Top Banner
Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 5-1 BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN KSPP MUNTOK DAN SEKITARNYA
148

BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Oct 26, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 5-1

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN

KSPP MUNTOK DAN SEKITARNYA

Page 2: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 5-2

Pada bagian ini akan dijelaskan konsep pengembangan kawasan, perumusan visi dan tujuan

pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) Muntok dan Sekitarnya yang

mengacu pada pendekatan pembangunan kawasan, berdasarkan hasil analisis pada bab-bab

sebelumnya.

5.1 Pendekatan Pengembangan KSPP Muntok dan

Sekitarnya

Pendekatan pengembangan KSPP Muntok dan Sekitarnya mengacu pada pendekatan historic

urban landscape, pendekatan community-based tourism, dan pendekatan sustainable tourism.

1. Pendekatan Historic Urban Landscape (Lansekap Perkotaan Bersejarah)

Pendekatan lanskap perkotaan bersejarah tidak hanya berfokus pada pelestarian lingkungan fisik,

namun juga pada seluruh lingkungan manusia dalam wujud non fisik. Dengan tujuan

meningkatkan perencanaan keberlanjutan, intervensi desain perlu memperhatikan aspek fisik

penataan yang ada sebelumnya, dan aspek non fisik yang berupa keragaman budaya, sosio-

ekonomi dan faktor lingkungan bersama yang berbasis komunitas lokal.

a. Penataan Kawasan dengan Pendekatan Historic Urban Landscape

Pendekatan lansekap perkotaan bersejarah melihat kota sebagai sebuah kontinum dalam waktu

dan ruang. Berbagai kelompok populasi yang tak terhitung jumlahnya telah meninggalkan jejak

mereka, dan terus melakukannya hingga hari ini. Dengan mempertimbangkan keragaman budaya

dan kreativitas sebagai aset utama bagi manusia dalam pembangunan sosial dan ekonomi.

Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai

antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi, fungsionalitas dan

livabilitas kota. Kebutuhan penduduk yang direspon sejalan dengan peningkatan konservasi

bentang alam dan budaya yang berakar di suatu kota sebagai bekal untuk generasi mendatang.

Metoda aplikasi penataan kawasan berupa;

1. Melakukan penilaian penuh tentang bentang alam, budaya dan sumber daya manusia di

sebuah kota;

2. Mengunakan metoda participatory planning dan konsultasi stakeholder untuk memutuskan

tujuan konservasi dan tindakan yang akan diambil;

3. Menilai kerentanan warisan perkotaan terhadap tekanan ekonomi sosial dan dampak

perubahan iklim;

4. Mengintegrasikan nilai-nilai warisan kota dan status kerentanan mereka ke dalam

pengembangan kerangka kota yang lebih luas;

Page 3: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 5-3

5. Memprioritaskan kebijakan dan tindakan untuk konservasi dan pengembangan, termasuk

penatagunaan lahan yang baik;

6. Menetapkan kerangka pengelolaan lokal dan kemitraan (publik-swasta) yang tepat sasaran.

b. Manfaat Pendekatan Historic Urban Lanscape

Jika ditangani dengan benar, warisan perkotaan akan berperan sebagai katalis untuk

pembangunan sosio-ekonomi melalui pariwisata, komersial, dan meningkatkan nilai tanah dan

property kawasan, sehingga dapat menghasilkan pendapatan sebagai dana pemeliharaan,

pemulihan dan rehabilitasi.

Daerah peninggalan kota bersejarah mampu menghasilkan pendapatan jauh lebih tinggi

dibanding area yang tidak memiliki sejarah budaya apa pun. Kedekatan dengan suatu monumen

dan situs peninggalan kelas dunia biasanya menarik penduduk dan bisnis sektor jasa high-end,

yang bersedia membayar lebih demi gengsi dan status untuk berada di lokasi tersebut.

c. Historic Urban Lanscape dalam Konteks Kota Tua Muntok

Muntok dulunya adalah daerah yang ditempati oleh penjajah Belanda, maka tak heran dapat

ditemukan beberapa bangunan tua dengan arsitektur khas Eropa yang memiliki nilai sejarah.

Selain bangunan peninggalan kolonial juga terdapat bangunan tua dengan arsitektur khas

Tionghoa dan Melayu. Bangunan–bangunan tua dan nilai–nilai sejarah inilah yang menjadi

warisan Kota Muntok.

Setiap bangunan tua di Muntok memiliki nilai sejarahnya masing–masing. Nilai sejarah masih

dapat dipertahankan selama usaha melestarikan bangunan tua masih dilakukan dengan baik.

Bangunan tua dengan arsitektur Eropa, Tionghoa, Melayu dan nilai – nilai yang ditinggalkannya

dapat menjadi kekuatan di sektor ekonomi, sosial serta budaya bagi Muntok. Inilah mengapa

warisan kota penting untuk suatu kawasan.

Problem yang dihadapi Muntok saat ini adalah urbanisasi. Akibatnya, dalam jangka panjang

Muntok akan menjadi kota penduduk. Tingkat kepadatan penduduk yang meningkat dan

kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya warisan berupa bangunan – bangunan

tua, baik yang memiliki nilai sejarah signifikan maupun yang tidak dapat mempengaruhi Kota Tua

Muntok. Hal ini dapat dilihat dari bangunan – bangunan tua yang secara jelas mengalami

perubahan fisik seperti penambahan ruang, perubahan material penutup atap, perubahan warna

cat dan tindakan perubahan fisik lainnya. Masyarakat hanya memahami bangunan–bangunan

tersebut sebagai rumah tinggal atau sebagai tempat untuk melakukan usaha sehingga

kebutuhan–kebutuhan mereka terpenuhi. Perubahan fisik pada bangunan tua dapat

menghilangkan nilai sejarah yang ada di dalamnya. Maka dari itu perlu ada usaha edukasi atau

pencerdasan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga, melestarikan dan merawat

bangunan tua bersejarah di Muntok.

Page 4: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 5-4

Pendekatan lanskap kota bersejarah di Kota Tua Muntok tak hanya fokus pada aspek fisik saja.

Warga Muntok dengan latar belakang budaya Melayu dan Tionghoa dengan kreatifitas mereka

masing - masing juga ikut berperan untuk meningkatkan nilai sosial dan ekonomi masyarakat.

Maka dari itu setelah dilakukan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya bangunan tua

perlu dilakukan perencanaan partisipatif bersama warga Muntok. Dengan partisipasi warga

diharapkan muncul kohesi sosial sehingga dapat bersama–sama menjaga dan merawat warisan

kota di Muntok. Tak hanya pada bangunan saja, jalanan serta ruang terbuka juga harus masuk ke

dalam pendekatan lanskap kota bersejarah. Perlunya mempertimbangkan sebuah Statement

Streetscape untuk mendukung suasana lingkungan dan juga penanda bahwa sudah memasuki

area Kota Tua Muntok. Keberadaan ruang terbuka juga perlu menjadi perhatian. Ruang terbuka

seperti People Square juga bisa mendukung suasana lingkungan dan juga bisa menjadi landmark

bagi Kota Tua Muntok. Warisan kota yang dirawat dengan baik dan diikuti pertumbuhan ekonomi

yang positif dapat menjadi warisan dari generasi saat ini untuk generasi selanjutnya.

Dengan perencanaan dan pengelolaan historic urban landscape yang baik di Muntok diharapkan

dapat mendukung perkembangan kepariwisataan Muntok. Industri pariwisata yang berkembang

akan meningkatkan perekonomian Muntok dan sekitarnya, sekaligus membantu pelestarian

budaya dan nilai–nilai yang ada di dalamnya dan meningkatkan sektor komersial Muntok. Selain

itu nilai jual tanah dan properti di Kecamatan Muntok dan sekitarnya dapat meningkat.

Pendapatan yang ada dapat digunakan untuk biaya pemeliharaan, pemulihan dan rehabilitasi

sehingga terjadi perputaran perekonomian kota.

2. Pendekatan Pariwisata Berbasis Masyarakat

Pembangunan pariwisata berbasis masyarakat atau Community Based Tourism (CBT) adalah

pembangunan kepariwisataan yang melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pengelolaan,

dan pengendalian kepariwisataan. Masyarakat menjadi pemain kunci dalam pembangunan

kepariwisataan. Pembangunan kepariwisataan berbasis masyarakat akan memberikan manfaat

yang luas kepada masyarakat, tidak hanya manfaat ekonomi, tetapi juga mendukung

pembangunan berwawasan lingkungan hidup, pelestarian budaya lokal, pemberdayaan

masyarakat, menambah sumber pendapatan masyarakat tanpa menciptakan ketergantungan

pada satu usaha saja, serta pemerataan pendapatan di antara masyarakat.

Diana Conyers (1994) mengemukakan 3 (tiga) alasan mengapa pelibatan masyarakat sangat

penting dalam perencanaan, termasuk perencanaan pariwisata:

1. Pelibatan masyarakat merupakan suatu alat untuk mengidentifikasi kondisi, kebutuhan,

dan sikap masyarakat setempat, yang harus sangat dipahami sebelum membuat suatu

perencanaan pariwisata;

Page 5: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 5-5

2. Pelibatan masyarakat dalam proses persiapan dan perencanaan akan meningkatkan

pemahaman, dan kemudian kepercayaan masyarakat terhadap upaya pengembangan

pariwisata berbasis masyarakat;

3. Merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan

masyarakat sendiri.

CBT didasarkan pada partisipasi aktif komunitas lokal. Hal ini mendasari pembentukan kegiatan

masyarakat yang disukai oleh wisatawan, dan pada saat yang bersamaan membantu membangun

relasi antara komunitas lokal dengan wisatawan. Untuk memfasilitasi hal tersebut, maka berbagai

pihak seperti pemerintah, lembaga non-pemerintah, dunia usaha dan komunitas lokal harus

terlibat dan bekerja sama. Berdasarkan kajian Nyaupane et.al (2006), kendala utama komunitas

lokal dalam implementasi pengembangan pariwisata adalah keterbatasan sumberdaya finansial,

infrastruktur dan pengetahuan; keterbatasan budaya; dan potensi konflik antara berbagai pihak

yang terlibat. Pada saat yang bersamaan, faktor yang digambarkan memiliki peranan penting bagi

implementasi CBT (Kbicho, 2008) adalah: keterlibatan para pihak (stakeholders), evaluasi

manfaat yang diperoleh secara individual dan kelompok, penetapan tujuan, serta analisis

keputusan untuk diimplementasikan. Manfaat utama yang diperoleh masyarakat adalah dampak

langsung ekonomi terhadap keluarga, peningkatan sosial-ekonomi, dan keberlanjutan gaya hidup

(Manyara dan Jones, 2007; Rastegar, 2010). CBT dengan demikian merupakan metoda yang

efektif untuk mengembangkan koordinasi kebijakan, menghindari konflik antarberbagai pihak

yang terlibat dalam kegiatan pariwisata, dan memperoleh sinergi berdasarkan pertukaran

pengetahuan diantara pihak yang terlibat (Kibicho, 2008).

Salah satu aspek yang paling kontroversial dalam kajian literatur adalah penentuan jumlah dan

jenis wisatawan. Nyaupane et.al. (2006) menggarisbawahi pentingnya jumlah wisatawan yang

terbatas (kecil). Hal ini untuk menjamin kontak dan relasi antara wisatawan dengan budaya lokal.

Dengan cara ini, risiko wisatawan untuk menginvasi aspek privat dalam kebudayaan lokal dapat

dihindari. Namun demikian, jumlah wisatawan yang kecil mengakibatkan nilai ekonomi yang

dikeluarkan oleh wisatawan berkurang. Berdasarkan hal tersebut, penciptaan kerjasama yang

memungkinkan masyarakat mengelola sendiri sumberdaya pariwisatanya dipandang sebagai

elemen yang penting (Lepp, 2007; Gronau dan Kaufmann, 2010). Namun demikian, terdapat

beberapa aspek negatif dalam pembangunan produk pariwisata, termasuk potensi hubungan

antara tingginya jumlah wisatawan, sex dan alkohol, dan hilangnya identitas budaya; serta

menurunnya sumberdaya alam (Teye et.al, 2002). Dalam kasus ini, komunitas lokal memiliki lima

alternatif untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap masyarakat, yaitu: resisten, mundur,

membuat batasan pengelolaan, revitalisasi, dan adaptasi (Dogan, 1989).

CBT didasarkan pada penciptaan produk pariwisata yang dicirikan dengan partisipasi masyarakat

dalam pembangunannya. CBT muncul sebagai solusi untuk menangani dampak negatif dari

Page 6: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 5-6

pariwisata masal dan pada saat yang bersamaan merupakan strategi untuk pengorganisasian

masyarakat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Ide utama dari CBT adalah integrasi

pengelolaan hotel, makanan dan minuman, pelayanan jasa dan pengelolaan wisata, termasuk

subsistem lainnya (seperti infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan) sebagai ciri khas

utama, yang selanjutnya menggambarkan keberlanjutan pembangunan yang dilakuan oleh

masyarakat dan mendorong interrelasi antara komunitas lokal dengan pengunjung sebagai

elemen kunci dari pembangunan produk pariwisata (Cioce et.al., 2007).

a. Pariwisata berbasis masyarakat dalam Konteks Kota Tua Muntok

Seluruh upaya pembangunan kepariwisataan Kota Tua Muntok ditujukan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat yang berkesinambungan. Masyarakatlah yang harus mendapat

manfaat terbesar dari pembangunan kepariwisataan yang dilakukan di Kota Tua Muntok dengan

menjadikan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan kepariwisataan, mengembangkan

produk lokal secara optimal, dan melindungi aset masyarakat melalui regulasi investasi yang

berkeadilan.

Hal penting yang harus diperhatikan dalam pembangunan kepariwisataan berbasis masyarakat di

Kota Tua Muntok adalah:

1. Melibatkan anggota masyarakat dari mulai tahap awal pengembangan;

2. Mendorong kepemilikan lokal dalam usaha-usaha pariwisata yang dikembangkan di Kota

Tua Muntok;

3. Mendorong kebanggaan masyarakat terhadap warisan sejarah dan budaya Kota Tua

Muntok;

4. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat;

5. Menjamin keberlanjutan lingkungan;

6. Melestarikan keunikan karakter dan budaya lokal;

7. Menghargai perbedaan budaya dan martabat manusia;

8. Mendistribusikan manfaat secara adil kepada masyarakat luas;

9. Berkontribusi terhadap program-program kemasyarakatan.

3. Pendekatan Pariwisata Berkelanjutan

Pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah pembangunan kepariwisataan yang

memperhitungkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan saat ini dan masa depan, memenuhi

kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat setempat serta dapat diaplikasikan

ke semua bentuk aktivitas wisata di semua jenis destinasi pariwisata, termasuk wisata masal dan

berbagai jenis kegiatan wisata lainnya.

Prinsip pembangunan kepariwisataan berkelanjutan masih menjadi fondasi yang kuat dalam

pembangunan kepariwisataan dunia. Pembangunan kepariwisataan global saat ini yang semula

Page 7: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 5-7

dihadapkan pada tantangan pencapaian tujuan pembangunan global Millennium Development

Goals (MDGs), mulai diarahkan pada tujuan-tujuan pembangunan yang berkelanjutan atau dikenal

sebagai Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs merupakan prinsip pembangunan yang

menggabungkan antara green growth, yang mengaitkan elemen ekonomi dengan lingkungan;

dengan inclusive growth, yang mengaitkan elemen sosial dengan lingkungan. SDGs merupakan

suatu upaya untuk menghubungkan sejumlah titik isu global, yaitu ketidakadilan, pertumbuhan

penduduk, perubahan iklim, tekanan terhadap lingkungan, air, energi, dan ketahanan pangan.

Kriteria pembangunan kepariwisataan berkelanjutan tercantum dalam Peraturan Menteri

Pariwisata Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan, yaitu:

1. Pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan, mencakup:

a. perencanaan pembangunan kepariwisataan jangka panjang dan memperhatikan daya

tampung dan daya dukung lingkungan, pertumbuhan ekonomi, isu sosial, budaya,

kesehatan, keselamatan, dan estetika, serta disusun dengan melibatkan para pihak,

termasuk masyarakat;

b. pengelolaan pariwisata yang efektif, yang mampu mengoordinasikan keterlibatan para

pihak dalam mendukung pengelolaan pariwisata yang menyeimbangkan kebutuhan

ekonomi masyarakat lokal, sosial, budaya, dan lingkungan melalui manajemen yang

efektif, serta pendanaan dan pembagian tugas yang jelas;

c. pemantauan dan evaluasi yang aktif dan tanggap terhadap masalah ekonomi, sosial,

budaya, dan lingkungan.

2. Pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal, mencakup:

a. pemantauan terhadap kontribusi ekonomi sektor pariwisata, baik secara langsung

maupun tidak langsung;

b. peluang kerja untuk masyarakat lokal, termasuk perempuan, pemuda, penyandang

cacat, dan kelompok minoritas;

c. partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan untuk

pembangunan destinasi pariwisata berkelanjutan;

d. opini masyarakat lokal yang dijaring melalui sistem pengumpulan data, pemantauan,

dan pelaporan terkait dengan aspirasi publik terhadap pengelolaan destinasi

pariwisata;

e. akses bagi masyarakat lokal ke situs alam, budaya, sejarah, arkeologi, agama, dan

spiritual di destinasi pariwisata;

f. fungsi edukasi sadar wisata melalui program Sapta Pesona yang dilaksanakan secara

regular bagi masyarakat lokal;

g. pencegahan eksploitasi melalui praktik, program, dan peraturan perundang-undangan

untuk mencegah komersialisasi dan eksploitasi, pelecehan seksual, atau bentuk

Page 8: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 5-8

pelanggaran lainnya terhadap anak-anak, remaja, perempuan, dan kelompok

minoritas;

h. dukungan perusahaan dan pengunjung untuk inisiatif-inisiatif yang dilakukan oleh

masyarakat;

i. mendukung pengusaha lokal dan perdagangan yang adil melalui sistem dan program

yang mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah pada rantai nilai pariwisata agar

dapat mempromosikan dan mengembangkan produk lokal yang berkelanjutan dengan

prinsip perdagangan yang adil.

3. Pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung, mencakup:

a. perlindungan atraksi budaya melalui kebijakan dan sistem evaluasi, rehabilitasi, dan

pelestarian situs alam dan budaya;

b. pengelolaan pengunjung, termasuk langkah-langkah untuk melestarikan, melindungi,

serta meningkatkan aset alam dan budaya;

c. panduan perilaku pengunjung yang sesuai dengan karakteristik destinasi pariwisata,

dirancang untuk meminimalkan dampak negatif terhadap destinasi pariwisata,

sekaligus memperkuat perilaku positif pengunjung selama berada di destinasi

pariwisata;

d. perlindungan warisan budaya melalui hukum yang mengatur penjualan, perdagangan,

pameran, atau pemberian artefak bersejarah dan/atau bernilai arkeologi kepada

pihak lain;

e. interpretasi daya tarik wisata alam dan budaya yang akurat;

f. perlindungan terhadap kekayaan intelektual melalui hukum dan sistem yang jelas

dalam perlindungan dan pelestarian kekayaan intelektual masyarakat dan individu.

4. Pelestarian lingkungan, mencakup:

a. pencegahan dan penanggulangan risiko lingkungan melalui kebijakan atau kearifan

lokal yang mampu mengurangi potensi terjadinya hal-hal negatif yang dapat merusak

lingkungan;

b. perlindungan terhadap lingkungan sensitif dengan memonitor dampak pariwisata

terhadap lingkungan dan keanekaragaman hayati;

c. perlindungan alam liar melalui pengembangan sistem untuk memastikan kepatuhan

destinasi terhadap hukum dan standar kegiatan memanen, penangkapan, pameran,

dan penjualan tumbuhan dan satwa liar;

d. mendorong perusahaan untuk mengukur, memantau, meminimalkan, dan

melaporkan kepada publik dan mengurangi kegiatan yang meningkatkan emisi gas

rumah kaca;

e. konservasi energi sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar

fosil;

Page 9: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 5-9

f. pengelolaan air;

g. keamanan air untuk memastikan bahwa sumber daya air selalu tersedia bagi

masyarakat setempat maupun untuk penggunaan lainnya;

h. kualitas air yang sesuai standar;

i. sistem pembuangan limbah cair yang tidak memberikan dampak negatif terhadap

masyarakat dan lingkungan;

j. mengurangi limbah padat untuk memastikan keberlanjutan lingkungan;

k. panduan yang mendorong berbagai pihak untuk meminimalkan kegiatan operasional

yang dapat menyebabkan gangguan cahaya dan suara terhadap lingkungan;

l. transportasi ramah lingkungan.

d. Pariwisata Berkelanjutan dalam Konteks Kota Tua Muntok

Pembangunan kepariwisataan berkelanjutan harus menjadi fondasi, baik dalam perencanaan,

pengelolaan, maupun pengendalian pembangunan kepariwisataan di Kota Tua Muntok.

Penerapan pembangunan kepariwisataan berkelanjutan menjadi keharusan bagi Kota Tua

Muntok yang sebagian besar wilayahnya masih menyimpan sumber daya budaya tepatnya sejarah

yang bernilai tinggi. Membangun kepariwisataan yang berkelanjutan akan memberikan

perlindungan terhadap pelestarian Kota Tua Muntok, sekaligus memberikan manfaat ekonomi

yang luas bagi masyarakat dan daerah.

5.2 Konsep Pengembangan KSPP Muntok dan Sekitarnya

Konsep pengembangan KSPP Muntok dan sekitarnya didasarkan pada :

a. Isu-isu strategis pembangunan kepariwisataan KSPP Muntok dan sekitarnya, seperti yang

dirumuskan dalam bab sebelumnya yaitu :

• Pengenalan (recognition) arti penting warisan budaya bangsa dalam perjalanan sejarah

Indonesia dan menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya budaya sebagai jati diri

bangsa;

• Pengemasan nilai-nilai peninggalan sejarah serta keunikan budaya menjadi produk

pariwisata yang menarik dan saling terintegrasi antarklaster, untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan pendapatan pemerintah daerah;

• Peningkatan daya dukung lingkungan di KSPP Muntok dan sekitarnya;

• Aksesibilitas menuju Kawasan Muntok dari pintu masuk utama wisatawan, dan

aksesibilitas di dalam kawasan, serta integrasi antarsimpul dan moda transportasi;

• Dukungan fasilitas dan prasarana penunjang pariwisata sesuai kebutuhan dan standar

wisatawan;

Page 10: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 5-10

• Kapasitas masyarakat dalam mendukung pariwisata, terkait pemahaman masyarakat

terhadap pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan sumber daya warisan budaya dan

manfaat pengembangan pariwisata;

• Dukungan berbagai usaha pariwisata lokal dan yang terkait;

• Optimalisasi program pemasaran dan promosi pariwisata Kawasan Muntok;

• Integrasi dan implementasi kebijakan dan rencana terkait pelestarian kebudayaan dan

nilai sejarah nasional Kawasan Muntok;

• Peningkatan peran dan koordinasi antarpemangku kepentingan kepariwisataan Kawasan

Muntok.

b. Pendekatan pembangunan kawasan yaitu pendekatan Historic Urban Landscape,

pendekatan pembangunan pariwisata berbasis masyarakat, serta pendekatan pembangunan

yang berkelanjutan seperti yang telah dijelaskan di subbab sebelumnya.

c. Arahan pengembangan KSPP Muntok dan sekitarnya berdasarkan kebijakan keruangan yang

tercantum dalam RTRW Nasional, RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, RTRW

Kabupaten Bangka Barat, RDTR Perkotaan Muntok, RTBL Klaster Eropa, RTBL Klaster Melayu,

RTBL Klaster Cina (yang dalam proses penyusunan), serta kebijakan pembangunan

kepariwisataan yang tercantum dalam Ripparnas, Ripparprov Kepulauan Bangka Belitung,

serta Ripparkab Bangka Barat, dan RAKP Kota Muntok.

Berdasarkan arahan berbagai kebijakan tersebut di atas, beberapa wilayah KSPP Muntok

merupakan kawasan strategis provinsi dari berbagai sektor kepentingan. Kota Muntok sendiri

merupakan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kota

Muntok, khususnya Kota Tua Muntok merupakan kawasan strategis Kabupaten Bangka

Barat, yang perlu dibangun dengan memperhatikan konsep konservasi. Pembangunan

kepariwisataan di kawasan ini harus memberikan perlindungan terhadap sumber daya alam

dan budaya, serta nilai tambah yang positif bagi identitas provinsi sebagai wilayah

pertambangan timah di Indonesia.

Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut di atas, maka konsep pengembangan KSPP Muntok dan

sekitarnya adalah pembangunan dan pengembangan daya tarik wisata sejarah, warisan budaya,

dan kuliner berbasis lokal, untuk (1) melestarikan kawasan warisan budaya Kota Muntok, (2)

memberikan wawasan kebangsaan, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman sejarah dan

budaya, serta (3) meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Berbasis

lokal mengandung arti bahwa sumber daya lokal akan diprioritaskan dalam pengembangan

kepariwisataan di kawasan ini, dan bentuk-bentuk pengembangan pun akan mengacu pada nilai-

nilai kearifan lokal yang ada. Bentuk produk pariwisata yang dikembangkan adalah edurekreasi

bertema yang berbasiskan wisata sejarah dan warisan budaya, serta wisata kuliner kreatif.

Page 11: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 5-11

Pengembangan kegiatan edurekreasi dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi

terhadap nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya serta memberikan nilai tambah dan

pengetahuan bagi pengunjung, masyarakat, dan pihak lain. Kegiatan edurekreasi ini akan

memiliki tema-tema khusus, terkait dengan atribut penting yang dimiliki daya tarik wisata sejarah,

warisan budaya, dan wisata kuliner yang ada di KSPP Muntok dan sekitarnya.

Untuk lebih jelasnya, perumusan konsep pengembangan KSPP Muntok dan sekitarnya dapat

dilihat dalam Gambar 5.1 berikut.

Gambar 5.1 Tahapan Perumusan Konsep Pengembangan KSPP Muntok dan Sekitarnya

5.3 Visi, Misi, Tujuan, dan Kebijakan Pembangunan

Kepariwisataan KSPP Muntok dan Sekitarnya

Visi kawasan adalah rumusan dari keadaan yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun waktu

perencanaan. VIsi KSPP Muntok dan sekitarnya dirumuskan berdasarkan isu strategis kawasan,

visi pembangunan kepariwisataan yang tercantum dalam Ripparprov Kepulauan Bangka Belitung,

visi Ripparkab Bangka Barat, serta prinsip-prinsip pengembangan kawasan.

Untuk lebih jelasnya, proses perumusan Visi kawasan dapat dilihat dalam diagram 5.2 berikut.

Page 12: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 5-12

Gambar 5.2 Proses Perumusan Visi KSPP Muntok dan Sekitarnya

Berdasarkan pertimbangkan tersebut, maka visi pembangunan kepariwisataan KSPP Muntok dan

sekitarnya adalah: “KSPP Muntok dan sekitarnya sebagai destinasi pariwisata sejarah, warisan

budaya, dan kuliner yang berjati diri, bermartabat, berdaya saing global, berbasis masyarakat

secara berkelanjutan, untuk mendukung Kota Muntok sebagai Kota Pusaka Dunia”.

Destinasi pariwisata sejarah, warisan budaya, dan kuliner adalah destinasi pariwisata yang

mengunggulkan daya tarik wisata sejarah, warisan budaya, dan kuliner; Berjati diri merupakan

karakter yang dipilih sebagai landasan dalam hidup; salah satu bentuk sikap pribadi, baik tingkah

laku maupun sifat. Bermartabat adalah sifat berwibawa, mempunyai kedudukan yang tinggi,

memiliki harga diri yang seharusnya tidak boleh diinjak-injak; berkelas, berpamor, berstatus,

prestisius, terhormat; Berdaya saing global adalah memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif

sebagai destinasi wisata; Berkelanjutan : memperhitungkan dampak ekonomi, sosial, dan

lingkungan saat ini dan masa depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan

masyarakat setempat serta dapat diaplikasikan ke semua bentuk aktivitas wisata di semua jenis

destinasi pariwisata; Kota Pusaka Dunia adalah kota yang memiliki kekentalan sejarah yang

bernilai dan memiliki pusaka alam, budaya baik ragawi dan tak-ragawi serta rajutan berbagai

pusaka tersebut secara utuh sebagai aset pusaka dalam wilayah/kota atau bagian dari

wilayah/kota, yang hidup, berkembang, dan dikelola secara efektif.

Berdasarkan visi tersebut, maka tujuan pengembangan KSPP Muntok dan sekitarnya adalah

sebagai berikut:

Page 13: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 5-13

1. Melestarikan kawasan warisan budaya Kota Muntok;

2. Memberikan wawasan kebangsaan dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman

sejarah dan budaya;

3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dirumuskan kebijakan pengembangan KSPP Muntok yaitu:

1. Mengembangkan dan memaduserasikan potensi sumber daya wisata sejarah dan warisan

budaya sebagai daya tarik wisata unggulan, serta kuliner dan wisata alam sebagai daya tarik

wisata pendukung KSPP Muntok dan sekitarnya melalui pelestarian, pembangunan, dan

pemanfaatan sumber daya wisata dan dukungan fasilitas maupun pelayanan sesuai standar

kebutuhan dan aturan serta norma yang berlaku;

2. Mengembangkan industri pariwisata yang berdaya saing dan berstandar internasional,

melalui kemitraan dan peningkatan kualitas usaha pariwisata yang berbasis dan berciri lokal;

3. Membangun dan mengembangkan citra KSPP Muntok dan sekitarnya sebagai destinasi

pariwisata sejarah, warisan budaya, dan kuliner melalui sinergitas program pemasaran dan

promosi, menuju Kota Muntok sebagai kota pusaka dunia;

4. Meningkatkan peran dan koordinasi antarpemangku kepentingan dalam mensinergikan dan

mengimplementasikan kebijakan maupun rencana pengembangan di KSPP Muntok dan

sekitarnya.

Kebijakan ini akan dijabarkan dalam langkah-langkah strategis dan program aksi dalam bab

berikutnya.

Page 14: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-1

BAB 6 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN

KSPP MUNTOK DAN SEKITARNYA

Page 15: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-2

Bab ini berisikan sasaran dan target pembangunan kawasan, langkah strategis pengembangan

kawasan, serta rencana fisik dan nonfisik pengembangan KSPP Muntok dan sekitarnya seperti

dapat dilihat pada tabel 6.1 berikut.

Tabel 6.1 Muatan Rencana Induk Pengembangan KSPP Muntok dan Sekitarnya

FISIK NON FISIK

1. Rencana struktur ruang kawasan:

- Pusat pelayanan kawasan

- Jaringan penghubung pusat

pelayanan dan pusat kegiatan

1. Pengembangan produk pariwisata:

- Pengembangan daya tarik wisata baru

- Pengembangan keterpaduan daya tarik wisata

- Peningkatan kualitas daya tarik wisata

2. Rencana pusat pelayanan pariwisata

utama

2. Sistem kelembagaan pengelolaan kawasan

3. Rencana sistem jaringan pergerakan

untuk mendukung pengelolaan

pengunjung dan keterpaduan produk

pariwisata

3. Pelibatan masyarakat:

- Aspek-aspek yang memerlukan keterlibatan

masyarakat

- Peran dan tingkat pelibatan masyarakat

- Proses pelibatan masyarakat

4. Rencana pembangunan fasilitas

pariwisata, fasilitas umum, dan

prasarana umum

4. Pengelolaan dampak pariwisata

5. Pengelolaan pengunjung

6.1 Sasaran dan Target Pembangunan Kawasan

Sasaran dan target pembangunan KSPP Muntok dan sekitarnya didasarkan pada konsep

pengembangan kawasan yaitu “pembangunan dan pengembangan daya tarik wisata sejarah,

warisan budaya dan kuliner BERBASIS LOKAL, dalam bentuk (1) EDUREKREASI tematik (sejarah,

warisan budaya), dan WISATA KULINER kreatif bertema.

