Pendekatan danPendekatan dan MetodologiMetodologiF.1. Alur
Kegiatanari hasil
pemahamanKonsultanterhadaplingkuppekerjaanyangtertuangdi dalam KAK
di dukung oleh pengalaman perusahaan, maka di susun metodologi
menyeluruh dalammenyelesaikan pekerjaan mulai dari pekerjaan
persiapan sampai penyerahan produk akhir berupa gambar desain dan
laporan. Untuk memudahkandalammemahami metodologi tersebut,
makaKonsultanmembuat urutan dan keterkaitan antara masing-masing
kegiatan dalam bentuk diagram alir di bawah ini. DDUntuk menjamin
dan terarahnya kegiatan perencanaan maka perlu adanya suatu panduan
yang menggambarkan tahapan-tahapan kegiatan untuk mencapai tujuan
dan sasaran yang diharapkan. Panduan atas tahapan-tahapan kegiatan
ini digambarkan dalam suatu diagram alir yang digambarkan dibawah
ini, yang mana setiap langkah(dalam diagram alir ditunjukan dalam
bentuk panah)mempunyai sasaran berupa produk atau awal dari
kegiatan berikutnya. Tahapan kegiatan disusun sebagai berikut :a.
Tahapan kegiatan pendahuluan dengan sasaran tersusunnya Laporan
Pendahuluan berisi rencana kerja penelitianlapangan dan pemilihan
lokasi yang akan disurvei pendahuluan dan orientasi/tinjauan
lapangan serta berisi rencana kerja, metode dan volume pelaksanaan
yang akurat berdasarkan kondisi
lapanganuntukmasing-masingkegiatansurvei. Untukmenyusun lokasi
pasti dari lokasi survei dan rencana kerja yang lebih akurat,
Konsultan terlebih dahulu akan melakukan koordinasi dengan
pihak-pihak terkait yaitu Dinas Permukiman, Dinas Pariwisata, Dinas
Kelautan, serta Bappeda. b. Tahapankegiatansurvei daninvestigasi
sertaevaluasi dananalisadata dimana sasarannya adalah tersedianya
data lapangan untuk dianalisa dan dievaluasi. U s u l a n T e k n i
sF - 1Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan
Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi
Pendekatan dan Metodologi Survei topografi. Survei hidrografi
(bathimetri). Survei hidro-oceanografi. Survei investigasi
geoteknik. Analisa topografi dan bathimetri. Analisa
hidroklimatologi dan oceanografi. Analisa mekanika tanah.
Penyusunan model perubahan pantai. Penyusunan alternatif pengamanan
pantai.c. Tahap Penyusunan Detail Desain, meliputi
kegiatan-kegiatan : Penggambaran detail desain. Penyusunan BOQ dan
RAB. Penyusunan desain note dan Laporan Pendukung. Disamping
kegiatan-kegiatan yang disebutkan diatas pada pekerjaan ini juga
akan dilakukan asistensi dan diskusi sebagai kontrol dan arahan
direksi terhadap pelaksana atas kegiatan-kegiatan yang telah dan
akan dilanjutkan yaitu berupa : Diskusikonsep laporan pendahuluan
dimana akan ditentukan lokasi yang diprioritaskan untuk
ditindaklanjuti dengan survei dan investigasi baik untuk detail
desain maupun studi kelayakan. Asistensikonsep alternatif solusi
banjir, dalam hal menentukan tipe danjenis bangunan pengamanan yang
akandirencanakan, serta pembahasan atas alternatif-alternatif
desain. Diskusi konsep laporan akhir, yang membahas hasil studi
keseluruhanuntukmendapatkanmasukandari pihakyangterkair
sehinggakonseplaporaninidapat disempurnakanmenjadi laporan akhir.
Hubungan dan urutan kegiatan serta produk yang diharapkan akan
dapat dihasilkan digambarkan pada bagan alir dibawah ini. U s u l a
n T e k n i sF - 2Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di
Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan
Metodologi Pendekatan dan MetodologiGambar F. 1 Bagan Alir
Pekerjaan U s u l a n T e k n i sF - 3Pemetaan Foto Udara Untuk
Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan
UtaraMULAIANALISA AWAL ATAS KONDISI KONDISI JARINGAN
DRAINASETINJAUAN LAPANGAN IDENTIFIKASI AWALPENYUSUNAN RENCANA KERJA
& LAPORAN PENDAHULUANKOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
DISKUSISURVEI TOPOGRAFIKERANGKA HORIZONTALKERANGKA VERTIKAL
POT.MELINTANG & SITUASIPATOK TETAPSURVEY JARINGAN
DRAINASESURVEY GROUND CHECK FOTOGRAMTERI (FOTO UDARA)TIDAKANALISA
INTERPRETASI FOTO UDARA SURVEI TOPOGRAFIELEVASIPOSITIONINGANALISA
HIDROKLIMATOLOGI ANALISA HIDROLIKAANALISA SEDIMENSIG FOTO
UDARAPENGGAMBARAN PETA SITUASI, POTONGAN & BATHIMETRIANALISA
MODELSISTEM JARINGAN DRAINASEREKOMENDASI ALTERNATIF SISTEM JARINGAN
DRAINASE LAPORAN SURVEY TIDAKDISKPENGGAMBARANPENTAHAPAN PROGRAM
PELAKSANAAN FISIK KONSTRUKSIREVIEW DESIGN NOTEKONSEP LAPORAN
AKHIRDISK FINAL LAP. AKHIRSELESAITIDAKYAPENGUMPULAN DATA ANALISIS
TATA GUNA LAHANREKOMENDASI TERPILIHPendekatan dan Metodologi
Pendekatan dan MetodologiF.2. Pekerjaan
PersiapanUntukmenunjangkelancarankegiatanproyekdiperlukanadministrasi
yangbaik antara pemberi kerja dengan konsultan. Pekerjaan persiapan
di mulai segera setelah Konsultan menerima surat perintah
mulaikerja (SPMK) dengan beberapa kegiatan antara lain :F.2.1
Pekerjaan Pendahuluan Pekerjaan Persiapan, meliputi:1. Administrasi
ProyekMempersiapkanadministrasi proyekmeliputi
bukukontrak,suratperintah mulai kerja (SPMK) dan surat penyerahan
lapangan (SPL).2. Persiapan PersonilDengan dimulainya kegiatan
proyek maka konsultan mempersiapkan personil tenaga ahli yang
tercantum di dalam proposal teknis. Setiap tenaga ahli akan
mempersiapkan segala sesuatunya untuk kegiatan survey meliputi
formsurveymaupundaftar (checklist) kebutuhandatasekunder yang
diperlukan.3. Persiapan PeralatanPadatahapawal
dimulainyapekerjaanakandipersiapkanperalatanyang diperlukan untuk
mendukung operasional proyek.Khususnya untuk tenaga ahli yang
melakukan survey akan mempersiapkan peralatannya yang sudah
dikalibrasi. Daftar peralatan dan surat uji kalibrasi akan
disampaikan kepada pemberi kerja untuk mendapatkan persetujuan.4.
