Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbagai macam permasalahan yang ada di Indonesia banyak dan sangat beranekaragam seperti permasalahan kesejahteraan, sosial, keagamaan, kesehatan, kemiskinan, pendidikan, ekonomi dst, itu semua merupakan permasalahan yang ada di masyarakat Indonesia akibat kualitas hidup yang rendah dan mengakibatkan kemandiran dalam hidup masyarakat akan menjadi lemah. Berbagai usaha untuk mencari solusi dari problem di atas terus dilakukan oleh Pemerintah, Ormas, LSM, dan lain-lain dalam meminimalisir masalah-masalah tersebut dan berbagai macam kementerian, dinas-dinas dan organisasi non pemerintah yang ada di Indonesia juga salahsatunya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia atau melakukan pemberdayaan masyarakat agar lebih mandiri dan berdaya, karena salah satu tujuan penyelenggaraan negara adalah ingin mensejahteraakan rakyatnya dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Walaupun demikian, perubahan kearah kesejahteraan belum terlihat secara signifikan dan menyeluruh. Keadaan masyarakat Indonesia pada saat ini yang dirasakan masih sangat memprihatinkan. Banyaknya masyarakat yang belum mendapatkan kesejahteraan yang layak dalam hidupnya. Masalah sosial, terutama kualitas hidupnya merupakan permasalahan yang kompleks dan menjadi concern utama
30

BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

Mar 07, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Berbagai macam permasalahan yang ada di Indonesia banyak dan sangat

beranekaragam seperti permasalahan kesejahteraan, sosial, keagamaan,

kesehatan, kemiskinan, pendidikan, ekonomi dst, itu semua merupakan

permasalahan yang ada di masyarakat Indonesia akibat kualitas hidup yang

rendah dan mengakibatkan kemandiran dalam hidup masyarakat akan menjadi

lemah. Berbagai usaha untuk mencari solusi dari problem di atas terus

dilakukan oleh Pemerintah, Ormas, LSM, dan lain-lain dalam meminimalisir

masalah-masalah tersebut dan berbagai macam kementerian, dinas-dinas dan

organisasi non pemerintah yang ada di Indonesia juga salahsatunya untuk

meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia atau melakukan

pemberdayaan masyarakat agar lebih mandiri dan berdaya, karena salah satu

tujuan penyelenggaraan negara adalah ingin mensejahteraakan rakyatnya

dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Walaupun demikian,

perubahan kearah kesejahteraan belum terlihat secara signifikan dan

menyeluruh.

Keadaan masyarakat Indonesia pada saat ini yang dirasakan masih

sangat memprihatinkan. Banyaknya masyarakat yang belum mendapatkan

kesejahteraan yang layak dalam hidupnya. Masalah sosial, terutama kualitas

hidupnya merupakan permasalahan yang kompleks dan menjadi concern utama

Page 2: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

2

pemerintah Indonesia mulai pemerintahan Orde Lama, Orde Baru dan sampai

Orde Reformasi sekarang ini. Berbagai analisa, pendekatan dan strategi yang

diimplementasikan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam

pemberdayaan, akan tetapi sampai saat ini yang banyak kita ketahui masih

menunjukkan adanya pasang surut kondisi masyarakat yang belum mencapai

sejahtera, meskipun demikian tidaklah kemudian hal tersebut menjadi sebuah

justifikasi untuk membiarkan atau bahkan melanggengkan kemiskinan yang

terjadi direpublik ini, menjadi tanggung jawab bersama dalam sebuah program

pembangunan yaitu masyarakat berdaya atau memiliki daya, kekuatan atau

kemampuan. Kekuatan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek fisik, material,

ekonomi, kelembagaan, kerjasama, kekuatan intelektual dan komitmen bersama

dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat.

Kemampuan berdaya mempunyai arti yang sama dengan kemandirian

masyarakat. Terkait dengan adanya program pembangunan, bahwa tujuan yang

ingin dicapai adalah untuk membentuk individu dan masyarakat yang mandiri.

Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, kemandirian bertindak

dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Keberdayaan masyarakat yang

ditandai adanya kemandiriannya dapat dicapai melalui proses pemberdayaan

masyarakat. (Sumodiningrat, 2000: 82).

Kabupaten Bekasi merupakan salah satu Kabupaten yang berada di area

Jawa Barat, yang memiliki batas wilayah disebelah utara terdapat laut Jawa,

disebelah selatan terdapat Kabupaten Bogor yang ujung daerah kabupaten

bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada wilayah Barat

Page 3: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

3

diawali dengan Kota Bekasi sampai DKI Jakarta, di bagian paling Timur

terdapat Kecamatan Pabayuran yang menuju ke area Kabupaten Kerawang.

Kini Kabupaten Bekasi Memiliki 23 Kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah

180 Desa dan 7 Kelurahan yang tersebar di Kabupaten Bekasi seluas 127.388

Ha. (Cahyono, 2017: 9)

Garis kemiskinan masyarakat kabupaten bekasi pada tahun 2010 sampai

2017 mengalami kurangnya kestabilan yang ada dari jumlah penduduk

3.371.691 pada tahun 2016. Pada tahun 2010 masyarakat Kabupaten Bekasi

terdapat 161.700 jumlah penduduk miskin dan mengalami penurunan pada

tahun 2012 sebanyak 151.600 jumlah penduduk yang miskin, kini data terakhir

pada tahun 2017 mengalami peningkatan dan lebih dari angka pada tahun 2012,

yaitu sebanyak 163.950 jumlah penduduk miskin pada tahun 2017. (Cahyono,

2017: 128).

Pemberdayaan masyarakat menjadi sangat terkenal dan terus menjadi

sorotan berbagai lapisan masyarakat saat ini. Masyarakat dari berbagai

kalangan mayoritasnya walau berbagai sorotan yang beragam adanya. Mulai

dari yang berpengaruh dan dampak pada perubahan sebagai solusi dari

permasalahan dalam peningkatan kualitas hidup sampai pada sorotan yang

hanya bersifat opini dan kritik belaka. Berkaitan dengan hal itu, upaya

peningkatan dalam kualitas hidup agar menuju masyarakat mandiri yang paling

kursial, maka dari itu, masyarakat terus berusaha melakukan perbaikan-

perbaikan ke arah peningkatan kualitas hidup yang lebih layak, baik dengan

Page 4: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

4

pembangunan, pemberdayaan, peningkatan, mata pencharian maupun yang

lainnya (Zubaidi, 2013: 82).

Dalam upaya mewujudkan kesejahteran sosial maka negara Indonesia

memiliki undang-undang yang secara khusus untuk mengatur hal ini, yaitu

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang ketentuan pokok kesejahteraan

sosial yang memaparkan bahwa kesejahteraan sosial adalah suatu tata

kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual yang diliputi oleh

rasa keselamatan kesusilaan dan ketentraman lahir dan bathin, yang

memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan

kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri sendiri,

keluarga, serta masyarakat yang menunjang tinggi hak-hak asasi serta

kewajiban manusia sesuai kewajiban manusia sesuai dengan falsafah negara

Indonesia, yaitu Pancasila (Wibhawa, 2010: 10) Uraian ditersebut merupakan

pola peningkatan kualitas dalam hidup masyarakat, yang menjaga dan mengatur

hak-hak manusia untuk mengadakan usaha dalam pemnuhan jasmaniah,

rohaniah dan sosial.

Peningkatan kualitas hidup masyarakat agar masyarakat menjadi

mandiri sejatinya dilakukan oleh semua pihak, baik oleh pihak pemerintahan,

dunia usaha, maupun civil society, hal ini bertujuan untuk meningkatkan

kualitas kehidupan manusia melalui kebijakan dan program yang bermitra

pelayanan sosial, penyembuhan sosial, perlindungan sosial dan pemberdayaan

masyarakat. Dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial ditunjukan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat, sejahtera menunju pada keadaan yang baik

Page 5: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

5

jasmani maupun rohani, baik dalam pisik maupun psikis. Kondisi manusia yang

mandiri, adalah kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan

makmur, baik dalam sumber daya manusianya, sumber daya ekonominya dan

sumber daya lingkungan ataupun alam.

Pemberdayaan pada dasarnya adalah upaya pemberian daya atau

peningkatan keberdayaan. Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai

upaya untuk memandirikan masyarakat agar mampu berpartisipasi aktif dan

sadar dalam segala aspek pembangunan. Kemandirian buka berarti mampu

hidup sendiri tetapi mandiri dalam pengambilan keputusan, yaitu memiliki

kemampuan untuk memilih dan keberanian menolak segala bentuk bantuan dan

atau kerjasama yang tidak menguntungkan atau merugikan nilai-nilai terhadap

masyarakat.

Selain itu, pemberdayaan masyarakat juga menyangkut dalam keadaan

sehat dan damai. Maka tidak heran jika semua orang ingin hidupnya sejahtera,

dan bahkan salah satu tujuan penyelenggaraan negara adalah ingin

mensejahteraakan rakyatnya dengan cara melakukan pemberdayaan kepada

masyarakat. Walaupun demikian, perubahan kearah kesejahteraan belum

terlihat secara menyeluruh.

Dengan demikian kemandirian masyarakat adalah suatu kondisi yang

dialami oleh masyarakat yang memiliki kemampuan memikirkan, memutuskan

serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan

masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan

yang dimilikinya. Daya kemampuan yang dimaksud merupakan kemampuan

Page 6: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

6

kognitif, konatif, psikomotorik dan afektif serta sumber daya lainnya yang

bersifat fisik/material. Kemandirian masyarakat bisa dapat dicapai tentunya

memerlukan sebuah proses belajar. Masyarakat yang mengikuti proses belajar

yang baik, secara bertahap akan memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan

yang bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan secara mandiri.

Berkaitan dengan hal tersebut, (Sumodiningrat, 2000: 82) menjelaskan bahwa

keberdayaan masyarakat yang ditandai dengan adanya kemandiriannya dapat

dicapai melalui proses pemberdayaan masyarakat. Keberdayaan masyarakat

dapat diwujudkan melalui partisipasi aktif masyarakat yang difasilitasi dengan

adanya pelaku pemberdayaan. Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah

mereka yang lemah dan tidak memiliki daya, kekuatan atau kemampuan

mengakses sumberdaya produktif atau masyarakat terpinggirkan dalam

pembangunan. Tujuan akhir dari proses pemberdayaan masyarakat adalah

untuk memandirikan warga masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidup

keluarga dan mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya.

Pada dasarnya Islam merupakan Agama pemberdayaan. Dalam

pandangan Islam, pemberdayaan itu dan merupakan gerakan yang tanpa henti.