Berdasarkan konsep tersebut, dan isu strategis yang dihadapi dalam pembangunan

kepariwisataan di KSPP Muntok dan sekitarnya, serta sasaran pengembangan yang tercantum

dalam Perda Nomor 7 Tahun 2016 tentang Ripparprov Kepulauan Bangka Belitung, maka sasaran

pembangunan KSPP Muntok dan sekitarnya adalah:

• terlestarikannya kawasan Kota Tua Muntok,

• meningkatnya pengetahuan dan pemahaman tentang sejarah dan budaya kawasan, serta

wawasan kebangsaan,

• meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

Berdasarkan sasaran tersebut, maka pembangunan kepariwisataan KSPP Muntok dan sekitarnya

kemudian dijabarkan dalam target pembangunan yaitu : (a) Peningkatan jumlah kunjungan, lama

tinggal, besar pengeluaran wisman dan wisnus; (b) Peningkatan jumlah usaha masyarakat lokal

terkait pariwisata dan kuliner; dan (c) Peningkatan jumlah daya tarik wisata cagar budaya dan

daya tarik wisata kuliner terkait sejarah dan warisan budaya.

Perhitungan target untuk masing-masing butir tersebut dilakukan sebagai berikut.

Page 16: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-3

1. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara, dengan

pertimbangan perhitungan sebagai berikut:

a. Jumlah dan peningkatan angka kunjungan wisatawan Kabupaten Bangka Barat tahun

2010 – 2017. Data dasar menggunakan asumsi 100% dari wisatawan yang mengunjungi

Kabupaten Bangka Barat turut juga mengunjungi KSPP Muntok dan sekitarnya. Angka

peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bangka Barat pada periode

tahun 2010-2017 dengan menggunakan Metode Moving Average, dimana

menggambarkan pertumbuhan wisatawan dengan mengikuti trendline (garis

kecenderungan pertumbuhan) yang ada. Berikut adalah tabel perhitungan pertumbuhan

jumlah kunjungan wisatawan dengan pendekatan moving average untuk tahun 2010-

2017.

Tabel 6.2 Perhitungan Pertumbuhan Jumlah Kunjungan Wisatawan Pendekatan Moving Average

Tahun Wisatawan

Mancanegara MA1 MA2 MA3 Nusantara MA1 MA2 MA3

2010 40 5.980

2011 12 26 6.881 6.430,5

2012 7 9,5 17,75 10.645 8.763 7.596,75

2013 6 6,5 8 12,88 11.721 11.183 9.973 8.784,88

2014 1 3,5 5 6,5 9.414 10.567,5 10.875,25 10.424,13

2015 195 98 50,75 27,88 44.029 26.721,5 18.644,5 14.759,88

2016 214 204,5 151,25 101 48.432 46.230,5 3.6476 27.560,25

2017 481 347,5 276 213,63 108.698 7.8565 62.397,75 4.9436,88

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka proyeksi jumlah kunjungan wisatawan KSPP

Muntok dan sekitarnya untuk tahun 2018-20125 dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 6.3 Proyeksi Jumlah Kunjungan Wisatawan Pendekatan Moving Average Tahun 2018-2025

Tahun Wisatawan Jumlah

Mancanegara Pertumbuhan Nusantara Pertumbuhan Total Pertumbuhan

2018 366 76.196 76.562

2019 561 53,13 110.510 45,03 111.071 45,07

2020 796 42,08 151.816 37,38 152.612 37,40

2021 1.074 34,81 200.113 31,81 201.186 31,83

2022 1.392 29,68 255.401 27,63 256.793 27,64

2023 1.752 25,86 317.681 24,39 319.433 24,39

2024 2.154 22,91 386.952 21,81 389.106 21,81

2025 2.597 20,56 463.214 19,71 465.811 19,71

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh proyeksi kunjungan wisatawan

mancanegara di KSPP Muntok dan sekitarnta pada tahun 2025 sebesar 2.597 wisatawan,

sedangkan untuk wisatawan nusantara sebesar 463.214.

b. Jumlah angka target kunjungan wisatawan mancanegara Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung pada tahun 2025 berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan

Provinsi (Ripparprov) Kepulauan Bangka Belitung adalah 1.000.000 untuk 5 kabupaten /

Page 17: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-4

kota di Pulau Bangka, dengan asumsi proporsi yang sama besarnya, maka target untuk

KSPP Muntok (Kabupaten Bangka Barat) adalah 200.000 wisatawan mancanegara.

Sedangkan untuk wisatawan nusantara target yang dicanangkan untuk Kabupaten

Bangka Barat adalah 1.250.000 wisatawan.

c. Jumlah angka target kunjungan wisatawan mancanegara Kabupaten Bangka Barat

berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (Ripparkab)

Bangka Barat adalah 62.500 wisatawan (scenario optimis) atau 8.844 (scenario pesimis).

Sedangkan untuk wisatawan nusantara target yang dicanangkan adalah 1.062.000

wisatawan (scenario optimis) atau 657.953 (scenario pesimis).

d. Jumlah dan peningkatan angka kunjungan wisatawan di kabupaten/kota di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung (data masing-masing kabupaten/kota) dengan pendekatan

Metode Benchmark. Angka pertumbuhan rata-rata kunjungan wisatawan mancanegara di

wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah 63,11%. Sedangkan pertumbuhan

rata-rata kunjungan wisatawan nusantara adalah 34,85%. Berdasarkan angka

pertumbuhan tersebut, maka diperoleh proyeksi kunjungan wisatawan mancanegara di

KSPP Muntok (100% dari Kabupaten Bangka Barat) pada tahun 2025 sebesar 24.098

wisatawan, sedangkan untuk wisatawan nusantara (100% dari Kabupaten Bangka Barat)

sebesar 1.188.582.

Tabel 6.4 Proyeksi Jumlah Kunjungan Wisatawan Pendekatan Benchmark Tahun 2018-2025

Tahun Wisatawan Jumlah

Mancanegara Pertumbuhan Nusantara Pertumbuhan Total Pertumbuhan

2018 481 63,11 108.698 34,85 109.179

2019 785 63,11 146.579 34,85 147.364 34,97

2020 1.280 63,11 197.662 34,85 198.942 35,00

2021 2.087 63,11 266.547 34,85 268.635 35,03

2022 3.405 63,11 359.439 34,85 362.844 35,07

2023 5.553 63,11 484.704 34,85 490.257 35,12

2024 9.058 63,11 653.623 34,85 662.681 35,17

2025 14.774 63,11 881.410 34,85 896.185 35,24

Berdasarkan 4 dasar perhitungan tersebut, maka ditetapkan target jumlah kunjungan

wisatawan tahun 2025 untuk skenario pesimis adalah 463.214 wisatawan nusantara,

dan 2.597 wisatawan mancanegara. Sedangkan untuk skenario optimis adalah

1.188.582 wisatawan nusantara, dan 24.098 wisatawan mancanegara.

2. Peningkatan Lama Tinggal Wisatawan, dengan perhitungan sebagai berikut :

a. Lama tinggal wisatawan nusantara di KSPP Muntok dan sekitarnya berdasarkan hasil

survei primer tahun 2018 dengan menyebarkan kuesioner kepada wisatawan nusantara,

yaitu sebagian besar adalah 2-3 hari dan 1-2 hari.

Page 18: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-5

b. Lama tinggal wisatawan nusantara Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2016

adalah rata-rata 2 hari.

Berdasarkan dua pertimbangan tersebut, maka ditetapkan target lama tinggal wisatawan

tahun 2025 untuk skenario pesimis adalah 2-3 hari, sedangkan untuk skenario optimis

adalah 3-4 hari.

3. Peningkatan besar pengeluaran wisatawan, dengan dasar perhitungan adalah pengeluaran

rata-rata wisatawan di KSPP Muntok dan sekitarnya per orang per kunjungan berdasarkan

hasil survei primer tahun 2018 dengan menyebarkan kuesioner kepada wisatawan

nusantara, yaitu kurang dari Rp 500.000.

Berdasarkan dasar perhitungan tersebut, maka ditetapkan target pengeluaran wisatawan per

kunjungan tahun 2025 untuk skenario pesimis adalah Rp. 1.000.000, sedangkan untuk

skenario optimis adalah Rp 2.000.000 (wisatawan nusantara) dan Rp 3.000.000 (wisatawan

mancanegara).

4. Meningkatnya jumlah usaha masyarakat lokal terkait pariwisata dan kuliner, dengan

pertimbangan perhitungan jumlah usaha masyarakat lokal terkait pariwisata di Kabupaten

Bangka Barat tahun 2017 sebesar 410. Berdasarkan dasar perhitungan tersebut, maka

ditetapkan target peningkatan jumlah usaha masyarakat lokal terkait pariwisata dan kuliner

tahun 2025 untuk skenario pesimis adalah 604 (asumsi kenaikan 5% pertahun) dan untuk

skenario optimis adalah 799 (asumsi kenaikan 10% pertahun).

5. Meningkatnya jumlah daya tarik wisata cagar budaya dan daya tarik wisata kuliner terkait

sejarah dan warisan budaya, dengan pertimbangan perhitungan:

a. Jumlah daya tarik wisata cagar budaya KSPP Muntok dan sekitarnya tahun 2018 sebanyak

85.

b. Jumlah daya tarik wisata kuliner KSPP Muntok dan sekitarnya tahun 2018 sebanyak 7

buah.

Berdasarkan angka perhitungan tersebut, maka ditetapkan target peningkatan jumlah daya

tarik wisata cagar budaya dan kuliner tahun 2025 untuk skenario pesimis adalah 89 daya

tarik wisata cagar budaya dan 14 daya tarik wisata kuliner (asumsi penambahan 1 daya tarik

wisata pertahun) dan untuk skenario optimis adalah 100 daya tarik wisata cagar budaya dan

20 daya tarik wisata kuline (asumsi penambahan 2 daya tarik wisata pertahun).

Skenario lengkap target pembangunan KSPP Muntok dan sekitarnya dapat dilihat dalam tabel

berikut.

Page 19: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-6

1. SKENARIO PESIMIS

Tabel 6.5 Target Pembangunan Kepariwisataan KSPP Muntok dan Sekitarnya (Skenario Pesimis)

TAHUN JUMLAH KUNJUNGAN (orang)

LAMA TINGGAL (hari)

PENGELUARAN BERWISATA PER KUNJUNGAN

JUMLAH USAHA

MASYARAKAT LOKAL

JUMLAH DTW

CAGAR BUDAYA

JUMLAH DTW

KULINER WISNUS WISMAN WISNUS WISMAN WISNUS WISMAN

2019 110.510 561 1-2 1-2 < Rp500.000 <Rp800.000 431 86 8

2020 151.816 796 1-2 1-2 Rp500.000 Rp800.000 453 86 9

2021 200.113 1.074 1-2 1-2 Rp600.000 Rp800.000 478 87 10

2022 255.401 1.392 1-2 1-2 Rp700.000 Rp900.000 505 87 11

2023 317.681 1.752 2-3 1-2 Rp800.000 Rp900.000 535 88 12

2024 386.952 2.154 2-3 2-3 Rp900.000 Rp1.000.000 568 88 13

2025 463.214 2.597 2-3 2-3 Rp1.000.000 Rp1.000.000 604 89 14

2. SKENARIO OPTIMIS

Tabel 6.6 Target Pembangunan Kepariwisataan KSPP Muntok dan Sekitarnya (Skenario Optimis)

TAHUN

JUMLAH KUNJUNGAN (orang)

LAMA TINGGAL (hari)

PENGELUARAN BERWISATA PER KUNJUNGAN

JUMLAH USAHA

MASYARAKAT LOKAL

JUMLAH DTW

CAGAR BUDAYA

JUMLAH DTW

KULINER WISNUS WISMAN WISNUS WISMAN

WISNUS WISMAN

2019 197.662 1.280 1-2 1-2 Rp800.000 Rp1.000.000 451 88 8

2020 266.547 2.087 1-2 1-2 Rp800.000 Rp1.000.000 496 90 10

2021 359.439 3.405 2-3 2-3 Rp1.000.000 Rp1.500.000 546 92 12

2022 484.704 5.553 2-3 2-3 Rp1.000.000 Rp1.500.000 600 94 14

2023 653.623 9.058 3-4 3-4 Rp1.500.000 Rp2.000.000 660 96 16

2024 881.410 14.774 3-4 3-4 Rp1.800.000 Rp2.500.000 726 98 18

2025 1.188.582 24.098 3-4 3-4 Rp2.000.000 Rp3.000.000 799 100 20

Page 20: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-7

6.2 Langkah dan Program Strategis Pengembangan Kepariwisataan KSPP Muntok dsk

Dalam menjawab isu-isu strategis pembangunan kepariwisataan KSPP Muntok dan sekitarnya yang telah diidentifikasikan dalam subbab sebelumnya,

maka dirumuskan langkah-langkah dan program-program strategis pembangunan kepariwisataan sebagai berikut:

Tabel 6.7 Program Strategis Pengembangan Kepariwisataan KSPP Muntok dan Sekitarnya

No ISU STRATEGIS LANGKAH STRATEGIS INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN INSTANSI

PENANGGUNG

JAWAB

INSTANSI

PENDUKUNG 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

1 Pengenalan

arti penting

warisan

budaya bagi

seluruh

pemangku

kepentingan

kepariwisataan

Muntok dan

menumbuhkan

kesadaran

tentang

pentingnya

budaya

sebagai jati diri

bangsa

1.1. Memperkenalkan

dan meningkatkan

pengetahuan dan

pemahaman akan aset

warisan budaya daerah.

1.1.1. Sosialisasi dan

pelatihan pemahaman

arti penting aset

warisan budaya daerah

kepada pemangku

kepentingan pariwisata

V V

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

budaya di

tingkat Provinsi

OPD yang

membidangi

perencanaan,

asosiasi terkait

dengan

warisan budaya

1.1.2. Sosialisasi

interpretasi bangunan

cagar budaya V V

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

budaya di

tingkat Provinsi

OPD yang

membidangi

perencanaan,

asosiasi terkait

dengan

warisan budaya

1.2. Pendidikan dan

pelatihan terkait

potensi warisan budaya

daerah bagi pemangku

kepentingan.

1.2.1. Lokakarya /

seminar tentang

potensi dan

pengelolaan warisan

budaya daerah bagi

aparat pemerintah,

industri pariwisata dan

kelompok masyarakat

yang terkait

V V

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

budaya tingkat

provinsi

OPD yang

membidangi

perencanaan,

badan

kepegawaian

daerah

1.2.2. Pelatihan

pemanfaatan peluang

usaha pariwisata

warisan budaya kepada

V V

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

OPD yang

membidangi

perencanaan,

Page 21: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-8

No ISU STRATEGIS LANGKAH STRATEGIS INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN INSTANSI

PENANGGUNG

JAWAB

INSTANSI

PENDUKUNG 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

pemangku kepentingan

pariwisata daerah

budaya tingkat

kabupaten

perdagangan

dan UMKM

2 Pengemasan

nilai-nilai

peninggalan

sejarah serta

keunikan

budaya

menjadi

produk

pariwisata

yang menarik

dan saling

terintegrasi

antarkawasan

di KSPP

Muntok dan

Sekitarnya

2.1. Membangun dan

mengembangkan jalur

wisata tematik di KSPP

Muntok dsk,

berdasarkan tema

klaster, periode

sejarah, dan tema

budaya yang

mengintegrasikan daya

tarik wisata di KSPP

Muntok dsk

2.1.1. Mengembangka

n dan mengemas jalur

wisata tematik di

klaster Eropa, Melayu,

dan Cina, serta jalur

wisata sejarah masa

penjajahan dan

perjuangan

kemerdekaan, menjadi

paket-paket wisata

yang siap jual

V V

Asosiasi terkait

dengan biro

perjalanan

wisata tingkat

provinsi

contohnya

ASITA

OPD terkait

dengan

pariwisata dan

budaya di

tingkat

provinsi,

asosiasi terkait

dengan

warisan budaya

di tingkat

kabupaten

2.1.2. Mengembangkan

dan mengemas jalur

wisata sejarah

pertambangan timah di

Kota Tua Muntok yang

saling terkait dan

terintegrasi dengan

jalur wisata lainnya di

KSPP Muntok dsk.

V V

Asosiasi terkait

dengan biro

perjalanan

wisata tingkat

provinsi

contohnya

ASITA

OPD terkait

dengan

pariwisata dan

budaya di

tingkat

provinsi,

asosiasi terkait

dengan

warisan budaya

di tingkat

kabupaten

2.1.3. Mengembangkan

dan mengintegrasikan

jalur wisata tema

budaya, event, dan

kuliner khas Muntok

dengan jalur wisata

tema lainnya menjadi

paket-paket wisata

yang siap jual.

V V V

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

budaya tingkat

kabupaten

Asosiasi terkait

dengan biro

perjalanan

wisata tingkat

provinsi

contohnya

ASITA,

asosiasi terkait

dengan

warisan budaya

di tingkat

kabupaten

Page 22: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-9

No ISU STRATEGIS LANGKAH STRATEGIS INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN INSTANSI

PENANGGUNG

JAWAB

INSTANSI

PENDUKUNG 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

2.2. Mengemas dan

memperkenalkan tema

jalur wisata sejarah di

Kota Muntok yang

saling terkait dan

terintegrasi dengan

daerah lain yang

mempunyai kesamaan

tema

2.2.1. Membangun

dan mengembangkan

jalur wisata tematik di

luar KSPP Muntok dsk,

yaitu jalur wisata

sejarah Kesultanan

Palembang; jalur wisata

keterkaitan dengan

Jogja-Pangeran Hario

Pakuningprang; jalur

wisata terkait tempat

Pengasingan Bung

Karno-Bung Hatta;

serta jalur wisata yang

terkait dengan

Kesultanan Siantan,

Johor.

V V

Asosiasi terkait

dengan biro

perjalanan

wisata tingkat

provinsi

contohnya

ASITA

OPD terkait

dengan

pariwisata dan

budaya di

tingkat

provinsi,

asosiasi terkait

dengan

warisan budaya

di tingkat

kabupaten

2.3. Mengembangkan

program interpretasi di

setiap jalur untuk

memperkuat

pembangunan tema

jalur wisata.

2.3.1. Melakukan

pelatihan interpretasi

setiap tema wisata

kepada pelaku

pariwisata Muntok V V V

OPD terkait

dengan

pariwisata dan

budaya di

tingkat provinsi

asosiasi terkait

dengan

warisan budaya

di tingkat

kabupaten.

Asosiasi

pariwisata

terkait

2.4. Mengembangkan

Kampung Wisata

Budaya di KSPP

Muntok dsk.

2.4.1. Menetapkan,

menata dan mengemas

kampung wisata

bertema sebagai daya

tarik wisata dengan

keunikan kehidupan

masyarakat di setiap

lingkungan kampung

wisata

V V

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

budaya di

tingkat provinsi

dan kabupaten

asosiasi terkait

dengan

warisan budaya

di tingkat

kabupaten.

Asosiasi

pariwisata

terkait

Page 23: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-10

No ISU STRATEGIS LANGKAH STRATEGIS INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN INSTANSI

PENANGGUNG

JAWAB

INSTANSI

PENDUKUNG 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

2.4.2. Melakukan

pelatihan untuk

meningkatkan

keterampilan

masyarakat pelaku

usaha pariwisata di

Kampung Wisata

V V

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

budaya di

tingkat provinsi

dan kabupaten

asosiasi terkait

dengan

warisan budaya

di tingkat

kabupaten.

OPD terkait

dengan

perdagangan

dan UMKM

3 Peningkatan

daya dukung

lingkungan di

kawasan Kota

Muntok

3.1 Pengendalian

banjir, sekaligus

sebagai usaha untuk

mendukung kegiatan

pariwisata di Kota Tua

Muntok.

3.1.1. Pembuatan

bangunan

pengendalian banjir

(kolam retensi,

embung, pintu air, dll)

di aliran sungai yang

menyebabkan banjir di

klaster Melayu dan

klaster Cina;

V V V

OPD yang

membidangi

pekerjaan

umum

OPD yang

membidangi

perencanaan

dan lingkungan

hidup

3.1.2. Pengerukan

sedimen di kawasan

pesisir Kota Muntok; V V V V V V V

OPD yang

membidangi

pekerjaan

umum

OPD yang

membidangi

perencanaan

dan lingkungan

hidup

3.1.3. Penghijauan

kembali lahan bekas

tambang di kawasan

hutan lindung Bukit

Menumbing sebagai

daya tarik wisata

keanekaragaman

hayati;

V V V V V

OPD yang

membidangi

lingkungan

hidup

OPD yang

membidangi

perencanaan,

pariwisata dan

kebudayaan

3.1.4. Memperbanyak

daerah resapan air

berupa Ruang Terbuka

Hijau, yang sekaligus

V V V V

OPD yang

membidangi

perencanaan

OPD yang

membidangi

pekerjaan

umum,

Page 24: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-11

No ISU STRATEGIS LANGKAH STRATEGIS INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN INSTANSI

PENANGGUNG

JAWAB

INSTANSI

PENDUKUNG 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

dapat dimanfaatkan

bagi kegiatan wisata

pariwisata dan

kebudayaan

3.1.5. Menata

sempadan sungai

sebagai ruang publik

yang dapat

dimanfaatkan sebagai

taman rekreasi

V

OPD yang

membidangi

perencanaan

OPD yang

membidangi

lingkungan

hidup, dan

pekerjaan

umum

3.1.6 . Melakukan

pendampingan pada

masyarakat yang

tinggal di

bantaran/sempadan

sungai dan pantai

untuk menjadikan

sungai / laut sebagai

muka bangunan

V V V V V V

OPD yang

membidangi

perencanaan

OPD yang

membidangi

perumahan

dan pekerjaan

umum

3.2 Penyusunan

regulasi dan

implementasi

pengelolaan limbah ke

aliran sungai dan laut.

3.2.1 . Menyusun

peraturan yang

berkekuatan hukum

mengenai pelarangan

pembuangan limbah /

sampah secara

langsung ke badan

sungai dan laut

V V

OPD yang

membidangi

perencanaan

OPD yang

membidangi

lingkungan

hidup dan

pekerjaan

umum

3.2.2. Membangun

IPAL komunal untuk

mengolah limbah

rumahtangga

masyarakat yang

tinggal di sempadan

sungai dan laut.

V V

OPD yang

membidangi

pekerjaan

umum

OPD yang

membidangi

lingkungan

hidup, dan

perencanaan

Page 25: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-12

No ISU STRATEGIS LANGKAH STRATEGIS INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN INSTANSI

PENANGGUNG

JAWAB

INSTANSI

PENDUKUNG 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

3.3 Pemanfaatan

bekas lahan galian

tambang ilegal

3.3.1. Pemanfaatan

bekas lahan galian

tambang sebagai lokasi

kegiatan wisata

V V

OPD yang

membidangi

perencanaan

OPD yang

membidangi

pariwisata

3.3.2. Revitalisasi

lahan bekas tambang

illegal melalui

reklamasi dan

rehabilitasi.

V V

OPD yang

membidangi

lingkungan

hidup

OPD yang

membidangi

perencanaan

4 Aksesibilitas

eskternal

menuju KSPP

Muntok dsk,

maupun

aksesibilitas

internal dalam

kawasan dan

dukungan

fasilitas serta

prasarana

penunjang

pariwisata

4.1. Perencanaan,

pembangunan, dan

pengaturan integrasi

fasilitas dan layanan

antarmoda di

Pelabuhan Tanjung

Kalian untuk

meningkatkan

aksesibilitas wisatawan

menuju dan di dalam

KSPP Muntok dsk

4.1.1. Perencanaan

dan pengembangan

simpul angkutan umum

di Pelabuhan Tanjung

Kalian untuk

mewujudkan integrasi

layanan angkutan

antarmoda.

V V

OPD yang

membidangi

perhubungan

tingkat

kabupaten dan

provinsi

OPD yang

membidangi

perencanaan

tingkat provinsi

4.1.2. Penyediaan

fasilitas perpindahan

antarmoda beserta

media informasi,

perambuan dan

penunjuk arah di

Pelabuhan Tanjung

Kalian menuju daya

tarik wisata di KSPP

Muntok dsk.

V V

OPD yang

membidangi

perhubungan

di tingkat

provinsi dan

kabupaten

OPD yang

membidangi

perencanaan

dan pekerjaan

umum di

tingkat provinsi

dan kabupaten

4.1.3. Pengembangan

dan penataan trayek

angkutan umum rute

Pelabuhan Tanjung

Kalian yang

mengakomodir daya

tarik wisata yang ada di

KSPP Muntok dsk.

V V

OPD yang

membidangi

perhubungan

tingkat

kabupaten

OPD yang

membidangi

perencanaan

tingkat

perencanaan

Page 26: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-13

No ISU STRATEGIS LANGKAH STRATEGIS INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN INSTANSI

PENANGGUNG

JAWAB

INSTANSI

PENDUKUNG 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

4.1.4. Pembangunan

halte-halte angkutan

umum pada Jalan

Nasional Tanjung

Kalian – Muntok di

Kecamatan Muntok

untuk menangkap

pergerakan regional

menuju KSPP Muntok

dsk.

V V

OPD yang

membidangi

perhubungan

tingkat provinsi

OPD yang

membidangi

perencanaan

tingkat provinsi

4.1.5. Penyediaan

rambu-rambu penunjuk

arah (signage) menuju

daya tarik wisata V V

OPD yang

membidangi

perhubungan

tingkat

kabupaten

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

perencanaan

tingkat

kabupaten

4.2. Penyelarasan

pemanfaatan fungsi

Pelabuhan Lama

Muntok agar

bermanfaat bagi

kepariwisataan KSPP

Muntok dsk

4.2.1. Penataan

Pelabuhan Lama

sebagai DTW baru yang

lebih menarik V V V

OPD yang

membidangi

perencanaan

di tingkat

kabupaten

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

kebudayaan di

tingkat

kabupaten

4.2.2. Restorasi

bangunan peninggalan

sejarah ke bentuk

aslinya

V V V

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

kebudayaan di

tingkat provinsi

dan kabupaten

OPD bidang

pekerjaan

umum,

asosiasi terkait

peninggalan

budaya dan

sejarah tingkat

nasional,

provinsi dan

kabupaten

Page 27: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-14

No ISU STRATEGIS LANGKAH STRATEGIS INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN INSTANSI

PENANGGUNG

JAWAB

INSTANSI

PENDUKUNG 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

4.3. Pengembangan

transportasi ramah

lingkungan di Kota Tua

Muntok;

4.3.1. Membangun,

memperkenalkan, dan

mengembangkan

sistem transportasi

yang minim polusi

(sepeda dan motor

listrik) di Kota Tua

Muntok bagi wisatawan

V V V

OPD yang

membidangi

perencanaan

di tingkat

kabupaten

OPD bidang

pariwisata dan

perhubungan

di tingkat

kabupaten

4.3.2. Penyediaan jalur

khusus sepeda yang

aman dan nyaman bagi

penduduk dan

wisatawan. V V V

OPD yang

membidangi

perencanaan

di tingkat

kabupaten

OPD bidang

pariwisata dan

budaya,

perhubungan

dan pekerjaan

umum di

tingkat

kabupaten dan

provinsi

4.3.3. Penyediaan

sarana dan prasarana

pendukung jalur

sepeda seperti stasiun

penyewaan sepeda,

tempat parkir sepeda

(docking), media

informasi, dan rambu-

rambu/signage.

V V V

OPD yang

membidangi

perhubungan

di tingkat

provinsi dan

kabupaten

OPD bidang

pariwisata,

budaya dan

pekerjaan

umum di

tingkat provinsi

dan kabupaten

4.4. Membangun dan

mengembangkan

prasarana pejalan kaki

bagi penduduk dan

wisatawan untuk

meningkatkan

kemauan berjalan kaki

di kawasan Kota Tua

Muntok.

4.4.1. Penyediaan

jalur khusus pejalan

kaki yang menerus,

aman dan nyaman bagi

penduduk dan

wisatawan sesuai

standar dan peraturan

yang berlaku

V V

OPD yang

membidangi

pekerjaan

umum di

tingkat

kabupaten

OPD bidang

perencanaan

Page 28: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-15

No ISU STRATEGIS LANGKAH STRATEGIS INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN INSTANSI

PENANGGUNG

JAWAB

INSTANSI

PENDUKUNG 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

4.5. Mengintegrasikan

prasarana dan sarana

angkutan umum

dengan fasilitas

bersepeda, pejalan kaki

dan moda lainnya di

kawasan Kota Tua

Muntok

4.5.1. Pembangunan

simpul angkutan umum

sebagai tempat

pergantian antarmoda

berupa halte atau

shelter yang dilengkapi

dengan fasilitas

pesepeda dan fasilitas

pejalan kaki.

V V

OPD yang

membidangi

perencanaan

di tingkat

kabupaten

OPD bidang

perhubungan,

pekerjaan

umum,

pariwisata dan

kebudayaan

5 Peningkatan

kapasitas

masyarakat

dan usaha

pariwisata

lokal

5.1. Sosialisasi dan

pembinaan sadar

wisata bagi masyarakat

lokal

5.1.1. Pembentukan

dan pembinaan

kelompok masyarakat

sadar wisata di Kota

Muntok

V V

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

kebudayaan di

tingkat

kabupaten

OPD yang

membidangi

parencanaan di

tingkat

kabupaten

5.1.2. Pelatihan,

pembinaan dan

pendampingan untuk

meningkatkan

kapasitas kelompok

masyarakat sadar

wisata

V V

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

kebudayaan di

tingkat

kabupaten dan

provinsi

OPD yang

membidangi

perencanaan,

asosiasi terkait

pariwisata di

tingkat

kabupaten dan

provinsi

5.2. Sosialisasi,

workshop, dan

pendampingan

pengembangan produk

pariwisata kreatif

berbasis sejarah,

warisan budaya, dan

kuliner kepada

masyarakat lokal

5.2.1. Pembentukan

dan pembinaan

kelompok usaha

pariwisata kreatif

masyarakat Muntok

V V

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

budaya di

tingkat

kabupaten

OPD yang

membidangi

perencanaan di

tingkat

kabupaten

5.2.2. Sosialisasi

pemanfaatan peluang

usaha pariwisata kreatif

berbasis sejarah,

V V

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

budaya di

OPD yang

membidangi

perencanaan,

perdagangan

Page 29: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-16

No ISU STRATEGIS LANGKAH STRATEGIS INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN INSTANSI

PENANGGUNG

JAWAB

INSTANSI

PENDUKUNG 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

warisan budaya dan

kuliner kepada

kelompok usaha

pariwisata Muntok

tingkat

kabupaten

dan UMKM di

tingkat

Kabupaten

5.2.3. Pelatihan dan

pendampingan

peningkatan kapasitas

kelompok usaha

pariwisata khususnya

yang mendukung

pariwisata sejarah,

warisan budaya, dan

kuliner

V V

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

budaya di

tingkat

kabupaten

OPD yang

membidangi

perencanaan,

perdagangan

dan UMKM di

tingkat

kabupaten

5.3. Peningkatan

kapasitas bagi

masyarakat lokal untuk

mendukung pariwisata

sejarah, warisan

budaya, dan kuliner

5.3.1. Pelatihan

interpretasi wisata

sejarah, warisan

budaya dan kuliner bagi

masyarakat lokal

V V

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

budaya di

tingkat

kabupaten

OPD yang

membidangi

perencanaan di

tingkat

kabupaten dan

asosiasi terkait

warisan budaya

5.3.2. Pelatihan dan

pendampingan

pengelolaan homestay

dan kampung wisata

bagi masyarakat lokal

V V

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

buday di

tingkat

kabupaten

OPD yang

membidangi

perencanaan

dan UMKM di

tingkat

kabupaten dan

asosiasi terkait

warisan

budaya, dan

asosiasi terkait

usaha

pariwisata

Page 30: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-17

No ISU STRATEGIS LANGKAH STRATEGIS INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN INSTANSI

PENANGGUNG

JAWAB

INSTANSI

PENDUKUNG 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

5.3.3. Pelatihan

manajemen usaha

kuliner sesuai standar

higienis bagi usaha

lokal.

