Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 1 Tanaman Padi BAB I PENDAHULUAN Pentingnya padi sebagai sumber utama makanan pokok dan dalam perekonomian bangsa indonesia tidak seorangpun yang menyangsikannya. Oleh karena itu setiap faktor yang mempengaruhi tingkat produksinya sangat penting diperhatikan. Salah satu faktor tersebut adalah hama dan penyakit. Masyarakat Indonesia, khususnya dalam lingkungan pertanian, pasti ingat bahwa hama wereng coklat pada pertengahan tahun 70-an telah menyebabkan bencana nasional dalam budidaya padi. Tikus juga sebagai masalah besar di banyak daerah. Demikian pula hama dan penyakit lain, meskipun tidak berskala nasional, telah tercatat sebagai faktor potensi dalam penurunan produksi padi. Memperhatikan pentingnya faktor hama dan penyakit di atas, maka pengendaliannya perlu diusahakan. Hal inipun telah menjadi perhatian nasional sehingga usaha pengendalian hama dan penyakit dimasukkan sebagai salah satu dari program panca usaha dalam budidaya padi. Empat usaha lainnya adalah penggunaan bibit ungul, pengairan yang baik, dan pemupukan yang seimbang. Salah satu syarat keberhasilan usaha pengendalian hama dan penyakit padi adalah identifikasi terhadap jasad penggagunya. Identifikasi ini selain di lakukan lansung pada jasad penggagunya , juga dapat di bantu dengan pengenalan terhadap gejala serangan yang ditimbulkan. Oleh karena itu uraian mengenai gejala serangan jasad pengganggu dalam makalah ini punya arti yang penting, khususnya bagi praktisi di lapang. Jika jasad penggagunya telah di ketahui, maka berdasarkan sifat-sifatnya cara pengendalian yang sesuai dapat diterapkan. Cara pengendalian hama dan penyakit padi biasanya terdiri dari beberapa macam. Dalam pelaksanaannya sebaiknya cara-cara itu jika saling menunjang atau memungkinkan dilakukan secara terpadu. Biasanya dari beberapa cara yang tersedia, yang hampir selalu dapat di sarankan adalah penanaman varietas yang tahan terhadap hama atau penyakit yang potensi di suatu daerah. Sekali lagi hendaknya masalah pengendalian hama dan penyakit padi ini terus kita perhatikan agar swasembada beras nasional yang telah tercapai dapat
19
Embed
BAB I PENDAHULUANblog.ub.ac.id/aminatussholikah/files/2012/12/PENYAKIT...Dari perkecambahan sampai terbentuknya bulir. Pada varietas padi yang berumur pendek (120 hari) stadia ini
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 1 Tanaman Padi
BAB I
PENDAHULUAN
Pentingnya padi sebagai sumber utama makanan pokok dan dalam
perekonomian bangsa indonesia tidak seorangpun yang menyangsikannya. Oleh
karena itu setiap faktor yang mempengaruhi tingkat produksinya sangat penting
diperhatikan. Salah satu faktor tersebut adalah hama dan penyakit. Masyarakat
Indonesia, khususnya dalam lingkungan pertanian, pasti ingat bahwa hama
wereng coklat pada pertengahan tahun 70-an telah menyebabkan bencana nasional
dalam budidaya padi. Tikus juga sebagai masalah besar di banyak daerah.
Demikian pula hama dan penyakit lain, meskipun tidak berskala nasional, telah
tercatat sebagai faktor potensi dalam penurunan produksi padi.
Memperhatikan pentingnya faktor hama dan penyakit di atas, maka
pengendaliannya perlu diusahakan. Hal inipun telah menjadi perhatian nasional
sehingga usaha pengendalian hama dan penyakit dimasukkan sebagai salah satu
dari program panca usaha dalam budidaya padi. Empat usaha lainnya adalah
penggunaan bibit ungul, pengairan yang baik, dan pemupukan yang seimbang.
Salah satu syarat keberhasilan usaha pengendalian hama dan penyakit padi
adalah identifikasi terhadap jasad penggagunya. Identifikasi ini selain di lakukan
lansung pada jasad penggagunya , juga dapat di bantu dengan pengenalan
terhadap gejala serangan yang ditimbulkan. Oleh karena itu uraian mengenai
gejala serangan jasad pengganggu dalam makalah ini punya arti yang penting,
khususnya bagi praktisi di lapang. Jika jasad penggagunya telah di ketahui, maka
berdasarkan sifat-sifatnya cara pengendalian yang sesuai dapat diterapkan.
