89 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif. Lebih jelasnya lagi, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional, dimana penelitian yang dilakukan adalah untuk menguji hubungan antara variabel yang dihipotesiskan, yaitu Corporate Social Responsibility sebagai bagian program Public Relations (variabel x) dan Brand Image Hotel Le Meridien Jakarta (variabel y). Penulis menggunakan teknik pengumnpulan data kuesioner dan wawancara tidak terstruktur. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Penulis menyebarkan kuesioner kepada 100 responden yang merupakan sampel dari penelitian ini. Berikut ini adalah data yang telah diperoleh dan diolah oleh penulis.
49
Embed
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00513-MC-Bab 4.pdfANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Dalam melakukan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
89
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Penyajian Data Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Lebih jelasnya lagi, penulis menggunakan metode penelitian
kuantitatif korelasional, dimana penelitian yang dilakukan adalah untuk menguji
hubungan antara variabel yang dihipotesiskan, yaitu Corporate Social
Responsibility sebagai bagian program Public Relations (variabel x) dan Brand
Image Hotel Le Meridien Jakarta (variabel y).
Penulis menggunakan teknik pengumnpulan data kuesioner dan
wawancara tidak terstruktur. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab. Sedangkan wawancara tidak terstruktur
adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya.
Penulis menyebarkan kuesioner kepada 100 responden yang merupakan
sampel dari penelitian ini. Berikut ini adalah data yang telah diperoleh dan diolah
oleh penulis.
90
4.2 Pengolahan dan Pembahasan Data Penelitian
4.2.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut.
Penulis melakukan uji validitas terhadap 100 kuesioner yang telah
disebarkan kepada konsumen dan non konsumen Hotel Le Meridien
Jakarta. Berdasarkan Simamora dalam bukunya Riset Pemasaran
Falsafah, Teori dan Aplikasi (2004 p.387), harga r tabel untuk 100
responden adalah 0.164. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan
dinyatakan valid. Begitupun sebaliknya, jika r hitung < r tabel, maka
pernyataan dinyatakan tidak valid. Peneliti menggunakan program SPSS
19.00 untuk menghitung validitas variabel x dan y. Berikut ini adalah
hasil analisis uji validitas Corporate Social Responsibility sebagai bagian
program Public Relations:
No. Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan
1 Saya mengetahui salah satu atau
lebih program CSR Hotel Le
Meridien Jakarta
.527 .164 Valid
91
2 Program CSR Hotel Le Meridien
Jakarta membuat saya mengenal
hotel ini
.365 .164 Valid
3 Saya merasa senang dengan adanya
program CSR Hotel Le Meridien
Jakarta
.664 .164 Valid
4 Saya terlibat dalam program CSR
Hotel Le Meridien Jakarta baik
sebagai pemberi maupun penerima
.599 .164 Valid
5 Program CSR Hotel Le Meridien
Jakarta mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat
.549 .164 Valid
6 Program CSR Hotel Le Meridien
Jakarta mampu mengatasi masalah
ekonomi masyarakat
.636 .164 Valid
7 Adanya program CSR Hotel Le
Meridien Jakarta sebagai salah satu
cara promosi perusahaan
.798 .164 Valid
8 Program CSR Hotel Le Meridien
Jakarta mampu menarik minat
masyarakat yang berpotensi untuk
melamar pekerjaan di hotel tersebut
.464 .164 Valid
92
9 Adanya program CSR Hotel Le
Meridien Jakarta mampu
mengurangi anggaran promosi
perusahaan
.628 .164 Valid
Tabel 4.1 Uji validitas Corporate Social Responsibility sebagai bagian program
Public Relations
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, diketahui bahwa pernyataan-
pernyataan variabel X dalam penelitian ini adalah valid. Berikut ini
adalah hasil analisis uji validitas brand image Hotel Le Meridien Jakarta :
No. Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan
1 Saya mengetahui Hotel Le
Meridien Jakarta
.623 .164 Valid
2 Saya lebih sering mendengar
mengenai Hotel Le Meridien
Jakarta dibandingkan hotel lain
.508 .164 Valid
3 Saya memiliki pandangan yang
positif terhadap Hotel Le Meridien
.415 .164 Valid
93
Jakarta
4 Hotel Le Meridien Jakarta
merupakan salah satu hotel terbaik
di sektornya
.274 .164 Valid
5 Hotel Le Meridien Jakarta
merupakan hotel yang
mencerminkan gaya hidup berkelas
.700 .164 Valid
6 Menurut saya fasilitas di Hotel Le
Meridien Jakarta telah memenuhi
syarat
.529 .164 Valid
7 Menurut saya fasilitas di Hotel Le
Meridien Jakarta baik
.589 .164 Valid
8 Menurut saya karyawan Hotel Le
Meridien Jakarta ramah dan cekatan
.375 .164 Valid
9 Saya merekomendasikan Hotel Le
Meridien Jakarta kepada orang lain
.782 .164 Valid
10 Menurut saya Hotel Le Meridien
Jakarta mampu menarik perhatian
investor
.485 .164 Valid
11 Menurut saya Hotel Le Meridien
Jakarta memiliki peluang untuk
terus berkembang
.376 .164 Valid
94
12 Menurut saya Hotel Le Meridien
Jakarta merupakan prospek bisnis
yang cerah
.698 .164 Valid
Tabel 4.2 Uji validitas brand image Hotel Le Meridien Jakarta
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa pernyataan-
pernyataan variabel Y dalam penelitian ini adalah valid. Dengan
demikian, Corporate Social Responsibility sebagai bagian program
Public Relations dan brand image Hotel Le Meridien Jakarta dinyatakan
valid.