V V V

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

budaya di

tingkat

kabupaten

OPD yang

membidangi

perdagangan

dan UMKM di

tingkat

kabupaten dan

asosiasi terkait

warisan

budaya, dan

asosiasi terkait

usaha

pariwisata

5.4. Mengarahkan

lokasi usaha kuliner ke

kawasan yang sesuai

dengan fungsinya

5.4.1. Menetapkan

lokasi-lokasi pusat

kegiatan kuliner di kota

Muntok V

OPD yang

membidangi

perencanaan

di tingkat

kabupaten

OPD yang

membidangi

pariwisata,

kebudayaan

dan

perdaganngan

5.4.2. Sosialisasi dan

memberi arahan untuk

merelokasi usaha

kuliner yang ada pada

lokasi yang sudah

ditetapkan

V V

OPD yang

membidangi

perencanaan

di tingkat

kabupaten

OPD yang

membidangi

pariwisata,

kebudayaan,

perdagangan,

5.4.3. Penataan pusat-

pusat kegiatan kuliner

yang bersih, rapi dan

nyaman dengan desain

yang menarik untuk

dikunjungi

V V V

OPD yang

membidangi

perencanaan

di tingkat

kabupaten

OPD yang

membidangi

pariwisata,

perdagangan

dan pekerjaan

umum di

tingkat

kabupaten

5.5. Mengembangkan

usaha-usaha pariwisata

lain untuk mendukung

5.5.1. Pelatihan

peluang usaha

pariwisata kreatif yang

V V V

OPD yang

membidangi

pariwisata di

OPD yang

membidangi

perdagangan

Page 31: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-18

No ISU STRATEGIS LANGKAH STRATEGIS INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN INSTANSI

PENANGGUNG

JAWAB

INSTANSI

PENDUKUNG 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

tema pariwisata KSPP

Muntok dsk

potensial

dikembangkan untuk

mendukung pariwisata

berbasis sejarah,

warisan budaya dan

kuliner

tingkat

kabupaten

dan UMKM di

tingkat

kabupaten

5.5.2. Penyusunan

sistem insentif bagi

pengusaha pariwisata

lokal V V V

OPD yang

membidangi

pariwisata di

tingkat

kabupaten

OPD yang

membidangi

perdagangan

dan UMKM di

tingkat

kabupaten

5.5.3. Penyediaan took

cinderamata untuk

membantu pemasaran

produk usaha

pariwisata kreatif

V V V

OPD yang

membidangi

pariwisata di

tingkat

kabupaten

OPD yang

membidangi

perdagangan

dan UMKM di

tingkat

kabupaten

6 Optimalisasi

program

pemasaran

dan promosi

untuk

memperkenalk

an nilai-nilai

sejarah dan

budaya Kota

Muntok

6.1 Mengembangkan

basis data jumlah

kunjungan wisatawan

nusantara dan

wisatawan

mancanegara yang

terpadu antara seluruh

usaha pariwisata, desa,

dan kecamatan

berbasis teknologi

informasi

6.1.1. Membuat sistem

jaringan data

wisatawan yang

terintegrasi sebagai

basis data kunjungan

wisatawan

V V

OPD yang

membidangi

pariwisata di

tingkat

kabupaten dan

provinsi

OPD yang

membidangi

perencanaan,

dan badan

pusat statistik

di tingkat

kabupaten dan

provinsi

6.1.2. Pendataan

jumlah kunjungan

wisatawan nusantara

dan wisatawan

mancanegara

V V

OPD yang

membidangi

pariwisata di

tingkat

kabupaten dan

provinsi

OPD yang

membidangi

perencanaan,

dan badan

pusat statistik

di tingkat

kabupaten dan

provinsi

Page 32: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-19

No ISU STRATEGIS LANGKAH STRATEGIS INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN INSTANSI

PENANGGUNG

JAWAB

INSTANSI

PENDUKUNG 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

6.2 Mengembangkan

penelitian pasar

wisatawan yang

berkesinambungan

untuk meningkatkan

pengetahuan dan

pemahaman tentang

karakteristik,

kebutuhan, dan

preferensi pasar

wisatawan untuk

memberikan

pengalaman yang lebih

berkualitas

6.2.1. Melakukan

survey primer kepada

wisatawan, baik melalui

kuesioner, wawancara

maupun pengamatan

langsung di lapangan,

terkait profil dan

perilaku perjalanan

wisatawan

V V

OPD yang

membidangi

pariwisata di

tingkat

kabupaten dan

provinsi

Lembaga

pendidikan

pariwisata.

6.2.2. Membuka kotak

pengaduan wisatawan

untuk mengetahui

preferensi dan

kebutuhan wisatawan

V V

OPD yang

membidangi

pariwisata di

tingkat

kabupaten

Lembaga

kemanan di

tingkat lokal,

atau

kabupaten

6.3 Mengembangkan

pasar wisatawan

nusantara dari

kabupaten lain di Prov.

Kep. Bangka Belitung,

kabupaten/kota lain di

Provinsi Sumatera

Selatan, serta dari DKI

Jakarta, Jawa dan

sekitarnya.

6.3.1. Kerjasama

pengembangan

pariwisata dengan

daerah lain V V

OPD yang

membidangi

pariwisata di

tingkat

kabupaten dan

provinsi

OPD yang

membidangi

perencana di

tingkat

kabupaten dan

provinsi

6.3.2. Mempromosikan

DTW Kota Muntok

secara terpadu dengan

DTW sejenis di daerah

lain

V V V

OPD yang

membidangi

pariwisata di

tingkat

kabupaten dan

provinsi

OPD yang

membidangi

perencana di

tingkat

kabupaten dan

provinsi

6.4 Mengembangkan

pasar wisatawan

mancanegara asal

Australia, Belanda,

Jepang dan Inggris,

serta wisman keluarga

dan minat khusus

6.4.1. Melakukan

promosi pariwisata

sejarah, budaya dan

kuliner Kota Tua

Muntok ke negara

Australia, Belanda,

Jepang dan Inggris

V V V

OPD yang

membidangi

pariwisata di

tingkat

kabupaten dan

provinsi

Asosiasi bidang

pariwisata di

tingkat

kabupaten dan

provinsi

Page 33: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-20

No ISU STRATEGIS LANGKAH STRATEGIS INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN INSTANSI

PENANGGUNG

JAWAB

INSTANSI

PENDUKUNG 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

sejarah dan budaya

sebagai target utama

6.4.2. Mengikuti pamer

an/travel mart/promosi

pariwisata di negara

Australia, Belanda,

Jepang dan Inggris

untuk memperkenalkan

pariwisata sejarah,

budaya dan kuliner

Kota Tua Muntok

V V V V

OPD yang

membidangi

pariwisata di

tingkat

kabupaten dan

provinsi

Asosiasi bidang

pariwisata di

tingkat

kabupaten dan

provinsi

6.5 Mengembangkan

even berskala nasional

dan internasional

dengan tema sejarah,

warisan budaya, dan

kuliner secara regular

6.5.1. Menyelenggarak

an even pariwisata

sejarah, budaya dan

kuliner di

Pangkalpinang, Jakarta,

Palembang.

V V V

OPD yang

membidangi

pariwisata di

tingkat

kebupaten dan

provinsi

Asosiasi bidang

pariwisata dan

asosiasi bidang

pelestarian

budaya di

tingkat

kabupaten

6.5.2. Mempromosikan

dan mengundang

partisipan secara

nasional dan

internasional untuk

mengikuti even

pariwisata sejarah,

budaya dan kuliner di

Kota Tua Muntok

V V V

OPD yang

membidangi

pariwisata di

tingkat

kabupaten dan

provinsi

Asosiasi bidang

pariwisata dan

asosiasi bidang

pelestarian

buday di

tingkat

kabupaten

6.6 Memperkuat upaya

branding, advertising

dan selling untuk

mendukung

pembentukan citra

Kota Tua Muntok

sebagai destinasi

pariwisata sejarah,

6.6.1. Penguatan

karakter DTW sejarah,

warisan budaya, dan

kuliner sebagai

identitas pariwisata

Kota Tua Muntok

melalui design dan

program interpretasi

V V V

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

budaya di

tingkat

kabupaten

OPD yang

membidangi

perencanaan,

perhubungan

di tingkat

kabupaten

Page 34: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-21

No ISU STRATEGIS LANGKAH STRATEGIS INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN INSTANSI

PENANGGUNG

JAWAB

INSTANSI

PENDUKUNG 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

warisan budaya, dan

kuliner

6.6.2. Membuat dan

menyebarkan brosur,

buklet, baliho dan

pemberitaan di media

masa terkait pariwisata

sejarah, warisan

budaya, dan kuliner

sebagai identitas

pariwisata Kota Tua

Muntok

V V V

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

budaya di

tingkat

kabupaten

OPD yang

membidangi

perencanaan di

tingkat

kabupaten dan

OPD yang

membidangi

pariwisata di

tingkat provinsi

7 Integrasi dan

implementasi

kebijakan dan

rencana

7.1 Sosialisasi

berbagai kebijakan dan

rencana terkait KSPP

Muntok dsk kepada

seluruh pemangku

kepentingan

7.1.1. Mengadakan

seminar /

lokakarya terkait

kebijakan dan rencana

pengembangan

pariwisata KSPP

Muntok dsk kepada

pihak pemerintah,

swasta, dan

masyarakat

V V V

OPD yang

membidangi

pariwisata dan

budaya di

tingkat

kabupaten dan

provinsi

Asosiasi terkait

pariwisata dan

pelestarian

budaya

7.2 Koordinasi

antarpemangku

kepentingan dalam

sinkronisasi

penyusunan,

pelaksanaan, serta

pengawasan berbagai

kebijakan dan rencana

pengembangan

pariwisata di KSPP

Muntok dsk.

7.2.1. Melakukan

pertemuan rutin antar

pemangku kepentingan

untuk melakukan

koordinasi dan

sinkronisasi

penyusunan,

pelaksanaan, serta

pengawasan berbagai

kebijakan dan rencana

pengembangan pariwis

ata di KSPP Muntok

dsk.

V V V V V

OPD yang

membidangi

perencanaan

di tingkat

provinsi

OPD yang

terkait

pariwisata,

asosiasi terkait

pariwisata di

tingkat provinsi

dan kabupaten

Page 35: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-22

No ISU STRATEGIS LANGKAH STRATEGIS INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN INSTANSI

PENANGGUNG

JAWAB

INSTANSI

PENDUKUNG 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

7.3 Memprioritaskan

sinkronisasi dan

implementasi kebijakan

dan rencana yang

terkait dengan

pelestarian kebudayaan

dan sejarah, serta

kuliner dalam bentuk

wisata tematik.

7.3.1. Membentuk tim

pengawas pelaksanaan

kebijakan Kota Pusaka

Muntok. V

OPD yang

membidangi

perencanaan

di tingkat

kabupaten

OPD terkait

pelestarian

budaya dan

asosiasi terkait

pelestarian

budaya di

tingkat

kabupaten

7.3.2. Menyusun

insentif dan disinsentif

bagi pelaksana

kebijakan

V V V

OPD yang

membidangi

perencanaan

di tingkat

kabupaten

Seluruh OPD di

tingkat

kabupaten

8 Komitmen

yang konsisten

dan

peningkatan

peran serta

koordinasi

antar

pemangku

kepentingan

8.1 Meningkatkan

pemahaman dan

persepsi pemangku

kepentingan tentang

pariwisata sejarah,

warisan budaya, dan

wisata kuliner;

8.1.1. Mengadakan

seminar rutin mengenai

pengelolaan kota

pusaka dan wisata

budaya

V V V V V

OPD yang

membidangi

pariwisata

Lembaga

pendidikan dan

asosiasi di

tingkat

kabupaten,

provinsi dan

nasional

8.2 Meningkatkan

koordinasi dan

komunikasi di tingkat

daerah untuk

menyatukan persepsi

dalam tata kelola KSPP

Muntok dsk;

8.2.1. Membentuk dan

membina forum

pengembangan

pariwisata KSPP

muntok V V V

OPD yang

membidangi

perencanaan

di tingkat

provinsi

OPD yang

terkait

pariwisata,

asosiasi terkait

pariwisata dan

pelestarian

budaya di

tingkat provinsi

dan kabupaten

8.2.2. Merumuskan

berbagai bentuk kerja

sama antarpemangku

kepentingan V V V

OPD yang

membidangi

perencanaan

di tingkat

provinsi

OPD yang

terkait

pariwisata,

asosiasi terkait

pariwisata dan

pelestarian

budaya di

Page 36: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-23

No ISU STRATEGIS LANGKAH STRATEGIS INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN INSTANSI

PENANGGUNG

JAWAB

INSTANSI

PENDUKUNG 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

tingkat provinsi

dan kabupaten

8.3 Pembuatan

kesepakatan bersama

pengembangan Kota

Tua Muntok sebagai

salah satu destinasi

pariwisata sejarah,

warisan budaya, dan

kuliner

8.3.1. Penyusunan

kesepakatan bersama

antar pemangku

kepentingan dan

pembuat keputusan

dan penyepakatan

langkah-langkah

implementasinya

V V V

OPD yang

membidangi

pariwisata di

tingkat provinsi

OPD yang

terkait

pariwisata,

asosiasi terkait

pariwisata dan

pelestarian

budaya di

tingkat provinsi

dan kabupaten

Page 37: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-24

6.3 Rencana Fisik

Muatan Rencana Induk untuk aspek fisik meliputi rencana struktur ruang kawasan, rencana pusat

pelayanan pariwisata utama kawasan, rencana sistem jaringan pergerakan, serta rencana

pembangunan fasilitas pariwisata, fasilitas umum, dan prasarana umum pendukung pariwisata.

6.3.1 Rencana Struktur Ruang Kawasan

Rencana struktur ruang kawasan KSPP Muntok dan sekitarnya mencakup penetapan kawasan

dan subkawasan (klaster kegiatan wisata) dengan temanya masing-masing sesuai dengan hasil

analisis kepariwisataan kawasan, khususnya jenis daya tarik wisata, atribut penting,

keterkaitannya dengan periode sejarah, dan sebaran daya tarik wisata di KSPP Muntok dan

sekitarnya. Sesuai dengan tema produk pariwisata kawasan yang telah diamanatkan dalam Perda

Nomor 7 Tahun 2016 tentang Ripparprov Kepulauan Bangka Belitung, maka tema produk

pariwisata KSPP Muntok dan sekitarnya adalah wisata sejarah, warisan budaya dan kuliner.

Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi kepariwisataan dan arahan kebijakan di KSPP Muntok

dan sekitarnya, serta sesuai dengan kesepakatan pemangku kepentingan dalam pembahasan

laporan sebelumnya, RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya ini akan fokus pada Kawasan Kota Tua

Muntok, di Kecamatan Muntok. Dengan demikian kawasan wisata di KSPP Muntok dan sekitarnya

ditetapkan sebagai berikut:

(1) Kawasan Kota Tua Muntok,

(2) Kawasan Tanjung Kalian-Batu Rakit,

(3) Kawasan Bukit Menumbing,

(4) Kawasan Tanjung Ular, dan

(5) Kawasan Smelter Timah.

Namun selain ke-5 kawasan pariwisata di Kecamatan Muntok tersebut di atas, terdapat 3

kawasan lain di luar Kecamatan Muntok yang memiliki keterkaitan erat dengan pengembangan

pariwisata warisan budaya maupun kuliner di Kota Tua Muntok, dan tercantum dalam Ripparprov

Kepulauan Bangka Belitung sebagai bagian dari KSPP Muntok dan sekitarnya, yaitu :

(1) Kawasan Jebus,

(2) Kawasan Kelapa, dan

(3) Kawasan Tempilang.

Pemilihan daya tarik wisata budaya (tangible dan intangible) dengan tingkat signifikansi masing-

masing yang mendukung pengembangan tema di masing-masing kawasan didasarkan pada data

Page 38: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-25

daya tarik wisata yang tercantum di RAKP Muntok. Demikian juga dengan pembagian klaster di

Kota Tua Muntok akan mengikuti pembagian klaster berdasarkan RAKP Muntok, yaitu Klaster

Eropa, Klaster Melayu, dan Klaster Cina.

Tabel 6.8 Tema Kawasan Pariwisata di KSPP Muntok dan Sekitarnya

NO KAWASAN TEMA

1 Kawasan Kota Tua Muntok • Wisata sejarah (Kesultanan Palembang, Perang Dunia

II, Pascakemerdekaan, Pertambangan timah), tema

klaster (Eropa, Melayu, Cina)

• Wisata warisan budaya,

• Wisata kuliner khas Muntok

2 Kawasan Bukit Menumbing • Wisata sejarah Pascakemerdekaan

• Ekowisata – Bukit Menumbing

3 Kawasan Tanjung Kalian-Batu

Rakit

• Wisata sejarah Kesultanan Palembang, PD II/Jepang

(menarasuar dan monumen tenggelamnya kapal

sekutu)

• Wisata alam pantai

4 Kawasan Tanjung Ular • Wisata sejarah (menara suar dan lokasi tenggelamnya

kapal sekutu)

• Wisata alam pantai

5 Kawasan Smelter Timah • Edurekreasi timah

6 Kawasan Tempilang • Wisata Budaya - tradisi perang ketupat

• Wisata kuliner olahan laut

7 Kawasan Kelapa • Rest Area

8 Kawasan Jebus • Wisata alam Pantai Bembang

Selain kawasan dan klaster wisata bertema, dalam struktur ruang kawasan ini juga akan

ditetapkan area pusat pelayanan pariwisata utama yang berada di Klaster Eropa-Kawasan Kota

Tua Muntok, yaitu di area sekitar Museum Timah Indonesia-Masjid Baitul Hikmah-Gedung

Concordia-Taman Yuliana-Taman WIlhemina dan sekitarnya. Pertimbangan dalam pemilihan

lokasi pusat pelayanan pariwisata utama ini adalah:

1. Arahan kebijakan dan atau rencana terkait yang telah ditetapkan untuk kawasan ini.

2. Aksesibilitas terkait pintu masuk wisatawan ke kawasan Kota Tua Muntok yang dilalui oleh

pergerakan eksternal dari Tanjung Kalian menuju Pangkal Pinang dan kota-kota lain di Pulau

Bangka.

3. Keberadaan fasilitas dan kemungkinan pengembangan kawasan ke depannya.

4. Kemudahan pencapaian dari berbagai kawasan pariwisata.

Rencana struktur ruang kawasan untuk KSPP Muntok dan sekitarnya dapat dilihat pada Gambar

6.1 berikut.

Page 39: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-26

Gambar 6.1 Peta Rencana Struktur Ruang Kawasan KSPP Muntok dan Sekitarnya

Page 40: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-27

Agar struktur ruang tersebut dapat berfungsi optimal, maka kawasan-kawasan pariwisata tersebut

harus terhubungkan oleh sistem transportasi yang baik dan memadai, serta mudah dijangkau dan

dicapai wisatawan. Oleh karena itu kawasan pariwisata ini harus saling terintegrasi dan memiliki

akses yang baik dan terhubungkan koridor jalan nasional dan jalan kabupaten, sehingga

menciptakan integrasi dan kemudahan akses dari berbagai kawasan pariwisata yang

dikembangkan.

Peningkatkan aksesibilitas kawasan-kawasan pariwisata tersebut dapat dilakukan melalui

penyediaan prasarana dan sarana angkutan jalan raya, yakni simpul, trayek dan moda angkutan

umum / angkutan pariwisata yang memadai dan terpadu, dilengkapi prasarana dan sarana

transportasi penunjangnya, diantaranya terminal, halte, marka jalan, dan rambu-rambu lalu lintas

menuju kawasan pariwisata dan daya tarik wisata.

Saat ini akses menuju KSPP Muntok dan sekitarnya telah terlayani oleh sistem jaringan jalan

nasional yang melintasi Kabupaten Bangka Barat hingga Tanjung Kalian, yang berfungsi untuk

melayani pergerakan eksternal menuju Kota Tua Muntok, serta jaringan jalan kabupaten yang

melayani pergerakan di internal Kota Tua Muntok dan sekitarnya menuju kawasan pariwisata dan

atau daya tarik wisata, dengan kondisi jalan cukup baik dengan permukaan aspal. Akses eksternal

menuju Kota Tua Muntok melalui jalur darat, sebagian besar terlayani oleh sistem jaringan jalan

nasional yang kondisinya baik dengan permukaan aspal, dari Kota Pangkalpinang (Bandar Udara

Depati Amir) menuju Kota Tua Muntok kurang lebih 3 jam dengan menggunakan kendaraan

bermotor.

Selain transportasi darat, akses eksternal lain menuju Kota Tua Muntok dapat dilakukan melalui

transportasi laut dengan memanfaatkan Dermaga Penyeberangan Tanjung Kalian di Kecamatan

Muntok. Dermaga Penyeberangan Tanjung Kalian saat ini sudah terlayani oleh kapal ferry ro-ro

dengan rute penyeberangan Tanjung Kalian - Tanjung Api-api (Sumatera Selatan) dan kapal cepat

(speedboat) dengan rute penyeberangan Tanjung Kalian – Palembang pp (Sumatera Selatan).

Adapun akses internal di dalam Kota Muntok saat ini sudah terlayani oleh sistem jaringan jalan

kabupaten yang sebagian besar kondisinya sudah beraspal dan cukup baik, serta menjangkau

hampir ke seluruh daya tarik wisata yang ada di KSPP Muntok dan sekitarnya. Namun demikian

sistem transportasi internal Kota Tua Muntok ini perlu ditata agar saling terintegrasi antara

pergerakan regional dengan pergerakan di internal KSPP Muntok dan sekitarnya, agar dapat

melayani kebutuhan pergerakan penduduk dan wisatawan menuju daya tarik wisata dalam suatu

sistem jaringan transportasi dari berbagai prasarana dan sarana transportasi, yaitu:

• Prasarana pejalan kaki yang menerus, aman, dan nyaman bagi penduduk dan wisatawan

sehingga meningkatkan kemauan untuk berjalan kaki di kawasan Kota Tua Muntok;

Page 41: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-28

• Prasarana dan sarana bersepeda di dalam kawasan Kota Tua Muntok yang aman dan nyaman,

baik untuk kepentingan sehari-hari maupun untuk kepentingan wisata;

• Prasarana dan sarana angkutan umum yang terintegrasi dengan fasilitas bersepeda, pejalan

kaki dan moda lainnya di kawasan Kota Tua Muntok;

• Prasarana dan sarana angkutan khusus wisata menuju kawasan-kawasan pariwisata di KSPP

Muntok dan sekitarnya.

Agar tercipta konektivitas antara pergerakan regional dengan pergerakan internal perkotaan

Muntok, maka perlu dikembangkan halte-halte di sepanjang jalur trayek dan/atau di pertemuan

trayek untuk mengakomodir kebutuhan pergerakan penduduk / wisatawan dan menarik

pergerakan regional untuk masuk ke perkotaan Muntok.

Simpul pergerakan lalu lintas di Kecamatan Muntok adalah Terminal Muntok yang berada di

Kelurahan Tanjung. Kondisi terminal saat ini tidak berfungsi optimal, karena trayek-trayek regional

antarkabupaten tidak lagi menggunakan terminal tersebut, disebabkan lokasi terminal Muntok

yang tidak terletak di lintasan regional. Rencananya terminal regional akan dikembangkan di Kota

Baru Muntok yang berada di lintasan regional (jalan nasional) dengan jenis terminal tipe B.

6.3.2 Rencana Pusat Pelayanan Pariwisata

Kebutuhan pusat pelayanan pariwisata kawasan KSPP Muntok dan sekitarnya ditetapkan

berdasarkan pertimbangan lokasi yang strategis dan aksesibel, fungsi penting kawasan, serta

kondisi kawasan Kota Tua Muntok dan kebutuhan kegiatan pariwisata di kawasan, sesuai dengan

arahan dan rencana yang terkait dengan pengembangan KSPP Muntok dan sekitarnya.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pusat pelayanan pariwisata utama kawasan

ditetapkan di area Klaster Eropa, tepatnya di area Museum Timah Indonesia-Gedung Concordia-

Masjid-Taman Juliana-Taman Wilhelmina dan sekitarnya (lihat gambar 6.4).

Pusat pelayanan pariwisata kawasan ini memiliki fungsi sebagai pusat pelayanan utama bagi

pengunjung yang datang ke Kota Tua Muntok secara khusus, maupun ke KSPP Muntok atau

bahkan ke Kabupaten Bangka Barat.

Adapun rencana pengembangan fasilitas pariwisata dan pendukung di pusat pelayanan pariwisata

utama ini terdiri dari :

1. Pusat Informasi Wisata (Tourist Information Centre/TIC) skala kabupaten, khususnya

memberikan informasi tentang daya tarik wisata yang terdapat tidak hanya di Kota Tua

Muntok, tetapi juga di Kabupaten Bangka Barat, dan juga informasi tentang daya tarik wisata

di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara umum. Selain itu juga perlu disediakan

informasi terkait penyediaan akomodasi, transportasi wisata dan fasilitas pariwisata maupun

fasilitas umum lainnya, seperti rumah makan/restoran/café, lokasi ATM, dan lain-lain.

Page 42: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-29

Informasi dapat disediakan dalam bentuk peta/brosur/leaflet maupun buku-buku referensi

tentang Kota Tua Muntok dan hal-hal yang terkait, seperti sejarah pertambangan timah,

sejarah Perang Dunia II, sejarah Pascakemerdekaan dan lain-lain. Petugas di TIC diharapkan

juga dapat merangkap sebagai guide yang menjelaskan

2. Sanggar seni dan budaya, yang menyajikan pertunjukan kesenian maupun sekedar latihan

sehari-hari penduduk setempat secara rutin yang dapat ditonton oleh pengunjung, dan bahkan

ikut berlatih tarian atau kesenian lainnya.

3. Bengkel workshop bagi komunitas budaya/seni kerajinan, untuk bekerja maupun

memamerkan hasil karyanya. Pengunjung yang datang selain dapat melihat proses

pembuatan, juga dapat ikut serta berlatih atau membuat karya seni kerajinan, dan juga

membeli produk yang ditampilkan.

4. Masjid, untuk melaksanakan ibadah bagi umat Islam. Saat ini sudah terdapat masjid yang

berlokasi di halaman Museum Timah Indonesia yang kondisinya sangat baik dan lokasinya

yang strategis, dapat digunakan oleh pengunjung.

5. Toilet, yang dapat diakses dengan mudah untuk memenuhi kebutuhan wisatawan maupun

pengunjung. Saat ini sudah ada toilet di lokasi Museum Timah Indonesia.

6. ATM/money changer, yang dapat berlokasi di dalam TIC atau tempat strategis lainnya, untuk

memenuhi kebutuhan wisatawan,

7. Sarana transportasi internal kawasan (parkIr bagi kendaraan pengunjung, tempat penyewaan

sepeda untuk pengunjung yang ingin mengeksplore Kawasan Kota Tua Muntok dengan

menggunakan sepeda),

8. Restoran/warung makan/café, yang menawarkan menu-menu khas Muntok bagi wisatawan

baik makanan berat maupun ringan.

9. Perwakilan travel biro, untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang emmerlukan pemesanan

tiket, akomodasi dan lain-lain. Dapat berlokasi bersama dengan TIC.

10. Toko cinderamata, yang menjual beragam cenderamata khas Muntok/Bangka Barat, baik

makanan maupun kerajinan tangan, kain tenun, kaos/T-shirt, gantungan kunci maupun

benda-benda kenangan khas Muntok.

11. Fasilitas keamanan, dapat berupa pos keamanan bekerja sama dengan kepolisian setempat.

Page 43: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-30

Gambar 6.2 Peta Rencana Pusat Pelayanan Pariwisata Utama

Page 44: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-31

Gambar 6.3 Lokasi Pusat Pelayanan Pariwisata Utama di Kota Muntok

Page 45: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-32

6.3.3 Rencana Sistem Jaringan Pergerakan

Konsep pergerakan dan konektivitas di KSPP Muntok dan sekitarnya diarahkan pada:

1. Terhubungnya aktivitas penduduk termasuk wisatawan dalam suatu sistem jaringan

transportasi dari beragam prasarana dan sarana yaitu:

- Prasarana pejalan kaki

- Prasarana dan sarana bersepeda

- Prasarana dan sarana angkutan umum

- Prasarana dan sarana angkutan khusus wisata

2. Terlayaninya kebutuhan pergerakan penduduk dan wisatawan melalui penyediaan jaringan

trayek dan simpul pergerakan yang terintegrasi antara pergerakan regional dengan

pergerakan di internal KSPP Muntok dan di Kota Tua Muntok.

3. Terwujudnya integrasi antara prasarana dan sarana angkutan umum dengan fasilitas

bersepeda, pejalan kaki dan moda lainnya di kawasan Kota Tua Muntok.

4. Terciptanya prasarana pejalan kaki yang menerus, aman, dan nyaman bagi penduduk dan

wisatawan sehingga meningkatkan kemauan untuk berjalan kaki di kawasan Kota Tua

Muntok.

5. Terciptanya jaringan prasarana dan sarana bersepeda di dalam kawasan Kota Tua Muntok

yang aman dan nyaman, baik untuk kepentingan sehari-hari maupun untuk kepentingan

wisata.

Berdasarkan konsep tersebut, maka rencana sistem jaringan pergerakan di KSPP Muntok dan

sekitarnya dalam subbab rencana induk ini mencakup usulan rute yang menghubungkan antar

satu kawasan dengan kawasan lainnya, antarpusat pelayanan pariwisata utama dengan klaster

dan kawasan wisata yang ada di KSPP Muntok dan sekitarnya serta antarklaster dan daya tarik

wisata utama di Kota Tua Muntok.

Untuk lebih jelasnya rencana sistem jaringan pergerakan di KSPP Muntok dan sekitarnya serta

jaringan pergerakan di Kota Tua Muntok tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.6 dan 6.7 berikut.

Page 46: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-33

Gambar 6.4 Rencana Sistem Jaringan Pergerakan KSPP Muntok dan Sekitarnya

Page 47: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-34

Gambar 6.5 Rencana Sistem Jaringan Pergerakan Kota Tua Muntok

Page 48: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-35

A. Rencana Pergerakan Internal di Kawasan Kota Tua Muntok

Rencana pergerakan internal di tiga klaster prioritas (Klaster Eropa, Melayu, dan Cina) di Kawasan

Kota Tua Muntok diarahkan melalui pengembangan jalur sepeda dan pejalan kaki (pedestrian).

Hal ini sejalan dengan rencana pengembangan transportasi dalam dokumen Rencana Aksi Kota

Pusaka dimana pada tiga klaster tersebut akan dikembangkan pola pergerakan tanpa

menggunakan kendaraan bermotor yakni pengembangan jalur sepeda dan pejalan kaki.

Telaah terhadap jaringan prasarana transportasi di masing-masing klaster dipaparkan sebagai

berikut.

1. Klaster Eropa

• Klaster Eropa dilalui oleh jaringan jalan nasional sehingga dapat dijadikan sebagai pintu

masuk pergerakan regional menuju kawasan perkotaan Muntok.

• Kondisi jaringan jalan di Klaster Eropa dengan perkerasan jalan lebar dan masih terdapat

area pengembangan untuk pelebaran jalan atau pengembangan jaringan pesepeda dan

pejalan kaki untuk setiap sisi jalannya.

• Meskipun Terminal Muntok sudah tidak berfungsi optimal untuk melayani pergerakan

regional, namun terminal ini memiliki potensi yang cukup besar yakni memiliki luas lahan

yang besar dan berdekatan aktivitas pelabuhan nelayan dan pasar Muntok yang memiliki

bangkitan dan tarikan pergerakan yang tinggi.

2. Klaster Melayu

• Lebar badan jalan yang sempit (5-6 meter) dan sebagian besar digunakan untuk lalu lintas

dua arah.

• Sebagian besar jalan masih belum memiliki pedestrian.

• Bahu jalan masih dapat dikembangkan menjadi jalur pedestrian.

3. Klaster Cina

• Terdapat jalur pedestrian yang menerus.

• Lebar badan jalan yang sempit (5-6 meter) sehingga diterapkan manajemen lalu lintas

satu arah.

• Tidak terdapat lagi area untuk pengembangan lebar jalan.

• Garis sempadan bangunan di bawah standar yang disyaratkan.

• Potensi hambatan samping yang tinggi karena parkir di badan jalan khususnya untuk

aktivitas perdagangan dan jasa walaupun telah disediakan ruang parkir di salah satu sisi

badan jalan.

- Jalur Sepeda

Pada dasarnya terdapat beberapa tipe jalur sepeda yang dapat dikembangkan yaitu:

1. Jalur sepeda terpisah khusus dari badan jalan kendaraan umum lainnya.

Page 49: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-36

2. Jalur sepeda pada badan jalan dan terpisah secara fisik dari arus kendaraan umum.

3. Jalur sepeda pada badan jalan dan terpisah menggunakan marka dari arus kendaraan umum.

4. Jalur sepeda bersatu dengan arus kendaraan umum.

Berdasarkan potensi dan kendala pengembangan jalur sepeda yang telah dipaparkan sebelumnya

maka arahan pengembangan jalur sepeda di Kota Tua Muntok adalah sebagai berikut:

1. Klaster Eropa sangat berpotensi untuk pengembangan jalur sepeda tipe B yaitu jalur sepeda

pada badan jalan dan terpisah secara fisik dari arus kendaraan umum.

2. Klaster Melayu dan Klaster Cina melalui pembangunan bahu jalan yang belum dimanfaatkan

hanya dapat dikembangkan jalur sepeda tipe D dimana jalur sepeda bersatu dengan arus

kendaraan umum pada badan jalan.

Pengembangan jalur pesepeda di Kota Tua Muntok perlu ditunjang dengan prasarana berupa

stasiun sepeda dan docking sepeda. Stasiun sepeda berfungsi sebagai area registrasi pengguna,

check-in dan check-out sepeda, penyewaan perlengkapan, dan pusat informasi. Sedangkan parkir

sepeda (Docking Sepeda) hanya berupa sarana ruang parkir sepeda yang disediakan pada atau

berdekatan dengan daya tarik wisata.

Berikut ilustrasi pengembangan jalur dan fasilitas sepeda di Kota Tua Muntok.

Page 50: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-37

Gambar 6.6 Rencana Pengembangan Jalur dan Fasilitas Sepeda di Kota Tua Muntok

- Jaringan Pejalan Kaki

Pengembangan jalur pejalan kaki/pedestrian diharapkan dapat menerus atau terhubung

antarklaster dan dapat menghubungkan antardaya tarik wisata. Pengembangan jalur pedestrian

dapat memanfaatkan bahu jalan dan saluran drainase (drainase tertutup) di sisi badan jalan.

Page 51: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-38

Gambar 6.7 Rencana Pengembangan Jalur Pejalan Kaki di Kota Tua Muntok

B. Rencana Pengembangan Trayek Angkutan Umum

Pengembangan trayek angkutan umum antarkawasan dengan jarak yang pendek dapat

menyebabkan rendahnya tingkat penggunaan kendaraan umum karena penduduk cenderung

akan tetap menggunakan kendaraan pribadi. Oleh sebab itu pengembangan trayek angkutan

umum akan lebih optimal jika dikembangkan untuk jarak pelayanan lebih dari 10 km dan trayek

yang menghubungkan dengan simpul pergerakan regional lainnya.

Page 52: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-39

Berdasarkan data matriks asal tujuan di Kabupaten Bangka Barat yang tercantum dalam Rencana

Induk Transportasi Kabupaten Bangka Barat, maka usulan trayek angkutan umum di Kecamatan

Muntok terdiri dari:

• Terminal Muntok – Tanjung Kalian (via jalan nasional)

• Terminal Muntok – Tanjung Kalian (via Batu Rakit)

• Terminal Muntok – Sungai Baru (Komplek Pemerintahan)

• Terminal Muntok – Air Putih (Tanjung Ular)

• Terminal Muntok – Belo Laut

• Terminal Muntok – Air Belo – Air Limau

Sedangkan trayek regional lintas kecamatan dan kabupaten antara lain adalah dengan

mengoptimalkan trayek angkutan yang sudah beroperasi yakni :

• Muntok – Pangkalpinang PP

• Muntok - Pangkalpinang – Toboali

• Muntok – Bandara Depati Amir PP

• Muntok – Koba

• Muntok – Belinyu

• Muntok – Sungailiat

Penambahkan usulan trayek baru adalah :

• Muntok – Tempilang

• Muntok – Parittiga – Jebus;

• Muntok – Kundi

Berdasarkan usulan trayek angkutan umum dalam Rencana Induk Transportasi Kabupaten

Bangka Barat, seluruh kawasan pariwisata di KSPP Muntok dan sekitarnya dapat dilalui oleh

trayek angkutan umum. Sebagai tambahan, maka rute Terminal Muntok–Tanjung Kalian

diusulkan untuk juga melalui Batu Rakit, sebagai salah satu daya tarik wisata unggulan KSPP

Muntok dan sekitarnya.

Ilustrasi layanan trayek angkutan umum di Kecamatan Muntok dapat dilihat dalam Gambar 6.10

berikut.

Page 53: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-40

Gambar 6.8 Peta Jaringan Pelayanan Angkutan Umum di Kecamatan Muntok

Page 54: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-41

Gambar 6.9 Peta Jaringan Pelayanan Angkutan Umum di Kota Tua Muntok

Dengan trayek di atas diharapkan pengembangan pelayanan angkutan lebih optimal dari sisi

keterisian mengingat lebih banyak kantong-kantong pergerakan yang dilayani oleh usulan trayek

di atas daripada trayek hanya sekedar melayani tiga klaster dengan jarak yang pendek dan dengan

kepemilikan kendaraan pribadi yang tinggi.

Untuk kepentingan pengembangan pariwisata di KSPP Muntok dan sekitarnya, dengan adanya

trayek angkutan regional yang sudah ada dan usulan pengembangan trayek di atas tentunya akan

meningkatkan aksesibilitas wilayah di Kecamatan Muntok, khususnya di tiga klaster yang menjadi

prioritas.

C. Simpul Angkutan Umum

Simpul utama pergerakan penduduk dan kendaraan umum di Kecamatan Muntok pada dasarnya

adalah Terminal Muntok yang saat ini sudah tidak lagi berfungsi optimal. Seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya, maka fungsi terminal Muntok perlu ditinjau ulang dan perlu direncanakan

pemanfaatan lahan terminal yang optimal. Salah satu langkah yang perlu diambil oleh pemerintah

Page 55: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-42

Kabupaten Bangka Barat adalah melalui regulasi dimana trayek angkutan harus kembali

menggunakan Terminal Muntok saat awal dan akhir trayek, menambah simpul pergerakan baru

di kawasan perkotaan Muntok sebagai subterminal untuk mengakomodir kondisi pergerakan

penduduk saat ini di lokasi prioritas, yaitu di lokasi Segitiga Kelenteng – Masjid Jami’ dan Muntok

Gateway.

Gambar 6.10 Peta Rencana Simpul Angkutan Umum di Kota Tua Muntok

6.3.4 Rencana Pembangunan Fasilitas Pariwisata, Fasilitas Umum, dan

Prasarana Umum Pendukung Pariwisata

Rencana pembangunan fasilitas pariwisata, fasilitas umum, dan prasarana umum pendukung

pariwisata di masing-masing kawasan pariwisata di KSPP Muntok dan sekitarnya adalah sebagai

berikut.

Page 56: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-43

Tabel 6.9 Rencana Pembangunan Fasilitas Pariwisata, Fasilitas Umum, dan Prasarana Umum Pendukung

di KSPP Muntok dan Sekitarnya

KAWASAN PRODUK WISATA KEBUTUHAN FASILITAS DAN PRASARANA PENDUKUNG

1. Kawasan

Kota Tua

Muntok

• Wisata sejarah

(berbagai periode

sejarah, dan sejarah

penambangan

timah)

• Wisata budaya

kehidupan

masyarakat Kota

Tua Muntok

• Wisata Kuliner Kota

1000 kue

• Night culinary

• TIC skala kabupaten

• Tempat pentas/latihan seni budaya

• Shelter dan angkutan wisata menuju kawasan wisata

di KSPP Muntok dsk

• Parkir kendaraan pengunjung, Penyewaan

sepeda/motor listrik/pedestrian

• Workshop komunitas kerajinan, masjid, tempat

ibadah, toilet, ATM/money changer, travel biro,

• Akomodasi, restoran/warung makan/café,

• Souvenir shop

• Sistem persampahan, Pos keamanan

2. Kawasan

Bukit

Menumbing

• Wisata sejarah

Pascakemerdekaan

• Ekowisata - hiking

• Angkutan wisata khusus menuju pasanggrahan

• Lahan parkir di pintu masuk kawasan

• Mushola, toilet

• Interpretasi sejarah Pasanggrahan Menumbing

• Sistem persampahan

3. Kawasan

Tanjung

Kalian- Batu

Rakit

• Wisata sejarah

Kesultanan

Palembang, PD

II/Jepang (menara

suar dan monumen

tenggelamnya kapal

Australia)

• Wisata alam pantai

• Parkir kendaraan pengunjung

• Mushola, toilet, ATM/money changer,

• Shelter dan angkutan wisata menuju kota Muntok

• Sistem persampahan

4. Kawasan

Tanjung Ular • Wisata sejarah

(menarasuar dan

lokasi tenggelamnya

kapal Australia)

• Wisata alam pantai

• Angkutan wisata khusus menuju pasanggrahan

• Lahan parkir di pintu masuk kawasan

• Mushola, toilet

• Interpretasi sejarah kawasan Tj Ular, menara suar dll

• Sistem persampahan

5. Kawasan

Smelter

Timah

• Edurekreasi timah • Interpretasi sejarah penambangan dan pengolahan

timah

• Toilet, mushala

6. Kawasan

Tempilang • Wisata Budaya →

tradisi Perang

ketupat

• Wisata kuliner

olahan laut

• Interpretasi wisata budaya tradisi perang ketupat

• Program interpretasi

• Mushola, toilet, warung makan

• Tempat parkir

7. Kawasan

Kelapa • Rest area • Lahan parkir

• Mushola, toilet

• Restoran/rumah makan/café

• TIC, souvenir shop

• SPBU

• Sistem persampahan

8. Kawasan

Jebus • Wisata alam pantai • Mushola, toilet, warung makan

• Tempat parkir

Beberapa fasilitas pendukung yang diperlukan, misalnya masjid, tempat parkir, toilet dapat

memanfaatkan yang telah ada di kawasan pariwisata masing-masing.

Page 57: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-44

6.4 Rencana Non Fisik

6.4.1 Rencana Pengembangan Produk Pariwisata

Rencana pengembangan produk pariwisata di kawasan pariwisata di KSPP Muntok dan sekitarnya

dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut:

1. Potensi dan permasalahan daya tarik wisata warisan budaya, sejarah, dan kuliner sebagai

daya tarik wisata unggulan, serta daya tarik wisata alam lainnya yang dapat mendukung

pengembangan pariwisata di KSPP Muntok dan sekitarnya;

2. Sebaran daya tarik wisata di KSPP Muntok, dan keterkaitan dengan daya tarik wisata lain di

luar kawasan;

3. Atribut penting dari daya tarik wisata yang mnejadi keunggulan;

4. Kondisi aksesibilitas, fasilitas, dan prasarana pendukung pariwisata.

Rencana pengembangan produk pariwisata di kawasan pariwisata di KSPP Muntok dan sekitarnya

secara garis besar dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:

1. Pengembangan daya tarik wisata baru, yang sesuai atau pun mendukung tema kawasan

sebagai kawasan wisata sejarah, warisan budaya, dan kuliner, melalui penggalian dan

identifikasi potensi daya tarik wisata lain yang ada di KSPP Muntok dan sekitarnya.

2. Pengembangan keterpaduan daya tarik wisata, yang berarti menghubungkan satu daya tarik

wisata dengan lainnya agar memiliki kesatuan tema dan juga saling terhubung antara satu

tema dengan tema lainnya. Daya tarik wisata dapat berada di kawasan pariwisata yang

berbeda, di dalam atau bahkan di luar KSPP Muntok dan sekitarnya, misalnya di

kabupaten/kota lain di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pangkalpinang, Toboali,

Sungailiat dan lain-lain), di Palembang (Sumatera Selatan), atau bahkan di Siantan (Malaysia),

tergantung dari tema yang akan dikembangkan.

3. Peningkatan kualitas daya tarik wisata, untuk meningkatkan value (nilai) dan daya saing daya

tarik wisata bagi wisatawan dan pihak-pihak terkait pariwisata lainnya, melalui penyusunan

program interpretasi untuk memberikan nilai-nilai edukasi, pembangunan fasilitas pendukung

pariwisata, serta peningkatan pelayanan dari SDM pariwisata yang terlibat.

Rencana pengembangan produk pariwisata di KSPP Muntok dan sekitarnya diharapkan dapat

menciptakan produk pariwisata unggulan yang memiliki tema-tema tertentu, dengan bentuk

kegiatan yang edukatif, kreatif, rekreatif, berbasis masyarakat, dan ramah lingkungan.

Edukatif berarti memiliki nilai ilmu pengetahuan yang dapat meningkatkan kesadaran dan

apresiasi terhadap nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya, serta menambah wawasan bagi

wisatawan; Kreatif berarti memberikan peluang kepada wisatawan untuk mengembangkan

Page 58: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-45

potensi kreatifnya melalui partisipasi aktif dalam program dan pengalaman pembelajaran yang

sesuai dengan karakteristik destinasi yang dikunjunginya; Rekreatif adalah suatu kegiatan yang

bersifat rekreasi, yang dilakukan untuk penyegaran jasmani dan rohani untuk kepuasan atau

kesenangan wisatawan; berbasis masyarakat berarti diinisiasi dan digerakkan oleh masyarakat

setempat dan manfaatnya dapat dinikmati oleh masyarakat itu sendiri; serta ramah lingkungan

berarti tidak mengorbankan lingkungan atau tetap menjaga keutuhan dan kelestarian lingkungan

di lokasi pariwisata yang dikembangkan.

Secara lengkapnya, rencana pengembangan produk pariwisata di lokasi kawasan pariwisata

prioritas KSPP Muntok dan sekitarnya dijelaskan sebagai berikut:

1. Kawasan Kota Tua Muntok, yang meliputi:

a. Wisata sejarah, yang mencakup sejarah Kesultanan Palembang, Masa Penjajahan,

Pascakemerdekaan, dan Penambangan Timah, dengan komponen produk berupa daya

tarik wisata yang terkait dengan sejarah Kota Tua Muntok serta kawasan-kawasan lainnya

di KSPP Muntok dan sekitarnya. Pengembangan produk pariwisata dilakukan melalui

penggalian sejarah komunitas di masing-masing klaster, pengembangan keterpaduan

daya tarik wisata/antarkawasan, dan peningkatan kualitas daya tarik wisata melalui

penyediaan fasilitas.

b. Wisata budaya kehidupan masyarakat Kota Tua Muntok, mencakup aktivitas nelayan di

Pelabuhan Muntok dan Pasar Ikan, pasar tradisional Muntok, serta event seni dan budaya

(termasuk olahraga tradisional). Pengembangan produk dilakukan dengan

pengembangan daya tarik wisata baru melalui penjelasan tentang kehidupan dan aktifitas

nelayan serta berbagai hasil tangkapannya, penjelasan tentang berbagai produk jualan di

pasar tradisional, peluang interaksi antara wisatawan dan pedagang di pasar tradisional,

serta mencicipi beberapa jenis produk jualan di pasar.

c. Wisata Kuliner Kota 1000 Kue, dengan komponen produk penganan khas Muntok.

Pengembangan produk dilakukan melalui pengembangan daya tarik wisata baru dengan

mengunjungi pusat produksi, melihat proses pembuatan makanan khas Muntok, serta

berkesempatan untuk terlibat dalam proses produksi makanan khas Muntok tersebut.

d. Night Culinary, dengan produk wisata penganan khas Muntok dan Chinese seafood.

Pengembangan produk dilakukan melalui pengembangan daya tarik wisata baru dengan

memberikan suasana kuliner malam di Kawasan Pecinan dan kawasan segitiga

Kelenteng-Masjid Jami’, penjelasan tentang kuliner khas Muntok dan Chinese seafood,

dan mempelajari etiket dan mengalami langsung tata cara makan warga Muntok dan

warga keturunan Tionghoa.

Page 59: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-46

2. Kawasan Bukit Menumbing, yang meliputi:

a. Wisata Sejarah Pascakemerdekaan, dengan komponen produk Pesanggrahan

Menumbing. Pengembangan produk dilakukan melalui pengembangan keterpaduan daya

tarik wisata/antar kawasan dan peningkatan kualitas daya tarik wisata melalui program

interpretasi.

b. Ekowisata, yang utamanya dapat dilakukan melalui hiking, dan Edurekreasi tentang flora-

fauna-herbal dengan produk wisata Taman Hutan Raya Gunung Menumbing.

Pengembangan produk wisata dilakukan melalui pengembangan daya tarik wisata baru,

dan peningkatan kualitas daya tarik wisata melalui program interpretasi flora-fauna-herbal

yang ada di kawasan ini.

3. Kawasan Tanjung Kalian – Baturakit, yang meliputi:

a. Wisata Sejarah PD II/Penjajahan, dengan komponen produk menara suar dan monumen

tenggelamnya kapal sekutu. Pengembangan produk dilakukan melalui pengembangan

keterpaduan daya tarik wisata/antar kawasan dan peningkatan kualitas daya tarik wisata

melalui penyediaan fasilitas pendukung, program dan fasilitas interpretasi, baik yang

sifatnya personal dan non-personal.

b. Rekreasi alam pantai, dengan komponen produk pantai, laut, dan kuliner olahan laut (ikan

bakar, otak-otak dan lain-lain). Pengembangan produk dilakukan melalui pengembangan

keterpaduan daya tarik wisata/antarkawasan dan peningkatan kualitas daya tarik wisata

melalui penyediaan fasilitas (seperti belanja cenderamata dan kuliner).

4. Kawasan Tanjung Ular, yang meliputi:

a. Wisata sejarah (tentang menara suar dan lokasi tenggelamnya kapal sekutu), dengan

komponen produk story telling (penyampaian informasi yang dikemas secara menarik

dalam gaya bercerita) mengenai kapal sekutu yang tenggelam pada masa Perang Dunia

II. Pengembangan produk dilakukan melalui pengembangan daya tarik wisata baru dan

pengembangan keterpaduan daya tarik wisata.

b. Rekreasi alam pantai dan geowisata pantai, dengan komponen produk area sekitar

Kawasan Tanjung Ular. Pengembangan produk dilakukan melalui pengembangan

keterpaduan daya tarik wisata/antarkawasan dan story telling, serta peningkatan kualitas

daya tarik wisata melalui penyediaan fasilitas pendukung pariwisata dan program

interpretasi.

5. Kawasan Smelter Timah, dengan pengembangan edurekreasi timah di pabrik smelter timah.

Pengembangan produk dilakukan melalui pengembangan daya tarik wisata baru dengan

mengunjungi dan melihat proses peleburan biji timah dan pencetakan timah hingga siap

Page 60: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-47

ekspor serta dan pengembangan keterpaduan daya tarik wisata dengan mengunjungi bekas

tambang penggalian timah (seperti Danau Aek biru) dan daya tarik wisata lainnya yang terkait

dengan sejarah penambangan timah di Muntok.

6. Kawasan Tempilang, yang meliputi :

a. Wisata sejarah Benteng Kota Tempilang, dengan komponen produk Benteng Kota

Tempilang. Pengembangan produk dilakukan melalui pengembangan keterpaduan daya

tarik wisata/antarkawasan dan peningkatan kualitas daya tarik wisata, khususnya

program interpretasi terkait sejarah Benteng Kota Tempilang, termasuk pengadaan

fasilitas interpretasi, baik yang sifatnya personal dan non-personal.

b. Wisata budaya tradisi Perang Ketupat, dengan komponen produk event budaya/

pertunjukan seni. Pengembangan produk dilakukan melalui pengembangan keterpaduan

daya tarik wisata/antar kawasan dan peningkatan kualitas daya tarik wisata.

c. Wisata kuliner olahan laut, dengan komponen produk berupa kuliner. Pengembangan

produk dilakukan melalui peningkatan kualitas daya tarik wisata, meliputi proses

pembuatan dan pengemasan produk kuliner.

7. Kawasan Kelapa, dengan pengembangan rest area melalui penyediaan komponen produk

kuliner dan cinderamata bagi wisatawan yang transit atau beristirahat dalam perjalanan dari

dan menuju Muntok. Pengembangan produk dilakukan dengan pengembangan keterpaduan

daya tarik wisata/antarkawasan dan peningkatan kualitas daya tarik wisata, khususnya

pelayanan pariwisata dan penyediaan informasi pariwisata.

8. Kawasan Jebus, dengan pengembangan wisata alam dan wisata budaya. Komponen produk

berupa pantai, perbukitan dan Benteng Sungai Buluh. Pengembangan produk dilakukan

melalui pengembangan keterpaduan daya tarik wisata/antarkawasan dan peningkatan

kualiatas daya tarik wisata.

6.4.2 Rencana Sistem Kelembagaan Pengelolaan Kawasan

Kelembagaan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan kepariwisataan. Dalam

Ripparnas disebutkan bahwa kelembagaan merupakan kesatuan unsur beserta jaringannya yang

dikembangkan secara terorganisasi, meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan

masyarakat, sumber daya manusia, regulasi dan mekanisme operasional, yang secara

berkesinambungan guna menghasilkan perubahan ke arah percepatan tujuan di bidang

kepariwisataan. Bentuk pembangunan kelembagaan kepariwisataan antara lain dapat dilakukan

dengan pembangunan sistem kelembagaan pengelolaan kawasan.

Pemerintah pusat telah mengenalkan konsep Pentahelix yang berisikan 5 unsur utama

pengembangan kepariwisataan yang harus bersinergi sebagai kunci pengembangan

Page 61: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-48

kepariwisataan di Indonesia. Kelima unsur tersebut terdiri dari Pemerintah, Industri dan Swasta,

Masyarakat, Akademisi, dan Media. Masing-masing unsur tersebut memiliki peran yang berbeda-

beda. Berikut adalah rencana pembagian peran dari masing-masing unsur tersebut dalam

pengembangan kepariwisataan KSPP Muntok dan sekitarnya.

1. Pemerintah

Pemerintah yang dimaksud dalam unsur Pentahelix terdiri dari Pemerintah Pusat dan pemerintah

daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Pemerintah memiliki peranan penting

dalam pembangunan kepariwisataan sebagai regulator, fasilitator, dan motivator. Pada bagian ini,

pembagian peran untuk pemerintah dibedakan menjadi Pemerintah dan pemerintah daerah.

Rekomendasi pembagian peran Pemerintah pusat untuk pengembangan kepariwisataan di KSPP

Muntok dan sekitarnya adalah sebagai berikut.

a. Membina sistem good governance pada pemerintah daerah

b. Membantu pemasaran terpadu produk wisata daerah dengan produk wisata yang ada di

sekitarnya atau memiliki tema sejenis

c. Melakukaan pembinaan, pendampingan, dan monitoring evaluasi terhadap pelaksanaan

pengembangan kepariwisataan daerah.

Sedangkan, untuk pembagian peran pemerintah daerah untuk pengembangan kepariwisataan di

KSPP Muntok dan sekitarnya adalah sebagai berikut.

a. Mengambil keputusan dan penentu kebijakan terkait kepariwisataan di daerah

b. Menyediakan fasilitas pariwisata dan fasilitas umum pendukung pariwisata

c. Sebagai fasilitator dalam mengadakan kegiatan-kegiatan pengembangan kapasitas

masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan.

d. Meningkatkan peran desa dan kantor kecamatan sebagai lembaga penggerak pariwisata

sesuai dengan tema masing-masing.

e. Mengembangan koperasi pariwisata atau pemanfaatan BUMDes / BUMADes sebagai

pengelola kontribusi ekonomi bidang pariwisata di kawasan pariwisata

2. Industri/Swasta

Industri/swasta yang dimaksud dapat berbentuk usaha-usaha pariwisata maupun asosiasi dari

usaha-usaha tersebut. Industri maupun swasta dapat berperan sebagai pelaksana dan akselator

dalam pembangunan kepariwisataan yaitu sebagai penyedia jasa dan produk dalam pariwisata.

Saat ini usaha yang berkembang di KSPP Muntok dan sekitarnya antara lain meliputi usaha jasa

penginapan serta usaha makan dan minum. Usaha jasa penginapan terlihat dari keberadaan hotel

dan penginapan yang ada di KSPP Muntok dan sekitarnya. Kondisi hotel dan penginapan saat ini

memang memiliki tingkat hunian yang cukup rendah kecuali beberapa hotel tertentu. Sedangkan

Page 62: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-49

untuk asosiasi homestay saat ini sedang dalam kondisi non aktif, sehingga tidak memiliki aktivitas

apapun.

Adapun rekomendasi peran dari aspek industri adalah sebagai berikut.

a. Meningkatkan mutu produk yang menggambarkan identitas lokal dan jasa usaha pariwisata.

b. Melibatkan penduduk lokal dalam kegiatan industri pariwisata.

c. Mengembangkan dan membentuk asosiasi usaha pariwisata dan asosiasi profesi pariwisata

serta menggiatkan kembali asosiasi homestay di Kabupaten Bangka Barat untuk mendukung

pengembangan KSPP Muntok dan sekitarnya.

3. Masyarakat

Masyarakat yang dimaksud dalam hal ini adalah masyarakat lokal yang memiliki peran dalam

pengembangan kepariwisataan, umumnya berbentuk kelompok-kelompok masyarakat atau

komunitas. Beberapa komunitas yang ada di KSPP Muntok dan sekitarnya adalah sebagai berikut.

• Pokdarwis

• Muntok Heritage Community (MHC)

• Komunitas Ojek

• Forum Peduli Menumbing

• Komunitas Mural

• Pramuwisata

a. Membentuk serta menguatkan peran Pokdarwis khususnya di kampung-kampung wisata.

b. Mendorong regenerasi pengurus dengan melibatkan lebih banyak anak-anak muda dalam

kegiatan yang berhubungan dengan sejarah dan warisan budaya.

c. Membentuk kelompok-kelompok masyarakat/komunitas berdasarkan bidangnya, seperti

komunitas seni budaya, komunitas pengrajin, komunitas kuliner, komunitas pemandu

lokal, dan lain-lain.

d. Meningkatkan fungsi dan peran lembaga masyarakat yang terkait kepariwisataan maupun

sejarah dan budaya

e. Menambah jumlah pramuwisata sebagai interpreter sejarah di daya tarik wisata yang ada

di KSPP Muntok dan sekitarnya.

4. Akademisi

Akademisi yang dimaksud adalah lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi baik negeri

maupun swasta. Akademisi memiliki peranan penting dalam pengembangan kepariwisataan

khususnya dalam pengembangan SDM yang lebih berkualitas dan berkapasitas. Saat ini di

tingkat Kabupaten Bangka Barat maupun Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, belum ada

Page 63: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-50

perguruan tinggi yang memiliki fakultas atau jurusan khusus pariwisata. Hanya ada SMK N 3

Bangka Belitung yang merupakan SMK Pariwisata. Adapun rekomendasi pembagian peran

untuk akademisi adalah sebagai berikut.

a. Menfasilitasi usaha peningkatan kapasitas dalam bentuk pelatihan bagi pelaku pariwisata

di KSPP Muntok dan sekitarnya

b. Meningkatkan kualitas sumber daya pariwisata di KSPP Muntok dan sekitarnya.

5. Media

Media merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam pengembangan

kepariwisataan. Khususnya saat ini dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan

pertukaran informasi yang semakin cepat. Media yang berperan dalam lingkup KSPP Muntok

dan sekitarnya adalah media yang ada di tingkat provinsi dan kabupaten, baik dalam bentuk

online maupun cetak. Media berperan tidak hanya untuk penyebaran informasi secara internal

di dalam KSPP Muntok dan sekitarnya, tetapi juga secara eksternal yang meliputi penyebaran

informasi ke luar dari KSPP Muntok dan sekitarnya . Adapun rekomendasi pembagian peran

tersebut adalah sebagai berikut.

a. Menyebarkan informasi terkait program-program pengembangan dan pengelolaan

kepariwisataan kepada masyarakat.

b. Mengawasi jalannya pemerintahan serta pelaksanaan kebijakan dan peraturan dalam

pengembangan kepariwisataan di KSPP Muntok dan sekitarnya.

c. Menyebarkan informasi tentang pariwisata di KSPP Muntok dan sekitarnya ke pasar

wisatawan potensial.

6.4.3 Rencana Pelibatan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran, kapasitas, akses, dan

peran masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dalam memajukan kualitas hidup,

kemandirian, dan kesejahteraan melalui kegiatan kepariwisataan. Berdasarkan kondisi potensi

dan permasalahan yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, rencana pelibatan masyarakat

di KSPP Muntok dan sekitarnya berdasarkan aspek adalah sebagai berikut.

1. Peran masyarakat

a. ‘Pengangkatan’ kembali budaya tenun di kalangan masyarakat sebagai salah kebudayaan

Muntok (Bangka), sekaligus menjadi produk unggulan yang bernilai jual tinggi.

b. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengembangan produk-produk yang

mendukung pengembangan pariwisata.

c. Memelihara karakter dan budaya lokal yang unik.

Page 64: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-51

2. Tingkat keterlibatan masyarakat

a. Peningkatan kesadaran sebagai bagian dari masyarakat yang tinggal di suatu destinasi

pariwisata.

b. Melibatkan masyarakat sebagai pengelola daya tarik wisata, pelaku usaha pariwisata

dalam pengembangan dan pelaksanaan operasionalisasi kegiatan pariwisata.

c. Melibatkan masyarakat melalui himbauan dan peraturan tentang pelestarian bangunan-

bangunan yang memiliki nilai-nilai sejarah dan budaya, untuk tidak merubah bentuk fasad

bangunan di masing-masing klaster.

3. Proses pelibatan masyarakat

a. Melibatkan masyarakat sejak proses perencanaan, implementasi, dan monitoring evaluasi

pengembangan kepariwisataan.

b. Melaksanakan sosialisasi secara bertahap, rutin, dan berlanjut kepada masyarakat

tentang peluang yang bisa dimanfaatkan masyarakat dalam bidang pariwisata.

c. Melaksanakan pendampingan dan pelatihan kepada masyarakat dalam pengembangan

produk pariwisata, mengelola organisasi pariwisata, hingga cara mengakses sumber dana

untuk modal usaha.

d. Pembentukan lembaga pengelola (dari desa) untuk mengorganisir masyarakat yang

terlibat dalam sektor pariwisata.

6.4.4 Rencana Pengelolaan Dampak Pariwisata

Pertumbuhan pariwisata membawa berbagai perubahan, perubahan tersebut memberikan

dampak secara ekonomi dan non-ekonomi. Dampak pengembangan pariwisata yang sangat nyata

terlihat adalah dampak ekonomi, namun demikian pengembangan pariwisata juga memberikan

dampak – dampak lain seperti dampak sosial, dan lingkungan yang seringkali sulit diukur dan

dirasakan. Pertumbuhan pariwisata seringkali dikaitkan dengan dampak positif bagi suatu

destinasi terutama dari bagi pertumbuhan ekonomi, namun pariwisata juga memberikan dampak

negatif bagi pertumbuhan suatu daerah. Dampak negatif ini dapat muncul akibat perencanaan

dan pengembangan pariwisata yang kurang tepat. Perencanaan pariwisata dilakukan dengan

mengoptimalkan dampak postif dan mengurangi dampak negatif dari perkembangan kegiatan

pariwisata.

Dalam usaha pengendalian dampak, proses identifikasi potensi dampak pertumbuhan pariwisata

diberbagai tingkatan sangat dibutuhkan. Proses ini dapat membantu dalam menentukan strategi

pengendalian secara lebih optimal. Secara garis besar, strategi pengendalian dampak dapat

dlakukan dengan 3 (tiga) program yaitu optimalisasi, adaptasi dan mitigasi.

• Program optimalisasi adalah program yang mencakup upaya yang dilakukan untuk

memaksimalkan dampak positif pariwisata terhadap kondisi sosial budaya masyarakat, sosial-

Page 65: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-52

ekonomi, dan lingkungan. Misalnya dalam usaha meningkatkan dampak positif sosial

ekonomi berupa peningkatan PAD maka perlu disusun program-program pengembangan

industri pariwisata untuk mengoptimalkan peningkatan PAD.

• Program mitigasi merupakan program yang mencakup upaya untuk meminimalkan dampak

negatif pariwisata terhadap kondisi sosial budaya masyarakat, sosial ekonomi, dan

lingkungan. Program mitigasi dapat dilakukan dalam bentuk sosialisasi produk – produk,

perencanaan dan kebijakan pariwisata.

• Program adaptasi adalah program yang mencakup upaya untuk meningkatkan ketahanan

sosial budaya masyarakat, ekonomi, dan lingkungan dalam menghadapi dampak negatif

pariwisata. Melalui program adaptasi dampak negatif berupa peningkatan lalu lintas misalnya,

maka perlu disusun program adaptasi berupa pembuatan moda angkutan umum sebagai

alternatif angkutan pribadi berupa sepeda dan sebagainya.

Dalam usaha pembangunan pariwisata di KSPP Muntok dan sekitarnya, dapat diidentifikasi

beberapa potensi dampak pengembangan pariwisata. Tabel berikut menjelaskan potensi

dampak–dampak pengembangan pariwisata beserta usulan program pengendaliannya.

Tabel 6.10 Tabel Potensi Dampak Sosial Budaya Pengembangan Pariwisata dan Pengendaliannya

di KSPP Muntok dan Sekitarnya

NO DAMPAK JENIS DAMPAK LOKASI

TERDAMPAK

UPAYA PENGELOLAAN

DAMPAK

1 Sarana prasarana umum

menjadi lebih baik

Positif Semua kawasan Optimalisasi

2 Peningkatan perhatian

terrhadap BCB

Positif Semua kawasan Optimalisasi

3 Peningkatan perhatian

terhadap budaya lokal

Positif Semua Kawasan Optimalisasi

4 Meningkatnya ketrampilan

SDM lokal Positif 2-3-4-5 Optimalisasi

5 Meningkatnya kualitas

pendidikan Positif Semua Kawasan Optimalisasi

6 Masuknya budaya luar Negatif Semua Kawasan Adaptasi/Mitigasi

7 Berkurangnya kenyamanan Negatif 3-2 Adaptasi/Mitigasi

8 Ketidaksiapan masyarakat

dalam menghadapi

perubahan

Negatif 2-3-4-5 Adaptasi/Mitigasi

Tabel 6.11 Tabel Potensi Dampak Sosial Ekonomi Pengembangan Pariwisata dan Pengendaliannya

di KSPP Muntok dan Sekitarnya

NO DAMPAK JENIS DAMPAK LOKASI

TERDAMPAK

UPAYA PENGELOLAAN

DAMPAK

1 Peningkatan PAD Positif Semua Kawasan Optimalisasi

2 Peningkatan lapangan

pekerjaan/peluang usaha

Positif Semua Kawasan Optimallisasi

3 Peningkatan nilai dan harga

lahan

Positif Semua Kawasan Optimalisasi

4 Peningkatkan pendapatan Positif Semua Kawasan Optimalisasi

Page 66: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-53

NO DAMPAK JENIS DAMPAK LOKASI

TERDAMPAK

UPAYA PENGELOLAAN

DAMPAK

5 Diversifikasi jenis usaha jasa

pariwisata

Positif Semua Kawasan Akselerasi

6 Ketimpangan pendapatan Negatif 2-3-4-5 Adaptasi/Mitigasi

7 Terpinggirkannya masyarakat

lokal di sektor pariwisata

Negatif 2-3-4-5 Adaptasi/Mitigasi

8 Peningkatan peluang investasi Positif 2-3-4-5 Akselerasi

Tabel 6.12 Tabel Potensi Dampak Lingkungan Pengembangan Pariwisata dan Pengendaliannya

di KSPP Muntok dan Sekitarnya

NO DAMPAK JENIS DAMPAK LOKASI

TERDAMPAK

UPAYA PENGELOLAAN

DAMPAK

1 Lingkungan di kawasan

prioritas lebih tertata Positif Semua kawasan Akselerasi

2 Peningkatan traffic Negatif Semua kawasan Adaptasi/Mitigasi

3 Penataan ruang, mengurangi

potensi slump dan squatter Positif 2-3-5 Adaptasi

4 Peningkatan jumlah sampah Negatif Semua kawasan Adaptasi/Mitigasi

5 Alih fungsi lahan yang tidak

sesuai tata ruang Negatif Semua kawasan Mitigasi

Indikasi program strategis yang lebih mendetail dari rencana pengendalian dampak

pengembangan pariwisata tercantum dalam program strategis pengembangan pariwisata KSPP

Muntok dan sekitarnya, yang merupakan bagian dari laporan RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya

ini.

Selain dampak pariwisata terhadap ketiga aspek tersebut (sosial-budaya, ekonomi, dan

lingkungan), perlu diperhatikan pula dampak kebencanaan terhadap pariwisata. Dari beberapa

jenis kebencanaan (seperti banjir, longsor, gempa, dan tsunami), bencana yang perlu diperhatikan

yang dapat berpengaruh terhadap pariwisata Kota Muntok adalah masalah banjir.

Seperti yang telah dibahas dalam subbab 4.1.1 tentang kondisi fisik kawasan, faktor alam berupa

hujan dan pasang surut, serta sedimentasi di sepanjang Sungai Arang-Arang hingga muara dan

pesisir Kota Muntok menyebabkan perlambatan laju arus air dari sungai menuju laut dan

berpotensi menyebabkan genangan banjir di wilayah daratan Kota Muntok.

Kegiatan penambangan liar di kaki Bukit Menumbing diduga juga menjadi penyebab terjadinya

pendangkalan di sepanjang Sungai Arang-Arang hingga muara dan pesisir Kota Muntok.

Berdasarkan pengamatan peta (google map), di muara Sungai Arang-Arang atau Sungai Ulu telah

terjadi sedimentasi/pendangkalan dari mulut muara sungai hingga ± 400meter ke arah laut.

Sedangkan jika dari titik yang sama ditarik ke arah daratan maka akan berada hingga di sekitar

kawasan CBD Klaster Cina. Secara perkiraan kasar, potensi zona genangan banjir secara luasan

bisa mencapai lebih dari 2/3 wilayah perkotaan Muntok. Beberapa alternatif solusi untuk

mengatasi banjir ini antara lain membuat kolam retensi/kolam sedimentasi/embung di arah hulu,

Page 67: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 6-54

pembuatan pintu air di muara sungai, pengerukan sedimen di sepanjang sungai dan pesisir

muara, dan yang terpenting adalah pengawasan yang ketat terhadap aktivitas penambangan liar

di arah hulu, atau di kaki Bukit Menumbing.

Page 68: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-1

BAB 7 RENCANA DETAIL PENGEMBANGAN

KSPP MUNTOK DAN SEKITARNYA

Page 69: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-2

Penjelasan mengenai Rencana Detail pengembangan KSPP Muntok dan sekitarnya ini diawali

dengan pertimbangan pemilihan lokasi prioritas serta rencana pengembangan fisik maupun non

fisik di lokasi prioritas tersebut.

7.1 Lokasi Prioritas Pengembangan KSPP Muntok dan

Sekitarnya

Pertimbangan dalam pemilihan lokasi prioritas pengembangan di Kawasan Kota Tua Muntok

didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

1. Mendukung terwujudnya sasaran pengembangan KSPP Muntok dan sekitarnya, yaitu integrasi

potensi pariwisata sejarah, warisan budaya dengan budaya masyarakat;

2. Mendukung fungsi strategis KSPP Muntok dan sekitarnya, yaitu: konservasi Kota Tua Muntok

serta pelestarian tradisi kuliner menuju Kota Pusaka Dunia;

3. Memiliki kesesuaian dengan tema KSPP Muntok dan sekitarnya, yaitu pariwisata sejarah,

warisan budaya, dan wisata kuliner;

4. Memiliki daya tarik wisata dengan signifikansi 1 dan atau 2, sesuai Hasil Studi RAKP Muntok;

5. Sesuai dengan arahan kebijakan pengembangan wilayah maupun perkotaan Muntok, yang

tercantum dalam RTRW Kabupaten Bangka Barat, RDTR Perkotaan Muntok, RTBL Klaster

Eropa, Melayu, dan Cina, serta RAKP Muntok.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka lokasi prioritas di Kawasan Kota Tua Muntok ditetapkan

sebagai berikut;

1. Kawasan Muntok Gateway, merupakan gerbang masuk menuju kawasan Kota Tua Muntok.

Kawasan Muntok Gateway direncanakan di Klaster Eropa tepatnya di Jalan utama Muntok

Pangkalpinang, dan lokasi di sekitar Taman Yuliana, Taman Wilhelmina, Gedung Concordia,

Museum Timah Indonesia dan wilayah di sekitarnya.

2. Kawasan Segitiga Klenteng-Masjid Jami’, sebagai salah satu pusat kegiatan di Kawasan Kota

Tua Muntok. Kawasan ini direncanakan di antara Klaster Melayu dan Klaster Cina tepatnya di

pelataran parkir yang terletak di antara Mesjid Jami’, Klenteng Kong Fuk Miauw, dan pasar

(Gedung M3).

3. Kawasan Eks-Pelabuhan Lama, Kawasan pelabuhan lama di wilayah klaster Eropa

direncanakan untuk direvitalisasi dengan bangunan Gudang Inggris sebagai daya tarik wisata,

dan penataan dermaga pelabuhan untuk mendukung kegiatan wisata.

Page 70: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-3

4. Kawasan Oriental CBD, sebagai salah satu pusat kuliner yang bertema pecinan. Kawasan ini

direncanakan di koridor I tepatnya koridor sebelah barat Jalan Kemakmuran yang berujung di

Klenteng Kong Fuk Miaw.

5. Kawasan Kampung Ulu/Melayu, yang didesain sesuai fungsinya sebagai lokasi pemukiman

Melayu yang berlokasi di Kampung Ulu, tepatnya di perempatan jalan lokal di Kampung Ulu.

6. Kawasan Waterfront City, direncanakan untuk menata sempadan pantai sebagai ruang

terbuka. Lokasi perencanaan berada di garis pantai kawasan Kampung Iklim dan Kolam

Retensi yang berada di Klaster Melayu.

Untuk lebih jelasnya lokasi prioritas ini dapat dilihat pada Gambar 7.1 di halaman berikut.

Page 71: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-4

Gambar 7.1 Peta Lokasi Prioritas Pengembangan KSPP Muntok dan Sekitarnya

Page 72: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-5

Adapun arahan kebijakan pengembangan yang mendukung pemilihan lokasi prioritas dan

penetapan fungsi/pengembangan kawasan berdasarkan berbagai rencana/kebijakan terkait

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7.1 Kajian Arahan Kebijakan di Lokasi Prioritas

NO LOKASI ARAHAN

1 Muntok Gateway • RDTR : Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan

• RAKP : Museum Timah, dan Rumah Dinas Bupati memiliki tingkat

signifikansi I

• RTBL Eropa : Bagian dari Blok B, diarahkan untuk fungsi ruang

terbuka hijau rekreatif, jasa pendukung pariwisata, museum,

penjara, perkantoran, dan OR

2 Segitiga

Klenteng-Masjid Jami’ • RDTR : pengembangan wisata budaya

• RAKP : Klenteng Khuang Fuk Miau memiliki tingkat signifikansi I,

3 Kawasan

Pelabuhan Lama • RTBL : Blok A diarahkan untuk pengembangan fungsi ruang publik

baru, museum pelayaran, museum kesyahbandaran dan konvensi,

terminal/parkir, perdagangan, jasa, dan pariwisata

• Rekontruksi dilakukan untuk jembatan Ujung Bruug, sebagai main

entrance dari arah laut. Konsep restorasi akan dilakukan pada

Rumah Eks Syahbandar.

4 Oriental CBD • Masjid Jami’ memiliki tingkat signifikansi II

• RTBL Melayu : Penataan koridor kawasan yang menghubungkan

Kawasan Melayu dengan Kawasan Eropa dan Kawasan China;

• Blok B arah pembangunan meliputi permukiman kepadatan

sedang dan tinggi, perdagangan dan jasa, RTH, mixed-use, dan

wisata religi;

4 Kampung Melayu • RAKP : Klaster Melayu memilki tingkat signifikansi II bagi Kota

Pusaka Muntok

6 Muntok Waterfront City • RDTR : Pengembangan waterfront city Muntok

• Kolam Retensi sebagai kawasan taman kota dan area taman

bermain Kota Muntok

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pengembangan kegiatan wisata dan kebutuhan

fasilitas di tiap lokasi prioritas dapat disampaikan sebagai berikut.

1. Muntok Gateway

Potensi daya tarik wisata yang terdapat di kawasan yang berlokasi di Klaster Eropa ini sangat

terkait dengan sejarah kedatangan komunitas Eropa (khususnya Belanda dan Inggris), dan juga

sejarah pertambangan timah pertama di Bangka. Oleh karena itu kegiatan wisata yang diusulkan

untuk dikembangkan di lokasi ini adalah:

a. Mempelajari orientasi perkembangan komunitas Eropa di Kota Tua Muntok (termasuk lokasi

daya tarik wisata) dan hubungannya dengan kawasan sekitarnya di KSPP Muntok;

b. Mempelajari sejarah Kota Tua Muntok, sejak masa Kesultanan Palembang, penjajahan

Belanda, Inggris, Jepang, hingga masa pascakemerdekaan;

c. Mempelajari sejarah pertambangan timah pertama di Pulau Bangka;

d. Melihat dan ikut terlibat dalam kegiatan seni dan budaya lokal, termasuk kuliner, tenun,

tradisi, seni tari dan lain-lain.

Page 73: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-6

e. Edukasi botani di Taman Wilhelmina dan sekitarnya.

Untuk mendukung kegiatan wisata tersebut, maka fasilitas yang diperlukan di lokasi ini adalah:

a. Tourist Information Centre skala kabupaten, yang menyediakan informasi tentang berbagai

daya tarik wisata dan fasilitas pariwisata yang ada di Kabupaten Bangka Barat;

b. Workshop komunitas kerajinan dan toko cinderamata;

c. Tempat pentas/latihan seni budaya/bangunan pusat budaya;

d. Shelter dan angkutan wisata menuju kawasan wisata lainnya di KSPP Muntok dsk;

e. Parkir kendaraan pengunjung, penyewaan sepeda/sepeda listrik;

f. Masjid, toilet;

g. ATM/money changer;

h. Restoran/warung makan/café;

i. Travel biro/local tour booking center;

j. Fasilitas keamanan.

Beberapa fasilitas dapat memanfaatkan atau mengembangkan dari fasilitas yang telah ada

seperti masjid, toilet, café, lahan parkir dan lain-lain.

2. Kawasan Segitiga Klenteng-Masjid Jami’

Kawasan ini memiliki daya tarik utama berupa Mesjid Jami’ dan Klenteng Kong Fuk Miaw, dan

menjadi menarik karena berada di perbatasan antara Klaster Melayu dan Klaster Cina di Kota Tua

Muntok. Selain itu, kehidupan masyarakat di kawasan ini berupa pusat kuliner terutama di pagi

dan malam hari juga menjadi daya tarik lain. Kawasan ini merupakan suatu kesatuan dengan

Kawasan Oriental CBD karena faktor kedekatan lokasi dan kesamaan jenis kegiatan

masyarakatnya. Dengan pertimbangan di atas kegiatan wisata yang diusulkan di kedua kawasan

ini antara lain:

a. Mempelajari sejarah Pecinan – Klenteng – Masjid Jami’ di Kota Tua Muntok;

b. Pusat penjualan kuliner khas Muntok;

c. Pusat penjualan cinderamata Kota Tua Muntok;

d. Lokasi untuk berfoto.

Untuk mendukung kegiatan tersebut maka fasilitas pariwisata yang diperlukan dan dapat

dibangun di Kawasan Segitiga Klenteng – Mesjid Jami’ dan Kawasan Oriental CBD antara lain:

• Kios TIC Kota Tua Muntok;

• Gerobak dan kios penjualan cinderamata;

• Toilet umum;

• Shelter sepeda atau motorlistrik;

• ATM;

Page 74: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-7

• Papan interpretasi Masjid Jami’ – Klenteng – Kawasan Pecinan;

• Papan peta lokasi Kawasan Pecinan;

• Landmark untuk lokasi berfoto;

• Pedestrian untuk mendukung tour pejalan kaki;

• Brosur kawasan sebagai bahan informasi.

3. Kawasan Eks-Pelabuhan Lama

Kawasan sempadan pantai termasuk kawasan pelabuhan selalu menjadi kawasan menarik bagi

wisatawan. Keberadaan beberapa bangunan pusaka di kawasan ini seperti bekas gudang Inggris

dan bekas kantor syahbandar. Dilihat dari daya tarik kawasan ini beberapa kegiatan wisata yang

dapat dilakukan, antara lain:

a. Mempelajari dan menikmati sejarah bangunan pelabuhan dan kegiatan pelabuhan Muntok;

b. Wisata kuliner berbasis hidangan laut dan olahan laut;

c. Mengikuti aktivitas nelayan di pelabuhan;

d. Rekreasi keluarga di pantai;

e. Lokasi berfoto.

Dengan kegiatan – kegiatan tersebut ada beberapa fasilitas pariwisata yang diperlukan dan dapat

dibangun untuk mendukungnya, antara lain:

• Shelter sepeda/motorlistrik;

• Toilet;

• Papan interpretasi kawasan Pelabuhan Lama;

• Papan peta dan informasi lokasi kawasan Pelabuhan Lama;

• Landmark untuk lokasi berfoto;

• Pedestrian untuk tour pejalan kaki;

• Brosur kawasan untuk bahan promosi.

4. Kawasan Oriental CBD

Daya tarik utama Kawasan Oriental CBD terdapat pada susunan bangunan rumah toko yang

memiliki ciri khas bangunan Cina. Rentetan ruko dilihat dari arsitektur, langgam dan susunannya

memiliki warna pecinan yang kuat sehingga menjadi keunikan tersendiri sebagai salah satu daya

tarik wisata. Dari sudut pandang pariwisata kawasan ini tidak bisa dilepaskan dari Kawasan

Segitiga Klenteng – Mesjid Jami’ sebagai satu kesatuan, sehingga kegiatan wisata di kedua

kawasan tersebut sangat terhubung. Seperti halnya kegiatan wisata di Kawasan Segitiga Klenteng

– Mesjid Jami’, kegiatan wisata yang dapat dilakukan di kawasan ini antara lain:

Page 75: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-8

a. Mempelajari sejarah Pecinan–Klenteng – Masjid Jami’ di Kota Tua Muntok;

b. Pusat penjualan kuliner khas Muntok;

c. Pusat penjualan cinderamata Kota Tua Muntok;

d. Lokasi untuk berfoto.

Untuk mendukung kegiatan tersebut maka fasilitas pariwisata yang diperlukan dan dapat

dibangun di Kawasan Segitiga Klenteng – Mesjid Jami’ dan Kawasan Oriental CBD antara lain:

• Kios TIC Kota Tua Muntok;

• Gerobak dan kios penjualan cinderamata;

• Toilet umum;

• Shelter sepeda atau motorlistrik;

• ATM;

• Papan interpretasi Masjid Jami’ – Klenteng – Kawasan Pecinan;

• Papan peta lokasi Kawasan Pecinan;

• Landmark untuk lokasi berfoto;

• Pedestrian untuk mendukung tour pejalan kaki;

• Brosur kawasan sebagai bahan informasi.

5. Kawasan Kampung Ulu / Melayu

Rumah – rumah panggung Melayu di Kawasan Kampung Ulu merupakan daya tarik utama daerah

ini. Selain itu posisi dan halaman rumah panggung tersebut masih memperlihatkan otensitas

kampung Melayu sehingga menambah suasana khas kampung Melayu. Dengan keberadaan daya

tarik tersebut, kegiatan wisata yang dapat dilakukan antara lain:

a. Mempelajari sejarah dan menikmati budaya kehidupan masyarakat Melayu Muntok, termasuk

arsitektur bangunan Melayu;

b. Lokasi foto dengan latar belakang perkampungan Melayu.

Untuk mengakomodir kegiatan wisata tersebut maka fasilitas pariwisata yang diperlukan dan

dapat dibangun antara lain:

• Toilet;

• Interpretasi Kampung Melayu/kehidupan tradisional masyarakat Melayu;

• Papan peta lokasi dan informasi Kawasan Melayu;

• Landmark untuk lokasi berfoto;

• Toko cinderamata;

• Pedestrian di jalan menuju Kampung Melayu;

• Rumah makan, atau fasilitas makan minum lainnya;

• Brosur kawasan sebagai alat promosi.

Page 76: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-9

6. Kawasan Waterfront-City

Seperti layaknya kawasan pelabuhan lama, Kawasan Waterfront-City didominasi oleh wilayah

sempadan pantai yang pada umumnya menarik wisatawan. Selain itu keberadaan kampung

Melayu dalam hal ini Kampung Iklim dan kolam retensi dapat menjadi daya tarik pendukung bila

ditata dan dikembangkan sebagai kawasan wisata. Adapun kegiatan wisata yang dapat dilakukan

di kawasan ini antara lain:

a. Rekreasi pantai;

b. Wisata kuliner hidangan laut dan olahan laut;

c. Lokasi Berfoto.

Untuk mendukung kegiatan wisata tersebut diperlukan beberapa fasilitas pariwisata antara lain:

• Shelter sepeda/motorlistrik di sekitar kolam retensi;

• Toilet umum;

• Papan peta dan informasi lokasi Muntok Waterfront-Kolam Retensi;

• Landmark untuk lokasi berfoto;

• Brosur kawasan sebagai bahan informasi.

7.2 Rencana Fisik

7.2.1 Standar Pembangunan dan Kualitas Fasilitas Pariwisata, Fasilitas

Umum, dan Prasarana Umum Pendukung Pariwisata

A. Standar Pembangunan Pusat Informasi Wisata (Tourist Information Center/TIC)

Fasilitas pusat informasi wisata dimaksudkan untuk menyediakan fasilitas layanan informasi

pariwisata yang akurat dan terbaru bagi wisatawan dan siapa saja yang membutuhkan. Fungsi

dan manfaat pusat informasi wisata diantaranya adalah:

1. Promosi

Pusat informasi wisata dapat berperan aktif dalam mendatangkan pengunjung ke sebuah

destinasi dengan cara melakukan promosi dan dapat mendorong peningkatan lama tinggal

dan pengeluaran wisatawan.

2. Travel advice and support

Pusat informasi wisata berperan aktif dalam menyampaikan informasi yang terkait dengan

pariwisata di sebuah destinasi seperti daya tarik wisata (atraksi) dan aktivitas wisata, fasilitas

pariwisata, fasilitas umum pendukung pariwisata, dan aksesibilitas dari luar wilayah menuju

destinasi dan aksesibilitas di dalam wilayah destinasi.

Page 77: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-10

3. Pusat penjualan

Pusat informasi wisata juga dapat berperan aktif sebagai pusat penjualan cinderamata atau

kerajinan lokal. Selain itu, dapat pula dipergunakan untuk melayani pemesanan dan

pembelian produk wisata seperti paket wisata, tiket perjalanan, akomodasi, dan berbagai

kebutuhan wisatawan lainnya.

4. Edukasi

Pusat informasi wisata berperan aktif mengedukasi wisatawan tentang nilai-nilai kearifan lokal

dan adat istiadat yang berlaku di daerah tersebut.

Adapun ketentuan teknis standar pusat informasi wisata adalah sebagai berikut:

Tabel 7.2 Standar Pembangunan Pusat Informasi Wisata

ASPEK KETERANGAN/STANDAR

1. Penempatan/

Lokasi

a. Lokasi di Pusat Kota

Lokasi yang dipilih harus strategis dan mudah dijangkau oleh pengunjung,

disarankan dipilih lokasi yang aksesibilitasnya mudah dicapai, baik

menggunakan transportasi umum maupun transportasi pribadi;

b. Lokasi di Tempat Kedatangan

Lokasi yang dipilih di tempat kedatangan seperti: terminal bus, bandara,

stasiun, maupun pelabuhan, harus strategis, mudah dilihat, dan mudah dicapai

oleh pengunjung; dan

c. Lokasi di Daya Tarik Wisata

Lokasi yang dipilih di dalam Kawasan Daya Tarik Wisata harus strategis, mudah

dilihat, dan mudah dicapai oleh pengunjung.

2. Entrance dan

Lobby

Merupakan area pintu masuk dan ruang tunggu pengunjung.

a. Pintu masuk dan lobby hendaknya memiliki ukuran yang cukup luas untuk

memberi ruang gerak lebih kepada pengunjung. Apabila memungkinkan

hendaknya pintu yang digunakan adalah jenis pintu dua (double doors), hal ini

untuk mengantisipasi banyaknya jumlah pengunjung yang datang.

b. Desain ruangan dibuat nyaman dengan hiasan yang mencerminkan kearifan

lokal.

c. Terdapat tulisan Selamat Datang (Welcome);

d. Papan rambu arah penunjuk ruangan; dan

e. Fasilitas aksesibilitas bagi penyandang disabilitas dan lansia.

3. Service desk Merupakan area pelayanan informasi bagi pengunjung dan juga berfungsi sebagai

tempat pelayanan penjualan jasa yang berkaitan dengan usaha pariwisata.

a. Memiliki meja layanan cukup besar untuk menyimpan sebuah komputer dan

meletakkan peta untuk kebutuhan wisatawan;

b. Meja menghadap ke arah pintu masuk sehingga mempermudah pelayanan

informasi yang diberikan;

c. Interior ruangan dirancang dengan komposisi warna yang hangat dan netral

serta mencerminkan kearifan lokal;

d. Memiliki kursi untuk staf/pengelola dan kursi untuk pengunjung;

e. Memiliki sarana pendukung seperti telepon dan komputer;

Page 78: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-11

ASPEK KETERANGAN/STANDAR

4. Area Informasi

Pada area ini pengunjung dapat mencari informasi melalui brosur dan materi cetak

maupun elektronik.

Area informasi dapat disatukan dengan ruang tunggu pengunjung,

a. Memiliki rak untuk peta, brosur, dan materi promosi cetak yang jumlahnya

sesuai dengan kebutuhan

1) Brosur atau materi cetak terpisah sesuai dengan klasifikasi masing-

masing, misalnya hotel, transportasi, serta atraksi wisata dan aktivitas

wisata

2) Brosur atau materi cetak minimal dibuat dalam 2 bahasa (Bahasa

Indonesia dan Bahasa Inggris)

b. Memiliki display informasi elektronik, dapat berupa TV ataupun komputer yang

dilengkapi dengan petunjuk pemakaian untuk masing-masing unit.

1) Display informasi ini bisa dilengkapi pula dengan kelengkapan materi

promosi elektronik (CD dan/atau DVD mengenai atraksi wisata, peta, dan

fasilitas wisata seperti hotel, transportasi, dan lain-lain).

2) Jenis materi promosi elektronik bisa juga menggunakan data yang telah

disimpan dalam memori komputer, untuk TV hendaknya dilengkapi dengan

sarana pemutar CD dan/atau DVD guna memudahkan pengunjung untuk

memperoleh informasi.

c. Memiliki fasilitas dan akses internet untuk memudahkan pengunjung

melakukan pencarian informasi.

5. Lounge

pengunjung

Merupakan area tunggu bagi pengunjung dalam memperoleh layanan informasi.

Area ini bisa disatukan dengan area informasi apabila diperlukan.

1) Memiliki tempat duduk/sofa dan meja;

2) Memiliki fasilitas dan akses internet;

3) Ruang lounge pengunjung disarankan tidak terlalu dekat dengan area yang

banyak dilalui orang seperti pintu masuk utama atau meja pelayanan untuk

mempermudah alur pengunjung yang melalui ruangan.

6. Kantor

Administrasi

atau Ruang

Penyimpanan

Merupakan kantor pengelola, yang jumlah dan besarnya menyesuaikan dengan

kebutuhan.

Fasilitas ini dilengkapi dengan papan nama di setiap ruangan dan disertai fasilitas

kantor seperti: telepon, meja, kursi, faks, komputer, dan internet yang terhubung di

masing-masing komputer;

7. Tempat Parkir Merupakan area parkir pengunjung untuk menampung kendaraan seperti mobil,

motor, dan bus pariwisata.

Failitas ini dilengkapi dengan papan penunjuk, serta ruang parkir khusus untuk

penyandang disabilitas.

8. Toilet Disarankan memiliki toilet yang sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku dan dipisahkan sesuai jenis kelamin (pria dan wanita) serta pengguna

(pengunjung dan pengelola).

9. Aksesibilitas

bagi

penyandang

disabilitas dan

lansia.

Pusat Informasi Wisata/TIC hendaknya memperhatikan dan menyediakan sarana

layanan, fasilitas, dan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas dan lansia.

Page 79: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-12

ASPEK KETERANGAN/STANDAR

10. Papan

Petunjuk

Lokasi Pusat

Informasi

Wisata/TIC

1) Disarankan mencantumkan logo “i” (Informasi) disertai tulisan “Tourism

Information Center” atau “Tourist Information Center” dan Logo Pesona

Indonesia/Wonderful Indonesia;

2) Tulisan ditulis dengan huruf jelas dan mudah dibaca, papan penunjuk lokasi

dapat pula dibuat menggunakan unsur tradisional yang menjadi ciri khas

masing-masing daerah;

3) Ukuran papan petunjuk disarankan proporsional dengan lokasi penempatan,

menarik, mudah terlihat, dan tidak terhalang apapun.

11. Staf Pengelola 1) Manajerial;

2) Staf yang mampu berkomunikasi dengan baik dan memiliki kemampuan

berbahasa asing, minimal Bahasa Inggris; dan

3) Pramu ruang.

