Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat. Hal tersebut didukung dengan berkembangnya smartphone, sehingga masyarakat dimudahkan dalam mengakses internet. Internet dapat digunakan untuk mencari teks, gambar, video, maupun grafik.Penggunaan teknologi internet yang semakin canggih ini juga dimanfaatkan oleh perusahaan. Salah satunya dengan menggunakan media website dalam internet untuk memberikan informasi yang terkait dengan perusahaan. Dengan penggunaan website ini para pengguna informasi akan mendapatkan akses yang lebih mudah dalam mencari informasi tentang perusahaan. Perkembangan teknologi web-based reporting sangat cepat terutama di negara berkembang karena diiringi dengan berkembangnya teknologi infrormasi dan komunikasi (Khadaroo, 2005). Website sebagai salah satu media pengungkapan informasi memiliki banyak kelebihan yaitu mudah menyebar (pervasiveness), tidak mengenal batas (borderless-nes), real time, berbiaya rendah (low cost) dan mempunyai interaksi yang tinggi (high interaction) (Tedjo, 2010). Dengan adanya kelebihan penggunaan website tersebut, perusahaan akan mampu meningkatkan daya saingnya, penggunaan website dalam informasi perusahaan ini disebut internetcorporate reporting(ICR).ICR memang sudah
57

BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

Feb 13, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin

meningkat. Hal tersebut didukung dengan berkembangnya smartphone,

sehingga masyarakat dimudahkan dalam mengakses internet. Internet dapat

digunakan untuk mencari teks, gambar, video, maupun grafik.Penggunaan

teknologi internet yang semakin canggih ini juga dimanfaatkan oleh

perusahaan. Salah satunya dengan menggunakan media website dalam internet

untuk memberikan informasi yang terkait dengan perusahaan. Dengan

penggunaan website ini para pengguna informasi akan mendapatkan akses

yang lebih mudah dalam mencari informasi tentang perusahaan.

Perkembangan teknologi web-based reporting sangat cepat terutama di negara

berkembang karena diiringi dengan berkembangnya teknologi infrormasi dan

komunikasi (Khadaroo, 2005).

Website sebagai salah satu media pengungkapan informasi memiliki banyak

kelebihan yaitu mudah menyebar (pervasiveness), tidak mengenal batas

(borderless-nes), real time, berbiaya rendah (low cost) dan mempunyai

interaksi yang tinggi (high interaction) (Tedjo, 2010). Dengan adanya

kelebihan penggunaan website tersebut, perusahaan akan mampu

meningkatkan daya saingnya, penggunaan website dalam informasi

perusahaan ini disebut internetcorporate reporting(ICR).ICR memang sudah

Page 2: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

2

banyak dilakukan oleh perusahaan finansial maupun non finansial di

Indonesia.

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut

posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan

yang bermanfaat bagi para pemakai informasi dalam pengambilan keputusan.

Perusahaan diharuskan mampu memenuhi kebutuhan informasi yang

dibutuhkan oleh semua pihak, selain itu perusahaan juga dapat mencapai

target dan mampu mampertahankan kesuksesan perusahaan (Widaryanti,

2011).

Mekanismecorporate governance adalah suatu konsep tata kelola perusahaan

untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui pengawasan atau pemantauan

kinerja manajemen dan menjamin pertanggungjawaban manajemen kepada

pihak-pihak yang berkepentingan. Bhuiyan dan Biswas (2007) menjelaskan

pentingnya pengungkapan corporate governance. Pengungkapan corporate

governance yang akurat, tepat waktu dan transparan dapat menambah nilai

bagi para stakeholders. Jika tidak ada pengungkapan yang memadai, para

stakeholderstidak dapat meyakini bahwa kegiatan pengelolaan perusahaan

oleh manajemen dilakukan dengan cara yang bijaksana dan hati-hati untuk

kepentingan mereka. Perusahaan menerapkan mekanisme corporate

governance untuk meyakinkan transparansi dan akuntanbilitas dari

perusahaan. Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) telah

mempublikasikan Pedoman Umum Good Corporate Governance pada tahun

Page 3: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

3

2006 sebagai panduan bagi perusahaan di Indonesia dalam

mengimplementasikan prinsip good corporate governance.

Penelitian ini menjelaskantentang pengaruh ukuran perusahaan,

profitabilitas,leverage, growth, ukuran dewan komisaris, struktur kepemilikan

manajerial terhadap tingkat pengungkapan ICR.Ukuran Perusahaan (size)

menunjukkan banyak sedikitnya informasi yang dipublikasi.Semakin besar

perusahaan dan semakin dikenal oleh masyarakat, maka semakin banyak

informasi yang bisa diperoleh investor dan semakin kecil pula ketidakpastian

yang dimiliki oleh investor. Alasan lainnya adalah dengan ukuran perusahaan

(size) investor dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam

mengimformasikan laporan keuangan perusahaan melaui internet

(Yulianadkk., 2011).

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (profit)

selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva yang produktif atau

modal, baik modalsecara keseluruhan maupun modal sendiri. Menurut

Kusrinanti dan Syafruddin (2002) mengatakan bahwa perusahaan dengan

profitabilitas yang tinggi akan lebih cenderung mengungkapkan informasi

lebih banyak. Informasi ini berguna untuk kelangsungan posisi perusahaan

tersebut.

Leverage merupakan rasio yang menunjukkan tingkat proporsi penggunaan

utang dalam membiayai investasi (Raharja dan Sari, 2008). Pecking Order

Theory menjelaskan sumber dana yang disukai perusahaan adalah internal

financing (pendanaan hasil operasi). Jika dana internal masih belum

Page 4: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

4

mencukupi, maka dibutuhkan pendanaan dari hasil utang serta penerbitan

saham baru (Sejjaka, 2004). Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi

cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi kewajibannya.

Dengan demikian, semakin rendah leverage perusahaan maka akan semakin

tinggi peringkat yang diberikan pada perusahaan.

Andry (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan yang positif dalam annual

surplus dapat mengindikasikan atas berbagai kondisi financial.

Konsekuensinya, mereka memprediksi bahwa semua pemegang yang

memiliki pertumbuhan yang tinggi dari tahun ke tahun dalam bisnis adalah

lebih besar kemungkinan secara sukarela untuk kredit rating daripada insurer

yang memiliki pertumbuhan yang lebih rendah. Dengan kata lain, insurer

yang pengalaman growth dalam pelaporan annual surplus akan mendapatkan

level risiko penjaminan yang lebih tinggi.

Fungsi service menyatakan bahwa dewan komisaris dapat memberikan

konsultasi dan nasehat kepada manajemen dan direksi. Ukuran dewan

komisaris merupakan jumlah anggota dewan komisaris perusahaan

(Sembiring, 2005). Dewan komisaris bertanggung jawab mengawasi dan

memberi nasihat kepada direksi. Semakin besar jumlah anggota dewan

komisaris, maka kinerja direksi semakin efektif sehingga pengungkapan yang

dilakukan semakin luas.

Struktur kepemilikan manajerial dipercaya memiliki kemampuan jalannya

perusahaan yang nantinya mempengaruhi kinerja suatu perusahaan (Jensen

dan Meckling, 1976). Struktur kepemilikan manajerial dapat dijelaskan dalam

Page 5: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

5

dua sudut pandang yaitu pendekatan keagenan dan pendekatan

ketidakseimbangan. Pendekatan keagenan menganggap struktur kepemilikan

manajerial merupakan suatu instrument atau alat yang digunakan untuk

mengurangi konflik diantara klain terhadap sebuah perusahaan, pendekatan

ketidakseimbangan informasi memandang mekanisme struktur kepemilikan

manajerial sebagai cara untuk mengurangi ketikdakseimbangan informasi

antara insider dan outsider memulai pengungkapan didalam perusahaan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari Anna (2012). Perbedaan dalam

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu:

1. Menghilangkan salah satu variabel independen yaitu foreign listing karena

penelitian ini hanya dilakukan terhadap perusahaan yang berada di

Indonesia.

2. Menambah variabel independen yaitu ukuran dewan komisaris untuk

mengetahui pengaruhnya terhadap tingkat pengungkapan ICR.

3. Memperpanjang periode penelitian yaitu pada tahun 2012-2013.

Berdasarkan latar belakang tersebut serta berbagai penelitian-penelitian

terdahulu maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Mekanisme Corporate Governance dan Informasi Keuangan terhadap

Tingkat Pengungkapan Internet Corporate Reporting (Studi pada

Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2013 yang Tergabung

dalam Index Kompas 100)”.

