BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemarannya. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan satu sel tunggal (Pelczer, 1986). Pemurnian merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dengan demikian, akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik pemurnian biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur murni saja. Identifikasi biakan mikroorganisme sering kali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang kali. Selain itu untuk menghindari adanya kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan (Budiarti, 2009). Oleh karena itu, pentingnya kegiatan praktikum kali ini dimaksudkan agar praktikan dapat memahami dan terampil melakukan pemurnian mikroorganisme. Dalam praktikum tidak lupa juga diharapkan ketelitian dan kestrerilan praktikan, karena semuanya akan berpengaruh pada individu praktikan. 1.2 Rumusan masalah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu
biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemarannya.
Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan satu sel
tunggal (Pelczer, 1986). Pemurnian merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri
dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi. Dengan demikian, akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan
untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik pemurnian
biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan satu
kultur murni saja.
Identifikasi biakan mikroorganisme sering kali memerlukan pemindahan ke biakan
segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan
teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang
kali. Selain itu untuk menghindari adanya kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme
yang tidak diinginkan (Budiarti, 2009).
Oleh karena itu, pentingnya kegiatan praktikum kali ini dimaksudkan agar
praktikan dapat memahami dan terampil melakukan pemurnian mikroorganisme. Dalam
praktikum tidak lupa juga diharapkan ketelitian dan kestrerilan praktikan, karena
semuanya akan berpengaruh pada individu praktikan.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu
“Bagaimanakah metode yang harus dilakukan agar mendapatkan biakan murni?”
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui metode yang
harus dilakukan agar mendapatkan biakan murni.
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari praktikum pemurnian ini adalah dapat mengetahui
metode yang harus dilakukan agar mendapatkan biakan murni.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Isolasi Bakteri dan Purifikasi (Pemurnian Bakteri)
Isolasi bakteri merupakan usaha untuk mendapatkan biakan murni bakteri yang
diharapkan berasal dari satu jenis koloni. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan
bakteri adalah medium, yang merupakan media dalam menjaga kelangsungan hidup bakteri
seperti karbon, nitrogen, mineral, hara dan air. Serta kondisi temperatur, pH, tekanan
osmotik dan kondisi atmosfer.
Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Biakan murni adalah
kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan satu sel tunggal. Biakan murni
diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan
mengidentifikasi mikroba termasuk penelaahan ciri-ciri kultur, morfologis, fisiologis maupun
serologis yang memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroba saja
(Waluyo, 2005).
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur
yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal (Pelczar, 1986).
Kultur murni atau biakan murni sangat berguna didalam mikrobiologi, yaitu untuk
menelaahdan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri cultural,
morfologis, fisiologis, maupun serologis, memerlukan suatu popolasi yang terdiri dari satu
macam mikroorganisme saja. Untuk beberapa bakteri yang ada dan tersebar dimana sangat
membantu dalam hal biokimia dan biofisika lingkungan. Biokimia (masalah nutrient)
lingkungan ada karena berkat adanya kultur medium,dan semua itu tergantung dari bakteri
particular itu (sebagaimana sebagai particular investigator) bermacam sumber dan jenis dari
kultur media akan berkembang dengan adanya perbedaan maksud dan kultur media
sebagai tempat untuk teknik isolasi dan pemeliharaan kultur murni dari bakteri dan juga
digunakan untuk mengidentifikasi bakteri menurut biokimia dan biofisika yang ada (Todar,
2000) Sel–sel bakteri mempunyai muatan yang agak negatif bila pH lingkungannya
mendekati netral. Muatan negatif dari sel bakteri akan bergabung dengan muatan positif
dari ion zat warna misalnya methylen blue, sehingga selnya akan berwarna. Perbedaan
muatan inilah yang menyebabkan adanya ikatan atau gabungan antara zat warnadan sel
bakteri.
Untuk mengsiolasikan bakteri adalah dengan menginokulasikan koloni bakteri yang
terpisah pada biakan campuran secara aseptik pada medium dalam cawan petri. Kemudian
mengambil satu jenis bakteri dengan menggunakan ose dan diletakkan medium agar dalam
tabung reaksi untuk dijadikan biakan murni (kultur murni) yang hanya terdiri dari satu jenis
mikrobia.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi bakteri, fungi,dan khamir
dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran
serta micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah tekhnik
cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu
mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu spesies individu spesies
dapat dipisahkan dari lainnya (Hadioetomo, 1993).
Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan campuran
mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah. Teknik yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkannya
tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya
berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok massa sel yang dapat dilihat dengan mata
telanjang. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum, dengan
menginokulasi medium agar nutrien (nutrien agar) dengan metode cawan gores atau media
cawan tuang, sel-sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel
mikroba individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18 sampai 24 jam
terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat terlihat oleh
mata telanjang. Setiap koloni merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme
(Pelczar dan Chan, 2007).
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni mikroorganisme
yaitu metode cawan gores (streak plate method), metode cawan tuang (pour plate method),
metode cawan sebar (spread plate method), metode pengenceran (dilution method) dan
micromanipulator method. Dua metode yang sering digunakan adalah metode cawan gores
dan metode cawan tuang karena metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu
mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga ada koloni bakteri yang terpisah
(Hadioetomo, 1993).
a. Teknik Pour Plate (Lempeng Tuang)
Teknik Pour Plate adalah suatu teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme
dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar cair dengan stok kultur.
Teknik ini umumnya digunakan pada metode Total Plate Count (TPC). Sedangkan
teknik streak plate adalah suatu teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme dalam
media agar dengan cara menggores (streak) permukaan agar dengan jarum yang telah
diinokulasi dengan kultur mikroba. Teknik ini menjadikan mikroorganisme tumbuh dan
tampak pada goresan-goresan inokulasi bekas jarum (Radchie, 2008).
b. Teknik Streak Plate
Gambar 2 . Teknik Streak Plate (Rachdie, 2008)
Teknik streak plate (lempeng gores) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menstreak (menggores) permukaan agar
dengan jarum ose yang telah diinokulasikan dengan kultur bakteri. Dengan teknik ini
mikroorganisme yang tumbuh akan tampak dalam goresan-goresan inokulum bekas dari streak
jarum enten.
Metode cawan gores (streak plate method) lebih menguntungkan jika ditinjau dari segi
ekonomi dan waktu tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan
latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum
digoreskan di permukaan media agar dalam cawan Petri dengan jarum inokulum (ose). Koloni
yang terbentuk merupakan sel-sel yang tumbuh secara terpisah di antara garis-garis goresan.
Cara penggoresan dilakukan pada medium pembiakan padat berbentuk lempeng. Teknik ini
akan menjadi lebih praktis apabila dilakukan dengan benar. Beberapa teknik dalam metode
goresan yang dapat dilakukan adalah goresan T, goresan kuadran, goresan radian dan goresan
sinambung (Winarni, 1997).
2. Pemurnian Biakan Murni (Purifikasi)
Pemurnian biakan murni bertujuan untuk mendapatkan satu spesies dalam satu tabung
pemeliharaan kultur. Langkah-langkah pemurnian biakan murni adalah sebagai berikut, koloni
dengan karakter morfologi tertentu (koloni tunggal) dapat dipisahkan satu dengan lainnya
dengan cara mengambilnya dengan ose (diusahakan koloni yang berjauhan). Kemudian
digoreskan pada media nutrien agar atau medium agar pemurnian yang lain. Pengambilan
dengan ose dapat memisahkan koloni tunggal dengan yang lainnya. Medium buatan berfungsi
sebagai medium pertumbuhan biakan murni bakteri. Pada medium bakteri dapat tumbuh dan
berkembang biak. Inkubasi dilakukan pada suhu 300C (jika tergolong mikroba mesofil) dengan
lama inkubasi 24 jam. Inkubasi dilakukan untuk memberikan suasana yang memungkinkan
(optimal) untuk pertumbuhan bakteri. Namun hasil pemurnian yang saya lakukan masih belum
murni. Hal ini dikarenakan hasil purifikasi milik saya masih terkontaminasi dengan miselium
jamur. Sehingga saya harus melakukan pemurnian kembali hingga tidak tercampur dengan
mikro organisme yang lain.
Teknik aseptis sangat diperlukan dalam bidang mikrobiologi termasuk teknik
penggoresan pada cawan Petri maupun pada media agar miring. Kontaminasi udara paling
sering menjadi masalah karena udara selalu kontak dengan partikel debu dan umumnya
banyak komunitas mikroorganisme di dalamnya. Teknik aseptis dilakukan dengan cara
menyemprotkan alkohol 70% ke area meja kerja sebelum meja kerja (LAF) digunakan dan
ketika pemindahan biakan tangan juga selalu disemprot dengan alkohol 70% serta bekerja
didekat api (pembakar spirtus). Transfer aseptik pada kultur dari salah satu medium ke medium
yang lain harus dilakukan dengan lihai menggunakan jarum ose yang terlebih dahulu disterilkan
oleh pembakaran pada nyala api (menggunakan pembakar spirtus) (Cappuccino, 1983).
