Top Banner
A. LOWER-OF-COST-OR-NET REALIZABLE VALUE (LCNRV) Meskipun persediaan dicatat pada biawa perolehannya, tetapi penyimpangan yang besar terhadap prinsip biaya historis dapat dilakukan jika nilai persediaan menurun di bawah biaya awalnya. Pada prinsipnya, biaya historis tidak dapat diaplikasikan jika manfaat masa depan dari aktiva tersebut tidak lagi sebesar biaya perolehannya. Oleh karena itu, persediaan dilaporkan pada nilai 133 Study Objectives : 1. Memahami aturan-aturan LCNRV 2. Mengidentifikasi masalah-masalah yang berhubungan dengan komitmen pembelian 3. Menentukan nilai persediaan akhir menggunakan metode laba kotor 4. Menentukan nilai persediaan akhir menggunakan metode persediaan
22

Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

Mar 16, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

A. LOWER-OF-COST-OR-NET REALIZABLE VALUE (LCNRV)

Meskipun persediaan dicatat pada biawa perolehannya, tetapi

penyimpangan yang besar terhadap prinsip biaya historis dapat

dilakukan jika nilai persediaan menurun di bawah biaya awalnya.

Pada prinsipnya, biaya historis tidak dapat diaplikasikan jika

manfaat masa depan dari aktiva tersebut tidak lagi sebesar biaya

perolehannya. Oleh karena itu, persediaan dilaporkan pada nilai

133

Study Objectives :

1. Memahami aturan-aturan LCNRV2. Mengidentifikasi masalah-masalah

yang berhubungan dengan komitmen pembelian

3. Menentukan nilai persediaan akhirmenggunakan metode laba kotor

4. Menentukan nilai persediaan akhirmenggunakan metode persediaan

Page 2: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

terendah antara biaya dan harga pasar (LCM) pada pelaporan setiap

periode.

Biaya atau harga pokok adalah harga perolehan yang dihitung

dengan memakai salah satu metode berdasarkan biaya historis,

identifikasi khusus, biaya rata-rata, atau FIFO. Istilah pasar

dalam “nilai terendah antara biaya dan harga pasar” berarti bahwa

barang harus dinilai berdasarkan mana yang lebih baik antara

biaya awal atau biaya pengganti. Alasan biaya pengganti digunakan

untuk menyatakan nilai pasar adalah bahwa penurunan biaya

pengganti suatu barang biasanya mencerminkan atau meramalkan

harga jual. Penggunaan lainnya adalah untuk mempertahankan laba

kotor yang konsisten terhadap penjualan.

Nilai realisasi bersih (NRV) adalah perkiraan harga jual pada

kondisi bisnis normal yang dikurangi dengan perkiraan biaya

penyelesaian dan penjualan yang dapat diestimasi secara tepat.

Jumlah tersebut dikurangkan dengan marjin laba normal untuk

mendapatkan nilai realisasi bersih yang dikurangi marjin laba

normal. Aturan umum dalam LCM persediaan dinilai sebesar nilai

terendah antara biaya dan harga pasar, dan harga pasar dibatasi

sampai dengan jumlah yang tidak melebihi nilai realisasi bersih

maupun lebih rendah dari nilai realisasi bersih dikurangi dengan

marjin laba normal.

Batas atas (ceiling) adalah nilai realisasi bersih persediaan.

Sementara batas bawah (floor) adalah nilai realisasi bersih

dikurangi marjin laba normal. Kedua batas nilai persediaan nilai

134

Page 3: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

tersebut bertujuan untuk mencegah persediaan dilaporkan lebih

saji atau kurang saji. Pembatasan maksimum tidak melebihi nilai

realisasi bersih atau batas atas, mencegah lebih saji nilai

persediaan yang using atau rusak. Sedangkan pembatasan minimum

atau batas bawah tidak lebih rendah dari nilai realisasi bersih

dikurangi penyisihan untuk perkiraan marjin laba normal.

Metode Pengaplikasian LCM

Asumsinya, aturan yang terendah antara biaya dan harga pasar

(LCM) diaplikasikan pada setiap jenis produk, kategori, atau

total persediaan. Kenaikan harga pasar biasanya mengoffset

penurunan harga pasar barang lain, jika pendekatan kategori dan

persediaan total yang utama digunakan dalam mengaplikasikan

aturan LCM.

