28 28 Universitas Muhammadiyah Riau BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Kabupaten Kampar dengan luas lebih kurang 1.128.928 Ha merupakan daerah yang terletak antara 01°00’40” Lintang Utara sampai 00°28’30” Lintang Selatan dan 100°28’30” - 101°14’30” Bujur Timur. Daerah ini terdiri dari 20 kecamatan dan 250 desa/kelurahan. Batas-batas daerah Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut: a. Sebelah utara berbatasan dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Siak; b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kuantan Singingi; c. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan Provinsi Sumatera Barat, d. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Siak. Di daerah Kabupaten Kampar terdapat dua buah sungai besar, yaitu sungai Kampar dan sungai Siak bagian hulu, serta beberapa sungai kecil.Sungai-sungai besar yang terdapat di Kabupaten Kampar ini sebagian masih berfungsi baik sebagai prasarana perhubungan, sumber air bersih budidaya ikan maupun sebagai sumber energi listrik (PLTA Koto Panjang). Kabupaten Kampar terbentuk sejak tahun 1956 berdasarkan UU N0 12 tahun 1956 dengan ibu kota Bangkinang. Pada awalnya Kabupaten Kampar terdiri dari 19 kecamatan dengan dua Pembantu Bupati sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor: KPTS. 318VII1987 tanggal 17 Juli 1987. Dengan diberlakukannya Undang Undang Nomor 53 Tahun 1993 Juncto Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 75 Tahun 1999 tanggal 24 Desember 1999, maka Kabupaten Kampar resmi dimekarkan menjadi 3 Kabupaten, yaitu Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten Kampar. Kabupaten Kampar pada umumnya beriklim tropis.Temperatur minimum terjadi pada bulan September yaitu 23,10C.Temperatur maksimum juga terjadi
14
Embed
BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Kabupaten Kampar dengan luas lebih kurang 1.128.928
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
28
28 Universitas Muhammadiyah Riau
BAB 4
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Letak Geografis
Kabupaten Kampar dengan luas lebih kurang 1.128.928 Ha merupakan
daerah yang terletak antara 01°00’40” Lintang Utara sampai 00°28’30” Lintang
Selatan dan 100°28’30” - 101°14’30” Bujur Timur. Daerah ini terdiri dari 20
kecamatan dan 250 desa/kelurahan. Batas-batas daerah Kabupaten Kampar adalah
sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Siak;
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kuantan Singingi;
c. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan Provinsi
Sumatera Barat,
d. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten
Siak.
Di daerah Kabupaten Kampar terdapat dua buah sungai besar, yaitu sungai
Kampar dan sungai Siak bagian hulu, serta beberapa sungai kecil.Sungai-sungai
besar yang terdapat di Kabupaten Kampar ini sebagian masih berfungsi baik
sebagai prasarana perhubungan, sumber air bersih budidaya ikan maupun sebagai
sumber energi listrik (PLTA Koto Panjang).
Kabupaten Kampar terbentuk sejak tahun 1956 berdasarkan UU N0 12
tahun 1956 dengan ibu kota Bangkinang. Pada awalnya Kabupaten Kampar terdiri
dari 19 kecamatan dengan dua Pembantu Bupati sesuai dengan Surat Keputusan
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor: KPTS. 318VII1987 tanggal 17
Juli 1987. Dengan diberlakukannya Undang Undang Nomor 53 Tahun 1993
Juncto Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 75 Tahun 1999 tanggal 24
Desember 1999, maka Kabupaten Kampar resmi dimekarkan menjadi 3
Kabupaten, yaitu Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten
Kampar.
Kabupaten Kampar pada umumnya beriklim tropis.Temperatur minimum
terjadi pada bulan September yaitu 23,10C.Temperatur maksimum juga terjadi
29
29 Universitas Muhammadiyah Riau
pada September dengan temperatur 32,40C.Jumlah hari hujan dalam tahun 2010,
yang terbanyak adalah disekitar Bangkinang dan Kampar Kiri dan yang paling
sedikit terjadinya hujan adalah sekitar Tapung Hulu.
4.1.2 Gambaran Kondisi Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Kampar tahun 2010 tercatat 688,204 orang,
yang terdiri dari penduduk laki-laki 354,836 jiwa dan wanita 333,368 jiwa. Ratio
jenis kelamin (perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan)
adalah 109. Penduduk Kampar adalah orang Minangkabau yang kerap menyebut
diri mereka sebagai Ughang Ocu, tersebar di sebagian besar wilayah Kampar
dengan Persukuan Domo, Malayu, Piliong/Piliang, Mandailiong, Putopang,
Caniago, Kampai, Bendang, dll. Secara sejarah, etnis, adat istiadat, dan budaya
mereka sangat dekat dengan masyarakat Minangkabau.khususnya dengan
kawasan Luhak Limopuluah. Hal ini terjadi karena wilayah Kampar baru terpisah
dari Ranah Minang sejak masa penjajahan Jepang pada tahun 1942. Menurut
H.Takahashi dalam bukunya Japan and Eastern Asia, 1953, Pemerintahan Militer
Kaigun di Sumatera memasukkan Kampar ke dalam wilayah Riau Shio sebagai
bagian dari strategi pertahanan teritorial militer di pantai Timur Sumatera.