Page 6: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

6

B. Batasan Penelitian

Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode

2012-2013 yang tergabung dalam index kompas 100 karena semua perusahaan

yang terdaftar dalam index kompas 100 diperkirakan sekitar 70-80% dari total

Rp 1.582 triliun nilai kapitalisasi pasar seluruh perusahaan yang tercatat di

BEI. Penelitian ini meneliti tentang mekanisme corporate governance yang

diproksikan dengan ukuran dewan komisaris dan struktur kepemilikan

manajerial serta informasi keuangan yang diproksikan diproksikan dengan

ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan growth terhadap tingkat

pengungkapan internet corporate reporting.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat

pengungkapan ICR?

2. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan

ICR?

3. Apakah leverage berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan

ICR?

4. Apakah growth berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan ICR?

5. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat

pengungkapan ICR?

Page 7: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

7

6. Apakah struktur kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap

tingkat pengungkapan ICR?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dalam penelitian ini adalah

untuk menguji apakah:

1. Pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap tingkat pengungkapan ICR.

2. Pengaruh positif profitabilitas terhadap tingkat pengungkapan ICR.

3. Pengaruh negatif leverage terhadap tingkat pengungkapan ICR.

4. Pengaruh positif growth terhadap tingkat pengungkapan ICR.

5. Pengaruh positif ukuran dewan komisaris terhadap tingkat pengungkapan

ICR.

6. Pengaruh positif struktur kepemilikan manajerial terhadap

tingkatpengungkapan ICR.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh atau diharapkan dari hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis.

Penelitian ini dapat memberikan pemahaman mendalam mengenai

ICR, memberikan masukan sekaligus acuan dalam perkembangan

pembangunan ICR, memberikan informasi mengenai tingkat

Page 8: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

8

pengungkapan ICR serta berguna bagi perusahaan untuk mengetahui

faktor apa saja yang berpengaruh dalam tingkat pengungkapan ICR.

2. Manfaat Teoritis.

Penelitian ini memberikan bukti empiris mengenai teori yang

berkaitan perusahaan dengan tingkat pengungkapan ICR serta memberi

kontribusi langsung pada bidang akuntansi mengenai pengungkapan ICR

dan menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

Page 9: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Agensi

Teori agensi (agency theory) merupakan dasar yang digunakan perusahaan

untuk memahami corporate governance. Hal yang dibahas dalam teori ini

adalah hubungan antara prinsipal (pemilik dan pemegang saham) dan agen

(manajemen). Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara prinsipal

dan agen (Jensen dan Meckling, 1976).

Inti dari hubungan keagenan adalah terdapat pemisahan antara

kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Jensen dan Meckling (1976)

menyatakan bahwa hubungan keagenan muncul ketika satu atau lebih

individu (principal) mempekerjakan individu lain (agent) untuk

memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan kekuasaan kepada

agen untuk membuat suatu keputusan atas nama principal tersebut.

Sebagai wujud dari akuntabilitas manajemen kepada pemilik, setiap

periode manajemen memberikan laporan mengenai informasi perusahaan

kepada pemiliknya (Rini, 2010).

2. Teori Signaling

Teori sinyal adalah teori yang menjelaskan mengenai sinyal yang

diberikan perusahaan kepada para pengguna informasi khususnya investor

Page 10: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

10

untuk mengambil suatu keputusan investasi pihak yang diluar perusahaan.

Menurut Rustiarini (2011), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu

pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan

keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif,

maka diharapkan perusahaan akan bereaksi dan sumber daya tarik kepada

investor. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menerbitkan laporan

keuangan dengan tepat waktu. Menurut Andarini dan Januarti (2010),

pengumuman informasi akuntansi memberikan signal bahwa perusahaan

mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga

investor tertarik untuk berinvestasi.

Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan

keuangan, kondisi keuangan perusahaan akan mendorong investor untuk

berinvestasi. Hal ini berguna untuk kelangsungan hidup perusahaan itu

sendiri karena apabila terjadi kejanggalan dalam informasi maka para

pengguna laporan keuangan akan dapat mencari informasi yang

sesungguhnya melalui web perusahaan itu sendiri dan dengan menganalisis

sinyal yang diberikan oleh pemilik maka investor dapat mengetahui

prospek perusahaan kedepan.

3. Internet Corporate Reporting (ICR)

Internet menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaan untuk kepentingan

penyajian laporan keuangan.Internet Corporate Reporting (ICR) adalah

penyajian informasi laporang keuangan perusahaan melalui media internet

Widaryanti (2011). Pemanfaatan media internet dalam pemberitahuan

Page 11: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

11

laporan keuangan dinilai lebih efisien dan efektif oleh perusahaan dapat

mengurangi biaya waktu penyampain informasi laporan keuangan juga

lebih cepat. Internet juga aktif selama 24 jam sehingga laporan keuangan

perusahaan dapat dibutuhkan kapan saja. Kualitas ICR sendiri dapat dinilai

dari empat komponen yaitu isi, ketepatan waktu, pemanfaatan teknologi

dan unsur support (Almelia dan Susetyo, 2008).

4. Corporate Governance

Tristiarini (2005), Malaysian High Level Finance Committee on

Corporate Governance mendefinisikan corporategovernance sebagai

suatu proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan

mengelola bisnis dan urusan-urusan perusahaan dalam rangka

meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan dengan

tujuan utama mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang

dengan tetap memperhatikan kepentingan pihak-pihak lain.

5. Mekanisme Corporate Governance

Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa mekanisme corporate

governance yang diduga berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan

internet corporate reporting (ICR) adalah ukuran dewan komisaris,

struktur kepemilikan manajerial.

Page 12: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

12

6. Karakteristik perusahaan

Dalam penelitian ini karakteristik perusahaanyang diduga berpengaruh

terhadap tingkat pengungkapan internet corporate reporting (IRC).Adalah

ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, growth.

a) Ukuran perusahaan

Pada umumnya perusahaan besar akan mengungkapkan informasi

yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan kecil. Ada

beberapa penjelasan yang menunjukkan bahwa ukuran perusaahaan

dapat menjadi pedoman bagi para investor. Teori agensi menyatakan

bahwa perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar

dari pada perusahaan kecil (Jensen dan Meckling, 1976).

Variabel ukuran perusahaan adalah variabel yang sering diteliti dalam

hubungannya perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam

total aset, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Variabel ini digunakan

karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin

besar aset, maka semakin banyak modal yang ditanamkan. Semakin

besar penjualan, maka semakin banyak perputaran uang dan

kapitalisasi pasar (Sudarmadji dan Sularto, 2007).

b) Profitabilitas

Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapat laba

melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada. Profitabilitas

diukur menggunakan rasio return on equity (ROE). Pemilihan rasio ini

Page 13: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

13

berdasarkan argumen bahwa dimaksudkan terutama untuk kepentingan

pemegang saham (Jackson dan Carter (2005).

c) Leverage

Rasio leverage merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar

kebutuhan perusahaan di belanjai hutang. Atinya apabila perusahaan

tidak menggunakan laverage maka perusahaan dalam beroperasi

sepenuhnya menggunakan modal sendiri atau tanpa menggunakan

hutang. Dengan laverage yang tinggi akan memerlukan informasi

bagaimana asset perusahaan bisa memenuhi kewajibanya (Jensen dan

Meckling, 1976).

d) Growth

Buron (1998) menyatakan bahwa pertumbuhan yang positif dalam

annual surplus dapat mengindikasikan atas berbagai kondisi financial.

Konsekuensinya, mereka memprediksi bahwa yang memiliki

pertumbuhan yang tinggi dari tahun ke tahun dalam bisnis adalah lebih

besar kemungkinan secara sukarela sebagai sarana pengungkapan

termasuk dengan pengungkapan media internet. Dengan kata lain,

insurer yang pengalaman growth dalam pelaporan annual surplus akan

mendapatkan level risiko penjaminan yang lebih tinggi.

Page 14: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

14

e) Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah anggota dewan komisaris

yang dimiliki oleh perusahaan, terdiri dari komisaris utama, komisaris

independen, dan komisaris. Kedudukan masing-masing anggota dewan

komisaris, termasuk komisaris utama adalah setara. Pada teori agensi,

dewan komisaris dibutuhkan untuk memonitor dan mengendalikan

tindakan manajer karenaperilaku oportunisnya (Jensen dan Mecking,

1976). Ukuran dewan komisaris adalah organ perusahaan yang

bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan

pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi.

f) Stuktur Kepemilikan Manajerial

Struktur kepemilikan menggambarkan struktur kepemilikan saham

baik saham manajerial, institusional, asing ataupun public dari suatu

perusahaan. Menurut Hardiningsih (2010) menyatakan bahwa pihak-

pihak yang terlibat dalam kepemilikan, maka potensi konflik antara

principal dan agen akan semakin besar di bandingkan perusahaan yang

tidak memiliki kepemilikan terpisah. Pada perusahaan yang memiliki

kepemilikan terpisah maka pengungkapannya akan cenderung semakin

luas, sehingga prisipal akan lebih mampu untuk memonitor dan

memastikan bahwa kepentingan ekonomi terlaksana dengan baik.