Cara pengendalian hama dan penyakit padi biasanya terdiri dari beberapa
macam. Dalam pelaksanaannya sebaiknya cara-cara itu jika saling menunjang
atau memungkinkan dilakukan secara terpadu. Biasanya dari beberapa cara yang
tersedia, yang hampir selalu dapat di sarankan adalah penanaman varietas yang
tahan terhadap hama atau penyakit yang potensi di suatu daerah.
Sekali lagi hendaknya masalah pengendalian hama dan penyakit padi ini terus
kita perhatikan agar swasembada beras nasional yang telah tercapai dapat
Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 2 Tanaman Padi
dimantapkan.
Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 3 Tanaman Padi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Padi
Gambar 1. Tanaman Padi (Anonymous, 2011)
Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air serta tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 45˚LU sampai
45˚LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan.
Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun.
Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi
meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air
melimpah produksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif. Di
dataran rendah, padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22-
27˚C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperatur 19-23˚C.
Tanaman padi memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Selain itu,
adanya angin akan berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan, tetapi jika
terlalu kencang akan merobohkan tanaman.
Media tanam untuk kedua jenis padi, yaitu padi gogo (padi kering) dan padi
sawah, terdapat sedikit perbedaan, mengingat kedua jenis padi tersebut ditanam
pada kondisi dan ketinggian yang berbeda.
Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 4 Tanaman Padi
1. Padi gogo
Padi gogo harus ditanam di lahan yang berhumus, struktur remah dan
cukupmengandung air dan udara.
a. Memerlukan ketebalan tanah 25 cm, tanah yang cocok
bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus, berlempung
halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan
cukup banyak. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus
< 50%.
b. Keasaman tanah bervariasi dari 4,0 sampai 8,0.
2. Padi Sawah
a) Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang
memiliki lapisan keras 30 cm di bawah permukaan tanah.
b) Menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm.
c) Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan
akan mengubah pH tanam menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah
berkapur dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi. Karena
mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang
tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati
netral. Untuk mendapatkan tanah sawah yang memenuhi syarat
diperlukan pengolahan tanah yang khusus.
Tanaman padi dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, tetapi untuk padi yang
ditanam di lahan persawahan memerlukan syarat-syarat tertentu, karena tidak
semua jenis tanah dapat dijadikan lahan tergenang air. Sistem tanah sawah, lahan
harus tetap tergenang air agar kebutuhan air tanaman padi tercukupi sepanjang
musim tanam. Oleh karena itu, jenis tanah yang sulit menahan air kurang cocok
dijadikan lahan persawahan. Sebaiknya tanah yang sulit dilewati air sangat cocok
dibuat lahan persawahan.
Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 5 Tanaman Padi
2.2 Pertumbuhan tanaman padi Untuk menunjang suksesnya pengendalian hama, perlu diperkenalkan terlebih dahulu proses pertumbuhan tanaman padi. Ada tiga stadia umum :
a) Stadia Vegetatif Dari perkecambahan sampai terbentuknya bulir. Pada varietas padi yang berumur pendek (120 hari) stadia ini lamanya sekitar 55 hari, sedangkan pada varietas padi berumur panjang (150 hari) lamanya sekitar 85 hari.
b) Stadia Reproduktif Dari terbentuknya bulir sampai pembungaan. Pada varietas berumur pendek lamanya sekitar 35 hari,sedangkan pada varietas berumur panjang sekitar 35 hari juga.
c) Stadia pembentukan gabah atau biji Dari pembungaan sampai pemasakan biji. Lama stadia ini sekitar 30 hari,baik untuk varietas padi berumur pendek maupun berumur panjang.