4.2.2 Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas, penulis melakukan uji reliabilitas.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu kuesioner
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan konsisten dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas
untuk mengukur reliabilitas dengan menggunakan uji statistik Cronbach
Alpha (α).
95
Hasil uji reliabel untuk penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
berikut ini :
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.747 9
Tabel 4.3 Uji reliabilitas Corporate Social Responsibility sebagai bagian
program Public Relations
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan program SPSS
19.00, didapatkan r hitung senilai .747, menurut Umar dalam bukunya
Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen (2002 p.98), variabel x dalam
penelitian ini dinyatakan reliabel.
96
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.763 12
Tabel 4.4 Uji reliabilitas Brand Image Hotel Le Meridien Jakarta
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan program SPSS
19.00, didapatkan r hitung senilai .763, menurut Umar dalam bukunya
Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen (2002 p.98), variabel y dalam
penelitian ini dinyatakan reliabel.
4.2.3 Profil Responden
Pada tahap ini, akan dijabarkan mengenai karakteristik atau
identitas responden, dimana di dalamnya mencakup usia, jenis kelamin,
pengelujaran per bulan, hingga fasilitas di Hotel Le Meridien Jakarta
yang pernah digunakan oleh responden. Penjelasan lebih lanjut akan
dibahas di bawah ini.
97
4.2.3.1 Data responden berdasarkan usia
Dalam penelitian ini, usia responden dibagi dalam 5
kelompok, yaitu : kelompok 1 (usia < 30 tahun), kelompok 2 (usia
31 - 35 tahun), kelompok 3 (usia 36 - 40 tahun), kelompok 4 (usia
41 - 45 tahun) dan kelompok 5 (usia > 45 tahun). Dan hasil
penelitian ini menunjukkan :
Usia
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
< 30 tahun 21 21.0 21.0 21.0
31 - 35
tahun
28 28.0 28.0 49.0
36 - 40
tahun
23 23.0 23.0 72.0
41 - 45
tahun
12 12.0 12.0 84.0
> 45 tahun 16 16.0 16.0 100.0
Valid
Total 100 100.0 100.0
Tabel 4.5 Data responden berdasarkan usia
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
98
Berdasarkan usia memang seseorang tidak dapat dikatakan
dewasa atau tidak. Namun pada umumnya manusia mulai
dianggap dewasa bila ia sudah berusia 17 tahun. Berdasarkan usia
responden di atas digabungkan teori menurut Renald Kasali
(2005: p.200) mengenai sejumlah kelompok dikaitkan dengan
kedewasaannya.
Usia 17 -23 tahun : masa transisi
Usia 24 – 30 tahun : masa pembentukan keluarga
Usia 31- 40 tahun : masa peningkatan karier
Usia 41- 50 tahun : masa kemampanan
Usia 51- 60 tahun : masa persiapan pensiun
Pada masa transisi manusia cendrung untuk memiliki
penghasilan yang masih rendah. Sebagian besar penghasilannya
digunakan untuk konsumsi yaitu makan dan liburan. Pada usia
antara 24 – 30 tahun sebagian besar orang dewasa sedang
menjajaki untuk membentuk rumah tangga. Sebagian anggaran
belanja dihabiskan untuk pakaian, aksesoris, makan di luar,
mencari hiburan dan untuk mencari informasi tentang berbagai
hal. Pada usia 31-40 tahun keluarga baru mulai terbentuk.
Manusia mulai semangat membangun rumah tangganya. Pada
usia 30 manusia cenderung untuk membeli big ticket items
99
(televisi, mobil, travelling), mereka mulai mencari barang-barang
berkualitas untuk menjaga penampilan dan mendukung kariernya.
Pada usia 41-50 tahun manusia mulai memikirkan bagaiamana
menghadapi masa tua dan pensiun.
Berdasarkan usia responden di atas sampel dalam
penelitian ini mayoritas berusia antara 31 - 35 tahun, yakni
sebanyak 28%, dimana pada usia tersebut manusia cenderung
untuk bekerja keras demi meningkatkan kariernya.
Gambar 4.1 Data responden berdasarkan usia
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
100
4.2.3.2 Data responden berdasarkan jenis kelamin
Dalam penelitian ini, jenis kelamin responden dibedakan
menjadi 2, yaitu perempuan dan laki-laki. Dan hasil penelitian ini
menunjukkan :
Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Laki-laki 54 54.0 54.0 54.0
Perempuan 46 46.0 46.0 100.0
Valid
Total 100 100.0 100.0
Tabel 4.6 Data responden berdasarkan jenis kelamin
Sumber : Data Primer yang diolah, 2011
Dilihat dari tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
mayoritas sampel dari penelitian ini adalah laki-laki. Jenis
kelamin responden laki-laki sebesar 54%, sedangkan perempuan
sebesar 46%.
Berdasarkan gender, responden antara pria dengan wanita
tidak mengalami banyak perbedaan jumlah melalui frekuensi di
atas. Hal ini disebabkan juga karena perempuan saat ini tidak
101
sama dengan perempuan jaman dahulu yang hanya tinggal di
rumah, sedangkan pencari nafkah bagi keluarga adalah laki-laki.
Dewasa ini, perempuan di daerah perkotaan telah
bertransformasi menjadi pekerja baik di bidang industri maupun
jasa. Mereka cenderung menjadi tulang punggung bagi
keluarganya. Hal ini dikarenakan adanya emansipasi wanita yang
menyatakan bahwa wanita memiliki hak yang sama halnya
dengan laki-laki, yaitu hak untuk menerima pendidikan,
kedudukan yang sama di muka hukum, dan lain-lain.
Gambar 4.2 Data responden berdasarkan jenis kelamin
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
102
4.2.3.3 Data responden berdasarkan pengeluaran per bulan
Dalam penelitian ini, pengeluaran per bulan responden
dibagi dalam 4 kelompok, yaitu : kelompok 1 (< Rp 3.000.000),
kelompok 2 (Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000) kelompok 3 (Rp
5.000.100 – Rp 10.000.000) dan kelompok 4 (> Rp 10.000.000).
Dan hasil penelitian ini menunjukkan :
Pengeluaran / bulan
Frequency
Percen
t
Valid
Percent
Cumulativ
e Percent
< Rp 3.000.000 16 16.0 16.0 16.0
Rp 3.000.000 -
Rp 5.000.000
45 45.0 45.0 61.0
Rp 5.000.100 -
Rp 10.000.000
30 30.0 30.0 91.0
> Rp 10.000.000 9 9.0 9.0 100.0
Valid
Total 100 100.0 100.0
Tabel 4.7 Data responden berdasarkan pengeluaran per bulan
Sumber : Data Primer yang diolah, 2011
103
Dilihat dari tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
mayoritas sampel dari penelitian ini mempunyai pengeluaran
sebesar Rp 3.000.000 sampai dengan Rp 5.000.000. Penulis
menggunakan tolak ukur pengeluaran per bulan dikarenakan
terkadang tidak semua responden mau menjawab pertanyaan
mengenai penghasilan per bulan dengan alasan privasi. Selain itu,
pada umumnya seseorang dengan pengeluaran per bulan yang
besar, memiliki pendapatan per bulan yang besar juga.
Seperti yang diungkapkan oleh Keynes dalam Teori
Keynes (Keynesian Consumption Model), pengeluaran
masyarakat untuk konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan.
Semakin tinggi pendapatan mengakibatkan semakin tinggi pula
tingkat konsumsi atau pengeluaran (Sukirno, 2004 p.97). Oleh
karenanya penulis menggunakan tolak ukur pengeluaran per
bulan.
104
Gambar 4.3 Data responden berdasarkan pengeluaran per bulan
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
4.2.3.4 Data responden berdasarkan pernah tidaknya menggunakan
fasilitas di Hotel Le Meridien Jakarta
Dalam penelitian ini, penulis menyebarkan kuesioner
kepada 100 responden. Responden akan memberikan respons
mengenai pernah tidaknya menggunakan fasilitas di Hotel Le
Meridien Jakarta. Berikut ini adalah hasilnya :
105
Pernah tidaknya menggunakan fasilitas di Hotel Le Meridien
Jakarta
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Ya 60 60.0 60.0 60.0
Tidak 40 40.0 40.0 100.0
Valid
Total 100 100.0 100.0
Tabel 4.8 Data responden berdasarkan pernah tidaknya
menggunakan fasilitas di Hotel Le Meridien Jakarta
Sumber : Data Primer yang diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa
mayoritas sampel dari penelitian ini pernah menggunakan fasilitas
di Hotel Le Meridien Jakarta. Sebanyak 60% menjawab “Ya” dan
sisanya sebanyak 40% menjawab “Tidak”. Jadi 60% responden
dari penelitian ini adalah konsumen Hotel Le Meridien Jakarta dan
sisanya sebanyak 40% merupakan non-konsumen dari Hotel Le
Meridien Jakarta. Yang dimaksud dengan non-konsumen adalah mereka
yang tidak menggunakan fasilitas di Hotel Le Meridien Jakarta namun
menerima dampak dari program CSR yang dijalankan oleh Hotel Le
Meridien Jakarta.
106
Ya60%
Tidak40% Ya
Tidak
Gambar 4.4 Data responden berdasarkan pernah tidaknya
menggunakan fasilitas di Hotel Le Meridien Jakarta
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
4.2.3.5 Data responden berdasarkan fasilitas di Hotel Le Meridien
Jakarta yang pernah digunakan
Dalam penelitian ini, penulis menyebarkan kuesioner
kepada 100 responden. Responden akan memberikan respons
mengenai fasilitas-fasilitas di Hotel Le Meridien Jakarta yang
pernah digunakan. Fasilitas tersebut dibedakan menjadi 7, yaitu :
rooms, function room, restaurant, pool, spa, bar dan lain-lain.
Berikut ini adalah hasil data yang telah diolah :
107
$Fasilitas Frequencies
Responses
N Percent
Percent
of Cases
Rooms 30 21.1% 30.0%
Function
Room
31 21.8% 31.0%
Restaurant 46 32.4% 46.0%
Pool 7 4.9% 7.0%
Spa 11 7.8% 11.0%
Fasilitas yang pernah
digunakana
Bar 17 12.0% 17.0%
Total 142 100.0% 142.0%
a. Dichotomy group tabulated at value 1.
Tabel 4.9 Data responden berdasarkan fasilitas di Hotel Le
Meridien Jakarta yang digunakan
Sumber : Data Primer yang diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa
mayoritas sampel dari penelitian ini sebanyak 32.4% atau
sebanyak 46 respons dari total 142 respons menggunakan fasilitas
reataurant di Hotel Le Meridien Jakarta.
108
Restaurant32%
Pool5%
Spa8%
Bar12%
Rooms21%
Function Room22%
Rooms
Function Room
Restaurant
Pool
Spa
Bar
Gambar 4.5 Data responden berdasarkan fasilitas di Hotel Le
Meridien Jakarta yang digunakan
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
4.2.3.6 Data responden berdasarkan bagian dari lembaga sosial atau
instansi pendidikan
Dalam penelitian ini, penulis menyebarkan kuesioner
kepada 100 responden. Responden akan memberikan respons
mengenai lembaga sosial atau instansi pendidikan responden
berasal. Lembaga sosial atau instansi pendidikan itu dibedakan
109
menjadi 4, yaitu : GNOTA, UNICEF, Yayasan Emmanuel dan
SDN 01 Karet Tengsin. Berikut ini adalah hasil data yang telah
diolah :
$Lembaga Frequencies
Responses
N Percent
Percent
of Cases
GNOTA 10 25% 10.0%
UNICEF 10 25% 10.0%
Yayasan
Emmanuel
10 25% 10.0%
Lembaga sosial atau
instansi pendidikana
SDN 01 Karet
Tengsin
10 25% 10.0%
Total 40 100.0% 40.0%
a. Dichotomy group tabulated at value 1.
Tabel 4.10 Data responden berdasarkan bagian dari lembaga
sosial atau instansi pendidikan
Sumber : Data Primer yang diolah, 2011
110
Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa sampel
dari penelitian ini terbagi rata, yakni sebanyak 10 responden dari
masing-masing lembaga sosial atau instansi pendidikan dengan
total sebanyak 40 responden merupakan non-konsumen dari Hotel
Le Meridien Jakarta.
