Top Banner
BAB I PENDAHULUAN Pemerintahan Republik Indonesia khususnya Pemerintah Aceh dalam mewujudkan pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan masyarakat. Sarana dan prasarana tersebut antara lain, pembangunan berbagai bangunan gedung, jalan, bendungan, jembatan dan lapangan terbang serta masih banyak lagi jenis sarana dan prasarana yang telah atau sedang dan akan terus diupayakan pembangunannya. 1.1 Latar Belakang Proyek Sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia yaitu dengan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, maka pemerintah berupaya dengan mengadakan dan meningkatkan pembangunan di segala bidang, salah satunya dalam pekerjaan umum. Salah satu tantangan dalam mencapai tujuan tersebut adalah kurangnya sumber daya manusia dalam menggali dan memanfaatkan berbagai sumber daya alam yang terkandung di dalam bumi Indonesia. Untuk mencapai peningkatan pembangunan dalam bidang pekerjaan umum maka perlu terlebih dahulu untuk memprioritaskan pembangunan yang dapat menunjang peningkatan mutu dunia pekerjaan umum di Indonesia. Salah satu wujud nyata dalam 1
54

Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

Dec 21, 2015

Download

Documents

homhayadoe

teknik sipil
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

BAB I

PENDAHULUAN

Pemerintahan Republik Indonesia khususnya Pemerintah Aceh dalam

mewujudkan pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat terus berupaya

meningkatkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan masyarakat. Sarana dan

prasarana tersebut antara lain, pembangunan berbagai bangunan gedung, jalan,

bendungan, jembatan dan lapangan terbang serta masih banyak lagi jenis sarana dan

prasarana yang telah atau sedang dan akan terus diupayakan pembangunannya.

1.1 Latar Belakang Proyek

Sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia yaitu dengan mewujudkan masyarakat

yang adil dan makmur, maka pemerintah berupaya dengan mengadakan dan

meningkatkan pembangunan di segala bidang, salah satunya dalam pekerjaan umum.

Salah satu tantangan dalam mencapai tujuan tersebut adalah kurangnya sumber daya

manusia dalam menggali dan memanfaatkan berbagai sumber daya alam yang

terkandung di dalam bumi Indonesia. Untuk mencapai peningkatan pembangunan

dalam bidang pekerjaan umum maka perlu terlebih dahulu untuk memprioritaskan

pembangunan yang dapat menunjang peningkatan mutu dunia pekerjaan umum di

Indonesia. Salah satu wujud nyata dalam peningkatan pekerjaan umum adalah

dengan melakukan pembangunan Gedung Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Pidie Jaya.

1.2 Gambaran Umum Proyek

Proyek Pembangunan Gedung Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie

Jaya merupakan proyek yang ditenderkan. Pihak perencana proyek adalah PT.

Pesona Design, sedangkan pihak pelaksana adalah PT. Gebrina Fajar Sejati serta

pihak pengawas adalah CV. Nanggroe Aceh Consultant. Gedung ini memiliki luas

bangunan 714 m terdiri dari 3 (tiga) lantai. Proyek ini direncanakan dalam jangka

waktu pelaksanaan pekerjaannya direncanakan dalam waktu 26 (dua puluh enam)

bulan kalender, tehitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yaitu

1

Page 2: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

tanggal 28 Oktober 2010 sampai dengan 25 Desember 2012. Adapun dana yang

digunakan berasal dari Anggaran Pendapatan belanja kabupaten (APBK), yaitu

sebesar Rp. 9.699.149.000,- (sembilan milyar enam ratus sembilan puluh sembilan

juta seratus empat puluh sembilan ribu rupiah) untuk biaya konstruksi.

Lokasi Proyek Gedung Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya

ini berada di Kota meredu tepatnya dijalan Banda Aaceh – Medan desa cot trieng,

dengan batasan–batasan sebagai berikut :

1. Sebelah Timur berbatasan dengan sawah.

2. Sebelah Barat berbatasan dengan gedung Bupati Pidie Jaya.

3. Sebelah Utara berbatasan dengan gedung DPRA Pidie Jaya.

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan layang Pidie Jaya.

1.3 Tujuan Proyek

Tujuan pembangunan proyek ini sebagai salah satu sarana yang penting bagi

para karyawan dinas pekerjaan umum di Pidie Jaya supaya dapat bekerja dengan

baik.

1.4 Tujuan Kerja Praktek

Kerja praktek merupakan mata kuliah yang harus diselesaikan untuk

memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas Teknik

Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh. Adapun tujuan kerja praktek ini

adalah untuk mengamati secara langsung kegiatan dalam pekerjaan konstruksi

dilapangan, serta untuk mendapatkan pengalaman dilapangan untuk dibandingkan

dengan pelajaran teori dari bangku kuliah yang telah diperoleh sebelumnya.

1.5 Kedudukan Penulis

Berdasarkan surat pengantar dari Direktur Program Diploma-III Universitas

Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh Nomor 0131/H.11/1.31/0/DT /2011 tanggal 11

Februari 2011 yang ditujukan kepada Pimpinan PT. Gebrina Fajar Sejati, serta surat

balasan dari PT. Gebrina Fajar Sejati Nomor 028/GFS/II/2011 yang ditujukan kepada

Direktur Program Diploma-III Universitas Syiah Kuala, penulis ditempatkan sebagai

mahasiswa kerja praktek. Penulis berada di bawah bimbingan dan pengawasan

pelaksana selama ± 1 (satu) bulan terhitung sejak adanya persetujuan dari Site

Manager PT. Gebrina Fajar Sejati.

2

Page 3: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

BAB II

ORGANISASI PROYEK

Untuk pelaksanaan suatu pembangunan proyek diperlukan suatu organisasi

proyek yang terkoordinasi secara sistematis. Organisasi proyek ini dibutuhkan untuk

memperlancar pelaksanaan, sehingga akan diperoleh hasil yang sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan. Agar tercapainya sasaran pelaksanaan sebagaimana

yang diharapkan, maka setiap unsur yang terlibat didalamnya harus dapat

berinteraksi dengan baik dan saling menunjang antara satu dengan yang lainnya

sesuai dengan wewenang dan fungsinya masing-masing.

2. 1 Struktur Organisasi

Untuk menjamin pelaksanaan proyek agar sesuai dengan segala ketentuan

yang ditetapkan dan tepat pada waktunya, maka dibentuklah susunan organisasi

pelaksanaan pekerjaan. Menurut Soeharto (2002 : 337), Adapun unsur-unsur

organisasi yang terlibat langsung dalam proyek ini adalah:

1. Pemilik Proyek (bouwheer/owner);

2. Konsultan Perencana (consultant/designer);

3. Konsultan Pengawas (direksi/supervisor);

4. Pelaksana Proyek (contractor).

Seluruh unsur organisasi tersebut memiliki fungsi dan tanggung jawab

masing-masing yang berbeda-beda, tetapi dalam pelaksanaannya saling terkait satu

sama lainnya, sehingga di dalam pelaksanaan pekerjaan diharapkan terbina hubungan

yang baik antar unsur-unsur tersebut sehinga memperoleh hasil yang sebaik-baiknya.

2.1.1 Pemilik Proyek (bouwheer/owner)

Soeharto (2001 : 38), Pemilik proyek (bouwheer/owner) adalah pihak yang

memiliki gagasan untuk membangun, baik secara perorangan (individu) atau badan

hukum seperti wakil dari suatu perusahaan atau organisasi swasta maupun wakil

suatu dinas atau jabatan.

3

Page 4: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

Pemilik Proyek Pembangunan Gedung Kantor Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Pidie Jaya, melalui Dinas Pendidikan Aceh Tahun Anggaran 2010 dengan

tugas dan wewenang pengolahan proyek diatur dalam suatu surat keputusan bersama.

Dalam menjalankan kewajibannya tersebut, pemimpin proyek mempunyai

tugas dan kewajiban antara lain sebagai berikut:

1. membentuk panitia lelang yang bertugas membantu pemimpin proyek dalam

pelaksanaan pelelangan, misalnya menentukan konsultan perencana, konsultan

pengawas dan pelaksana proyek;

2. menunjuk konsultan perencana untuk merencanakan gedung yang akan

dibangun;

3. mengadakan ikatan perjanjian atas nama pemilik proyek dengan konsultan

perencana, konsultan pengawas dan pelaksana disertai penandatanganan naskah

serah terima;

4. bertanggung jawab dari segi administrasi, keuangan dan pelaksanaan fisik

proyek yang dipimpinnya sesuai dengan petunjuk operasional;

5. memutuskan pemenang tender yang diusulkan oleh panitia lelang berdasarkan

surat keputusan dari pejabat atau instansi yang berwenang sesuai dengan

ketentuan;

6. menyetujui dan menetapkan pembayaran termin sesuai dengan pekerjaan

yang telah dilaksanakan; dan

7. bertanggung jawab atas selesainya proyek tepat pada waktunya, sesuai

dengan ketentuan dan perjanjian yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan

Syarat-syarat (RKS).