Page 15: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

15

B. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis

1. Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan ICR

Variabel ukuran perusahaan adalah variabel yang sering diteliti dalam

hubungannya dengan luas pengungkapan. Ukuran perusahaan dapat

dinyatakan dalam total aset, penjualan dan kapitalisasi pasar. Ketiga

variabel ini digunakan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan

tersebut. Semakin besar aset, maka semakin banyak modal yang

ditanamkan. Semakin besar penjualan, maka semakin banyak perputaran

uang dan kapitalisasi pasar.

Hubungan dengan pengungkapan disini adalah mengharuskan perusahaan

untuk mengungkapkan informasi mengenai surat berharga melalui situs

web supaya memudahkan tujuan perusahaan dalam memasarkan surat

berharga tersebut. Oleh karena itu perusahaan besar lebih mampu

mengakses pasar keuangan jika mereka mengungkapkan informasi secara

online (Ezat dan El-Masry, 2008).

Perusahaan yang besar kegiatanya lebih komplek, sehingga harus

memberikan informasi yang lebih dibandingkan perusahaan kecil kepada

stakeholders dengan kebutuhan informasi yang berbeda-beda (Anna,

2013). Dengan pengungkapan melalui ICR perusahaan akan lebih cepat

dikenal oleh investor, para pengguna informasi dapat mengakses informasi

yang diperlukan melalui website perusahaan.

Penelitian Widaryanti (2011) dan Kusrinanti dkk. (2012) menunjukkan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ICR. Didukung

Page 16: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

16

oleh penelitian Mintara (2012) yang menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh secara signifikan terhap ICR. Berdasarkan teori

dan hasil penelitian terdahulu maka hipotesis penelitian ini sebagai

berikut:

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat

pengungkapan ICR.

2. Profitabilitas Terhadap Tingkat Pengungkapan ICR

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba. Rasio ini sangat diperhatikan oleh investor maupun pemegang saham

karena berkaitan dengan harga saham serta deviden yang yang diditerima.

Profitabilitas diukur menggunakan return on equity (ROE) yang

merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

dengan total modal sendiri yang digunakan. Sehingga perusahaan akan

memaksimalkan laba untuk menarik investor (Agus sartono 2008).

Oleh karena itu perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang

tinggi akan cenderung dalam pengungkapan sukarela melalui internet

karena perusahaan tersebut mempunyai prospek yang bagus dimasa yang

akan datang. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa profitabilitas

berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan ICR yakni dari penelitian

yang dilakukan oleh Anna (2012), Homayoun dan Rahman (2010),

Prabowo dan Angkoso (2006), Kusrinanti dkk. (2012), serta Ezat dan El-

Masry (2008) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif

Page 17: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

17

terhadap ICR. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

penelitian ini sebagai berikut:

H2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan ICR.

3. Leverage Terhadap Tingkat Pengungkapan ICR

Rasio leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai

investasi terhadap modal yang dimiliki. Rasio ini digunakan untuk

mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan utang dalam

investasinya. Semakin rendah leverage perusahaan maka semakin baik

peringkat yang diberikan pada perusahaan (Raharja dan Sari, 2008). Hal

ini mengindikasikan bahwa perusahaan dengan tingkat leverage yang

tinggi akan sangat rendah kemampuan untuk membayar kewajibannya.

Sehingga ada perjanjian kontrak hutang memicu manajemen untuk

meningkatkan kualitas pengungkapan informasi keuangan perusahaan

melalui internet. Oleh karena itu perusahaan yang mempunyai tingkat

leverage rendah akan lebih cepat menginformasikan melelui internet.

Penelitian Anna (2012), Ettedge (2002), Aly (2010), serta Prabowo dan

Angkoso (2008) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh terhadap

pengungkapan ICR. Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka

hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

H3: Leverage berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan ICR.

Page 18: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

18

4. Growth Terhadap Tingkat Pengungkapan ICR

Andry (2005) bahwa pertumbuhan bisnis yang kuat berhubungan positif

dengan rating dan grade dari rating berikutnya yang diberikan pada

perusahaan karena growth mengindikasikan prospek kinerja cash flow

dimasa mendatang dan meningkatkan nilai ekonomi. Apabila pertumbuhan

perusahaan semakin meningkat maka cenderung nilai ekonominya akan

meningkat.Kumaladani (2010) pertumbuhan perusahaan yang

berkelanjutan adalah tingkat dimana penjualan perusahaan dapat tumbuh

tergantung pada dukungan asset terhadap peningkatan penjualan.

Oleh karena itu pertumbuhan perusahaan merupakan komponen untuk

menilai perusahaan dimasa yang akan datang dan perusahaan yang

pertumbuhanya tinggi akan mengurangi informasi asimetri dengan

pengungkapan sukarela sebagai sarana pengungkapan, termasuk

menggunakan media internet.

Perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi akan mengurangi informasi

asimetri dengan pengungkapan sukarela sebagai sarana

pengungkapan,termasuk dengan menggunakan media internet. Laporan

keuangan yang masih tradisional tidak efektif danefisien, tidak dapat

mengungkapkan intangible asset, karena pengungkapannya terbatas.

mereka memprediksi bahwa semua pemegang yang memiliki pertumbuhan

yang tinggi.

Penelitian Anna (2013) menunjukkan bahwa growth berpengaruh terhadap

pengungkapan corporate Internet Reporting. Selain itu penelitian Alali dan

Page 19: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

19

Romero (2012) menunjukkan adanya pengaruh antara pertumbuhan

terhadap pengngkapan dalam ICR. Berdasarkan teori dan hasil penelitian

terdahulu, maka hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

H4: Growth berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan ICR.

5. Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Tingkat Pengungkapan ICR

Ukuran dewan komisaris adalah bagian terpenting perusahaan yang

bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan

pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan

bahwa perusahaan melaksanakan good corporate governance (GCG).

Dewan komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan

operasional. Kedudukan masing-masing anggota dewan komisaris

termasuk komisaris utama adalah setara. Tugas komisaris utama sebagai

primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan dewan komisaris

(KNKG, 2006).

Sembiring (2005) melakukan penelitian mengenai karakteristik perusahaan

dan pengungkapan tanggung jawab sosial. Salah satu faktor yang

berpengaruh adalah ukuran dewan komisaris yang diproksikan dengan

jumlah anggota dewan komisaris. Oleh karena itu, pengungkapan yang

dilakukan oleh manajemen juga akan semakin besar. Penelitian serupa

juga dilakukan oleh Sembiring (2005) yang menunjukkan bahwa dewan

komisaris berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan. Oleh karena

itu perusahaan yang memiliki jumlah anggota dewan komisaris yang

banyak akan mampu memberikan nasehat kepada dewan direksi.

Page 20: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

20

Penelitian Kusrinanti dan Syafrudin (2012) menunjukkan bahwa dewan

komisaris tidak berpengaruh terhadap ICR. Berbeda dengan penelitian

oleh Ramadani (2013) menunjukkan bahwa dewan komisaris berpengaruh

positif terhadap ketepatan waktu ICR. Berdasarkan teori dan hasil

penelitian terdahulu, maka hipotesis sebagai berikut:

H5: Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat

pengungkapan ICR.

6. Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Tingkat Pengungkapan

ICR.

Perusahaan dengan tingkat struktur kepemilikan yang tinggi memiliki

tingkat pengungkapan yang tinggi.Hal ini dimaksudkan untuk

menghindarkan potensi konflik yang terjadi antara prinsipal dan agen. Jika

perusahaan yang memiliki tingkat manajerial yang tinggi, manajer jauh

lebih peduli tentang kepentingan pemegang saham dan opsi saham akan

memiliki insentif untuk kontribusi perusahaan. Perusahaan yang memiliki

tingkat struktur kepemilikan yang tinggi akan lebih luas dalam

pengungkapan melalui ICR, sehingga perusahaan akan lebih cepat dalam

pengungkapan sukarela dan memudahkan pengguna informasi.