Hal ini sejalan dengan paradigma Islam itu sendiri sebagai Agama gerakan atau

perubahan. Istilah pemberdayaan dalam bahasa asing adalah “empowerment”.

Berkaitan dengan itu, pemberdayaan berarti penguatan. Sedangkan secara

istilah pemberdayaan dapat disamakan atau setidaknya disamakan dengan

pengembangan. Dengan demikian, pengembangan atau pemberdayaan

masyarakat Islam merupakan modal empiris pengembangan prilaku individual

Page 7: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

7

dan kolektif dalam dimensi amal sholeh (karya terbaik), dengan titik tekan pada

pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat. Sasaran individual yaitu setiap

individu muslim, dengan orientasi sumber daya manusia. Sasaran komunal

adalah kelompok atau komunitas muslim, dengan orientasi pengembangan

sistem masyarakat, sedangkan untuk sasaran institusional adalah organisasi

islam dan pranata sosial kehidupan, dengan orientasi pengembangan kaulitas

dan islamitas kelembagaan.

Pada jurnal yang ditulis oleh Agus Ahmad Safei menjelaskan tentang

kemiskinan masyarakat terutama umat Islam yang tertinggal dalam aspek

perekonomian.

”One of the most prominent aspects in which Islamic society left behind from

other religions is the economy. Thus, economy becomes one of the aspects that will be

focused on the development of Islamic society. It is important to conduct studies

empirically and conceptually on various models and strategies of economic

development in Islamic society” (Agus, Ahmad Safei. 2016 “Development of Islami

Society Based on Celestial Buisness” dalam Walisongo Jurnal Penelitian Sosial

Keagamaan, Vol 24 No. 1, Mei)

“Salah satu aspek yang paling menonjol di mana masyarakat Islam

tertinggal dari Agama lain adalah ekonomi.dengan demikian ekonomi menjadi salah

satu aspek yang akan difokuskan pada perkembangan masyarakat Islam. Penting

untuk melakukan studi secara empiris dan konseptual pada berbagai model dan

strategi pembangunan ekonomi dalam masyarakat islam.”

Islam mempunyai potensi kesempatan besar untuk ikut berpartisipasi

dalam pembangunan guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar

Page 8: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

8

masyarakat menjadi mandiri. Potensi yang dapat digali, dikembangkan, dan

didayagunakan dalam penyediaan dan pemberdayaan di bidang sosial,

kesehatan, ekonomi, pendidikan dan lainnya adalah dari pengumpulan dana

zakat, infaq, dan shodaqoh yang berada di masing-masing setiap wilayah

salahsatu contoh lembaganya adalah Badan amil zakat nasional (Baznas)

Kabupaten Bekasi. Masyarakat Kabupaten Bekasi pada umumnya banyak

membutuhkan bantuan secara material dan spiritual agar dapat meningkatkan

kualitas dalam kehidupannya yang menuju mandiri dan sejahtera, bantuan

tersebut bukan saja berisikan material secara penuh, akan tetapi masyarakat

diajak untuk berusaha dalam memberdayakan apa yang menjadi kualitas dan

potensi yang dimilikinya atau wilayah yang didudukinya, dengan demikian

pemerintah Kabupaten Bekasi yang dipanjang tangani oleh Badan Amil Zakat

Nasional (Baznas) Kabupaten Bekasi dan memiliki 5 program unggulan yaitu

Bekasi Taqwa, Bekasi Sehat, Bekasi Cerdas, Bekasi Peduli dan Bekasi Mandiri,

diantara kelima program unggulan Baznas Kabupaten Bekasi tersebut, program

Bekasi Mandiri menjadi sasaran peneliti dalam melakukan penelitian, dalam

program Bekasi Mandiri tersebut bukan saja hanya masyarakat yang berhak

menerima zakat saja yang menjadi sasarannya akan tetapi seluruh lapisan

masyarakat yang ingin bergabung dalam program Bekasi Mandiri, pada

program Bekasi Mandiri yang menjadi sasaran bagi peneliti ini merupakan

tembusan mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam dalam melihat contoh

nyata pemberdayaan dilakukan dalam ruang lingkup Baznas Kabupaten Bekasi.

Page 9: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

9

Program Bekasi Mandiri pada dasarnya menjadikan masyarakt yang

kuat terhadap masalah-masalah yang dihadapinya, diantaranya masalah

ekonomi, masalah ekonomi yang kiat meraut dalam benak pikiran masyarakat

menjadikan masalah utama bagi masyarakat yang berpengahasilan dibawah

rata-rata ditengah harga harga pokok yang kian terus menaik, maka demikian

program Bekasi mandiri ini hadir memberikan solusi bagi masyarakat untuk

dapat membantu memecahkan masalah dalam hidupnya.

Dengan legalitas diatas secara adiminstrasi Badan amil zakat nasional

(Baznas) Kabupaten Bekasi merupakan lembaga sosial yang kuat memiliki

perlindungan dari pemerintahan dengan legalitas yang kuat, dengan legalitas

diatas lahirlah beberapa program unggulan yang ada di Badan amil zakat

nasional (Baznas) Kabupaten Bekasi salahsatu diantaranya adalah Program

Bekasi mandiri, maka dari itu peneliti tertarik dengan hal demikian untuk

dijadikan penelitian.

Terlepas dari berbagai uraian di atas yang jelas beberapa pendapat di

atas sangat membantu kiprah dan aktivitas dakwah, yang pada gilirannya akan

mempengaruhi arah atau tujuan pengembangan masyarakat Islam. Maka dari

sini lah penulis mengangkat skripsi tentang “PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT MELALUI PROGRAM BEKASI MANDIRI ”

1.2 Fokus Penilitian

1. Bagaimana pemberdayaan masyarakat melalui program kegiatan Bekasi

Mandiri ?

Page 10: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

10

2. Bagaimana langkah kongkrit pemberdayaan masyarakat memalui program

Bekasi Mandiri ?

3. Bagaimana keberhasilan pemberdayaan masyarakat melalui program

Bekasi mandiri ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitia diatas adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan masyarakat melalui program

Bekasi Mandiri.

2. Untuk mengetahui langkah kongkrit pemberdayaan masyarakat melalui

program Bekasi Mandiri.

3. Untuk mengetahui keberhasilan pemberdayaan masyarakat melalui

program Bekasi mandiri.

Page 11: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

11

1.4 Kegunaan Penulisan

1.4.1 Kegunaan Secara Teoretis

Sebagai tambahan referensi serta diharapkan mampu

memberikan kontribusi bagi pengembangan penelitian melalui ilmu

pendekatan komunikasi sebagai alat bantu utama para Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

1.4.2 Kegunaan Secara Praktis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

informasi mengenai pemberdayaan masyarakat melalui program

Bekasi mandiri pada Badan amil zakat nasional (Baznas) Kabupaten

Bekasi dalam melakukan pemberdayaan kepada masyarakat, dan

dapat berguna untuk dijadikan bahan evaluasi dalam pelaksanaan

program pemberdayaan masyarakat di massa selanjutnya, dan juga

diharapkan berguna untuk dijadikan bahan acuan untuk mewujudkan

masyarakat yang dapat berpartisipasi aktif dalam melakukan

pemberdayaan.

Penelitian ini dapat dijadikan titik tolak ukur untuk penelitian

yang lebih mendalam pada lokasi yang sama ataupun lokasi yang

berbeda, dengan demikian secara berangsur-angsur pembendaharaan

informasi tentang peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui

Badan amil zakat nasional (Baznas) dapat dijadikan bahan untuk

merumuskan teori dan model penelitian dibidang tersebut.

Page 12: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

12

Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan para

aktifis dakwah Islam pada umumnya dalam melakukan pemberdayaan

kepada masyarakat dan pada khususnya bagi Lembaga Badan amil

zakat nasional (Baznas) Kabupaten Bekasi.

1.5 Landasan Pemikiran

1.5.1. Hasil Penelitian Sebelumnya

Landasan pemikiran adalah sebuah pemikiran kualitatif yang

sifatnya bisa berubah-ubah. Namun untuk menguji kelayakan dan

kesesuaian harus adanya perbandingan dari beberapa aspek, setelah

melakukan penelusuran terhadap hasil-hasil penelitian khususnya skripsi,

penulis menemukan beberapa karya ilmiah yang berhubungan dengan

penelitian ini salahsatunya,

Pertama Skripsi yang ditulis oleh Fanzi Nurul Akbar Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dengan judul

“Peran Lembaga Pusat Zakat Umat (PZU) Persis Bandung dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Sosial” dengan menggunakan jenis

deskriptif kualitatif, penelitian ini membahas mengenai lembaga pusat

zakat umat Persis Bandung. Objek penelitian ini adalah peran pusat zakat

umat dalam peningkatan kesejahteraan umat dalam bidang pendidikan,

kesehatan, dakwah, sosial dan ekonomi sebagai penyaluran program

paling utama. Dengan adanya lembaga pusat zakat umat dalam

Page 13: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

13

pengembangan SDM masyarakat dapat membantu meningkatkan kualitas

perilaku beragama masyarakat di Desa Cibodas.

Kedua Skripsi yang ditulis oleh Lailatul Badriyah Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dengan judul

“Pemberdayaan Dana Zakat dalam Meningkatkan Kesejahteraan

Masyarakat” dengan menggunakan jenis deskriptif kualitatif, penelitian

ini membahas mengenai lembaga Dompet Duafa Jawa Barat. Objek

penelitian ini adalah Pemberdayaan Dana Zakat dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat dalam bidang ekonomi. Dengan adanya

lembaga Dompet Duafa dalam pengembangan SDE masyarakat dapat

membantu meningkatkan perekomonian masyarakat.

Ketiga Skripsi yang ditulis oleh Amelia Mahasiswa Universitas

Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dengan judul Penyaluran

Dana Zakat di Baznas Kota Bekasi dalam Peningkatan Pendidikan

Melalui Program Bekasi Cerdas” dengan menggunakan jenis deskriptif

kualitatif, penelitian ini juga membahas mengenai lembaga Baznas Kota

Bekasi. Objek penelitian ini adalah pemberdayaan dana zakat dalam

meningkatkan masyarakat dalam bidang pendidkan.

