26 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan true experimental laboratory secara in vivo yang artinya bahwa pada penelitian ini semua variabel yang mempengaruhi jalannya eksperimen akan dikontrol sehingga validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) ini akan meningkat. Desain penelitian menggunakan pendekatan Randomized Post Test Only Controlled Group Design untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol Tobacco nicotiana pada nilai resistensi insulin. Penelitian ini dilakukan dengan cara menguji pengaruh dari pemberian ekstrak etanol Tobacco nicotiana terhadap penurunan nilai resistensi insulin pada model tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi HFD dan STZ dosis rendah. 4.2 Sampel Penelitian 4.2.1 Pemilihan Sampel Sampel penelitian adalah model tikus Wistar (Rattus norvegicus). Pemilihan sampel penelitian untuk pengelompokan perlakuan menggunakan cara acak karena hewan coba, bahan pakan, dan bahan penelitian lainnya dapat dianggap homogen. Tikus diperoleh dan dipelihara di Laboratorium Farmasi Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya. Kriteria inklusi untuk dijadikan sampel adalah sebagai berikut : i. Tikus wistar (Rattus norvegicus)
12
Embed
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianrepository.ub.ac.id/8010/5/7. BAB 4.pdfpemberian ekstrak etanol Tobacco nicotiana terhadap penurunan nilai resistensi insulin pada model
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
26
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan true experimental laboratory secara in vivo
yang artinya bahwa pada penelitian ini semua variabel yang mempengaruhi
jalannya eksperimen akan dikontrol sehingga validitas internal (kualitas
pelaksanaan rancangan penelitian) ini akan meningkat. Desain penelitian
menggunakan pendekatan Randomized Post Test Only Controlled Group Design
untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol Tobacco nicotiana pada
nilai resistensi insulin. Penelitian ini dilakukan dengan cara menguji pengaruh dari
pemberian ekstrak etanol Tobacco nicotiana terhadap penurunan nilai resistensi
insulin pada model tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi HFD dan STZ
dosis rendah.
4.2 Sampel Penelitian
4.2.1 Pemilihan Sampel
Sampel penelitian adalah model tikus Wistar (Rattus norvegicus).
Pemilihan sampel penelitian untuk pengelompokan perlakuan menggunakan cara
acak karena hewan coba, bahan pakan, dan bahan penelitian lainnya dapat
dianggap homogen. Tikus diperoleh dan dipelihara di Laboratorium Farmasi
Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya.
Kriteria inklusi untuk dijadikan sampel adalah sebagai berikut :
i. Tikus wistar (Rattus norvegicus)
27
ii. Umur 6-8 minggu
iii. Berat badan 150-200 gram
iv. Kondisi sehat, aktif dan tidak ada kelainan anatomis
Kriteria eksklusi adalah sebagai berikut :
i. Tikus wistar (Rattus norvegicus) yang tidak mau makan seterusnya
selama masa penelitian
ii. Tikus wistar (Rattus norvegicus) yang tidak bergerak aktif atau sakit
selama masa perlakuan
iii. Tikus wistar (Rattus norvegicus) yang mati selama masa perlakuan
4.2.2 Besar Sampel
Sampel penelitian adalah model tikus wistar (Rattus novergicus) jantan
berusia 6-8 minggu. Perhitungan besarnya pengulangan pada sampel adalah
sebagai berikut:
(t-1) (r-1) ≥ 15 [dengan: t = jumlah perlakuan, r = jumlah ulangan]
Pada penelitian ini t = 5 sehingga jumlah pengulangan adalah:
(5-1) (r-1) ≥ 15
r-1 ≥ 15:4
r = 3.75 + 1 = 4.75 (dibulatkan 5)
dari perhitungan tersebut banyaknya pengulangan minimal 5 kali untuk
setiap perlakuan. Pada masing-masing kelompok kontrol tikus diberikan 2 tikus
sebagai cadangan. Sehingga jumlah tikus yang digunakan pada penelitian ini
sejumlah 7x5 kelompok = 35 ekor hewan coba menggunakan simple random
sampling.
28
4.3 Variabel Penelitian
4.3.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis ekstrak etanol Tobacco
nicotiana, yaitu 90 mg/kg BB, 180 mg/kg BB, 270 mgkg BB yang diberikan per oral
ke tikus wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi menjadi diabetes mellitus tipe 2
dengan injeksi STZ dan HFD.