3. Penyimpanan Biakan Murni
Penyimpanan biakan murni menggunakan teknik agar miring yang berisi serta Tauge
Agar (TA) untuk bakteri. Pada teknik ini, agar didinginkan dalam keadaan miring untuk
memperoleh luar permukaan yang lebih besar sehingga koloni yang berkembeng diharapkan
lebih banyak. Tujuan utama preservasi, yaitu mereduksi atau mengurangi laju metabolisme
sekecil mungkin dengan tetap mempertahankan viabilitas (daya hidupnya) ciri-ciri genetiknya
tetap stabil dan tidak berubah dan memelihara sebaik mungkin biakan, sehingga diperoleh
angka perolehan (recovery) dan kehidupan (survival) yang tinggi dengan perubahan ciri-ciri
yang minimum. Caranya hampir sama dengan pemurnian biakan, yaitu dengan mengambil
sedikit koloni bakteri dengan menggunakan jarum ose kemudian menaruhnya pada media TA
yang telah disediakan. Sterilisasi mulut tabung reaksi dilakukan dengan melewatkan mulut
tabung pada api bunsen. Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah menginokulasikan biakan.
Kemudian dilakukan inkubasi ke dalam inkubator dan diamati bentuk koloni yang tumbuh.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan tempat penelitian
Praktikan secara bertahap melaksanakan praktikum pemurnian dan penanaman
biakan murni pada media agar miring pada hari kamis tanggal 7 maret 2013 (proses
pemurnian) dan hari jum’at tanggal 8 maret 2013 (proses penanaman biakan murni).
Praktikan melaksanakan kedua praktikum tersebut di Laboratorium Mikrobiologi Dasar,
Gedung C9, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Surabaya.
3.2. Bahan dan alat Penelitian
a. Alat
Erlenmeyer
Tabung Reaksi dan Rak Tabung Reaksi
Suntikan/spet
Cawan Petri
Bunsen
Sprayer/wadah alkohol
Jarum inokulasi/Ose
Lemari pendingin
Penjepit
Incubator
Vortex
b. Bahan
Air selokan depan gedung C3 FMIPA (1 mL)
Taoge agar (150 mL dan 100 mL)
Akuades (9 mL x 7 = 63 mL)
3.3. Metode
Metode praktikum isolasi, enumerasi, dan pemurnian mikroorganisme yang telah
kami lakukan menggunakan metode penelitian karena kami melakukan isolasi, enumerasi
dan pemurnian mikroorganisme tersebut dengan menerapkan metode-metode yang telah
ditetapkan.
Prosedur yang pertama untuk isolasi/penanaman mikroorganisme dilakukan dengan
mengambil 1 mL air selokan menggunakan suntikan/spet yang dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang telah berisi 9 mL akuades steril (disebut juga suspensi pengenceran
10-1). Setiap langkah tersebut dilakukan secara aseptis. Suspensi pengenceran 10-1
dihomogenisasi dengan divortex selama 1 menit kemudian diambil 1 mL dan dimasukkan
ke dalam tabung reaksi berisi 9 mL akuades steril (disebut suspensi pengenceran 10 -2).
Langkah tersebut diulang-ulang sampai mendapatkan sampel dengan suspensi
pengenceran 10-7. Sampel tersebut diambil sebanyak 1 mL dari pengenceran 10-5, 10-6,
dan 10-7 secara aseptis, kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri steril secara terpisah
dengan menggunakan cara duplo (satu sampel dari setiap pengenceran ditanam pada
dua cawan petri masing-masing sebanyak 1 mL). Media taoge agar yang telah dicairkan
terlebih dahulu dengan suhu media kurang lebih 45oC dituangkan ke setiap cawan petri
yang telah berisi sampel. Sampel dan media tersebut dihomogenisasi dengan cara
menggerakkan cawan petri membentuk angka 8 sehingga diihasilkan biakkan. Biakan
tersebut diinkubasi dengan posisi cawan petri terbalik, pada suhu antara 28-30oC selama
24 jam. Koloni yang terbentuk dari hasil tersebut kami amati karakteristik morfologinya.