1.5.2. Landasan Teoritis

Menurut Edi Suharto (Suharto, 2005: 59-60) Pemberdayaan adalah

sebuah proses dan tujuan sebagai proses, pemberdayaan adalah

serangkaian kegiatan untuk memperkuat, kekuasaan atau keberdayaan

Page 14: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

14

kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang

mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan

menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah

perubahan sosial, yaitu

1. Masyarakat yang berdaya

2. Memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan

kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik yang

bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki

kepercayaan yang tinggi

3. Mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencharian,

berpasrtisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam

melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

Pengertian ini mengasumsikan bahwa pemberdayaan sebagai

sesuatu yang tidak pernah berubah atau tidak dapat dirubah keberadaannya.

Pemberdayaan sesungguhnya tidak terbatas pada pengertian diatas.

Pemberdayaan senantiasa hadir dalam konteks relasi sosial antara manusia.

Pemberdayaan tercipta dalam relasi sosial, karena itu, kekuasaaan dan

hubungan kekuasaan dapat berubah. Dengan pemahaman kekuasaan seperti

ini, pemberdayaan sebagai sebuah proses perubahan kemudian memiliki

konsep yang bermakna.

Pemberdayaan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

seseorang atau masyarakat pertama dalam memenuhi kebutuhan dasarnya

sehingga mereka memiliki kebebasan (fredom), dalam arti bukan saja bebas

Page 15: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

15

mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari

kebodohan, bebas dari kesakitan, kedua menjangkau sumber­sumber

produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya

dan memperoleh barang­barang dan jasa yang mereka perlukan dalam

hidupnya dan, ketiga berpartisipasi dalam proses pembangunan dan

keputusan­keputusan yang mempengaruhi mereka.

Menurut Agus Ahmad Safei dalam bukunya Sosiologi Islam kata

Pengembangan dan Pemberdayaan masyarakat, merujuk pada pengertian

membangun, membina, serta meningkatkan kualitas. Secara istilah, frasa

pengembangan masyarakat mentransformasikan dan melembagakan

seluruh aspek ajaran Isalm dalam kehidupan keluarga (usrah), kelompok

sosial (jamaah), dan masyarakat (ummah).

Bens dan Miche menjelaskan bahawa pemberdayaan adalah

menghilangkan batas birokratis yang mengotak-kotakan orang dan

membuat mereka menggunakan seefektif mungkin ketrerampilan,

pengalam, energi dan ambisinya. Hal ini akan dapat memperkenalkan

kepada mereka akan pentingnya mengembangkan suatu perasaan memiliki

bagian-bagian dari proses, khusunya menjadi tanggung jawab mereka,

dengan demikian akan menuntut mereka menerima suatu bagaian tanggung

jawab dan kepemilikan yang lebih luas dari keseluruhan proses. Munculnya

konsep pemberdayaan ini pada awalnya merupakan gagasan yang ingin

menempatkan manusia sebagai subjek dari dunianya sendiri dan agar

memiliki kemandirian dalam hidupnya. Oleh karena itu konsep ini

Page 16: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

16

menampakan dua kecendrungan Pertama, pemberdayaan menerapkan

kepada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan

dan kemampuan (power) kepada masyarakat, organisasi atau individu agar

menjadi lebih berdaya dan mandiri, proses ini disebut sebagai primer dari

makna pemberdayaan. Kedua kecendrungan sekunder, menekankan pada

proses menstimulasi, mendorong dan memotivasi individu agar mempunyai

kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan

hidupnya (Sedarmayanti, 2014: 80).

Imang mansur dalam buku yang ditulis oleh Agus Ahmad Safei,

(2001: 42) mendefisnisikan pengembangan masyarakat sebagai upaya

untuk membangkitkan potensi umat Islam ke arah yang lebih baik, baik

dalam kehidupan sosial politik, maupun ekonomi. Perekonomian

merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan masyarakat

pedesaan maupun perkotaan. Karena perekonomian terkait erat dengan

aspek-aspek lainnya dalam kehidupan manusia. Ekonomi berpengaruh pada

tingkat pendidikan, kesejahteraan, keamanan, bahkan pada tingkat

keimanan seseorang.

Dengan demikian pemberdayaan dan pengembangan merupakan

salahsatu kata yang berbeda arti secara perkata akan tetapi memiliki arti

yang sama dalam memahaminya, kata tersebut memiliki arti penembahan

kualitas daya manusia agar lebih baik dari sebelumnya baik individu

maupun kelompok. Proses ataupun tahapan pengembangan dan

pemberdayaan terbagi menjadi tiga fase seperti yang dijalankan oleh Nabi

Page 17: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

17

Muhammad SAW, yaitu fase takwin, tanzim dan taudi sebagai proses fase

pemberdayaan agar menjadi masyarakat yang mandiri dalam menjalankan

kehidupannya, dalam melakukan pemberdayaan dalam suatu masyarakat,

hal yang harus dikembangkan di sini juga suatu komunitas, seperti

komunitas pelatihan AC setiap Kecamatan, Komunitas Petani Sayuran yang

dibentuk oleh Baznas Kabupaten Bekasi. hal ini butuh strategi untuk

melakukan pemecahan dasar salahsatu masalah yang berada dimasyarakat

dan juga dapat menguatkan kekuatan komunitas petani sayuran yang telah

dibentuk. Adapun strategi lain yang dapat dilakukan dalam melakukan

pemberdayaan guna mengembangkan suatu komunitas dalam membangun

kemandirian maupun keberhasilan komunitas itu sendiri yang dapat

dilakukan dengan sistematis. Menurut Agus Ahmad Safei dalam tulisannya

yang berjudul The Development of Islamic Society Based on Majelis Ta’lim:

A Study of the Shifing Role of the Majelis Ta’lim in West Java ia

menyebutkan bahwa :

“Dalam mengembangkan suatu komunitas itu harus dilakukan secara

sistematis dalam mengatasi dasar masalah. Pertama dalam situasi ekonomi

pertumbuhan pelebaran tidak staraan cendurung terjadi. Kedua, sebagai hasilnya,

diperlukan upaya yang dihasilkan. Ketiga, keterlibatan yang lebih banyak belajar

(intelektual) pendekatan dengan sosial yang lebih baik posisi diperlukan dalam

upaya ini. Kunci untuk sukses adalah meningkatkan derajat kemandirian anggota

komunitas yang saat ini menginginkan membantu memecahkan masalah mereka

sendiri. (Safei, Agus Ahmad 2016 The Development of Islamic Society Based on

Majelis Ta’lim: A Study of the Shifing Role of the Majelis Ta’lim in West Java.

American Journal of Applied Scienees. Vol 13 No. 9, 947-952)

Page 18: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

18

Landasan teori berikutnya yaitu Tindakan Sosial yang dikemukakan

oleh Max Weber. Max Weber adalah salah satu ahli sosiologi dan sejarah

bangsa Jerman, lahir di Erfurt, 21 April 1864 dan meninggal dunia di

Munchen, 14 Juni 1920. Weber adalah guru besar di Freiburg (1894-1897),

Heidelberg (sejak 1897), dan Munchen (1919-1920). Weber mengatakan

Tindakan manusia atau individu yang dianggap sebagai sebuah bentuk

tindakan sosial manakala tindakan itu ditujukan pada orang lain. Pokok

persoalan Weber sebagai pengemuka diatas dari paradigma ini mengartikan

sosiologi sebagai studi tentang tindakan sosial antar hubungan sosial dua

hal itulah yang menurutnya menjadi pokok persoalan sosiologi. Inti tesis

adalah “tindakan yang penuh arti” dari individu. Yang dimaksdudnya

dengan tindakan sosial itu adalah tindakan individu sepanjang tindakannya

itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan

kepadan tindakan orang lain. Sedangkan tindakan invidu yang diarahkan

kepada benda mati tanpa dihubungkannya dengan tindakan orang lain bukan

merupakan tindakan sosial.

Weber secara khusus mengklasifikasikan tindakan sosial yang

memiliki arti-arti subjektif tersebut kepada empat tipe, dengan dasar

rasionalitas tindakan sosial,Weber membedakan tindakan sosial manusia ke

dalam empat tipe, semakin rasionaltindakan sosial itu semakin mudah

dipahami salahsatunya yang berkaita dengan judul dalam penelitian ini,

yaitu: Tindakan Rasional Nilai (Werk Rational). Tindakan rasional nilai

atau tindakan yang ditentukannya oleh keyakinan penuh kesadaran akan

Page 19: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

19

nilai prilaku-prilaku etis, estetis, religius atau bentuk prilaku lain yang

terlepas dari prospek keberhasilannya (Weber (dalam buku Rizter), 2009:

24).

Contoh: perilaku sekelompok fasilitator (Baznas) yang menampung

dan menyalurkan dana zakat untuk masyarakat setempat, dikhususkan bagi

yang berhak menerima dana tersebut, didalam tugasnya pada bidang Baznas

memeliki sebuah program yang disalurkan untuk masyarakat, salahsatu

contohnya adalah program Bekasi Mandiri pada Baznas Kabupaten Bekasi

dalam menjalakan tugas atau programnya, lembaga tersebut mempunyai

tindakan sosial yang dapat mempengaruhi sosial atau masyarakat dalam

meningkatkan kualitas hidup masyarakat atau memberdayaakan masyarakat

agar dari segi kualitas hidup masyarakat dapat meningkat dalam

kehidupannya, dengan demikian tindakan sosial dapat mempengaruhi sosial

dalam kehidupan masyarakat.

Page 20: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

20

1.5.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian menjelaskan secara teoritis model

koneptual variabel-variabel penelitian tentang bagaimana pertautan teori-

teori yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian yang ingin

diteliti, yaitu variabel bebas dengan variabel terkait.

Tabel 1.1 Bagan Karangka Konseptual

(Pemberdayaan)

(X)

Menurut Edi Suahrto (2017, 59-60)

Pemberdayaan adalah sebuah proses dan

tujuan sebagai proses, pemberdayaan

adalah serangkaian kegiatan untuk

memperkuat, kekuasaan atau

keberdayaan kelompok lemah dalam

masyarakat, termasuk individu-individu

yang mengalami masalah kemiskinan.

Sebagai tujuan, maka pemberdayaan

menunjuk pada keadaan atau hasil yang

ingin dicapai oleh sebuah perubahan

sosial.

(Mandiri)

(Y)

Kemandirian berasal dari kata

“Autonomy” yaitu sebagai sesuatu yang

mandiri, atau kesanggupan untuk berdiri

sendiri dengan keberanian dan tanggung

jawab atas segala tingkah laku sebagai

manusia dewasa dalam melaksanakan

kewajibannya guna memenuhi

kebutuhannya sendiri. (Kartono, 2007).

