1 BAB I ALKOHOL-ALKOHOL I.1. Tujuan Percobaan 1. Mengetahui kereaktifan dan membedakan etanol, aseton dan metanol dengan tes iodoform. 2. Mengetahui reaksi oksidasi yang terjadi pada alkohol. I.2. Tinjauan Pustaka Alkohol adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. (Besari, 1982) Alkohol mempunyai rumus umum R _ OH. Strukturnya serupa dengan air, tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil. Gugus fungsi alkohol adalah gugus hidroksil, _ OH. Alkohol mempunyai rumus umum C n H 2n+1 OH. (Hart, 1983) Tata nama alkohol Penamaan IUPAC Nama umum untuk alkohol diturunkan dari gugus alkil yang melekat pada gugus -OH dan kemudian ditambahkan kata alkohol. Dalam sistem IUPAC, akhiran -ol
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
ALKOHOL-ALKOHOL
I.1. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui kereaktifan dan membedakan etanol, aseton dan metanol
dengan tes iodoform.
2. Mengetahui reaksi oksidasi yang terjadi pada alkohol.
I.2. Tinjauan Pustaka
Alkohol adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen.
(Besari, 1982)
Alkohol mempunyai rumus umum R_OH. Strukturnya serupa dengan air,
tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil. Gugus fungsi alkohol
adalah gugus hidroksil, _OH. Alkohol mempunyai rumus umum CnH2n+1OH.
(Hart, 1983)
Tata nama alkohol
Penamaan IUPAC
Nama umum untuk alkohol diturunkan dari gugus alkil yang melekat pada
gugus -OH dan kemudian ditambahkan kata alkohol. Dalam sistem IUPAC,
akhiran -ol menunjukkan adanya gugus hidroksil. Contoh penggunaan kaidah
IUPAC :
(Hart, 1983 )
Penamaan Trivial
Sama seperti CH3I yang disebut metil iodida, maka CH3OH disebut metil
alkohol. Cara penamaan seperti ini merupakan cara yang popular untuk penamaan
alkohol yang memiliki gugus alkil biasa. Contohnya, suatu diol (1,2-diol) sering
dikatakan sebagai glikol. Nama trivial untuk 1,2-diol berasal dari alkena
2
padanannya, kemudian diikuti dengan kata glikol. Seringkali epoksi dan 1,2-
dihalida diberi nama yang serupa. Contohnya :
(Fessenden, 1982)
Alkohol terdapat di alam terutama dalam bentuk ester. Karena merupakan
turunan dari alkana maka kemungkinan atom hidrogen yang digantikan oleh
gugus hidroksi dapat satu atau lebih, sehingga dikenal :
a. Monohidroksi alkohol, yaitu alkohol yang mengandung satu gugus
hidroksida. Contohnya :
CH3 OH metanol
CH3 CH2 OH etil alkohol
b. Polihidroksi alkohol, yaitu alkohol yang mengandung lebih dari satu gugus
hidroksida. Contohnya :
HOCH2 O CH2 CH2OH dietilena glikol
CH2OH(CHOH)4CH4OH sorbitol
(Besari, 1982)
Monohidroksi alkohol disebut juga alkohol monohidris. Berdasarkan letak
terikatnya gugus hidroksida dibagi menjadi 3 :
1. Alkohol primer, yaitu alkohol dimana gugus hidroksida terikat oleh atom
karbon primer.
2. Alkohol sekunder, yaitu alkohol dimana gugus hidroksida terikat oleh atom
karbon sekunder.
3
3. Alkohol tertier, yaitu alkohol dimana gugus hidroksida terikat oleh
atom karbon tertier.
(Besari, 1982)
Polihidroksi alkohol
Polihidroksi alkohol ialah alkohol yang mengandung lebih dari satu gugus
hidroksida. Polihidroksi alkohol hanya stabil apabila gugus hidroksida tidak
terikat pada satu atom karbon, karena apabila terikat pada satu karbon akan
terlepas sebagai air.
(Besari, 1982)
Sifat-sifat alkohol
Sifat Fisika :
1. Mudah terbakar
2. Mudah bercampur dengan air
3. Bentuk fasa pada suhu ruang :
- Dengan C 1 s/d 4 berupa gas atau cair
- Dengan C 5 s/d 9 berupa cairan kental seperti minyak
- Dengan C 10 atau lebih berupa zat padat
4. Pada umumnya alkohol mempunyai titik didih yang cukup tinggi
dibandingkan alkananya. Hal ini disebabkan adanya ikatan hidrogen atas
molekulnya.
Sifat Kimia :
1. Sebagai pelarut senyawa organik
(Besari, 1982)
2. Memiliki ikatan hidrogen
3. Alkohol juga dapat mengalami oksidasi dan menghasilkan senyawa aldehida,
keton atau asam karboksilat
(http://www.wikipedia/alkohol.com, 01 Februari 2010)