Page 1
A. LOWER-OF-COST-OR-NET REALIZABLE VALUE (LCNRV)
Meskipun persediaan dicatat pada biawa perolehannya, tetapi
penyimpangan yang besar terhadap prinsip biaya historis dapat
dilakukan jika nilai persediaan menurun di bawah biaya awalnya.
Pada prinsipnya, biaya historis tidak dapat diaplikasikan jika
manfaat masa depan dari aktiva tersebut tidak lagi sebesar biaya
perolehannya. Oleh karena itu, persediaan dilaporkan pada nilai
133
Study Objectives :
1. Memahami aturan-aturan LCNRV2. Mengidentifikasi masalah-masalah
yang berhubungan dengan komitmen pembelian
3. Menentukan nilai persediaan akhirmenggunakan metode laba kotor
4. Menentukan nilai persediaan akhirmenggunakan metode persediaan
Page 2
terendah antara biaya dan harga pasar (LCM) pada pelaporan setiap
periode.
Biaya atau harga pokok adalah harga perolehan yang dihitung
dengan memakai salah satu metode berdasarkan biaya historis,
identifikasi khusus, biaya rata-rata, atau FIFO. Istilah pasar
dalam “nilai terendah antara biaya dan harga pasar” berarti bahwa
barang harus dinilai berdasarkan mana yang lebih baik antara
biaya awal atau biaya pengganti. Alasan biaya pengganti digunakan
untuk menyatakan nilai pasar adalah bahwa penurunan biaya
pengganti suatu barang biasanya mencerminkan atau meramalkan
harga jual. Penggunaan lainnya adalah untuk mempertahankan laba
kotor yang konsisten terhadap penjualan.
Nilai realisasi bersih (NRV) adalah perkiraan harga jual pada
kondisi bisnis normal yang dikurangi dengan perkiraan biaya
penyelesaian dan penjualan yang dapat diestimasi secara tepat.
Jumlah tersebut dikurangkan dengan marjin laba normal untuk
mendapatkan nilai realisasi bersih yang dikurangi marjin laba
normal. Aturan umum dalam LCM persediaan dinilai sebesar nilai
terendah antara biaya dan harga pasar, dan harga pasar dibatasi
sampai dengan jumlah yang tidak melebihi nilai realisasi bersih
maupun lebih rendah dari nilai realisasi bersih dikurangi dengan
marjin laba normal.
Batas atas (ceiling) adalah nilai realisasi bersih persediaan.
Sementara batas bawah (floor) adalah nilai realisasi bersih
dikurangi marjin laba normal. Kedua batas nilai persediaan nilai
134
Page 3
tersebut bertujuan untuk mencegah persediaan dilaporkan lebih
saji atau kurang saji. Pembatasan maksimum tidak melebihi nilai
realisasi bersih atau batas atas, mencegah lebih saji nilai
persediaan yang using atau rusak. Sedangkan pembatasan minimum
atau batas bawah tidak lebih rendah dari nilai realisasi bersih
dikurangi penyisihan untuk perkiraan marjin laba normal.
Metode Pengaplikasian LCM
Asumsinya, aturan yang terendah antara biaya dan harga pasar
(LCM) diaplikasikan pada setiap jenis produk, kategori, atau
total persediaan. Kenaikan harga pasar biasanya mengoffset
penurunan harga pasar barang lain, jika pendekatan kategori dan
persediaan total yang utama digunakan dalam mengaplikasikan
aturan LCM.
Jika aturan LCM diaplikasikan pada setiap barang, maka jumlah
persediaan adalah $350.000. jika diaplikasikan pada kategori
utama, nilainya adalah $370.000. dan jika diaplikasikan pada
total persediaan, maka nilainya dalah $347.000. perbedaan ini
disebabkan karena nilai pasar yang lebih tinggi dari biaya akan
135
Page 4
mengoffset nilai pasar yang lebih rendah dari biaya jika
pendekatan kategori utama atau total persediaan digunakan.
Metode barang per barang umumnya dipakai karena dinilai paling
konservatif bagi tujuan penyajian neraca. Sementara metode
persediaan total dan kategori utama melihat pada persediaan
akhir. Apabila persediaan akhir menyisakan satu jenis produk,
maka pemilihan metode total persediaan adalah tepat. Sementara
metode kategori utama digunakan apabila persediaan akhir terdiri
dari lebih dari satu jenis produk. Metode yang dipilih harus
mencerminkan laba yang paling jelas. Apapun metode yang
digunakan, metode tersebut hdarus diaplikasikan secara konsisten
dari suatu period eke periode lain.
Pencatatan Harga Pasar dan Bukan Biaya
Salah satu dari dua metode digunakan untuk mencatat
persediaan pada harga pasar. Dalam metode pertama, yang disebut
sebagai metode langsung adalah biaya yang digantikan dengan harga
pasaryang lebih rendah ketika menilai persediaan. Sehingga, tidak
ada kerugian yang dilaporkan dalam laporan laba rugi karena
kerugian tersebut dimasukkan ke dalam harga pokok penjualan.
Sedangkan metode kedua adalah metode tidak langsung atau
penyisihan. Metode ini tidak mengubah angka biaya, akan tetapi
membentuk akun kerugian untuk mencatat penghapusan dan akun
kontra-aktiva yang terpisah.
136
Page 5
Keunggulan dari identifikasi atas pencatatam kerugian yang
diakibatkan oleh penurunan harga pasar adalah bahwa kerugian ini
diperlihatkan secara terpisah dari harga pokok penjualan dalam
laporan laba rugi. Jadi, harga pokok penjualan untuk tahun
berjalan tidak terpisah.
Walaupun penggunaan akun penyisihan memungkinkan neraca
mengungkapkan persediaan pada biaya dan LCM, namun hal itu
menimbulkan masalah mengenain bagaimana menghilangkan saldo dari
akun yang baru tersebut pada periode berikutnya. Jika barang
dagang yang bersangkutan masih ada di tangan, maka akun
penyisihan harus dipertahankan. Jika tidak, maka persediaan awal
dan harga pokok penjualan akan lebih saji. Namun jika barang
dagang telah terjual, maka akun penyisihan harus ditutup.
137
Ending inventory (cost)
$ 415,000 Ending inventory (LCM)
350,000Adjustment to LCM
$ 65,000
Allowance on inventory
65,000
Loss on inventory
65,000Inventory
65,000
Cost of goods sold
65,000
AllowanceMethodDirectMethod
Page 6
Sehingga akun penyisihan baru harus dibuat lagi untuk setiap
penurunan nilai persediaan yang terjadi selam tahun berjalan.
Jika harga menurun, maka kerugian dicatat dan jika harga naik,
kerugian yang telah dicatat pada tahun sebelumnya dipulihkan dan
keuntungan hasil dari pemulihan kerugian yang diakui sebelumnya
dicatat.
Evaluasi atas Aturan LCM
Aturan LCM memiliki beberapa defisiensi atau kelemahan sebagai
berikut :
1. Penurunan nilai aktiva dan pencatatannya sebagai beban
diakui bukan pada periode penjualan, tetapi pada periode
ketika kerugian utilitas tersebut terjadi. Pada sisi lain,
kenaikan nilai aktiva hanya diakui pada saat penjualan
terjadi. Perlakuan ini tidak konsisten dan dapat menyebabkan
data laba terpisah.
2. Aplikasi aturan LCM menghasilkan ketidak-konsisten akibat
persediaan perusahaan dinilai menurut biaya dalam satu
periode dan pada harga pasar dalam periode berikutnya.
3. LCM menilai persediaan dalam neraca secara konservatif,
tetapi dampaknya terhadap laporan laba rugi kemungkinan
bersifat konservatif. Laba bersih tahun berjalan ketika
kerugian diakui jelas lebih rendah. Laba bersih untuk
periode berikutnya mungkin lebih tinggi dari normal jika
penurunan yang diterapkan atas harga jual tidak material.
138
Page 7
4. Aplikasi aturan LCM menggunakan laba normal dalam menentukan
nilai persediaan,. Karena laba normal merupakan angka
estimasi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu, maka
laba normal bersifat tidak objektif dan membiarkan peluang
untuk memanipulasi laba.
Banyak pengguna laporan keuangan menyukai aturan LCM karena
mereka sedikitnya mengetahui persediaan tidak lebih saji. Selain
itu, mengakui semua kerugian tetapi tidak mengantisipasi
keuntungan umumnya menghasilkan laba yang lebih rendah.