Selanjutnya terdapat juga sedikit etnis Melayu yang pada umumnya
bermukim di sekitar perbatasan Timur yang berbatasan dengan Siak dan
Pelalawan. Diikuti oleh etnis Jawa yang sebagian telah menetap di Kampar sejak
masa penjajahan dan masa kemerdekaan melalui program transmigrasi yang
tersebar di sentra-sentra permukiman transmigrasi. Didapati pula penduduk
beretnis Batak dalam jumlah yang cukup besar bekerja sebagai buruh di sektor-
sektor perkebunan dan jasa lainnya.Selain itu dalam jumlah yang signifikan para
pendatang bersuku Minangkabau lainnya asal Sumatera Barat yang umumnya
berprofesi sebagai pedagang dan pengusaha.Kecamatan yang paling padat
penduduknya adalah Kecamatan Kampar yaitu 333 jiwa/km², diikuti oleh
Kecamatan Kampar Utara 226 jiwa/km². Selain itu lima kecamatan yang agak
padat penduduknya berada di Kecamatan Rumbio Jaya, Bangkinang, Bangkinang
Barat, Perhentian Raja, dan Kampar Timur, masing–masing 216 jiwa/km², 191
jiwa/km², 158 jiwa/km², 154 dan 131 jiwa/km². Sedangkan dua kecamatan yang
30
30 Universitas Muhammadiyah Riau
relatif jarang penduduknya yaitu Kecamatan Kampar Kiri Hulu dengan kepadatan
9 jiwa/km² dan Kampar Kiri Hilir dengan 13 jiwa/km².
4.1.3 Gambaran Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang sangat penting
dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu
Negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sajauh mana aktifitas perekonomian
akan menghasilkan tambahan pendapat masyarakat pada suatu periode tertentu.
Tabel 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kampar
No
Tahun
Pertumbuhan
Ekonomi
1 2013 0.84
2 2014 0.5
3 2015 0.19
4 2016 0.31
5 2017 0.47
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar dari tahun ke tahun selalu
fluktuatif, dari tahun 2013 sebesar 0,84 persen, kemudian menurun pada tahun
2014 sebesar 0,5. Pada tahun 2015 meningkat sebesar 0,19 persen dan selanjutnya
pada tahun 2016 kembali meningkat sebesar 0,31 persen dan pada tahun 2017
terus meningkat sebesar 0,47 persen.
4.1.4 Gambaran Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sistematis dan berkelanjutan secara terus
menerus dala jangka waktu tertentu untk menyampaikan, menumbuhkan, dan
mendapatkan pengetahuan,sikap, nilai dan kecakapan (skill) kepada manusia
sebagai tenaga kerja ( man power ).
Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Kabupaten Kampar
No Tahun Tingka pendidikan
1 2013 33,69
2 2014 32,92
3 2015 27,85
4 2016 24,25
5 2017 27,17
31
31 Universitas Muhammadiyah Riau
Tingkat pendidikan di Kabupaten Kampar selalu berfluktuatif dimana
tahun 2013 sebesar 33,69 Persen kemudia menurun hingga 2014 sebesar 32,92
persen dan tahun 2015 sebesar 27,85 persen, kemudian mengalami penurunan
hingga tahun 2016 sebesar 24,25 persen, dan pada tahun 2017 mengalami
kenaikan sebesar 27,17 persen.
4.1.5 Gambaran Upah Minimum
Upah minimum sebagaimana yang telah diatur dalam PP No.8/1981
merupakan upah yang ditetapkan secara minimum regional, sektoral regional
maupun sub sektoral.
Tabel 4.3 Upah Minimum Kabupaten Kampar
No tahun Upah minimum
1 2013 1.492.000
2 2014 1.740.000
3 2015 1.918.000
4 2016 2.140.000
5 2017 2.315.000
Upah minimum di Kabupaten Kampar mengalami Peningkatan setiap
tahunnya. Dimana pada tahun 2013 sebesar 1.492.000 rupiah dan pada tahun 2014
sebesar 1.740.000 rupiah dan tahun 2015 sebesar 1.918.000 rupiah, selanjutnya
tahun 2016 sebesar 2.140.000 rupiah dan meningkat hingga tahun 2017 sebesar
2.315.000 rupiah. Peningkatan UMR ini belum mampu mengurangi tingkat
pengangguran di Kabupaten Kampar. Hal ini dapat dilihat dari berfluktuatifnya
angka pengangguran di Kabupaten Kampar.
4.1.6 Gambaran Tingkat Pengangguran
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong
dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari
pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur.
Tabel 4.4 Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Kampar
No Tahun Tingkat Pengangguran (Persen)
1 2013 6.2
2 2014 6.1
3 2015 8.07
4 2016 7.98
5 2017 5.93
32
32 Universitas Muhammadiyah Riau
Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kampar mengalami fluktuasi
dimana pada tahun 2013 sebesar 6,2 persen kemudian tahun 2014 menurun
hingga 6,1 persen. Dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan yang cukup besar
dari tahun sebelumnya yaitu 8,07 persen selajutnya tahun 2016 kembali terjadi
penurunan sebesar 7,98 persen da kembali menurun pada tahun 2017 sebesar 5,93
persen.
4.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksud untuk menguji apakah nilai residual yang telah di
standarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual
dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian
besar mendekati rata-ratanya.
Tabel 4.5 Uji Normalitas
Error dikatakan berdistribusi normal apabila nilai probability sebesar
0,860020 lebih besar dari nilai α=0,05 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa error
data berdistribusi normal sehingga asumsi normalitas terpenuhi.
4.2.2 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regersi. Prasyarat yang
harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adannya gejala
heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan metode White’s
General Heteroskedasticity dengan hasil uji tersebut dibawah ini: