3 Potensi dan Permasalahan Pengembangan Wilayah Laporan Rencana Bab Potensi dan Permasalahan Pengembangan Wilayah Kabupaten Ciamis 3.1 Potensi Pengembangan Wilayah Kabupaten Ciamis dudukan geografi Kabupaten Ciamis sebagai salah satu penyangga Jawa Barat mempunyai arti penting dan strategis, baik dipandang dari segi keamanan maupun ketertiban. Stabilitasi (ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya serta pertahanan keamanan) dan agama di Kabupaten Ciamis sering dipandang sebagai indikator IPOLEKSOSBUD HANKAM dan Agama di tingkat provinsi dan nasional. Segala kegiatan yang tidak terakomodasi di Jawa Barat akan beralih ke kabupaten. Secara menyeluruh potensi dan pengembangan wilayah Kabupaten Ciamis menyangkut potensi fisik dan sumber daya alam, potensi perekonomian, potensi sosial wilayah serta struktur tata ruang dan prasarana wilayah. 3.1.1 Kedudukan Kabupaten Ciamis dalam Perwilayahan Regional Kabupaten Ciamis tercakup dalam wilayah pengembangan utara yang mencakup 4 (empat) sub wilayah pengembangan, Wilayah Pengembangan Tengah dengan 2 (dua) Sub Wilayah Pengembangan dan Wilayah Pengembangan Selatan yang mencakup 3 (tiga) Sub wilayah pengembangan. Dominasi kegiatan wilayah dengan karakteristik wilayah yang sama dengan Kabupaten Ciamis pada umumnya, maka peranan perkembangan wilayah perencanaan secara langsung akan terasa khususnya pada Kabupaten Ciamis, sehingga untuk menentukan arahan perkembangan ketiga wilayah pengembangan tersebut akan sejalan dengan arahan perkembangan Kabupaten Ciamis . Ditinjau menurut sistem perwilayahan regional, kedudukan Kabupaten adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan RTRWN (Rencana Tata Ruang Wilayah Negara) Kabupaten Ciamis diklasifikasikan sebagai Kawasan andalan dengan sektor unggulan pertanian tanaman pangan, industri, perkebunan dan kehutanan serta pariwisata. 2. Kabupaten Ciamis ditetapkan sebagai PKL (Pusat Kegiatan Lokal). Definisi PKL pada Kabupaten Ciamis adalah sebagai pusat pengembangan dan pengelolaan yang mempunyai pelayanan satu kabupaten atau beberapa Evaluasi RTRW Kabupaten Ciamis, Tahun 2003 Bab III - 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
3
Potensi dan Permasalahan Pengembangan WilayahLaporan Rencana
Bab
Potensi dan Permasalahan Pengembangan Wilayah
Kabupaten Ciamis 3.1 Potensi Pengembangan Wilayah
Kabupaten Ciamis
dudukan geografi Kabupaten Ciamis sebagai
salah satu penyangga Jawa Barat mempunyai
arti penting dan strategis, baik dipandang dari segi
keamanan maupun ketertiban. Stabilitasi (ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya serta pertahanan
keamanan) dan agama di Kabupaten Ciamis sering
dipandang sebagai indikator IPOLEKSOSBUD HANKAM
dan Agama di tingkat provinsi dan nasional. Segala
kegiatan yang tidak terakomodasi di Jawa Barat akan
beralih ke kabupaten.
Secara menyeluruh potensi dan pengembangan wilayah
Kabupaten Ciamis menyangkut potensi fisik dan sumber
daya alam, potensi perekonomian, potensi sosial wilayah
serta struktur tata ruang dan prasarana wilayah.
3.1.1 Kedudukan Kabupaten Ciamis dalam
Perwilayahan Regional
Kabupaten Ciamis tercakup dalam wilayah
pengembangan utara yang mencakup 4 (empat) sub
wilayah pengembangan, Wilayah Pengembangan
Tengah dengan 2 (dua) Sub Wilayah Pengembangan
dan Wilayah Pengembangan Selatan yang mencakup 3
(tiga) Sub wilayah pengembangan.
Dominasi kegiatan wilayah dengan karakteristik wilayah
yang sama dengan Kabupaten Ciamis pada umumnya,
maka peranan perkembangan wilayah perencanaan
secara langsung akan terasa khususnya pada Kabupaten
Ciamis, sehingga untuk menentukan arahan
perkembangan ketiga wilayah pengembangan tersebut
akan sejalan dengan arahan perkembangan Kabupaten
Ciamis.
Ditinjau menurut sistem perwilayahan regional,
kedudukan Kabupaten adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan RTRWN (Rencana Tata Ruang Wilayah
Negara) Kabupaten Ciamis diklasifikasikan sebagai
Kawasan andalan dengan sektor unggulan pertanian
tanaman pangan, industri, perkebunan dan
kehutanan serta pariwisata.
