Top Banner
33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. Pada proses pembangunan sistem manajemen bandwidth ini, menggunakan metodologi PPDIOO (Prepare, Plan, Design, Implement, Operate, Optimize). Metode ini digunakan untuk mengetahui perkembangan sistem pada jaringan yang digunakan. PPDIOO merupakan metodologi yang dikembangkan oleh Cisco System (Cisco, 2005). Gambar 3.1 Metode PPDIOO
30

Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

Jan 19, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

33

Bab 3

Metode Perancangan Sistem

Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan

dalam membangun sistem yang akan dibuat. Pada proses

pembangunan sistem manajemen bandwidth ini, menggunakan

metodologi PPDIOO (Prepare, Plan, Design, Implement, Operate,

Optimize). Metode ini digunakan untuk mengetahui perkembangan

sistem pada jaringan yang digunakan. PPDIOO merupakan

metodologi yang dikembangkan oleh Cisco System (Cisco, 2005).

Gambar 3.1 Metode PPDIOO

Page 2: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

34

Berikut ini merupakan tahapan dalam metode PPDIOO yang

menjadi dasar penelitian :

1. Prepare

Dalam tahap prepare ini diawali dengan mencari

keseluruhan kebutuhan akan dibuat dalam pembangunan

sistem.

2. Plan

Tahap plan ini yaitu menganalisa bagaimana skenario yang

baik pada sistem yang diperlukan agar dapat menunjang hal-

hal yang berkaitan dalam pembuatan dan pengembangan

untuk mencapai tujuan dibuatnya sebuah system.

3. Design

Pada tahap design ini merupakan proses mengubah

kebutuhan yang ada dalam tahap plan menjadi rancangan

sistem yang diimplementasikan secara nyata. Proses ini akan

berfokus pada tiga komponen, yaitu: arsitektur jaringan,

software dan spesifikasi hardware atau interface.

4. Implementation dan Operation

Pada tahapan ini merupakan implementasi sistem yang telah

dirancang pada tahap design serta tahap operasi jika sebuah

sistem jaringan yang telah dibuat telah sesuai dalam tahap

design.

5. Optimize

Selama melakukan tahapan Operation, apabila ditemukan

kesalahan dalam melakukan penanganan, maka dilakukan

perbaikan agar sistem ini bebas dari kesalahan, dengan

Page 3: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

35

melakukan pengujian secara baik. Apabila suatu sistem yang

ada dirasa kurang baik dapat dilakukan perancangan ulang

kembali ketahap prepare sehingga kesalahan-kesalahan yang

ada dapat diperbaiki dan dioptimalisasi.

3.1 Prepare

Pada tahap pertama dalam metode penelitian PPDIOO yakni

melakukan persiapan dalam pembangunan system yang akan

dibangun. Dalam tahap persiapan ini hal yang perlu dilakukan yakni

pengambilan data yang valid dari sistem yang sudah ada saat ini

sehingga masalah yang ada pada sistem dapat dilihat.

Gambar 3.2 Topologi Jaringan di Perusahaan Sebelum

Implementasi

Page 4: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

36

Gambar 3.2 merupakan topologi jaringan yang ada pada

perusahaan saat ini. Dari topologi di atas terlihat bahwa bandwidth

yang ada dari provider internet langsung diarahkan ke modem dan

switch menyebarkan koneksi keseluruh bagian. Hal ini sering

membuat koneksi internet di perusahaan CV. TRI POLA JAYA

terganggu dan bandwidth yang ada dari provider internet tidak dapat

terbagi rata sehingga kestabilan koneksi di dalam jaringan tidak

dapat tercapai.

Tabel 3.1 Trafik Per-IP Sebelum Implementasi dengan IDM (Internet

Download Manager)

IP Client Bagian Trafik Rata-Rata

Max Upload Max Download

192.168.2.7

192.168.2.8

192.168.2.9

192.168.2.10

192.168.2.11

192.168.2.12

192.168.2.13

192.168.2.14

Direktur

Administrasi

Administrasi

Administrasi

Teknik

Teknik

Pengadaan

Pengadaan

21,4 Kbps

70,3 Kbps

12,1 Kbps

29,9 Kbps

10,5 Kbps

25,9 Kbps

13,3 Kbps

18,0 Kbps

139,1 Kbps

125,4 Kbps

80,3 Kbps

35,9 Kbps

70,6 Kbps

21,9 Kbps

64,8 Kbps

13,3 Kbps

Rata-rata 25,175 Kbps 70,163 Kbps

Page 5: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

37

Tabel 3.2 Daftar Top-Up file Download Dalam Jaringan

Jenis File Tipe File

Portable Document Format (PDF)

Microsoft Excel

Audio (MPEG-1 Layer-3)

Microsoft Word

Image (Graphics Interchange Format)

Video (MPEG-4 Part-14)