Apabila ketiga stadia diatas dirinci lagi, maka akan didapat sembilan stadia. Masing – masing stadia mempunyai ciri dan nama tersendiri. Stadia tersebut adalah : a. Stadia 0
Dari perkecambahan sampai timbulnya daun pertama, biasanya memakan waktu selama tiga hari.
b. Stadia 1 Stadia bibit, stadia ini lepas dari terbentuknya daun pertama sampai terbentuknya anakan pertama, lamanya sekitar tiga minggu, atau sampai pada umur 24 hari.
c. Stadia 2 Stadia anakan, ketika jumlah anakan semakin bertambahnsampai batas maksimum, lamanya sampai tiga minggu, atau pada saat umur 40 hari
d. Stadia 3 Stadia perpanjangan batang, lamanya sekitar sepuluh hari, yaitu sampai terbentuknya bulir, saat padi berumur 52 hari.
e. Stadia 4 Stadia saat mulai terbentuknya bulir, lamanya sekitar sepuluh hari, atau sampai padi berumur 62 hari.
f. Stadia 5 Perkembangan bulir, lamanya sekitar dua minggu, saat mana padi sampai umur 72 hari. Bulir tumbuh semakin sempurna sampai terbentuk biji.
g. Stadia 6 Pembungaan, lamanya sepuluh hari, saat mulai muncul bunga, polinasi dan fertilisasi.
Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 6 Tanaman Padi
h. Stadia 7 Stadi biji berisi cairan menyerupai susu, bulir kelihatan berwarna hijau, lamanya sekitar dua minggu, yaitu padi berumur 94 hari.
i. Stadia 8 Ketika biji yang lembek mulai mengeras dan berwarna kuning, sehingga seluruh pertanaman kelihatan kekuning – kuningan. Lama stadia ini sekitar dua minggu, saat tanaman berumur 102 hari.
j. Stadia 9 Stadia pemasakan biji, biji berukuran sempurna, keras dan berwarna kuning, bulir mulai menunduk, lama stadia ini sekitar dua minggu, saat padi berumur 116 hari.
Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 7 Tanaman Padi
BAB III
PENYAKIT TANAMAN PADI
3.1 Penyakit Tanaman Padi 3.1.1 Bercak Belah Ketupat (Busuk Leher)
-Pyricularia oryzae
a. Gejala
Pada daun dan pelepah daun terdapat bercak-bercak belah
ketupat. Pusat bercak berwarna kelabu atau keputih-putihan dengan
pinggiran berwarna coklat. Ukuran dan warna bercak ini dapat
bervariasi tergantung pada kondisi linkungan, umur bercak, dan
kerentanan tanaman. Bila penyakit terjadi pada tanaman yang rentan
dan kondisi lingkungan yang lembab, maka bercak-bercak dapat
meluas dan bersatu sehingga dapat mengakibatkan rusaknya sebagian
besar daun.
Tangkai malai dapat membusuk dan patah, sehingga penyakit
ini disebut pula busuk leher. Bila infeksi ini terjadi sebelum masa
pengisian bulir, maka dapat terjadi kehampaan pada bulir. Batangpun
dapat terinfeksi akibat penularan dari pelepah daun,sehingga batang
membusuk dan mudah rebah.
c. Penyebab
Jamur Pyricularia oryzae. Konidianya berbentuk seperti buah
alpokat dan bersel tiga, konidia ini dibentuk pada ujung suatu tangkai
dan umunya di lepas pada malam hari saat ada embun atau angin.
Jamur ini berkembang biak bila jarak tanam rapat sehingga
kelembaban tinggi dan tanaman dipupuk nitrogen secara berlebihan.
Penyebaran konidia Jamur ini dapat terjadi melalui benih dan angin.
Sisa tanaman di lapang dan inang lain terutama jenis padi-padian
(famili Graminae) yang terinfeksi dapat menjadi sumber penularan
bagi pertanaman padi berikutnya.
d. Pengendalian
Tanaman varietas yang tahan, pupuk yang seimbang, dan
menghindari pemupukan Nitrogen yang berlebihan. Jarak tanam
Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 8 Tanaman Padi
jangan terlalu rapat sehingga kelembaban dalam pertanaman tidak
terlalu tinggi. Sanitasi lapangan, dengan cara memusnahkan sisa
tanaman dan inang lain yang berpenyakit. Gunakan benih yang bebas
penyakit. Jika perlu semprot dengan fungisida. Cara-cara tersebut akan
lebih berhasil bila diterapkan secara terpadu.