Berdasarkan penelitian Pramunia (2010) menunjukkan bahwa struktur

kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap pengungkapan ICR. Jensen

dan Meckling (1976) menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh

manajer akan memengaruhi kinerja manajer dalam menjalankan operasi

perusahaan. Manajer yang memiliki saham dalam perusahaan

Page 21: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

21

akanberusaha meningkatkan kinerja perusahan, karena dengan

meningkatnya laba perusahaan maka insentif yang terima oleh manajer

akan meningkat pula. Sebaliknya jika kepemilkan manajer turun, maka

biaya keagenannya akan meningkat. Hal ini dikarenakan manajer akan

melakukan tindakan yang tidak memberikan banyak manfaat bagi

perusahaan, manajer akan cenderung untuk memanfaatkan sumber-sumber

perusahaan untuk kepentingannya sendiri.Berdasarkan teori dan hasil

penelitian terdahulu, maka hipotesis sebagai berikut:

H6: Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap tingkat

pengungkapan ICR

C. Model Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2. 1.

Model Penelitian

+

+

-

+

+

Tingkat pengungkapan ICR

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Ukuran Perusahaan

Profitabilitas

Leverage

Growth

Ukuran Dewan Komisaris

Struktur Kepemilikan

Manajerial

+

Page 22: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

22

BAB III

METODA PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listing di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2013 yang tergabung dalam index

kompas 100, karena perusahaan yang terdaftar dalam index kompas 100

mewakili sekitar 70-80% dari total Rp 1.582 triliun nilai kapitalisasi pasar

seluruh saham yang tercatat di BEI.

B. Jenis Data

Data yang di analisis dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

bersumber dari laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia yang tergabung dalam index kompas 100.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan

kriteria sebagai berikut:

1. Laporan keuangan disajiakan dalam mata uang rupiah

2. Website perusahaan tidak dalam perbaikan

3. Perusahaan yang terdaftar dalam index kompas 100 padatahun 2012-

2013

Page 23: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

23

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

dokumentasi, yaitu mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen dan

data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Dokumen yang dimaksud

adalah laporan tahunan perusahaan yang disediakan oleh Pojok BEI UMY

tahun 2012-2013, yang tergabung dalam index kompas 100. Peneliti juga

menggunakan search engine yang umum digunakan seperti Google dan

Yahoo.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan ICR

dengan menggunakan checklist, kategori 1 untuk perusahaan yang

pengungkapannya melalui internet dan 0 untuk perusahaan yang

pelaporanya tidak melakukan pengungkapan melalui internet. Perusahaan

menghendaki bahwa informasi harus tersedia untuk pengguna laporan

keuangan secepat mungkin dan apabila perusahaan dalam pengungkapan

informasi lebih cepat maka laporan keuangan tersebut lebih berguna

berguna (Sari, 2011). Dalam penelitian ini ICR merupakan variabel

dependen yang diukur menggunakan checklist pada kategori atas konten.

Item ICR berjumlah 48 item yang merupakan pengembangan dari ICR

index yang dilakukan oleh penelitian Anna (2013).

Page 24: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

24

2. Variabel Independen

a. Ukuran Perusahaan (Total Asset)

Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya kekayaan yang

dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan total

asset perusahaan (Sudarmadji, 2007 dan Rini, 2010). Total asset

kemudian diubah kedalam bentuk logaritma natural. Ukuran

perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 = 𝐿𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

b. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

profit di periode-periode tertentu. Dalam penelitian ini profitabilitas

diproksikan dengan return on equity (ROE). ROE dapat dihitung

dengan rumus:

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (𝑅𝑂𝐸) = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠× 100%

c. Leverage

Rasio leverage ini digunakan untuk mengukur keseimbangan proporsi

antara asset yang didanai dari kreditor (utang) dan yang didanai oleh

pemilik perusahaan (ekuitas). Menurut Hanafi (2004) rasio leverage

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

panjangnya. Perusahaan yang tidak solvable adalah perusahaan yang

total utangnya lebih besar dibandingkan dengan total asetnya. Aspek

leverage dari rasio keuangan ini diukur dengan formulasi:

Page 25: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

25

DER= (Total Liabilities/ Total asset)

d. Growth

Variabel growth dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian Wydia

(2005) yaitu melihat growth berdasarkan kesempatan bertumbuh

perusahaan yang diukur dengan menggunakan book to market ratio.

Growth dapat dirumuskan sebagai berikut:

Growth = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 × 100 %

e. Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan adalah jumlah anggota dewan komisaris dalam

perusahaan, yang terdiri dari komisaris utama, komisaris independen

dan komisaris (Rini, 2010).

f. Stuktur Kepemilikan Manajerial

Struktur kepemilikan dipandang sebagai suatu mekanisme untuk

mengurangi konflik kepentingan manajer dengan pemegang saham.

Struktur kepemilikan juga dipercaya berpengaruh terhadap jalannya

perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh kinerja

perusahaan.Kekuasaan untuk mengelola perusahaan berasal dari

kepemilikan dan pemilik seharusnya bisa menjalankan kekuasaannya

dengan sesuai investasi mereka (Sukamulja, 2004).

Menurut Faisal (2005), besar kecilnya kepemilikan saham manajerial

dalam perusahaan dapat mengindikasikan adanya kesamaan

kepentingan antara manajemen dengan shareholders. Semakin

Page 26: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

26

meningkat proporsi kepemilikan manajerial maka semakin baik kinerja

perusahaan.

Struktur kepemilikan = ∑ % Kepemilikan Manajerial

F. METODE ANALISIS DATA

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berfungsi sebagai penganalisis data dengan

menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan tanpa

penggeneralisasian. Statistik deskriptif menggambarkan tentang jumlah

data, rata-rata, nilai maksimum dan minimum serta standar deviasi.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov

Test untuk mengetahui distribusi data. Data dikatakan berdistribusi normal

apabila nilai Kolmogorov-Smirnov Test > 0,05 (Ghozali, 2009).

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah di dalam model

regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Untuk mengujinya

dapat dilihat dari nilai tolerance atau VIF. Model regresi akan bebas dari

multikolinieritas jika nilai tolerance> 0,10 atau jika VIF < 10 (Ghozali,

2009).

4. Uji Autokorelasi

Page 27: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

27

Uji Autokorelasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara

kesalahan pengganggu pada satu perioda (t) dengan kesalahan pada

perioda sebelumnya(Ghozali, 2009).Menguji kemungkinan terjadinya

autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah kesalahan pengganggu

pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini

karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.Model

regresi yang baik tidak terjadi autokorelasi.

Pada penelitian ini menggunakan uji Darwin Watson (DW Test). Uji

Darbin Watson yang digunakan mengacu pada Santoso (2002) yang

menyatakan bahwa model regresi yang baik adalah yang bebas

autokorelasi, dengan kriteria pengujian:

a. Nilai dw berada diantara -2 sampai +2, berarti tidak terdapat

autokorelasi.

b. Nilai dw dibawah -2, berarti terjadi autokorelasi positif.

c. Nilai dw diatas +2, berarti terjadi autokorelasi negatif.

5. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak konstan pada regresi

sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan.Uji heteroskedastisitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Heteroskedastisitas menggambarkan nilai hubungan antara nilai yang

diprediksi dengan studentized delete residual nilai tersebut. Pada

Page 28: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

28

penelitian ini pada menggunakan uji Glejser dan cara melihat tidak

terjadinya heteroskedastistas adalah dengan melihat nilai Sig >α (0,05).

G. Uji Hipotesis dan Analisa Data

Metode yang digunakan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan,

profitabilitas, leverage, grownth, ukuran dewan komisaris dan struktur

kepemilikan terhadap ICR adalah analisis regresi berganda dengan

persamaan sebagai berikut:

ICR = α + β1Size+ β2Prof+ β3Lev+ β4GROWTH+ β5KOM+

β6MANAJ+ e

Keterangan:

ICR = Internet Corporate Reporting

SIZE = Ukuran perusahaan

PROF = Profitabilitas

LEV = Leverage

GROWTH = Growth

KOM = Ukuran dewan komisaris

MANAJ = struktur kepemilikan manajerial

e = Standar eror

β = koefisien regresi

1) Uji Nilai t

Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara individual bisa berpengaruh terhadap variabel dependen

Page 29: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

29

(Ghozali, 2009). Jika nilai signifikansi < α dan arah sesuai dengan

hipotesis, maka keputusannya adalah menerima hipotesis alternatif

(Ha).

2) Uji Nilai F

Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen secara bersama-sama bisa berpengaruh terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2009). Jika nilai signifikansi < α, maka

keputusannya adalah menerima hipotesis alternatif (Ha). Artinya

terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3) Koefisien Determinasi Adjusted R Square

Besarnya koefisien determinasi dikenal sebagai koefisien yang

mengukur seberapa pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2009). Nilai koefisien determinasi yang mendekati

1 menunjukkan bahwa variabel-variabel pada model yang semakin

mampu menjelaskan perubahan dependen.

Page 30: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

30

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Internet menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaan untuk kepentingan

penyajian laporan keuangan.Internet Corporate Reporting (ICR) merupakan

pemanfaatan media internet untuk tujuan penyajian informasi laporan

keuangan perusahaan. Pemanfaatan media internet dalam pemberitahuan

laporan keuangan dinilai lebih efisien dan efektif oleh perusahaan dapat

mengurangi biaya waktu penyampain informasi laporan keuangan juga lebih

cepat.

Internet Corporate Reporting (ICR) memang sudah banyak dilakukan oleh

perusahaan finansial maupun non finansial di Indonesia. Akan tetapi

pengungkapan informasi dengan ICR tersebut belum ada standar yang

mengatur, sehingga tidak ada standar yang sama dalam pengungkapan

informasi. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa mekanisme corporate

governance yang diduga berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan internet

corporate reporting (ICR) adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage,

growth, ukuran dewan komisaris, Struktur Kepemilikan Manajerial, maka

dalam penelitian ini akan diuraikan mengenai pengaruh dari variabel yang

meliputi ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, growth, ukuran dewan

komisaris serta struktur kepemilikan manajerial tersebut terhadap tingkat

Page 31: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

31

pengungkapan internet corporate reporting (ICR) perusahaan yang terdaftar

dalam index kompas 100 pada tahun 2012-2013. Berdasarkan teknik

pengambilan sampel yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, yaitu

dengan menggunakan purposive sampling, sampel dipilih berdasarkan

pertimbangan subjektif peneliti, dimana persyaratan yang dibuat sebagai

kriteria harus dipenuhi. Kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini antara

lain:

1. Laporan keuangan disajiakan dalam mata uang rupiah

2. Website perusahaan tidak dalam perbaikan

3. Perusahaan yang terdaftar dalam index kompas 100 pada tahun 2012-2013

Tabel 4.1.

Perincian Perhitungan Sampel Tahun 2012-2013

Jumlah Sampel Perusahaan

Keterangan (Kriteria)

Tahun

2012 2013 Jumlah

Perusahaan yang terdaftar dalam index kompas 100

Laporan keuangan perusahaan yang tidak disajiakan dalam

mata uang rupiah

Website perusahaan dalam perbaikan

100

(4)

(5)

100

(7)

(5)

200

(11)

(10)

Perusahaan tersebut memiliki data yang lengkap terkait

dengan variabel yang digunakan dan memenuhi semua

criteria

(8) (5) (13)

Jumlah Observasi 83 83 166

Sumber: Hasil olah data, 2014

Dari seluruh perusahaan yang termasuk dalam indeks Kompas 100 periode

tahun 2012-2013 yang memenuhi kriteria berjumlah 83 perusahaan sampel

pengamatan tiap tahunnya atau secara keseluruhan berjumlah 166

Page 32: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

32

perusahaan.Adapun rincian jumlah perusahaan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

B. Uji Statistik Deskriptif

Sebelum masuk pada pengujian atau analisis data dan pengujian hipotesis,

terlebih dahuluakan diuraikan hasil dari analisis deskriptif untuk

menggambarkan atau mendeskripsikan kondisi data yang digunakan dalam

penelitian. Statistik deskriptif variabel berfungsi untuk mengetahui

karakteristik dari variabel yang digunakan. Dalam hal ini meliputi nilai

minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi. Tabel 4.2.

memperlihatkan statistik deskriptif variabel sampel yang diteliti.

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

SIZE 166 13.44 24.77 16.75 1.58

PROF 166 -22.71 121.94 16.38 15.49

LEV 166 .11 27.14 2.51 4.08

GROWTH 166 .48 2.78 .96 .20

KOM 166 2 11 5.56 1.75

MANAJ 166 .00 15.00 .64 2.23

ICR 166 .41 .91 .75 .08

Valid N (listwise) 166

Sumber : Hasil olah data, 2014

Page 33: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

33

Berdasarkan Tabel 4.2 maka diketahui rata-rata (mean) dan standar deviasi

untuk masing-masing variabel. Variabel ukuran perusahaan diketahui nilai

terkecil (minimum) pada perusahaan yang menjadi objek penelitian sebesar

13.44 dan nilai terbesar (maximum) sebesar 24.77. Nilai rata-rata (mean)

sebesar 16.75; hal ini merupakan gambaran ukuran perusahaan yang

menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat berpengaruh terhadap

pengungkapkan informasi internet corporate reporting secara online. Hal ini

berarti perusahaan yang besar dimana kegiatanya lebih kompleks, sehingga

harus memberikan informasi yang lebih dibandingkan perusahaan kecil

kepada stakeholder dengan kebutuhan informasi yang berbeda-beda. Besarnya

standar deviasi sebesar 1.58 yang lebih kecil dari nilai rata-ratanya, hal ini

menunjukkan rendahnya perbedaan ukuran perusahaan dari rata-rata ukuran

perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam indeks Kompas 100 periode

tahun 2012-2013.

Variabel profitabilitas diketahui nilai terkecil (minimum) pada perusahaan

yang menjadi objek penelitian sebesar -22.71 dan nilai terbesar (maximum)

sebesar 121.94. Nilai rata-rata (mean) sebesar 16.38; hal ini menunjukkan

besarnya tingkat tolak ukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

dengan total modal sendiri yang digunakan. Sehingga perusahaan akan

memaksimalkan laba untuk menarik investor. Besarnya standar deviasi

sebesar 15.49 yang lebih kecil dari nilai rata-ratanya, hal ini menggambarkan

rendahnya penyimpangan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan dari rata-rata return on equity (ROE) yang dihasilkan perusahaan.

Page 34: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

34

Variabel Leverage diketahui nilai terkecil (minimum) pada perusahaan yang

menjadi objek penelitian sebesar 0.11 dan nilai terbesar (maximum) sebesar

27.14. Nilai rata-rata (mean) sebesar 2.51; nilai ini menunjukkan rata-rata

kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya (total hutang

jangka pendek dan total hutang jangka panjang). Perusahaan dengan tingkat

leverage yang tinggi akan sangat rendah kemampuan untuk membayar

kewajibannya. Besarnya standar deviasi sebesar 4.08 yang lebih besar dari

nilai rata-ratanya, hal ini menggambarkan tingginya penyimpangan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya (total hutang

jangka pendek dan total hutang jangka panjang) dari rata-rata kemampuan

yang dimiliki oleh perusahaan dalam membayar hutang.

Variabel growth diketahui nilai terkecil (minimum) pada perusahaan yang

menjadi objek penelitian sebesar 0.48 dan nilai terbesar (maximum) sebesar

2.78. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0.96; hal ini menunjukkan besarnya rata-

rata tingkat pertumbuhan perusahaan, semakin tingginya nilai rata-rata ini

menunjukkan semakin tingginya pertumbuhan perusahaan. Growth

mengindikasikan prospek kinerja cash flow dimasa mendatang dan

meningkatkan nilai ekonomi Besarnya standar deviasi sebesar 0.20 yang lebih

kecil dari nilai rata-ratanya, hal ini menggambarkan rendahnya penyimpangan

pertumbuhan perusahaan dari rata-rata tingkat pertumbuhan yang dimiliki oleh

perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam indeks Kompas 100 periode

tahun 2012-2013.

Page 35: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

35

Analisis Statistic Descriptive pada variabel ukuran dewan komisaris diketahui

nilai terkecil (minimum) pada perusahaan yang menjadi objek penelitian

sebesar 2 dan nilai terbesar (maximum) sebesar 11. Nilai rata-rata (mean)

sebesar 6; Hal ini menunjukkan jumlah anggota dewan komisaris dalam

perusahaan, yang terdiri dari komisaris utama, komisaris independen, dan

komisaris. Dengan demikian semakin besar jumlah dewan komisaris dapat

memperbaiki kepatuhan terhadap berbagai persyaratan pengungkapan, dimana

akan menghasilkan pengungkapan keuangan yang lebih komprehensif yang

bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan

dan memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan

melaksanakan good corporate governance (GCG).