Prosedur yang kedua untuk enumerasi/penghitungan mikroorganisme yang terdapat
pada sampel dilakukan dengan cara koloni yang terbentuk setelah diinkubasi pada setiap
cawan petri diamati dan dihitung jumlahnya. Jumlah mikroorganisme yang terdapat pada
sampel uji ditentukan berdasarkan Standart Plate Count dengan menggunakan teknik
duplo (dua cawan petri).
Prosedur yang ketiga untuk pemurnian mikroorganisme dilakukan dengan cara
koloni yang akan dimurnikan ditandai dan secara aseptis koloni tersebut diambil dengan
menggunakan jarum ose kemudian digoreskan dengan metode cawan gores secara
kuadran pada cawan petri baru sehingga dihasilkan sampel baru. Sampel tersebut
diinkubasi pada suhu 28-30oC selama 24 jam dengan posisi cawan petri terbalik. Hasil
dari teknik cawan gores kuadran diamati dan ditentukan ada tidaknya satu koloni yang
terpisah atau koloni tunggal. Koloni tersebut adalah koloni yang telah murni dan dapat
disebut biakan murni yang selanjutnya diambil dan ditanam pada media agar baru di
tabung reaksi (media agar miring). Biakan tersebut diinkubasi pada suhu 28-30oC selama
24 jam kemudian diamati koloni yang tumbuh. Koloni yang tumbuh sudah murni disimpan
Tabel 4.1.4 Hasil pengamatan biakan murni pada agar miring
Penjelasan Gambar
Bakteri yang tumbuh pada media agar
miring dalam tabung reaksi memiliki ciri
yang sama dengan bakteri yang tumbuh
pada cawan Petri.
Metode yang digunakan adalah metode
streak.
Tabel 4.1.5 Hasil pengamatan kuadran cawan gores Bachtiar Adi Saputra (103204077)
Kuadran
ke-
Karakteristik
optikBentuk Elevasi
Bentuk
tepianJumlah koloni Gambar
1 Opaque Spind Convex Unduate
Koloni sangat
banyak
sehingga tidak
dapat dihitung
2 Opaque Spind Convex Unduate Koloni sangat
banyak
sehingga tidak
dapat dihitung
3 Opaque Spind Convex Unduate
Koloni sangat
banyak
sehingga tidak
dapat dihitung
4 - - - -
Koloninya tidak
ada hanya
terdapat juga
koloni yang
tunggal.
Tabel 4.1.6. Hasil pengamatan biakan murni pada agar miring
Penjelasan Gambar
Koloni yang tumbuh pada agar miring sama dengan koloni
yang tumbuh pada cawan Petri yaitu koloni yang berbentuk
Circular. Metode yang digunakan adalah metode streak.
4.1. Hasil
Tabel 4.1.7. Hasil pengamatan kuadran cawan gores Arista Dewi Pramita (103204203)
Kuadran
ke-
Karakteristik
optikBentuk Elevasi
Bentuk
tepianJumlah koloni
Gambar Pemurnian di
cawan petri
1. Opaque Circular Flat
Raised
Entire
Undulate
Koloni sangat
banyak
sehingga tidak
dapat dihitung
2. Opaque Circular Flat
Raised
Entire
Undulate
Koloni sangat
banyak
sehingga tidak
dapat dihitung
3. Opaque Circular Flat Entire
Koloni sangat
banyak
sehingga tidak
dapat dihitung
4. Opaque Circular Flat Entire Koloni sangat
banyak
sehingga tidak
dapat dihitung
Tabel 4.1.8. Hasil pengamatan biakan murni pada agar miring
Penjelasan Gambar
Koloni yang tumbuh pada agar miring sama
dengan koloni yang tumbuh pada cawan
Petri yaitu koloni yang berbentuk Circular.
Pada tabung reaksi tidak terjadi kontaminasi.
Adapun metode yang digunakan adalah
metode cawan gores (Streak Plate Method).
Tabel 4.1.9. Hasil pengamatan kuadran cawan gores Ratih Purbaningsih Widarmayanti
(103204206)
Kuadran
ke-
Karakteristik
optikBentuk Elevasi
Bentuk
tepianJumlah koloni Gambar
1 Opaque
Opaque
Puctiform
Circular
Flat
Raised
Entire
Entire
Koloni sangat
banyak
1 2
sehingga tidak
dapat dihitung
3 4
2 Opaque Puctiform flat Entire
Koloni sangat
banyak
sehingga tidak
dapat dihitung
3 Opaque Puctiform flat Entire
Koloni sangat
banyak
sehingga tidak
dapat dihitung
4 Opaque Puctiform flat Entire
Koloni sangat
banyak
sehingga tidak
dapat dihitung
Tabel 4.1.10. Hasil pengamatan biakan murni pada agar miring
Penjelasan Gambar
Koloni yang tumbuh pada media agar
miring adalah koloni punctiform. Koloni ini
sesuai dengan bakteri yang terdapat di
cawan petri namun ketika berada di cawan
petri koloni punctiform ini membentuk koloni
yang besar sehingga mirip dengan bentuk
circular. Metode yang digunakan adalah
gores (streak).