Sebagai Tujuannya adalah

Masyarakat yang Mandiri

Pemberdayaan melalui Program Bekasi

Mandiri melalui Baznas Kabupaten Bekasi

Page 21: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

21

Badan amil zakat nasional (Baznas) Kabupaten Bekasi memiliki 5

program, kelima program tersebut salahsatunya ada program Bekasi

mandiri, program Bekasi mandiri tersebut diperuntukan untuk masyarakat

Kabupaten Bekasi agar lebih berdaya dan mandiri dalam meningkatkan

kualitas hidupnya.

1.6 Langkah-Langkah Penelitian

1.6.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada suatu lembaga yaitu Badan Amil Zakat

Nasional (Baznas) Kabupaten Bekasi yang berlokasi di Masjid agung Nurul

Hikmah lantai 2 komplek perkantoran pemerintahan daerah Kabupaten

Bekasi, Delta Mas Sukamahi, Cikarang Pusat-Kabupaten Bekasi. dan lokasi

yang berkaitan dengan program Bekasi Mandiri yaitu di Kampung Cabang

Pulo Bambu Desa Sukakarya Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi dan

pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan program-program Baznas

Kabupaten Bekasi terutama pada Program Bekasi Mandiri.

1.6.2. Paradigma dan Pendekatan

Paradigm adalah model ilmu pengetahuan atau kerangka berfikir,

atau pandangan mendasar para ilmuan tentang apa yang menjadi pokok

persoalan yang semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan.

Dalam kamus besarbahasa Indonesia (KBBI) pendekatan adalah proses

perbuatan, cara mendekati atau usaha dalam rangka aktivitas penelitian

untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode

untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.

Page 22: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

22

1.6.3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau memiliki

karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau

sebagaimana adanya dengan tidak dirubah dalam simbol-simbol atau

bilangan. Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan

atau proses menjaring data atau informasi yang bersifat sewajarnya,

mengenai suatu masalah dalam kondisi aspek, atau bidang pada objeknya

(Nawawi, 1994:104-105). Menurut Dabbs analisis kualitatif fokusnya pada

penunjukan makna, deskripsi, penjernihan dan penempatan data pada

konteks masing-masing, dan seringkali melukiskannya didalam kata-kata

dari pada angka-angka (Faisal, 1999:256)

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode

penelitian deskriptif. Menurut Jalaluddin Rakhmat (1998:24) metode

deskriptif merupakan pengumpulan dari keseluruhan populasinya

menggunakan teknik sampling, sedangkan pengumpulan data yang pokok

menggunakan angket. Metode penelitian deskriptif dimaksudkan bagi

sebuah penelitian yang dilakukan terhadapat variabel mandiri, tanpa

melakukan perbandingan dengan variabel lainnya. Dalam sumber lain

dijelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, mencatat,

menganalisis, dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi

atau ada. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena peneliti

mengetahui program Bekasi mandiri sebagai pemberdayaan masyarakat.

Page 23: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

23

1.6.4. Jenis Data dan Sumber Data

a. Jenis Data

Adapun jenis data yang dikumpulkan berdasarkan penelitian

adalah berkaitan dengan:

1) Data tentang kegiatan apa saja yang menjadi acuan pada

pemberdayan masyarakat melalui program Bekasi mandiri

Badan amil zakat nasional (Baznas) Kabupaten Bekasi.

2) Data tentang proses pemberdayaan masyarakat melalui program

Bekasi mandiri pada Badan amil zakat nasional (Baznas)

Kabupaten Bekasi.

3) Data tentang keberhasilan dalam melakukan pemberdayaan

masyarakat melalui program Bekasi Mandiri pada Badan amil

zakat nasional (Baznas) Kabupaten Bekasi.

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana

data tersebut diperoleh (Arikunto, 2006:114). Sumber data

merupakan subyek yang memberi data penelitian yang dibutuhkan.

Sumber data bisa berupa manusia, benda, situasi dan keadaan, atau

dokumen. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari

data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari

pengamatan dan wawancara langsung kepada pelaksana program,

sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait dan beberapa

buku-buku pendukung penelitian. Adapun dalam penulisan ini

Page 24: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

24

sumber data primer adalah Badan amil zakat nasional (Baznas)

Kabupaten Bekasi beserta lainnya yang berhubungan dengan

penelitian. Adapun data sekundernya adalah masyarakat yang

mengikuti program Bekasi mandiri, disertai dengan buku-buku yang

terkait, serta dokumentasi dan arsip-arsip resmi yang terdapat

kaitannya dengan penulisan.

1.) Data primer

Data primer data tangan pertama, adalah data yang diperoleh

langsung dari lapangan oleh orang yang melakukan penelitian

atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer dari

penelitian ini adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan kepada lembaga Badan amil zakat nasional (Baznas)

Kabupaten Bekasi dalam melakukan pemberdayaan masyarakat

memalui program Bekasi mandiri. Sumber data primernya dapat

diperoleh peneliti dengan melakukan wawancara secara

langsung serta observasi secara langsung dan mendalam di

lokasi penelitian.

2.) Data sekunder

Data sekunder adalah data tangan kedua adalah data yang

diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti

dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data

dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Azwar,

2007:91). Dalam penelitian ini, data sekunder yang penulis

Page 25: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

25

gunakan adalah segala data tertulis yang masih berhubungan

dengan tema yang bersangkutan. Baik berupa buku, dokumen,

jurnal, surat kabar, internet, ataupun literatur lain yang ada

hubungannya dengan tema yang sedang diteliti.