2.1.2 Konsultan perencana (consultant/designer)

Soeharto (2001 : 39), Konsultan perencana (consultant/designer) adalah suatu

badan atau perorangan yang ditugaskan oleh pemilik proyek untuk melaksanakan

pekerjaan perencana atau perancangan (design) dan memberi saran-saran yang perlu

dalam perencanaan/pelaksanaan proyek. Dalam pekerjaannya pelaksana akan

menyalurkan keinginan pemilik proyek dengan memperhatikan segi kegunaan,

keindahan dan konstruksi bangunan. Sebelum melakukan kegiatan perencanaan

secara menyeluruh, konsultan perencana diberikan pengarahan oleh pemilik proyek

4

Page 5: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

mengenai kriteria bangunan yang akan dibuat. Perencanaan proyek Pembangunan

Gedung Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya ini dipercayakan

kepada PT. Pesona Design dan CV. Nanggro Aceh Consultan.

Tugas dan tanggung jawab dari konsultan perencana adalah:

1. membuat uraian-uraian tentang maksud dan tujuan dari perencanaan;

2. mengumpulkan data-data lapangan dari hasil penyelidikan dan survey

lapangan untuk perencanaan;

3. merencanakan arsitektur bangunan;

4. membuat draf perencanaan, membuat gambar perencanaan, gambar rencana

dan gambar detail konstruksi dari gedung yang direncanakan;

5. menghitung konstruksi agar diperoleh suatu konstruksi yang aman dan

ekonomis;

6. membuat syarat-syarat pelaksanaan kerja (RKS), perhitungan volume dan

perkiraan rencana anggaran biaya;

7. mempersiapkan seluruh dokumen tender yang berisikan syarat-syarat khusus

(bestek dan gambar bestek), petunjuk pelelangan, daftar alat dan bahan serta

perkiraan waktu pelaksanaan proyek;

8. memberikan penjelasan tentang gambar konstruksi pada waktu memberikan

penjelasan pekerjaan (aanwijzing);

9. menyediakan dokumen proyek dan menyerahkan kepada pemimpin proyek

yang nantinya akan dijadikan dokumen tender.

2.1.3 Konsultan pengawas (direksi/supervisor)

Wullfram (2002 : 40), Konsultan pengawas adalah perorangan atau badan

hukum yang ditunjuk dan diberi kuasa penuh oleh pemilik proyek untuk mengawasi

dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan di lapangan agar tidak terjadi penyimpangan

dari rencana yang telah disepakati dan agar tercapai hasil kerja sesuai dengan

persyaratan yang ada atau berdasarkan petunjuk-petunjuk dalam aanwijzing. Adanya

pengawasan dari direksi diharapkan pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan

lancar dan memperoleh hasil sesuai dengan perencanaan yang diharapkan. Konsultan

pengawas pada proyek Pembangunan Gedung Kantor Dinas Pekerjaan Umum

5

Page 6: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

Kabupaten Pidie Jaya adalah CV. Nanggro Aceh Consultan.

Tugas dan tanggung jawab pengawas dalam pelaksanaan proyek adalah

sebagai berikut :

1. mengawasi jalannya pelaksanaan proyek, baik dari segi kualitas maupun

kuantitas dari setiap pekerjaan;

2. mengawasi pemakaian bahan bangunan agar mutunya sesuai dengan bestek;

3. mengawasi dan meneliti perubahan-perubahan serta penyesuaian-penyesuaian

yang telah terjadi selama pelaksanaan pekerjaan dan telah mendapat persetujuan

dari pemimpin proyek;

4. membuat buku laporan harian, mingguan dan bulanan terhadap kemajuan

pekerjaan dan mengatur pembayaran bertahap kepada kontraktor untuk kemudian

diteruskan kepada pemimpin proyek;

5. bertanggung jawab terhadap waktu pelaksanaan proyek;

6. mengevaluasi setiap laporan kerja yang dibuat oleh kontraktor;

7. mengawasi ketepatan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan jadwal waktu

pelaksanaan (time schedule).

2.1.4 Pelaksana proyek (contractor)

Soeharto (2001 : 41), Pelaksana (kontraktor) adalah perorangan atau badan

hukum yang dipercayakan untuk melaksanakan pembangunan suatu proyek dan

memiliki usaha yang bergerak di bidang jasa konstruksi sesuai dengan keahlian dan

kemampuannya serta mempunyai tenaga ahli teknik dan sarana peralatan yang

cukup. Pelaksana juga disebut sebagai rekanan yang bertugas melaksanakan

pekerjaan sesuai dengan surat petunjuk dan surat perintah kerja (gunning) dari

pemimpin proyek. Pelaksana proyek Gedung Kantor Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Pidie Jaya adalah PT. Gebrina Fajar Sejati.

Tugas dan tanggung jawab pelaksana adalah sebagai berikut:

1. mempersiapkan sarana penunjang untuk kelancaran kerja;

2. menyediakan dan mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan pada

proyek sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam bestek;

3. menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman dan peralatan yang

6

Page 7: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

diperlukan pada saat pelaksanaan;

4. melaksanakan seluruh pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai

dengan gambar bestek dan memenuhi peraturan yang tercantum dalam Rencana

Kerja dan Syarat-syarat (RKS);

5. laporan tingkat kemajuan pekerjaan dan persiapan pengambilan termin;

6. menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktunya seperti yang

telah ditetapkan dalam kontrak;

7. bertanggung jawab terhadap fisik bangunan, sampai bangunan resmi dengan

kekuatan yang direncanakan;

8. mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung

jawab pelaksana.

2. 2 Hubungan Kerja antar Unsur Organisasi Proyek

Dalam pelaksanaan sebuah proyek, hubungan kerja antara unsur dari

organisasi yang terlibat dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Hubungan kerja masing-masing pihak secara teknis; dan

2. Hubungan kerja masing-masing pihak secara hukum.

2.2.1 Hubungan kerja secara teknis

Hubungan kerja secara teknis merupakan hubungan tanggung jawab antara

berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan suatu proyek. Hubungan kerja antara

pemilik proyek, perencana, pengawas dan pelaksana adalah hubungan segitiga.

Dalam hal ini semua masalah teknis perencanaan diserahkan oleh pemimpin proyek

kepada perencana. Berdasarkan penunjukan pengawas oleh pemimpin proyek, maka

seluruh teknis pengawasan diserahkan kepada pengawas. Jika ada masalah teknis

yang perlu dibicarakan, maka menurut peraturan umum pemilik proyek tidak dapat

berhubungan langsung dengan pelaksana tetapi harus melalui pengawas. Dalam

pelaksanaan di lapangan, pengawas berkuasa penuh untuk menegur pelaksana jika

pekerjaan yang dilaksanakannya bertentangan atau menyimpang dari bestek yang

ada, baik secara lisan maupun tulisan sesuai dengan wewenangnya. Apabila teguran-

teguran tersebut tidak diindahkan oleh pelaksana, maka pengawas dapat

menghentikan seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan, baik untuk sementara

7

Page 8: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

waktu maupun seterusnya.

Berbeda halnya dengan perencana, ia tidak dapat menegur atau memerintah

pelaksana secara langsung di lapangan tanpa melalui pengawas. Hal ini disebabkan

karena diantara perencana dan pelaksana/kontraktor tidak ada hubungan kerja,

sebaliknya antara perencana dan pengawas terdapat hubungan garis konsultasi.

Untuk lebih jelasnya hubungan kerja antar unsur-unsur organisasi tersebut dapat

dilihat pada Gambar 2.1.

2.2.2 Hubungan kerja secara hukum

Kedudukan masing-masing pihak secara hukum adalah sama dan terikat

dalam kontrak. Oleh karena itu seluruh pihak harus menjalankan tugas dan fungsinya

sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama. Lebih jelasnya dapat dilihat

pada Gambar 2.2..

