1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian dan terdapat tujuan serta sasaran untuk mencapai tujuan dalam penelitian. Pada bab ini juga peneliti menjelaskan tentang ruang lingkup penelitian yang terdiri dari ruang lingkup wilayah, ruang lingkup materi. Serta membahas tentang manfaat dari penelitian, penelitian terdahulu, kerangka berfikir dan sistematika penulisan penelitian. 1.1 Latar Belakang Permukiman kumuh harus mendapat perhatian yang lebih serius, dikarenakan permukiman kumuh memiliki permasalahan lahan di perkotaan, permasalahan kebutuhan sarana dan prasarana dasar, permasalahan sosial dan ekonomi masyarakatnya, permasalahan sosial budaya, dan permasalahan tata ruang kota yang harus segera diatasi, Menurut Suparno (2006). Menurut Doxiadis (1968), kemunculan permukiman kumuh diperkotaan disebabkan karena tingginya pertumbuhan penduduk dan arus urbanisasi. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung Tahun 2011-2030 Kota Bandar Lampung ditetapkan sebagai ibu Kota Provinsi Lampung dan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang memungkin akan tumbuhnya percepatan jumlah penduduk akibat adanya perpindahan dari masyarakat desa keperkotaan. Semakin tingginya jumlah penduduk disuatu perkotaan akan menyebabkan pertumbuhan permukiman yang semakin padat dan tidak terkendali. Sehingga lahan semakin sempit dan akan menimbulkan pertumbuhan permukiman baru yang tidak teratur di kawasan perkotaan. Kota Bandar Lampung termasuk kota yang memiliki permasalahan Permukiman Kumuh. Kawasan permukiman kumuh di Kota Bandar Lampung sering dijumpai di pesisir pantai, sempadan rel kereta api, dan sempadan sungai. Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung No.974/Tahun 2014 Tanggal 24 November
25
Embed
BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah,
pertanyaan penelitian dan terdapat tujuan serta sasaran untuk mencapai tujuan dalam
penelitian. Pada bab ini juga peneliti menjelaskan tentang ruang lingkup penelitian
yang terdiri dari ruang lingkup wilayah, ruang lingkup materi. Serta membahas
tentang manfaat dari penelitian, penelitian terdahulu, kerangka berfikir dan
sistematika penulisan penelitian.
1.1 Latar Belakang
Permukiman kumuh harus mendapat perhatian yang lebih serius, dikarenakan
permukiman kumuh memiliki permasalahan lahan di perkotaan, permasalahan
kebutuhan sarana dan prasarana dasar, permasalahan sosial dan ekonomi
masyarakatnya, permasalahan sosial budaya, dan permasalahan tata ruang kota yang
harus segera diatasi, Menurut Suparno (2006). Menurut Doxiadis (1968), kemunculan
permukiman kumuh diperkotaan disebabkan karena tingginya pertumbuhan
penduduk dan arus urbanisasi. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Bandar Lampung Tahun 2011-2030 Kota Bandar Lampung ditetapkan sebagai ibu
Kota Provinsi Lampung dan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang
memungkin akan tumbuhnya percepatan jumlah penduduk akibat adanya perpindahan
dari masyarakat desa keperkotaan. Semakin tingginya jumlah penduduk disuatu
perkotaan akan menyebabkan pertumbuhan permukiman yang semakin padat dan
tidak terkendali. Sehingga lahan semakin sempit dan akan menimbulkan
pertumbuhan permukiman baru yang tidak teratur di kawasan perkotaan.
Kota Bandar Lampung termasuk kota yang memiliki permasalahan Permukiman
Kumuh. Kawasan permukiman kumuh di Kota Bandar Lampung sering dijumpai di
pesisir pantai, sempadan rel kereta api, dan sempadan sungai. Berdasarkan Surat
Keputusan Walikota Bandar Lampung No.974/Tahun 2014 Tanggal 24 November
2
2014 lokasi perumahan dan permukiman kumuh Kota Bandar Lampung yang berada
pada 26 Kelurahan. Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman kumuh ditandai dengan kualitas
bangunan dan sarana prasarana yang tidak memenuhi syarat.
Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan
169,21 Km² dengan jumlah penduduk 1.051.500 jiwa (Badan Pusat Statistik 2019).
Dilihat dari luas wilayah yang tersedia dan jumlah penduduk, Kota Bandar Lampung
termasuk wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tinggi. Menurut Ismiyati
(2007), Semakin tinggi kepadatan penduduk maka kebutuhan akan infrastruktur
semakin meningkat dalam memenuhi dan menjamin kebutuhan penduduknya. Karena
infrastruktur berperan sangat penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat disuatu
wilayah dan perkembangannya diatur oleh kebijakan-kebijakan yang telah ditentukan.