Penyusunan Rencana Kerja TerinciAgar tujuanpekerjaandapat di capai
baik mutumaupunwaktusesuai sasaran yang di harapkan maka perlu di
susun rencana kerja yang meliputi jadwal pelaksanaan pekerjaan,
jadwal penugasan personil dan jadwal pemakaianperalatan.
Penyusunanrencanakerjaakandituangkandalam
LaporanPendahuluansetelahdapat diketahui baikdari hasil analisadan
evaluasi hasil studi terdahuluyangdi komparasi dengankondisi
existing U s u l a n T e k n i sF - 4Pemetaan Foto Udara Untuk
Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan
UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan
Metodologihasiltinjauan lapangan, terutama menyangkut kepastian
lokasiyang akan dilakukansurvei daninvestigasi.Hal ini
terutamamenyangkut kegiatan lapangan yang perlu dilakukan sesuai
dengan kondisi exsisting.F.2.2 Pengumpulan Data
SekunderDatasekunder yangdibutuhkanada2jenisyaitudatasekunder yang
bersifat umum(general) dankhusus. Data tersebut dikumpulkan dari
berbagai instansi terkait baik di pusat maupun daerah.Data sekunder
yang bersifat umum antara lain :Tabel F. 1Kebutuhan Data dan
PetaNo. Jenis Data Sumber1. Melakukan koordinasi dengan instansi
terkait dalam hal pengadaan data.Instansi Terkait.2. Studi
Terdahulu : Identifikasi dan pengamanan erosi pantai. Identifikasi
dan inventarisasi sungai dan muara.Instansi Terkait.3. Titik-titik
referensi yang digunakan. BAKOSURTANALDISHIDROS-AL4. Peta topografi
(rupa bumi) daerah proyek skala 1 : 50.000 / 1 : 25.000 atau yang
lebih besar.BAKOSURTANAL5. RUTRW dan RDTR. BAPEDA Kab. Setempat6.
Data Hidroklimatologi. BMG7. Data dan peta-peta geologi
sungai-sungai dan pantai skala 1 : 250.000.Direktorat GeologiPPGL8.
Data hidro-oceanografi. Dinas Hidro-OceanografiDISHIDROS AL
Jakarta9. Kabupaten Bekasi dalam angka th 2007. BPS.Datasekunder
yangbersifat khususadalahdatayangdibutuhkanoleh masing-masing
tenaga ahliuntuk keperluan analisa detailyang biasanya hanya
didapatkan dari daerah meliputi : U s u l a n T e k n i sF -
5Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi
Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan
dan MetodologiTabel F. 2 Kebutuhan Data Sekunder dari Daerah.No.
Jenis Data Sumber1. Data hidraulic (pasang surut laut) dari
pelabuhan terdekat.Dinas Perhubungan. Terkait.2. Data hujan
beberapa pos hujan yang berada di DPS proyek.Dinas Pengairan
Kabupaten Setempat dan terdekat.3. Data AWLR (Automatic Water Level
Recoreder) dan debit sungai.Dinas Pengairan Kab. Setempat.4. Peta
dan rekaman data genangan banjir.Dinas Pengairan Kab. Setempat.5.
Buku hasil studi dan perencanaan yang pernah dilakukan yang
berkaitan dengan banjir.Instansi Terkait.6. Titik Bench Mark (BM)
referensi. Instansi Terkait.7. Data kerugian Banjir serta lokasi
dan infrastruktur yang rusak.Instansi Terkait.8. Dan lain-lain.
-F.2.3 Studi PendahuluanPada tahap ini merupakan studi awal atas
kondisi wilayah kajian pada saat ini dan penulurusan data serta
studi yang telah ada terutama menyangkut segi hidro-oceanografi,
morfologi sungai, morfologi pantai, tata guna lahan, kondisi
bangunanpantai existingsertaidentifikasi wilayahkritis abrasi
dansedimentasi di sampingusulan-usulanpadastudi yangtelah ada.