B. DASAR PENILAIAN
Secara umum, persediaan dicatat pada biayanya atau menurut
aturan LCM. Akan tetapi, harga pasar harus selalu didefinisikan
sebagai nilai realisasi bersih (harga jual dikurangi estimasi
biaya penyelesaian dan penjualan), bukan biaya pengganti, yang
bertujuan untuk pengaplikasian aturan LCM.
Menurut IFRS, pengukuran nilai realisasi bersih digunakan
untuk persediaan yang behubungan dengan aktivitas pertanian.
Umumnya aktivitas ini tergolong ke dalam dua tipe, aset biologi
dan hasil panen. Aset biologi diklasifikasikan sebagai aset
jangka panjang, yang terdiri dari hewan dan tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan hasilnya. Sementara hasil panen atau dubidaya
meliputi susu, bulu, dan daging. Perlakuan akuntansi dari
keduanya adalah sebagai berikut :
139
Page 8
Aset biologi diukur pada pengakuan awal dan pada akhir
periode sebesar nilai wajarnya yang dikurangi nilai
realisasi bersih. Perusahaan mencatat untung atau rugi
dikarenakan perubahan pada nilai realisasi bersih aset
biologi.
Hasil panen diukur sebesar nilai wajarnya dikurangi nilai
realisasi bersih. Sekali dipanen, nilai realisasi bersih
dari hasil panen menjadi biayanya, dan aset ini dicatat
sama dengan persediaan lainnya.
Milking Cows
Carrying value, January 1
460,000
Change in fair value due growth & price change
35,000
Decrease in fair value due to harvest
(1,200)
Change in carrying value
33,800
Carrying value, January 31
493,800
Milk harvested during January
36,000
140
Page 9
- Pencatatan Carrying Value
Biological Asset-Milking Cows 33,800
Unrealized Holding Gain or Loss 33,800
- Pencatatan Hasil Panen Selama Periode
Milk Inventory 36,000
Unrealized Holding Gain or Loss 36,000
- Pencatatan Penjualan Produk Jadi
Cash 38,500
Cost of Good Sold 36,000
Milk Inventory 36,000
Sales 38,500
Penilaian dengan Menggunakan Nilai Penjualan Relatif
Suatu masalah timbul pada saat sekelompok unit yang berbeda
dibeli dengan harga lump sum, yang juga disebut basket purchase.
Dalam menghadapi kasus pengelompokkan persediaan yang tidak dapat
dibagi total biaya sejumlah dengan kelompok-kelompok yang
tersedia, maka cara yang tepat adalah dengan mengalokasikan total
biaya di antara berbagai unit atas dasar nilai penjualan
relatifnya.
141
Page 10
Metode nilai penjualan relative digunakan dalam industry
minyak untuk menilai banyak produk dan produk sampingan yang
diperoleh dari suatu barel minyak mentah.
Komitmen Pembelian Satu Masalah Khusus
Kelangsungan hidup dan profitabilitas perusahaan bergantung
pada ketersediaan persediaan barang dagang yang mencukupi untuk
memenuhi semua pesanan konsumen. Sehingga sangat wajar apabila
sebuah perusahaan membuat komitmen pembelian terhadap persetujuan
pembelian persediaan dibayar di muka. Hak atas barang dagang atau
bahan baku yang terkait dengan komitmen pembelian ini belum
berpindah ke pembeli.
142
Page 11
Apabila harga kontrak melebihi harga pasar dan kerugian
diestimasi akan timbul pada saat pembelian dilaksanakan, maka
kerugian ini harus diakui dalam periode terjadinya penurunan
harga pasar. Kerugian kepemilikan yang belum terealisasi akan
dilaporkan dalam laporan lab-rugi di bawah kelompok beban dan
kerugian lain-lain. Estimasi kewajiban atas komitmen pembelian
akan dilaporkan dalam kelompok kewajiban lancar dari neraca
karena kontraknya akan dilaksanakan pada tahun fiskal berikutnya.
Komitmen pembelian ini dapat melindungi pihak pembeli
sendiri dari probabilitas penurunan harga pasar barang yang
bersangkutan kontrak dengan pembendungan (hedging). Pembendungan
dilakukan melalui kontrak futures dimana pihak pembeli dalam
komitmen pembelian pada saat yang sama juga membeli kontrak
futures untuk menjual produk sama dengan kuantitas yang serupa di
masa mendatang pada harga tetap. Jika sebuah perusahaan memegang
posisi beli dalam suatu komitmen pembelian dan memegang posisi
jual dalam kontrak futures untuk komoditas yang sama, maka kerugian
dalam suatu kontrak akan ditutupi ole keuntungan dari kontrak
lain.
C. METODE LABA KOTOR UNTUK MENGESTIMASI PERSEDIAAN
Tujuan dasar dari perhitungan fisik persediaan adalah untuk
memeriksa keakuratan catatan persediaan perpetual atau jika tidak
ada catatan, untuk mengetahui jumlah persediaan. Salah satu
metode perkiraan persediaan yang ada di tangan adalah dengan
143
Page 12
menggunakan metode laba kotor. Metode ini didasarkan pada tiga
asumsi :
1. Persediaan awal ditambah pembelian sama dengan total barang
yang diperhitungkan
2. Barang yang belum terjual harus berada di tangan
3. Jika penjualan, dikurangi biaya, dikurangkan dari jumlah
persediaan awal ditambah pembelian, maka hasilnya adalah
persediaan akhir
Perhitungan Persentase Laba Kotor
Persentase laba kotor disediakan sebagai persentase harga
jual. Laba kotor atas harga jual merupakan metode yang umum untuk
menghitung laba karena beberapa sebagian besar barang dinyatakan
atas dasar eceran bukan biaya; laba yang dihitung atas harga jual
lebih rendah daripada laba yang didasarkan pada biaya, dan
persentase yang lebih rendah lebih banyak disukai kosumen ; dan
laba kotor yang didasarkan atas harga jual tidak pernah melebihi
100%.
Retailer menggunakan rumus berikut untuk menyatakan laba
kotor dan persentase markup :
1. Labakotoratashargajual= Persentasemarkupatasbiaya100%+Persentasemarkupatasbiaya
2. Persentasemarkupatasbiaya= Labakotoratashargajual100%−labakotoratashargajual
144
Page 13
Salah satu kelemahan dari metode laba kotor adalah bahwa
metode ini menghasilkan suatu estimasi. Akibatnya, perhitungan
fisik persediaan harus dilakukan satu kali dalam satu tahun untuk
memeriksa jumlah persediaan yang actual berada di tangan saat ini.
Selain itu, dalam menentukan markup, metode laba kotor
menggunakan persentase masa lalu. Walaupun masa lalu seringkali
dapat memberikan jawaban atas masalah masa depan, namun
persentase masa kini pasti lebih akurat. Dan yang terakhir,
pengaplikasian persentase laba kotor harus dilakukan secara amat
hati-hati.
D. METODE PERSEDIAAN ECERAN
Metode persediaan eceran menjelaskan bahwa pencatatan
dilakukan terhadap total biaya dan nilai eceran dari barang yang
dibeli, total biaya dan nilai eceran barang yang siap dijual, dan
penjualan periode berjalan. Penjualan periode berjalan
dikurangkan nilai eceran barang yang tersedia untuk dijual guna145
Page 14
mendapatkan estimasi persediaan barang di tangan pada eceran.
Persediaan yang dinilai menurut harga eceran kemudian
dikonversikan menjadi persediaan akhir pada biaya dengan
mengaplikasikan rasio biaya terhadap harga eceran. Terdapat
beberapa metode persediaan eceran, yaitu, metode konvensional
terendah antara biaya rata-rata dan harga pasar dan metode biaya.
Bagi peritel, istilah markup berarti tambahan atas harga
eceran awal, sementara pembatalan markup adalah penurunan harga
barang dagang yang sebelumnya telah di markup di atas harga
eceran awal. Dalam pasar kompetitif, peritel seringkali perlu
menggunakan markdown, yaitu penurunan harga jual awal. Markdown
terhadap harga jual mungkin diperluakan karena adanya penurunan
tingkat harga umum, penjualan khusus, kerusakan barang, kelebihan
persediaan, dan persaingan. Sedangkan pembatalan markdown adalah
kondisi dimana markdown dioffset oleh kenaikan haga barang yang
sebelumnya telah di markdown. Baik pembatalan markup maupun
pembatalan markdown tidak dapat melebihi markup atau markdown
awal.