2. Kabupaten Ciamis ditetapkan sebagai PKL (Pusat
Kegiatan Lokal). Definisi PKL pada Kabupaten Ciamis
adalah sebagai pusat pengembangan dan
pengelolaan yang mempunyai pelayanan satu
kabupaten atau beberapa kecamatan, dengan
kriteria penentuan pusat jasa keuangan/ bank yang
melayani satu kabupaten atau beberapa kecamatan,
pusat pengelolaan dan pengembangan kegiatan
pertanian dan perkebunan, jasa pemerintahan untuk
beberapa kecamatan, bersifat khusus yang
mendorong perkembangan sektor strategis.
3. Pengelolaan dan pengembangan kegiatan pertanian
dan perkebunan, jasa pemerintahan untuk beberapa
kecamatan, bersifat khusus yang mendorong
perkembangan sektor strategis.
4. Berdasarkan RTRWP Jawa Barat Tahun 2002 - 2012,
Kabupaten Tasikmalaya diarahkan untuk
Evaluasi RTRW Kabupaten Ciamis, Tahun 2003 Bab III - 1
Potensi dan Permasalahan Pengembangan WilayahLaporan Rencana
dikembangkan menjadi PKW (Pusat Kegiatan
Wilayah) dengan lingkup pelayanan Kabupaten
Ciamis dan Garut.
3.1.2 Potensi Fisik dan Sumberdaya Alam
3.1.2.1 Potensi Fisik Dasar
Secara menyeluruh Kabupaten Ciamis terletak pada
lahan dengan keadaan morfologinya datar –
bergelombang sampai pegunungan, yang berkisar
antara 0 % - > 40 %. Kemiringan lereng datar, yaitu 0 –
2 % berada pada bagian Tengah Timur Laut ke Selatan
Kabupaten Ciamis, sedang untuk kemiringan 2 – >40 %
hampir tersebar pada seluruh kecamatan di Kabupaten
Ciamis ini (lihat Gambar 3.1).
Sementara itu ditinjau dari keadaan fisiografinya
Kabupaten Ciamis berada pada 4 (empat) ketinggian,
yaitu:
1. Dengan ketinggian terendah yaitu 0 – 25 meter dpl
tersebar pada bagian wilayah Kecamatan Lakbok,
Padaherang bagian Timur yang berbatasan langsung
dengan Propinsi Jawa Tengah. Selain itu ketinggian
terendah tersebut tersebar pada bagian Selatan
Kabupaten Ciamis yaitu pada sepanjang pantai
Selatan yang termasuk pada wilayah bagian Selatan
Kecamatan Cimerak, Cijulang, Parigi, Pangandaran
dan Kalipucang.
2. Ketinggian tanah 25 – 1000 dpl yang tersebar hampir
pada seluruh kecamatan,
3. Ketinggian tanah tertinggi yaitu 1500 – 2500 berada
pada bagian Utara Kabupaten Ciamis, yaitu di
Kecamatan Cikoneng bagian Utara, Kecamatan
Sadananya dan Cipaku bagian Barat Laut,
Kecamatan Kawali bagian Barat Daya, Kecamatan
Panjalu dan Panumbangan bagian Selatan,
Kecamatan Cihaurbeuti bagian Timur Laut – Timur,
serta sebagian wilayah bagian Utara Kecamatan
Panjalu.
Sedangkan menurut jenis tanah dengan ditinjau
berdasarkan unsur pembentuknya cukup beragam, yaitu
Litosol & Brown forest Oil, Grumosol Kelabu, Latosol
Coklat, Latosol Coklat Kemerahan, Compleks
Podsolik Merah kekuningan, podsolik kuning dan regosol,
Compleks Latosol merah kekuningan, latosol coklat
podsolik merah kekuningan dan litosol, serta Asosiasi
Podsolik kuning & Regosol.
Struktur geologi yang membentuk Kabupaten Ciamis
terbagi menjadi 2 (dua), yaitu
1. Pada bagian Utara dengan dimulai dari Kecamatan
Cimaragas dan Cisaga memiliki struktur geologi yang
didomonasi oleh Endapan gunung api tua disertai
dengan Endapan gunung api muda, Formasi tapak,
Formasi halang, Breksi Gunung Api Galunggung,
Alluvium, Endapan undak sungai dan Batuan beku
tidak terbagi-bagi.
2. Pada bagian Selatan lebih beragam struktur
geologinya yaitu Alluvium, Anggota genteng formasi
jampang, Anggota tup napalan formasi pamutuan,
formasi jampang, formasi halang, formasi tapak, Batu
Gamping Kalipucang, Anggota kalkarenit formasi
pamutuan, Formasi Nusakambang, Formasi Cijulang
dan Formasi Benteng.
Pegunungan bagian Utara terbentuk oleh gunung api
yang tidak/ belum efektif, yaitu Gunung Sawal,
sedangkan pegunungan/ perbukitan bagian Tengah
sebelah Timur merupakan pegunungan kapur (karts)
yang terbentuk dari proses pengangkatan. Keadaan
geologi ini menjadikan beberapa bagian wilayah
kabupaten memiliki potensi erosi dan gerakan tanah
terutama disekitar kaki Gunung Sawal yaitu di
Kecamatan Cipaku, Panjalu, Cihaurbeuti, Sadananya,
Panumbangan dan Cikoneng, serta sekitar perbukitan
karts yaitu pada Kecamatan Pamarican, Langkaplancar
dan Cigugur. Secara menyeluruh keadaan geologi tata
lingkungan yang telah dikaji dengan rekomendasinya
dapat dilihat dalam Tabel III.1.
3.1.2.2 Potensi Sumberdaya mineral
Potensi sumberdaya bahan galian mineral yang tersebar
di wilayah Kabupaten Ciamis terdiri dari bahan galian
untuk industri (logam dan non logam). Potensi bahan
galian bangunan dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Pasir dan Kerikil
Bahan galian ini berupa endapan lepas atau agak
terkonsolidasi. Komponennya terdiri dari pecahan
batu andesit dan basalt, berukuran pasir dan berbutir
sedang hingga sangat kasar, bercampur kerikil dan
bongkahan batu (diameter 25 cm), berbentuk
menyudut tanggung hingga agak bundar dan
terpilah basah. Bahan galian ini dapat dijumpai pada
endapan sungai atau teras Sungai Cijolang dan
Citanduy.
b. Batu Kali/belah (andesit)
Evaluasi RTRW Kabupaten Ciamis, Tahun 2003 Bab III - 2
Potensi dan Permasalahan Pengembangan WilayahLaporan Rencana
Umumnya berupa andesit dan basalt berwarna abu-
abu tua, dengan sifat fisik padat sampai keras yang
tersebar pada permukaan tanah disebelah Selatan
(Kecamatan Kalipucang).
Bahan galian ini merupakan hasil proses aliran lava
dan berupa bongkahan besar dan menyebar
setempat-setempat dengan struktur padat dan
sangat keras terdapat di Kecamatan Tambaksari.
Sebagian bahan galian ini telah diusahakan secara
intensif oleh masyarakat secara manual/ tradisional
(tambang rakyat) yaitu di Kecamatan Tambaksari.
Evaluasi RTRW Kabupaten Ciamis, Tahun 2003 Bab III - 3
TABEL III.1KAJIAN GEOLOGI TATA LINGKUNGAN
SATUAN WILAYA
H
FAKTOR PENDUKUNG FAKTOR PEMBATAS
REKOMENDASIMORFOLOGI
LITOLOGI SIFAT FISIK BATUAN & TANAH SERTA SIKAPNYA THD
BENTUK LERENG
SUMBERDAYA AIR
BAHAN GALIANBAHAYA LINGKUNGAN BERASPEK GEOLOGI
BATUAN DASAR & PELAPUKANNYA
BANGUNAN LOGAM & NON LOGAM – INDUSTRI
1
Dataran rendah 0 – 8 % mencapai > 75 %, dengan ketinggian 0 – 25 m dpl
pada undak menempati tinggi di atas 100 m dpl
Lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal sampai bongkah
Lunak, mudah lepas ataupun yang tidak terpadu.
Air permukaan melimpah, muka air tanah dangkal,
debit antar musim kemarau – hujan tinggi.
Produksi Aquifer rendah
Lempung, pasir dan batu kali berukuran bongkah – bongkah
- Sekitar aliran sungai berpotensi banjir, terutama sepanjang aliran Sungai Citanduy.
Sekitar Pantai Selatan terdapat beberapa bagian daerah yang abrasi
Terdapat daerah yang tidak diperuntukan bagi kawasan permukiman, diantaranya sekitar kawasan rentan banjir, yang selalu tergenang secara periodik.
Pada kawasan yang memiliki air permukaan melimpah dapat diperuntukan bagi budidaya tambak ikan
Pengembangan pesawahan sangat dimungkinkan Pengembangan kepariwisataan pada Kawasan Pangandaran
menjadi prioritas dengan mempertimbangkan faktor kendala
2 2a Bukit – bergelombang 8 – 30 % dan mencapai > 45 % pada beberapa bagian
Ketinggian 30 – 350 m dpl
Hasil gunung api tua dan gunung api muda, breksi, lahar, lava, tufa.Tanah lapukan pada beberapa tempat cukup tebal, berupa lateri berwarna merah bata, penggalian mudah.
Umumnya tidak padu atau tidak seberapa mengeras pada kelerengan besar relatif kurang mantap dan stabil pada daerah datar.
Air permukaan cukup, air tanah dengan aquifer berproduktifitas sedang dan tinggi, tersebar luas kedalaman muka air tanah bebas (MAT), umumnya dangkal (< 5 ml)
Terdapat tanah urugan pada sebagian tempat
- Longsoran, memungkinkan pada daerah perbukitan bersudut lereng besar.
Jalur sesar dimungkinkan sebagai zona rawan gempa
Sesuai untuk dikembangkan sebagai daerah permukiman, perkebunan, campuran, holtikultura yang disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan setempat
2b Bukit – bergelombang 8 – > 45 %
Ketinggian 30 – 350 m dpl
Didominasi oleh hasil gunung api tua, terdiri dari perselingan, breksi, lahar, lava, tufa.Tanah lapukan pada beberapa tempat cukup tebal, berupa lateri berwarna merah bata, penggalian mudah.
Umumnya tidak padu atau tidak seberapa mengeras pada kelerengan besar relatif kurang mantap dan stabil pada daerah datar.
Air permukaan cukup, air tanah dengan aquifer berproduktifitas sedang dan tinggi, tersebar luas kedalaman muka air tanah bebas (MAT), umumnya dangkal - sedang (< 10 ml)
Tanah urugan, komponen batuan untuk batu belah tersebar secara setempat
- Gerakan tanah/ Longsoran berupa runtuhan tanah, avalanche di daerah dengan kelerengan besar, erosi.
Jalur sesar dimungkinkan sebagai zona rawan gempa
Diperuntukan bagi permukiman yang dapat dikembangkan pada daerah landai dan bersudut lereng kecil. Sedangkan untuk sudut lereng besar sesuai untuk pertanian lahan kering.
3 3a Perbukitan karst, dengan relief antara bergelombang, sedang – kasar.
Sudut lereng 8 – 70 % Ketinggian 10 –450 m
dpl
Batu gamping, terumbu yang paling berlapis.Tanah lapukan berupa lempung – lanau mengandung kerikil dan bongkahan gamping tebalnya 0, 5 - 1,2 meter.Penggalian relatif mudah kecuali bagian yang masih segar
Umumnya keras, padat dibeberapa tempat mengandung rongga – rongga dengan kelerengan yang cukup besar, kecuali pada bagian yang banyak mengandung kekar.
Keadaan air tanah termasuk pada aquifer produktifitas rendah, [pda beberapa bagian tak berarti atau langka.Sumber mata air diperoleh pada beberapa tempat dengan debit kecil.Muka air tanah dangkal pada lembah – lembah atau pada topografi tinggi.
Terutama batu gamping
Kalsit Phosfat (P205:18
sampai 35%)
Pada daerah yang memiliki kelerengan besar yang mengandung kekar-kekar/bidang belahan berpotensi sebagai gerakan tanah (jatuhan/gelinciran batu)
Tempat ini berongga atau terdapat goa-goa.
Dikembangkan untuk hutan lindung dalam rangka konservasi sumberdaya air/ yang cukup banyak tersebar di kawasan perbukitan gamping.
Penggalian batu gamping tidak terletak di sekitar mata air.
3b Perbukitan bergelombang kasar-
Sudut lereng 15– 45 %, pada beberapa tempat mencapai 70%
Ketinggian 10 –450 m dpl
Perselingan breksi gunung berapi larva dan tufa, batu pasir, batu lempung sisipan lignith konglomerat dari Formasi Jampang dan Formasi Benteng. Terdapat batuan beku diorit secara setempat-setempat.Tanah lapukan berupa lempung – pasiran dengan komponen batuan berukuran kerikil-kerakal, coklat muda-kemerahan mencapai 1.5 m
Pada bagian segar sangat keras, keras, padat kecuali pada lempung yang mudah pecah setempat/lunak. Pada bagian lapuk padat dapat ditoreh lunak.Pada kelerengan bersudut besar relatif mantap kecuali pada bagian yang berselingan dengan lapisan batu lempung.
Muka air tanah umumnya tinggi (dalam) dengan debit relatif besar antara kemarau dan hujan.Mata air mempunyai debit dengan kesalahan cukup besar yaitu 10 - > 100 lt/detik
Batuan belah, batu gamping pada beberapa bagian
Terdapat gerakan tanah atau longsoran Pada tempat-tempat bersudut lereng besar/zona kemah
Pada zona sesar merupakan daerah paling beresiko akibat bahaya gempa bumi. Beberapa sesar memotong berbukitan Barat Laut –Tengara – Barat Timur
Erosi
Sebagian daerah dapat dikembangkan untuk hutan lindung terutama pada daerah yang dianggap daerah tangkapan air hujan.
Pengembangan hutan produksi, hortikultura, kebun campuran dan tanaman lahan kering lainnya.
Sebagian lahan diperuntukan bagi pengembangan pedesaan yang sesuai dengan karakteristik potensi dan kendalanya.
3c Perbukitan bergelombang sedang - kasar
Sudut lereng 8– 45 %,
Ketinggian 25 –550 m dpl
Perselingan batu pasir, batu lempung dan batu lanau bersisipan breksi dan batu pasir gamping, konglomerat, batu gamping dari Formasi Halang dan Kaliwangu.Tanah lapukan berupa lempung lanau, mengandung pasiran kerikil, coklat-kekuningan dan kemerahan, tebal mencapai 1 m .
Pada bagian segar padat, keras, kecuali pada lempung mudah pecah/ lunak sampai agak elastis pada beberapa bagian.
Air tanah memiliki aquifer dengan produktifitas rendah setempat
Lempung Terdapat gerakan tanah atau longsoran di tempat-tempat bersudut lereng besar serta batuan penyusun yang khas terhadap kendala ini
Pada zona sesar merupakan daerah paling beresiko akibat bahaya gempa bumi dan longsor.