Demikian juga halnya dengan peta-peta yang diperlukan seperti peta
topografi terbesar yang ada dan terbaru (diharapkan peta skala 1 :
25.000 atau lebih besar) serta referensi-referensi sebagai acuan
dalam pengukuran situasi sungai pada ruas-ruas yang telah
ditentukan.Kegiatan studi pendahuluan terdiri dari site visit,
survey pemetaan topografi, geoteknik/mekanika tanah (termasuk
geologi), bathimetri serta hidrologi &hidrometri.
Masing-masingkegiatansurvai diuraikansebagai berikut : Site
Visit/Orientasi LapanganUntukmendapatkangambarankondisi
lapangandaninformasi yang lengkap tentang wilayah proyek, maka
Konsultan menugaskanteamleader bersamaahli sungai danahli pantai
untuk melakukan peninjauan lapangan dan berkoordinasi dengan
instansi daerah. Peninjauan ini sangat bermanfaat terutama U s u l
a n T e k n i sF - 6Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di
Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan
Metodologi Pendekatan dan Metodologiuntuk merencanakan strategi
pelaksanaan survey Hidrometri, Geoteknik, Topografi, Bathimetri dan
memperoleh informasi permasalahan yang ada di daerah proyek
khususnya yang berkaitan dengan banjir serta erosi dan sedimentasi
pantai. Selamakunjunganlapanganakandilakukanjugapengumpulan data
sekunder antara lain : Data kabupaten Nagan Raya dalam angka,
sumber BPS. Petadaerahgenangan akibat banjir maupungenangan rawa.
Buku hasil studi maupun perencanaan yang pernah dilakukan. Peta
tata guna lahan dan Rencana strategis dan tataruang Kabupaten Nagan
Raya, sumber Pemda. Daftar harga satuan bahan dan upah setempat.
Dan lain-lain.F.2.4 Analisis Data dan Evaluasi Studi
TerdahuluKajian terhadap studi-studi terdahulu dimaksudkan untuk
didapatkan kesinambungan program penanganan/pengamanan
sungai-sungaiyang di maksud di atas pada level makro sistemdan
mikro sistemsehingga nampakjelasadanyapenajamanataukonsepdetail
dari usahaproteksi tebing/pengamanan pantai di atas ruas yang telah
ditentukan.Aspek yang dipelajari dari studi terdahulu meliputi :
Rekomendasi studi terdahuludanrelevansinyaterhadappekerjaan yang
akan dilaksanakan. Pendekatan teknis dari permasalahan yang ada,
kemudian diklarifikasi validitasnya di lapangan. Rekomendasi
pemecahanmasalahdanprogrampenangannyabaik aspek teknik maupun skala
prioritasnya apakah masih representarif untuk kondisi saat ini.
Identifikasi lokasi serta masalah rawan pada tebing pantai/sungai.
U s u l a n T e k n i sF - 7Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran
Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan
UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologi Relevansi
rekomendasi studi terdahulu terhadap kondisi existing pada saat ini
dengan melakukan komparasi secara visual di lapangan. Ketersediaan
data dari studi terdahulu terutama data hydro-oceanografi, data
debit sungai, referensi dan lain-lain. Permasalahan aktual pada
saat ini baik secara fisik lapangan maupun
terhadaprencanapengembangandari instansi-instansi terkait dan
kaitannya dengan perubahan tata ruang serta faktual di
lapangan.F.2.5 Penyusunan Rencana Mutu Kontrak (RMK)Dalam rangka
melaksanakan kegiatan-kegiatan pelaksanaan proyek guna
terwujudnyasuatusasaranyanghendakdi capai, makaperlumengacu pada
kebijaksanaan yang tertuang pada keputusan Presiden No. 18 tahun
2000sertaundang-undangNo. 19/1999tentanghasil kegiatanberupa proses
serta persyaratan dalam pengendalian pelaksanaan proyek berupa
Rencana Mutu Kontrak (RMK).Sebagai tindaklanjut
kebijaksanaantersebut di atas, makadikeluarkan suatu pedoman
dariDirektorat JenderalSDA melaluiSurat No. PR.01.0.-DS/342 tanggal
2 Nopember 2001 perihal Pelaksanaan Penerapan Sistim Jaminan Mutu
Bidang Pengairan, pada proyek pengairan Direktorat JenderalSDA
dimanadiwajibkan untukpenerapan sistim jaminanmutu dengan cara
penerapan mutu yang akan digunakan sebagai dokumen pengendalian
proses pelaksanaan proyek.Untukmencapai sasarantersebut
makaperluditetapkanproseduryang tersusun secara sistematis dan
mantap. Dengan adanya prosedur tersebut maka dapat digunakan untuk
memulai efektivitas dari kegiatan pelaksanaan yang terjadi pada
suatu proyek.Sebelum kegiatan lapangan dimulai Konsultan akan
membuat RMK sesuai standar yang berlaku di lingkungan Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air, danharus mendapatkanpersetujuandari
pemberi kerja. Isidari RMK adalah semua kegiatan yang akan
dilakukan beserta volume pekerjaannya, produk yang akan diserahkan
konsultan kepada pemberi kerja sesuai KAK serta jadwal kegiatan
proyek. Fungsi dari RMK adalah sebagai kontrol dan uji petik
pemberi kerjaterhadapsemuakegiatanyangdilakukanoleh konsultan. U s
u l a n T e k n i sF - 8Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan
Metodologi Pendekatan dan MetodologiF.3. MenentukanBeberapa
Alternatif Pemecahan MasalahMenentukan beberapa altematif
penanganan banjir secara terpadu berupa konsep-konsep serta sistem
drainase yang akan dipakai disertai keuntungan dan kerugian
berdasarkan data foto udara untuk diupayakan alternatif perencanaan
awal mengenai bangunan-bangunan air.F.4. Kegiatan Survey dan
InvestigasiF.4.1 Pengukuran TopografiPelaksanaan pekerjaan
pengukuran topografi dalam pelaksanaannya melalui proses
pengambilan data, pengolahan data lapangan, perhitungan,
penggambaran dan penyajian data pada laporan. Surveytopografi
yangdilakukansesuai KAKadalahpengukuransungai sepanjang 25 km ke
arah hilir sungai Seumayam .Berdasarkan pemahaman dan kajian yang
telah diuraikan pada bab pemahamanumum proyeksebelumnya,Secara
garis besar pengambilan data topografi meliputi : 1. Pengukuran
Kerangka Dasar Horisontal.2. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal.3.
Pengukuran Detail Situasi.4. Pengukuran melintang.Prosedur kerja
lapangan dan studio diuraikan di bawah ini.a) Peralatan yang
diperlukan Peralatan yang akan di pakai telah memenuhi persyaratan
ketelitian(kalibrasi) dansudahdi periksadandisetujui oleh pemberi
kerja. Theodolite T1/Wild, dipergunakan untuk kegiatan pembuatan
kerangka horizontal utama, baik untuk pemetaan situasi maupun
pengukuran trase. U s u l a n T e k n i sF - 9Pemetaan Foto Udara
Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan
dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologi
Waterpass (WP), dipergunakan untuk kegiatan pembuatan kerangka
vertical dan pengukuran trase. Theodolite To/Wild, dipergunakan
untuk kegiatan pemetaan situasi rincikan. EDM(Electronic
DistanceMeasure), dipergunakanuntuk pengukuran jarak akurat poligon
utamab) Titik Referensidan Pemasangan Benchmark (BM), ControlPoint
(CP) dan patok kayuDalam pelaksanaan pengukuran situasi detail dan
trase sungai/pantai, Konsultan akan menggunakan titik tetap yang
sudah ada sebagai titik acuan (referensi) dan harus diketahui dan
disetujui oleh pemberi kerja.Untuk menunjang hasilkegiatan proyek,
dilakukan penambahan benchmark baik berupa BM maupun CP di beberapa
lokasi untuk menjamin akurasi pengukuran pada saat pelaksanaan
konstruksi. Dimensi patok Benchmark (BM) berukuran 20 cm x 20 cm x
100 cm terbuat dari beton dan Control Point (CP) berukuran 10 cm x
10cmx80cmataupipaparalondiameter4diisi betoncor. Keduanyadilengkapi
paku/besi betonyangdipasangmenonjol setinggi 1 cm pada bagian atas
BM dan CP.PenempatanCP danBM padaposisiyangmemudahkankontrol
pengukuran, amandari gangguanmanusia atauhewan, tidak
mengganggutransportasi dankegiatanrutinpenduduksekitar, diluarareal
kerja/bataspembebasantanahuntukbangunanair dansaluran, tetapi
cukupmudahdicari danberadadicakupan lokasi kerja.
PatokCPdanBMdilengkapi dengankodeproyek, nama, nomor dan huruf yang
akan dikonsultasikan dengan direksi.Sesuai KAK, spesifikasi
rintisan dan pemasangan patok dan patok permanen (BM dan CP)
kerangka dasar pengukuran adalah sebagai berikut : U s u l a n T e
k n i sF - 10Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di
Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan
Metodologi Pendekatan dan Metodologi Pemasangan patok, BM dan CP
dilaksanakan pada jalur-jalur pengukuran sehingga memudahkan
pelaksanaan pengukuran. BM, CP danpatok di pasang sebelumpengukuran
situasi sungai/pantai dilaksanakan. BM di pasang pada setiap jarak
t 2.0 km dan CP di pasang
padasetiapjarak2.0km(berdampingandenganBM)atau pada tempat yang
diperkirakan akan di buat bangunan penanggulangan banjir.
Pilar-pilar tersebut di buat dari konstruksi beton. BMdanCPtersebut
di pasang pada tempat-tempat yang aman, stabil serta mudah
ditemukan. Apabila tidak memungkinkan untuk mendapatkan tempat
yangstabil, misalnyatanahgembur ataurawa-rawamaka
pemasanganBMdanCPtersebut harus di sanggadengan bamboo/kayu.
Patok-patokdi pasangmaksimal setiapjarak100mpada bagiansungai
yanglurusdan3mdilakukan dengan echosounder. Titik-titik pengukuran
penampang melintang direncanakan seperti gambar berikut : U s u l a
n T e k n i sF - 20Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di
Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraAsTepi kiriTepi
kananBts KoridorBts KoridorPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan
MetodologiGambar F. 8 Profil Melintang SungaiGambar F. 9 Profil
Melintang Sungai untuk Lebar Sungai B > 100 m Gambar F. 10
Profil Melintang Pantai U s u l a n T e k n i sF - 21Pemetaan Foto
Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat,
Selatan dan UtaraAsTepi kiriTepi kananBts KoridorBts Koridor2,5
m2,5 mColok/ EchosounderP1 rambuPendekatan dan Metodologi
Pendekatan dan MetodologiVolume pekerjaan topografiTabel F. 3
Volume pekerjaan pengukuranJenis kegiatan VolumeSituasi sungai.
Sepanjang 30 km koridor 150 m kiri& kanan dari tepi
sungai.Situasi Pantai. Untuk bathimetri sepanjang 4 km dengan
koridor jarak ke arah laut 2,00 km sampai kedalaman 8 m atau di
luar surf zone.Patok tetap Bench Mark (BM) = 20 buah.Control Point
(CP) = 20 buah.Pengukuran waterpass utama. 50 km.Pengukuran poligon
utama. 50 km.Penampang sungaidan pantai interval 50 m &
belokan.500 buah.Perhitungan hasil ukur Perhitungan harus
dilaksanakan di lapangan, dengan kontrol perhitungan oleh pengawas
lapangan dan tiap selesai 1hari pengukurandatadiserahkanuntukdi cek
dan dibubuhi paraf oleh pengawas lapangan. Perhitungan dilakukan 2
(dua) kali, yaitu perhitungan sementara dan perhitungan definitif.
Perhitungan data lapangan merupakan perhitungan sementara untuk
mengetahui ketelitian ukuran. Perhitungan definitip adalah
perhitungan yang sudah menggunakan hitungan perataan oleh tenaga
ahli geodesi. Hasil perhitungan ini akan digunakan untuk proses
penggambaran. Setiap hasil perhitungan harus diasistensikan dan
disetujui supervisor lapangan. Semua data azimuth hasil pengamatan
matahari harus di pakai dalamperhitungan, jikaadayangtidak di pakai
harus ada persetujuan dengan direksi. U s u l a n T e k n i sF -
22Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi
Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan
dan Metodologi Semua titik kerangka utama/cabang harus di hitung
koordinat dan ketinggiannya. Semua data ukur asli dan perhitungan
perataannya diserahkan ke direksi pekerjaan.Penggambaran
Penggambaran hasil pengukuran mengacu kepada
standardpenggambaranyangditerbitkanolehDirektorat Jenderal
Pengairan. Penggambaran draft dapat dilaksanakan dengan
penggambaransecaragrafis, denganmenggunakandata ukur sudut dan
jarak. Penggambaran peta situasi definitif dilakukan, setelah hasil
perhitungandefinitif selesai dilaksanakansehingga koordinat sebagai
kerangka horizontal dan spot height sebagai kerangka vertikal telah
dilakukan hitungan perataannya. Penggambaran peta situasi sungai
skala 1 : 2.000 dengan interval kontur 0,50 m dibuat pada kertas
kalkir ukuran A1. Petaikhtisar skala1: 10.000s/d1: 25.000dengan
interval kontur1,0mdi buatpadakertaskalkirukuran A1. Penggambaran
profil memanjang sungai skala (H) 1 : 2.000danskala(V) 1: 1: 200,
penggambaranprofil melintang sungai skala (H) 1 : 2.000 dan skala
(V) 1 : 1 : 200. Semua titik koordinat kerangka utama dan cabang di
gambar dengan sistem koordinat. Indek kontur di tulis setiap garis
kontur. Kontur di kampung di gambar tidak boleh putus. Sistem grid
yang di pakai adalah sistem proyeksi UTM. U s u l a n T e k n i sF
- 23Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi
Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan
dan MetodologiF.4.1 Pengambilan Contoh
SedimenKegiatanpekerjaanpengambilansedimenini
dilakukanterhadapcontoh sedimen layang pantai. Pengambilan contoh
sedimen dilakukan di sepanjang pantai dan juga dilakukan
pengambilan contoh sedimen di lokasi pengukuran arus. Selanjutnya
contoh sedimen layang ini di periksa dan di analisis di
laboratorium.F.4.2 Survey Hidrologi-Hidrometri
SungaiPekerjaansurvai hidrologi &hidrometri
dimaksudkanuntukmemperoleh data lapangan (primer dan sekunder)
tentang karakteristik sungai, anak/cabang sungai yang akan
mendukung dalam analisis hidrologi maupun hidrolika. Kegiatan
survai hidrologi meliputi :a) Pengumpulan data curah hujan terbaru
minimum selama 10 tahun dari beberapa stasiun-stasiun terdekat
minimum3 stasiun pos hujan.b) Pengumpulan data klimatologi lainnya
terbaru minimum selama 5 tahun dari stasiun-stasiun terdekat.c)
Pengumpulan data/informasi banjir (tinggi, lamanya perkiraan luas
genangan dan dampaknya).d)
PengumpulandatayangberkaitandengankarakteristikDPS
antaralain:keadaanvegetasi daerahpengaliran, sifat dan jenis tanah
dan debit rata-rata pada waktu keadaan normal, tahun kering dan
tahun basah.Kegiatan survai hidrometri meliputi :Pengukuran
kecepatan aliran.Pengukurankecepatanaliransungai
dilakukanpadabagian aliran (di sungai) yang tidak terpengaruh
pasang surut, kegiatan pengukuran dilakukan di 3 titik yang
ditempatkan di U s u l a n T e k n i sF - 24Pemetaan Foto Udara
Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan
dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologihulu
sungai, hilir sungai dan sungai cabang dengan ketentuan sebagai
berikut :1. Jika kedalaman air >0,50 m, di pakai alat Current
Meter.Untuk kedalaman aliran > 1,50 m, pengukuran
kecepatandilakukanpadakedalaman0,20, 0,60dan 0,80 dari kedalaman
aliran untuk masing-masing lokasi (bagian tengah dan pinggir
aliran).Untuk kedalaman aliran antara 0,50 1,50 m, pengukuran
kecepatan dilakukan pada kedalaman 0,50 m dari kedalaman aliran
pada bagian tengah aliran.2. Jikakedalamanaliran 1.50 m, tiga titik
pengukuran, Vm = (V0.2 +2V0.6 + V0.8)5. Pengukuran penampang sungai
di titik pengukuran debit.6. Pengikatan muka air sungai dan bak
ukur muka air (peil schaal) dengan patok topografi untuk U s u l a
n T e k n i sF - 25Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di
Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan
Metodologi Pendekatan dan Metodologimendapatkan kesatuan
sistimelevasi tanah dengan muka air.7. Pengamatan muka air sungai
khususnya di hilir sungai(titik pengukuran debit) tiap 1 jam selama
24 jamsaat pasang tinggi (spring tide) dan pasang rendah(neaptide)
berdasarkandataHIDRAL(Hidro Oceanografi AL) di pelabuhan
terdekat.Pengambilan Contoh Sedimen.Contoh sedimen yang di ambil
terdiri dari sedimen layang dan material dasar, dengan ketentuan
sebagai berikut :1. Jika ketinggian air > 1,00 m maka
pengambilan contoh sedimen dilakukan dengan menggunakan alat
Suspended Sampler (untuk sedimen layang) dan Bed Material Sampler
(untuk material dasar).2. Jika ketinggian air < 1,00 m maka
pengambilan contoh sedimen dilakukan dengan tabung sample (untuk
sedimen layang) dan Bed Material Sampler (untuk material dasar).3.