12. Sarana dan

Prasarana

1) Telepon (fixed line);

2) Faks;

3) Internet;

4) Komputer;

5) Printer;

6) Scanner;

7) Meja;

8) Kursi/Sofa;

9) Materi Promosi Pariwisata;

10) Peta;

11) Peralatan Keamanan;

12) Instalasi listrik; dan

13) Peralatan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) dan Alat Pemadam Api

Ringan (APAR).

13. Desai

Arsitektur

Eksterior

Desain eksterior dari Pusat Informasi Wisata/TIC harus menggambarkan

lingkungan dan kearifan lokal. Contohnya, di area perkotaan menggunakan ruang

modern bertingkat, sedangkan di area pedesaan didesain dengan bangunan

rendah yang merefleksikan elemen-elemen arsitektur masyarakat lokal.

14. Konstruksi Material yang digunakan untuk membangun bangunan Pusat Informasi Wisata/TIC

harus selaras dengan lingkungan sekitar dan dapat menggunakan bahan-

bahan/material yang tersedia di lingkungan sekitar. Untuk area perkotaan lebih

cocok menggunakan bangunan beton dan batu bata sedangkan di area pedesaan

lebih cocok menggunakan material alami seperti kayu dan batu.

15. Aksesibilitas Bangunan Pusat Informasi Wisata/TIC harus mudah diakses untuk lalu lintas

pejalan kaki dan kendaraan bermotor (mobil, sepeda motor atau bus apabila

memungkinkan) dengan dilengkapi jalan akses bagi pejalan kaki dan area parkir.

Aksesibilitas harus mempertimbangkan kebutuhan bagi penyandang disabilitas,

seperti menyediakan jalan khusus bagi lansia dan pengguna kursi roda.

Sumber: diadaptasi dari Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 1 Tahun 2017 tentang Petunjuk Operasional

DAK Fisik Bidang Pariwisata

Page 80: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-13

B. Standar Pembangunan Ruang Ganti dan/atau Toilet

Ruang ganti dan/atau toilet sangat diperlukan oleh wisatawan untuk mencuci tangan, membasuh

wajah, membuang hajat atau untuk berganti pakaian ketika sedang beraktivitas dalam suatu

destinasi pariwisata. Kebutuhan tersebut perlu menjadi perhatian bagi pengelola pariwisata

karena sangat terkait dengan kenyamanan wisatawan pada saat berwisata. Oleh sebab itu,

ketersediaan ruang ganti dan/atau toilet pada suatu destinasi pariwisata adalah hal yang mutlak

diperlukan.

Dalam merancang ruang ganti dan/atau toilet bagi sebuah kawasan pariwisata terdapat beberapa

prinsip dan kaidah yang perlu dijadikan pertimbangan antara lain:

1. Global

Prinsip global mengacu kepada kebutuhan ruang ganti dan/atau toilet yang sesuai dengan

standar internasional dan mengacu kepada aspek ramah lingkungan, seperti penggunaan

teknologi ramah lingkungan, misalnya yang dapat membantu penghematan air (kran sensor).

2. Gender

Dalam perancangan pembangunan fasilitas ruang ganti dan/atau toilet harus memperhatikan

aspek gender, dimana jumlah fasilitas yang diperlukan untuk wanita adalah 3 (tiga) kali lebih

banyak daripada pria. Hal ini mengacu kepada data bahwa wanita menggunakan toilet 3 (tiga)

kali lebih lama daripada pria.

3. Budaya

Prinsip budaya sangat mempengaruhi perancangan pembangunan fasilitas ruang ganti

dan/atau toilet yang disesuaikan dengan budaya suatu negara. Contohnya budaya pada

masyarakat di Indonesia adalah menggunakan air untuk membersihkan diri setelah

membuang hajat. Oleh sebab itu, pengelola kawasan pariwisata harus menyediakan air dan

tisu.

4. Higienis

Prinsip higienis sangat penting untuk diperhatikan dalam pembangunan ruang ganti dan/atau

toilet karena kerentanan penyebaran penyakit melalui fasilitas ini sangat tinggi. Penyakit yang

menyebar melalui udara dapat bertahan hingga satu jam lamanya. Oleh sebab itu, fasilitas

ruang ganti dan/atau toilet harus bersih, sehat, kering, dan higienis.

Page 81: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-14

Adapun ketentuan standar ruang ganti dan/atau toilet adalah sebagai berikut:

Tabel 7.3 Standar Pembangunan Ruang Ganti dan/atau Toilet

ASPEK KETERANGAN/STANDAR

1. Penempatan/Lokasi a. Lokasi penempatan ruang ganti dan/atau toilet disesuaikan

dengan luas kawasan pariwisata.

b. Kawasan pariwisata sebaiknya menyediakan fasilitas ruang ganti

dan/atau toilet setiap 500 (lima ratus) meter.

c. Apabila ruang ganti/toilet terletak di dalam bangunan, maka lokasi

ruang ganti/toilet disarankan tidak mengganggu bangunan di

sekitarnya, sehingga mudah terlihat.

d. Ruang ganti dan/atau toilet dapat dihiasi dengan tanaman untuk

menambah nilai estetika.

e. Pembangunan ruang ganti dan/atau toilet di kawasan pariwisata

harus mengikuti pedoman konstruksi sesuai dengan standar toilet

umum Indonesia.

2. Sirkulasi udara

Ruang toilet basah mempunyai kelembaban yang sangat tinggi

sehingga sirkulasi udara yang baik sangat dibutuhkan untuk mengatasi

kelembaban tersebut. Beberapa alternatif yang digunakan antara lain

dengan menggunakan exhaust fan atau kipas pengering di atas

wastafel yang dapat membantu proses pengeringan lantai di sekitarnya.

3. Pencahayaan

Pencahayaan dapat dilakukan dengan memanfatkan pencahayaan

buatan maupun pencahayaan alami. Pencahayaan alami yang baik

sangat diutamakan, selain dapat menghemat energi juga dapat

memberikan kesan positif, sedangkan pencahayaan yang buruk akan

memberikan kesan kusam, gelap, dan kotor pada ruang ganti dan/atau

toilet.

4. Pintu

Pintu yang digunakan menggunakan material tahan air seperti bahan

fiber yang dilaminasi dengan bahan tahan air maupun terbuat dari

aluminium.

5. Langit-langit

Bentuk langit-langit atau plafon dapat berupa datar atau mengikuti

kemiringan atap dan harus tahan air agar tidak terjadi kebocoran saat

hujan.

6. Washtafel

Fasilitas wastafel di area ruang ganti dan/atau toilet harus

menyediakan sabun cair, cermin, dan kran, baik kran putar ataupun

kran sensor (dapat dibuka tanpa disentuh untuk higienitas).

7. Kran Air Kran air yang dapat digunakan pada ruang ganti dan/atau toilet

adalah keran otomatis (kran sensor) yang hemat air atau kran dengan

menggunakan tuas putar (lever handle).

8. Utilitas bangunan Pipa saluran air (plumbing) merupakan utilitas utama dalam

pembuatan toilet umum. Pemipaan yang termasuk kedalamnya

adalah:

a. Pemipaan air bersih;

b. Pemipaan air kotor; dan

c. Air kotor padat.

Page 82: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-15

ASPEK KETERANGAN/STANDAR

9. Estetika Aspek-aspek yang dapat membuat ruang ganti dan/atau toilet menjadi

indah, unik, bersih dan sehat adalah:

a. Bentuk bangunan

Elemen-elemen bangunan dalam ruang ganti dan/atau toilet yang

dapat dirancang adalah bidang dinding dan atap.

b. Warna

Penggunaan warna-warna mencolok, eksentrik maupun lembut

akan membuat kesan yang berbeda.

c. Elemen asesoris bangunan.

Asesoris bangunan yang digunakan dapat berupa konsol atap,

bingkai-bingkai pintu dan dapat menggunakan bahan-bahan

alami, tradisional maupun modern.

d. Pencahayaan

Penataan interior bidang lantai, dinding dan atap dalam bangunan

dilakukan untuk menambah estetika. Salah satu penataan interior

yang membantu keindahan ruang adalah pencahaayaan. Titik

fokus cahaya dan permainan arah cahaya mampu menambah

keindahan dan keunikan ruang ganti dan/atau toilet.

10. Tata Ruang dan Bangunan a. Tidak merusak keindahan lingkungan;

b. Mudah diketahui dan dicapai keberadaannya;

c. Memberikan kenyamanan dan perasaan aman;

d. Keadaan sekitar ruang ganti dan/atau toilet harus tertata indah,

asri, bersih dan nyaman; dan

e. Mudah dalam proses pemeliharaan kebersihan.

11. Lansekap Pada penataan lansekap di sekitar ruang ganti dan/atau toilet yang

terletak di luar bangunan maka bentuk fisik yang disarankan adalah:

a. Tidak menanam pohon yang rindang dengan jarak yang dekat

dengan ruang ganti dan/atau toilet. Hal ini membantu mengurangi

kelembaban di dalam ruang ganti dan/atau toilet tersebut;

b. Menanam tanaman pohon semak dan rumput yang ditata di

sekitar bangunan ruang ganti dan/atau toilet. Hal ini bertujuan

untuk memberikan kesan asri pada ruang ganti dan/atau toilet

tersebut; dan

c. Memiliki ruang luar yang terbuka yang bertujuan memberikan

sirkulasi udara yang baik.

Sumber: diadaptasi dari Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 1 Tahun 2017 tentang Petunjuk Operasional

DAK Fisik Bidang Pariwisata

C. Standar Pembangunan Panggung Kesenian/Pertunjukan

Panggung kesenian/pertunjukan adalah bentuk dari tempat berkumpul yang di dalamnya tersedia

tempat duduk dengan kapasitas tertentu serta area panggung untuk pertunjukan dan hiburan

untuk pengunjung. Panggung kesenian/pertunjukan dapat digunakan untuk pertunjukan-

pertunjukan yang berbasis budaya masyarakat, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi

Page 83: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-16

pengembangan destinasi pariwisata sebagai upaya peningkatan pengalaman wisata, lama tinggal

serta distribusi wisatawan.

Adapun ketentuan teknis standar panggung kesenian/pertunjukan adalah sebagai berikut:

Tabel 7.4 Standar Pembangunan Panggung Kesenian/Pertunjukan

ASPEK KETERANGAN/STANDAR

1. Standar Bentuk dan

Ukuran

Auditorium dari sebuah panggung kesenian/pertunjukan berbentuk semi

lingkaran dengan sudut 180 (seratus delapan puluh) derajat (gaya Romawi)

dan sudut 220 (dua ratus dua puluh) derajat untuk panggung

kesenian/pertunjukan (gaya Yunani). Bentuk tersebut dibuat agar secara

visibilitas, penonton dapat melihat dengan baik panggung yang diletakkan di

bagian tengah.

2. Jarak Panggung

dengan Penonton

Batas maksimum terjauh agar penonton tetap bisa mendengar dengan baik

adalah 65,62 ft atau sekitar 20,5 m.

3. Tempat Duduk

Lebar minimum tempat duduk yang dibutuhkan untuk satu orang adalah 1,5

ft atau sekitar 55 cm.

Ada beberapa pilihan yang bisa digunakan untuk membuat tempat duduk

a. Kayu;

b. Besi;

c. Batu; dan

d. Kombinasi.

Pembuatan tempat duduk harus memperhatikan bahan yang digunakan

dan drainasenya, karena hal tersebut sangat penting untuk kenyamanan

penonton.

Sumber: diadaptasi dari Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 1 Tahun 2017 tentang Petunjuk Operasional

DAK Fisik Bidang Pariwisata

D. Standar Pembangunan Kios Cinderamata

Cinderamata adalah sesuatu yang dibawa oleh wisatawan ke tempat tinggalnya sebagai oleh-oleh,

tanda mata, atau kenang-kenangan. Sebuah destinasi pariwisata perlu memiliki kios cinderamata

dengan produk yang memiliki ciri khas tersendiri sehingga berbeda dengan destinasi pariwisata

lainnya dan menunjukkan identitas dari destinasi pariwisata tersebut.

Adapun ketentuan teknis standar kios cinderamata adalah sebagai berikut:

Tabel 7.5 Standar Pembangunan Kios Cinderamata

ASPEK KETERANGAN/STANDAR

1. Lokasi/Penempatan Mudah diakses dan dekat dengan destinasi wisata. Petunjuk arah dan papan

nama kios cinderamata memiliki tulisan yang terbaca dengan jelas dan mudah

terlihat.

2. Luas ruangan Luas ruangan sesuai dengan kebutuhan jenis cinderamata

Page 84: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-17

ASPEK KETERANGAN/STANDAR

3. Rak Cinderamata Bentuk rak dapat disesuaikan dengan jenis cinderamata.

Bentuk rak yang ideal untuk cinderamata adalah rak single wall minimarket

dan rak double.

4. Pintu masuk Pintu masuk harus menghadap ke area kosong, tidak boleh ada lemari, tirai

atau furnitur yang menghalangi pengunjung masuk.

5. Sirkulasi udara dan

pencahayaan

Memiliki sistem sirkulasi udara atau air conditioner (AC) dan pencahayaan

yang baik

6. Desain Produk

Souvenir

Memenuhi unsur keunikan, merepresentasikan tempat wisata, dan kekhasan

budaya setempat.

7. Fasilitas penunjang a. Fasilitas parkir yang bersih, aman, dan terawat, dilengkapi dengan rambu–

rambu petunjuk;

b. Toilet yang bersih, terawat dan terpisah untuk pengunjung pria dan wanita,

termasuk untuk penyandang disabilitas, yang masing-masing dilengkapi

dengan: papan nama yang jelas; air bersih yang cukup; tempat cuci tangan

dan pengering; kloset; tempat sampah tertutup; tempat buang air kecil

(urinoir) untuk toilet pengunjung pria; dan sirkulasi udara serta

pencahayaan yang baik; dan

c. Tempat sampah tertutup yang terdiri atas: tempat sampah organik dan

tempat sampah non-organik.

d. Akses khusus darurat dan tempat berkumpul;

e. Instalasi kamera pengawas (Closed Circuit Television/CCTV)

Sumber: diadaptasi dari Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 1 Tahun 2017 tentang Petunjuk Operasional

DAK Fisik Bidang Pariwisata

E. Standar Pembangunan Plaza Pusat Jajanan/Kuliner

Plaza pusat jajanan/kuliner merupakan fasilitas dimana terdapat kegiatan layanan jual beli

makanan dan minuman baik untuk masyarakat umum maupun wisatawan (pengunjung).

Adapun ketentuan standar plaza pusat jajanan/kuliner adalah sebagai berikut:

Tabel 7.6 Standar Pembangunan Plaza Pusat Jajanan/Kuliner

ASPEK KETERANGAN/STANDAR

1. Lokasi/

Penempatan

a. Lokasi plaza pusat jajanan/kuliner harus mudah diakses dan tidak menimbulkan

gangguan terhadap lalu lintas. Lokasi pada daya tarik wisata alam seperti tepi

sungai, tepi danau, tepi hutan dapat dipertimbangkan sepanjang tidak

menimbulkan tekanan atau dampak negatif terhadap lingkungan.

b. Petunjuk arah dan papan nama plaza pusat jajanan/kuliner cinderamata dibuat

dengan tulisan yang terbaca jelas dan mudah terlihat.

2. Dimensi

ruangan

pengunjung

Satuan dimensi ruang per pengunjung untuk kegiatan makan minum adalah 2 m²

(dua meter persegi) per orang termasuk kursi meja dan sirkulasi pengunjung.

Page 85: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-18

ASPEK KETERANGAN/STANDAR

3. Bangunan /

Area Plaza

Memiliki sistem sirkulasi udara dan pencahayaan, pintu masuk dan keluar sesuai

standar

4. Produk Utamakan untuk menyajikan kuliner tradisional/khas lokal

5. Fasilitas

Penunjang

a. Fasilitas parkir yang bersih, aman, dan terawat, dilengkapi dengan rambu lalu

lintas;

b. Toilet yang bersih, terawat dan terpisah untuk pengunjung pria dan wanita,

termasuk untuk penyandang disabilitas, yang masing-masing dilengkapi dengan:

papan nama yang jelas; air bersih yang cukup; tempat cuci tangan dan pengering;

kloset; tempat sampah tertutup; tempat buang air kecil (urinoir) untuk toilet

pengunjung pria; dan sirkulasi udara serta pencahayaan yang baik;

c. Mushola yang cukup luas dengan tempat wudhu yang terpisah untuk pria dan

wanita;

d. Tempat sampah tertutup yang terdiri atas: tempat sampah organik; dan tempat

sampah non-organik;

e. Instalasi listrik/genset sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. Akses khusus darurat dan tempat berkumpul

g. Instalasi kamera pengawas (closed circuit television/CCTV) yang berfungsi dengan

baik.

h. Fasilitas untuk penyandang disabilitas

Sumber: diadaptasi dari Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 1 Tahun 2017 tentang Petunjuk Operasional

DAK Fisik Bidang Pariwisata

F. Standar Pembangunan Tempat Ibadah

Fasilitas ibadah sangat diperlukan di destinasi pariwisata dalam memberikan kemudahan

wisatawan untuk menunaikan kewajiban ibadahnya ketika berkunjung. Berikut adalah standar

pembangunan tempat ibadah di destinasi pariwisata.

Tabel 7.7 Standar Pembangunan Tempat Ibadah

ASPEK KETERANGAN/STANDAR

1. Lokasi/

Penempatan

a. Mudah diakses dan dekat dengan destinasi wisata;

b. Memiliki sistem sirkulasi udara atau air conditioner (AC) dan pencahayaan, pintu

masuk dan keluar sesuai standar; dan

c. Penanda arah dengan tulisan yang terbaca jelas dan mudah terlihat.

2. Desain

Bangunan

Memenuhi unsur keunikan, merepresentasikan tempat wisata, dan kekhasan budaya

setempat.

3. Fasilitas

Penunjang

a. Fasilitas membersihkan diri yang terawat dan terpisah untuk pengunjung pria dan

wanita, termasuk untuk penyandang disabilitas, yang masing-masing dilengkapi

dengan: papan nama yang jelas; air bersih yang cukup; tempat cuci tangan dan

pengering; dan sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik; dan

b. Alas kaki dan pendukung ritual ibadah yang bersih dan terawat.

Sumber: diadaptasi dari Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 1 Tahun 2017 tentang Petunjuk Operasional

DAK Fisik Bidang Pariwisata

Page 86: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-19

G. Standar Pembangunan Jalur Pejalan Kaki/Pedestrian

Jalur pejalan kaki/pedestrian dapat menghubungkan satu tempat/daya tarik wisata ke

tempat/daya tarik wisata lain dengan adanya konektivitas dan kontinuitas sehingga dapat

memudahkan pejalan kaki untuk mencapai suatu tujuan. Jalur pejalan kaki/pedestrian juga dapat

menjamin keterpaduan, baik dari aspek penataan bangunan dan lingkungan, aksesibilitas antar

lingkungan dan kawasan, maupun sistem transportasi. Berikut adalah standar pembangunan jalur

pejalan kaki/pedestrian di destinasi pariwisata.

Tabel 7.8 Standar Pembangunan Jalur Pejalan Kaki/Pedestrian

ASPEK KETERANGAN/STANDAR

1. Lokasi/

Penempatan

a. Sistem jaringan sirkulasi pejalan kaki harus direncanakan terintegrasi

dengan perencanaan zona kegiatan wisata untuk optimalisasi akses antar

fasilitas maupun akses dari dan menuju lokasi kawasan wisata; dan

b. Lokasi fasilitas berada dalam cakupan jarak pejalan kaki, yaitu antara 300 –

400 meter. Apabila jarak lebih dari 400 meter, harus diberikan jeda atau

tempat istirahat pejalan kaki.

2. Desain a. Memiliki lebar yang cukup untuk dua orang pejalan kaki apabila berpapasan;

b. Mempunyai sarana ruang pejalan kaki untuk seluruh pengguna termasuk

pejalan kaki dengan berbagai keterbatasan fisik;

c. Mempunyai kemiringan yang cukup landai dan permukaan jalan rata tidak

naik turun. Pada jalur yang cukup curam (naik atau turun) atau pada jalur

berupa anak tangga, disarankan untuk memiliki pegangan tangan setidaknya

untuk satu sisi (disarankan untuk kedua sisi);

d. Memberikan kondisi aman, nyaman, ramah lingkungan, dan mudah untuk

digunakan secara mandiri;

3. Tipe Jalur a. Jalur pedestrian terbuka (tanpa penaung), dilengkapi dengan jalur hijau

peneduh di salah satu atau di kedua sisinya;

b. Jalur pedestrian dengan penaung, baik berupa atap maupun dengan

tanaman rambat.

4. Furnitur

Pelengkap

a. Furnitur pelengkap jalur pedestrian sebaiknya diletakkan sepanjang jalur

pedestrian pada titik-titik amenitas / fasilitas atau area istirahat yang

berlokasi di setiap jarak kurang lebih 400 (empat ratus) meter;

b. Furnitur pelengkap jalur pedestrian terdiri dari:

1) Material Perkerasan Jalur Pedestrian;

2) Tanaman / Vegetasi di Sekitar Jalur Pedestrian;

3) Penaung / Penutup Atap Jalur Pedestrian;

4) Lampu / Penerangan;

5) Sistem Tata Informasi Umum;

6) Sistem Tata Informasi Kawasan Wisata;

7) Bangku dan Tempat Sampah; dan

8) Toilet Umum (dapat merupakan bagian terpisah dari titik amenitas, namun

berlokasi dekat serta mudah diakses).

Sumber: diadaptasi dari Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 1 Tahun 2017 tentang Petunjuk Operasional

DAK Fisik Bidang Pariwisata

Page 87: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-20

H. Standar Pembangunan Tempat Parkir

Tempat parkir merupakan salah satu fasilitas penting untuk menunjang pariwisata di suatu

destinasi pariwisata karena dapat memudahkan wisatawan dalam berkunjung, sehingga dapat

mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. Berikut adalah standar pembangunan

tempat parkir di destinasi pariwisata.

Tabel 7.9 Standar Pembangunan Tempat Parkir

ASPEK KETERANGAN/STANDAR

1. Lokasi/Penempatan Kriteria yang digunakan sebagai dasar dalam merancang tempat atau

pelataran parkir adalah sebagai berikut:

a. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);

b. Keselamatan dan kelancaran lalu lintas;

c. Kelestarian lingkungan;

d. Kemudahan bagi pengguna jasa;

e. Tersedianya tata guna lahan; dan

f. Letak antara jalan akses utama dan daerah yang dilayani.

2. Pola Parkir a. Pola parkir kendaraan satu sisi (membentuk sudut 90o, 60o, atau 30o)

b. Pola parkir kendaraan dua sisi (membentuk sudut 90o, 60o, atau 30o)

c. Pola parkir pulau/dua sisi dengan 2 gang (membentuk sudut 90o, atau

45o)

3. Desain a. Memperhatikan Satuan Ruang Parkir (SRP) kendaraan

b. Ruang bebas kendaraan parkir (ruang lebar bukaan pintu kendaraan, agar

tidak terjadi benturan antar pintu kendaraan yang parkir, ruang dengan

jalan/jalur parkir untuk menghindari benturan dengan dinding atau

kendaraan lain yang lewat untuk masuk/keluar parkir

Sumber: diadaptasi dari Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 1 Tahun 2017 tentang Petunjuk Operasional

DAK Fisik Bidang Pariwisata

I. Standar Pembangunan Rambu-rambu Petunjuk Arah, Daya Tarik Wisata, dan Layanan

Pariwisata

Rambu-rambu diperlukan sebagai informasi terkait arah menuju daya tarik wisata, sarana

interpretasi daya tarik wisata, dan sarana mengidentifikasi berbagai fasilitas dan pelayanan

pariwisata yang tersedia di suatu destinasi pariwisata. Pada umumnya, rambu-rambu dibuat

berdasarkan karakter lokal (ciri khas) masyarakat atau daerah tersebut dalam rangka menarik

minat wisatawan untuk mengeksplorasi daya tarik wsiata. Selain itu, pembangunan dan

pemasangan rambu-rambu harus dapat memberikan kontribusi kepada citra dari destinasi serta

pengalaman berwisata bagi wisatawan. Berikut adalah standar pembangunan rambu-rambu di

destinasi pariwisata.

Page 88: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-21

Tabel 7.10 Standar Pembangunan Rambu-rambu Petunjuk Arah, Daya Tarik Wisata,

dan Layanan Pariwisata

ASPEK KETERANGAN/STANDAR

1. Jenis Rambu-

rambu

a. Rambu selamat datang/entrance/gateway sign

Rambu ini ditempatkan di dekat pintu masuk dari kota atau wilayah geografis

yang dapat memberikan informasi terkait dengan tema utama dari destinasi

pariwisata. Dalam rambu ini juga dapat termasuk deretan simbol ketersediaan

layanan pariwisata (fasiltias akomodasi, makan-minum, fasilitas ibadah, dll.);

b. Rambu informasi dan penunjuk arah daya tarik wisata dan fasilitas pariwisata

(fasilitas makan-minum, akomodasi, pusat oleh-oleh, dll).

Rambu-rambu ini dilengkapi dengan informasi jarak tempuh dan juga peta

lokasi untuk menyediakan informasi terkait dengan pemberitahuan terlebih

dahulu dari daya tarik wisata atau fasilitas pariwisata yang ada dan

memberikan informasi kepada pengunjung bahwa mereka berada pada arah

yang tepat.

c. Rambu interpretasi daya tarik wsiata, berfungsi sebagai sarana edukasi dan

komunikasi interaktif kepada wisatawan terkait dengan daya tarik wisata yang

dikunjungi

2. Penempatan/

Lokasi

a. Penempatan rambu petunjuk ditempatkan pada sisi jalan, pemisah jalan atau

diatas daerah manfaat jalan sebelum tempat, daerah atau lokasi yang ditunjuk;

b. Rambu ditempatkan di sebelah kiri menurut arah lalu lintas, di luar jarak

tertentu dari tepi luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan dan tidak

merintangi lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki;

c. Penempatan papan penunjuk arah bersih dari hambatan tumbuh-tumbuhan;

d. Mempertimbangkan jarak tujuan dengan posisi penempatan papan penunjuk

arah.

3. Desain a. Pengembangan rambu penunjuk arah pada konteks kepariwisataan harus

memiliki bentuk maupun format yang berbeda dari rambu lalu lintas pada

umumnya. Rambu tersebut harus memiliki format yang konsisten yang

ditetapkan secara resmi. Secara idealnya, rambu-rambu ini tidak berbahasa

namun menggunakan simbol yang standar dan mudah dikenali oleh semua

wisatawan;

b. Rambu harus meliputi semua fasilitas wisata yang dibutuhkan oleh wisatawan.

Hal ini termasuk didalamnya rambu keberadaan bandara, pelabuhan, fasilitas

informasi, daya tarik wisata dan aktivitas wisata, akomodasi dan lain-lain;

c. Fasilitas yang harus ditempatkan pada rambu-rambu tersebut harus memenuhi

kriteria yang ditetapkan seperti jenis fasilitas, kapasitas, kualitas, waktu

operasional dll. Jenis aksesibilitas akan membedakan jenis rambu, sebagai

contoh pada jalan utama hanya fasilitas utama yang akan diinformasikan;

d. Skema arahan yang ditunjukkan di rambu-rambu penunjuk harus mudah diikuti

dan dimengerti oleh wisatawan. Misalnya rambu penunjuk masuk dan keluar

dari lapangan parkir;

e. Warna dan bentuk dari rambu-rambu harus konsisten untuk memberikan

kemudahan kepada wisatawan;

f. Ukuran legenda harus optimal agar mudah dipahami secara cepat oleh

pengendara pada kecepatan berkendara;

Page 89: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-22

ASPEK KETERANGAN/STANDAR

g. Penggunaan jumlah kata-kata dan simbol harus seminimal dan seoptimal

mungkin sehingga secara mudah dan cepat dipahami oleh

pengendara/wisatawan.

Sumber: diadaptasi dari Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 1 Tahun 2017 tentang Petunjuk Operasional

DAK Fisik Bidang Pariwisata

7.3 Rencana Non Fisik

Subbab rencana non fisik ini mencakup rencana pengembangan tema dan program jalur wisata,

rencana informasi pariwisata, rencana lembaga pengelolaan kawasan, rencana pengembangan

kapasitas masyarakat, serta rencana pengelolaan pengunjung.

7.3.1 Rencana Pengembangan Program dan Tematik Jalur Wisata

Jalur wisata adalah jalur transportasi seperti jalur mobil, sepeda, pejalan kaki dan lain sebagainya

yang terdapat berbagai daya tarik wisata. Beberapa daya tarik wisata yang memiliki atribut atau

nilai yang saling terkait dapat dirangkai menjadi satu tema yang utuh. Jalur wisata yang daya

tariknya memiliki tema yang khusus harus memperhatikan urutan rangkaian daya tarik sehingga

memberikan pengalaman yang utuh terhadap tema tersebut.

Rencana pengembangan tema dan program jalur wisata di Kawasan Kota Tua Muntok dan

sekitarnya didasarkan pada aspek kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan terkait kondisi

pariwisata di kawasan tersebut. Beberapa point dari keempat aspek tersebut adalah:

1. Kekuatan pengembangan wisata sejarah dan warisan budaya Muntok

• Kawasan Kota Tua Muntok yang tidak terlalu luas;

• Ketersediaan sumber daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya yang cukup besar dari

segi jumlah, dan cukup variatif dari segi keragaman;

• Konsentrasi sumber daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya yang cukup tinggi,

dengan membandingkan antara luas kawasan dan jumlah sumber daya tarik wisata;

• Kondisi sebagian besar sumber daya tarik wisata yang masih asli dan cukup terawat

dengan baik;

• Pengembangan tema wisata sejarah dan warisan budaya Muntok dan sekitarnya yang

cukup bervariasi;

• Sejarah dan warisan budaya di Kota Tua Muntok memiliki skala lokal (perkembangan

komunitas etnis Melayu), nasional (tambang timah dan jejak pengasingan Soekarno-Hatta

dan para pejuang lainnya), dan internasional (tambang timah, perkembangan komunitas

etnis Tionghoa, Inggris, dan Belanda, serta Perang Dunia II);

Page 90: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-23

• Memiliki keunikan berupa makanan khas Muntok, seperti pempek udang, yang tidak

terdapat di tempat lain di Indonesia;

• Kondisi jalan raya dan trotoar yang cukup baik, baik di dalam Kawasan Kota Tua Muntok

maupun yang menghubungkannya dengan tempat-tempat lain di Pulau Bangka;

• Iklim tropis Muntok yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan wisata sepanjang

tahun;

• Memiliki pelabuhan penyeberangan yang menghubungkan langsung dengan Pulau

Sumatera (Palembang dan Tanjung Api-api);

2. Kelemahan pengembangan wisata sejarah dan warisan budaya Muntok

• Kondisi sebagian sumber daya tarik wisata sejarah dan warisan budaya yang sudah tidak

asli dan dalam kondisi yang bervariasi, mulai yang tidak terawat hingga yang hampir

hancur;

• Kesiapan dan kesediaan masyarakat setempat, termasuk para pemilik bangunan,

terhadap pengembangan wisata sejarah dan warisan budaya, yang masih perlu

ditingkatkan;

• Belum tersedianya sarana terkait langsung dengan sumber daya wisata sejarah dan

warisan budaya, seperti interpretasi;

• Jarak antara Muntok dengan kota besar atau pintu masuk dan pusat distribusi pengunjung

terdekat, yaitu Pangkalpinang (di Pulau Bangka) dan Palembang (di Sumatera Selatan),

yang cukup jauh;

• Terbatasnya ketersediaan daya tarik wisata jenis lainnya di dalam Kawasan Kota Tua

Muntok dan sekitarnya yang dapat mendukung atau melengkapi wisata sejarah dan

warisan budaya;

• Iklim tropis Muntok, dengan suhu rata-rata dan kelembaban udara yang cukup tinggi, yang

dapat memengaruhi kondisi objek bersejarah dan warisan budaya serta kenyamanan

pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata;

• Adanya genangan (banjir) pada saat musim hujan akibat meluapnya sungai yang

membelah Kota Muntok bersamaan dengan air laut pasang.

3. Peluang pengembangan wisata sejarah dan warisan budaya Muntok

• Semakin berkembangnya wisata minat khusus, terutama terkait wisata sejarah

perjuangan kemerdekaan maupun budaya masyarakat, baik di tingkat nasional maupun

internasional;

• Pengembangan prasarana dan sarana, baik yang terkait langsung dengan pariwisata

maupun tidak, yang dapat dinikmati oleh pengunjung dan masyarakat setempat;

Page 91: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-24

• Peningkatan kualitas lingkungan, ekonomi, dan sosio-budaya dari pengembangan tema

dan program jalur wisata sejarah dan warisan budaya Muntok, baik bagi pengunjung dan

masyarakat setempat;

• Adanya kebijakan nasional yang memprioritaskan pengembangan sektor pariwisata di

daerah sebagai sumber devisa;

4. Tantangan pengembangan wisata sejarah dan warisan budaya Muntok

• Penurunan kualitas objek bersejarah dan warisan budaya, baik karena faktor jumlah

pengunjung yang tinggi maupun iklim tropis yang hangat dan lembab, serta faktor-faktor

lainnya;

• Kejenuhan pengunjung dan masyarakat setempat akan wisata sejarah dan warisan

budaya di masa mendatang;

• Iklim tropis, mencakup suhu udara yang relatif tinggi dan hujan deras, yang dapat

memengaruhi kegiatan wisatawan di musimnya masing-masing (panas dan penghujan);

• Penurunan kualitas lingkungan, ekonomi, dan sosio-budaya dari pengembangan tema dan

program jalur wisata sejarah dan warisan budaya Muntok, baik bagi pengunjung dan

masyarakat setempat;

• Berkembangnya pariwisata sejarah dan budaya sejenis di tempat lain yang menjadi

pesaing.

Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan tersebut, maka beberapa hal terkait

pengembangan tema dan program wisata sejarah dan warisan budaya di Kawasan Kota Tua

Muntok yang perlu diperhatikan adalah:

1. Tema dan jalur heritage trail yang cocok untuk dikembangkan di Kawasan Kota Tua Muntok,

yang dapat dilakukan baik dengan berjalan kaki atau dengan media transportasi, dan dapat

dilakukan sendiri atau berkelompok dengan media interpretasi yang bersifat personal

ataupun non-personal;

2. Variasi dan jenis heritage trail di Kawasan Kota Tua Muntok yang dapat dikembangkan

menjadi sejumlah tema dan jalur agar pengunjung memiliki banyak pilihan dan kesempatan

untuk datang dan/atau tinggal lebih lama di Muntok;

3. Peningkatan kapasitas (pengetahuan, keahlian, dan pengalaman) masyarakat setempat

terkait pengembangan wisata sejarah dan warisan budaya Muntok perlu dilakukan;

4. Penyediaan prasarana dan sarana pendukung tema dan jalur heritage trail di Kota Tua

Muntok dan sekitarnya perlu dipersiapkan bagi kenyamanan pengunjung dan juga

masyarakat setempat, seperti interpretasi dan aksesibilitas, dengan memerhatikan iklim

setempat;

Page 92: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-25

5. Perencanaan pengembangan pariwisata jenis lainnya di Kawasan Kota Tua Muntok dan

sekitarnya sebagai pelengkap wisata sejarah dan pusaka budaya;

6. Penyusunan sistem perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan evaluasi pariwisata

sejarah dan warisan budaya Kawasan Kota Tua Muntok, mencakup daya tarik wisata,

prasarana dan sarana wisata, termasuk Standard Operasional Procedure pemeliharaan daya

tarik wisata dan kunjungan, serta pengelolaan dampak positif dan negatif dari

pengembangan pariwisata setempat, agar dapat berkelanjutan.

Heritage trail adalah jalur yang menghubungkan antara satu daya tarik wisata dengan lainnya,

biasanya bertema warisan alam dan budaya, dan berdasarkan satu tema tertentu. Salah satu

contoh definisi heritage trails dikeluarkan oleh New South Wales Office, Austrlia, yang

mendefinisikannya sebagai, “… established routes linking significant items of an area’s heritage”

(1995). Heritage trail dapat dilakukan sendiri atau berkelompok, baik dengan bantuan interpretasi

personal maupun non-personal.

Interpretasi adalah “…a communication process, designed to reveal meanings and relationships

of our cultural and natural heritage, through involvement with objects, articfacts, landscapes and

sites” (Interpretation Canada). Dengan kata lain, interpretasi adalah sebuah proses pemahaman

tentang warisan alam dan budaya melalui interaksi langsung dengan objek. Interpretasi personal

adalah interpretasi yang dilakukan dengan mediasi seorang interpreter, yang menyampaikan

interpretasi secara langsung dan lisan dengan atau tanpa bantuan media interpretasi non-

personal. Interpretasi non-personal adalah media interpretasi, seperti buku panduan, papan

interpretasi, brosur atau leaflet, informasi dalam bentuk online yang dapat diunduh melalui gadget

seperti telepon genggam, tablet, dan sebagainya, dan lain-lain. Heritage trail dapat dilakukan

dengan media transportasi atau berjalan kaki, baik sendiri maupun berkelompok.

Gambar 7.2 Contoh Papan Penunjuk Rute Heritage trail dan Foto Oobjek di Nara, Jepang Sumber: Tim RIRD KSPP Muntok dsk, 2018

Page 93: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-26

Dalam merencanakan dan mengembangkan heritage trails, ada beberapa prinsip umum yang

perlu diperhatikan, terutama untuk mendukung heritage trail yang dilakukan sambil berjalan kaki:

1. Merencanakan dan menentukan pasar target dan bauran pemasaran (product, price, place,

and distribution);

2. Ketersediaan interpreter yang menguasai materi tur;

3. Ketersediaan fasilitas penunjang wisata jalan kaki, seperti titik pertemuan untuk peserta

wisata yang strategis yang aman dan nyaman, trotoar, zebra cross, tempat rehat, rumah

makan, papan interpretasi, dan sebagainya;

4. Jarak dan durasi maksimal untuk berjalan kaki (idealnya untuk satu jalur heritage trail tidak

lebih dari 1,5 km atau dilakukan kurang dari 2,5 jam);

5. Waktu yang tepat untuk melakukan wisata jalan kaki berdasarkan tema, yaitu pagi atau sore

dan malam hari;

6. Heritage trail dapat dilakukan sendiri atau mengikuti wisata jalan kaki yang dipandu

interpreter;

7. Pembuatan informasi terkait heritage trail, mencakup papan informasi rute, brosur, internet.

Gambar 7.3 Contoh papan interpretasi di Kyoto, Jepang Sumber: Hasil Survey Tim RIRD KSPP Muntok dsk, 2018

Terdapat tiga pendekatan untuk menentukan heritage trail di Kota Tua Muntok, yaitu berdasarkan:

1) Tema klaster, 2) Periode sejarah, dan 3) Tema khusus budaya. Pendekatan berdasarkan tema

klaster biasanya melibatkan objek-objek dalam satu klaster. Kebalikannya, pendekatan

berdasarkan periode sejarah dapat diterapkan dengan melibatkan objek-objek dalam satu

kawasan atau antarkawasan. Begitu juga dengan pendekatan tema khusus, dapat dilakukan

dengan melibatkan objek dalam satu kawasan atau antarkawasan. Perlu diperhatikan bahwa ada

tantangan bagi pengembangan tema heritage trail berdasarkan sejarah, yaitu lokasi antara satu

Page 94: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-27

daya tarik wisata ke daya tarik wisata lainnya dapat berjauhan sehingga tidak dapat dilakukan

dengan berjalan kaki.

Rencana pengembangan tema dan program heritage trail Muntok berdasarkan pendekatan tema

klaster mencakup:

1. Klaster Eropa, meliputi:

a. Sejarah perkembangan komunitas Eropa (Inggris-Belanda) di Muntok

Sasaran interpretasi mencakup:

• Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pengunjung dan masyarakat

setempat tentang sejarah perkembangan komunitas Belanda (dan Inggris) di Muntok,

termasuk kedatangan bangsa Belanda (dan Inggris) ke Muntok, tokoh-tokoh penting,

gaya hidup atau budaya (mencakup kuliner dan arsitektur).

• Meningkatkan apresiasi pengunjung dan masyarakat setempat terhadap kawasan

yang memiliki nilai warisan budaya bangsa Belanda (dan Inggris).

• Pengunjung dan masyarakat setempat dapat mempromosikan nilai-nilai sejarah

kawasan melalui media sosial dan blog.

Daya tarik wisata utama mencakup:

• Rumah Dinas Bupati Bangka Barat (Eks Kantor Residen), Museum Timah Indonesia

(BTW), Alun-alun (Voetbaetrin), Eks Jembatan Burg, Pelabuhan Lama Muntok (Eks

Vlutch Haven), Kantor Administrasi Pelabuhan (Eks Kantor Syahbandar Belanda/

Habur Maser), Pantai dan Menara Suar Tanjung Kalian

Daya tarik wisata pendukung mencakup:

• Gereja Katolik, Rumah Pastoral, Sekolah Katolik Santa Maria, Rumah Sudirman 12

(Eks Rumah Kavilasi 2/ Kepala BTW), Rumah Bapak H. Choirudin (Eks Rumah Kavilasi

I/ Kepala BTW), Gereja Bethesda, Gudang Inggris (Gedung Kuning), Café Teras Kite

(Eks Taman Kanak-kanak Belanda), Gedung KPU (Eks Gedung Concordia), Rumah

Tahanan Muntok (Gavengis), Komplek Polsek Muntok (Eks Komplek Benteng Inggris

& Belanda)

Teknik interpretasi mencakup:

• Interpretasi Non-Personal, seperti: Papan rute dan objek kawasan; Papan

interpretasi di setiap objek; Brosur panduan cetak dan elektronik.

• Interpretasi Personal, seperti: Tur yang dipandu interpreter (guided tour).

Target wisatawan:

• wisman/wisnus minat khusus sejarah, warisan budaya, edurekreasi/pelajar lokal,

regional, nasional.

Jarak:

• ± 18 Km

Page 95: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-28

Waktu:

• Pagi/Siang/Sore

Gambar 7.4 Contoh Bangunan Kolonial Belanda di Muntok Sumber: Hasil Survey Tim RIRD KSPP Muntok dsk, 2018

Page 96: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-29

Gambar 7.5 Jalur Wisata Sejarah Perkembangan Komunitas Eropa di Muntok

Page 97: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-30

b. Sejarah peninggalan taman-taman kolonial

Sasaran interpretasi mencakup:

• Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pengunjung dan masyarakat

setempat tentang sejarah taman-taman kolonial, desain, dan jenis-jenis vegetasi yang

ada;

• Meningkatkan apresiasi pengunjung dan masyarakat setempat terhadap kawasan

yang memiliki nilai warisan budaya etnis Belanda;

• Pengunjung dan masyarakat setempat dapat mempromosikan nilai-nilai sejarah

kawasan melalui media sosial dan blog.

Daya tarik utama mencakup:

• Taman Wilhelmina, Taman Juliana, Taman Elizabeth

Daya tarik wisata pendukung mencakup:

• Museum Timah Indonesia (BTW), Rumah Sudirman 12 (Eks Rumah Kavilasi 2/ Kepala

BTW), Rumah Bapak H. Choirudin (Eks Rumah Kavilasi I/ Kepala BTW), Café Teras Kite

(Eks Taman Kanak-kanak Belanda), Gedung KPU (Eks Gedung Concordia), Rumah

Tahanan Muntok (Gavengis).

Teknik interpretasi mencakup:

• Interpretasi Non-Personal, seperti: Papan rute dan objek kawasan; Papan interpretasi

di setiap objek; Brosur panduan cetak dan elektronik.

• Interpretasi Personal, seperti: Tur yang dipandu interpreter (guided tour).

Target wisatawan:

• wisman/wisnus minat khusus, pelajar, peneliti

Jarak:

• ± 2 Km

Waktu:

• Pagi/Sore

Page 98: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-31

Gambar 7.6 Jalur Wisata Sejarah Peninggalan Taman-Taman Kolonial

Page 99: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-32

2. Klaster Melayu,

dengan nama tema jalur: Sejarah perkembangan komunitas Melayu di Muntok

Sasaran interpretasi mencakup:

• Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pengunjung dan masyarakat

setempat tentang sejarah perkembangan komunitas Melayu di Muntok, termasuk

kedatangan etnis Melayu dari Palembang ke Muntok, tokoh-tokoh penting, gaya hidup

atau budaya (mencakup kuliner dan arsitektur);

• Meningkatkan apresiasi pengunjung dan masyarakat setempat terhadap kawasan yang

memiliki nilai warisan budaya etnis Melayu;

• Pengunjung dan masyarakat setempat dapat mempromosikan nilai-nilai sejarah kawasan

melalui media sosial dan blog.

Daya tarik wisata utama mencakup:

• Benteng Kota Seribu, Masjid Jami’, Surau Tanjung, Rumah Tumenggung (Woning

Tumenggung)

Daya tarik wisata pendukung mencakup:

• Makam Bangsawan Melayu, Rumah Panggung Melayu (di Kampung Ulu), Rumah Melayu

(Kampung Pemohoen), Kuliner khas Melayu (Teras Kite), Kue Tradisional Jajanan Pasar

(Kampung Tanjung)

Gambar 7.7 Surau Tanjung

Sumber: Hasil Survey Tim RIRD KSPP Muntok dsk, 2018

Teknik interpretasi mencakup:

• Interpretasi Non-Personal, seperti: Papan rute dan objek kawasan; Papan interpretasi di

setiap objek; Brosur panduan cetak dan elektronik.

• Interpretasi Personal, seperti: Tur yang dipandu interpreter (guided tour).

Page 100: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-33

Target wisatawan:

• wisman/wisnus minat khusus, edurekreasi/pelajar/peneliti

Jarak:

• ± 2 Km

Waktu:

• Pagi/Siang/Sore

Page 101: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-34

Gambar 7.8 Jalur Wisata Sejarah Perkembangan Komunitas Melayu

Page 102: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-35

3. Klaster Cina,

dengan nama jalur: Sejarah perkembangan komunitas Tionghoa di Muntok

Sasaran interpretasi mencakup:

• Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pengunjung dan masyarakat

setempat tentang sejarah perkembangan komunitas Tionghoa di Muntok, termasuk

kedatangan etnis Tionghoa ke Muntok, tokoh-tokoh penting, gaya hidup atau budaya

(mencakup kuliner dan arsitektur)

• Meningkatkan apresiasi pengunjung dan masyarakat setempat terhadap kawasan yang

memiliki nilai sejarah terkait warisan budaya etnis Tionghoa di Muntok

• Pengunjung dan masyarakat setempat dapat mempromosikan nilai-nilai sejarah kawasan

melalui media sosial dan blog.

Daya tarik wisata utama mencakup:

• Rumah Mayor China, Klenteng Kong Fuk Miauw, Gudang Mayor China

Daya tarik wisata pendukung mencakup:

• Penginapan Sandi (Eks Hotel Centrum), Makam Mayor Cina Tjung A Thiam, Makam Mayor

Cina Tan Jien Men, Ruko Keluarga Ding Tjiang (Rumah Warga Tionghoa), Rumah Warga

Tionghoa 2,3,4, Eks Rumah Kapiten Cina (Woning Lim A Pat), Petak 15 (Rumah Warga

Tionghoa), Rumah Keluarga Lie Yong Bak (Rumah Warga Tinghoa), Eks Bangunan Sekolah

Cina, Kuliner Petak 15, Kuliner Martabak (Hok Lo Pan), Sembahyang Rebut.

Gambar 7.9 Rumah Mayor China Sumber: Hasil Survey Tim RIRD KSPP Muntok dsk, 2018

Teknik interpretasi mencakup:

• Interpretasi Non-Personal, seperti: papan rute dan objek kawasan; papan interpretasi di

setiap objek; Brosur panduan cetak dan elektronik.

• Interpretasi Personal, seperti: Tur yang dipandu interpreter (guided tour).

Target wisatawan: wisman/wisnus minat khusus, edurekreasi/pelajar

Jarak: ± 4 Km

Waktu: Pagi/Siang/Sore/Malam

Page 103: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-36

Gambar 7.10 Jalur Wisata Sejarah Perkembangan Komunitas Tionghoa

Page 104: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-37

Rencana pengembangan tema dan program heritage trail Muntok berdasarkan pendekatan

sejarah mencakup:

1. Napak Tilas Jejak Kesultanan Palembang

Sasaran interpretasi mencakup:

• Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pengunjung dan masyarakat

setempat tentang sejarah perkembangan Kesultanan Palembang di Muntok;

• Meningkatkan apresiasi pengunjung dan masyarakat setempat;

• Pengunjung dan masyarakat setempat dapat mempromosikan nilai-nilai sejarah kawasan

melalui media sosial dan blog.

Daya tarik wisata utama mencakup:

• Klenteng Kung Fuk Miaw, Benteng Kota Seribu, Pelabuhan Lama Muntok, Surau Tanjung,

Rumah Tumenggung.

Daya tarik wisata pendukung mencakup:

• Pantai Tanjung Kalian, Kampung Ulu, Kampung Teluk Rubiah (Petenun)

Teknik interpretasi mencakup:

• Interpretasi Non-Personal, seperti: Papan rute dan objek kawasan; Papan interpretasi di

setiap objek; Brosur panduan cetak dan elektronik.

• Interpretasi Personal, seperti: Tur yang dipandu interpreter (guided tour).

Target wisatawan:

• wisman/wisnus minat khusus, edurekreasi/pelajar

Jarak:

• ± 8 Km

Waktu:

• Pagi/Siang/Sore

Page 105: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-38

Gambar 7.11 Jalur Wisata Napak Tilas Jejak Kesultanan Palembang

Page 106: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-39

2. Sejarah Perang Dunia II di Pulau Bangka

Sasaran interpretasi mencakup:

• Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pengunjung dan masyarakat

setempat tentang sejarah Perang Dunia II di Pulau Bangka, khususnya Muntok, serta

objek-objek dan relik yang berhubungan dengan Perang Dunia II di Muntok.

• Meningkatkan apresiasi pengunjung dan masyarakat setempat terhadap kawasan yang

memiliki nilai sejarah terkait Perang Dunia II di Pulau Bangka.

• Pengunjung dan masyarakat setempat dapat mempromosikan nilai-nilai sejarah kawasan

melalui media sosial dan blog.

Daya tarik wisata utama mencakup:

• Museum Timah Indonesia (eks BTW), Rumah Kavilasi, Pelabuhan Lama, Eks Bioskop,

Camp Tahanan Wanita (Kampung Keranggang), Museum Perdamaian, Pantai Radji, Teluk

Menggeris.

Daya tarik wisata pendukung mencakup:

• Pantai Tanjung Kalian.

Gambar 7.12 Relik Kapal Perang di Tanjung Kalian

Sumber: Hasil Survey Tim RIRD KSPP Muntok dsk, 2018

Teknik interpretasi mencakup:

• Interpretasi Non-Personal, seperti: Papan rute dan objek kawasan; Papan interpretasi di

setiap objek; Brosur panduan baik cetak maupun elektronik.

• Interpretasi personal, seperti: Tur yang dipandu interpreter (guided tour)

Target wisatawan:

• wisman/wisnus minat khusus, edurekreasi/pelajar

Jarak:

• ± 16 Km

Waktu:

• Pagi/Siang/Sore

Page 107: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-40

Gambar 7.13 Jalur Wisata Sejarah Perang Dunia II

Page 108: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-41

3. Jejak Pengasingan Soekarno-Hatta di Muntok

Sasaran interpretasi mencakup:

• Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pengunjung dan masyarakat

setempat tentang tempat-tempat dan objek yang berhubungan dengan upaya Belanda

dalam mengasingkan Soekarno-Hatta di Kawasan Muntok dan sekitarnya.

• Meningkatkan apresiasi pengunjung dan masyarakat setempat terhadap kawasan yang

memiliki nilai sejarah terkait jejak pengasingan Soekarno-Hatta di Muntok

• Pengunjung dan masyarakat setempat dapat mempromosikan nilai-nilai sejarah kawasan

melalui media sosial dan blog.

Daya tarik wisata utama mencakup:

• Pesanggrahan Muntok, Pesanggrahan Menumbing, Pantai Tanjung Kalian

Daya tarik wisata pendukung mencakup:

• Hutan Konservasi Menumbing, Batu Balai, Pembuatan Kue Jajanan Pasar Kampung

Tanjung, Pantai Muntok Asin, Pantai Batu Rakit

Gambar 7.14 Pesanggrahan Muntok

Sumber: Hasil Survey Tim RIRD KSPP Muntok dsk, 2018

Teknik interpretasi mencakup:

• Interpretasi Non-Personal, seperti: Papan rute dan objek kawasan; Papan interpretasi di

setiap objek; Brosur panduan baik cetak maupun elektronik.

• Interpretasi personal, seperti: Tur yang dipandu interpreter (guided tour)

Target wisatawan:

• wisman/wisnus minat khusus, edurekreasi/pelajar

Jarak:

• ± 17 Km

Waktu: Pagi/Siang/Sore

Page 109: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-42

Gambar 7.15 Jalur Wisata Jejak Pengasingan Soekarno-Hatta

Page 110: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-43

4. Sejarah Penambangan Timah

Sasaran interpretasi mencakup:

• Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pengunjung dan masyarakat setempat

tentang sejarah pertambangan timah yang pertama di Pulau Bangka, termasuk volume dan

prestasi industri pertambangan setempat, tokoh-tokoh penting dalam sejarah pertambangan,

dan bangunan-bangunan terkait industri pertambangan setempat.

• Meningkatkan apresiasi pengunjung dan masyarakat setempat terhadap kawasan yang

memiliki nilai sejarah industri pertimahan

• Pengunjung dan masyarakat setempat dapat mempromosikan nilai-nilai sejarah kawasan

melalui media sosial dan blog.

Daya tarik wisata utama mencakup:

• Pesanggrahan Muntok, Rumah Mayor Cina, Museum BTW, Kantor Administrasi Pelabuhan

(Eks Kantor Syahbandar Belanda/ Habur Master), Eks Jembatan Burg, Gudang Mayor Cina,

Pelabuhan Lama Muntok, Pantai Tanjung Kalian

Daya tarik wisata pendukung mencakup:

• Rumah Keluarga Ahmad Djunaedi/ Rumah Macan (Eks Rumah Kepala Parit Timah), Rumah

Sudirman 12 (Eks Rumah Kavilasi 2/ Kepala BTW), Rumah Bapak H. Choirudin (Eks Rumah

Kavilasi I/ Kepala BTW), Rumah Bapak Rusli (Eks Rumah Kepala Kapal Keruk Belanda),

Rumah Kolonial (Eks Rumah Karyawan Zaman Belanda)

Gambar 7.16 Bangunan Museum Timah Indonesia Muntok Sumber: Hasil Survey Tim RIRD KSPP Muntok dsk, 2018

Teknik interpretasi mencakup:

• Interpretasi Non-Personal: Papan rute dan objek kawasan; Papan interpretasi di setiap objek;

Brosur panduan cetak maupun elektronik.

• Interpretasi personal: Tur yang dipandu interpreter (guided tour).

Target pasar wisatawan:

• Wisman/wisnus minat khusus, Edurekreasi/Pelajar

Jarak:

• ± 8 Km

Waktu:

• Pagi/Siang/Sore

Page 111: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-44

Gambar 7.17 Jalur Wisata Sejarah Penambangan Timah

Page 112: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-45

Rencana pengembangan tema dan program heritage trail Muntok berdasarkan pendekatan tema

khusus budaya mencakup:

1. Pelabuhan Ikan dan Pasar Ikan Tradisional

Sasaran interpretasi mencakup:

• Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pengunjung dan masyarakat setempat

tentang sejarah pelabuhan ikan dan pasar ikan Muntok, objek-objek bersejarah di Kawasan

tersebut, kegiatan sehari-hari nelayan dan penjual ikan, jenis-jenis ikan yang diperdagangkan,

dan sebagainya

• Meningkatkan apresiasi pengunjung dan masyarakat setempat terhadap kawasan yang

memiliki nilai warisan budaya nelayan dan komersial ikan Muntok

• Pengunjung dan masyarakat setempat dapat mempromosikan nilai-nilai sejarah kawasan

melalui media sosial dan blog.

Daya tarik wisata utama mencakup:

• Pelabuhan ikan dan pasar ikan tradisional

Daya tarik wisata pendukung mencakup:

• Pelabuhan Lama Muntok, Eks Jembatan Burg, Gudang Inggris (Gedung Kuning), Eks Kantor

Syahbandar Belanda

Gambar 7.18 Satu sudut pelabuhan nelayan di Muntok Sumber: Hasil Survey Tim RIRD KSPP Muntok dsk, 2018

Teknik interpretasi mencakup:

• Interpretasi Non-Personal, seperti: Papan rute dan objek kawasan; Papan interpretasi di setiap

objek; Brosur panduan cetak dan elektronik.

• Interpretasi Personal, seperti: Tur yang dipandu interpreter (guided tour).

Target pasar wisatawan:

• Wisman/wisnus minat khusus, Edurekreasi/Pelajar

Jarak:

• ± 0,5 Km

Waktu:

• Pagi/Siang/Sore

Page 113: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-46

Gambar 7.19 Jalur Wisata Pelabuhan Ikan dan Pasar Ikan Tradisional

Page 114: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-47

2. Pasar Tradisional Muntok

Sasaran interpretasi mencakup:

• Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pengunjung dan masyarakat setempat

tentang pasar tradisional Muntok, sejarah pasar, kegiatan sehari-hari penjual di pasar, produk

yang dijual di pasar, dan sebagainya.

• Meningkatkan apresiasi pengunjung dan masyarakat setempat terhadap kawasan yang

memiliki nilai budaya Muntok, terutama pusat komersial tradisional.

• Pengunjung dan masyarakat setempat dapat mempromosikan nilai-nilai sejarah dan budaya

kawasan melalui media sosial dan blog.

Daya tarik wisata utama mencakup:

• Pasar Muntok

Daya tarik wisata pendukung mencakup:

• Rumah Mayor Cina, Penginapan Sandy (eks Hotel Centrum), Gudang Mayor Cina

Gambar 7.20 Produk di pasar tradisonal Muntok yang dapat menarik minat wisatawan asing

Sumber: Hasil Survey Tim RIRD KSPP Muntok dsk, 2018

Teknik interpretasi mencakup:

• Interpretasi Non-Personal, seperti: Papan rute dan objek kawasan; Papan interpretasi di setiap

objek; Brosur panduan cetak dan elektronik.

• Interpretasi Personal, seperti: Tur yang dipandu interpreter (guided tour).

Target pasar wisatawan:

• Wisman/wisnus minat khusus, Edurekreasi/Pelajar

Jarak:

• ± 1 Km

Waktu:

• Pagi/Siang/Sore

Page 115: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-48

Gambar 7.21 Jalur Wisata Pasar Tradisional

Page 116: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-49

3. Penganan Khas Muntok

Sasaran interpretasi mencakup:

• Meningkatkan apresiasi pengunjung dan masyarakat setempat terhadap kawasan yang

memiliki nilai budaya, spesifiknya kuliner Muntok.

• Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pengunjung dan masyarakat setempat

tentang kuliner Muntok yang tersedia di pagi maupun malam hari.

• Meningkatkan apresiasi pengunjung dan masyarakat setempat terhadap kawasan yang

memiliki nilai budaya, spesifiknya kuliner Muntok yang tersedia di pagi maupun malam hari.

Daya tarik wisata utama mencakup:

• Kue Jajanan Pasar Kampung Tanjung, Kue Jajanan Pasar Gedung M3 / Segitiga Klenteng &

Masjid Jami’.

Daya tarik wisata pendukung mencakup:

• Klenteng Kung Fuk Miaw, Masjid Jami’, Surau Tanjung, Rumah Tumenggung.

Gambar 7.22 Aneka makanan ringan khas Muntok Sumber: Hasil Survey Tim RIRD KSPP Muntok dsk, 2018

Teknik interpretasi mencakup:

• Interpretasi Non-Personal, seperti: Papan rute dan objek kawasan; Papan interpretasi di setiap

objek; Brosur panduan cetak dan elektronik.

• Interpretasi Personal, seperti: Tur yang dipandu interpreter (guided tour).

Page 117: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-50

Gambar 7.23 Koridor Dua Pecinan yang Dapat Dikembangkan Sebagai Pasar Malam yang

Menjual Penganan Khas Muntok Sumber: Hasil Survey Tim RIRD KSPP Muntok dsk, 2018

Target pasar wisatawan:

• Wisman/wisnus minat khusus, Edurekreasi/Pelajar

Jarak:

• ± 1 Km

Waktu:

• Pagi/Siang/Sore/Malam

Page 118: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-51

Gambar 7.24 Jalur Wisata Penganan Khas Muntok

Page 119: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-52

4. Muntok White Pepper

Sasaran interpretasi mencakup:

• Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pengunjung dan masyarakat

setempat tentang sejarah penanaman lada putih Muntok, dan manfaatnya.

• Meningkatkan apresiasi pengunjung dan masyarakat setempat terhadap lada putih,

sebagai rempah-rempah khas Muntok yang bernilai tinggi.

Daya tarik wisata utama mencakup:

• Pelabuhan Lama Muntok, Perkebunan Lada di Desa Air Belo, Kec. Muntok, Perkebunan

Lada di Desa Kundi, Kecamatan Simpang Teritip.

Teknik interpretasi mencakup:

• Interpretasi Non-Personal, seperti: Papan rute dan objek kawasan; Papan interpretasi di

setiap objek; Brosur panduan cetak dan elektronik.

• Interpretasi Personal, seperti: Tur yang dipandu interpreter (guided tour).

Target pasar wisatawan:

• Wisman/wisnus minat khusus, Edurekreasi/Pelajar

Jarak:

• ± 29 Km

Waktu:

• Pagi/Siang/Sore

Page 120: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-53

Gambar 7.25 Jalur Wisata Muntok White Pepper

Page 121: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-54

Secara keseluruhan, terdapat 12 jalur wisata yang dapat dikembangkan di KSPP Muntok dan

sekitarnya, peta berikut ini menunjukkan 12 jalur tersebut, dengan beberapa jalur

memperlihatkan irisan di sebagian ruas jalurnya. Jalur-jalur ini nantinya dapat menjadi rujukan

dalam menyusun paket wisata yang lebih detail, yang siap ditawarkan/dijual kepada wisatawan.

Page 122: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-55

Gambar 7.26 Jalur Wisata Tematik di KSPP Muntok dan Sekitarnya

Page 123: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-56

7.3.2 Rencana Informasi Pariwisata

Parwisata merupakan salah satu industri yang sangat bergantung pada informasi. Dalam

melakukan kegiatan wisata, pengunjung akan membutuhkan berbagai informasi mulai dari

informasi terkait lokasi destinasi pariwisata, berbagai jenis daya tarik wisata didalamnya dan

berbagai kegiatan wisata yang dapat dilakukan, moda transportasi untuk berkunjung ke destinasi

pariwisata atau daya tarik wisata tersebut dan bagaimana cara untuk mencapai lokasi destinasi

pariwisata atau daya tarik wisata tersebut, berbagai fasilitas pariwisata yang tersedia di destinasi

pariwisata atau daya tarik wisata tersebut, termasuk informasi terkait kemudahan untuk

pembayaran (cara pembayaran) di destinasi pariwisata atau daya tarik wisata, dan termasuk

informasi terkait himbauan dan peringatan terkait etika wisatawan saat berkunjung untuk

mengatur perilaku wisatawan.

Dalam perencanaan informasi pariwisata, berbagai media informasi dapat dikembangkan di suatu

destinasi pariwisata diantaranya adalah melalui fasilitas pusat informasi, papan informasi, papan

interpretasi, dan papan petunjuk arah (signage). Berikut adalah arahan rencana fasilitas informasi

untuk di lokasi-lokasi tertentu dengan isi informasi yang diperlukan.

Tabel 7.11 Perencanaan Informasi Pariwisata

FASILITAS INFORMASI LOKASI ISI INFORMASI

Pusat Informasi • Muntok

Gateway

• Segitiga

Klenteng-

Masjid Jami’

• Brosur panduan wisata interpretif

• Informasi interaktif online

• Paket wisata

• Peta wisata kawasan dan posisi pusat informasi

• Brosur setiap daya tarik wisata pusaka / sejarah

Papan informasi Seluruh daya

tarik wisata • Nama daya tarik wisata

• Kegiatan wisata yang dapat dilakukan

• Tata tertib pengunjung

• Denah lokasi daya tarik wisata dan posisi lokasi denah

Papan interpretasi Seluruh daya

tarik wisata

utama

• Tema interpretasi

• Peta lokasi daya tarik wisata terkait tema

• Informasi interpretif terkait tema

• Fasilitas di sekitar jalur tapak pusaka

Signage/papan

petunjuk arah

Persimpangan

jalan menuju

daya tarik

wisata

• Nama daya tarik wisata

• Panah petunjuk arah

• Informasi jarak yang masih harus di tempuh

• Warna papan petunjuk arah adalah coklat

Page 124: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-57

7.3.3 Rencana Lembaga Pengelolaan Kawasan

Rencana lembaga pengelolaan kawasan meliputi sistem kelembagaan, unsur-unsur organisasi,

dan aspek/bidang pengelolaan, seperti dapat dilihat dalam table 7.12 berikut ini.

Tabel 7.12 Rencana Lembaga Pengelolaan Kawasan

Sistem Kelembagaan Unsur-unsur Organisasi Aspek/Bidang

Organisasi pelestarian

pusaka

Organisasi interpretasi

pusaka (dapat

menginduk ke organisasi

pelestarian atau

independent)

Pentahelix (Pemerintah/

masyarakat/ usaha

pariwisata/akademisi/

media

PRODUK (pengembangan daya tarik wisata

utama dan pendukung, jalur wisata dan lain-

lain)

SARPRAS (trotoar, meeting & ending point

yang representatif, zebra cross, tempat rehat,

rumah makan, papan interpretasi & orientasi,

brosur)

SDM (certified guide/interpreter, voluntary /

trainee interpreter)

PEMASARAN/PROMOSI

(Identifikasi pasar target yang tepat untuk

setiap tema tur, kerjasama dengan tour

operator nasional dan internasional,

maksimalisasi peran organisasi interpretasi

pusaka, media promosi yang tepat untuk

setiap pasar target)

7.3.4 Rencana Pengembangan Kapasitas Masyarakat

Masyarakat memiliki peranan penting dalam pembangunan kepariwisataan, tidak hanya sebagai

pelaku, tetapi juga menjadi tujuan akhir pembangunan yaitu untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan kapasitas masyarakat menjadi suatu kebutuhan

dalam pembangunan guna menyiapkan masyarakat untuk dapat bersaing.

Rencana pengembangan kapasitas masyarakat di Kota Tua Muntok dilakukan melalui 5 kegiatan

utama meliputi sosialisasi, pembinaan, pelatihan, pendidikan, dan pendampingan. Kelima

kegiatan tersebut dilakukan secara berkesinambungan dan menerus untuk mendapatkan hasil

yang optimal dari tujuan yang diinginkan. Rencana pengembangan kapasitas masyarakat di Kota

Tua Muntok adalah sebagai berikut.

1. Sosialisasi merupakan suatu proses belajar mengajar atau penanaman nilai, kebiasaan, dan

aturan dalam berperilaku di masyarakat dari satu generasi ke generasi lainnya sesuai dengan

peran dan status sosial masing-masing di dalam kelompok masyarakat. Dalam

pengembangan kapasitas masyarakat pariwisata di KSPP Muntok dan sekitarnya, kegiatan

sosialisasi yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.

Page 125: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-58

• Sosialisasi pengembangan Kota Tua Muntok sebagai destinasi pariwisata sejarah,

warisan budaya, dan kuliner.

• Sosialisasi jalur-jalur wisata tematik yang sudah ditetapkan (tema klaster, tema periode

sejarah, dan tema budaya).

• Pendataan masyarakat yang berpotensi dalam pengembangan usaha produk dan jasa

pariwisata (seperti tenun cual, kuliner, cinderamata dan sebagainya).

2. Pembinaan merupakan suatu tindakan, proses, usaha, dan kegiatan yang dilakukan untuk

memperoleh hasil yang lebih baik ataupun tujuan yang telah ditetapkan. Dalam

pengembangan kapasitas masyarakat pariwisata di KSPP Muntok dan sekitarnya, kegiatan

pembinaan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.

• Pembinaan untuk meningkatkan kapasitas dan jumlah interpreter untuk pariwisata

sejarah (kesultanan Palembang, masa penjajahan, perjuangan kemerdekaan,

pertambangan timah, dan lain-lain).

• Penyusunan rangkaian cerita peristiwa dan tempat-tempat bersejarah untuk masing-

masing jalur wisata tematik yang telah ditetapkan.

• Pembinaan bagi pengusaha produk dan jasa pariwisata di Kota Tua Muntok dan

sekitarnya

• Penyediaan lokasi dan alat-alat yang dibutuhkan untuk mengembangan produksi tenun

cual di Kota Tua Muntok.

• Pengemasan produk kuliner sebagai salah satu kegiatan wisata di Kota Tua Muntok

3. Pelatihan merupakan suatu proses yang merupakan bagian dari investasi sumber daya

manusia untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja guna membantu

mencapai tujuan organisasi. Dalam pengembangan kapasitas masyarakat pariwisata di KSPP

Muntok dan sekitarnya, kegiatan pelatihan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.

• Pelatihan interpretasi pariwisata khususnya untuk pariwisata sejarah di Kota Tua

Muntok.

• Pelatihan berbahasa asing bagi interpreter maupun pelaku pariwisata lainnya di Kota Tua

Muntok.

• Pelatihan menenun bagi masyarakat lokal untuk mengangkat kembali budaya tenun

cual.

• Pelatihan kemampuan bercerita (story telling) bagi interpreter sejarah di Kota Tua

Muntok.

• Pelatihan penataan kamar homestay dan pelayanan serta keramahtamahan pada tamu

homestay.

• Pelatihan pembukuan keuangan untuk UMKM di Kota Tua Muntok.

Page 126: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-59

4. Pendidikan merupakan proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan

individu untuk mencapai taraf hidup atau untuk kemajuan yang lebih baik. Dalam

pengembangan kapasitas masyarakat pariwisata di KSPP Muntok dan sekitarnya, kegiatan

pendidikan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.

• Peningkatan kualitas produk kuliner (rasa, kemasan yang lebih menarik, ketahanan

makanan, dan sebagainya).

• Pendidikan untuk pengembangan motif tradisional kain cual.

5. Pendampingan merupakan suatu strategi yang digunakan untuk meningkatkan mutu dan

kualitas sumber daya manusia sehingga mampu mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian

dari permasalahan dan mencari alternatif solusi terbaik untuk pemecahan masalah.

• Pendampingan pengelolaan kegiatan pariwisata sejarah di Kota Tua Muntok

• Pendampingan bagi pelaku tenun cual (khususnya untuk keberlanjutan usaha cual,

promosi, dan sebagainya)

• Pendampingan bagi pemilik homestay di Kota Tua Muntok (khususnya terkait

kebersihan)

7.3.5 Rencana Pengelolaan Pengunjung

Kunjungan wisata ke suatu destinasi pariwisata dapat memberikan manfaat terhadap aspek

lingkungan, sosial budaya, maupun ekonomi. Namun, apabila suatu kunjungan wisata tidak

dikelola dengan baik, maka dapat memberikan berbagai dampak negatif terhadap suatu destinasi

pariwisata. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu pengelolaan pengunjung di suatu destinasi

pariwisata, tidak hanya untuk meminimalisir dampak negatif dari kunjungan wisata, tetapi juga

untuk memberikan kualitas kenyamanan dan pengalaman yang baik bagi pengunjung.

Pengelolaan pengunjung harus direncanakan dengan baik sejak awal pengembangan suatu

destinasi pariwisata, tidak menunggu terjadinya dampak negatif terlebih dahulu. Terdapat

beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam perencanaan pengelolaan pengunjung,

diantaranya adalah Pengaturan Sistem Reservasi, Pengaturan Alur Kunjungan dan Moda

Transportasi Berkunjung, Pengaturan Perilaku Pengunjung, Pengaturan/Pembatasan Waktu

Kunjungan, Pengaturan Harga. Berikut adalah strategi pengelolaan pengunjung dari berbagai

pendekatan tersebut.

Tabel 7.13 Rencana Pengelolaan Pengunjung

PENDEKATAN STRATEGI PENGELOLAAN PENGUNJUNG

Pengaturan Sistem

Reservasi

1. Memberikan berbagai jenis media reservasi. Media reservasi tersebut

dapat dilakukan melalui media daring/online (melalui website, blog,

media sosial), media telepon, dan reservasi langsung di lokasi. Hal ini

dimaksudkan untuk mempermudah wisatawan dalam melakukan

reservasi dan juga mengatur/mengawasi jumlah calon pengujung;

Page 127: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-60

PENDEKATAN STRATEGI PENGELOLAAN PENGUNJUNG

2. Menginformasikan waktu reservasi kunjungan. Perlu diinformasikan

kepada pengunjung terkait dengan waktu paling cepat dan paling lambat

untuk melakukan reservasi melalui media online dan media telepon. Hal

ini dimaksudkan agar wisatawan dapat melakukan reservasi pada waktu

yang telah ditentukan dan memudahkan mengelola untuk

mengatur/mengawasi jumlah calon pengunjung;

3. Menyampaikan informasi terkait aturan bahwa pelayanan pertama akan

diberikan kepada pengunjung yang melakukan reservasi lebih awal

ketika kuota jumlah calon pengunjung telah terpenuhi. Hal ini

dimaksudkan agar wisatawan yang akan berkunjung terinformasikan

dengan baik bahwa mereka harus menunggu (waiting list) atau

memindahkan waktu kunjungannya pada waktu lain.

Pengaturan Alur

Kunjungan dan Moda

Transportasi Berkunjung

1. Pengaturan kendaran menuju daya tarik wisata. Perlu dilakukan

pengaturan kendaraan roda empat dan roda dua khususnya untuk

berkunjung ke kawasan daya tarik wisata yang memiliki tingkat

kerentanan rendah (rentan terhadap kerusakan), misalnya Kawasan

Cagar Budaya (seperti Kota Tua Muntok) dan Kawasan Konservasi

(seperti Hutan Konservasi Menumbing). Dengan melakukan pengaturan

tersebut, diharapkan dapat menghindari terjadinya kemacetan

kendaraan yang dapat memberikan berbagai implikasi dampak negatif

seperti polusi udara, getaran dari kendaraan besar yang berpotensi

merusak bangunan bersejarah (benda cagar budaya), dan memberikan

ketidaknyamanan bagi pengunjung (wisatawan);

2. Penyediaan moda transportasi khusus wisata. Berbagai moda

transportasi ramah lingkungan khusus wisata dapat disediakan untuk

menghindari dampak negatif terhadap suatu daya tarik wisata (misalnya

sepeda atau sepeda listrik);

3. Pembentukan jalur wisata bertema. Hal ini dimaksudkan untuk

memberikan panduan kepada wisatawan untuk mengikuti jalur wisata

bertema tersebut agar mendapatkan kualitas pengalaman dan

pengetahuan yang baik saat berkunjung.

Pengaturan Perilaku

Pengunjung

1. Memberikan informasi secara daring/online kepada wisatawan

mengenai kode etik bagi wisatawan. Hal ini dimaksudkan untuk

menginformasikan terlebih dahulu kepada wisatawan terkait dengan hal-

hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama melakukan kegiatan

wisata di lokasi, sehingga wisatawan dapat menjaga perilakunya saat

berkunjung;

2. Menyediakan pemandu wisata lokal. Hal ini dimaksudkan untuk

memandu dan mengawasi perilaku pengunjung;

3. Menyediakan Buku Panduan Pengunjung (Guide Book). Hal ini

dimaksudkan untuk memberi panduan kepada pengunjung yang

memuat informasi mengenai rute/alur kunjungan wisata dan himbauan

mengenai hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, sehingga

wisatawan dapat menjaga perilakunya ketika berkunjung;

4. Menyediakan papan informasi/papan himbauan. Hal ini dimaksudkan

untuk menghimbau wisatawan agar tidak melakukan perbuatan yang

merusak dan mengganggu (khususnya yang berkaitan dengan

kehidupan masyarakat setempat, benda-benda cagar budaya, dan

lingkungan alam);

5. Menyediakan papan informasi/papan edukasi. Hal ini dimaksudkan

untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap konservasi alam,

budaya, dan lingkungan.

Pengaturan/Pembatasan

Waktu Kunjungan

1. Menentukan durasi waktu yang diperbolehkan untuk suatu kunjungan ke

daya tarik wisata bagi suatu rombongan berdasarkan daya dukung

lingkungan dan daya tampung daya tarik wisata. Pengaturan durasi

kunjungan ini harus tetap memperhatikan kualitas pengalaman yang

akan diperoleh wisatawan saat berkunjung, sehingga perlu diperhatikan

Page 128: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-61

PENDEKATAN STRATEGI PENGELOLAAN PENGUNJUNG

dengan baik agar durasi waktu yang ditentukan tidak menurunkan

kualitas pengalaman berkunjung);

2. Memberikan informasi mengenai pembatasan waktu kunjungan ke daya

tarik wisata kepada wisatawan sebelum berkunjung ke daya tarik wisata.

Hal ini dilakukan untuk memberikan peringatan dan panduan kepada

wisatawan agar sesuai dengan durasi waktu kunjungan yang telah

ditentukan;

3. Menyediakan pemandu wisata untuk mendampingi dan mengatur waktu

kunjungan wisata di lokasi daya tarik wisata tertentu. Hal ini

dimaksudkan agar pemandu wisata dapat mengatur dan mengingatkan

tidak hanya terkait durasi kunjungan tetapi juga terkait perilaku

pengunjung;

4. Menyediakan informasi mengenai daya tarik wisata (alternatif) yang

dapat dikunjungi pada saat waktu tunggu. Hal ini dimaksudkan agar

ketika kunjungan ramai dan pengunjung harus menunggu untuk dapat

berkunjung ke satu daya tarik wisata tertentu, mereka dapat

mengunjungi daya tarik wisata lain yang ada di sekitarnya.

Pengaturan Harga 1. Menetapkan harga yang lebih tinggi untuk masuk ke daya tarik wisata

yang lebih rentan ketahanannya (misalnya benda cagar budaya,

hutan/area konservasi). Hal ini dilakukan untuk menyeleksi wisatawan

yang akan berkunjung ke daya tarik wisata tersebut. Wisatawan yang

memiliki minat khusus (keingintahuan tinggi) terhadap suatu daya tarik

wisata tentu akan berani mengeluarkan biaya yang lebih tinggi. Sehingga

daya tarik wisata yang rentan terhadap kerusakan dapat terhindar dari

kunjungan massal (dalam jumlah besar) yang berpotensi memberikan

dampak negatif (merusak) daya tarik wisata tersebut dan juga

mengganggu kualitas kenyamanan dan pengalaman wisatawan saat

berkunjung;

2. Menetapkan harga yang lebih tinggi pada hari libur. Hal ini dimaksudkan

untuk membatasi jumlah pengunjung dimana pada umumnya akan

terjadi peningkatan permintaan pada hari libur. Dengan dibatasinya

jumlah pengunjung, kualitas kenyamanan dan pengalaman wisatawan

saat berkunjung juga akan terjaga;

3. Menetapkan harga yang sudah termasuk biaya pemandu wisata, biaya

untuk konservasi benda cagar budaya, dan biaya untuk konservasi

lingkungan. Hal ini dimaksudkan agar perilaku pengunjung dan durasi

kunjungan dapat diatur dan diawasi oleh pemandu wisata serta terdapat

dana khusus yang disisihkan untuk konservasi dan juga untuk

memberdayakan pemandu wisata setempat;

4. Menetapkan harga khusus untuk anak-anak dan warga lanjut usia. Hal

ini dimaksudkan agar menarik kunjungan wisatawan anak-anak dan

lanjut usia, sehingga aspek edukasi (khususnya terkait dengan sejarah

kebangsaan dan sejarah pertambangan timah) dapat ditanamkan

kepada anak-anak (generasi muda) dan juga dapat memberikan

kenangan khusus bagi para warga lanjut usia. Edukasi terkait etika

berkunjung dan terkait kegiatan konservasi dapat ditanamkan kepada

pengunjung anak-anak, sehingga dapat mendorong kesadaran dan

pembentukan perilaku baik sejak dini terkait dengan etika berkunjung

dan kegiatan konservasi (khususnya pelestarian bangunan

bersejarah/benda cagar budaya).

Page 129: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-62

7.4 Program Pengembangan Lokasi Prioritas

Dari keenam lokasi Kawasan Prioritas RIRD Kota Pusaka Muntok, kawasan Muntok Gateway

merupakan lokasi dengan signifikansi paling tinggi untuk dibangun pada tahap awal karena

merupakan wajah dan ruang penyambut Kota Pusaka Muntok. Dalam jangka waktu pendek,

pengembangan tahap awal lainnya adalah kawasan Pelabuhan Lama, selain sebagai ujung dari

kota, kawasan Pelabuhan Lama merupakan wajah kedua kota sebagai waterfront city. Dengan

pengembangan prioritas pada dua titik awal dan akhir, diharapkan dapat menciptakan kawasan

vibrant di antaranya.

Prioritas selanjutnya adalah kawasan pusat kota yang merupakan potensi penggerak ekonomi

terbesar yang berlokasi di Taman Segitiga Klenteng dan Masjid Jami’ dan Oriental Central

Business District (CBD). Lokasi ini akan mudah dikembangkan ketika dua lokasi wajah kota telah

berkembang sebagai destinasi pariwisata. Selain tatanan kawasan yang otentik khas pecinan,

sebenarnya kegiatan ekonomi saat ini juga sudah berlangsung di lokasi ini. Dengan

pengembangan prioritas tahap 2 diharapkan kegiatan ekonomi berwawasan sejarah dapat

tercipta.

Dengan berkembangnya kawasan tahap awal dan lanjut, diharapkan akan dapat memudahkan

pengembangan tahap akhir yang berlokasi di Kampung Ulu dan Waterfont City di Kampung Iklim.

Pengaruh keberhasilan destinasi pariwisata di tahap sebelumnya terhadap tahap akhir ini dapat

dicapai dengan adanya persebaran pemasaran dan promosi yang efektif dari segi waktu dan skala

penyebaran.

1. MUNTOK GATEWAY

Sebagai wajah utama kota, Muntok Gateway berperan penting dalam penarik dan penggerak

wisatawan Kota Pusaka Muntok. Pembangunan fisik yang bertemakan Historic Urban Landscape

akan sangat berjalan serasi dengan peninggalan-peninggalan fisik di klaster Eropa. Penataan

taman dan bangunan pelengkap lanskap serta sarana wisata yang berbasis kolonial kontemporer

secara bersisipan mengisi ruang-ruang luar yang telah cukup terasa bernuansa Eropa. Taman

Yuliana sebagai ruang penyambut utama, akan berfungsi sebagai taman penyambut dengan

kelengkapan sarana pariwisata awal seperti TIC dan HUB transportasi. Bergerak menyeberang ke

plaza Museum Timah Indonesia, yang secara bersinergi membentuk ruang bersama dengan fokus

pada apresiasi dan interpretasi budaya lokal.

2. TAMAN SEGITIGA KLENTENG-MASJID JAMI’

Taman ini merupakan sisi terujung dari koridor Oriental CBD, sehingga pengaruh temanya akan

saling memperkuat satu sama lain. Meskipun demikian pengembangannya tidak akan berfokus

pada sisi orientalnya karena merupakan taman irisan antara tema Melayu dengan arsitektur

Page 130: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-63

Masjidnya, dan oriental dengan arsitektur Klentengnya. Dengan begitu, pengembangan plaza lebih

ke arah umum penataan plaza perkotaan dengan kelengkapan sarana pariwisata dan

peningkatan kualitas kios yang semula tersebar menjadi lebih bertema. Selain itu dihadirkan juga

pelengkap kegiatan komersial yang dapat berpindah seperti food truck sehingga fungsi taman

segitiga ini bisa dengan mudah diarahkan sebagai plaza hybrid dengan fungsi sosial dan komersial

perkotaan.

3. PELABUHAN LAMA

Keberadaan bangunan gudang lama peninggalan jajahan Kolonial Inggris menjadi potensi visual

dan pembentuk karakter utama pada lokasi pelabuhan lama ini. Dengan konsep pengembangan

adaptive reuse diharapkan dapat mengembalikan jiwa historis pada lokasi di tahap prioritas awal

ini dengan perubahan fungsi bangunan sebagai nilai lebih ekonomi. Pengembangan fungsinya

akan menjadi sebuah museum bahari dengan kelengkapan pendukung ekonomi dan sarana

pariwisata lainnya sebagai sikap kesiapan menyambut kunjungan wisatawan. Selain itu ruang luar

yang juga berperan sebagai wajah kedua kota ini difungsikan kembali sebagai pelabuhan dengan

perbaikan secara sistem dan penataan lansekap baik secara material, bentuk, dan penataan

vegatasi untuk mendukung visi Kota Pusaka Muntok sebagai Green City.

4. ORIENTAL CBD

Koridor komersial yang sudah berjalan saat ini akan dikembangkan menjadi koridor yang lebih

otentik dengan komposisi kepadatan titik komersial yang lebih tinggi. Dengan mengubah sirkulasi

yang awalnya sebagai jalur kendaraan menjadi plaza linear sebagai pembentuk koridor komersial

sisipan pada tengah jalur sirkulasi, yang semula sebagai 1 koridor besar menjadi 3 koridor yang

lebih kompak, dengan tema destinasi komersial yang lebih variatif. Kesemuanya dibalut dengan

pendekatan oriental yang berupa tatanan elemen mikro berupa sign panel komersial dan

aksesoris seperti penerangan dan pemakaian warna untuk memperkuat tema Pecinan.

5. KAMPUNG ULU

Sekalipun sebagai elemen prioritas tahap akhir, pengembangan tatanan lokasi Kampung Ulu ini

dirasakan cukup penting karena mewakili destinasi wisata klaster Melayu yang masih terbilang

otentik. Keberadaan rumah-rumah panggung yang tetap dijaga walaupun sudah dengan sedikit

penambahan secara non-otentik dari pemilik namun kualitas ruangnya masih bisa terlihat.

Pengembangan lokasi ini akan fokus pada restorasi arsitektur Melayu yaitu rumah-rumah

panggung dan pengembangan tananan vegetasi dan elemen lansekap yang akan memperkuat

kualitas ruang luar Melayu sebagai sarana berkumpul masyarakat. Sejatinya lokasi ini akan

diarahkan sebagai destinasi non-mass tourism (special interest tourism/pariwisata minat khusus)

untuk menjaga keberlangsungan kehidupan bermasyarakat kampung ini secara utuh.

Page 131: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-64

6. WATERFRONT CITY

Lokasi kolam retensi di Kampung Teluk Rubiah, Klaster Melayu ini akan dikembangkan sebagai

ruang terbuka hijau pelengkap kegiatan masyarakat lokal (Kampung Iklim) dan wisatawan.

Penataan lansekap berbasis ekologi dengan penambahan elemen vegetasi multi-layer, tanaman

kecil, sedang dan besar. Selain itu, pengembangan lansekap juga mengarah multi platform, lantai,

dinding kolam, dan air kolam itu sendiri. Dinding kolam akan dihijaukan dengan penanaman

vegetasi riparian sedangkan kolam akan dilengkapi dengan pulau terapung sebagai varian visual

dari kondisi badan air yang tenang. Selain itu juga direncanakan kelengkapan sarana pariwisata

yang berbasis hub transportasi berupa kelengkapan halte dan parkir sepeda.

Tabel dan gambar di halaman berikut adalah rumusan indikasi program pengembangan dan

ilustrasi infografis untuk masing-masing lokasi prioritas.

Page 132: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-65

Tabel 7.14 Indikasi Program Pengembangan Kepariwisataan di Lokasi Prioritas

NO LOKASI PRIORITAS INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN

2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

1 Muntok Gateway 1.1. Penataan taman dan bangunan pelengkap lansekap yang berbasis dan

bernuansa kolonial kontemporer, yang saling melengkapi dan mengisi ruang-

ruang luar yang telah bernuansa Eropa.

V V

1.2. Membangun fasilitas pariwisata yang dibutuhkan, khususnya TIC beserta

segala kelengkapannya, dengan desain dan langgam kolonial kontemporer.

V V V

1.3. Pelatihan pelayanan pariwisata dan keamanan pariwisata untuk pengelolaan

TIC

V V V

2 Segitiga Klenteng

– Masjid Jami’

2.1. Membangun pekerasan baru yang sesuai, di area segitiga (tempat parkir)

V V V

2.2. Membangun fasilitas pariwisata yang dibutuhkan (kios TIC, papan

interpretasi, toilet umum, shelter sepeda).

V V V

2.3. Membuat kios–kios makanan yang tidak permanen dan dapat dipindahkan

(moveable) seperti food-truck.

V V

2.4. Menyusun sistem pengelolaan kawasan termasuk sampah, keamanan, dan

produk

V V V

3 Kawasan

Pelabuhan Lama

3.1. Pengembangan adaptive reuse pada gedung bekas Gudang Inggris menjadi

Museum Bahari yang dilengkapi dengan fasilitas komersial dan

pelayanannya.

V V

3.2. Penataan pelabuhan lama terutama dermaga dan promenade yang

mengelilingi pelabuhan.

V V V

3.3. Penataan lansekap pelabuhan lama baik secara material, bentuk, dan

penataan vegetasi yang sesuai.

V V

3.4. Bekerja sama dengan otoritas pelabuhan untuk mensosialisasikan dan

mengimplementasikan aturan sandar kapal.

V V

4 Oriental CBD 4.1. Pengubahan pemanfaatan koridor/ruas jalan menjadi menjadi plaza linear

sebagai car-free corridor dan pengaturan pola sirkulasi arus kendaraan di

dalam kawasan.

V V

4.2. Membentuk koridor kiosk di depan ruko (tepatnya di car free corridor)

sebagai destinasi komersial yang lebih variatif dan berciri Tionghoa.

V V

Page 133: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-66

NO LOKASI PRIORITAS INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN

2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

4.3. Sosialisasi keberadaan dan operasional car-free corridor kepada msyarkat

sekitar.

V V

4.4. Membuat papan penjelasan pelaksanaan dan kegiatan di car-free corridor di

dalam kawasan dan di sekitar kawasan.

V V

5 Kampung Melayu 5.1. Penanaman vegetasi endemik kawasan dari skala perdu dan pohon. V V V

5.2. Perbaikan infrastruktur, seperti penerangan/pencahayaan buatan dan

drainase.

V V V V

5.3. Pembaruan plaza (ruang terbuka) kampung sebagai ruang publik. V V

5.4. Sosialisasi dan pelatihan pengelolaan dan perawatan rumah adat melayu

bagi masyarakat di Kampung Ulu terutama bagi para pemilik

V V

5.5. Pelatihan intepretasi budaya melayu Bangka V V

Page 134: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-67

Berikut adalah gambaran ilustrasi infografis dan suasana dari masing-masing lokasi prioritas.

Gambar 7.27 Ilustrasi Infografis Perencanaan Area Muntok Gateway

Page 135: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-68

Gambar 7.28 Ilustrasi Suasana Area Muntok Gateway

Page 136: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-69

Gambar 7.29 Ilustrasi Infografis Perencanaan Area Taman Segitiga

Page 137: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-70

Gambar 7.30 Ilustrasi Suasana Area Taman Segitiga

Page 138: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-71

Gambar 7.31 Ilustrasi Infografis Perencanaan Area Pelabuhan Lama

Page 139: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-72

Gambar 7.32 Ilustrasi Suasana Area Pelabuhan Lama

Page 140: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-73

Gambar 7.33 Ilustrasi Infografis Perencanaan Area Oriental CBD

Page 141: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-74

Gambar 7.34 Ilustrasi Suasana Area Oriental CBD

Page 142: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-75

Gambar 7.35 Ilustrasi Infografis Perencanaan Area Kampung Ulu

Page 143: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-76

Gambar 7.36 Ilustrasi Suasana Area Kampung Ulu

Page 144: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-77

Gambar 7.37 Ilustrasi Infografis Perencanaan Area Waterfront City

Page 145: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Laporan Akhir RIRD KSPP Muntok dan sekitarnya 7-78

Gambar 7.38 Ilustrasi Suasana Area Waterfront City

Page 146: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra (2007): Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik, Erlangga, Jakarta, 30-31.

Global Code of Ethics for Tourism, United Nations Departement of Economics and Social

Affairs, tersedia: http://ethics.unwto.org/en/content/global-code-ethics-tourism,

diakses pada 16 Februari 2016.

Kabupaten Bangka Barat dalam Angka Tahun 2018.

Kecamatan Muntok dalam Angka Tahun 2017.

Laporan Akhir Pemutakhiran Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan

Muntok, Tahun 2017.

Maskapai Penerbangan dan Tujuan, data diperoleh dari:

https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Depati_Amir, diakses pada 5 Juli 2018

Pedoman Perencanaan dan Perancangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional,

Kementerian Pariwisata Tahun 2015.

Peraturan Bupati Kabupaten Bangka Barat Nomor 75 Tahun 2016 tentang Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kluster Eropa.

Peraturan Bupati Kabupaten Bangka Barat Nomor 82 Tahun 2017 tentang Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Melayu.

Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Bangka Barat tahun 2014 – 2034.

Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 4 Tahun 2018 tentang Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bangka Barat tahun 2018 – 2025.

Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034.

Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 13 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang perubahan

terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) tahun 2008-2027

Page 147: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025.

Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Muntok Tahun 2015.

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bangka Barat, Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Tahun 2016.

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2016.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional Tahun 2008-2027.

Sustainable Development Goals, United Nations Departement of Economics and Social

Affairs, tersedia: https://sustainabledevelopment.un.org/sdgs, diakses pada 16

Februari 2016.

Sustainable Development of Tourism, Unitwd Nations World Tourism Organization,

tersedia: http://sdt.unwto.org/content/about-us-5, diakses pada 16 Februari 2016.

Tabata (2002): Thematic Itineraries: An Approach To Tourism Product Development

Tourism Guide Book of Muntok, Dishubparbudinfo Kabupaten Bangka Barat Tahun 2015.

Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Venkatraman, Srikanth (2010): Understanding Designs Act, Universal Law Publishing, New

Delhi, 8.

Wrihatnolo, R.R. dan Dwidjowijoto, R.N., (2006): Manajemen Pembangunan Indonesia, PT

Elex Media Komputindo, Jakarta, 39-40.

Page 148: BAB 5_BAB_VI,_BAB...Pendekatan ini cukup berhasil di berbagai kota bersejarah di Eropa. Keseimbangan tercapai antara pelestarian dan perlindungan warisan kota, pembangunan ekonomi,