Variabel struktur kepemilikan managerial diketahui nilai terkecil (minimum)

pada perusahaan yang menjadi objek penelitian sebesar 0.00% dan nilai

terbesar (maximum) sebesar 15.00%. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0.64%;

nilai ini menunjukkan rata-rata kepemilikan saham perusahaan oleh pihak

manajer sebesar 0.64%. Besarnya standar deviasi sebesar 2.23 yang lebih

besar dari nilai rata-ratanya, hal ini menggambarkan tingginya penyimpangan

variasi data kepemilikan saham perusahaan oleh pihak manajer.

Variabel Internet Corporate Reporting (ICR) diketahui nilai terkecil

(minimum) pada perusahaan yang menjadi objek penelitian sebesar 0.41 atau

41% dan nilai terbesar (maximum) sebesar 0.91 atau 91%. Nilai rata-rata

(mean) sebesar 0.75 atau 75%; nilai ini menunjukkan bahwa perusahaan

menghendaki bahwa informasi harus tersedia untuk pengguna laporan

Page 36: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

36

keuangan secepat mungkin dan apabila perusahaan dalam pengungkapan

informasi lebih cepat maka laporan keuangan tersebut lebih berguna berguna.

C. Uji Kulitas Data

Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji model regresi sehingga diperoleh

model regresi dari metode kuadrat terkecil yang menghasilkan estimator linier

tidak bias. Model regresi yang diperoleh berdistribusi normal dan terbebas

dari gejala autokorelasi, multikolineritas dan heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji untuk mengetahui normalitas dan bertujuan

untuk menguji apakah variabel terikat dan variabel bebas keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Sehingga apabila data tersebut

memiliki distribusi normal maka uji t dan uji F dapat dilakukan, sementara

apabila asumsi normalitas tidak dapat dipenuhi maka inferensi tidak dapat

dilakukan dengan statistik t dan F.

Hasil uji normalitas dengan Normal P-P Plot pada gambar 4.1.

menunjukkan bahwa angka probabilitas disekitar garis linier atau lurus.

Artinya bahwa seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini

memiliki random data yang berdistribusi normal.

Page 37: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

37

Gambar 4.1.

Hasil Uji Normalitas

Sumber : Hasil olah data, 2014

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Dalam penelitian ini juga

menggunakan Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, dimana pengambilan

keputusan adalah dengan melihat angka probabilitas signifikansinya. Hasil uji

normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test adalah sebagai

berikut:

Hasil uji One Sampel Kolmogorov Smirnov menunjukkan bahwa seluruh

variabel dalam penelitian ini, memiliki nilai probabilitas signifikan lebih besar

dari 0,05. Artinya bahwa seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini

memiliki random data yang berdistribusi normal.

Tabel 4.3.

Hasil Uji Normalitas

Page 38: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

38

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 166

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation .44417121

Most Extreme Differences

Absolute .164

Positive .134

Negative -.164

Kolmogorov-Smirnov Z 1.258

Asymp. Sig. (2-tailed) .084

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Hasil olah data, 2014

2. Uji Autokorelasi

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi digunakan uji DW

(Durbin Watson) dengan melihat koefisien korelasi DW test. Hasil

perhitungan dengan SPSS 20.0, diperoleh nilai statistik Durbin Watson

sebagai berikut:

Tabel 4.4.

Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson

Page 39: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

39

Model Summaryb

Mode

l

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .402a .162 .130 .452 1.845

a. Predictors: (Constant), Struktur Kepemilikan Managerial, Ukuran

perusahaan, Profitabilitas, Growth, Ukuran Dewan Komisaris, Leverage

b. Dependent Variable: InternetCorporateReporting Sumber : Hasil olah data, 2014

Hasil perhitungan tabel 4.3. menunjukkan bahwa nilai DW-test berada

pada diantara nilai 1.66 s.d 2.34, yaitu dengan nilai DW-test sebesar 1.845

artinya tidak ada autokorelasi.

3. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Pengujian adanya

multikolinearitas dilakukan dengan memperhatikan besarnya tolerance

value dan besarnya VIF (Ghozali, 2007). Jika nilai-nilai tolerance

value> 0,10 dan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.

Hasil uji multikolinearitas disajikan pada Tabel 4.4.berikut:

Tabel 4.5.

Hasil Uji Multikolinearitas

Page 40: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

40

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

Ukuran perusahaan .850 1.177

Profitabilitas .972 1.029

Leverage .839 1.192

Growth .880 1.136

Ukuran Dewan Komisaris .876 1.141

Struktur Kepemilikan

Managerial .992 1.009

a. Dependent Variable: InternetCorporateReporting

Sumber : Hasil olah data, 2014

Dari Tabel 4.4 dapat diketahui hasil perhitungan dengan menggunakan

SPSS 20.0, menunjukan bahwa nilai tolerance value lebih besar dari 0,10

dan nilai VIF kurang dari 10. Hal dapat disimpulkan bahwa persamaan

model regresi tidak mengandung masalah multikolinieritas yang artinya

tidak ada korelasi diantara variabel-variabel bebas sehingga layak

digunakan untuk analisis lebih lanjut.

4. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas muncul ketika varian dari distribusi probabilitas

gangguan tidak konstan untuk seluruh pengamatan atas variabel

penelitian.Metode yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas

dalam penelitian ini memakai diagram scatterplot.

Gambar 4.2

Uji Heteroskedastisitas

Page 41: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

41

Sumber : Hasil olah data, 2014

Dari Gambar 4.2 dapat disimpulkan bahwa tidak ada pola yang jelas, serta

titik-titik menyebar keatas dan dibawah 0 pada sumbu Y maka tidak

terjadi heteroskedastisitas.

5. Uji F dan Koefisien Determinasi (R2)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel terikat. Hasil uji F dengan menggunakan program

SPSS sebagai berikut:

Tabel 4.6.

Pengujian Hipotesis secara Simultan

Page 42: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

42

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1

Regression 6.291 6 1.048 5.121 .000b

Residual 32.553 159 .205

Total 38.843 165

a. Dependent Variable: InternetCorporateReporting

b. Predictors: (Constant), Struktur Kepemilikan Managerial, Ukuran

perusahaan, Profitabilitas, Growth, Ukuran Dewan Komisaris, Leverage

Sumber : Hasil olah data, 2014

Berdasarkan dari hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel 4.6 di

atas, diperoleh nilai p-value dari hasil uji F sebesar 0.000. Dikarenakan

nilai p value lebih kecil dari tingkat signifikan =5% atau

(0.000<0.05), maka dapat disimpulkan variabel ukuran perusahaan,

profitabilitas, leverage, growth, ukuran dewan komisaris dan struktur

kepemilikan manajerial secara simultan mempunyai pengaruh terhadap

tingkat pengungkapan internet corporate reporting (ICR).

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel ukuran perusahaan,

profitabilitas, leverage, growth, ukuran dewan komisaris dan struktur

kepemilikan manajerial terhadapvariabel tingkat pengungkapan

internet corporate reporting (ICR) perusahaan yang termasuk dalam

indeks Kompas100 periode tahun 2012-2013digunakan koefisien

determinasi berganda (Adjusted R2). Hasil koefisien deteminasi

berganda dapat ditunjukkan pada Tabel 4.7. berikut:

Tabel 4.7.

Koefisien Determinasi

Page 43: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

43

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .402a .162 .130 .452 1.845

a. Predictors: (Constant), Struktur Kepemilikan Managerial, Ukuran

perusahaan, Profitabilitas, Growth, Ukuran Dewan Komisaris, Leverage

b. Dependent Variable: InternetCorporateReporting

Sumber : Hasil olah data, 2014

Dari Tabel 4.7. dapat diketahui besarnya koefisien determinasi

berganda (Adjusted R²) sebesar 0.130. Hasil tersebut dapat diartikan

bahwa 13.0% besarnya tingkat pengungkapan internet corporate

reporting (ICR) perusahaan yang termasuk dalam indeks Kompas100

periode tahun 2012-2013 dipengaruhi oleh kelenam variabel bebas

yang terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, growth,

ukuran dewan komisaris dan struktur kepemilikan manajerial.

Sedangkan sisanya sebesar 87.0% dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak dimasukkan dalam model penelitian.

6. Analisis Regresi Berganda

Nilai t untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen secara parsial.Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan

nilai signifikan. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan alat

analisis regresi linear berganda diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8.