Image (Joint Photographic Expert Group)

Aplikasi

Presentation

.pdf

xls / .xlsx

.mp3

.doc / .docx

.gif

.mp4

.jpeg

.exe

.ppt / .pptx

Dari data yang diperoleh, pada Tabel 3.1 terlihat sekali

perbedaan besar trafik upload dan download masing-masing client

pada jaringan, hal inilah yang membuat kondisi koneksi jaringan

pada perusahaan menjadi tidak stabil antara client satu dengan client

lainnya sehingga bandwidth yang ada di dalam perusahaan dapat

terbagi secara merata. Selain itu pada Tabel 3.2 terlihat adanya

aktitas download file yang tidak penting bagi perusahaan yakni file

audio bertipe file .mp3 menjadi daftar urutan ketiga dari urutan

aktifitas download file di dalam jaringan serta beberapa aktifitas

download file lain yang tidak diperlukan perusahan seperti video

diduga semakin membebani trafik bandwidth yang ada di dalam

perusahan.

Oleh karena itu dalam implementasi manajemen bandwidth

nanti memiliki tujuan agar sistem yang dibuat dapat menangani

Page 6: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

38

masalah-masalah yang ada dalam jaringan perusahaan sesuai dengan

kriteria kebutuhan, oleh karena itu akan dilakukan penerapan metode

menajemen bandwidth yang sesuai dengan kondisi perusahaan yang

ada saat ini sehingga masalah yang ada di dalam perusahaan dapat

terselesaikan sesuai dengan kebutuhan yang ada

3.2 Plan

Setelah analisa permasalahan keadaan jaringan yang sudah

diketahui dalam tahap prepare, dalam tahap Plan (rencana) ini akan

ditentukan rencana manajemen bandwidth yang sesuai dengan

masalah yang ada di dalam perusahaan.

Pada tahap persiapan masalah yang muncul adalah tidak

stabilnya koneksi bandwidth internet yang ada di dalam perusahaan

sehingga apabila ada suatu client yang melakukan akses download

saat jam kerja maka koneksi bandwidth diperusahaan akan terambil

oleh client yang sedang melakukan aktifitas download tersebut.

Dari masalah yang muncul maka akan dilakukan perancangan

manajemen bandwidth. Jenis menajemen bandwidth yang dilakukan

yaitu dengan menerapkan metode HTB (Hierarchical Token Bucket)

pada queue tree dengan model bandwidth limiter pada mangle untuk

menekan bandwidth per client apabila client melakukan kegiatan

download pada saat jam kerja. HTB memungkinkan kita membuat

queue menjadi lebih terstruktur dengan melakukan pengelompokan-

pengelompokan bertingkat.

Pada rencana konfigurasi manajemen bandwidth nanti akan

dilakukan :

Page 7: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

39

1. Pengaturan mangle untuk membatasi bandwidth client

apabila client melakukan download file diatas 3 MB maka

secara otomatis bandwidth akan diturunkan sesuai

konfigurasi queue tree.

2. Membuat konfigurasi queue type yakni dengan model PCQ

(Peer Connection Queue) yang bekerja memberikan

bandwidth kepada client sesuai dengan client yang sedang

aktif pada queue tree.

3. Melakukan konfigurasi queue tree sesuai hirarki yang telah

direncanakan.

Pada implementasi yang akan dilakukan pada perusahaan nanti,

penetapan kuota 3 MB pada client dilakukan karena ketetapan dari

perusahaan menginginkan untuk dilakukan limit file download

sebesar 3 MB. Cara kerja limit file download yang akan

diimplementasikan ini yakni dengan memberi batasan pada mangle

sebesar 3 MB, sehingga apabila nanti client melakukan aktifitas

download file dibawah 3 MB maka client akan mendapat bandwidth

sebesar 1500 Kb/s, namun apabila client melakukan download file

dengan ukuran diatas 3 MB maka secara otomatis mangle akan

menangkapnya dan akan menurunkan kecepatan bandwidth menjadi

35 KB/s apabila semua client aktif melakukan kegiatan download.

Hal tersebut akan didukung dengan penerapan queue type model

PCQ (Peer Connection Queue) yang akan membagi alokasi

bandwidth yang disediakan oleh queue tree secara merata ke setiap

client sehingga client di setiap bagian tidak akan berebut bandwidth

apabila terdapat beberapa client yang sedang aktif dan pemakaian

Page 8: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

40

bandwidth internet di perusahaan tidaklah boros. Berikut rencana

pembagian dan limit bandwidth yang akan diterapkan di perusahaan.

