Top Banner
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bangil. Peneliti memilih sekolah tersebut karena tersedia sarana yang mendukung pelaksanaan pembelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik menggunakan metode discovery inquiry, di mana masing- masing siswa memiliki buku teks sendiri yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru, baik di dalam kelas maupun diluar kelas. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester I Tahun Ajaran 2015/2016. Waktu penelitian menyesuaikan dengan waktu penyampaian pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik untuk materi Muatan
34

Bab 3 Metodologi Penelitian

Feb 20, 2016

Download

Documents

Ramadhan Madon

penelitian
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bangil. Peneliti memilih

sekolah tersebut karena tersedia sarana yang mendukung pelaksanaan

pembelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik menggunakan metode

discovery inquiry, di mana masing-masing siswa memiliki buku teks

sendiri yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru,

baik di dalam kelas maupun diluar kelas.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester I Tahun Ajaran 2015/2016.

Waktu penelitian menyesuaikan dengan waktu penyampaian pelajaran

Dasar dan Pengukuran Listrik untuk materi Muatan Listrik di sekolah

tempat penelitian, yakni antara bulan Juli-Agustus 2015.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimen. Metode

eksperimen adalah metode penelitian dengan memberikan perlakuan

tertentu pada sampel penelitian. Menurut Solso & MacLin (2002),

penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan

minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan

Page 2: Bab 3 Metodologi Penelitian

sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya dalam

menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan,

maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok yang dikenakan

perlakuan.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh model

pembelajaran Discovery Learning pada mata pelajaran Dasar dan

Pengukuran Listrik. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Quasi Experimental Design yang bertujuan  untuk mengetahui

suatu gejala atau  pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya

perlakuan tertentu. Contoh khusus dari penelitian eksperimen adalah

adanya perlakuan tertentu. Ciri khusus dari penelitian eksperimen adalah

adanya percobaan atau trial.  Percobaan ini berupa perlakuan atau

intervensi terhadap suatu variable. Dari perlakuan tersebut diharapkan

terjadi perubahan atau pengaruh terhadap variable yang lain.

Eksperimen kuasi adalah eksperimen yang memiliki perlakuan

(treatments), pengukuran-pengukuran dampak (outcome measures), dan

unit-unit eksperiment (experimental units) namun tidak menggunakan

penempatan secara acak. Pada penelitian lapangan biasanya menggunakan

rancangan eksperiment semu (kuasi eksperimen). Desain tidak

mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat

yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas. Di sebut

Page 3: Bab 3 Metodologi Penelitian

eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau tidak memiliki cir-ciri

rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variabel-variabel yang

seharusnya dikontrol atau di manipulasi.Oleh sebab itu validitas penelitian

menjadi kurang cukup untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya.

Penelitian Quasi Experimental adalah untuk memperoleh informasi

yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan

eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan

untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Bentuk

penelitian ini dipilih karena objek penelitian ini adalah siswa, sehingga

tidak mungkin untuk membuat kondisi objek dari kedua kelompok sama.

Artinya ada variabel yang kondisinya tidak mungkin dibuat sama,

diantaranya tingkat kecerdasan siswa, keadaan sosial ekonomi, dan

motivasi belajar siswa.

Pada permasalahan penggunaan model pembelajaran discovery Learning

pada mata pelajran Dasar dan Pengukuran Listrik menggunakan rancangan Time

Series Design yang menggunakan rancangan sebagai berikut:

O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8

Keterangan:

O1 = Pretest Uji Validitas

O2 = Pretest Uji Skala Kecil

O3 = Prestest uji Skala Luas

Page 4: Bab 3 Metodologi Penelitian

O4 = Pretest Implementasi

X = Penggunaan Treatment

O5 = Postest Uji Validitas

O6 = Postest Uji Skala Kecil

O7 = Postest Uji Skala Luas

O8 = Postest Implementasi

Gambar 1 Proses time series

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang

ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau study

sensus (Sabar, 2007).