Uji Statistik t

Page 44: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

44

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) -.712 .413 -1.723 .087

Ukuran perusahaan .068 .024 .222 2.820 .005

Profitabilitas .005 .002 .159 2.162 .032

Leverage -.021 .009 -.175 -2.202 .029

Growth -.114 .187 -.047 -.613 .541

Ukuran Dewan

Komisaris .051 .022 .183 2.365 .019

Struktur Kepemilikan

Managerial -.006 .010 -.043 -.589 .556

a. Dependent Variable: InternetCorporateReporting

Sumber : Hasil olah data, 2014

Berdasarkan Tabel 4.8.model regresi berganda untuk tingkat pengungkapan

internet corporate reporting (ICR) atas faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu

ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, growth, ukuran dewan komisaris

dan struktur kepemilikan manajerial sebagai berikut:

a. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama (H1).

Untuk variabel ukuran perusahaan diperoleh koefisien regresi sebesar

0.068 dan nilai signifikansi sebesar 0.005 < 0.05, berarti ukuran

perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

pengungkapan internet corporate reporting (ICR). Hasil penelitian ini

mendukung hipotesis pertama yang menyatakan bahwa ukuran

Page 45: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

45

perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan

internet corporate reporting (ICR).

b. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua (H2).

Untuk variabel profitabilitas diperoleh koefisien regresi sebesar 0.005

dan signifikansi sebesar 0.032 < 0.05, berarti profitabilitas

berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengungkapan internet

corporate reporting (ICR). Hasil penelitian ini mendukung hipotesis

kedua yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif

terhadap tingkat pengungkapan internet corporate reporting (ICR).

c. Hasil Pengujian Hipotesis ketiga (H3).

Untuk variabel leverage diperoleh koefisien regresi sebesar -0.021 dan

signifikansi sebesar 0.029< 0.05, berarti leverage berpengaruh secara

signifikan terhadap tingkat pengungkapan internet corporate reporting

(ICR). Hasil penelitian ini mendukung hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap tingkat

pengungkapan internet corporate reporting (ICR).

d. Hasil Pengujian Hipotesis Keempat (H4).

Untuk variabel growth diperoleh koefisien regresi sebesar -0.114 dan

signifikansi sebesar 0.541> 0.05, berarti growthtidak berpengaruh

secara signifikan terhadap tingkat pengungkapan internet corporate

reporting (ICR). Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis

Page 46: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

46

keempat yang menyatakan bahwa growth berpengaruh positif

terhadaptingkat pengungkapan internet corporate reporting (ICR).

e. Hasil Pengujian Hipotesis Kelima (H5).

Untuk variabel ukuran dewan komisaris diperoleh koefisien regresi

sebesar 0.051 dan signifikansi sebesar 0.019< 0.05, berarti ukuran

dewan komisaris berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

pengungkapan internet corporate reporting (ICR). Hasil penelitian ini

mendukung hipotesis kelima yang menyatakan bahwa ukuran dewan

komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan internet

corporate reporting (ICR).

f. Hasil Pengujian Hipotesis keenam (H6).

Untuk variabel struktur kepemilikan managerial diperoleh koefisien

regresi sebesar -0.006 dan signifikansi sebesar 0.556> 0.05, berarti

struktur kepemilikan managerialtidak berpengaruh secara signifikan

terhadap tingkat pengungkapan internet corporate reporting (ICR).

Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis keenam yang

menyatakan bahwa struktur kepemilikan managerial berpengaruh

positif terhadaptingkat pengungkapan internet corporate reporting

(ICR).

Page 47: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

47

Table 4.9.

Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Kode Hipotesis Hasil

H1

Ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap tingkat pengungkapan ICR

Diterima

H2

Profitabilitas berpengaruh positif terhadap

tingkat pengungkapan ICR

Diterima

H3

Leverageberpengaruh negatif terhadap tingkat

pengungkapan ICR

Diteriam

H4

Growth berpengaruh positif terhadap tingkat

pengungkapan ICR

Ditolak

H5

Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif

terhadap tingkat pengungkapan ICR

Diterima

H6

Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh

positif terhadap tingkat pengungkapan ICR

Ditolak

D. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan model regresi berganda

menunjukkan bahwa secara serentak variabel ukuran perusahaan,

profitabilitas, leverage, growth, ukuran dewan komisaris dan struktur

kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengungkapan internet corporate reporting (ICR) pada perusahaan yang

terdaftar dalam index kompas 100 pada tahun 2012-2013. Namun demikian

jika dilihat pengujian secara parsial variabel ukuran perusahaan, profitabilitas,

Page 48: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

48

leverage dan ukuran dewan komisaris yang terbukti berpengaruh signifikan

terhadap tingkat pengungkapan internet corporate reporting (ICR), sedangkan

untuk growth dan struktur kepemilikan manajerial tidak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat pengungkapan internet corporate reporting (ICR).

1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan ICR

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaanberpengaruh

signifikan terhadap tingkat pengungkapan internet corporate reporting

(ICR), yang ditunjukan dengan nilai sig (p-value) sebesar 0.005 < 0.05.

Hasil ini sekaligus menerima hipotesis pertama penelitian. Hasil penelitian

ini sesuai dengan pendapat Ezat dan El-Masry (2008) yang menyatakan

bahwa ukuran perusahaan besar lebih mampu mengakses pasar keuangan

jika mereka mengungkapkan informasi secara online. Perusahaan yang

besar kegiatanya lebih komplek, sehingga harus memberikan informasi

yang lebih dibandingkan perusahaan kecil kepada stakeholder dengan

kebutuhan informasi yang berbeda-beda. Dengan pengungkapan melalui

ICR perusahaan akan lebih cepat dikenal oleh investor, para pengguna

informasi dapat mengakses informasi yang diperlukan melalui website

perusahaan.Ukuran Perusahaan (size) menunjukkan banyak sedikitnya

informasi yang dipublikasi.Semakin besar perusahaan dan semakin dikenal

oleh masyarakat, maka semakin banyak informasi yang bisa diperoleh

investor dan semakin kecil pula ketidakpastian yang dimiliki oleh investor.

Alasan lain ialah dengan ukuran perusahaan (size) investor dapat

mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengimformasikan laporan

Page 49: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

49

keuangan perusahaan melaui internet (Yuliana dkk., 2011). Hasil

penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Widaryanti (2011) serta penelitian dari Kusrinanti dkk. (2012)

membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ICR

selain itu penelitian dari Mintara (2012) menunjukkan hasil bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh secara siknifikan terhap ICR.

2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan ICR

Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitasberpengaruh signifikan

terhadap tingkat pengungkapan internet corporate reporting (ICR), yang

ditunjukan dengan nilai sig (p-value) sebesar 0.032 < 0.05. Hasil ini

sekaligus menerima hipotesis kedua penelitian. Profitabilitas adalah

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (profit) selama periode

tertentu dengan menggunakan aktiva yang produktif atau modal, baik

modal secarakeseluruhan maupun modal sendiri. Menurut Kusrinanti dan

Syafruddin (2002) mengatakan bahwa perusahaan dengan profitabilitas

yang tinggi akan lebih cenderung mengungkapkan informasi lebih banyak.

Informasi ini berguna untuk kelangsungan posisi perusahaan

tersebut.Perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi

akan cenderung dalam pengungkapan sukarela melalui internet karena

perusahaan tersebut mempunyai prospek yang bagus dimasa yang akan

datang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap tingkat

pengungkapan ICR yakni dari penelitian yang dilakukan oleh Anna

Page 50: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

50

(2012), Homayoun dan Rahman (2010), Prabowo dan Angkoso (2006),

Serta penelitian Kusrinanti dkk (2012), Ezat dan El-Masry (2008)

membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap ICR.

3. Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan ICR

Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverageberpengaruh signifikan

terhadap tingkat pengungkapan internet corporate reporting (ICR), yang

ditunjukan dengan nilai sig (p-value) sebesar 0.029 < 0.05.Hasil ini

sekaligus menerima hipotesis ketiga penelitian. Leverage merupakan rasio

yang menunjukkan tingkat proporsi penggunaan utang dalam membiayai

investasi (Raharja dan Sari, 2008). Pecking Order Theory menjelaskan

sumber dana yang disukai perusahaan adalah internal financing

(pendanaan hasil operasi). Jika dana internal masih belum mencukupi,

maka dibutuhkan pendanaan dari hasil utang serta penerbitan saham baru

(Sejjaka, 2004).Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung

memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi kewajibannya.

Dengan demikian, semakin rendah leverage perusahaan maka akan

semakin tinggi peringkat yang diberikan pada perusahaan. Semakin rendah

leverage perusahaan maka semakin baik peringkat yang diberikan pada

perusahaan (Raharja dan Sari, 2008). Hal ini mengindikasikan bahwa

perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan sangat rendah

kemampuan untuk membayar kewajibannya. Sehingga ada perjanjian

kontrak hutang memicu manajemen untuk meningkatkan kualitas

pengungkapan informasi keuangan perusahaan melalui internet. Oleh

Page 51: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

51

karena itu perusahaan yang mempunyai tingkat leverage rendah akan lebih

cepat menginformasikan melelui internet.Hasil penelitian inisejalan

dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anna (2012),

Ettedge (2002), Aly (2010), Prabowo dan Angkoso (2008) yang

menunjukkan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan ICR.