Tabel 3.3 Rencana Alokasi dan Limit Bandwidth client di perusahaan

Jenis

Tingkatan

Prioritas

Client

Bandwidth

Client Saat Jam

Kerja (Kb/s)

Bandwidth

Client Saat

Pulang Kerja

(Kb/s)

Bandwidth

Client Saat Hari

Libur (Kb/s)

Penerapan

Limit File

Download

Client

(Kb/s)

Garan

si

Maksi

mal

Gara

nsi

Maksi

mal

Garan

si

Maksi

mal OFF ON

Wifi

Perusahaan 3 250 1800 250 1800 250 1800 1800 1800

Direktur 2 250 1000 250 1800 250 1800 1000 1000

Client

Perbagian

di

Perusahaan

1 dan 4 35 256 250 1800 250 1800 1500 256

Pada Tabel 3.3, ada beberapa tingkatan pembagian bandwidth

pada saat jam kerja, pulang kerja, maupun saat libur perusahaan.

Tingkatan tersebut adalah wifi, direktur untuk ruang kepala

perusahaan, client perbagian di perusahaan yang membatasi

bandwidth client perbagian di perusahaan. Selain itu pada Tabel 3.3

penerapan limit file pada client juga akan dilakukan pada

implementasi manajemen bandwidth nanti. Limit client tersebut

dalam keadaan OFF apabila client tidak melakukan aktifitas

download atau melakukan aktifitas download kurang dari 3 MB,

Page 9: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

41

maka masing-masing tingkat client yakni wifi perusahaan akan

mendapatkan bandwidth maksimal sebesar 1800 Mb/s, lalu direktur

sebesar 1000 Mb/s, dan client di bagian akan mendapatkan sebesar

1500 Kb/s. Sedangkan limit file tersebut dalam keadaan ON apabila

client sedang melakukan kegiatan download file berukuran lebih dari

3 MB. Bandwidth maksimal yang didapat masing-masing tingkat

client saat limit ON yakni wifi perusahaan sebesar 1800 Mb/s,

direktur 1000 Mb/s, dan client di bagian sebesar 256 Mb/s.

3.3 Design

Pada tahap perancangan ini, setelah skenario untuk pelaksanaan

didapat. Tahap selanjutnya yakni menentukan bagaimana topologi

jaringan yang sesuai dengan skenario sehingga dapat dihasilkan hasil

sesuai dengan tujuan.

Gambar 3.3 Topologi Jaringan Baru Yang Direncanakan

Gambar 3.3 merupakan rencana topologi yang akan diterapkan

di dalam perusahaan. Topologi yang direncanakan nanti

menggunakan model topologi tree dimana setiap segment

berhubungan dengan switch yang terhubung langsung dari router.

Page 10: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

42

Pada topologi baru yang direncanakan terdapat penambahan router

mikrotik yang diletakkan di bawah modem provider untuk mengatur

atau memanajemen bandwidth yang ada dalam jaringan perusahaan

agar dapat terbagi rata ke dalam perusahaan dan dapat mengatasi

permasalahan yang ada di CV. TRI POLA JAYA.

Selain topologi, yang direncanakan pada tahap ini pembagiann

ip client diperusahaan juga ditentukan. Berikut pembagian ip yang

dilakukan di dalam perusahaan.

Tabel 3.4 Daftar IP Address pada CV. TRI POLA JAYA

No Nama IP Gateway Ket

1 Modem 192.168.1.1 - -

2 Mikrotik Router

192.168.1.2 192.168.1.1 Ke Modem

192.168.2.1 192.168.1.1 Ke LAN

3 Ruang Kepala 192.168.2.252 192.168.2.1 -

4 Access Point 192.168.2.253

192.168.2.1

-

5 Bag.

Administrasi

192.168.2.254 -

192.168.2.250 -

192.168.2.246 -

6 Bag. Pengadaan

Barang 192.168.2.248 -

7 Bag. Teknik

Instalasi 192.168.2.247 -

Page 11: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

43

Tabel 3.3 merupakan daftar pembagian ip address yang

direncanakan diperusahaan. Ip akan dibagi menggunakan dhcp

server pada mikrotik namun setelah ip telah didapat oleh perangkat

atau komputer client maka ip dan mac address dari interface

komputer client tersebut akan dikunci (static) pada mikrotik

sehingga client tidak akan dapat berganti-ganti ip sesuai dengan

keinginan untuk mendapatkan bandwidth internet.

3.4 Implement dan Operate

Setelah tahap design selesai, selanjutnya adalah tahap implement

dan operate. Pada tahapan ini akan dilakukan alur kerja sesuai

dengan flowchart yang ada berikut ini.

Gambar 3.4 Tahap-tahap Alir Proses Kerja

Page 12: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

44

Sesuai dengan tahap-tahap alir proses kerja pada Gambar 3.4,

persiapan sistem yang sudah dirancang dan dipersiapkan

sebelumnya akan direalisasikan dalam suatu sistem jaringan yang

nyata. Tahap ini memiliki tujuan untuk membangun sebuah sistem

manajemen jaringan yang baik serta melakukan pengecekan apabila

terdapat permasalahan di dalam sistem ketika sistem yang dibuat

diterapkan secara nyata di perusahaan.

Dalam pelaksanaanya akan dilakukan konfigurasi-konfigurasi

terhadap hardware yang telah disiapkan sesuai dengan fungsinya.

Konfigurasi yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.5 Konfigurasi Hardware

No. Hardware Konfigurasi

1. Mikrotik Router Konfigurasi interfaces

Konfigurasi IP address & subnet

mask IPv4

Konfigurasi default gateway

Konfigurasi DNS server

Konfigurasi masquerade

Konfigurasi mangle

Konfigurasi PCQ

Konfigurasi queue tree

2. Access Point 1 Konfigurasi IP address WAN

Konfigurasi IP address LAN

Konfigurasi SSID

Konfigurasi DHCP

Page 13: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

45

3.4.1 Konfigurasi Dasar Router Mikrotik

Untuk membangun jaringan yang akan di implementasikan di

perusahaan nanti, hal pertama yang dilakukan adalah konfigurasi

router mikrotik sesuai dengan topologi yang sudah direncanakan.

Router mikrotik ini memiliki peran utama dalam melakukan

manajemen jaringan dan menentukan trafik jaringan.

Router board mikrotik RB750 memiliki lima interface router,

ini berarti lima interface tersebut mampu berdiri sendiri dengan

membentuk lima segment network yang berbeda. Sesuai topologi

yang dibuat dalam implementasi ini, semua segment interface

mikrotik akan dibutuhkan, pertama menuju modem ADSL (internet),

dan yang yang lainnya menuju interface switch yang langsung

berhubungan dengan setiap bagian diperusahaan. Selanjutnya akan

dilakukan penandaan pada setiap interface dengan mengganti nama

default semua interface agar mudah dikenali.

Gambar 3.5 Konfigurasi Interface

Pada Gambar 3.5 terlihat pengaturan nama semua interface.

Pemberian nama interface ini memiliki penjelasan yaitu:

Page 14: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

46

Interface 1 dengan nama ether1-ToInt memiliki penjelasan

bahwa interface tersebut menuju ke modem speedy yang bisa

diartikan menuju internet (jaringan public).

Interface 2 dengan nama ether2-ToLan memiliki penjelasan

bahwa interface tersebut akan menuju ke switch yang akan

berhubungan langsung dengan jaringan local.

Setelah pemberian nama pada setiap interface selesai,

selanjutnya dilakukan pemberian IP jaringan dengan segmen

berbeda pada setiap interface sesuai dengan dengan yang

direncanakan.

Gambar 3.6 Konfigurasi IP Interface

Konfigurasi interface pada Gambar 3.6 merupakan IP yang

digunakan pada segment network yang berbeda. Untuk menuju ke

jaringan public melalui modem ADSL speedy, ether1-ToInt

memiliki IP address 192.168.1.1 /24 karena mengikuti network dari

modem speedy.

Ether2-To Lan memiliki IP 192..168.2.0/24 yang terhubung

dengan switch yang akan menyalurkan langsung ke jaringan setiap

bagian yang ada di perusahaan.

Page 15: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

47

Setelah pemberian IP setiap interface selesai, selanjutnya

adalah konfigurasi default gateway untuk jaringan. Default gateway

yang digunakan yaitu IP 192.168.1.1 yang merupakan segment

network pada router ISP speedy yang akan terhubung pada interface

ether1-ToInt mikrotik. Konfigurasi dapat dilihat pada Gambar 3.8

baris pertama. Pada implementasi ini router ISP memiliki alamat

192.168.1.1 dan internet akan diwakili dengan IP address 0.0.0.0/0.

Gambar 3.7 Konfigurasi Route, Dns Server dan Firewall NAT

Konfigurasi DNS server juga dilakukan dengan menggunakan

IP address pada router gateway ISP yang terlihat pada Gambar 3.7

baris kedua. Hal terakhir yang dilakukan agar ketiga segmen

jaringan dapat mengakses internet dengan melakukan konfigurasi

firewall NAT (Network Address Translation) yang bisa dilihat pada

baris ketiga menggunakan fitur masquerade pada mikrotik dengan

ether1-toInt sebagai gateway menuju internet.

Setelah konfigurasi DNS server dan NAT selesai, maka tahap

selanjutnya adalah melakukan setting DHCP-Server ke client. Pada

konfigurasi DHCP server ini dikarenakan dalam satu local terdapat

14 komputer client maka ip 192.168.2.0/24 akan dibagi full range

dari ip 192.168.2.2 - 192.168.2.254.