Gambar 3 : bercak belah ketupat
(Foto : Budi Tjahjono)
3.1.2 Bercak Coklat
-Helminthosporium oryzae
a. Gejala
Bercak terutama pada daun, tetapi dapat pula terjadi pada
tangkai malai, bulir, dan batang. Bercak muda berbentuk bulat kecil,
berwarna coklat gelap. Bercak yang sudah tua berukuran lebih besar
(0,4 - 1 cm x 0,1 – 0,2 cm), berwarna coklat pada pusat kelabu.
Kebanyakan bercak mempunyai warna kuning di sekelilingnya. Dan
bila serangan menghebat seluruh permukaan bulir dapat tertutup massa
konidia dan tangkainya.
Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 9 Tanaman Padi
Gambar 4 : penyakit bercak oleh Helminthosporium oryzae
(Harahap & Tjahjono,1993)
b. Penyebab
Cendawan Helminthosporium oryzae atau Drechslera oryzae
(cochliobolus miyabeanus). Konidia H. Oryzae berwarna coklat,
bersekat 6-17, berbentuk silindris, agak melengkung, dan bagian
tengahnya agak melebar. Konidia ini di bentuk pada tangkai sederhana
yang tumbuh pada bercak. Konidia ini dapat di sebarkan oleh angin
dan dapat terbawa benih. Sisa tanaman di lapang dan beberapa jenis
gulma seperti Leersia sp., Cynodon sp,. Dan Digitaria sp. Yang
terinfeksi dapat menjadi sumber penularan.
c. Pengendalian
Tanaman varietas yang tahan. Gunakan benih yang sehat atau
beri perlakuan fungisida atau air panas pada benih. Pupuk yang
seimbang terutama K yang cukup. Sanitasi lapang pengolahan tanah
yang cukup, pengairan dan drainase yang baik sehingga akar tumbuh
dengan baik. Penyemprotan fungisida dilakukan pada masa anakan
maksimum.
Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 10 Tanaman Padi
Gambar 5 : bercak coklat
(Foto : Budi Tjahjono)
3.1.3 Bercak Coklat Sempit
-Cercospora oryzae
a. Gejala
Pada daun dan pelepah daun terdapat bercak coklat yang
sempit seperti garis-garis pendek. Pada varietas yang tahan bercak
berukuran 0,2-1 cm x 0,1 cm, berwarna coklat gelap. Pada varietas yang
rentan bercaknya lebih besar dan berwarna coklat terang.
b. Penyebab
Jamur Cercospora oryzae merupakan penyebab penyakit ini.
Konidianya bersekat 3-10, tangkainya coklat. Penularan terjadi melalui
udara dan inang alternatif misalnya Panicum repens.
Gambar 6 : Tangkai konidia dan konidia Cercospora oryzae
(Harahap & Tjahjono,1993) c. Pengendalian
Tanam varietas yang tahan. Bila diperlukan semprot fungisida
pada daun.
Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 11 Tanaman Padi
Gambar 7 : Bercak coklat sempit
(Foto : Budi Tjahjono)
3.1.4 Bercak Pelepah Daun
- Rhizoctonia solani; R. oryzae
a. Gejala
Bercak terutama terdapat pada seludang daun. Bila kondisi
lembab, bercak dapat pula terjadi pada daun. Bercaknya terdapat bulat
lonjong, berwarna kelabu kehijau-hijauan yang kemudian menjadi putih
kelabu dengan pinggiran coklat. Ukuran bercak dapat mencapai panjang
2-3 cm. Jika kondisinya lembab sekali, pelepahnya dapat busuk
sehingga penyakit disebut juga busuk upih. Biasanya gumpalan benang
jamur dapat dijumpai pada pelepah yang terinfeksi.
b. Penyebab
Sebagi penyebab penyakit ini ialah jamur Rhizoctonia solani
dan R. Oryzae. jamur ini dapat bertahan dalam tanah atau sisa tanaman
dalam bentuk benang-benang atau gumpalan yang keras (sklerotia).
Jamur ini berkembang pesat dalam kondisi lembab, misalnya di bawah
rumpun padi yang rapat. Pada tanaman yang dipupuk berat dengan
pupuk N, jamur juga berkembang pesat. Sinar matahari yang intensif
dapat menekan pertumbuhan cendawan.
Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 12 Tanaman Padi
Gambar 8 : Benang Cendawan Rhizoctonia solani
(Harahap & Tjahjono,1993)
e. Pengendalian
Jarak tanam jangan terlalu rapat. Hindari pemupukan N secara
berlebihan. Semprotkan fungisida pada masa pembentukan anakan
maksimum.
