein, MD.
2006)
ISK dapat terjadi pada 5% anak perempuan dan 1-2% anak
laki-laki.2 Kejadian ISK pada bayi baru lahir dengan berat lahir
rendah mencapai 10-100 kali lebih besar dibanding bayi dengan
berat lahir normal (0,1-1%). Sebelum usia 1 tahun, ISK lebih
banyak terjadi pada anak laki-laki. Sedangkan setelahnya,
sebagian besar ISK terjadi pada anak perempuan. Rasio ini terus
meningkat sehingga di usia sekolah, kejadian ISK pada anak
perempuan 30 kali lebih besar dibanding pada anak laki-laki. Dan
pada anak laki-laki yang disunat, risiko ISK menurun hingga
menjadi 1/5-1/20 dari anak laki-laki yang tidak disunat.
Karena tingginya angka kejadian ISK pada anak-anak
dengan gejala klinis yang tak terlalu jelas serta tingginya resiko
komplikasi yang lebih berat, maka dalam referat kali ini penulis
akan membahas tentang ISK.
D. Etiologi Urinary Tract Infection
Bakteri yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih
adalah jenis bakteri aerob. Pada kondisi normal, saluran kemih
tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba lain, tetapi uretra bagian
bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang
jumlahnya makin berkurang pada bagian yang mendekati kandung
kemih. Infeksi saluran kemih sebagian disebabkan oleh bakteri,
namun tidak tertutup kemungkinan infeksi dapat terjadi karena
jamur dan virus. Infeksi oleh bakteri gram positif lebih jarang terjadi
jika dibandingkan dengan infeksi gram negatif.
Lemahnya pertahanan tubuh telah menyebabkan bakteri dari
vagina, perineum (daerah sekitar vagina), rektum (dubur) atau dari
pasangan (akibat hubungan seksual), masuk ke dalam saluran
9
kemih. Bakteri itu kemudian berkembang biak di saluran kemih
sampai ke kandung kemih, bahkan bisa sampai ke ginjal.
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara
lain:
a. Escherichia Coli: 90% penyebab ISK uncomplicated
(simple): ISK sederhana yang terjadi pada penderita
dengan saluran kencing baik anatomik maupun
fungsional normal. ISK sederhana ini terutama mengenai
penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa
superfisial kandung kemih.
b. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella: penyebab ISK
complicated. ISK yang sering menimbulkan masalah
karena kuman penyebab sulit diberantas, kuman
penyebab sering resisten terhadap beberapa macam
antibiotika, sering terjadi bakteriemia, sepsis dan shock.
c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci,
dan-lain-lain.
2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:
a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat
pengosongan kandung kemih yang kurang efektif
b. Mobilitas menurun
c. Nutrisi yang sering kurang baik
d. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
e. Adanya hambatan pada aliran urin
f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
3. Bakteri infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh bakteri-
bakteri di bawah ini :
10
a. . Kelompok anterobacteriaceae seperti :
- Escherichia coli
- Klebsiella pneumoniae
- Enterobacter aerogenes
- Proteus
- Providencia
- Citrobacter
b. Pseudomonas aeruginosa
c. Acinetobacter
d. Enterokokus faecalis
e. Stafilokokus sarophyticus
E. Faktor Risiko Urinary Tract Infection
1. Faktor resiko yang berpengaruh terhadap infeksi saluran kemih:
Panjang urethra. Wanita mempunyai urethra yang lebih
pendek dibandingkan pria sehingga lebih mudah.
Faktor usia. Orang tua lebih mudah terkena dibandingkan
dengan usia yang lebih muda. Pada usia lanjut terjadinya
ISK ini sering disebabkan karena adanya:
- Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat
pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap atau
kurang efektif.
- Mobilitas menurun
- Nutrisi yang sering kurang baik
- System imunnitas yng menurun
- Adanya hambatan pada saluran urin
- Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.
Wanita hamil lebih mudah terkena penyakit ini karena
penaruh hormonal ketika kehamilan yang menyebabkan
11
perubahan pada fungsi ginjal dibandingkan sebelum
kehamilan.
Faktor hormonal seperti menopause. Wanita pada masa
menopause lebih rentan terkena karena selaput mukosa
yang tergantung pada esterogen yang dapat berfungsi
sebagai pelindung.
Gangguan pada anatomi dan fisiologis urin. Sifat urin yang
asam dapat menjadi antibakteri alami tetapi apabila terjadi
gangguan dapat menyebabkan menurunnya pertahanan
terhadap kontaminasi bakteri.
Penderita diabetes, orang yang menderita cedera korda
spinalis, atau menggunakan kateter dapat mengalami
peningkatan resiko infeksi.
2. Sebagian besar infeksi saluran kemih tidak dihubungkan dengan
faktor risiko tertentu. Namun pada infeksi saluran kemih berulang,
perlu dipikirkan kemungkinan faktor risiko seperti :
Kelainan fungsi atau kelainan anatomi saluran kemih