Page 16: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

48

Gambar 3.8 Konfigurasi DHCP-Server

Konfigurasi DHCP-Server dilakukan pada interface ether2

dimana interface ini mengarah kejaringan dalam perusahaan. Alamat

ip yang digunakan untuk DHCP-Server adalah alamat

192.168.2.0/24 seperti yang terlihat pada gambar 3.8 Sedangkan ip

range yang akan diberikan merupakan full range yakni 192.168.2.2-

192.168.2.254 dan memiliki lease time 30 menit.

3.4.2 Konfigurasi Penerapan Manajemen Bandwidth

Untuk menangani permasalahan bandwidth yang tidak stabil

pada CV. TRI POLA JAYA, maka perlu penanganan untuk

mengatur atau memanajemen bandwidth yang ada sehingga

bandwidth internet yang sedianya tersedia dapat terbagi sesuai

kebutuhan yang diperlukan setiap user sehingga kinerja dari

perusahaan akan dapat meningkat.

Untuk tahap pertama dalam konfigurasi manajemen

bandwith pada router mikrotik yakni konfigurasi pada firewall

Page 17: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

49

mangle sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan. Untuk

memberikan suatu layanan bandwidth yang baik sesuai dengan

permasalahan yang ada sebelumnya di perusahaan, yakni banyaknya

akses download saat jam-jam kerja sehingga bandwidth yang ada

memusat pada akses download yang ada maka dibuatlah rancangan

manajemen bandwidth bermodel kuota yakni apabila suatu client

melakukan download suatu file mencapai kuota tertentu, dimana

dalam implementasi ini ditentukan telah mencapai 3 Mb, maka

speed dari internet yang tersedia sebelumnya di perusahaan yaitu 2

Mb, diturunkan menjadi 35 Kb sehingga akses internet client lain

yang sedang melakukan browsing atau melakukan akses internet

tidak terganggu. Untuk lebih jelasnya konfigurasi firewall mangle

sebagai berikut:

Kode Program 3.1 Konfigurasi Firewall Mangle

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting src-address=192.168.2.253

protocol=tcp in-interface=ether2-ToLan

action=mark-connection new-connection-

mark=Koneksi-Wifi passthrough=yes

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting in-interface=ether1-ToInt

connection-mark=Koneksi-wifi

action=mark-packet new-packet-

mark=paket-Wifi passthrough=no

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting src-address=192.168.2.252

protocol=tcp in-interface=ether2-ToLan

action=mark-connection new-connection-

mark=MarkCon-252-1 passthrough=yes

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting in-interface=ether1-ToInt

Page 18: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

50

connection-mark=MarkCon-252-1

action=mark-packet new-packet-

mark=MarkPak-252-1 passthrough=no

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting src-address=192.168.2.250

protocol=tcp in-interface=ether2-ToLan

Connection-bytes=0-300000 action=mark-

connection new-connection-mark=MarkCon-

250-1 passthrough=yes

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting in-interface=ether1-ToInt

connection-mark=MarkCon-250-1

action=mark-packet new-packet-

mark=MarkPak-250-1 passthrough=no

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting src-address=192.168.2.250

protocol=tcp in-interface=ether2-ToLan

Connection-bytes=300000-0 action=mark-

connection new-connection-mark=MarkCon-

250-2 passthrough=yes

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting in-interface=ether1-ToInt

connection-mark=MarkCon-250-2

action=mark-packet new-packet-

mark=MarkPak-250-2 passthrough=no

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting src-address=192.168.2.249

protocol=tcp in-interface=ether2-ToLan

Connection-bytes=0-300000 action=mark-

connection new-connection-mark=MarkCon-

249-1 passthrough=yes

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting in-interface=ether1-ToInt

connection-mark=MarkCon-249-1

action=mark-packet new-packet-

mark=MarkPak-249-1 passthrough=no

Page 19: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

51

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting src-address=192.168.2.249

protocol=tcp in-interface=ether2-ToLan

Connection-bytes=300000-0 action=mark-

connection new-connection-mark=MarkCon-

249-2 passthrough=yes

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting in-interface=ether1-ToInt

connection-mark=MarkCon-249-2

action=mark-packet new-packet-

mark=MarkPak-249-2 passthrough=no

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting src-address=192.168.2.248

protocol=tcp in-interface=ether2-ToLan

Connection-bytes=0-300000 action=mark-

connection new-connection-mark=MarkCon-

248-1 passthrough=yes

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting in-interface=ether1-ToInt

connection-mark=MarkCon-248-1

action=mark-packet new-packet-

mark=MarkPak-248-1 passthrough=no

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting src-address=192.168.2.248

protocol=tcp in-interface=ether2-ToLan

Connection-bytes=300000-0 action=mark-

connection new-connection-mark=MarkCon-

248-2 passthrough=yes

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting in-interface=ether1-ToInt

connection-mark=MarkCon-248-2

action=mark-packet new-packet-

mark=MarkPak-248-2 passthrough=no

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting src-address=192.168.2.247

protocol=tcp in-interface=ether2-ToLan

Page 20: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

52

Connection-bytes=0-300000 action=mark-

connection new-connection-mark=MarkCon-

247-1 passthrough=yes

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting in-interface=ether1-ToInt

connection-mark=MarkCon-247-1

action=mark-packet new-packet-

mark=MarkPak-247-1 passthrough=no

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting src-address=192.168.2.247

protocol=tcp in-interface=ether2-ToLan

Connection-bytes=300000-0 action=mark-

connection new-connection-mark=MarkCon-

247-2 passthrough=yes

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting in-interface=ether1-ToInt

connection-mark=MarkCon-247-2

action=mark-packet new-packet-

mark=MarkPak-247-2 passthrough=no

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting src-address=192.168.2.246

protocol=tcp in-interface=ether2-ToLan

Connection-bytes=0-300000 action=mark-

connection new-connection-mark=MarkCon-

246-1 passthrough=yes

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting in-interface=ether1-ToInt

connection-mark=MarkCon-246-1

action=mark-packet new-packet-

mark=MarkPak-246-1 passthrough=no

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting src-address=192.168.2.246

protocol=tcp in-interface=ether2-ToLan

Connection-bytes=300000-0 action=mark-

connection new-connection-mark=MarkCon-

246-2 passthrough=yes

Page 21: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

53

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting in-interface=ether1-ToInt

connection-mark=MarkCon-246-2

action=mark-packet new-packet-

mark=MarkPak-246-2 passthrough=no

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting src-address=192.168.2.254

protocol=tcp in-interface=ether2-ToLan

Connection-bytes=0-300000 action=mark-

connection new-connection-mark=MarkCon-

254-1 passthrough=yes

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting in-interface=ether1-ToInt

connection-mark=MarkCon-254-1

action=mark-packet new-packet-

mark=MarkPak-254-1 passthrough=no

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting src-address=192.168.2.254

protocol=tcp in-interface=ether2-ToLan

Connection-bytes=300000-0 action=mark-

connection new-connection-mark=MarkCon-

254-2 passthrough=yes

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=

prerouting in-interface=ether1-ToInt

connection-mark=MarkCon-254-2

action=mark-packet new-packet-

mark=MarkPak-254-2 passthrough=no

Konfigurasi firewall mangle pada Kode Program 3.1 berfungsi

untuk membuat mark connection dan mark packet pada paket-paket

data yang akan masuk dalam filter. Konfigurasi ini menggunakan

chain prerouting yang berarti connection atau packet yang

menggunakan chain ini akan mengalami pemrosesan di dalam router

mikrotik, proses itu selanjutnya digunakan untuk menandai

Page 22: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

54

connection dan packet. Packet mark bekerja dengan mengenali paket

yang didapatkan dari connection mark saat koneksi tengah

berlangsung.

Pada Kode Program 3.1 terdapat dua tingkatan konfigurasi

rules user yang berbeda secara umum. Pada konfigurasi tingkatan

pertama yakni untuk access point perusahaan dimana tidak

dilakukan pembatasan pada rules mangle serta user client dengan

nama spesial client yang merupakan ruang kepala perusahaan juga

tidak dilakukan pembatasan. Ini berarti kedua tipe client tersebut

tidak ikut dalam skenario saat limit bandwidth nanti diterapkan.

Kedua client yang termasuk dalam tingkatan pengguna satu ini

hanya akan dilakukan pembatasan pada konfigurasi queue tree nanti.

Kemudian untuk tingkatan pengguna kedua yakni client biasa.

Tingkatan pengguna ini akan diberlakukan batasan bandwidth sesuai

dengan skenario yang telah direncanakan sebelumnya.

Konfigurasi Rules yang telah dibuat tersebut bekerja berurutan

dari atas hingga bawah, sehingga deklarasi marking sebuah data

yang masuk ke router akan terbaca berurutan dari atas hingga baris

marking yang paling bawah yang telah dideklarasikan.

Setelah konfigurasi firewall mangle selesai maka selanjutnya

masuk tahap konfigurasi queue tree. Namun sebelum membuat suatu

rules queue tree maka kita harus menentukan queue type terlebih

dahulu tipe apa yang akan kita gunakan nanti untuk mendukung

kerja queue tree. Pada implementasi pada perusahaan CV. TRI

POLA JAYA ini dipilih queue type model PCQ dimana dirasa

memiliki kelebihan untuk mengatasi masalah yang dihadapi

sebelumnya pada perusahaan.

Page 23: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

55

Gambar 3.9 Konfigurasi Queue Type

Gambar 3.9 merupakan konfigurasi queue type pada mikrotik.

Queue type memiliki nama PCQ-Limit yang memiliki pcq-classifier

source address dimana pcq diklasifikasikan menurut addressing

masing-masing interface yang ada dalam jaringan saat nanti

dipanggil dalam pendeklarasian queue tree.

Queue tree merupakan fitur yang dimiliki router mikrotik

RB750 sebagai tools untuk management traffic atau bandwidth.

Setting queue tree yang dilakukan dengan mengelompokan jenis

akses data yang melintasi router mikrotik.. Tujuan utama dalam

mengalokasikan bandwidth berbeda yaitu untuk download dan

browsing.

Kode Program 3.2 Konfigurasi Queue Tree

[admin@mikrotik ] > queue tree add name=ALL parent=ether2-

ToLan queue-type=PCQ-Limit priority=8

max-limit=2M

[admin@mikrotik ] > queue tree add name=wifi-global

parent=ALL packet-marks=paket-wifi

queue-type=PCQ-Limit priority=2 max-

limit=1800k

[admin@mikrotik ] > queue tree add name=Spesial-DIR

parent=ALL packet-marks=markPak-252-1

queue-type=PCQ-Limit priority=1 max-

limit=1M

[admin@mikrotik ] > queue tree add name=Download parent=ALL

queue-type=PCQ-Limit priority=4 max-

limit=256k

Page 24: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

56

[admin@mikrotik ] > queue tree add name=client254-Down

parent=Download packet-marks=markPak-

254-2 queue-type=PCQ-Limit priority=4

max-limit=256k

[admin@mikrotik ] > queue tree add name=client250-Down

parent=Download packet-marks=markPak-

250-2 queue-type=PCQ-Limit priority=4

max-limit=256k

[admin@mikrotik ] > queue tree add name=client249-Down

parent=Download packet-marks=markPak-

249-2 queue-type=PCQ-Limit priority=4

max-limit=256k

[admin@mikrotik ] > queue tree add name=client248-Down

parent=Download packet-marks=markPak-

248-2 queue-type=PCQ-Limit priority=4

max-limit=256k

[admin@mikrotik ] > queue tree add name=client247-Down

parent=Download packet-marks=markPak-

247-2 queue-type=PCQ-Limit priority=4

max-limit=256k

[admin@mikrotik ] > queue tree add name=client246-Down

parent=Download packet-marks=markPak-

246-2 queue-type=PCQ-Limit priority=4

max-limit=256k

[admin@mikrotik ] > queue tree add name=Brosing

parent=Download queue-type=PCQ-Limit

priority=3 max-limit=1500k

[admin@mikrotik ] > queue tree add name=client254-brow

parent=Brosing packet-marks=markPak-254-

1 queue-type=PCQ-Limit priority=3

[admin@mikrotik ] > queue tree add name=client250-brow

parent=Brosing packet-marks=markPak-250-

1 queue-type=PCQ-Limit priority=3

Page 25: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

57

[admin@mikrotik ] > queue tree add name=client249-brow

parent=Brosing packet-marks=markPak-249-

1 queue-type=PCQ-Limit priority=3

[admin@mikrotik ] > queue tree add name=client248-brow

parent=Brosing packet-marks=markPak-248-

1 queue-type=PCQ-Limit priority=3

[admin@mikrotik ] > queue tree add name=client247-brow

parent=Brosing packet-marks=markPak-247-

1 queue-type=PCQ-Limit priority=3

[admin@mikrotik ] > queue tree add name=client246-brow

parent=Brosing packet-marks=markPak-246-

1 queue-type=PCQ-Limit priority=3

Konfigurasi queue tree pada Kode Program 3.2 yakni

membuat traffic management bandwidth sesuai kebutuhan pada

rencana yang sudah dibuat sebelumnya. Tujuan utama konfigurasi

ini membuat alokasi bandwith yang sesuai dan berbeda-beda untuk

setiap user yang melakukan akses data yang melintasi router.

Pemberian prioritas lebih utama untuk akses browsing dan prioritas

lebih rendah untuk akses download. Limit bandwidth yang diberikan

mencakup “max-limit” yang merupakan alokasi paling besar

bandwith yang didapatkan. Secara keseluruhan total nilai bandwidth

yang tersedia tetap bernilai 2 Mb/s yang merupakan parent (ALL)

dari semua child queue (Brosing, Download, Spesial-DIR, dan wifi-

global).

3.4.3 Konfigurasi Access Point

Setelah jaringan dasar mikrotik terbentuk. Tahap selanjutnya

adalah setting Access Point yang ada di dalam perusahaan agar wifi

Page 26: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

58

yang ada di dalam perusahaan juga dapat mendapat bandwidth

internet yang sesuai dari router mikrotik.

Tabel 3.6 Konfigurasi pada Access Point

No Konfigurasi

1. SSID Tri Pola Jaya

2. LAN Address

IP : 192.168.3.1

Netmask : 255.255.255.0

DNS : 192.168.0.1

Gateway : 192.168.0.1

3 WAN Address Dynamic IP

4. Channel Auto

5. Mode IEEE 802.11 n only

6. DHCP Server Enable

Konfigurasi pada Tabel 3.6 merupakan konfigurasi yang

digunakan saat implementasi pada Access Point.

Gambar 3.10 Konfigurasi Access Point.

Page 27: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

59

Gambar 3.10 menunjukkan konfigurasi jaringan Wireless

yang ada di CV. TRI POLA JAYA. Agar Access Point dapat

terhubung dengan router mikrotik maka pada konfigurasi WAN

Access Point dilakukan mode dynamic IP dimana agar ip yang

didapat WAN pada Acess Point mendapat ip secara otomatis dari

router mikrotik seperti yang sudah dikonfigurasikan sehingga Access

Point dapat terhubung dengan router dan mendapat akses internet.

3.4.4 Konfigurasi Waktu Aktif Rules Pada Mikrotik

Dalam penerapan sistem manajemen bandwidth dengan

metode limiter bandwitdh yang akan dibangun nanti, perlu adanya

penambahan batas waktu aktif karena disaat jam kerja selesai maka

akses internet akan dikondisikan full bandwidth tanpa adanya

batasan lagi. Selain pada saat jam kerja usai kondisi yang sama akan

dilakukan untuk hari sabtu dan minggu disaat weekend.

Gambar 3.11 Penambahan konfigurasi waktu aktif pada mangle

client.

Page 28: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

60

Gambar 3.11 merupakan pengaturan rules mangle tambahan

pada client untuk membuat waktu mangle aktif pada saat jam kerja

perusahaan yakni pada pukul 08:00-16:00. Selain itu penambahan

hari aktif rules juga ditambahkan yakni pada hari senin sampai

jum’at.

Setelah penerapan waktu rules aktif selesai maka selanjutnya

adalah membuat mangle untuk rules saat tidak aktif yakni saat jam

pulang kerja dan hari libur perusahaan.

Kode Program 3.3 Konfigurasi waktu mangle

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=prerouting

src-address=192.268.2.0/24 protocol=tcp

in-interface=ether2-ToLan time=00:00-

23.59,sun,sat action=mark-connection

new-connection-mark=markCon-weekend

passthrough=yes

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain= prerouting

in-interface=ether1-ToInt connection-

mark=markCon-weekend time=00:00-

23.59,sun,sat action=mark-packet new-

packet-mark=MarkPak-weekend

passthrough=no

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=prerouting

src-address=192.268.2.0/24 protocol=tcp

in-interface=ether2-ToLan time=16:00-

23.59,mon,tue,wed,thu,fri action=mark-

connection new-connection-mark=markCon-

Pulker1 passthrough=yes

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain= prerouting

in-interface=ether1-ToInt time=16:00-

23.59,mon,tue,wed,thu,fri connection-

Page 29: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

61

mark=markCon-Pulker1 action=mark-packet

new-packet-mark=MarkPak-Pulker1

passthrough=no

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain=prerouting

src-address=192.268.2.0/24 protocol=tcp

in-interface=ether2-ToLan time=00:00-

08:00,mon,tue,wed,thu,fri action=mark-

connection new-connection-mark=markCon-

Pulker2 passthrough=yes

[admin@mikrotik ] > ip firewall mangle add chain= prerouting

in-interface=ether1-ToInt time=00:00-

08:00,mon,tue,wed,thu,fri connection-

mark=markCon-Pulker1 action=mark-packet

new-packet-mark=MarkPak-Pulker2

passthrough=no

Dari Kode program 3.3 telah dibuat konfigurasi mangle untuk

menangkap waktu aktifitas saat rules pada client tidak aktif. Pada

Kode program 3.3 rules pertama dan kedua merupakan rules mangle

untuk saat libur kerja perusahaan yakni hari sabtu dan minggu.

Kemudian rules seterusnya merupakan rules saat jam kerja usai

yakni dari jam empat sore sampai jam delapan pagi.

3.5 Optimize

Pada metode PPDIOO tahap yang terakhir adalah optimize.

Fungsi dari tahap ini sebenarnya adalah melakukan optimalisasi

dalam sistem apabila terjadi permasalahan dalam sistem yang

menyebabkan kinerjanya tidak optimal. Dalam implementasi ini,

tahap optimize tidak dilakukan karena dalam pembangunan sistem

Page 30: Bab 3 Metode Perancangan Sistem...33 Bab 3 Metode Perancangan Sistem Pada pembahasan dalam bab ini, berisikan tentang perancangan dalam membangun sistem yang akan dibuat. ... sistem.

62

sudah dirasa cukup untuk menangani masalah yang ada di dalam

perusahaan CV. TRI POLA JAYA.