Gambar 9 : bercak pada pelepah oleh Rhizoctonia solani
(Foto : Budi Tjahjono)
Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 13 Tanaman Padi
3.1.5 Hangus Palsu
- Ustilaginoidea virens
a. Gejala
Bulir-bulir padi berubah menjadi gumpalan spora yang
berukuran sampai 1 cm. Gumpalan spora tersebut mula-mula berwarna
kuning sampai orange, kemudian menjadi hijau gelap
b. Penyebab
Sebagai penyebab penyakit ini ialah jamur Ustilaginoidea
virens. Jamur ini terutama merusak pada kondisi lembab, banyak
hujan, mendung pada masa pembungaan, dan tanaman yang dipupuk N
dengan dosis tinggi. Infeksi terjadi persis sebelum pengisian bulir.
Penularan terjadi lewat udara.
c. Pengendalian
Pengendalian penyakit ini biasanya tidak diperlukan karena
luas dan intensitas serangannya umumnya rendah. Cara yang masih
bisa dianjurkan adalah penggunaan varietas yang tahan.
Gambar 10 : penyakit hangus palsu oleh Ustilaginoidea virens
(Foto : Budi Tjahjono)
3.1.6 Kerdil Hampa
-Virus kerdil hampa
a. Gejala
Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 14 Tanaman Padi
Tanaman kerdil. Gelajala utama pada awal pertumbuhan ialah
daun padi menjadi rusak tidak teratur. Bagian daun yang kasar biasanya
menguning, rusak, atau terpilin. Gejala pada tanaman dewasa adalah
daun benderanya pendek, terpilin, salah bentuk, atau kasar tak
beraturan. Bulir padi dari tanaman terserang sedikit yang berisi.
b. Penyebab
Virus kerdil hampa adalah penyebab penyakit ini. Virus ini
dapat ditularkan oleh wereng coklat (Nilaparvata lugens).
c. Pengendalian
Dianjurkan untuk menanam varietas yang tahan. Berantas
serangga penularnya dengan insektisida. Cabut dan musnahkan tanaman
yang terinfeksi.
Gambar 11 : Penyakit oleh virus kerdil hampa
(Foto : IRRI)
3.1.7 Kerdil Rumput
-Virus kerdil rumput
a . Gejala
Tanamann yang terinfeksi sangat kerdil dengan banyak anakan
sehingga menyerupai rumput. Daunnya sempit, pendek, kaku, hijau
pucat dan kadang-kadang mempunyai bercak seperti karat. Kadang-
Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 15 Tanaman Padi
kadang terdapat percabangan anakan dari buku batang. Tanaman yang
terinfeksi biasanya bertahan sampai dewasa, tetapi hanya
menghasilkan sedikit malai yang kecil, coklat dan bulirnya hampa.
Bila terinfeksi terjadi pada tanaman dewasa, mungkin gejalanya tidak
berkembang sebelum panen, tetapi muncul pada singgangnya setelah
panen.
b. Penyebab
Virus kerdil rumput merupakan penyebab penyakit ini. Virus
ini ditularkan oleh wereng coklat (N. lugens).
c. Pengendalian
Tanaman varietas yang tahan. Gunakan insektisida untuk
membrantas penularannya. Cabut dan musnahkan tanaman yang
terinfeksi supaya tidak menjadi sumber penularan bagi tanaman yang
masih sehat.
Gambar 12 : penyakit oleh virus kerdil rumput
(Foto : IRRI)
3.1.8 Kresek
-Xanthomonas campestris pv. oryzae (X. oryzae)
a. Gejala
Tepi daun tanaman yang terinfeksi mula-mula bernoda seperti
garis-garis basah yang kemudian meluas dan berwarna putih kekuning-
kuningan. Kematian jaringan daun ini mulai terjadi pada satu atau
kedua tepi helai daun, atau pada setiap titik permukaan daun yang luka,
dan selanjutnya meluas ke seluruh permukaan daun. Pada varietas yang
rentan, kematian jaringan dapat terjadi sampai pelepah daun, apalagi
Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 16 Tanaman Padi
bila tanamannya dipupuk N dengan dosis tinggi. Infeksi sistemik pada
bibit dapat mengakibatkan seluruh daun atau tanaman menjadi layu