Pos-pos Khusus yang Berhubungan dengan Metode Eceran
Biaya pengangkutan, diperlakukan sebagai bagian dari biaya
pembelian
Retur pembelian, dipandang sebagai pengurangan baik pada
biaya maupun harga eceran
Diskon pembelian dan pengurangan harga, dipandang sebagai
pengurang biaya pembellian
146
Page 15
Perlakuan atas pos-pos yang mempengaruhi kolom biaya dari
metode persediaan eceran mengikuti perhitungan biaya barang yang
tersedia untuk dijual.
Retur penjualan dan pengurangan harga, dipandang sebagai
penyesuaian terhadap penjualan kotor
Diskon penjualan, tidak diakui apabila penjualan dicatat
sebagai penjualan kotor
Selain itu, sejumlah pos-pos khusus juga memerlukan analisis
sperti berikut :
- Transfer masuk dari departemen lain, misalnya harus
dilaporkan dengan cara yang sama seperti pada pembelian dari
perusahaan lain
- Kekurangan normal (kerusakan barang), harus mengurangi kolom
harga eceran, karena barang-barang tersebut tidak lagi
tersedia untuk dijual. Hal tersebut ditunjukkan sebagai
pengurangan terhadap penjualan yang sama untuk mendapatkan
persediaan akhir menurut harga eceran
- Kekurangan Abnormal, harus dikurangkan dari kolom biaya dan
harga eceran, dan dilaporkan sebagai jumlah persediaan
khusus maupun sebagai kerugian
- Diskon untuk karyawan, dikurangkan dari kolom harga eceran,
dengan cara yang serupa seperti pada penjualan
Alasan dari penggunaan metode persediaan eceran untuk
menghitung persediaan diantaranya adalah agar laba bersih dapat
dihitung tanpa harus melakukan perhitungan fisik persediaan,
147
Page 16
sebagai ukuran pengendalian dalam menentukan kekurangan
persediaan, dalam pengaturan kuantitas barang dagang di tangan,
dan untuk informasi asuransi. Sedangkan karakteristik dari metode
persediaan eceran ini adalah bahwa metode tersebut memiliki
pengaruh rata-rata terhadap berbagai tingkat laba kotor.
E. PENYAJIAN DAN ANALISIS
Standar akuntansi mewajibkan laporan keuangan mengungkapkan
komposisi dari persediaan, pengaturan pembiayaan persediaan, dan
metode kalkulasi biaya persediaan yang digunakan secara
konsisten. Bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi harus
dilaporkan secara terpisah pada neraca dan skedul terpisah untuk
menilai likuiditas serta menghitung tahap penyelesaian
persediaan. Pengaturan pembiayaan juga diungkapkan menggunakan
catatan pengungkapan untuk pos-pos khusus seperti transaksi
dengan pihak yang berhubungan, perjanjian pembiayan produk, dan
komitmen pembelian perusahaan. Dan yang paling penting, dasar
penilaian persediaan dan metode yang dipakai dalam menghitung
biaya baik FIFO dan metode biaya rata-rata harus dilaporkan
secara konsisten.
Rasio perputaran persediaan mengukur rata-rata persediaan
yang terjual selama suatu periode. Tujuannya adalah untuk
mengukur tingkat likuiditas persediaan. Rasio perputaran
persediaan dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan
persediaan rata-rata yang ada di tangan selama suatu periode.
148
Page 17
Semakin besar rasio
perputaran persedian,
maka resiko perusahaan
dalam menghadapi kondisi kerusakan barang persediaan semakin
kecil. Dan laba yang diperoleh perusahaan meingkat seiring
aktivitas penjualan yang semakin meningkat juga.
PerputaranPersediaan=HargapokokpenjualanPersediaanrata−rata
Sedangkan rasio jumlah hari rata-rata untuk menjual persediaan
adalah jumlah hari rata-rata penjualan persediaan yang ada di
tangan. Tingkat persediaan biasanya berbeda-beda pada setiap
industri. Akan tetapi, perusahaan yang dapat mempertahankan
tingkat persediaan yang rendah, dan memiliki rasio perputaran
persediaan yang lebih tinggi daripada para pesaingnya, serta
mampu memenuhi kebutuhan pelanggan, adalah contoh perusahaan yang
sukses.