Kegiatan penduduk dapat ditampung dalam ruang-ruang sarana sosial dan ekonomi,
namun tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh sarana dan prasarana
infrastruktur yang memadai dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Melihat
pentingnya infrastruktur disuatu perkotaan, maka pembangunan infrastruktur harus
benar-benar tepat sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat agar dapat menunjang
keberlangsungan hidup yang layak dan sejahtera.
Untuk mengurangi tingkat permukiman kumuh dan meningkatkan ketersediaan
infrastruktur yang ada di perkotaan pemerintah mengeluarkan kebijakan Program
NUSP-2 (Neighborhood Upgrading And Shelter Project-2). Program NUSP-2
merupakan program penanganan kawasan permukiman kumuh yang ada di perkotaan
program ini dilaksanakan melalui kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan
sektor swasta,serta penguatan kapasitas kelembagaan daerah untuk menjamin
terlaksananya pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di perkotaan yang
mandiri dan berkelanjutan serta berpihak pada masyarakat miskin (MBR).
Kota tanpa permukiman kumuh merupakan target nasional sebagaimana termuat
dalam RPJMN 2015-2019 yang merupakan tanggung jawab seluruh pihak terkait baik
Pemerintah pusat, Pemerintah Daerah, masyarakat, maupun pemangku kepentingan
lainnya. Menindaklanjuti hal tersebut Pemerintah Republik Indonesia melalui
3
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum mencanangkan
gerakan 100-0-100 atau pencapaian target 100% akses sanitasi dan air minum yang
layak serta 0% luasan permukiman kumuh melalui berbagai program. Salah satunya
melalui Neighborhood Upgrading And Shelter Project-2 yang mendapatkan bantuan
pendanaan dari Asian Development Bank (ADB) Loan 3122-INO. NUSP PHASE-2
ini merupakan bagian dari Program Nasional Kota Tanpa Permukiman Kumuh
(KOTAKU).
Program NUSP-2 memiliki tujuan untuk mewujudkan lingkungan permukiman
yang layak huni dan berkelanjutan melalui pembangunan infrastruktur permukiman
dengan pendekatan berbasis masyarakat pada 20 kabupaten/ kota peserta program.
Kota Bandar Lampung termasuk penerima Program NUSP-2 dalam menangani
kawasan permukiman kumuh yang bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat
terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh. Penerima Program
NUSP-2 di Kota Bandar Lampung terdapat di 16 kelurahan 9 kecamatan, dimana
salah satunya yaitu peneliti mengambil lokasi penelitian pada Kecamatan Bumi
Waras yang mendapatkan program NUSP-2 paling banyak yang berada pada 4
Kelurahan yaitu Kelurahan Bumi Waras, Bumi Raya, Sukaraja dan Kangkung dan
memiliki wilayah permukiman kumuh dengan luas 88,13 Ha. Dalam hal ini
pemerintah dan masyarakat harus saling bekerja sama dalam meningkatkan, menjaga
dan memelihara kualitas infrastruktur yang ada, karena infrastruktur sangat penting
dalam pembangunan kota yang berkelanjutan.
Suatu pembangunan infrastruktur harus mempunyai perencanaan yang cukup
jelas karena tanpa adanya proses perencanaan yang matang. Pembangunan
infrastruktur yang direncanakan dalam Program NUSP-2 menjadi suatu hal yang
dapat dimanfaatkan dan dirasakan oleh masyarakat dalam meningkatkan kualitas
hunian yang layak dalam membangun infrastruktur, sehingga masyarakat dapat
merasakan perubahan dari implementasi keberhasilan Program NUSP-2. keberhasilan
Program NUSP-2 dapat dilihat dari perubahan kondisi fisik dan lingkungan yang
dirasakan masyarakat itu sendiri. Oleh sebab itu, Pembangunan infrastruktur Program
NUSP-2 yang dibangun bergantung pada apa yang menjadi prioritas kebutuhan
4
masyarakat, sehingga dengan adanya Program NUSP-2 diharapkan dapat
meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas umum melalui pembangunan
infrastruktur fisiknya. Dengan adanya Program NUSP-2 diharapkan tidak hanya
meningkatkan infrastrukur dasar permukiman masyarakatnya saja namun dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang Kota Bandar Lampung memiliki masalah
permukiman kumuh dan penerima Program NUSP-2, permasalahan permukiman
kumuh di Kota Bandar Lampung di sebabkan karena kurangnya infrastruktur yang
kurang memadai, sehingga adanya Program NUSP-2 bertujuan untuk menyelesaikan
dan mengentas permukiman kumuh dan mewujudkan lingkungan permukiman
kumuh yang layak huni melalui pembangunan infrastruktur. Urgensi dalam penelitian
ini yaitu dikarenakan Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung
dan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang jumlah penduduk dan
perkembangan kotanya akan semakin meningkat, jika masalah permukiman kumuh
tidak diselesaikan maka akan menjadi semakin kompleks. pada penelitian ini peneliti
berfokus pada keberhasilan Program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras yang berada
pada 4 Kelurahan yaitu Bumi Waras, Bumi Raya, Sukaraja dan Kangkung dimana
Kecamatan Bumi Waras merupakan penerima Program NUSP-2 paling banyak dan
memiliki luas permukiman kumuh yang besar yaitu 88,13Ha. Oleh karena itu perlu
adanya kajian tentang keberhasilan Program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras
yang bertujuan untuk pengentasan permukiman kumuh dan mewujudkan lingkungan
permukiman yang layak huni dan berkelanjutan melalui pembangunan infrastruktur
permukiman dengan pendekatan berbasis masyarakat. Hasil dari penelitian ini dapat
menjadi catatan untuk menyelesaikan permukiman kumuh secara menyeluruh di Kota
Bandar Lampung. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dirumuskan
pertanyaan penelitian yaitu :
”Bagaimana keberhasilan Program NUSP-2 dalam peningkatan kualitas
pembangunan infrastruktur di Kecamatan Bumi Waras”
5
Pada Kecamatan Bumi Waras sebelumnya tidak ada pengukuran atau penelitian
terkait keberhasilan Program NUSP-2, sehingga penelitian ini menjadi penting karena
pada penelitian ini peneliti membahas tentang keberhasilan Program NUSP-2 di
Kecamatan Bumi Waras berdasarkan indikator kinerja keberhasilan dan target
capaian program Kotaku.