4.2 Pembahasan
Metode yang digunakan untuk pembiakan murni bakteri adalah metode gores (streak)
baik pada media agar baru (dalam cawan petri) maupun pada media agar miring (dalam
tabung reaksi) sehingga data yang penulis ambil memiliki prosedur kerja yang sama.
Hasil biakan murni secara teori ditemukan pada kuadran IV, karena menurut teori dan
di kuadran 4 bakteri yang muncul adalah koloni tunggal karena telah mengalami streak 3
kali, akan tetapi hasil yang kami peroleh dalam percobaan ini bervariasi antara kuadran III
dan IV. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya dalam penggoresan di cawan
petri (baru) dengan cara penggoresan masing-masing individu yang berbeda-beda atau
bisa terjadi karena pengambilan bakteri dari cawan petri dengan jumlah yang berbeda.
Media atau jarum ose yang terlalu panas juga dapat menjadi faktor penyebab adanya
variasi pada hasil.
Hasil penanaman biakan murni yang dilakukan dengan menggunakan metode gores
pada media agar miring (dalam tabung reaksi) telah berhasil, dibuktikan dengan tumbuhnya
bakteri yang asli (disengaja ditanam) dan tidak terkontaminasi oleh bakteri lain seperti pada
kelima tabung reaksi kelompok kami, padahal pada sumber bakteri yakni dari cawan petri
(yang telah diisolasi) ada yang terkontaminasi dengan bakteri lain. Kontaminasi bakteri bisa
terjadi karena LAF belum steril atau dalam pengambilan bakteri (yang akan disolasi)
bersinggungan dengan bakteri lain, dan lain-lain. Biakan yang dihasilkan bisa benar-benar
murni karena dalam penanaman dalam media agar miring tidak terjadi kesalahan dalam
mengambil bakteri, misalnya tidak bersinggungan dengan bakteri yang lain, mungkin juga
LAF juga telah benar-benar steril sehingga bakteri yang ditanam dalam tabung reaksi berisi
agar miring berhasil.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa metode yang
harus dilakukan untuk mendapatkan biakan murni adalah sebagai berikut :
a. Menandai koloni bakteri yang akan dimurnikan
b. Mengambil koloni tersebut dengan menggunakan jarum ose dan menggoreskan dengan
metode cawan gores secara kuadran pada media cawan petri baru.
c. Menginkubasi media tersebut pada suhu 28-30oC selama 24 jam dengan posisi cawan
terbalik.
d. Mengamati hasil media yang telah diinkubasi dan menentukan apakah terdapat koloni
yang terpisah atau biasa disebut dengan biakan murni.
e. Mengamati koloni tersebut dan menanam pada media agar yang baru pada tabung
reaksi (media agar miring).
f. Menginkubasi biakan pada suhu 28-30oC selama 48 jam kemudian mengamati koloni
yang tumbuh.
g. Koloni yang telah tumbuh, disimpan di dalam lemari pendingin.
5.2 Saran
Praktikan harus menguasai prosedur pemurnian mikroorganisme dengan benar,
cekatan, teliti dan selalu menerapkan teknik aseptis pada alat, bahan, tempat praktikum
maupun diri praktikan, baik sebelum, selama proses pemurnian ataupun sesudah kegiatan
praktikum untuk mencegah terjadinya kontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA
C a p p u c c i n o , J . G . d a n N a t a l i e . S . 1 9 8 3 . Microbiology A Laboratory Manual . New York: Addison-Wesley Publishing Company.
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalamPraktek : Teknik dan P rosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ibrahim, M. 2007. Mikrobiologi Prinsip dan Aplikasi. Surabaya : Unesa University Press
Pelczar, Jr et al. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Universitas Indonesia (UI Press). Jakarta
Pelczar, M. J., Chan, E.C.S. 2007. Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book Company. New York
Rachdie. 2008. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba. http://rachdie .blogsome.com/2006/10/14/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-mikroba/. Diakses pada tanggal 12 Maret 2013