Pengambilancontohsedimendilakukanpadabagian pinggir aliran dan
tengah aliran.4. Contoh sedimen dimasukan ke dalam tabung
sample.Pengamatan Pasang Surut Muka Air Sungai/Laut.Pengamatan
pasang surut dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :1. Lokasi
pengamatandi daerahmuarasungai, dimana muka airnya tidak
bergelombang/berombak baik akibat lalu lintas perahu maupun
gelombang air laut.2. Pengamatan dilakukan selama 15 hari x 24 jam
berturut-turut dengan interval pengamatan setiap 1 jam.3.
Pengamatan harus maliputi pasang purnama. U s u l a n T e k n i sF
- 26Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi
Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan
dan Metodologi4. Pada lokasipengamatan dipasang peil schaal.F.4.3
Survey Sosial EkonomiSurvey ini bertujuan untuk mendapatkan data
tentang kondisi social ekonomi penduduk setempat, survey ini
dilakukan dengan cara : Melakukan interviewterhadap pihak-pihak
maupun instansi terkait dengan permasalahan banjir yaitu Masyarakat
setempat, Pamong Desa, Kecamatan, Pemda, Dinas Pertanian, Dinas
Kehutanan, Dinas Perikanan, BPS, Bappeda, Dinas Pertambangan, Dinas
Kimpraswil, dan sebagainya. Menyebarkan quesioner. Survey langsung
ke lokasi di mana banjir sering melanda daerah tersebut.F.5.
Analisa Data dan Upaya Penanggulangan Banjir dan Abrasi
PantaiKegiatan analisis data, meliputi :1. Analisis Data
Topografi.2. Analisis Bathimetri.3. Analisis Hidro-Oceanografi.4.
Analisis data hidrologi/hidrometri.5. Analisis Hidrolika.6.
Analisis data social ekonomi.7. Analisis data sekunder
lainnya.F.5.1 Analisis Data TopografiJenis perhitungan yang
dipergunakan adalah sebagai berikut :1. Hitungan koordinat
titiktitik poligon.2. Hitungan waterpass.3. HitunganSituasi dan
Cross Section.4. Hitungan Luas Areal Survey. U s u l a n T e k n i
sF - 27Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan
Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi
Pendekatan dan MetodologiTenaga ahli geodesi akan melakukan
perhitungan definitif dari hasil perhitungan sementara di lapangan
dengan perataan dan kesalahan pengukuran kurang dari yang
disyaratkan di dalam KAK, hasil perhitungan ini akan digunakan
untuk proses penggambaran dimana produk yang harus diserahkan
antara lain :Peta situasi skala 1 : 5.000, gambar penampang
melintang skala H = 1 : 2.000 dan V= 1 : 200 dan penampang
memanjang skala H = 1 : 2.000 dan V = 1 : 200. Peta ikhtisar di
gambar dengan skala 1 : 10.000 sampai dengan 1 : 25.000.Hasil
perhitungandandiskripsi BMakandi buatlaporantopografi serta bersama
dengan data ukur asli diserahkan kepada pemberi kerja.1.
Perhitungan Kerangka Horizontal dan KoordinatKoordinat yang di
hitung adalah koordinat kerangka dasar horisontal/titik-titik
poligon dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :Syarat
Geometrik Sudut. akhir - awal= - (n + 2) . 180 + f (1) akhir -
awal= d sin + f x (2) akhir - awal= d cos + f y (3)Koreksi absis dd
. f x (4)Koreksi ordinatdd . f y (5)Dimana : akhir = Azimut akhir.
awal = Azimut awal. = Jumlah sudut ukuran. n = Jumlah titik
poligon.f = Salah penutup sudut. U s u l a n T e k n i sF -
28Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi
Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan
dan Metodologixakhir = Absis akhir.xawal = Absis awal.Yakhir =
Ordinat akhir.Yawal = Ordinat awal.d = Jumlah jarak poligon. =
Azimut.f x = Salah penutup absis.f y = Salah penutup
ordinat.Koordinat definitif :Hitungan Absis Definitif (x).Xi =
X(i-1) + Xi + k XiXi = Absis titik ke i.X(i-1) = Absis titik ke
titik sebelum i. Xi = Selisih absis.Hitungan Ordinat Defenitif
(y).Yi = Y(i-1) + Yi + k YIk Xi = Koreksi absis.Yi = Ordinat titik
ke i.Y(i-1) = Ordinat sebelum titik i. Yi = Selisih ordinat.KYi =
Koreksi ordinat. U s u l a n T e k n i sF - 29Pemetaan Foto Udara
Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan
dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologi2.