8

Pimpinan Proyek

Perencana

Pengawas

Pelaksana= Garis perintah= Garis konsultasi

Keterangan :

Gambar 2.1 Struktur hubungan kerja secara teknisSumber : Soeharto, 1999

Page 9: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

Gambar 2.2 Skema Hubungan Kerja Secara HukumSumber : Ervianto (2002)

Keterangan: Membayar jasa kepada konsultan perencana, pengawas,

kontraktor

Memberi jasa kepada pemilik proyek (owner)

Kontrak

Mengawasi RKS

Realisasi RKS

2. 3 Proses Pelelangan

Pelelangan adalah suatu sistem penawaran yang memberikan kesempatan

kepada rekanan yang diundang untuk mengajukan penawaran biaya pekerjaan yang

ditawarkan. Melalui persaingan yang sehat, maka diperoleh rekanan yang benar-

benar mampu serta memenuhi syarat administratif, teknis dan keuangan (finansial)

untuk melaksanakan proyek tersebut.

Penentuan pelaksanaan proyek pada dasarnya dilakukan dengan cara :

1. Pelelangan umum yaitu, pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan

pengumuman secara luas melalui media massa atau papan pengumuman resmi

untuk penerangan umum, sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat

9

Pemilik Proyek(Owner)

Perencana(Konsultan)

Pengawas(Direksi)

Pelaksana(Kontraktor)

Page 10: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

dapat mengikutinya.

2. Pelelangan terbatas yaitu, pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang dilakukan di

antara pemborong/rekanan yang dipilih dari pemborong/rekanan yang tercatat

dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) sesuai dengan bidang usaha ruang

lingkupnya atau klasifikasi kemampuannya.

3. Penunjukan langsung yaitu, pelaksanaan pekerjaan bangunan maupun pengadaan

barang/jasa tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas, yang

dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya tiga penawar yang

tercantum dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) dan melakukan negosiasi

penawaran secara teknis dan administrasif serta perhitungan harga yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Dalam pelaksanaan suatu pelelangan, panitia lelang mempunyai tugas dan

kewajiban sebagai berikut :

a. menetapkan syarat-syarat pelelangan;

b. mengadakan pengumuman pelelangan;

c. memberikan penjelasan tentang syarat-syarat kerja serta berita acara;

d. menetapkan tata cara penilaian pelelangan;

e. mengadakan penilaian dan penetapan calon pemenang;

f. membuat laporan dan pertanggungjawaban kepada proyek.

Setelah pemasukan dan pembukaan surat penawaran dilakukan, diadakan

nilai penawaran. Tujuan penilaian ini adalah untuk mendapatkan penawaran yang

paling menguntungkan, dalam arti :

1. Penawaran secara teknis dan administrasi dapat dipertanggungjawabkan

2. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan; dan

3. Penawaran tersebut adalah yang terendah di antara penawaran-penawaran yang

memenuhi syarat sebagaimana disebut pada butir (1) dan (2).

Berdasarkan hasil pelelangan umum proyek pembangunan Gedung Kantor

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya maka ditetapkan pemenangnya kepada

PT.Gebrina Fajar Sejati. Dengan harga penawara Rp 9.699.149.000,-(sembilan

milyar enam ratus sembilan puluh sembilan juta seratus empat puluh sembilan ribu

10

Page 11: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

rupiah)

2. 4 Tenaga Kerja

Tenaga kerja pada proyek ini merupakan tenaga kerja luar yang berasal dari

luar aceh. Dalam pelaksanaan pekerjaan mereka dikepalai oleh seorang kepala

tukang. Untuk menjamin kelancaran dalam melaksanakan pekerjaan, kontraktor juga

menyediakan tempat pemondokan bagi pekerjanya yang berada dalam lokasi

tersebut. Dalam menjalankan kewajiban atas pekerjaannya, mereka diklasifikasikan

menurut keahlian masing-masing. Upah kerja dibayar kontraktor kepada kepala

tukang berdasarkan prestasi kerja dan kepala tukang membayar upah harian kepada

para pekerja menurut kemampuan dan keahlian yang dimilikinya.

Jam kerja pada proyek ini untuk setiap harinya ditentukan, yaitu:

- pagi mulai pukul 08.30 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB;

- sore mulai pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB.

2.5 Jadwal Pelaksanaan Proyek (Time Schedule)

Jadwal pelaksanaan proyek yaitu jadwal waktu yang ditentukan bagi

pelaksana untuk menyelesaikan proyek. Apabila proyek yang dikerjakan lebih lama

dari time schedule yang direncanakan, yaitu 4 (empat) bulan maka kontraktor

diwajibkan membayar denda keterlambatan.

11

Page 12: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

BAB III

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Pada pelaksanaan suatu proyek, pelaksanaan perlu menentukan dan mengatur

langkah-langkah kerja setiap jenis pekerjaan dari awal hingga selesainya pekerjaan

tersebut. Pelaksana juga perlu mengetahui volume dari setiap pekerjaan untuk

menentukan rencana kerja, pengadaan tenaga kerja, dan alat-alat yang digunakan

sehingga dapat menghasilkan mutu pekerjaan yang baik dan waktu pekerjaan yang

sesuai dengan kontrak yang telah ditetapkan.

Berdasarkan Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) yang dipedomani,

maka ruang lingkup pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung Kantor Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya ini meliputi :

1. Pekerjaan Persiapan;

2. Pekerjaan Tanah dan Urugan;

3. Pekerjaan Pondasi;

4. Pekerjaan Beton Bertulang;

5. Pekerjaan Dinding dan Plesteran;

6. Pekerjaan Atap;

7. Pekerjaan Lantai;

8. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela;

9. Pekerjaan Plafond;

10. Pekerjaan Pengecatan;

11. Pekerjaan Instalasi Listrik;

12. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung;

13. Pekerjaan Sanitasi;

14. Pekerjaan Lift;

15. Pekerjaan Lain-Lain;

3.1 Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan meliputi kegiatan sebelum melaksanakan pekerjaan

konstruksi. Kontraktor diharuskan melaksanakannya guna mendukung kelancaran

12

Page 13: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

pekerjaan sehingga pada saat pekerjaan berlangsung tidak terjadi hambatan yang

menggangu proyek. Pekerjaan persiapan ini meliputi pembersihan lapangan,

pengukuran dan pemasangan bowplank, pembuatan direksi keet, gudang/pondok

kerja, penyedian air bersih, penerangan dan fasilitas penunjang lainnya.

3.1.1 Pembersihan lapangan

Sebelum lapangan kerja digunakan, terlebih dahulu lokasi pekerjaan

dibersihkan lebih dahulu sebelum dilaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan

petunjuk direksi/pengawas. Kegiatan yang dilakukan adalah membersihkan lokasi

dari kotoran, bahan-bahan bekas, pohon-pohon, semak belukar, dan akar-akar

kayu.hasil bongkaran tersebut dibuang ke luar lokasi pekerjaan. Hal ini bertujuan

untuk manghindari kesukaran pada saat pelaksanaan pekerjaan nantinya.

3.1.2 Pengukuran dan pemasangan bowplank

Pada saat pengukuran, sekaligus dipasang bowplank bangunan, dibuat

sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu galian tanah. Pemasangan bowplank

harus siku dan lurus, dimana tiang-tiang bowplank berdiri tegak dan kuat. Patok

bowplank harus dari kayu ukuran 5/7 cm yang diruncingkan dan papan-papan

bowplank harus dari papan dengan ukuran 2 cm diserut bagian atasnya kemudian

dipakukan dengan kuat pada tiang/patok.

3.1.3 Pembuatan direksi keet

Bangunan direksi keet adalah sebagai kantor tempat berlangsungnya semua

kegiatan proyek, baik kegiatan administrasi maupun teknis. Ruangan ini berukuran

21 m , dindingnya terbuat dari triplek, berlantai semen dan beratap seng BJLS 0.20.

Ruangan ini diberikan fasilitas yang cukup dengan pencahayaan yang baik. Untuk

menunjang kegiatan harian ruangan ini dilengkapi dengan peralatan untuk

kepentingan direksi, seperti satu unit computer, meja kerja, kursi, papan tulis, dan

lain-lain.

13

Page 14: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

3.1.4 Gudang/pondok kerja dan fasilitas penunjang

Gudang ini bertujuan untuk menyimpan bahan bangunan seperti semen dan

bahan-bahan lain yang perlu mendapat perlindungan dari pengaruh cuaca. Gudang

dibangun dengan ukuran 4x4 m , berdinding papan dan beratap seng. Tenaga kerja

disediakan barak untuk menginap sehingga tidak mengganggu fasilitas direksi keet.

Petugas keamanan juga dipersiapkan untuk menjaga keselamatan proyek selama 24

jam penuh sehari. Gudang tersebut harus dibongkar setelah pekerjaan selesai

dilaksanakan.