Page 5: Bab 3 Metodologi Penelitian

Menurut Sugiyono pengertian populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011:80).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Teknik

Listrik SMK Negeri 1 Bangil di Kabupaten Pasuruan semester I Tahun

Ajaran 2015/2016. Jumlah total kelas X Teknik Listrik di sekolah ini

adalah empat kelas, yaitu kelas XTLa, XTLb, XTLc, dan XTLd.

Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan

karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, missal

karena keterbatan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil

sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,

kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang

diambil dari populasi harus betul-betul representative (Sugiyono,2011).

Sampel penelitian ini adalah 1 kelas yaitu kelas XTLa yang jumlah

siswanya sebanyak 40 siswa. Dalam penelitian ini sampel tersebut

memiliki keadaan awal yang sama. Teknik pengambilan sampel tersebut

adalah teknik cluster random sampling yakni teknik pengambilan sampel

Page 6: Bab 3 Metodologi Penelitian

penelitian secara acak dari populasi yang terdiri atas cluster-cluster

tertentu, dalam hal ini terdiri atas kelas-kelas.

D. Identifikasi Variabel

Berdasarkan masalah “Penggunaan Model Pembelajaran Discovery

Learning pada Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik untuk

meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X di Smk Negeri 1 Bangil”.

Dalam penelitian ada dua variabel penelitian, yaitu variabel bebas

dan variabel terikat. Berikut ini akan diuraikan kedua variabel tersebut.

Variabel Bebas

Variabel independennya (x) atau variabel yang dapat berdiri sendiri

atau tidak terikat dengan variabel yang lain. Dalam masalah ini yaitu

variabel : metode pembelajaran.

1) Definisi operasional

Metode pengajaran adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik

untuk mencapai maksud dan cara kerja yang bersistem untuk

memudahkan pelaksanaan pembelajaran, guna mencapai tujuan

pembelajaran yang ditentukan.

2) Skala pengukuran

Skala pengukurannya adalah nominal dengan menggunakan

modelpembelajaran discovery learning.

Page 7: Bab 3 Metodologi Penelitian

Variabel dependennya (y) atau variabel yang terikat dengan variabel

laennya dan tidak dapat berdiri sendiri. Yang termasuk variabel

dependen yaitu prestasi belajar siswa kelas x. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kemampuan kognitif Dasar dan Pengukuran

Listrik. yang dimiliki siswa.

1) Definisi operasional

Kemampuan kognitif Dasar dan Pengukuran Listrik adalah

kemampuan siswa untuk mengetahui, memahami, mengaplikasi,

mensintesis, menganalisis, dan mengevaluasi suatu materi pelajaran.

Indikator pengukurannya adalah hasil ulangan.

2) Skala pengukuran

Skala pengukurannya adalah interval dengan skala nilai dari 0 sampai

100.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian pada gambar 1 yang digunakan dalam

penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut

1) Observasi sekolah

Observasi sekolah berguna untuk melihat kondisi lapangan seperti berapa

kelas yang ada, jumlah siswanya, cara mengajar guru elektro selama ini

2) Membuat perangkat pembelajaran berupa RPP, modul, dengan

menggunakan model pembelajaran discovery Learning.

Page 8: Bab 3 Metodologi Penelitian

3) Menyiapkan instrumen penelitian berupa tes prestasi belajar sekaligus

aturan penskorannya serta angket tanggapan siswa

4) Melakukan validasi instrument dan perbaikan instrument

5) Melakukan uji coba soal tes dan menghitung relibilitasnya

6) Mengadakan Pre test materi

7) Melaksanakan perlakuan dengan menggunakan model discovery learning.

8) Mengadakan Post test materi dasar dan pengukuran listrik.

9) Menganalisis data.

10) Membuat kesimpulan.

F. Teknik dan Alat Pengumpul Data

Ada tiga teknik yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik

dokumentasi, teknik tes, teknik angket yang masing-masing akan

dijelaskan sebagai berikut:

1) Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik penelitian yang menggunakan

dokumen yang sudah ada sebagai sumber data. Dalam hal ini, sumber

data tersebut untuk mengetahui jumlah siswa dan keadaan awal Dasar

dan Pengukuran Listrik yang dimiliki siswa.

