45 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Dalam buku What Is Graphic Design (Rotovision, 2002), Jessica Helfand mengemukakan bahwa Desain Grafis adalah sebuah seni dalam memvisualisasikan ide. Masih dalam buku yang sama, Quentin Newark mengemukakan bahwa Desain Grafis adalah seni yang paling universal, desain grafis berada di sekitar kita, menjelaskan, mendekorasi, dan mengidentifikasikan segala sesuatu di dunia ini. Tanpa Desain Grafis, setiap informasi yang kita terima akan hanya berupa kata yang terucap, tanpa media yang bersifat fisikal. Sedangkan menurut Situs Ensiklopedia Wikipedia, Desain Komunikasi Visual pada dasarnya merupakan istilah penggambaran untuk proses pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau penyampaian informasi yang bisa terbaca atau terlihat. Desain Komunikasi Visual erat kaitannya dengan penggunaan tanda-tanda (signs), gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu dalam penulisan huruf (tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya berkaitan dengan indera penglihatan. Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide dengan penambahan gambar baik itu berupa foto, diagram dan lain-lain serta warna selain penggunaan teks sehingga akan menghasilkan efek terhadap pihak yang melihat. Efek yang dihasilkan tergantung dari
23
Embed
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-2-00145-DS Bab 4.pdf · 45 BAB 4 . KONSEP DESAIN . 4.1 Landasan Teori . 4.1.1 Teori Desain
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
45
BAB 4
KONSEP DESAIN
4.1 Landasan Teori
4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual
Dalam buku What Is Graphic Design (Rotovision, 2002), Jessica Helfand
mengemukakan bahwa Desain Grafis adalah sebuah seni dalam memvisualisasikan ide.
Masih dalam buku yang sama, Quentin Newark mengemukakan bahwa Desain Grafis
adalah seni yang paling universal, desain grafis berada di sekitar kita, menjelaskan,
mendekorasi, dan mengidentifikasikan segala sesuatu di dunia ini. Tanpa Desain Grafis,
setiap informasi yang kita terima akan hanya berupa kata yang terucap, tanpa media yang
bersifat fisikal.
Sedangkan menurut Situs Ensiklopedia Wikipedia, Desain Komunikasi Visual
pada dasarnya merupakan istilah penggambaran untuk proses pengolahan media dalam
berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau penyampaian informasi yang bisa
terbaca atau terlihat. Desain Komunikasi Visual erat kaitannya dengan penggunaan
tanda-tanda (signs), gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu dalam penulisan huruf
(tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya berkaitan dengan indera penglihatan.
Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide dengan penambahan gambar baik itu
berupa foto, diagram dan lain-lain serta warna selain penggunaan teks sehingga akan
menghasilkan efek terhadap pihak yang melihat. Efek yang dihasilkan tergantung dari
46
tujuan yang ingin disampaikan oleh penyampai pesan dan juga kemampuan dari
penerima pesan untuk menguraikannya.
Menurut Lauthfi Berdian dalam blog pribadinya, secara garis besar desain grafis
dapat dibedakan menjadi beberapa kategori, yaitu :
1. Printing (percetakan), yang memuat desain buku, majalah, poster, leaflet,
booklet, pamflet, dan lain-lainnya.
2. Web Design : Desain grafis untuk halaman website
3. Film, termasuk CD, DVD, dan CD Multimedia untuk promosi.
4. Identifikasi (Logo), Environmental graphic Design : merupakan desain
professional yang menyangkut desain grafis, arsitektur, dan industri.
5. Desain produk.
Ruang lingkup keilmuan Desain Grafis atau Desain Komunikasi Visual berkaitan
dengan ilmu pendukungnya seperti Layout, Tipografi (ilmu yang berkaitan dengan
huruf), Fotografi, ilustrasi, Teori Warna, dan lain-lain. Teori-teori dari ilmu pendukung
tersebt akan dibahas dalam sub-bab selanjutnya.
4.1.2 Teori Layout & Grid
Menurut Surianto Rustan, dalam bukunya yang berjudul Layout, dasar dan
penerapannya (Penerbit, 2008), pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak
elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung
konsep atau pesan yang dibawanya.