SDN 01 Karet Tengsin25%
Yayasan Emmanuel
25%
UNICEF25%
GNOTA25%
GNOTA
UNICEF
Yayasan Emmanuel
SDN 01 KaretTengsin
Gambar 4.6 Data responden berdasarkan bagian dari lembaga
sosial atau instansi pendidikan
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
111
4.2.4 Analisis Corporate Social Responsibility Sebagai Bagian Program
Public Relations Hotel Le Meridien Jakarta
Berikut ini adalah tabel klasifikasi nilai :
KI = skor tertinggi – skor terendah
Jumlah kelompok
KI = (5-1) : 5
KI = 0.8
Jadi, jarak kelas interval senilai 0.8 dapat dikelompokkan
menjadi:
Kelas Interval Klasifikasi Kategori Klasifikasi Nilai
1.00 – 1.79 Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Baik
1.80 – 2.59 Tidak Setuju Tidak Baik
2.60 – 3.39 Ragu-ragu Netral
3.40 – 4.19 Setuju Baik
4.20 – 5.00 Sangat Setuju Sangat Baik
Tabel 4.11 Klasifikasi nilai
Sumber : Hasil olahan data sekunder, 2011
112
4.2.4.1 Analisis Corporate Social Responsibility sebagai bagian
program Public Relations Hotel Le Meridien Jakarta
berdasarkan pernyataan
Dalam variabel Corporate Social Responsibility sebagai
bagian program Public Relations terdapat 9 item pertanyaan yang
menjelaskan tentang Corporate Social Responsibility. Dari 100
responden, diperolehlah hasil sebagai berikut :
No Pernyataan SS S R TS STS Mean
1 Saya mengetahui salah satu
atau lebih program CSR
Hotel Le Meridien Jakarta
53
(53%)
47
(47%)
0 0 0 4.53
2 Program CSR Hotel Le
Meridien Jakarta membuat
saya mengenal hotel ini
46
(46%)
54
(54%)
0 0 0 4.46
3 Saya merasa senang dengan
adanya program CSR Hotel
Le Meridien Jakarta
49
(49%)
18
(18%)
29
(29%)
4
(4%)
0 4.12
4 Saya terlibat dalam program
CSR Hotel Le Meridien
Jakarta baik sebagai pemberi
maupun penerima
58
(58%)
42
(42%)
0 0 0 4.58
113
5 Program CSR Hotel Le
Meridien Jakarta mampu
memenuhi kebutuhan
masyarakat
15
(15%)
71
(71%)
14
(14%)
0 0 4.01
6 Program CSR Hotel Le
Meridien Jakarta mampu
mengatasi masalah ekonomi
masyarakat
10
(10%)
43
(43%)
44
(44%)
3
(3%)
0 3.6
7 Adanya program CSR Hotel
Le Meridien Jakarta sebagai
salah satu cara promosi
perusahaan
63
(63%)
32
(32%)
5
(5%)
0 0 4.58
8 Program CSR Hotel Le
Meridien Jakarta mampu
menarik minat masyarakat
yang berpotensi untuk
melamar pekerjaan di hotel
tersebut
21
(21%)
53
(53%)
26
(26%)
0 0 3.95
9 Adanya program CSR Hotel
Le Meridien Jakarta mampu
mengurangi anggaran
10
(10%)
70
(70%)
5
(5%)
15
(15%)
0 3.75
114
promosi perusahaan
Tabel 4.12 Analisis Corporate Social Responsibility sebagai
bagian program Public Relations Hotel Le Meridien Jakarta
berdasarkan pernyataan
Sumber : Data Primer yang diolah, 2011
Berikut ini adalah hasil analisis deskriptif dari 9 item
pertanyaan tersebut:
1. Dari pernyataan “Saya mengetahui salah satu atau lebih
program CSR Hotel Le Meridien Jakarta” diperoleh hasil
sebanyak 53 responden (53%) menjawab “Sangat Setuju” dan
47 responden (47%) menjawab “Setuju”. Dari hasil
penghitungan dengan menggunakan program SPSS, didapati
nilai mean sebesar 4.53. Dengan demikian, rata-rata
responden menjawab “Sangat Setuju”.
2. Dari pernyataan “Program CSR Hotel Le Meridien Jakarta
membuat saya mengenal hotel ini” diperoleh hasil sebanyak
46 responden (46%) menjawab “Sangat Setuju” dan 54
responden menjawab “Setuju”. Dari hasil penghitungan
dengan menggunakan program SPSS, didapati nilai mean
115
sebesar 4.46. Dengan demikian, rata-rata responden
menjawab “Sangat Setuju”.
3. Dari pernyataan “Saya merasa senang dengan adanya
program CSR Hotel Le Meridien Jakarta” diperoleh hasil
sebanyak 49 responden (49%) menjawab “Sangat Setuju”, 18