3.1.5 Penyediaan air bersih

Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung maka

harus disediakan air bersih guna keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air

kamar mandi. Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau

sumber air , serta pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan

pekerjaan dan untuk keperluan direksi keet, kamar mandi/WC atau tempat-tempat

lain yang dianggap perlu.

3.2 Pekerjaan Tanah dan Urugan

Pekerjaan tanah ini meliputi pekerjaan galian tanah, serta pekerjaan urugan

dan pemadatan. Penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan tanah harus sesuai seperti tertera

pada gambar rencana dan spesifikasi.

3.2.1 Galian tanah

Pekerjaan galian tanah dilakukan pada tempat-tempat tertentu untuk

pemasangan pondasi dan keperluan lain sesuai gambar rencana.

Lapisan tanah humus yang ada pada lokasi bangunan dibuang minimal 20 cm

sehingga mencapai lapisan tanah yang baik. Galian tanah di mana pondasi akan

dipasang atau keperluan lain dilakukan menurut gambar rencana (ukuran dalam,

panjang dan lebarnya). Kemiringan galian untuk pondasi menerus, bila tidak disebut

dalam gambar atau petunjuk direksi maka dapat diambil 1 (horizontal) : 2 (vertikal)

untuk menghindari longsor. Tanah bekas galian ditempatkan/dibuang ke luar

14

Page 15: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

bangunan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan dan

kedudukan bouwplank.

Apabila penggalian tanah pondasi selesai dilaksanakan maka dilaporkan

kepada direksi konsultan untuk mendapat persetujuan. Seluruh galian tanah dijaga

agar tidak digenangi air yang timbul dari hujan, parit serta mata air dan lain-lainnya.

3.2.2 Pekerjaan urugan dan pemadatan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan

alat-alat bantu yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.

Pekerjaan urugan dan pemadatan ini meliputi seluruh detail yang

dibutuhkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk konsultan.

Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis. Tiap lapisan harus

dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug. Daerah urugan harus dipadatkan

dengan alat pemadat/compactor yang disetujui oleh konsultan.

3.3 Pekerjaan Pondasi

Pekerjaan pondasi dilakukan setelah pekerjaan galian dan timbunan tanah

selesai dilaksanakan. Pada proyek ini pondasi yang digunakan yaitu pondasi batu

sumuran, dan pondasi plat tapak beton bertulang.

3.4 Pekerjaan Beton Bertulang

Pekerjaan beton bertulang terdiri dari lingkup pekerjaan syarat bahan-bahan

untuk beton, cetakan (bekisting), pelaksanaan pekerjaan pengecoran, perawatan

beton dan pembongkaran cetakan. Beton bertulang dipakai pada bagian-bagian

konstruksi yang menahan dan memikul beban, seperti pondasi tapak beton, balok

sloof, kolom, balok lantai, plat lantai, ring balok.

3.4.1 Lingkup pekerjaan

Pekerjaan beton bertulang ini dilakukan pada bagian-bagian konstruksi yang

menahan dan memikul beban. Pasangan beton bertulang dengan adukan 1 pc : 2 pr :

3 kr, digunakan pada bagian pondasi dan lantai kerja.

15

Page 16: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

3.4.2 Syarat-syarat bahan untuk beton

Bahan-bahan yang dipergunakan pada pekerjaan beton bertulang, yaitu

semen, kerikil, pasir, air, besi, dan kawat ikat.

a. Semen

Semen yang digunakan adalah Semen Portland type I produksi oleh PT.

Semen Andalas Indonesia. Pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan

semen yang sampai ditempat pekerjaan harus dalam kantong yang utuh/tidak koyak.

Semen harus disimpan dalam ruangan yang terlindung dari cuaca dan tidak

menyinggung dinding beton dan lantai. Tempat penyimpanan semen harus terhindar

dari tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan

semen harus ditinggikan 30 cm dari lantai dan tumpukan paling tinggi sekitar 2

meter, semen yang telah menggumpal / membatu atau mengeras tidak diperkenankan

lagi untuk dipakai sebagai bahan campuran.

b. Pasir

Pasir yang digunakan terdiri dari butiran yang keras, tajam, bersih serta bebas

dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya. Pasir tidak boleh

mengandung lumpur lebih dari 5% dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir

serta kekerasan.

c. Kerikil

Kerikil atau batu pecah yang digunakan bermutu baik, bersih, tidak

mengandung kotoran dan bahan-bahan organik, bergradasi rapat, serta kekerasannya

sesuai dengan syarat, Penyimpanan kerikil ini pun jangan sampai terkontaminasi

dengan tanah atau bahan-bahan organik lainnya, karena dapat mengurangi mutu

beton. Agregat yang digunakan yaitu agregat dengan diameter maksimum 25 mm.

16

Page 17: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

d. Air

Air yang digunakan untuk campuran beton harus air tawar yang bersih dan

tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan

lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air

bersih yang dapat diminum.

e. Besi

Besi merupakan salah satu unsur terpenting dalam proses pembuatan beton

bertulang. Besi yang digunakan harus bersih dari kotoran-kotoran, karat, minyak, cat,

dan lain-lain. Membengkokkan dan meluruskan tulangan harus dalam keadaan

dingin, dan tulangan yang telah dibengkokkan berulang kali tidak dapat

dipergunakan lagi. Bahan yang didatangkan ke lokasi pekerjaan harus merupakan

barang baru dan disimpan ditempat penyimpanan yang terlindung. Apabila produk

besi baja yang beredar dipasaran tidak menyiapkan ukuran diameter tulangan yang

direncakan lebih besar atau lebih kecil, maka harus dihitung dalam pekerjaan tambah

kurang dengan angka toleransi keamanan struktur 1%< diameter normal > 1%.

f. Kawat Ikat

Kawat ikat harus dibuat dari baja lunak diameter 1 mm. Kawat ikatan yang

digunakan harus bermutu baik dan tidak bersepuh seng.

3.4.3 Cetakan (bekisting)

Bahan yang digunakan untuk cetakan / bekisting terbuat dari papan kayu,

untuk kayu penompang. Defleksi maksimum dari bekisting antara tumpuan harus

dibatasi sampai 1/400 bentang antar tumpuan. Bilamana menggunakan konstruksi

bekisting dari kayu, maka untuk kolom dan pekerjaan beton lainnya harus dipakai

papan dengan ketebalan minimum 2,5 cm.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bekisting atau cetakan

beton adalah :

1. Cetakan harus dibuat dengan kuat dan kokoh;

17

Page 18: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

2. Setiap selesai pemasangan bekisting, harus diteliti

ulang, baik kekuatannya maupun bentuknya;

3. Cetakan dibuat dari bahan yang baik, sehingga mudah

pada saat dilepaskan dari beton tanpa menyebabkan kerusakan pada beton;

4. Sambungan papan-papan cetakan diusahakan rapat

agar tidak bocor (kedap air) pada saat pengecoran.

3.4.4 Pelaksanaan pekerjaan pengecoran

Sebelum memulai pekerjaan pengecoran, kontaktor harus menyiapkan suatu

schedule pengecoran kepada konsultan pengawas. Semua bekisting, besi tulangan

dan hal lainnya yang akan ditutup dengan beton harus sudah diperiksa dan disetujui

sebelum beton dapat dicorkan. Beton yang telah mengeras, kotoran-kotoran, dan

bahan lain yang merugikan harus dibuang dari dalam bekisting dan tabung

pencampur beton.

Beton harus diangkut dari tempat pencampuran beton ketempat pengecoran

secara kontinyu dan secepat mungkin. Beton tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari

ketinggian lebih besar dari 1,50 m. Setelah pengecoran beton harus dipadatkan

dengan menggunakan thriller. Pengetukan atau penggetaran bekisting tidak boleh

dipakai untuk menebarkan adukan beton.

3.4.5 Perawatan beton

Untuk mencegah agar tidak kehilangan kelembaban, paling sedikit 28 hari

beton harus dibasahi terus menerus, atau dengan menutupinya dengan karung-karung

basah atau penyiraman dengan air.

3.4.6 Pembongkaran cetakan

Pembongkaran cetakan dapat dilakukan pada umur beton minimal 2 minggu,

hal ini dilakukan bila dalam menentukan saat pembongkaran cetakan tidak dibuat

benda uji. Pembongkaran cetakan pada bagian tengah balok pada umur beton 28

hari, plat lantai 20 hari, dinding beton 2 hari, kolom beton 4 hari dan bekisting tepi

balok 2 hari.