Jika aturan LCM diaplikasikan pada setiap barang, maka jumlah

persediaan adalah $350.000. jika diaplikasikan pada kategori

utama, nilainya adalah $370.000. dan jika diaplikasikan pada

total persediaan, maka nilainya dalah $347.000. perbedaan ini

disebabkan karena nilai pasar yang lebih tinggi dari biaya akan

135

Page 4: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

mengoffset nilai pasar yang lebih rendah dari biaya jika

pendekatan kategori utama atau total persediaan digunakan.

Metode barang per barang umumnya dipakai karena dinilai paling

konservatif bagi tujuan penyajian neraca. Sementara metode

persediaan total dan kategori utama melihat pada persediaan

akhir. Apabila persediaan akhir menyisakan satu jenis produk,

maka pemilihan metode total persediaan adalah tepat. Sementara

metode kategori utama digunakan apabila persediaan akhir terdiri

dari lebih dari satu jenis produk. Metode yang dipilih harus

mencerminkan laba yang paling jelas. Apapun metode yang

digunakan, metode tersebut hdarus diaplikasikan secara konsisten

dari suatu period eke periode lain.

Pencatatan Harga Pasar dan Bukan Biaya

Salah satu dari dua metode digunakan untuk mencatat

persediaan pada harga pasar. Dalam metode pertama, yang disebut

sebagai metode langsung adalah biaya yang digantikan dengan harga

pasaryang lebih rendah ketika menilai persediaan. Sehingga, tidak

ada kerugian yang dilaporkan dalam laporan laba rugi karena

kerugian tersebut dimasukkan ke dalam harga pokok penjualan.

Sedangkan metode kedua adalah metode tidak langsung atau

penyisihan. Metode ini tidak mengubah angka biaya, akan tetapi

membentuk akun kerugian untuk mencatat penghapusan dan akun

kontra-aktiva yang terpisah.

136

Page 5: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

Keunggulan dari identifikasi atas pencatatam kerugian yang

diakibatkan oleh penurunan harga pasar adalah bahwa kerugian ini

diperlihatkan secara terpisah dari harga pokok penjualan dalam

laporan laba rugi. Jadi, harga pokok penjualan untuk tahun

berjalan tidak terpisah.

Walaupun penggunaan akun penyisihan memungkinkan neraca

mengungkapkan persediaan pada biaya dan LCM, namun hal itu

menimbulkan masalah mengenain bagaimana menghilangkan saldo dari

akun yang baru tersebut pada periode berikutnya. Jika barang

dagang yang bersangkutan masih ada di tangan, maka akun

penyisihan harus dipertahankan. Jika tidak, maka persediaan awal

dan harga pokok penjualan akan lebih saji. Namun jika barang

dagang telah terjual, maka akun penyisihan harus ditutup.

137

Ending inventory (cost)

$ 415,000 Ending inventory (LCM)

350,000Adjustment to LCM

$ 65,000

Allowance on inventory

65,000

Loss on inventory

65,000Inventory

65,000

Cost of goods sold

65,000

AllowanceMethodDirectMethod

Page 6: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

Sehingga akun penyisihan baru harus dibuat lagi untuk setiap

penurunan nilai persediaan yang terjadi selam tahun berjalan.

Jika harga menurun, maka kerugian dicatat dan jika harga naik,

kerugian yang telah dicatat pada tahun sebelumnya dipulihkan dan

keuntungan hasil dari pemulihan kerugian yang diakui sebelumnya

dicatat.

Evaluasi atas Aturan LCM

Aturan LCM memiliki beberapa defisiensi atau kelemahan sebagai

berikut :

1. Penurunan nilai aktiva dan pencatatannya sebagai beban

diakui bukan pada periode penjualan, tetapi pada periode

ketika kerugian utilitas tersebut terjadi. Pada sisi lain,

kenaikan nilai aktiva hanya diakui pada saat penjualan

terjadi. Perlakuan ini tidak konsisten dan dapat menyebabkan

data laba terpisah.

2. Aplikasi aturan LCM menghasilkan ketidak-konsisten akibat

persediaan perusahaan dinilai menurut biaya dalam satu

periode dan pada harga pasar dalam periode berikutnya.

3. LCM menilai persediaan dalam neraca secara konservatif,

tetapi dampaknya terhadap laporan laba rugi kemungkinan

bersifat konservatif. Laba bersih tahun berjalan ketika

kerugian diakui jelas lebih rendah. Laba bersih untuk

periode berikutnya mungkin lebih tinggi dari normal jika

penurunan yang diterapkan atas harga jual tidak material.

138

Page 7: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

4. Aplikasi aturan LCM menggunakan laba normal dalam menentukan

nilai persediaan,. Karena laba normal merupakan angka

estimasi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu, maka

laba normal bersifat tidak objektif dan membiarkan peluang

untuk memanipulasi laba.

Banyak pengguna laporan keuangan menyukai aturan LCM karena

mereka sedikitnya mengetahui persediaan tidak lebih saji. Selain

itu, mengakui semua kerugian tetapi tidak mengantisipasi

keuntungan umumnya menghasilkan laba yang lebih rendah.

B. DASAR PENILAIAN

Secara umum, persediaan dicatat pada biayanya atau menurut

aturan LCM. Akan tetapi, harga pasar harus selalu didefinisikan

sebagai nilai realisasi bersih (harga jual dikurangi estimasi

biaya penyelesaian dan penjualan), bukan biaya pengganti, yang

bertujuan untuk pengaplikasian aturan LCM.

Menurut IFRS, pengukuran nilai realisasi bersih digunakan

untuk persediaan yang behubungan dengan aktivitas pertanian.

Umumnya aktivitas ini tergolong ke dalam dua tipe, aset biologi

dan hasil panen. Aset biologi diklasifikasikan sebagai aset

jangka panjang, yang terdiri dari hewan dan tumbuhan yang dapat

dimanfaatkan hasilnya. Sementara hasil panen atau dubidaya

meliputi susu, bulu, dan daging. Perlakuan akuntansi dari

keduanya adalah sebagai berikut :

139

Page 8: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

Aset biologi diukur pada pengakuan awal dan pada akhir

periode sebesar nilai wajarnya yang dikurangi nilai

realisasi bersih. Perusahaan mencatat untung atau rugi

dikarenakan perubahan pada nilai realisasi bersih aset

biologi.

Hasil panen diukur sebesar nilai wajarnya dikurangi nilai

realisasi bersih. Sekali dipanen, nilai realisasi bersih

dari hasil panen menjadi biayanya, dan aset ini dicatat

sama dengan persediaan lainnya.

Milking Cows

Carrying value, January 1

460,000

Change in fair value due growth & price change

35,000

Decrease in fair value due to harvest

(1,200)

Change in carrying value

33,800

Carrying value, January 31

493,800

Milk harvested during January

36,000

140

Page 9: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

- Pencatatan Carrying Value

Biological Asset-Milking Cows 33,800

Unrealized Holding Gain or Loss 33,800

- Pencatatan Hasil Panen Selama Periode

Milk Inventory 36,000

Unrealized Holding Gain or Loss 36,000

- Pencatatan Penjualan Produk Jadi

Cash 38,500

Cost of Good Sold 36,000

Milk Inventory 36,000

Sales 38,500

Penilaian dengan Menggunakan Nilai Penjualan Relatif

Suatu masalah timbul pada saat sekelompok unit yang berbeda

dibeli dengan harga lump sum, yang juga disebut basket purchase.

Dalam menghadapi kasus pengelompokkan persediaan yang tidak dapat

dibagi total biaya sejumlah dengan kelompok-kelompok yang

tersedia, maka cara yang tepat adalah dengan mengalokasikan total

biaya di antara berbagai unit atas dasar nilai penjualan

relatifnya.

141

Page 10: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

Metode nilai penjualan relative digunakan dalam industry

minyak untuk menilai banyak produk dan produk sampingan yang

diperoleh dari suatu barel minyak mentah.

Komitmen Pembelian Satu Masalah Khusus

Kelangsungan hidup dan profitabilitas perusahaan bergantung

pada ketersediaan persediaan barang dagang yang mencukupi untuk

memenuhi semua pesanan konsumen. Sehingga sangat wajar apabila

sebuah perusahaan membuat komitmen pembelian terhadap persetujuan

pembelian persediaan dibayar di muka. Hak atas barang dagang atau

bahan baku yang terkait dengan komitmen pembelian ini belum

berpindah ke pembeli.

142

Page 11: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

Apabila harga kontrak melebihi harga pasar dan kerugian

diestimasi akan timbul pada saat pembelian dilaksanakan, maka

kerugian ini harus diakui dalam periode terjadinya penurunan

harga pasar. Kerugian kepemilikan yang belum terealisasi akan

dilaporkan dalam laporan lab-rugi di bawah kelompok beban dan

kerugian lain-lain. Estimasi kewajiban atas komitmen pembelian

akan dilaporkan dalam kelompok kewajiban lancar dari neraca

karena kontraknya akan dilaksanakan pada tahun fiskal berikutnya.