Erosi
Penghijauan tanaman keras dalam rangka proteksi di daerah yang diperkirakan berpotensi longsoran
Pengembangan pertanian lahan kering lebih memungkinkan
4
Tubuh gunung api dengan topografi landai – curam, sudut > 75 %,
Ketinggian 300 – 1750 m dpl
Breksi gunung api, breksi aliran, tufa dan sisipan lava dari hasil gunung api tua.Tanah lapukan cukup tebal ke arah lereng kaki, berupa lanau lempungan mengandung komponen batuan tebal < 1 - > 5 meter,
Umumnya kurang padu, kecuali pada larva keras di bagian lapuk anatara padat gembur, mudah ditoreh. Pengalian mudah – agak sukar
Keberadaan sumberdaya air setempat dengan aquifer produktif, ke arah puncak merupakan daerah langka air. Dibagian kaki muka air tanah beraga (dekat – dalam permukaan)
Secara setempat – setempat tanah urug batu belah
Timbal dan seng (sekitar puncak G. Cingambat.
Pada lereng – lereng terjal bersudut besar berpotensi gerakan tanah
Erosi
Pengembangan pedesaan untuk peruntukan permukiman disesuaikan dengan sudut lereng setempat pada kaki gunung
Dibagian badan sampai puncak gunung dijadikan kawasan non budidaya/ hutan lindung
Untuk pengembangan lahan pertanian disesuaikan dengan kondisi medan setempat.
Potensi dan Permasalahan Pengembangan WilayahLaporan Rencana
Evaluasi RTRW Kabupaten Ciamis, Tahun 2003 Bab III - 4
Potensi dan Permasalahan Pengembangan WilayahLaporan Rencana
Peta 3.1 Kemiringan Lereng
Evaluasi RTRW Kabupaten Ciamis, Tahun 2003 Bab III - 5
Potensi dan Permasalahan Pengembangan WilayahLaporan Rencana
c. Batu Gamping
Lokasi batu gamping di wilayah Ciamis terdapat di
Kecamatan Padaherang, Langkaplancar dan Cimerak.
Dengan melihat formasi dan penyebaranya,
diperkirakan kandungan deposit batu gamping di
wilayah Kecamatan Cimerak dan Padaherang
mempunyai jumlah cadangan yang cukup besar.
Pada saat ini bahan galian tersebut telah diteliti dan
dilakukan penjajakan oleh investor, namun belum
terdapat keputusan untuk dieksploitasi. Bahan galian
ini merupakan sumber bahan baku untuk semen.
Sedangkan bahan galian untuk industri (logam dan non
logam) diuraikan sebagai berikut:
1. Timbal dan Seng
Bahan galian ini terdapat pada fisiografi vulkan yang
menyebar di wilayah puncak Gunung Sawal. Dilihat
dari formasinya bahan galian ini mempunyai deposit
yang cukup besar dan layak untuk dilakukan
penambangan, namun memerlukan studi khusus
mengingat letaknya berada di kawasan puncak
gunung yang merupakan kawasan lindung.
2. Phosfat
Bahan galian ini terdapat pada wilayah perbukitan
karst sekitar kecamatan Pamarican dan
Langkaplancar. Dilihat dari formasinya, bahan galian
ini cukup besar dan layak untuk ditambang. Sumber
bahan phosfat lainya yang belum dieksploitasi
terdapat di Kecamatan Kalipucang dan memerlukan
studi khusus mengenai kelayakan pembangunannya.
3. Kalsit
Bahan galian ini terdapat pada wilayah perbukitan
karst sekitar Kecamatan Pamarican dan
Langkaplancar. Bahan galian ini dapat dijadikan
untuk pencampuran dalam upaya penyuburan tanah.
Bahan galian ini belum dieksploitasi dan ditinjau
mengenai kelayakan dan ditinjau mengenai
kelayakan dan nilai ekonomis penambangan.
Untuk lebih jelasnya mengenai potensi sumber daya
mineral dapat dilihat dalam Gambar 3.2.
Dari beberapa sumber pertambangan yang tersebar di
wilayah Kabupaten Ciamis terdapat 19 (jenis)
pertambangan yang sangat potensial untuk
dikembangkan Di Kabupaten Ciamis, yaitu mencakup:
1) BATU GAMPING
Penyebaran pada Kecamatan Banjasari, Padaherang,
Kalipucang, Pangandaran, Parigi, Cigugur, Cimerak
dan Cijulang,
Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Ciamis,
telah melakukan beberapa analisis pada sampel Batu
Sumber: Rencana, Tahun 2003.Keterangan: TPLB = Tanaman Pangan Lahan Basah/ Padi & Sawah Kelas Kesesuaian Lahan: S1 = Sangat Sesuai Faktor Pembatas: n = Kesuburan Input Teknologi Pertanian I = Irigasi
TPLK = Tanaman Pangan Lahan Kering S2 = Cukup Sesuai t = topografi M = Pemupukan
Potensi dan Permasalahan Pengembangan WilayahLaporan Rencana
sektor pariwisata yang selama ini telah berperan serta
dalam sektor devisa kedua setelah minyak bumi, maka
upaya peningkatan pariwisata lebih diintensifikan
terutama mengenai kelengkapan prasarananya.
Tujuannya adalah agar wisatawan baik wisatawan
nusantara maupun mancanegara dapat dengan mudah
mencapai objek wisata dan dapat menikmatinya.
Berdasarkan informasi dari Dinas Pariwisata dan Budaya
Kabupaten Ciamis jumlah pengunjung objek Wisata
Pangandaran, 2% diantaranya adalah wisatawan
mancanegara. Pada tahun-tahun kunjungan wisata
diharapkan jumlah ini makin meningkat lagi dan pada
saat ini beberapa warga Negara asing ada yang telah
berdomisili di daerah ini.
Potensi kepariwisataan di Kabupaten Ciamis
berdasarkan objek wisata yang tersebar dapat
dikatagorikan dalam 3 (tiga) jenis, yaitu:
Objek Wisata Budaya,
Objek Wisata Alam, dan
Objek Wisata Khusus/ Minat
3.1.3.1
1) SITU LENGKONG PANJALU
Merupakan perpaduan antara Objek Wisata Alam
dan Wisata Budaya, dengan keindahan danau
(Situ) berudara sejuk serta terdapat sebuah pulau
(Nusa).
Di nusa ini terdapat Makam Hariang Kencana, putra
dari Hariang Borosngora Raja Panjalu yang
membuat Situ Lengkong pada masa beliau menjadi
Raja Kerajaan Panjalu.
2) ASTANA GEDE KAWALI
Lokasinya terletak di Desa Kawali Kecamatan
Kawali lebih kurang 21 km dari Kota Ciamis ke arah
utara. Terdapat beberapa buah batu bertulis
(Prasasti) sebagai cikal bakal keberadaan Kerajaan
Sunda yang dibuat pada masa pemerintahan Prabu
Wastu Kencana. Salah satu dari Prasasti tersebut
bertuliskan “Mahayunan Ayuna Kadatuan” yang
dijadikan sebagai motto juang Kabupaten Ciamis.
Peninggalan lainnya yang dapat dijumpai berupa :
Seperangkat batu disolit, yakni batu tempat
pelantikan raja yang disebut Palangka. Batu
telapak kaki dan tangan dengan garis retak-
retak menggambarkan kekuasaan dan
penaggalan (kalender).
Tiga buah batu Menhir: Batu Panyandaan, Batu
Panyandungan, Batu Pamuruyan (Alat untuk
bercermin).
3) KARANGKAMULYAN
Merupakan peninggalan Kerajaan Galuh Pusaka
yang dikukuhkan oleh Sanghyang
Permanadikusumah. Di situs ini terdapat bekas-
bekas peniggalan bersejarah dari legenda Ciung
Wanara, antara lain berupa :
a. Batu Pangcalikan adalah bekas Singgasana dan
tempat bermusyawarah raja.
b. Panyambungan ayam, bekas tempat Ciung
Wanara menyambung ayam dengan Bondan
Sarati.
c. Sanghyang Bedil.
d. Lambang Peribadatan
e. Citeguh dan Cirahayu
f. Makam Adipati Panaekan
g. Pamangkonan
h. Batu Panyandaan
i. Patimuan
j. Leuwi Sipatahunan.
4) KAMPUNG KUTA
Terletak di Desa Karangpaningal Kecamatan
Tambaksari. Masyarakat Kampung Kuta sampai
saat ini masih tetap teguh melestarikan budaya
adat leluhurnya (karuhun). Amanat leluhurnya yang
masih dipertahankan, antara lain;
a. Rumah panggung yang beratap rumbia atau ijuk
(tidak boleh permanen)
b. Bentuk rumah persegi dan tidak boleh berbentuk
sikon
c. Penduduk yang meninggal dilarang dimakamkan
di Kampung Kuta (harus diluar Kampung Kuta)
d. Hiburan dilarang mementaskan seni Wayang
e. Dilarang ketempat keramat selain hari senin dan
jum’at
f. Dilarang ketempat keramat memakai pakaian
dinas
g. Menggunakan pakaian tidak boleh serba hitam.
5) SITUS GUNUNG SUSURU
Terletak di Desa Kertabumi Kecamatan Cijeungjing,
dikelilingi 2 (dua) sungai (Cimuntur dan Cileueur).
Situs ini merupakan punden berundak peninggalan
kerajaan Hindu, disana terdapat 3 buah goa, 1
Evaluasi RTRW Kabupaten Ciamis, Tahun 2003 Bab III - 13
Potensi dan Permasalahan Pengembangan WilayahLaporan Rencana
buah sumur batu, 3 buah dolmen dan peninggalan
benda bergerak seperti manik-manik, batu pipisan,
batu peluru dan lainnya.
3.1.3.2 Objek Wisata Alam
1) OBJEK WISATA PANGANDARAN
Merupakan primadona objek wisata pantai di Jawa
Barat, terletak di Desa Pananjung Kecamatan
Pangandaran dengan jarak lebih kurang 92 km dari
Kota Ciamis kearah Selatan. Memiliki berbagai
keistimewaan, antara lain:
a. Pantainya landai dengan jarak pasang surut dan
surut relatif lama, memungkinkan untuk
dilakukan kegiatan berenang dan berperahu.
b. Dapat melihat matahari terbit dan terbenam
satu tempat yang sama
c. Terdapat pantai dengan hamparan pasir putih
d. Terdapat taman laut dan mengalirnya
Cirengganis yang konon bisa membuat orang
awet muda
e. Memiliki cagar Alam dengan flora dan fauna
yang langka
f. Terdapat Goa Alam dan buatan (pada zaman
penjajahan Jepang).
2) CAGAR ALAM PANANJUNG
Cagar alam seluas lebih kurang 530 ha, termasuk
hutan wisata seluas 37,70 ha yang memiliki
berbagai flora dan fauna langka, seperti: Bunga
Raflesia Padma, banteng, rusa dan berbagai jenis
kera. Selain itu terdapat pula goa-goa alam dan
goa buatan, seperti: Goa Panggung, Goa Parat, Goa
sumur Mudal, Goa Lanang, Goa Jepang serta
sumber air Cirengganis dan Pantai Pasir Putih
dengan taman lautnya.
3) LEMBAH PUTRI
Mempunyai panorama indah, dengan bukit dihiasi
goa-goa alam, yang memungkinkan pengunjung
dapat melakukan berbagai kegiatan seperti:
memancing, layang gantung, camping. Lokasinya
terletak di Desa Ciputrapinggan, kecamatan
Kalipucang lebih kurang 85 km dari Kota Ciamis ke
arah Selatan.
4) KARAPYAK
Keadaan alamnya yang masih perawan
memungkinkan pengunjung sambil melakukan
kegiatan rekreasi, seperti: memancing, camping,
berburu ikan kecil dihamparan batu karang serta
menikmati keindahan alamnya. Lokasi terletak di
Desa Bagolo Kecamatan Kalipucang lebih kurang
87 km dari Kota Ciamis ke arah Selatan.
5) PALATAR AGUNG
Pantai dengan panorama yang memukau ini
terletak di Desa Bagolo dengan jarak lebih kurang
85 km dari Kota Ciamis ke arah Selatan, dan
berlatar belakang Pulau Nusakambangan,
Nusawere serta birunya Samudra Indonesia.
Pengunjung dapat melakukan kegiatan
memancing, berkemah, berperahu pesiar serta
melihat kegiatan nelayan tradisional.
6) MAJINGKLAK
Terletak di muara Sungai Citanduy dalam Kawasan
Selat Nusakambangan, tepatnya di Desa Pamotan
ke arah Selatan. Ditempat ini telah dibangun
dermaga Kapal Ferry/kapal pesiar menuju
Pelabuhan Cilacap dan menjadi sarana penunjang
untuk pembangunan di Wilayah Ciamis Selatan.
Evaluasi RTRW Kabupaten Ciamis, Tahun 2003 Bab III - 14
Potensi dan Permasalahan Pengembangan WilayahLaporan Rencana
7) KARANG TIRTA
Terletak di Desa Sukaresik Kecamatan
Pangandaran lebih kurang 8 km dari Pangandaran
ke arah Barat. Mempunyai keindahan alam, dengan
muaranya yang apabila airnya surut dapat
dikelilingi dengan berjalan kaki sambil melihat-lihat
berbagai jenis kerang yang banyak hidup dan
berkembang di sana.
8) BATU HIU
Memiliki panorama alam yang sangat indah dimana
di atas bukit bayak ditumbuhi pohon pandang
wong. Para pengunjung dapat dapat menyaksikan
Samudera Indonesia dengan deburan ombaknya
yang menggulung putih. Sekitar 300 m dari bibir
pantai terdapat seonggok batu karang yang
menyerupai ikan hiu karena itulah tempat ini
dinamakan Batu Hiu.
5) BATU KARAS
Merupakan perpaduan nuansa alam antara objek
Wisata Pangandaran dan Batu Hiu dengan suasana
alam yang tenang dengan gelombang laut yang
bersahabat. Kondisi pantai yang landai
memungkinkan pengunjung melakukan kegiatan,
seperti: berenang, memancing, berselancar,
bersampan dan berkemah.
6) MADASARI
Pantai ini menyajikan panorama alam yang spesifik
dengan dihiasi pulau-pulau kecil berpadu dengan
hijaunya Daratan Masawah. Sepanjang pantai
banyak dihiasi oleh batu-batu karang yang unik
dengan pantainya yang landai. Disekeliling objek
ditumbuhi pepohonan hijau, di dalamnya terdapat
jalan setapak yang dapat dilalui dengan berjalan
kaki menuju objek Wisata Batukaras. Lokasinya
terletak di Desa Masawah, Kecamatan Cimerak
sekitar 39 km dari Pangandaran ke arah Barat.
7) KEUSIK LUHUR
Terletak di Desa Kertamukti Kecamatan Cimerak
lebih kurang 45 km dari Pangandaranke arah Barat.
Merupakan perpaduan antara alam pegunungan
dengan panorama pantai yang sangat indah.