1.3 Tujuan dan Sasaran
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
keberhasilan Program NUSP-2 dalam peningkatan kualitas pembangunan
infrastruktur di Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung. Untuk memenuhi
tujuan tersebut, maka terdapat beberapa sasaran yang harus dipenuhi yaitu :
1. Mengidentifikasi kondisi sebelum adanya Program NUSP-2 dan sesudah
adanya program NUSP PHASE-2 di Kecamatan Bumi Waras
2. Menganalisis keberhasilan Program NUSP PHASE-2 di Kecamatan Bumi
Waras
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam studi ini terbagi ke dalam 2 bagian, yaitu ruang lingkup
materi dan ruang lingkup wilayah.
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang Lingkup wilayah objek penelitian program NUSP-2 yaitu Kecamatan
Bumi Waras dengan luas wilayah 197,22 km2 yang terbagi menjadi 5 kelurahan
dengan jumlah penduduk 1.051.500 jiwa (Badan Pusat Statistik 2019). Dengan
kepadatan sekitar 8.142 jiwa/km2. Dalam penelitian ini wilayah Kota Bandar
Lampung yang mendapatkan program-2 dalam peningkatan pembangunan
infrastruktur permukiman kumuh yaitu sebanyak 9 Kecamatan dan 16 Kelurahan.
Kecamatan Bumi Waras termasuk kecamatan yang mendapatkan Program NUSP-
2 yang terdapat di 4 kelurahan yaitu pada kelurahan Kangkung, Bumi Waras,
Bumi Raya, dan Sukaraja.
6
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2020
GAMBAR 1. 1 Peta Administrasi Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung
7
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi merupakan suatu batasan dalam melakukan penelitian. pada
penelitian ini untuk mengetahui bagaimana keberhasilan Program NUSP PHASE-2
dalam peningkatan kualitas pembangunan infrastruktur di Kecamatan Bumi Waras
Kota Bandar Lampung melalui pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas
lingkungan hunian dalam penanganan kawasan permukiman kumuh di Kecamatan
Bumi Waras. Ruang lingkup materi dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Perubahan apa saja yang dirasakan masyarakat sebelum adanya Program
NUSP-2 dan sesudah adanya pembangunan infrastruktur melalui Program
NUSP-2. Dalam hal ini peneliti melihat kondisi infrastruktur sebelum adanya
Program NUSP-2 dan sesudah adanya NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras
berdasarkan hasil observasi dan kuesioner kepada masyarakat mengenai
apakah ada perubahan infrastruktur sebelum adanya Program NUSP-2 dan
sesudah adanya Program NUSP-2 dengan mengidentifikasi indikator-
indikator dari keberhasilan yang merujuk pada Pedoman Teknis Program
Kotaku. Yaitu meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan
infrastruktur, menurunnya luas permukiman kumuh, penerima manfaat puas
dengan kualitas infrastruktur, meningkatnya pekerjaan dan pendapatan dalam
kesejahteraan masyarakat.
2. Menganalisis Keberhasilan Program NUSP-2, pada sasaran ke-2 peneliti ingin
mengetahui keberhasilan Program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras. Untuk
mengetahui keberhasilan Program NUSP-2 peneliti menganalisis berdasarkan
hasil analisis pada sasaran ke-1, yang dilihat berdasarkan indikator yang
paling banyak terpenuhi di Kecamatan Bumi Waras yang berada di Kelurahan
Bumi Waras, Bumi Raya, Kangkung dan Sukaraja yaitu: 1.) Meningkatnya
akses masyarakat terhadap pelayanan infrastruktur, 2.) Menurunnya luas