47
Untuk membuat layout yang baik, diperlukan suatu prinsip-prinsip yang dapat
dianalogikan sebagai suatu formula dasar. Berikut ialah penjelasan mengenai prinsip-
prinsip tersebut :
1. Sequence
Merupakan urutan atau hierarki dari sebuah layout. Dimana desainer grafis
Menentukan prioritas dan mengurutkan elemen mana yang harus dibaca
pertama sampai yang terakhir dalam sebuah layout. Sequence diperlukan
untuk mencegah ’penabrakan’ informasi yang diakibaykan oleh sama
kuatnya beberapa informasi yang ditampilkan. Dengan adanya sequence,
pembaca akan secara otomatis mengurutkan pandangan matanya sesuai
dengan yang kita inginkan.
2. Emphasis
Menentukan point of interest yang akan ditangkap oleh audiens dengan
cara memberikan penekanan terhadap elemennya. Penekanan tersebut
dapat diciptakan dengan cara memberi ukuran yang lebih besar,
memberikan warna yang kontras, peletakkan posisi, dan menggunakan
style yang berbeda pada sebuah elemen yang ingin ditekankan.
3. Balance
Merupakan pembagian berat yang merata dalam sebuah desain layout. Hal
ini bukan berarti seluruh bidang harus dipenuhi elemen, tetapi lebih pada
menghasilkan kesan seimbang dengan menggunakan elemen yang
48
dibutuhkan dan meletakkannya pada tempat yang tepat. Keseimbangan
dalam layout ada dua macam, yaitu keseimbangan simetris dan asimetris.
4. Unity
Merupakan penyusunan antara tiap elemen pada sebuah layout untuk
membentuk kesatuan antar elemen. Kesatuan tersebut merupakan suatu
bentuk keselarasan secara fisik dan pesan yang ingin disampaikan dalam
konsepnya.
Sedangkan menurut David Ogilvy yang sering disebut sebagai The father Of
Advertising, formula hierarki layout sederhana dalam sebuah iklan adalah sebagai
berikut:
1. Visual
2. Caption (Keterangan dari visual)
3. Headline
4. Copy
5. Signature
Untuk mempermudah seorang desainer grafis dalam me-layout, diperlukan grid
sebagai alat bantu. Menurut Danton Sihombing dalam buku Tipografi Dalam Desain
Grafis (Penerbit Gramedia, 2008), sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap
permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid Systems
dignakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual.
Melalui grid systems seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna
menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah komposisi yang telah
49
diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid systems dalam desain grafis adalah
menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik.
Dalam kaitannya untuk merancang materi promosi dari event Jakarta Rock Parade
2009 ini, sebuah sistem layout yang terkonsep dengan baik dibutuhkan untuk
menciptakan suatu tatanan grafis yang tidak hanya baik dalam hal estetis, tetapi juga
dapat berkomunikasi dengan baik terhadap khalayak sasaran.
4.1.3 Teori Tipografi
Menurut Eka Sofyan Rizal, dalam sebuah rubrik di majalah Concept (vol 01, edisi
5, 2005), Tipografi adalah hal yang secara spesial mempermasalahkan tentang huruf.
Tipografi merupakan lingkup dan wujud dari segala perlakuan terhadap huruf sehingga
huruf bisa menampilkan fungsi keterbacaan dan fungsi kesan visual. Perlakuan tersebut
dapat berupa kegiatan membuat bentuk huruf atau membuat komposisi huruf.
Huruf memiliki peran penting dalam sebuah proses komunikasi tertulis. Kepastian
huruf dalam menampilkan maksud membuatnya menjadi tokoh utama dalam proses
penyampaian informasi yang dibutuhkan oleh target audience. Didukung oleh pernyataan
Muchyar dalam majalah Concep Concept (vol 01, edisi 5, 2005)t, yaitu kekuatan huruf
ialah kemampuannya untuk merekan bahasa verbal manusia dalam bentuk visual dengan
kualitas ketepatan objektif serta kualitas ekspresif yang tinggi. Untuk menampilkan
informasi, huruf sebaiknya memiliki persyaratan secara teknis dari segi ketampakan
(legibility), keterbacaan (readability), keterlihatan (visibility), dan kejelasan (clarity).
50
Syarat utama agar huruf dapat berfungsi sebagai simbol ialah memiliki bentuk
yang khas, sehingga mudah untuk dikenali dan dapat secara tepat diasosiasikan dengan
jati dirinya.