2) Tes

Test adalah serentetan pertanyaanatau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Page 9: Bab 3 Metodologi Penelitian

Tes disini dilakukan dua kali, sebelum dan sesudah diterapkannya

model discovery learning.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis

berbentuk esai. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa

dalam menguasai materi bahan kimia dalam keseharian. Tes yang

digunakan berbentuk esai berjumlah 8 soal. Pertimbangan

menggunakan tes berbentuk esai karena mempunyai manfaat sebagai

berikut :

a. Mudah disiapkan dan disusun.

b. Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-

untungan.

c. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta

menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus.

d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya

dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.

e. Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang

diteskan.

f. Tes esai dapat memperkecil kerja sama antar siswa sewaktu

mengerjakan soal. (Arikunto, 2005).

Adapun langkah-langkah penyusunan tes adalah sebagai berikut :

a. Menelaah kurikulum/silabus yang digunakan

b. Membuat kisi-kisi soal Pre test dan Post test

Page 10: Bab 3 Metodologi Penelitian

c. Membuat butir soal

d. Membuat kunci jawaban dan pedoman penskoran

e. Mengembangkan tes yang telah disusun untuk penyempurnaan lebih

lanjutdengan mengkonsultasikan test yang telah disusun kepada dosen

pembimbing, dan guru elektronika agar mendapat pertimbangan.

f. Dilakukan validasi soal

g. Melaksanakan uji coba untuk melihat reliabilitas tes

h. Menggunakan instrumen tes yang disusun untuk penelitian

Tes diberikan sebelum pembelajaran (Pre test) dan sesudah

pelaksanaan pembelajaran (Post test) pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Tes yang diberikan sebelum pembelajaran dimaksudkan untuk

melihat kemampuan awal siswa, sedangkan tes akhir dimaksudkan

untuk melihat pengaruh pembelajaran terhadap hasil belajar siswa

3) Teknik Angket

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya, atau segala sesuatu diketahui responden.

Angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kreativitas

belajar Dasar dan Pengukuran Listrik siswa.

G. Instrumen Penelitian

Page 11: Bab 3 Metodologi Penelitian

Instrumen penelitian terdiri dari dua yaitu instrumen tes dan angket, yang

masing-masing akan dibahas sebagai berikut:

1. Instrumen Tes

Tes digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil kemampuan

kognitif siswa pada pokok bahasan muatan listrik dari pembelajaran

yang telah dilakukan dengan metode discovery learning, baik secara

individual maupun berkelompok.

Instrumen tes tersebut sebelumnya diujicobakan untuk

mendapatkan instrumen tes yang berkualitas, yang memenuhi kriteria

Validitas Item, Reliabilitas, Taraf Kesukaran Soal, dan Daya

Pembeda.

a. Validitas Item

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalitan suatu item tes. Item soal disebut valid jika dapat dengan

tepat mengukur apa yang hendak diukur atau dapat memenuhi

fungsinya sebagai alat ukur. Suatu item soal yang valid

mempunyai validitas tinggi, sedangkan item soal yang kurang

valid berarti memiliki validitas rendah. Teknik yang digunakan

untuk mengukur validitas butir soal dalam penelitian ini adalah

teknik korelasi point biserial, dengan persamaan:

Page 12: Bab 3 Metodologi Penelitian

Keterangan :

γ pbi = koefisien korelasi biserial

Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betulbagi item

yang dicari validitasnya.

Mt = rerata skor soal

St = standart deviasi dari skor total

P = proporsi siswa yang menjawab benar

p=banyaknya siswatang menjawabbenarjumlahseluruh siswa

q = proporsi siswa yang menjawab salah (q=1-p)

(Suharsimi Arikunto, 2005:79)

Dari uji validitas, item soal dikategorikan menjadi dua kriteria.