Gelombang laut Pantai Selatan yang menghempas
batu-batu karang mengangkat butiran pasir ke
atasnya sehingga orang menamakan tempat ini
Keusik Luhur (Pasir yang diatas).
3.1.3.3
1) CURUG TUJUH
Terletak di sebuah bukit di kaki Gunung Sawal,
Desa Sandingtaman Kecamatan Panjalu lebih
kurang 35 km dari Kota Ciamis ke arah Utara.
Keindahan dan keasrian objek wisata ini sangat
mempesona, memiliki 7 (tujuh) buah air terjun
(curug), untuk melhat keindahan ketujuh buah air
terjun tersebut dapai dicapai dengan jalan
mengitari bukit dan melintasi jalan setapak mulai
dari kaki gunung sampai puncak.
2) CITUMANG
Terletak di Desa Bojong Kecamatan Parigi, lebih
kurang 1 km dari Pangandaran ke arah Barat,
berada dalam kawasan hutan jati.
Memiliki keunikan tersendiri, serasa memasuki arel
petualangan (adventure) yang penuh tantangan,
menyusuri aliran Sungai Citumang yang airnya
sangat jernih menerobos goa-goa karang dan akat-
akar pohon besar serta batuan yang sangat
mempesona sampai ke air terjun yang di dalamnya
terdapat goa yang seakan menantang untuk
dijelajahi. Kegiotan yang dapat dilakukan antara
lain: berenang, panjat tebing, hiking dan cross
country.
3) KARANG NINI
Lokasinya terletak di Desa Emplak Kecamatan
Kalipucang lebih kurang 83 km dari Kota Ciamis ke
arah Selatan. Dalam kesejukan hutan jati kita bisa
menyaksikan birunya lautan Indonesia dengan latar
belakang Pulau Nusakambangan, terhampar batu-
batu karang yang salah satunya menyerupai
seorang nenek (nini dalam bahasa Sunda).
Di objek wisata Karang Nini terdapat legenda/cerita
kesetiaan seorang nenek yang akhirnya
membentuk batu. Batu karang yang disebut Karang
Nini.
4) GOA DONAN
Goa ini memiliki keunikan yang jarang terdapat di
goa lainnya, didalamnya terdapat ruangan yang
cukup luas yang dihiasi stalaktit dan stalagnit serta
batuan yang menyerupai binatang purba. Luas arel
lebih kurang 2,5 ha dan panjang sekitar 500 m.
terletak di Desa Tunggilis Kecamatan Kalipucang
dipinggir jalan menuju Pangandaran, dengan jarak
lebih kurang 72 km dari Kota Ciamis ke arah
Selatan.
Evaluasi RTRW Kabupaten Ciamis, Tahun 2003 Bab III - 15
Potensi dan Permasalahan Pengembangan WilayahLaporan Rencana
5) CUKANG TANEUH
Green Canyon yang nama aslinya Cukang Taneuh
terletak di Desa Kertayasa Kecamatan Cijulang
dengan jarak lebih kurang 31 km dari Pangandaran
ke arah Selatan.
Merupakan aliran Sungai Cijulang yang menembus
goa karang dengan stalaktit dan stalaknit yang
mempesona serta diapit oleh dua buah bukit
dengan batu-batu karang dan hijaunya pepohonan.
Di mulut goa terdapat Air Terjun Palatar sehingga
suasana di objek wisata terasa begitu sejuk.
Kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya: panjat
tebing (climbing), berenang, bersampan dan
memancing.
Untuk mencapai lokasi dapat menggunakan perahu
yang tersedia di Dermaga Ciseureuh, baik perahu
tempel maupun perahu dayung.
Untuk lebih jelasnya penyebaran objek wisata di
Kabupaten Ciamis dapat dilihat dalam Gambar 3.4.
3.1.4 Potensi Perekonomian Wilayah
3.1.4.1 Potensi Pertanian
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa
wilayah Kabupaten Ciamis yang mempunyai fisiografi
cukup beragam dilengkapi dengan sumber daya air yang
cukup, maka potensi pengembangan pertanian wilayah
ini meliputi:
1. Pertanian tanaman pangan meliputi padi dan
palawija.
Dengan kecamatan yang berpotensial/ unggul dalam
mengembangkan padi dan palawija adalah merata
pada seluruh kecamatan kecuali pada Kecamatan
Cijulang, Sidamulih, Cidolog, Kawali dan
Panumbangan.
2. Hortikultura (sayuran)
Kecamatan yang berpotensial/ unggul dalam
pengembangan holtikultura adalah Kecamatan
Cimerak, Padaherang, Cijeungjing, Cisaga, Rancah,
Rajadesa, Sukadana, Ciamis, Cikoneng, Cihaurbeuti,
Jatinegara, dan Panjalu.
Evaluasi RTRW Kabupaten Ciamis, Tahun 2003 Bab III - 16
Potensi dan Permasalahan Pengembangan WilayahLaporan Rencana
Gambar 3.4 Penyebaran Objek Wisata
Evaluasi RTRW Kabupaten Ciamis, Tahun 2003 Bab III - 17
Potensi dan Permasalahan Pengembangan WilayahLaporan Rencana