Dalam perancangan promosi dari event Jakarta Rock Parade 2009 ini, pendekatan
tipografis yang dipilih ialah yang mendukung kesan vintage dan klasik yang diinginkan
dalam grafis materi promosi event ini. Sesuai dengan karakter khas event ini yang
merupakan sebuah dokumentasi dari sejarah perjalanan musik rock dari dekade tahun
1960-an hingga saat ini. Selain itu, di zaman ini gaya desain vintage tampaknya kembali
populer di kalangan muda. Terlihat dari maraknya desain-desain vintage pada T-shirt.
4.1.4 Teori Warna
Dalam buku Design Basic (Rockport Publishers, 2002), Warna merupakan sebuah
elemen desain yang langsung dapat berkomunikasi secara instan melebihi elemen lain
seperti Tipografi dan Gambar.
Setiap warna memiliki konotasi pengertian tertentu dalam mindset masyarakat
umum, contohnya ialah warna merah yang melambangkan semangat membara, dan
warna hijau yang merupakan warna alam. Tetapi sebuah warna jika dikombinasikan
dengan elemen lain disekitarnya, dapat berpengaruh pada penafsiran masyarakat.
Contohnya ialah warna merah yang secara umum mewakili semangat yang membara, jika
digabungkan dengan gambar tulang manusia, akan berubah makna menjadi kejam dan
sadis, lain lagi jika digabungkan dengan sebuah gaun tidur, tentunya akan menghasilkan
kesan bergairah dan seksi.
51
Untuk itu, sangat penting bagi desainer grafis untuk memperhatikan
penggabungan warna dengan maksud pesan dan bagaimana cara memposisikan warna
tersebut dalam bentuk grafis atau visual sehingga menghasilkan persepsi yang tepat,
demikian yang diungkapkan dalam buku Marketing Communication, Taktik dan Strategi
(Penerbit BIP, 2006).
Menurut Anne Dameria dalam bukunya yang berjudul Color Basic (Link & Match
Graphics, 2007), sebuah warna sangat berkaitan dengan sisi psikologis. Contohnya ialah
warna biru yang melambangkan kedamaian, dan warna hitam yang berpotensi kuat untuk
menimbulkan kesan magis.
Dalam kaitannya untuk merancang materi promosi dari event Jakarta Rock Parade
2009 ini, pemilihan warna didasarkan untuk memperoleh kesan klasik dan vintage tetapi
dapat mencerminkan karakter khas musik Rock. Yaitu warna merah, coklat, dan hitam.
4.1.5 Teori Ilustrasi
Menurut situs ensiklopedia Wikipedia, Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu
tulisan dengan teknik gambar, fotografi, lukisan ataupun teknik seni rupa lainnya yang
lebih menekankan hubungan subyek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk.
Menurut Brad Holland dalam buku Illustration Now! (Taschen, 2005), sebuah
kata-kata memerlukan waktu tuk dibaca dan dimengerti, dan sebuah gambar memerlukan
space untuk ditempatkan, tetapi hanya dengan sebuah ilustrasi, keseluruhan arti pesan
dapat langsung ditampakkan.
Tujuan Ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan,
puisi, atau informasi tertulis lainnya, dengan harapan untuk lebih mudah dicerna.
52
Ilustrasi dalam materi promosi event Jakarta Rock Parade 2009 ini dibuat dengan
tujuan untuk merepresentasikan judul dari Event ini, yaitu ”Jakarta Rock Parade”.
4.1.6 Teori Komunikasi Pemasaran
Menurut buku Marketing Communication, Taktik dan Strategi (Penerbit BIP,
2006), Komunikasi ialah sebuah proses sosial yang terjadi antara sedikitnya dua orang,
dimana salah seorang mengirimkan sejumlah simbol tertentu pada orang lain.
Komunikasi terjadi jika kedua pihak sama-sama mengolah dengan baik simbol yang
disampaikan.
Masih bersumber dari buku yang sama, Definisi Pemasaran ialah sebuah proses
yang membentuk hubungan antara produsen dengan individu atau kelompok dalam
menyampaikan produk, yaitu barang dan jasa, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan guna mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi melalui penciptaan produk
yang berkualitas.
Komunikasi Pemasaran ialah sebuah kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk
menyampaikan pesan pada konsumen dengan menggunakan berbagai media, dengan
harapan agar komunikasi tersebut menghasilkan tiga tahap perubahan , yaitu perubahan
pengetahuan, sikap, dan tindakan.