Komitmen pembelian ini dapat melindungi pihak pembeli

sendiri dari probabilitas penurunan harga pasar barang yang

bersangkutan kontrak dengan pembendungan (hedging). Pembendungan

dilakukan melalui kontrak futures dimana pihak pembeli dalam

komitmen pembelian pada saat yang sama juga membeli kontrak

futures untuk menjual produk sama dengan kuantitas yang serupa di

masa mendatang pada harga tetap. Jika sebuah perusahaan memegang

posisi beli dalam suatu komitmen pembelian dan memegang posisi

jual dalam kontrak futures untuk komoditas yang sama, maka kerugian

dalam suatu kontrak akan ditutupi ole keuntungan dari kontrak

lain.

C. METODE LABA KOTOR UNTUK MENGESTIMASI PERSEDIAAN

Tujuan dasar dari perhitungan fisik persediaan adalah untuk

memeriksa keakuratan catatan persediaan perpetual atau jika tidak

ada catatan, untuk mengetahui jumlah persediaan. Salah satu

metode perkiraan persediaan yang ada di tangan adalah dengan

143

Page 12: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

menggunakan metode laba kotor. Metode ini didasarkan pada tiga

asumsi :

1. Persediaan awal ditambah pembelian sama dengan total barang

yang diperhitungkan

2. Barang yang belum terjual harus berada di tangan

3. Jika penjualan, dikurangi biaya, dikurangkan dari jumlah

persediaan awal ditambah pembelian, maka hasilnya adalah

persediaan akhir

Perhitungan Persentase Laba Kotor

Persentase laba kotor disediakan sebagai persentase harga

jual. Laba kotor atas harga jual merupakan metode yang umum untuk

menghitung laba karena beberapa sebagian besar barang dinyatakan

atas dasar eceran bukan biaya; laba yang dihitung atas harga jual

lebih rendah daripada laba yang didasarkan pada biaya, dan

persentase yang lebih rendah lebih banyak disukai kosumen ; dan

laba kotor yang didasarkan atas harga jual tidak pernah melebihi

100%.

Retailer menggunakan rumus berikut untuk menyatakan laba

kotor dan persentase markup :

1. Labakotoratashargajual= Persentasemarkupatasbiaya100%+Persentasemarkupatasbiaya

2. Persentasemarkupatasbiaya= Labakotoratashargajual100%−labakotoratashargajual

144

Page 13: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

Salah satu kelemahan dari metode laba kotor adalah bahwa

metode ini menghasilkan suatu estimasi. Akibatnya, perhitungan

fisik persediaan harus dilakukan satu kali dalam satu tahun untuk

memeriksa jumlah persediaan yang actual berada di tangan saat ini.

Selain itu, dalam menentukan markup, metode laba kotor

menggunakan persentase masa lalu. Walaupun masa lalu seringkali

dapat memberikan jawaban atas masalah masa depan, namun

persentase masa kini pasti lebih akurat. Dan yang terakhir,

pengaplikasian persentase laba kotor harus dilakukan secara amat

hati-hati.

D. METODE PERSEDIAAN ECERAN

Metode persediaan eceran menjelaskan bahwa pencatatan

dilakukan terhadap total biaya dan nilai eceran dari barang yang

dibeli, total biaya dan nilai eceran barang yang siap dijual, dan

penjualan periode berjalan. Penjualan periode berjalan

dikurangkan nilai eceran barang yang tersedia untuk dijual guna145

Page 14: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

mendapatkan estimasi persediaan barang di tangan pada eceran.

Persediaan yang dinilai menurut harga eceran kemudian

dikonversikan menjadi persediaan akhir pada biaya dengan

mengaplikasikan rasio biaya terhadap harga eceran. Terdapat

beberapa metode persediaan eceran, yaitu, metode konvensional

terendah antara biaya rata-rata dan harga pasar dan metode biaya.

Bagi peritel, istilah markup berarti tambahan atas harga

eceran awal, sementara pembatalan markup adalah penurunan harga

barang dagang yang sebelumnya telah di markup di atas harga

eceran awal. Dalam pasar kompetitif, peritel seringkali perlu

menggunakan markdown, yaitu penurunan harga jual awal. Markdown

terhadap harga jual mungkin diperluakan karena adanya penurunan

tingkat harga umum, penjualan khusus, kerusakan barang, kelebihan

persediaan, dan persaingan. Sedangkan pembatalan markdown adalah

kondisi dimana markdown dioffset oleh kenaikan haga barang yang

sebelumnya telah di markdown. Baik pembatalan markup maupun

pembatalan markdown tidak dapat melebihi markup atau markdown

awal.