18

Page 19: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

3.5 Pekerjaan Dinding dan Plesteran

Batu bata yang digunakan harus berkualitas baik dengan ukuran 5 x 10 x 20

cm. Untuk bata tidak mudah pecah/patah, mempunyai ukuran seragam dan tidak

cacat. Plasteran dibuat dari campuran semen, pasir, dan air. Jenis plesteran yang

digunakan adalah:

a. Plesteran dengan perbandingan campuran 1 pc : 2 ps dan air, digunakan pada

seluruh dinding yang menggunakan campuran spesi I pc : 2 ps;

b. Plesteran dengan perbandingan campuran l pc : 3 ps dan air secukupnya,

digunakan pada kolom dan seluruh beton bertulang lainnyaa;

c. Plesteran dengan perbandingan campuran 1 pc : 4 ps dan air, digunakan pada

seluruh dinding yang menggunakan campuran spesi 1 pc : 4 ps.

Seluruh permukaan dinding dan beton yang akan diplester harus bersih dan

tidak mengandung minyak. Sebelum diplester dinding dibasahi dengan air hingga

jenuh. Ketebalan plesteran 1-1,5 cm dan plesteran harus rata. setelah plester

mengering harus dilakukan perawatan dengan cara penyiraman air, supaya tidak

terjadi retak-retak.

3.6 Pekerjaan Atap

Pekerjaan atap terdiri dari pemasangan rangka kuda-kuda termaksud gording

digunakn baja ringan kuda-kuda type A dengan ukuran 100 x 45 mm, tebal 0.60 mm,

0.70 mm, 0.80 mm, panjang sesuai dengan pesanan. Bahan yang digunakan sebagai

penutup adalah atap Onduline dngan ketebalan 3 mm yang berkualitas baik dan anti

karat. Pemasangan atap Onduline dikerjakan sambungan onduline, dan sambungan

atap diperkenankan hannya satu kali setiap lembar atap onduline, dipasang dengan

paku Onduline. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat untuk

penyambungan atap, apabila terjadi kebocoran setelah pemasangan maka bahagian

yang bocor harus dbongkar dan diperbaiki kembali.

19

Page 20: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

3.7 Pekerjaan Lantai

Untuk seluruh lantai bagian dalam ruangan kecuali kamar mandi

menggunakan keramik ukuran 40x40 cm, 30x30 cm dengan spesi 1 pc : 3 ps, dan

ketebalan 5 cm. Untuk lantai kamar mandi/WC menggunakan keramik ukuran 20x25

cm, campuran spesi 1 pc : 3 ps dengan ketebalan 3 cm. Bahan keramik sebelum

dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung alkali) sampai jenuh.

Bidang permukaan lantai harus benar-benar rata, tidak bergelombang. Pada ruangan

toilet, harus miring kearah pembuangan minimal 2%. Keramik yang terpasang harus

dibersihkan dari segala macam noda dan terhindar dari sentuhan benda lain selama

3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.

3.8 Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela

Kusen pintu dan jendela digunakan kayu kelas I. Mutu kayu yang digunakan

harus baik, harus kering udara, dihindari dari mata kayu dan sambungan harus rapat.

Bahan-bahan untuk pekerjaan ini harus disimpan di bawah atap dengan ventilasi

baik. Untuk penguat sambungan dapat digunakan paku, baut, atau pasak kayu. Semua

kayu harus disemprot zat anti rayap. Semua kayu yang tersembunyi harus dicat meni

terlebih dahulu.

Pemasangan kusen pintu dan jendela harus baik, tegak lurus dan siku-siku.

Dimensi kusen, daun pintu dan jendela harus sesuai dengan gambar rencana dan

dipasang pada tempat yang telah direncanakan. Tiap kusen yang berhubungan

dengan dinding diberi angker 3 buah untuk kusen pintu dan 2 buah untuk kusen

jendela. Setelah terpasang, pintu dan jendela harus dapat dibuka dan ditutup dengan

sempurna.

Jendela ambang dibuat model sesuai dengan gambar detail, Kaca untuk

jendela dipasang kaca Reiben tebal 5 mm. Pasangan kaca harus harus memperhatikan

muai susut baik kusen, maupun bahan kaca tersebut. Ventilasi dipasang dengan kaca

Reiben 3 mm.

20

Page 21: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

3.9 Pekerjaan Plafond

Pekerjaan plafond memakai plafond plywood dengan ketebalan 6 mm.

Bahan-bahan untuk pekerjaan ini harus disimpan di bawah atap dengan ventilasi

yang baik dan kering. Semua rangka kayu disemprot zat anti hama rayap. Semua

rangka kayu yang tersembunyi letaknya sebelum dipasang harus di terlebih dahulu.

3.10 Pekerjaan Pengecatan

Pekerjaan pengecatan mengunakan cat yang berbeda-beda tergantung dengan

jenis pengecatannya. Untuk dinding bagian luar dan dalam digunakan cat bermerk

vinilex, untuk kayu digunakan cat bermerk danalac dan untuk plafond digunakan cat

bermerk kuda terbang. Pengecatan dilakukan pada seluruh plesteran bangunan dan

atau bagian-bagian lain yang ditentukan pada gambar. Pengecatan ini dimaksudkan

untuk mencegah kerusakan atau kelapukan bangunan dalam jangka waktu yang

relative singkat. Selain itu pengecatan akan menimbulkan kesan rapi dan indahnya

suatu bangunan. Sebelum dinding dicat, plesteran sudah harus betul-betul kering

serta tidak ada retak-retak.

Pengecatan dilakukan pada dinding bagian luar dan dalam, tembok, kayu,

bahan beton serta plafond. Semua pekerjaan pengecatan disesuaikan dengan

spesifikasi, tidak menggelembung, mengelupas atau cacat-cacat lainnya.

3.11 Pekerjaan Instalasi Listrik

Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi di

dalam bangunan seperti pengadaan titik api, stop kontak, lampu baret, lampu

reflektor, lampu downlight, saklar ganda, saklar tunggal, boks sekering dan lain-lain

di seluruh ruangan menurut gambar rencana.

Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh kontraktor listrik yang

telah mempunyai surat pengakuan dari PLN distribusi serta surat izin kerja dari PLN

setempat. Setelah pekerjaan selesai, pelaksana akan menyerahkan gambar instalasi

yang telah direvisi dan disahkan oleh PLN, hasil pengukuran nilai isolasi serta

jaminan instalasi dari instalator. Semua instalasi peralatan dan mesin-mesin yang

21

Page 22: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

telah dipasang sebelum disahkan harus terlebih dahulu ditest kemampuan sesuai

dengan ketentuan-ketentuan atau batas ukur dan cara kerja yang dipersyaratkan.

Pengetesan harus disaksikan dan mendapat persetujuan pengawas. Sumber daya

listrik seluruhnya berasal dari PLN.

3.12 Pekerjaan Pengunci dan Penggantung

Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua alat penggantung

dan pengunci untuk pintu-pintu dan jendela.

Peralatannya mencakup :

1. Engsel-engsel harus dari kuningan merk FIT, SIS ukuran 4 x 3 atau setara.

2. Kunci pintu dipasang sekualitas merk Montana, SES 2 (dua) slaag (dua kali

putar) atau yang setara.

3. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk Montana, SES

yang berkualitas baik.

4. Hak angin untuk jendela harus merupakan hak angin yang baik, yang ada

dipasaran;

5. Grendel jendela yang dipakai harus dari kualitas baik yang ada dipasaran.

Pemasangan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehinggaa terhindar dari cacat

atau kerusakan, baik terhadap kunci dan alat penggantung itu sendiri, maupun

pintu, kusen, jendela dan lain-lain. Semua alat perlengkapan harus memakai

material yang baik serta warna yang serasi dengan warna kosen dan daun

pintu/jendela.

3.13 Pekerjaan Sanitasi

Pekerjaan sanitasi ini meliputi pemasangan instalasi air bersih, instalasi air

kotor, saluran air kotor, dan pengadaan bahan-bahan dan pelengkap yang instalasi air

hujan, saluran pembuangan, pengadaan bahan-bahan dan perlengkapan yang

dibutuhkan untuk keperluan kamar mandi/WC. Pemasangan dilakukan oleh pihak

instalasi dengan persetujuan pihak direksi.

22

Page 23: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

3.14 Pekerjaan lift

Lift yang dipasang Merk OTIS atau setara dengan merk Otis dengan

spesifikasi Duty 1000 kg, dengan speed 1m/s.

3.15 Pekerjaan Lain-Lain

Pekerjaan lain-lain berguna untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih

baik serta untuk kesempurnaan pekerjaan tersebut. Pekerjaan ini meliputi

pembersihan, penyelesaian dan perapian pekerjaan yang disesuaikan dengan gambar

rencana. Sebelum hasil pekerjaan diserahkan sepenuhnya kepada pemiliknya,

pelaksana (kontraktor) wajib membersihkan semua sisa bahan bangunan dan

merapikan segala kekurangan yang ada sehingga dapat diserah terimakan sebagai

mana mestinya.