Hitungan Ketinggian/WaterpassLangkahlangkah perhitungan
ketinggian/elevasi adalah sebagai berikut :a. Menghitung beda
tinggi per seksi. Beda tinggi stand satu = h1 Beda tinggi stand 2 =
h2 Beda tinggi ukuran pergi =hpr = (D1+D2).
Salahpenutup(SP)ukuranstandsatudanstandduatidak bolehmelebihi batas
toleransi yang diizinkan (10D) , D= dalam Km.b. Jarak tiap
slag,didapatdari jumlah jarak kebelakangditambah jarak ke muka.c.
Menghitung salah penutup setiap kring sipat datar (H).H = h1 + h2 +
.+ hn + SP = 0d. Menghitung tinggi : Hj = hi + hij +,`
.|DSP. Dij3. Perhitungan Situasi Detail dan Cross
SectionDatasituasi dancrosssectionhasil pengukuranlapangandi hitung
denganmetodatachymetri. Berdasarkanilustrasi gambar di bawah, alat
berdiri padatitikAyangtelahdiketahui (X, Y, Z)makatitikB dapat di
hitung.Berdasarkan gambar di bawah, titik Tb dapat
diketahuitingginya dari titik TA yang telah diketahui elevasinya
sebagai berikut : U s u l a n T e k n i sF - 30Pemetaan Foto Udara
Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan
dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologi Gambar
F. 11 Metode tachymetriTB = TA + H H= ( )t A b aB T m B B +]]]
2 sin 10021Untuk menghitung jarak datar (Dd) menggunakan rumus
:Dd =DCos 2 mDd = 100 (Ba - Bb) Cos2 mDimana :TA= Tinggi titik A
yang telah diketahui (X,Y,Z).TB= Tinggi titik B yang akan
ditentukan. H= Beda tinggi antara titik A dan titik B.Ba= Bacaan
diaframa benang atas.Bb= Bacaan diaframa benang bawah.Bt= Bacaan
diafrahma benang tengah.TA= Tinggi alat.D = Jarak optis
[100(Ba-Bb)].Dd= Jarak datar.m= Sudut miring. Az = Azimuth.4.
Penyajian Data U s u l a n T e k n i sF - 31Pemetaan Foto Udara
Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan
dan Utara U Dm AzmPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan
MetodologiData dari hasil pengukuran yang telah di hitung disajikan
dalam bentuk peta Topografi dan Bathimetri dan gambar potongan
melintang laut dan pantai serta sungai. Gambar-gambar lain yang di
anggap perlu dengan format peta seperti dapat di lihat pada
lampiran. U s u l a n T e k n i sF - 32Pemetaan Foto Udara Untuk
Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan
UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan MetodologiPekerjaan :
SID Sungai dan Muara Kr. SeumayamBAGAN ALIR KEGIATAN SURVAI
PENGUKURAN TOPOGRAFIPengukuran Titik Kontrol Pengukuran
ProfilMULAISurvai Pengukuran TopografiPemasangan BMPengukuran
SituasiAnal isa Data & PerhitunganToleransi
KetelitianPenggambaranDataSurvai
TopografiSELESAIYaTidakRevisiGambar F. 12 Bagan Alir Kegiatan
Survey Pengukuran Topografi U s u l a n T e k n i sF - 33Pemetaan
Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat,
Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan
MetodologiF.5.2 Analisis Bathimetri Sungai1. Pengukuran Posisi Fix
Point Cara Ikatan Kemuka.Posisi fix point dengan cara ikatan ke
muka dengan maksud agar koordinat fix point satu sistem dengan
koordinat peta topografi seperti seperti dijelaskan sebagai berikut
:
Gambar F. 13 Penentuan posisi fix point cara ikatan ke mukaLihat
Segitiga ASB sinDsinDsinDBS AS ABa. Penentuan Jarak Menentukan
jarak DASDAS . sin = DAB . sin DAS =sinsinABD (1) Menentukan jarak
DBS U s u l a n T e k n i sF - 34Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran
Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraD AB =
jarak basisD ASD BSA (Xa,Ya)B (Xb,Yb)Pendekatan dan Metodologi
Pendekatan dan Metodologi sin sinAB BSD DDBS . sin = DAB . sin DBS
=sinsinABD (2)b. Penentuan Absis dan Ordinat Titik S (XS, YS) Dari
titik AXS1=XA + DAS sin AZASYS1=YA + DAS cos AZAS (3) Dari titik
BYS2=XA + DAS sin AZBSYS2=YB + DBS cos AZBS Koordinat rata-rata
(Sr)22 1XS XSXSr+22 1ZS YSYSr+ (4)Dimana :DAB = Jarak basis hasil
ukuran poligon. DAS = Jarak titik A-S.DBS = Jarak titik B-S. =
Sudut BAS. = Sudut ABS. = Sudut ASB : 180 (+ ).Az = Azimuth.X =
Absis.Y = Ordinat. U s u l a n T e k n i sF - 35Pemetaan Foto Udara
Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan
dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologi2.