Pos-pos Khusus yang Berhubungan dengan Metode Eceran

Biaya pengangkutan, diperlakukan sebagai bagian dari biaya

pembelian

Retur pembelian, dipandang sebagai pengurangan baik pada

biaya maupun harga eceran

Diskon pembelian dan pengurangan harga, dipandang sebagai

pengurang biaya pembellian

146

Page 15: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

Perlakuan atas pos-pos yang mempengaruhi kolom biaya dari

metode persediaan eceran mengikuti perhitungan biaya barang yang

tersedia untuk dijual.

Retur penjualan dan pengurangan harga, dipandang sebagai

penyesuaian terhadap penjualan kotor

Diskon penjualan, tidak diakui apabila penjualan dicatat

sebagai penjualan kotor

Selain itu, sejumlah pos-pos khusus juga memerlukan analisis

sperti berikut :

- Transfer masuk dari departemen lain, misalnya harus

dilaporkan dengan cara yang sama seperti pada pembelian dari

perusahaan lain

- Kekurangan normal (kerusakan barang), harus mengurangi kolom

harga eceran, karena barang-barang tersebut tidak lagi

tersedia untuk dijual. Hal tersebut ditunjukkan sebagai

pengurangan terhadap penjualan yang sama untuk mendapatkan

persediaan akhir menurut harga eceran

- Kekurangan Abnormal, harus dikurangkan dari kolom biaya dan

harga eceran, dan dilaporkan sebagai jumlah persediaan

khusus maupun sebagai kerugian

- Diskon untuk karyawan, dikurangkan dari kolom harga eceran,

dengan cara yang serupa seperti pada penjualan

Alasan dari penggunaan metode persediaan eceran untuk

menghitung persediaan diantaranya adalah agar laba bersih dapat

dihitung tanpa harus melakukan perhitungan fisik persediaan,

147

Page 16: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

sebagai ukuran pengendalian dalam menentukan kekurangan

persediaan, dalam pengaturan kuantitas barang dagang di tangan,

dan untuk informasi asuransi. Sedangkan karakteristik dari metode

persediaan eceran ini adalah bahwa metode tersebut memiliki

pengaruh rata-rata terhadap berbagai tingkat laba kotor.

E. PENYAJIAN DAN ANALISIS

Standar akuntansi mewajibkan laporan keuangan mengungkapkan

komposisi dari persediaan, pengaturan pembiayaan persediaan, dan

metode kalkulasi biaya persediaan yang digunakan secara

konsisten. Bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi harus

dilaporkan secara terpisah pada neraca dan skedul terpisah untuk

menilai likuiditas serta menghitung tahap penyelesaian

persediaan. Pengaturan pembiayaan juga diungkapkan menggunakan

catatan pengungkapan untuk pos-pos khusus seperti transaksi

dengan pihak yang berhubungan, perjanjian pembiayan produk, dan

komitmen pembelian perusahaan. Dan yang paling penting, dasar

penilaian persediaan dan metode yang dipakai dalam menghitung

biaya baik FIFO dan metode biaya rata-rata harus dilaporkan

secara konsisten.

Rasio perputaran persediaan mengukur rata-rata persediaan

yang terjual selama suatu periode. Tujuannya adalah untuk

mengukur tingkat likuiditas persediaan. Rasio perputaran

persediaan dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan

persediaan rata-rata yang ada di tangan selama suatu periode.

148

Page 17: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

Semakin besar rasio

perputaran persedian,

maka resiko perusahaan

dalam menghadapi kondisi kerusakan barang persediaan semakin

kecil. Dan laba yang diperoleh perusahaan meingkat seiring

aktivitas penjualan yang semakin meningkat juga.

PerputaranPersediaan=HargapokokpenjualanPersediaanrata−rata

Sedangkan rasio jumlah hari rata-rata untuk menjual persediaan

adalah jumlah hari rata-rata penjualan persediaan yang ada di

tangan. Tingkat persediaan biasanya berbeda-beda pada setiap

industri. Akan tetapi, perusahaan yang dapat mempertahankan

tingkat persediaan yang rendah, dan memiliki rasio perputaran

persediaan yang lebih tinggi daripada para pesaingnya, serta

mampu memenuhi kebutuhan pelanggan, adalah contoh perusahaan yang

sukses.

1. Apa itu LCNRV? Jelaskan!

2. Mengapa kebanyakan persediaan dihitung dengan metode

LCNRV?

149

Page 18: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

3. Situasi apa yang memungkinkan dilakukannya penilaian dengan

metode nilai penjualan relatif?

4. Sebutkan 3 asumsi yang terdapat pada laba kotor!

5. PT. Adi Jaya memiliki persediaan barang yang balum jadi

dengan nilai jual Rp 2.000.000, estimasi biaya penyelesaian

Rp 600.000 dan marjin laba normal !0% dari penjualan.

Bagaimana cara menentukan nilai realisasi PT. Adi Jaya?

6. PT. Sukses Makmur memiliki persediaan awal sebesar $30.000

dan pembelian $100.000, keduanya berbasis biaya. Penjualan

menurut harga jual berjumlah $140.000. laba kotor atas harga

jual adalah 30%. Hitunglah persediaan akhirnya!

7. PT. Adi Karya menggunakan sistem persediaan perpetual. Pada

tanggal 1 januari 2012 persediaan adalah $107.000 menurut

biaya dan nilai pasar. Pada tanggal 31 Desember 2012

persediaan adalah $149.000 menurut biaya dan $128.000

menurut nilai pasar. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan

pada tanggal 31 Desember menurut metode biaya langsung!

8. PT. Surya Abadi memiliki persediaan awal sebesar $40,000.

Mereka juga melakukan pembelian sebesar $100,000. Persediaan

awal dan pembelian dicatat dengan basis biaya. Mereka

berhasil melakukan penjualan senilai $150,000 dengan laba

150

Page 19: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

kotor atas harga jual sebesar 40%. Hitunglah jumlah

persediaan akhirnya!

1. LCNRV merupakan situasi dimana perusahaan harus meninggalkan

prisip kos historis ketika kegunaan aset di masa yang akan

datang mengalami peurunan hingga berada dibawah nilai

aslinya.

2. Dasar untuk membawa biaya persediaan ke periode berikutnya

adalah biaya. Namun, ketika utilitas dari barang yang

termasuk dalam persediaan kurang dari biaya kerugian akan

terjadi. Kerugian ini harus diakui sebagai kerugian periode

berjalan, periode dimana hal itu terjadi. Periode berikutnya

harus dikenakan biaya untuk persediaan dengan harga tidak

lebih tinggi daripada biaya yang dibayar jika pers ediaan

telah diperoleh pada awal periode tersebut.

3. Metode nilai penjualan relatif ketika sekelompok unit yang

berbeda dibeli dengan satu harga lump sum, yang juga disebut

basket purchase. Sehingga, pengelompokkan persediaan yang

tidak dapat dibagi total biaya sejumlah dengan kelompok-

kelompok yang tersedia.

151

Page 20: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

4. 3 asumsi laba kotor:

- Persediaan awal ditambah pembelian sama dengan total

barang yang yang diperhitungkan

- Barang yang belum dijual harus berada di tangan

- Jika penjualan dikurangi biaya, dikurangi dari jumlah

persediaan awal, ditambah pembelian maka hasilnya

persediaan akhir

5. Nilai realisasi bersih

Persediaan-nilai jual

Rp 2.000.000

Dikurangi: estimasi biaya penyelesaian dan penjualan

600.000

Nilai realisasi bersih

1.400.000

Dikurangi: penyisihan untuk marjin laba normal (10% dari

penjualan) 200.000

Nilai realsasi bersih dikurangi marjin laba normal

Rp 1.200.000

6. Persediaan awal $ 30.000

Pembeliaan 100.000

Barang yang tersedia 130.000

152

Page 21: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

Penjualan $ 140.000

Dikurangi: laba kotor (30% dari $140.000 42.000

Penjualan 98.000

Perkiraan persediaan $ 32.000

7. Metode langsung

Cost of Goods Sold 21.000.000Allowance to Reduce Inventory to NRV21.000.000

Metode tidak langsung

Loss Due to Decline of Inventory to NRV 21.000.000Allowance to Reduce Inventory to NRV21.000.000

8. Persediaan awal $40,000

Pembeliaan 100,000

Barang yang tersedia130.000

Penjualan $150,000

Dikurangi: laba kotor (40% dari $150.000) 60,000

Penjualan 90,000

153

Page 22: Bab 9 Persediaan: Masalah Penilaian Tambahan

Perkiraan persediaan$40,000

154