Untuk item soal valid bila γpbi = r tabel dan untuk item soal invalid bila γ

pbi < r table. Berdasarkan hasil analisis validitas terhadap 35 item soal uji

coba tes kemampuan kognitif Fisika yang dimiliki siswa diperoleh

keputusan bahwa item soal invalid berjumlah 10 item, yakni item soal

nomor 5, 12, 15, 20, 22, 23, 26, 28, 29, 31. Adapun item soal yang dipakai

dalam tes kemampuan kognitif Fisika yang dimiliki siswa adalah item soal

yang valid yaitu item soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 16,

17, 18, 19, 21, 24, 25, 27, 30, 32, 33, 34, 35.

b. Daya Pembeda

Page 13: Bab 3 Metodologi Penelitian

Daya pembeda item soal adalah kemampuan suatu item soal untuk

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan

siswa yang berkemampuan rendah (kurang pandai). Angka yang

menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D).

Untuk mengetahui daya pembeda dari masing-masing item tes, digunakan

rumus:

Dimana:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

PA=BA

J A= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

(ingat p sebagai indeks kesukaran)

PB=BB

J B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

(Suharsimi Arikunto, 2005: 214)

Klasifikasi daya pembeda:

0.00 £ D < 0.20 item soal dikatakan daya pembeda jelek.

Page 14: Bab 3 Metodologi Penelitian

0.20 £ D < 0.40 item soal dikatakan daya pembeda cukup.

0.40 £ D < 0.70 item soal dikatakan daya pembeda baik.

0.70 £ D £ 1.00 item soal dikatakan daya pembeda baik sekali.

D < 0, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai D

negatif sebaiknya dibuang saja.(Suharsimi Arikunto, 2005: 218)

Berdasarkan hasil analisis daya pembeda terhadap 35 item soal uji

coba tes kemampuan kognitif Dasar dan Pengukuran Listrik siswa

diperoleh keputusan : item soal dengan daya pembeda jelek berjumlah 7,

yakni item soal nomor 5, 12, 15, 22, 26, 29, 31; item soal dengan daya

pembeda cukup berjumlah 16 item, yakni item soal nomor 2, 4, 8, 13, 18,

19, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 28, 30, 32, 34; dan item dengan daya pembeda

baik berjumlah 11 item, yakni item soal nomor 1, 3, 6, 7, 10, 11, 14, 16,

17, 33, 35: item soal dengan daya pembeda baik sekali berjumlah 1

item,yaitu nomor 9. Item soal yang dipakai dalam tes kemampuan kognitif

Fisika yang dimiliki siswa adalah item soal yang berada dalam rentang

klasifikasi cukup, baik dan baik sekali yaitu item soal nomor 1, 2, 3, 4, 6,

7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 28, 30, 32, 33,

34, 35.

c. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran item tes adalah pengukuran derajat kesukaran suatu item

tes. Besarnya angka yang menunjukkan taraf kesukaran disebut Indeks

Kesukaran (P). Soal yang baik adalah soal yang memiliki taraf kesukaran

Page 15: Bab 3 Metodologi Penelitian

memadai, artinya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Rumus

mencari P adalah

P= BJS

di mana:

P = taraf kesukaran

B = banyak siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.(Suharsimi Arikunto, 2005: 208)

Menurut ketentuan yang sering diikuti, taraf kesukaran sering

diklasifikasikan sebagai berikut:

0.00 P 0.30 : item soal dikatakan sukar .

0.30 P 0.70 : item soal dikatakan sedang.

0.70 P 1.00 : item soal dikatakan mudah.(Suharsimi Arikunto, 2005:

210) .

Berdasarkan hasil analisis taraf kesukaran terhadap 35 item soal

uji coba tes kemampuan kognitif Dasar dan Pengukuran Listrik diperoleh

keputusan : item soal tergolong sedang berjumlah 30 item, yakni item soal

nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21,

22, 23, 25, 30, 31, 32, 33, 34, 35; dan item soal tergolong mudah

berjumlah 5 soal, yakni item soal nomor 5, 24, 26,27, 28. Item soal yang

dipakai dalam tes kemampuan kognitif Dasar dan Pengukuran Listrik yang

dimiliki siswa adalah item soal yang berada dalam klasifikasi sedang yaitu

Page 16: Bab 3 Metodologi Penelitian

item soal nomor nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 30, 31, 32, 33, 34, 35.

d. Reliabilitas Tes

Reliabilitas bisa berarti keajegan. Suatu instrumen dikatakan memenuhi

kriteria reliabilitas jika instrumen tersebut digunakan berulangulang pada

subyek dengan kondisi yang sama akan memberikan hasil yang relatif

tidak mengalami perubahan. Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes,

dalam penelitian ini digunakan KR-20 dengan Teknik belah Dua yang

dirumuskan Koder Richardson sebagai berikut:

Dimana:

R11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

P = proporsi subjek menjawab item dengan benar

Q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

(q= 1 - p)

Pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

N = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

(Suharsimi Arikunto, 2005: 101)

Page 17: Bab 3 Metodologi Penelitian

H. Teknik Pengembangan Instru

1. Uju Validitas

Validitas adalah suatu ukuranyang mengukur tingkat keva;idan

suatu kesahihan suatu instrument. Suatu insytrumen dikatakan valid

apabilamampu mengukur apa yang diharapkan dan dapat mengungkap

data dari variable yang diteliti secara tepat.

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah tes yang

digunakan dalam penelitian ini dapat atau tidak mengukur tingkat

ketepatan tes yaitu mengukur apa yang seharusnya diukur, maka dilakukan

iji validitas soal. Untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan

kriteruia, digunakan uji statistic, yakni teknik korelasi product moment

sebagai berikut:

r xy=N∑ XY−(∑ X ) (∑Y )

√ {N ∑ X 2−(∑ X )2} {N∑ Y 2−(∑ Y )2}

(Zainal Arifin, 2009:254)

Keterangan :

r xy = koefisien korelasi yang di cari

I. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data

Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah menganalisa

data-data tersebut. Analisa menurut Patton sebagai mana dikutip oleh

Page 18: Bab 3 Metodologi Penelitian

Lexy. J. Moeloeng, adalah proses pengaturan urutan data,

mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.

Sedangkan menurut Noeng Muhajir, analisa data adalah upaya

mencari serta menata secara sistematis catatan hasil observasi, interview,

dan lainnya untuk meningkatkan hasil belajar peneliti tentang masalah

yang diteliti menjadikan sebagai temuan bagi orang lain.

1) Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini berdasarkan pada teori menurut Azrul

Azwar dan joedo Prihantono (2003) yaitu setelah data terkumpul langkah-

langkah pengolahan data dilakukan dengan editing, scooring, coding,

tabulating, processing, dan cleaning.

b. Editing

Pada kegiatan editing penelitian ini dilakukan dengan cara

penelitian mengecek ulang kelengkapan dan kejelasan jawaban

responden. Bisa disebut pula dengan meneliti kembali catatan atau data

yang ada, baik dari segi kelengkapan, ketercapaian, penjelasan makna

kesesuaian satu sama lainnya,relevansinya dan keseragaman data.

c. Scooring

Pada kegiatan ini penilaian data dengan memberikan skor pada

pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan responden. Jawaban

benar diberi skor 1 , dan jawaba salah diberi skor 0, dan memberikan

skor pada pertanyaan yang berkaitan dengan sikap responden, jawaban

setuju diberi skor 1dan jawaban tidak setuju diberi skor 0.

Page 19: Bab 3 Metodologi Penelitian

1. Pengetahuan

Setiap jawaban benar dari item pertanyaan akan diberi skor 1 dan

jawaban salah diberi skor 0, sehingga setiap sampel akan

diperoleh skor pengetahuan.

2. Sikap

Setiap responden terhadap pertanyaan akan diberi skor sebagai

berikut:

o Untuk pertanyaan positif (Favourable)

Setuju : 1

Tidak setuju : 0

o Untuk pertanyaan negatif (unfavourable)

Setuju : 0

Tidak setuju : 1

d. Coding

Setelah data terkumpul dan selesai diedit dilapangan, tahap

berikutnya adalah mengkode data. Untuk mempermudah mengolah

data jawaban diberi kode langsung pada lembar soal.