1.6.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi

yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan dari penelitian yang

dilakukan. Data-data dikumpulkan dari sampel yang telah ditentukan pada

tahapan sebelumnya. Data-data yang akan dikumpulkan dalam penelitian

ini melalui:

a. Observasi

Merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara

yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Observasi sistematis adalah observasi yang dilakukan oleh

pengamat dalam menggunakan pedoman sebagai instrumen

pengamatan, adapun objeknya yaitu Badan amil zakat nasional

(Baznas) Kabupaten Bekasi observasi juga dilakukan kepada para

beberapa mustahik yang ada di Kabupaten Bekasi.

b. Wawancara (Interview)

Merupakan metode atau cara yang digunakan seseorang

untuk suatu tujuan tugas tertentu mencoba mendapat keterangan

atau pendirian lisan dari seorang responden dengan bercakap-cakap,

Page 26: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

26

bertatap muka dengan orang tersebut, yang perlu dipegang oleh

peneliti dalam menggunakan metode interview bahwa subyek

(responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.

1.) Bahwa ada yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah

benar dan dapat dipercaya.

2.) Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang

dimaksudkan oleh peneliti.

c. Studi literatur

Tekniknya yaitu dengan cara memanfaatkan sumber

informasi yang terdapat dalam buku-buku untuk menggali konsep

dan teori dasar yang ditentukan oleh para ahli. Khususnya teori-teori

mengenai masyarakat mandiri dan pemberdayaan masyarakat.

d. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi merupakan salah satu metode

pengumpulan data kualitatif dengan melihat dan menganalisis

dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang

lain tentang subjek. (Meleong,1993:97) mengemukakan dua bentuk

dokumen yang dapat dijadikan bahan dalam dokumentasi adalah:

1) Dokumen Pribadi

Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan

seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan

kepercayaannya. Dokumen pribadi bertujuan untuk memperoleh

Page 27: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

27

sudut pandang orisinil dari kejadian atau situasi nyata yang

pernah dialami oleh subjek secara langsung disertai dengan

situasi sosial yang melingkupinya, dan bagaimana subjek

mengartikan kejadian dan situasi tersebut.

2) Dokumen resmi

Dokumen resmi terbagi kedalam dua kategori dokumen

yaitu dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen

internal dapat berupa catatan seperti memo, pengumuman,

intruksi, aturan suatu lembaga, sistem yang diberlakukan, hasil

notulensi rapat keputusan pimpinan, dan lain sebaginya.

Dokumen eksternal dapat berupa bahan-bahan informasi yang

dihasilkan oleh suatu lembaga sosial seperti majalah, koran,

buletin, surat pernyataan, dan lain sebagainya. (Meleong,

1993:97).

1.6.6. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian dari penelitian ilmiah. Dengan

analisis data, maka akan terlihat hasil dari penelitian yang kita lakukan.

Analisis data akan dilakukan berdasarkan hasil observasi langsung ke lokasi

penelitian dan melakukan wawancara dengan para pengurus serta pihak

terkait dengan penelitian yang dilakukan kali ini. Wawancara yang

dilakukan ialah wawancara tidak terstruktur artinya wawancara dilakukan

sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan kemudian dipaparkan

Page 28: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

28

secara ilmiah sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan. Untuk

data yang bersifat kualitatif akan dianalisis dengan cara sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Proses ini dimaksudkan untuk mengefesienkan waktu, biaya,

dan proses pencarian data dalam penelitian. Agar penelitian ini tidak

keluar dari tujuan awal, maka sebelumnya harus mengetahui terlebih

dahulu data apa yang akan kita butuhkan. Mulai dari data yang

sifatnya umum dan kemudian dikelompokan untuk lebih mudah

dalam proses penelitian. Dalam hal ini data yang dibutuhkan yakni

tentang program Bekasi mandiri sebagai pemberdayaan masyarakat

pada Badan amil zakat nasional (Baznas) Kabupaten Bekasi.

b. Klarifikasi Data

Data yang sudah terkumpul sesuai dengan topik pembahasan

penelitian, yaitu tentang program Bekasi mandiri sebagai

pemberdayaan masyarakat pada Badan amil zakat nasional (Baznas)

Kabupaten Bekasi.

c. Verifikasi Data

Langkah ini dilakukan untuk menguji data yang didapat tentang

program Bekasi mandiri sebagai pemberdayaan masyarakat pada

Badan amil zakat nasional (Baznas) Kabupaten Bekasi. dengan

teori-teori yang telah dibahas dalam kerangka pemikiran. Langkah

ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya keselarasan antara teori

dengan realita.

Page 29: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

29

d. Tafsiran Data

Tafsiran dilakukan bila data yang diperoleh dari lapangan

khususnya melalui wawancara, hasilnya kurang memuaskan.

e. Menarik Kesimpulan

Sebagai langkah terakhir dari penelitian dan dari data yang

telah terkumpul, akan ditarik suatu kesimpulan tentang program

Bekasi mandiri sebagai pemberdayaan masyarakat pada Badan

amil zakat nasional (Baznas) Kabupaten Bekasi

Page 30: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/26684/5/4_bab1.pdf · dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. ... bekasinya diakhiri oleh Kecamatan Setu dan Cibarusah, pada

30