1. Apa itu LCNRV? Jelaskan!
2. Mengapa kebanyakan persediaan dihitung dengan metode
LCNRV?
149
Page 18
3. Situasi apa yang memungkinkan dilakukannya penilaian dengan
metode nilai penjualan relatif?
4. Sebutkan 3 asumsi yang terdapat pada laba kotor!
5. PT. Adi Jaya memiliki persediaan barang yang balum jadi
dengan nilai jual Rp 2.000.000, estimasi biaya penyelesaian
Rp 600.000 dan marjin laba normal !0% dari penjualan.
Bagaimana cara menentukan nilai realisasi PT. Adi Jaya?
6. PT. Sukses Makmur memiliki persediaan awal sebesar $30.000
dan pembelian $100.000, keduanya berbasis biaya. Penjualan
menurut harga jual berjumlah $140.000. laba kotor atas harga
jual adalah 30%. Hitunglah persediaan akhirnya!
7. PT. Adi Karya menggunakan sistem persediaan perpetual. Pada
tanggal 1 januari 2012 persediaan adalah $107.000 menurut
biaya dan nilai pasar. Pada tanggal 31 Desember 2012
persediaan adalah $149.000 menurut biaya dan $128.000
menurut nilai pasar. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan
pada tanggal 31 Desember menurut metode biaya langsung!
8. PT. Surya Abadi memiliki persediaan awal sebesar $40,000.
Mereka juga melakukan pembelian sebesar $100,000. Persediaan
awal dan pembelian dicatat dengan basis biaya. Mereka
berhasil melakukan penjualan senilai $150,000 dengan laba
150
Page 19
kotor atas harga jual sebesar 40%. Hitunglah jumlah
persediaan akhirnya!
1. LCNRV merupakan situasi dimana perusahaan harus meninggalkan
prisip kos historis ketika kegunaan aset di masa yang akan
datang mengalami peurunan hingga berada dibawah nilai
aslinya.
2. Dasar untuk membawa biaya persediaan ke periode berikutnya
adalah biaya. Namun, ketika utilitas dari barang yang
termasuk dalam persediaan kurang dari biaya kerugian akan
terjadi. Kerugian ini harus diakui sebagai kerugian periode
berjalan, periode dimana hal itu terjadi. Periode berikutnya
harus dikenakan biaya untuk persediaan dengan harga tidak
lebih tinggi daripada biaya yang dibayar jika pers ediaan
telah diperoleh pada awal periode tersebut.
3. Metode nilai penjualan relatif ketika sekelompok unit yang
berbeda dibeli dengan satu harga lump sum, yang juga disebut
basket purchase. Sehingga, pengelompokkan persediaan yang
tidak dapat dibagi total biaya sejumlah dengan kelompok-
kelompok yang tersedia.
151
Page 20
4. 3 asumsi laba kotor:
- Persediaan awal ditambah pembelian sama dengan total
barang yang yang diperhitungkan
- Barang yang belum dijual harus berada di tangan
- Jika penjualan dikurangi biaya, dikurangi dari jumlah
persediaan awal, ditambah pembelian maka hasilnya
persediaan akhir
5. Nilai realisasi bersih
Persediaan-nilai jual
Rp 2.000.000
Dikurangi: estimasi biaya penyelesaian dan penjualan
600.000
Nilai realisasi bersih
1.400.000
Dikurangi: penyisihan untuk marjin laba normal (10% dari
penjualan) 200.000
Nilai realsasi bersih dikurangi marjin laba normal
Rp 1.200.000
6. Persediaan awal $ 30.000
Pembeliaan 100.000
Barang yang tersedia 130.000
152
Page 21
Penjualan $ 140.000
Dikurangi: laba kotor (30% dari $140.000 42.000
Penjualan 98.000
Perkiraan persediaan $ 32.000
7. Metode langsung
Cost of Goods Sold 21.000.000Allowance to Reduce Inventory to NRV21.000.000
Metode tidak langsung
Loss Due to Decline of Inventory to NRV 21.000.000Allowance to Reduce Inventory to NRV21.000.000
8. Persediaan awal $40,000
Pembeliaan 100,000
Barang yang tersedia130.000
Penjualan $150,000
Dikurangi: laba kotor (40% dari $150.000) 60,000
Penjualan 90,000
153
Page 22
Perkiraan persediaan$40,000
154