23

Page 24: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

BAB IV

KEGIATAN PROYEK YANG DIIKUTI

Dalam pelaksanaan kerja praktek selama lbih kurang 1 (satu) bulan pada

proyek Pembangunan Gedung Kontor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya.

Penulis mengamati beberapa kegiatan yang diikuti yaitu:

1. Pekerjaan Kolom lantai I

2. Pekerjaan Balok lantai II; dan

3. Pekerjaan Plat lantai II

Bahan-bahan utama dan peralatan yang digunakan pada proyek Pembangunan

Gedung Kontor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya ini antara lain :

1. Bahan-bahan Utama

Adapun bahan-bahan utama yang digunakan pada sebagian item pekerjaan

yang disebutkan adalah sebagai berikut :

a. Semen

Semen yang digunakan adalah Portland Cement (PC) tipe I yang diproduksi

oleh PT. Semen Andalas Indonesia (SAI). Semen didatangkan melalui penyalur

resmi dari Banda Aceh. Pengadaan semen sampai ke lokasi pekerjaan dilakukan

dengan menggunakan alat angkut truck, pembangunan gedung ini pun tidak

diperbolehkan menggunakan bermacam- macam merk semen dalam satu konstruksi,

semen diletakan dalam gudang yang terlindungi dari cuaca, agar tidak menyinggung

dinding atau lantai, diberi alas setinggi 30 cm dari permukaan tanah, sehingga

terhindar dari pengaruh kelembaban. Penempatan semen dapat dilihat pada Lampiran

A.2.1 halaman 40.

Pengamatan penulis semen yang digunakan dalam keadaan kantong tidak

rusak, butirannya halus, kering dan tidak berbongkah.

24

Page 25: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

b. Kayu

Kayu didatangkan dari pabrik pengolahan kayu yang ada di Pidie Jaya dengan

menggunakan truk. Di lokasi pekerjaan, kayu ditempatkan di atas permukaan tanah

dan dalam keadaan terbuka. Penempatan material kayu dapat dilihat pada Lampiran

A.2.2 halaman 40.

c. Besi

Baja tulangan ulir BJTD 40, baja tulangan ulir yang digunakan pada proyek

ini berdiameter 10 mm, 12 mm, 16 mm, 18 mm, dan 22 mm, dengan mutu 400 MPa

dan melalui pemeriksaan atau pengujian laboratorium.

Besi merupakan salah satu unsur terpenting dalam proses pembuatan beton

bertulang. Besi didatangkan melalui distributor bahan bangunan, pengadaan besi

sampai ke lokasi pekerjaan dilakukan dengan menggunakan truck. Di lokasi

pekerjaan, besi diletakkan di alam terbuka. Penempatan besi dapat dilihat pada

Lampiran A.2.3 halaman 41.

d. Kerikil dan Pasir

Kerikil dan pasir didatangkan dari mereudu, Pidie Jaya. Pengadaan kerikil

dan pasir ke lokasi pekerjaan dilakukan dengan menggunakan alat angkut dump

truck. Di lokasi pekerjaan kerikil dan pasir tersebut diletakkan langsung di atas

permukaan tanah di lapangan terbuka. Penempatan kerikil dan pasir dapat dilihat

pada Lampiran A.2.4. halaman 41.

e. Air

Air yang di digunakan untuk campuran mortar dan keperluan lainnya adalah

air yang dipesan khusus dari PDAM dan juga diambil langsung di lokasi proyek yang

merupakan air dari hasil pengeboran pondasi tiang bor. Secara teknis, air dilokasi

proyek memenuhi syarat, yaitu tawar, tidak berbau, jernih dan tidak mengandung

minyak serta bahan-bahan organik lainnya yang dapat merusak ikatan beton.

25

Page 26: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

2. Peralatan

Peralatan adalah alat bantu yang digunakan dalam pekerjaan fisik bangunan

agar pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah. Dalam pelaksanaan pekerjaan

digunakan peralatan manual dan juga peralatan dengan tenaga mesin. Peralatan yang

digunakan dalam proyek ini antara lain:

a. Pemotong tulangan (bar cutter)

Bar cutter adalah alat khusus yang digunakan untuk memotong tulangan baja

agar sesuai dengan panjang yang dibutuhkan. Pada proyek ini pemotongan besi

tulangan dengan menggunakan mesin, selain lebih cepat mesin ini juga baik untuk

pemotongan besi tulangan yang berdiameter besar maupun untuk tulangan yang

berdiameter kecil, pada proyek ini mesin pemotong besi yang digunakan berkapasitas

32 mm. Bar cutter dapat dilihat pada Lampiran A.2.5, halaman 42.

b. Pembengkok tulangan (bar bender)

Bar bender adalah alat untuk membentuk baja tulangan sesuai dengan bentuk

yang dibutuhkan. Pada proyek ini digunakan pembengkok secara manual.

Pembengkokan manual ini terbuat dari sebuah besi berdiameter 10 mm yang

ditancapkan pada bentangan kayu yang berukuran 10/15 cm dan dibuat sedemikian

rupa, sehingga bisa digunakan untuk membengkokan besi sesuai keinginan. Selain

itu, pembengkok manual lainnya terbuat dari besi tulangan berdiameter 30 mm dan

memiliki panjang 50 cm. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran A.2.6

halaman 42.

c. Pencampur beton (concrete mixer)

Concrete mixer adalah alat yang digunakan untuk mengaduk campuran beton.

Alat ini memiliki kapasitas yang berbeda-beda sesuai dengan ukurannya. Untuk lebih

jelasnya dapat di lihat pada Lampiran A.2.7 halaman 43.

.

26

Page 27: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

d. Pemadat beton (concrete vibrator)

Concrete vibrator digunakan untuk memadatkan adukan beton segar pada

saat dimasukkan ke dalam bekisting. Dengan alat ini, seluruh bagian yang sulit

dijangkau seperti antara tulangan, dapat terisi beton dengan baik dan rapat, sehingga

tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan beton keropos. Concrete vibrator

tidak boleh dibiarkan terlalu lama pada satu tempat dalam beton karena hal ini dapat

menyebabkan segregasi yaitu terlepasnya ikatan antar material pembentuk beton.

Concrete vibrator harus sering diangkat dan dipindahkan dari satu tempat ke tempat

lainnya supaya diperoleh kepadatan yang sama diseluruh bagian beton. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Lampiran A.2.8. halaman 43.

3. Alat-alat bantu lain

Peralatan lain yang digunakan pada proyek ini diantaranya adalah :

a. peralatan penerangan, digunakan ketika jam malam.

b. peralatan pertukangan, diantaranya : cangkul, sekop, sendok semen,

meteran, gergaji, ember, palu, paku, kereta sorong dan lain-lain.

c. genset dan pompa air.

4.1 Pekerjaan Kolom Lantai I

Pekerjaan kolom lantai ini terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu pekerjaan kolom

lantai 1 (satu) kolom lantai 2 (dua) dan kolom lantai 3 (tiga). Pekerjaan kolom lantai

1 (satu) dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi dan pekerjaan balok sloof selesai,

sedangkan pekerjaan kolom lantai 2 (dua) merupakan lanjutan dari kolom lantai satu

yang dilakukan setelah pengecoran balok dan plat lantai dua, dan pekerjaan kolom

lantai 3 (tiga) merupakan lanjutan dari lantai dua yang dilakukan setelah pengecoran

balok dan plat lantai tiga. Pekerjaan kolom lantai dua meliputi:

1. Pekerjaan Pembesian

2. Pekerjaan pemasangan bekisting;

3. Pekerjaan pengecoran;

4. Pekerjaan Perawatan; dan

27

Page 28: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

5. Pekerjaan pembukaan bekisting.

Pekerjaan kolom lantai I dikerjakan setelah semua pekerjaan sudah selesai

dikerjakan. Kolom lantai I yang di kerjakan ada 3 (tiga) tipe, yaitu:

1, K1 ukuran 50/ 50 cm

2. K2 ukuran 30/ 35 cm

3. K3 ukuran 80/ 50 cm

4.1.1 Pekerjaan pembesian

Pekerjaan pembesian dan pembengkokan tulangan kolom dilakukan di lokasi

proyek. Besi terlebih dahulu dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan,

kemudian dirangkai oleh para pekerja dengan peralatan pemotong besi (bar cutter),

dan pembengkokan besi menggunakan alat pembengkok besi (bar bender) serta

menggunakan kawat ikat yang terbuat dari baja lunak diameter minimum 1 mm.

Tulangan yang digunakan untuk kolom lantai I adalah besi ulir D 15 mm, dan

sengkang D 8 mm. Untuk mengikat pertemuan tulangan pokok dengan begel

digunakan kawat ikat Ø 1 mm. Tulangan dan sengkang yang telah dibentuk ini

dibawa ke lokasi pekerjaan untuk dipasang dan dirangkaikan diatas lantai kerja yang

telah disediakan. Pekerjaan pembesian kolom dapat dilihat pada Lampiran A.2.9

halaman 44.

4.1.2 Pemasangan cetakan (bekisting)

Cetakan (bekisting) dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran kolom yang

direncanakan. Adapun bahan yang digunakan untuk pembuatan bekisting kolom ini

adalah tripleks yang mempunyai ukuran 12 mm yang diperkuat dengan plat kayu

berukuran 6/12 cm dan kayu penyangga 6/12 cm. Jarak antara kayu penyangga

sejarak 50 cm kemudian bekisting tersebut diolesi dengan solar yang bertujuan untuk

menghindari melekatnya beton pada saat bekisting dibuka.

Pembuatan papan cetakan ini dilakukan di pondok kerja dengan

menggunakan peralatan tukang. Cetakan yang telah selesai dibawa ke lokasi

pekerjaan dan dipasang sesuai dengan posisi tulangan yang telah terpasang. Untuk

membuat kedudukan bekisting kolom vertikal, sejajar dan lurus dilakukan

28

Page 29: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

pengukuran dengan mnggunakan alat bantu theodolit. Setiap pekerjaan pemasangan

mal yang telah diselesaikan diperiksa dan disetujui oleh pengawas lapangan.

Alat yang digunakan untuk membuat bekisting adalah linggis, martil, dan

gergaji untuk memotong papan. Gambar pemasangan bekisting kolom lantai I (satu)

dapat dilihat Lampiran A.2.10, halaman 44.

4.1.3 Pengecoran

Setelah pekerjaan pembesian dan pemasangan bekisting selesai dilakukan dan

telah disetujui oleh pengawas maka pekerjaan selanjutnya adalah pengecoran.

Pengadukan campuran beton ini dilakukan dengan menggunakan ready mix. Mutu

beton yang di rencanakan adalah K-275, dengan perbandingan campuran 1 Pc : 2

Ps : 3 Kr.

Setelah dilakukan pengadukan, mortar dituangkan ke dalam gerobak sorong.

Kemudian gerobak sorong tersebut disorong ketempat kolom yang akan dicor dan

disediakan bak didekat kolom yang akan di cor sebagai tempat mortar dituangkan.

Mortar yang telah dituangkan ke dalam bak dan dimasukkan lagi ke dalam bucket

agar mudah diangkat secara manual. Selama pengecoran, dilakukan pemadatan

dengan menggunakan alat pemadat (vibrator) sehingga adukan mortal mengisi

penuh ruangan yang ada. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya ruang pori

pada proses pengerasan beton yang dapat menyebabkan beton tidak padat.

Tenaga kerja yang di butuhkan untuk pengecoran Kolom Lantai I sebanyak

15 (lima belas) orang. Pengecoran Kolom Lantai di kerjakan dalam waktu 2 (dua)

hari. Untuk pengecoran Kolom Lantai I dapat dilihat pada Lampiran A.2.11, halaman

45.

4.1.4 Perawatan beton

.Pekerjaan perawatan beton dilakukan setelah beton mengeras, yaitu kira-kira

umur beton mencapai 24 jam (1 hari) setelah pengecoran berlangsung. Perawatan

beton dilakukan dengan cara menyiram air ke permukaan kilit beton. Hal ini

dilakukan untuk mencegah keretakan pada beton. Selain dengan menyiran air, cara

lain memberi kelembapan pada beton adalah dengan goni basah agar tidak terjadi

29

Page 30: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

kontak langsung dengan sinar matahari dan air hujan yang dapat merusak permukaan

beton. Pekerjaan perawatan beton ini dilakukan sedikitnya selama 2 minggu.

4.1.5 Pembukaan cetakan (bekisting)

Pembukaan bekisting pada kolom dilakukan setelah 4 hari setelah

pengecoran. Hasil pengecoran dapat dilihat pada Lampiran A.2.12, halaman 45.

4.2 Pekerjaan Balok Lantai II

Pekerjaan balok lantai dikerjakan setelah pekerjaan kolom lantai I telah

dikerjakan semuanya. Balok lantai yang di kerjakan ada 3 (tiga) tipe, yaitu:

B1 ukuran 30/60 cm B3 ukuran 20/30 cm

B2 ukuran 25/40 cm

Tahapan-tahapan untuk pekerjaan balok lantai II adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan pemasangan bekisting;

2. Pekerjaan pembesian; dan

3. Pekerjaan pengecoran;

4.2.1 Pekerjaan pemasangan cetakan (bekisting)

Cetakan dibuat sesuai dengan bentuk dan dimensi balok untuk menghasilkan

struktur akhir yang memenuhi bentuk, garis dan dimensi komponen struktur seperti

yang disyaratkan pada gambar rencana dan spesifikasi teknis. Cetakan pada balok

diperkuat dengan penyanggah vertikal menggunakan stempel sekur dari baja untuk

memperkuat atau menahan acuan dari gaya horizontal maupun vertikal pada saat

proses pengerjaan pengecoran. Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk

beton, baja, pasangan bata yang diplester, kayu atau material lain yang dapat

dipertanggung jawabkan kualitasnya. Dari pengamatan Penulis, proyek ini

menggunakan cetakan dari bahan multipleks dengan ketebalan 12 mm. Pemasangan

cetakan diusahakan cukup rapat untuk mencegah kebocoran mortar dan diperkaku

dengan kayu 6/12 dan diikat dengan baut-baut yang berfungsi untuk

mempertahankan posisi dan bentuknya. Pemasangan cetakan (bekisting) dilakukan

30

Page 31: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

oleh 10 orang pekerja, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran gambar

A.2.13, halaman 46.

4.2.2 Pekerjaan pembesian

Setelah seluruh bagian dari mal selesai dikerjakan, pekerjaan pembesian

dimulai. Pemotongan dan pembengkokan tulangan dilakukan di lapangan terbuka.

Pembesian dilakukan sesuai dengan gambar rencana. Pemotongan tulangan

dilakukan dengan menggunakan bar cutter, sedangkan pembengkokan dilakukan

dengan bar bender.

B1 ukuran 30/60 cm digunakan tulangan atas 9D16 dan bawah 5D16

B2 ukuran 25/44 cm digunakan tulangan atas 5D16 dan bawah 9D16

B3 ukuran 20/30 cm digunakan tulangan atas 5D16 dan bawah 3D16

Untuk sengkang digunakan besi D10 mm. Tulangan dan sengkang dirangkaikan

atau diikat dengan menggunakan kawat yang Ø 1 mm. Setelah tulangan dan

sengkang selesai dirangkaikan, kemudian dimasukkan kedalam mal balok yang telah

dipasang. Penempatan pembesian dapat dilihat pada Lampiran A.2.14. halaman 46.

4.2.3 Pekerjaan pengecoran

Setelah pekerjaan pembesian dan cetakan selesai selanjutnya dilakukan

pekerjaan pengecoran pada balok yang dilakukan bersamaan dengan pelat lantai

basement. Mutu beton yang digunakan untuk pengecoran balok adalah K-275

Pengadukan campuran dilakukan dengan menggunakan ready mix, pada saat

pengecoran digunakan alat bantu seperti pipa tremie sehingga saat pengecoran dapat

dilakukan sedekat mungkin dan tinggi jatuh beton segar ini dapat dipenuhi.

Beton yang baru dicor kemudian dipadatkan dengan alat pemadat (vibrator).

Pemadatan tersebut bertujuan untuk mengurangi udara pada beton yang akan

mengurangi kualitas beton. Pemadatan tersebut berkaitan dengan kelecakan

(workability) beton. Pada cuaca panas kelecakan beton menjadi sangat singkat,

sehingga slump yang rendah biasanya merupakan masalah. Untuk itu harus

disediakan vibrator dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan besarnya volume

pengecoran yang akan dilakukan. Minimal harus dipersiapkan satu vibrator cadangan

31

Page 32: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

yang akan dipakai, jika ada vibrator yang rusak pada saat pemadatan sedang

berlangsung. Alat pemadat harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak

menyentuh besi beton. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran A.2.17 dan

A.2.18, halaman 48.