4.3.2 Variabel Tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah pengukuran HOMA-IR
(mengukur tingkat resistensi terhadap insulin) yang dinilai dengan kalkulator
HOMA-IR.
4.4 Waktu dan Tempat Penelitian
4.4.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu 4 bulan (termasuk
penyusunan proposal) terhitung mulai bulan Februari 2016 sampai Juni 2016.
4.4.2 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmasi, Laboratorium Farmakologi,
Laboratorium Faal, Fakultas Biologi Universitas Brawijaya Malang dan
Laboratorium Materia Medika Batu.
29
4.5 Definisi Operasional
i. Ekstrak etanol berasal dari spesies Tobacco nicotiana, diperoleh dari
Bondowoso, Jawa Timur. Dosis ekstrak etanol Tobacco nicotiana
yang dipakai sebagai perlakuan adalah 90 mg/kg (kelompok
perlakuan 1), 180 mg/kg (kelompok perlakuan 2), dan 270mg/kg
(kelompok perlakuan 3), dengan pemberian ekstrak secara oral.
ii. Hewan coba tikus wistar (Rattus novergicus) yang diinduksi DM tipe
2 dengan diberikan HFD dan STZ. Tikus dinyatakan DM jika tingkat
glukosa darah puasa di atas 130 mg/dl dan glukosa darah acak di
atas 200 mg/dl (Pournaghi et al. 2012)
iii. Berat badan tikus yang diukur menggunakan timbangan digital setiap
minggu dengan satuan gram
iv. Pakan yang diberikan dihitung dengan cara dikurangi dengan sisa
pakan sebelumnya dengan satuan gram
v. High Fat Diet (HFD)
Adalah pakan yang diberikan dengan komposisi berupa pakan
standar (pakan ayam 57.3% dan tepung terigu 31.8%) ditambah
kolesterol 1.9%, asam kolat 0.1%, dan minyak babi 8.9% diberikan
selama 8 minggu.
vi. Glukosa darah
Kadar glukosa di dalam darah sebagai sumber utama energi untuk
sel tubuh. Darah whole blood untuk pemeriksaan menggunakan alat
Blood Glucose Test Meter dengan satuan mg/dl.
30
vii. C – peptide
Produk sampingan yang dibuat ketika insulin diproduksi. Darah whole
blood untuk pemeriksaan menggunakan metode ELISA dengan
satuan ng/ml. Normal range c-peptide dewasa adalah 0.4 sampai 2.1
ng/ml jika dihitung dalam keadaan puasa, sedangkan jika dihitung
dua jam postpradial adalah 1.2 sampai 3.4 ng/ml (Kumar et al. 2013).
viii. HOMA-IR (Homeostasis Model Assessment of Insulin Resistance
Index) adalah salah satu parameter diagnosis utama yang digunakan
untuk mengukur indeks resistensi insulin (Hermanto & Sony 2003).
HOMA-IR adalah nilai yang dihitung dengan rumus berdasarkan hasil
kadar C-peptide puasa dan kadar glukosa puasa dengan cut off 2.9,
yaitu dikatakan resistensi insulin jika HOMA-IR lebih besar dari 2.9
dan Post hoc Tukey. Namun apabila syarat One-way ANOVA tidak terpenuhi
karena data tidak normal dan homogen, maka analisa data dapat dilakukan
dengan Uji Kruskal Wallis dan Post hoc Mann Whitney (Dahlan, 2004).
4.9 Alur Penelitian
Gambar 4.1 Alur Penelitian
Keterangan : Kontrol Negatif (Tikus sehat tanpa diberikan perlakuan apapun), Kontrol Positif (Tikus diinduksi menjadi DM tipe 2 tanpa pemberian ekstrak etanol Tobacco nicotiana), Perlakuan 1 (Tikus diinduksi DM tipe 2 dan diberikan ekstrak etanol Tobacco nicotiana 90 mg/kg), Perlakuan 2 (Tikus di induksi menjadi DM tipe 2 dan diberikan ekstrak etanol Tobacco nicotiana 180 mg/kg), Perlakuan 3 (Tikus di induksi menjadi DM tipe 2 dan diberikan ekstrak etanol Tobacco nicotiana 270 mg/kg)
Pengumpulan tikus wistar (Rattus norvegicus)
↓
Seleksi sesuai kriteria inklusi dan eksklusi, randomisasi ke dalam 5 kelompok, aklimatisasi selama 14 hari