Komunikasi Pemasaran merupakan penggabungan dari lima metode komunikasi
dalam pemasaran, yaitu :
1. Advertising
2. Promosi Penjualan (Sales promotion)
53
3. Public Relations
4. Personal Selling
5. Direct Selling
Desain grafis merupakan sebuah bidang ilmu yang berkaitan langsung dengan
Komunikasi Pemasaran. Penggunaan visual dan pesan yang tepat adalah syarat utama
dalam keberhasilan sebuah program promosi dan periklanan.
4.1.7 Teori Promosi dan Periklanan
Promosi dan Periklanan merupakan bagian dari Komunikasi Pemasaran. Menurut
situs ensiklopedia Wikipedia, Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau
menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli
atau mengkonsumsinya. Tujuan dilakukannya promosi adalah :
1. Menyebarkan informasi produk pada target pasar potensial.
2. Mendapatkan kenaikan penjualan dan profit.
3. Mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan.
4. Menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar.
5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing.
6. Membentk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
54
Sedangkan periklanan merupakan sebuah bagian dari strategi promosi yang
bertujuan untuk mengajak dan mengkomunikasikan suatu produk kepada calon
konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi produk yang terkait.
Menurut Griffin & Ebert dalam buku Marketing Communication, Taktik dan
Strategi (Penerbit BIP, 2006), periklanan tidak menggunakan komunikasi primer, tetapi
periklanan menggunakan media sebagai saluran penyampaian pesan, baik ditujukan pada
perorangan, massa, maupun suatu kelompok. Dalam kajian periklanan, dikenal istilah
media lini atas (Above The Line) dan media lini bawah (Below The Line), berikut ialah
penjelasannya :
1. Media Lini Atas (Above The Line)
Ialah iklan yang ditujukan untuk khalayak ramai melalui media massa
yang umum seperti Televisi, Radio, Website, Koran, Majalah, dan lain-
lain.
2. Media Lini Bawah (Below The Line)
Ialah metode iklan yang lebih ditujukan kepada kalangan yang tertuju,
sehingga lebih mengutamakan kepada efektifitas pesan, dan pengeluaran
budget. Contoh medianya ialah flyer, brosur, direct mail, email, dan lain-
lain.
Menurut buku The Advertising Concept Book (Thames & Hudson, 2008),
pemilihan media tersebut didasarkan kepada budget, target market, dan tipe produk itu
sendiri. Pemilihan media yang tepat merupakan salah satu kunci penting dalam
kesuksesan sebuah kampanye periklanan.
55
Langkah pertama seorang praktisi periklanan dalam membuat iklan ialah
menentukan tiga hal yang sangat mendasar yaitu :
1. Apa yang ingin dikatakan lewat iklan ini?
Sebelum memulai membuat iklan, seorang praktisi periklanan harus
mengetahui apa pesan mendasar yang ingin disampaikan produk terhadap
target audiensnya melalui iklan. Hal ini berkaitan erat dengan product
benefit.
2. Kepada siapa iklan ini berbicara?
Setelah menentukan apa pesan utama yang ingin disampaikan, seorang
praktisi periklanan harus memperhatikan kepada siapakah pesan tersebut
disampaikan. Hal ini berkaitan langsung kepada target audiens dari produk
yang diiklankan. Dari sisi kreatif, target audiens sangat berpengaruh
kepada konsep, ide visual, dan gaya bahasa atau penyampaian sebuah
iklan.
3. Bagaimana cara kita menyampaikannya?
Setelah mengetahui apa pesan utamanya dan siapa target audiensnya,
seorang praktisi periklanan harus menentukan secara tepat dan cermat
dengan konsep, ide, atau gaya apa sebuah iklan akhirnya disajikan kepada
para calon konsumennya.
56
4.1.8 Teori Branding
Menurut Straub & Attner dalam buku Marketing Communication, Taktik &
Strategi (penerbit BIP, 2006), Brand adalah nama, simbol, desain, atau kombinasinya
yang mengidentifikasi kelebihan atau layanan dari sebuah perusahaan. Tetapi definisi
tersebut tampaknya berubah seiring berjalannya waktu. Jeanny Hardono dalam salah
satu kolom tulisannya di majalah Concept (vol 01, edisi 1, 2004) menuturkan bahwa
sebuah produk, baru layak disebut brand bila ia telah berhasil mengisi hati konsumennya.
Brand merupakan bagian dari hidup. Karena sesungguhnya sebuah brand tercipta
melewati rangkaian proses waktu yang sangat panjang, sebagai contoh adalah brand
Aqua, Coca Cola, dan Adidas, yang sudah sangat dekat dengan konsumen serta sudah
menjadi bagian hidup dari masyarakat.
Menurut Sakti Makki dalam sebuah kolom tulisannya di majalah Concept (vol
01, edisi 1, 2004), persaingan yang tinggi dan semakin kompetitif menuntut adanya nilai
lebih (added value) untuk setiap produk yang ditawarkan. Contohnya ialah Nike, sebuah
brand yang memiliki added value yang jelas (brand juara), unik, dan memiliki nilai jual.
Sebuah kaos berlogo Nike dapat terjual seharga Rp 750.000, sedangkan sebuah kaos yang
sama dalam segi model dan kualitas, tetapi tidak disertai logo Nike, hanya dapat terjual
Rp 75.000. Contoh tersebut merupakan bukti bahwa added value ialah sesuatu yang harus
dimiliki oleh sebuah brand untuk sukses.
Sedangkan definisi Branding menurut buku Marketing Communication, Taktik
dan Strategi (Penerbit BIP, 2006) adalah sebuah usaha untuk memperkuat posisi produk
di benak konsumen dengan cara menambah ekuitas dari nama sekelompok produk.
Seluruh aktivitas yang dilakukan oleh sebuah brand seperti penciptaan, promosi,
57
penjualan, dan lain-lain merupakan sebuah kegiatan proses branding untuk menciptakan
added value dari brand tersebut yang tercipta dalam jangka waktu yang cukup lama.
Menurut Djoko Hartanto, dalam sebuah kolom tulisannya di majalah Concept
(vol 01, edisi 1, 2004), membangun sebuah brand diperlukan strategi yang disebut Brand
Architecture. Brand Architecture adalah suatu strategi penyusunan brand yang
menentukan hubungan antar brand dalam suatu perusahaan. Strategi ini sangat penting
mengingat “Brand Architecture” yang ditampilkan akan mempengaruhi konsumen dalam
memandang dan mempersepsikan brand-brand yang ada dalam suatu perusahaan
sekaligus mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pembelian.
Terdapat dua strategi dalam penyusunan brand architecture, yaitu :
1. Monolitic
Strategi branding monolitik menekankan branding pada induk perusahaan
tunggal, sebagai contoh : Mercedes Benz. Penamaan semua jenis
kendaraan ini selalu diawali dengan kata Mercedes (Mercedes E-Class,
Mercedes C-Class, dan lain-lain). Strategi ini seringkali diterapkan pada
perusahaan yang memiliki range produk dan karakteristik pasar yang jelas
dan terbatas.
2. Pluralistic
Strategi branding monolitik menekankan branding pada produk yang
beragam dalam satu induk perusahaan. Sebagai contoh ialah Unilever
yang memiliki sekitar 650 brand. Strategi ini seringkali diterapkan pada
58
perusahaan yang memiliki range produk dan karakteristik pasar yang
sangat luas.
Penciptaan brand dalam event Jakarta Rock Parade 2009 dilakukan untuk
mencitrakan event ini sesuai dengan karakternya yang merupakan sebuah dokumentasi
dari sejarah perjalanan musik Rock dari dekade tahun 1960-an hingga saat ini.
4.1.9 Logo
Menurut situs ensiklopedia Wikipedia, Logo ialah sebuah simbol, tanda, atau ikon
yang bersamaan dengan logotype-nya membentuk sebuah elemen grafis tersendiri yang
menjadi sebuah trademark dari sebuah brand. Sedangkan Logotype adalah kumpulan
huruf yang membentuk kata atau tulisan yang didesain sedemikian rupa sebagai
trademark nama brand, produk, atau perusahaan. Konfigurasi dari sebuah logo dapat
berupa simbol yang berdiri sendiri ataupun simbol yang dipasangkan terhadap
logotypenya.
Milton Glaser, dalam buku Designing Brand Identity (John Wiley & Sons, 2003),
mengemukakan bahwa sebuah logo merupakan pintu masuk utama ke dalam sebuah
brand. Logo merupakan suatu pembentuk identitas dalam sebuah brand yang membentuk
karakteristik, dan ciri khasnya.
Menurut David Airey di dalam website pribadinya (www.davidairey.com), ciri-
ciri logo yang baik dan ikonik ialah:
1. Describable : Mendeskripsikan maksud atau sesuatu