4.3 Pekerjaan Plat Lantai II

Tahapan-tahapan untuk pekerjaan plat lantai II adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan pemasangan perancah dan bekisting;

2. Pekerjaan pembesian; dan

3. Pekerjaan pengecoran;

4.3.1 Pemasangan cetakan (bekisting)

Bahan cetakan/acuan yang dipergunakan dapat berbentuk beton, baja,

pasangan bata yang diplester, kayu atau material lain yang dapat dipertanggung

jawabkan kualitasnya. Penggunaan acuan terbuat dari multipleks dengan tebal

multipleks 12 mm. Balok kayu melintang yang digunakan kayu ukuran 6/12 cm,

balok melintang dibuat dengan benar agar tidak terjadi perubahan bentuk/ukuran dari

elemen beton yang dibuat. Balok melintang dibuat 2 buah (doble) tiap arah yang

ditopang oleh penyanggah dari baja (stempel sekur). Selanjutnya dibuat balok anak

memanjang menggunakan kayu ukuran 5/7 cm dan dipasang dengan jarak 50 cm

antar balok kayu. Acuan dipasang dengan cukup rapat untuk mencegah kebocoran

mortar dan diperhatikan pada penyambungan antara acuan balok dan pelat lantai

sehingga acuan dapat menghasilkan bagian konstruksi yang kerataan/kelurusan,

elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar rencana.

Pekerjaan pembesian pelat lantai dilakukan oleh 7 orang pekerja dalam satu balok

lantai, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran gambar A.2.15, halaman 47.

4.3.2. Pekerjaan pembesian

Pembesian pelat lantai dasar menggunakan tulangan ulir D12 dengan jarak

antara tulangan 100 mm untuk tebal pelat lantai 12 cm, setelah pekerjaan

32

Page 33: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

pemasangan cetakan selesai, maka tulangan pada pelat lantai dapat dilakukan.

Perletakan beton tahu digunakan untuk mempertahankan jarak yang tepat pada

tulangan atau sebagai selimut beton, kemudian awal mula penganyaman akan

dilakukan pengukuran jarak sumbu ke sumbu tulangan dan dilakukan penandaan.

Selanjutnya dapat dibuat tulangan dengan lapis pertama bagian bawah dengan jarak

sesuai dengan gambar rencana. Untuk pembesian lapisan kedua bagian atas

digunakan ganjalan/penumpu yang dipasang pada lapis teratas dari jaring bawah,

kemudian dihubungkan dengan batang atas (jaring bagian atas) kemudian diperkuat

dengan ikatan silang. Pekerjaan pembesian pelat lantai dilakukan oleh 7 orang

pekerja dalam satu balok lantai, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Lampiran

A.2.16, halaman 47.

4.3.3 Pekerjaan pengecoran

Pengecoran plat lantai dilakukan bersamaan dengan pengecoran balok lantai,

setelah penulangan selesai dikerjakan. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan

ready mix. Mutu beton yang di rencanakan adalah K-275, dengan perbandingan

campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr. Pada saat pengecoran digunakan alat bantu seperti pipa

tremie sehingga saat pengecoran dapat dilakukan sedekat mungkin dan tinggi jatuh

beton segar ini dapat dipenuhi.

Beton yang baru dicor kemudian dipadatkan dengan alat pemadat (vibrator).

Pemadatan tersebut bertujuan untuk mengurangi udara pada beton yang akan

mengurangi kualitas beton. Pemadatan tersebut berkaitan dengan kelecakan

(workability) beton. Minimal harus dipersiapkan satu vibrator cadangan yang akan

dipakai, jika ada vibrator yang rusak pada saat pemadatan sedang berlangsung. Alat

pemadat harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh besi beton.

Pengecoran diupayakan mengisi sekeliling tulangan dan seluruh celah dan masuk ke

semua sudut cetakan. Proses pengecoran dilakukan oleh 6 (enam) orang pekerja

dalam satu balok pelat lantai, hal ini dapat dilihat pada Lampiran gambar A.2.17 dan

A,2,18 halaman 48.

33

Page 34: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah mengikuti Kerja Praktek selama 1 (satu) bulan pada Proyek

Pembangunan Gedung Kontor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya,

Penulis telah banyak memperoleh tambahan pengalaman dan pengetahuan lapangan

secara langsung. Hal ini dapat menjadi bahan perbandingan bagi Penulis, antara

pengetahuan yang didapat di lapangan dengan teori yang diperoleh dari bahan kuliah

maupun dari literatur-literatur.

Berdasarkan analisis serta hasil pengamatan di lapangan selama mengikuti

Kerja Praktek, Penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Di lokasi pekerjaan, semen diletakan di luar bangunan tetapi masih di tutup dan

diberi alas dengan ketinggian 10 cm. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan PBI-

1971 pasal 3.9 ayat 1 dan 2, halaman 31, dimana semen ditempatkan pada tempat

penyimpanan (gudang) dijaga agar tidak lembab, tidak rusak atau tercampur

dengan bahan lain.

2. Penempatan material seperti pasir, kerikil/batu pecah dan kayu di lapangan

diletakan di atas tanah dan lapangan terbuka tanpa diberi alas di bawahnya. Hal

ini belum sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan PBI-1971 pasal 3.9 halaman

31 dinyatakan untuk penempatan material dapat digunakan bak-bak/alas yang

berlantai sehingga material tersebut tidak bercampur secara langsung dengan

tanah.

3. Pengecoran kolom, balok dan pelat lantai dilakukan melalui bagian atas bekisting

melalui pipa tremie sehingga tinggi jatuh beton segar dapat dilakukan sedekat

mungkin. Hal ini sesuai dengan SNI 03 –2847–2002 pasal 7.10 ayat 1 halaman

31 dimana beton saat dicor sedekat mungkin pada posisi akhirnya untuk

menghindari terjadinya segregasi dan dilakukan dengan kecepatan sedemikian

hingga beton selama pengecoran tersebut tetap dalam keadaan plastis dan dengan

mudah dapat mengisi ruang diantara tulangan.

34

Page 35: Bab i II II IV V Kerja Praktek teknik sipil

4. Perawatan kolom, balok dan pelat lantai dilakukan selama 4 hari, hal ini tidak

sesuai dengan ketentuan PBI 1971 pasal 6.6 ayat 1 halaman 58 yang menyatakan

bahwa untuk mencegah pengeringan bidang permukaan beton, maka perawatan

semacam ini dilakukan sedikitnya 2 minggu. Menurut SNI 03-2847-2002 pasal

7.11 ayat 1 halaman 32 dinyatakan bahwa beton harus dirawat pada suhu 500 C

atau di atas 100 C dan dalam kondisi lembab untuk sekurang-kurangnya selama 7

hari setelah pengecoran.

5. Pembukaan bekisting kolom dilakukan 4 hari, untuk balok dan pelat lantai

dilakukan selama 4 hari dan penopang baru dilakukan pembongkaran pada umur

beton 14 hari. Hal ini belum sesuai dengan ketentuan PBI 1971 pasal 6.6 ayat 1

halaman 58 yang menyatakan bahwa untuk mencegah pengeringan bidang

permukaan beton, maka perawatan semacam ini dilakukan sedikitnya 2 minggu.

5.2 Saran

Secara keseluruhan pekerjaan di lapangan sudah baik, namun terdapat beberapa

kekurangan, dalam hal penulis ingin memberikan beberapa saran :

1. Besi tulangan sebaiknya ditempatkan di dalam gudang dan diberi alas,

sehingga besi tersebut tidak berkarat yang dapat mengurangi mutu beton

bertulangan.

2. Pelaksanaan diharapkan lebih diperhatikan penempatan material terutama

pasir dan kerikil yang dapat mengakibatkan bercampurnya dengan tanah yang

dapat mengurangi mutu beton. Material sebaiknya ditempatkan dalam bak-bak

bahan yang berlantai sesuai dengan peraturan PBI-1971.

3. Pembukaan bekisting kolom seharusnya dilakukan setelah 3 hari dari hari

pengeccoran yang dilakukan perawatan beton agar tidak terjadi keretakan.

4. Pengawasan diharapkan agar lebih ketat dan teliti dalam mengawasi segala

pekerjaan yang dilakukan di lapangan, misalnya pekerjaan pembesian dan

pengecoran, agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan syarat-syarat yang telah

ditetapkan baik menurut literatur maupun menurut RKS.

5. Penggunaan air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh

mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan organic atau bahan lainnya

yang dapat merusak beton dan baja tulangan.

35