1. Pengetahuan

Kategori penilaian pengetahuan ditentukan berdasarkan teori

menurut dengan criteria penilaian sebagai berikut:

a. Kategori baik, 80% - 100% dari tabel nilai jawaban yang

benar, diberi kode: 2

Page 20: Bab 3 Metodologi Penelitian

b. Kategori cukup, 65% - 79% dari tabel nilai jawaban yang

benar, diberi kode : 1

c. Kategori kurang ≤ 64%, dari tabel nilai jawaban yang

benar, diberi kode :0

2. Sikap

Dikategorikan menjadi :

o Kalau distribusi normal

≤ mean atau rata-rata kurang mengdukung kode 0

≥ mean atau rata-rata mendukung kode 10

o Kalau berdistribusi tidak normal

≤ median kurang mendukung kode 0

≥ median mendukung kode 10

e. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan mengelompokkan data dalam bentuk table

menurut sifat –sifat yang dimilikinya, sesuai dengan tujuan

penelitian agar selanjutnya mudah di analisa.

f. Processing

Dalam kegiatan ini jawaban dari responden yang telah

diterjemahkan menjadi bentuk angka, selanjutnya diproses agar

mudah dianalisis.

g. Cleaning

Kegiatan ini merupakan kegiatan pembersihan data dengan cara

pemerikasaan kemabali data yang sudah dientri, apakah ada

Page 21: Bab 3 Metodologi Penelitian

kesalahan atau tidak. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan ulang

terhadap data, pengkodean, crooring.

2. Analisa Data

Digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan yaitu

mempelajari hubungan antar variable. Untuk menganalisa data yang

terkumpul, penulis menggunakan analisa data sebagai berikut:

a. Teknik Analisa Kualitatif.

Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis penerapan

model pembelajaran discovery learning mata pelajaran dasar dan

pengukuran listrik.

b. Teknik AnalisisKuantitatif

Sedangkan data kuantitatif dalam penelitian ini digunakan

untuk menganalisa pengaruh education games terhadap hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik teknik

yang digunakan adalah Teknik Analisa Kuantitatif.

Sedangkan data kuantitatif dalam penelitian ini, penulis

menggunakan analisa data statistikyang meliputi:

Teknik analisis mean, adalah suatu teknik analisis yang

dipergunakan untuk mengetahui model discovery learning dalam

meningkatkan prestasi belajar dan untuk mengetahui tingkat

kemampuan peserta didik pada pendidikan.

Rumus yang digunakan adalah rumus mean sebagai berikut:

Page 22: Bab 3 Metodologi Penelitian

M x=∑ X

N

Keterangan:

M x = Mean yang dicari

∑ X = Jumlah dari sekor-sekor (nilai-nilai) yang ada.

N = Number of cases (banyaknya skor-skor itu sendiri)

Kemudian datanya dapat ditafsirkan dengan kalimat

kualitatif sebagai berikut:

3,5-4,0 = Baik sekali

2,8-3,4 = baik

1,6-2,7 = cukup

1,0-1,5 = kurang

0,0-0,9 = gagal

Teknik analisa “t” tes adalah suatu teknik analisa yang bertujuan

untuk mencari dan mengetahui ada tidaknya pengaruh discovery

learning terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata

pelajaran dasar dan pengukuran listrik di SMK Negeri 1 Bangil.

Untuk dua sampel kecil satu sama lain mempunyai pertalian atau

hubungan, itu dapat diperoleh dengan menggunakan rumus,

Page 23: Bab 3 Metodologi Penelitian

Merumuskan Hipotesis Nihilnya (H0) dan hipotesis alternatif

(H1)

- Merumuskan hipotesis nihil (H0) “tidak ada (tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara Variabel X dan Y)”

- Merumuskan Hipotesis Nihil (H0) “ ada (terdapat perbedaan

yang signifikan antara Variabel X dan Y)”