Koreksi Bacaan Kedalaman. Tiap-tiap pengukuran kedalaman dengan
Echosounder harus dikoreksi dengankorelasi indeks ataukoreksi alat
dankoreksi pasang surut. Koreksi-koreksi yang harus diberikan pada
hasil pengukuran kedalaman dengan Echosounder adalah : Koreksi
alat. Koreksi kedudukan transducer terhadap permukaan air. Koreksi
kedalaman karena perubahan kecepatan gelombang. Koreksi pasang
surut.Yang paling dominan diperhitungkan untuk koreksikedalaman
adalah koreksi kedudukan transducer yang ditentukan di lapangan dan
kondisi posisi pasang surut selamasounding bathimetri
dilakukan.F.5.3 Analisis Hidro-Oceanografi1. Analisis Pasang
SurutPasang surut merupakan peristiwa naik turunnya paras muka air
secara periodik akibat pengaruh gaya tarik (gravitasi) benda luar
angkasa seperti bulan dan matahari. Untuk memperoleh elevasielevasi
rencana bangunanperlindunganpantai seperti seawall,
groindanlainlain, makadiperlukananalisisdari tabiat
pasangsurutyangberbasispada datapencatatanelevasi mukaair
selama15hari pengamatanyang berhasil dikumpulkan.Tabiat pasangsurut
ituberupaketeraturanyangdimiliki olehpasang surut. Komponen pasang
surut adalah gelombang singular yang memiliki amplitude, kecepatan
sudut dan fase tertentu, yang mana jika seluruh komponen pasang
surut ini dijumlahkan (disuperposisikan) maka akan di peroleh
fungsi terhadap waktu dari pasang surut tersebut.Dalamperhitungan
analisis pasang surut ini menggunakan bantuan program computer
ADMIRALTY di mana program ini memakai data hasil pengukuran tinggi
muka air. U s u l a n T e k n i sF - 36Pemetaan Foto Udara Untuk
Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan
UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan
MetodologiPerhitunganpasangsurut akanmendapatkan9(sembilan)komponen
pasang surut yang dominant, yang meliputi:M2 : Komponen utama bulan
(semi diurnal).S2 : Komponen utama matahari (semi diurnal).N2 :
Komponen eliptis bulan.K2 : Komponen bulan.K1 : Komponen bulan.O1 :
Komponen utama bulan (diurnal).P1 : Komponen utama matahari
(diurnal).M4 : Komponen utama bulan (kuarter diurnal).MS4 :
Komponen mataharibulan.Tabel F. 4 Komponen Harmonik Pasang
Surut.Komponen SimbolPeriode(jam)KeteranganUtama bulan M2
12.4106Utama matahari S2 12.0000Bulan akibat variasi bulanan jarak
bumi-bulan N2 12.6592Matahari-bulan akibat perubahan sudut
deklinasi matahari-bulan K2 11.9673Matahari-bulan K1 23.9346Utama
bulan O1 25.8194Utama matahari P1 24.0658Utama bulan M4
6.2103Matahari-bulan MS4 6.1033Pasang Surut Semi DiurnalPasang
Surut DiurnalPerairan DangkalHasil
peramalandatapasangsurutuntukselang10(sepuluh)tahun akan
menggunakan program RAMPAS.Analisis data pasang surut muka air yang
di laksanakan adalah sebagai berikut : Pertama data yang di dapat
di susun dalam bentuk tabel tanggal dan waktu. Dibuat Gambar Grafik
pasang surut selama pengukuran. Dihitung tinggi muka air rata-rata
MSL. Menghitung besaran konstanta pasang surut, dalamhal ini
menggunakan metode Least Square. U s u l a n T e k n i sF -
37Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi
Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan
dan Metodologi Dari konstanta pasang surut selanjutnya menentukan
type pasang surut. Dengan menentukan elevasi LLWS hasil perhitungan
dan peramalan di anggap sama dengan + 0.00 yang di pakai untuk
referensi seluruh elevasi pengukuran topografi dan
bathimetri.Penentuan Tipe Pasang SurutDengandidapatkannyanilai
amplitudodari komponenpasangsurut, dapat ditentukantipepasangsurut
yangterjadi padalokasi, yaitu dengan melakukan perhitungan Formzall
(F) dengan persamaan sebagai berikut:F = 2 AS 2 AM1 AK 1 AO++di
mana:AO =amplitudo komponen O1AK1 =amplitudo komponen K1AM2
=amplitudo komponen M2AS2 =amplitudo komponen S2Tipe pasang surut
berdasarkan angka formzall dapat dilihat pada tabel berikut. U s u
l a n T e k n i sF - 38Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase
di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan
Metodologi Pendekatan dan MetodologiTabel F. 5 Tipe Pasang
Surut.Bilangan Formzall (F)Tipe Pasang Surut KeteranganF < 0.25
Pasang harian ganda (semidiurnal)Dalam 1 hari terjadi 2 kali air
pasang dan 2 kali air surut dengan ketinggian yang hampir sama dan
terjadi berurutan secara teratur. Periode pasang surut rata-rata
adalah 12 jam 24 menit.0.25 < F < 1.5 Campuran, condong ke
semi diurnalDalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2 kali air
surut dengan ketinggian dan periode yang berbeda.1.5 hkritisPada
kemiringan dasar yang sangat landai, aliran akan stabil pada
ketinggian normal yang sangat dalam. Pada ambal terjadi kedalaman
kritis, yangdiikuti denganterjunanbebas. Padadasar sangat landai
ini terdapat hnormal >> hkritis.b. Aliran subcritical hnormal
> hkritisBilamanakemiringandasar dibuat lebihlandai,
makaaliranakanstabil pada ketinggian normalyanglebih
dangkaldibanding keadaan a tersebut diatas. Adapun kedalaman kritis
pada ambal terjunan bebas bearnya tetap.c. Aliran critical hnormal
= hkritisDenganmembuat kemiringandasar diperbesar,
makapadasuatusaat aliran akan stabil pada ketinggian normal sama
dengan kedalaman kritis. Aliran semacam ini disebut aliran
kritis.d. Aliran supercritical hnormal