4. Pengaruh Growth Terhadap Pengungkapan ICR

Hasil penelitan menemukan bahwa growthtidak berpengaruh signifikan

terhadap tingkat pengungkapan Internet Corporate Reporting (ICR). Hal

ini dibuktikan dengan p-value sebesar 0.541 > 0.05. Hasil penelitian

sekaligus menolak hipotesis keempat yang mengatakan growth

berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan internet corporate

reporting (ICR). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Andry

(2005) yang menyatakan bahwa pertumbuhan yang positif dalam annual

surplus dapat mengindikasikan atas berbagai kondisi financial.

Konsekuensinya, mereka memprediksi bahwa semua pemegang yang

memiliki pertumbuhan yang tinggi dari tahun ke tahun dalam bisnis adalah

lebih besar kemungkinan secara sukarela untuk kredit rating daripada

insurer yang memiliki pertumbuhan yang lebih rendah. Karena

Pertumbuhanya tinggi belum menjamin untuk mengurangi informasi

asimetri dengan pengungkapan sukarela sebagai sarana pengungkapan,

termasuk menggunakan media internet.Perusahaan dengan growth yang

tinggi tidak memerlukan pengungkapan dalam web perusahaan. Dan

Page 52: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

52

alasan lain menjukkan bahwa growth yang tinggi atau rendah akan tetap

menyampaikan ICR sebagai transparansi perusahan dan tanggung jawab

perusahaan kepada stakeholders atau pengguna informasi.

5. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan ICR

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran dewan komisarisberpengaruh

signifikan terhadap tingkat pengungkapan internet corporate reporting

(ICR), yang ditunjukan dengan nilai sig (p-value) sebesar 0.019 <

0.05.Hasil ini sekaligus menerima hipotesis kelima penelitian.Ukuran

dewan komisaris adalah bagian terpenting perusahaan yang bertugas dan

bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan

memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan

melaksanakan good corporate governance (GCG). Dewan komisaris tidak

boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan

masing-masing anggota dewan komisaris termasuk komisaris utama

adalah setara. Tugas komisaris utama sebagai primus inter pares adalah

mengkoordinasikan kegiatan dewan komisaris (KNKG, 2006).Ukuran

dewan komisaris merupakan jumlah anggota dewan komisaris perusahaan

(Sembiring, 2005). Dewan komisaris bertanggung jawab mengawasi dan

memberi nasihat kepada direksi. Semakin besar jumlah anggota dewan

komisaris, maka kinerja direksi semakin efektif sehingga pengungkapan

yang dilakukan semakin luas. Sembiring (2005) melakukan penelitian

mengenai karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab

sosial. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah ukuran dewan komisaris

Page 53: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

53

yang diproksikan dengan jumlah anggota dewan komisaris. Oleh karena

itu, pengungkapan yang dilakukan oleh manajemen juga akan semakin

besar. Perusahaan yang memiliki jumlah anggota dewan komisaris yang

banyak akan mampu memberikan nasehat kepada dewan direksi. Hasil

penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Ramadani (2013) serta hasil penelitian Sembiring (2005) menunjukkan

bahwa dewan komisaris berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu

ICR.

6. Pengaruh Struktur Kepemilikkan Manajerial Terhadap

Pengungkapan ICR

Hasil penelitan menemukan bahwa struktur kepemilikkan manajerialtidak

berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan internet corporate

reporting (ICR).Hal ini dibuktikan dengan p-value sebesar 0.556 >

0.05.Hasil penelitian sekaligus menolak hipotesis keenam yang

mengatakan kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap internet

corporate reporting (ICR). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan

pendapat Jensen dan Meckling (1976) bahwa kepemilikan saham oleh

manajer akan mempengaruhi kinerja manajer dalam menjalankan operasi

perusahaan. Manajer yang memiliki saham dalam perusahaan akan

berusaha meningkatkan kinerja perusahan, karena dengan meningkatnya

laba perusahaan maka insentif yang terima oleh manajer akan meningkat

pula. Sebaliknya jika kepemilkan manajer turun, maka biaya keagenannya

akan meningkat. Hal ini dikarenakan manajer akan melakukan tindakan

Page 54: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

54

yang tidak memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, manajer akan

cenderung untuk memanfaatkan sumber-sumber perusahaan untuk

kepentingannya sendiri. Perusahaan yang struktur kepemilikannya

menyebar (widely-held companies)cenderung mengungkapkan banyak

informasi di website untuk memasok informasiyang dibutuhkan

stakeholder.

Karena adanya kemungkinan tidak terdapat interst alignment antara

manajer dan pemegang saham yang mempengaruhi tingkat pengungkapan

ICR struktur kepemilikan manajerial belum optimal mengontrol

manajemen, sehingga adanya struktur kepemilikan manajerial belum

menjamin manajemen untuk transparan dan menyampaikan melaui

website perusahaan.

Page 55: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

55

BAB V

SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis pengaruh dari variabel-variabel mekanisme

corporate governance yang meliputi : ukuran perusahaan, profitabilitas,

leverage, growth, ukuran dewan komisaris dan struktur kepemilikan

manajerialterhadap tingkat pengungkapan internet corporate reporting (ICR)

pada perusahaan yang terdaftar dalam index kompas 100 pada tahun 2012-

2013dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat

pengungkapan internet corporate reporting (ICR) pada perusahaan yang

terdaftar dalam index kompas 100 pada tahun 2012-2013.

2. Profitabilitasberpengaruhpositif dan signifikan terhadap tingkat

pengungkapan internet corporate reporting (ICR) pada perusahaan yang

terdaftar dalam index kompas 100 pada tahun 2012-2013.

3. Leverageberpengaruhnegatif dan signifikan terhadap tingkat

pengungkapan internet corporate reporting (ICR) pada perusahaan yang

terdaftar dalam index kompas 100 pada tahun 2012-2013.

4. Growth tidakberpengaruhsignifikan terhadap tingkat pengungkapan

internet corporate reporting (ICR) pada perusahaan yang terdaftar dalam

index kompas 100 pada tahun 2012-2013.

Page 56: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

56

5. Ukuran dewan komisarisberpengaruhpositif dan signifikan terhadap

tingkat pengungkapan internet corporate reporting (ICR) pada perusahaan

yang terdaftar dalam index kompas 100 pada tahun 2012-2013.

6. Struktur kepemilikan managerial tidakberpengaruhsignifikan terhadap

tingkat pengungkapan internet corporate reporting (ICR) pada perusahaan

yang terdaftar dalam index kompas 100 pada tahun 2012-2013.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat diajukan oleh penulis dari hasil penelitian yang

telah dilakukan :

1. Perusahaan perlu lebih memperhatikan mengenai pemanfaatan media

internet dalam pemberitahuan laporan keuangan sebab dinilai lebih efisien

dan efektif sehingga dapat mengurangi biaya waktu penyampain informasi

laporan keuangan serta juga lebih cepat. Internet yang aktif selama 24 jam

sehingga laporan keuangan perusahaan dapat dibutuhkan kapan saja.

Perusahaan juga perlu memperhatikan kualitas internet corporate

reporting yang terdiri dari empat komponen yaitu isi, ketepatan waktu,

pemanfaatan teknologi, dan unsur support.

2. Penelitian berikutnya hendaknya dapat memperluas penelitian mengenai

hal yang sama dengan sampel penelitian, dimana sampel perusahaan ini

baru sebatas pada perusahaan yang masuk dalam index kompas 100.

Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menambah perusahaan-

perusahaan selain perusahaan yang terdaftar dalam index kompas 100 serta

memperpanjang periode pengamatan penelitian.

Page 57: BAB I PENDAHULUANthesis.umy.ac.id/datapublik/t45681.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini penggunaan teknologi internet dimasyarakat Indonesia semakin meningkat.

57

C. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa

keterbatasan dalam penelitian ini, yakni:

a. Penelitian ini menggunakan variabel karakteristik perusahaan yang

diwakili oleh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, growth serta

variabel mekanisme corporate governance yang diwakili oleh ukuran

dewan komisaris dan struktur kepemilikan manajerial.

b. Penelitian ini menggunakan jangka waktu pengamatan tahun 2012-2013.

c. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang tergabung dalam

index kompas 100.