Bab 3 Metode Penelitian Dalam merancang dan mengimplementasikan sistem informasi persediaan pada Apotek Budi Asih Banjarmasin ini digunakan metode prototype. Metode prototype merupakan salah satu teknik yang memungkinkan pengguna sistem untuk ikut serta dalam menentukan kebutuhan dan pembentukan sistem serta seperti apa pengerjaan sistem untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Prototype digunakan untuk mengembangkan kebutuhan pengguna yang sulit didefinisikan dalam memperlancar proses System Development Life Cycle (SDLC). 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian ini menunjukan tahapan-tahapan dalam pemodelan analisis dan desain sistem informasi persediaan pada Apotek Budi Asih Banjarmasin. Setiap tahapan yang terjadi, terdiri dari tujuan yang ingin dicapai dalam tahapan tersebut, metode/alat/bahan yang digunakan untuk mencapai tujuan tahap itu sendiri, serta output seperti apa yang akan dihasilkan oleh tahapan tersebut. Tahap-tahap yang ada pada Tahapan Penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1. 21
56
Embed
Bab 3 Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1771/4/T1... · seperti apa pengerjaan sistem untuk memenuhi kebutuhannya ... Crystal Reports
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Bab 3
Metode Penelitian
Dalam merancang dan mengimplementasikan sistem
informasi persediaan pada Apotek Budi Asih Banjarmasin ini
digunakan metode prototype. Metode prototype merupakan salah
satu teknik yang memungkinkan pengguna sistem untuk ikut serta
dalam menentukan kebutuhan dan pembentukan sistem serta
seperti apa pengerjaan sistem untuk memenuhi kebutuhannya
tersebut. Prototype digunakan untuk mengembangkan kebutuhan
pengguna yang sulit didefinisikan dalam memperlancar proses
System Development Life Cycle (SDLC).
3.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian ini menunjukan tahapan-tahapan dalam
pemodelan analisis dan desain sistem informasi persediaan pada
Apotek Budi Asih Banjarmasin. Setiap tahapan yang terjadi,
terdiri dari tujuan yang ingin dicapai dalam tahapan tersebut,
metode/alat/bahan yang digunakan untuk mencapai tujuan tahap
itu sendiri, serta output seperti apa yang akan dihasilkan oleh
tahapan tersebut.
Tahap-tahap yang ada pada Tahapan Penelitian ini dapat
dilihat pada gambar 3.1.
21
22
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
23
Pada tahap pertama, penulis melakukan wawancara dan
observasi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan
user, dan dari tahapan ini, output yang dihasilkan adalah kebutuhan
user berhasil teridentifikasi. Selanjutnya dari kebutuhan yang telah
teridentifikasi, penulis memasuki tahap kedua yang merupakan
perancangan perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan user dengan
mengunakan tool Rational Rose untuk membuat unified modelling
language (UML) dan tool Paint untuk merancang user interface
(UI), dan pada tahapan ini output yang dihasilkan berupa diagram-
diagram UML, yaitu use case diagram, activity diagram, sequence
diagram, class diagram dan deployment diagram. Selanjutnya
setelah desain perangkat lunak, penulis memasuki tahap ketiga, yaitu
tahapan yang bertujuan untuk mengimplementasikan desain yang
telah dibuat ke dalam sebuah aplikasi sistem informasi persediaan
berbasis desktop, dengan mengunakan tool Visual Basic 2008 untuk
membuat aplikasi, tool SQL Server 2008 sebagai database dan tool
Crystal Reports 2008 untuk membuat laporan, output yang
dihasilkan dari tahapan ini adalah aplikasi sistem informasi
persediaan pada Apotek .
3.2 Metode Prototyping Prototyping adalah proses yang digunakan untuk membantu
pengembangan perangkat lunak dalam membentuk model dari
perangkat lunak yang harus dibuat. Model tersebut dapat berupa tiga
bentuk:
1. Bentuk prototype di kertas/model berbasis komputer yang
menggambarkan interaksi manusia yang mungkin terjadi.
24
2. Working prototype, yang mengimplementasikan sebagian dari
fungsi yang ditawarkan perangkat lunak.
3. Program jadi yang melakukan sebagian atau seluruh fungsi yang
akan dilakukan, tapi masih ada fitur yang harus dikembangkan.
Secara umun tahapan kejadian dari metode ini dapat dilihat
pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Metode Prototype (Sommerville, 2004)
Seperti metode pada umumnya, prototyping dimulai dari
pengumpulan kebutuhan. Dengan perencanaan yang tepat akan
dibentuk sebuah konstruksi dari prototipenya. Prototype ini
dievaluasi oleh pelanggan dan digunakan untuk mengelaola kembali
kebutuhan dari perangkat lunak yang dikembangkan. Suatu proses
interaksi terjadi, setelah prototype disesuaikan dengan kebutuhan
pelanggan, sementara pihak pengembang makin mengerti keinginan
user.
Setiap metode yang digunakan dalam pembangunan suatu
sistem, pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri, dan
untuk metode prototype ini kelebihan dan kekurangannya adalah
sebagai berikut:
25
Kelebihan Metode Prototype
1. Menghasilkan syarat yang lebih baik dari produksi yang
dihasilkan oleh metode ’spesifikasi tulisan’.
2. User dapat mempertimbangkan sedikit perubahan selama masih
dalam bentuk prototype.
3. Metode ini cukup efektif sebagai paradigma dalam rekayasa
perangkat lunak. Kuncinya adalah mendapatkan kebutuhan dan
aturan yang jelas yang disetujui pelanggan dan pembuat
perangkat lunak. Walaupun pada umumnya prototype akan
dihilangkan dan dibuat perangkat yang sebenarnya.
4. User merasa puas. Pertama, user dapat mengenal melalui
working version. Dengan melakukan prototype (dengan analisis
yang sudah ada), user belajar mengenai komputer dan aplikasi
yang akan dibuat untuknya. Kedua, user terlibat langsung
dari awal dan memotivasi semangat untuk mendukung analisis
selama proyek berlangsung.
Kekurangan Metode Prototype
1. Pelanggan yang melihat working version dari model yang
diminta/diperlihatkan tidak menyadari bahwa mungkin saja
bentuk prototype dibuat secara tergesa-gesa dan perancangan
tidak tersusun dengan baik.
2. Pengembang terkadang membuat implementasi secara
sembarangan, karena ingin working version selesai dengan cepat
(Nur, 2010).
26
3.3 Analisa Kebutuhan Tahap ini adalah tahap pertama dalam merancang sistem
informasi persediaan pada Apotek Budi Asih Banjarmasin. Tahap ini
terdiri dari terdiri dari pengumpulan data dan mengidentifikasi
kebutuhan pengguna.
3.3.1 Jenis Data dan Penelitian
Hasil dari tahap persiapan yang sebelumnya dilakukan,
berlanjut dalam tahap pengumpulan data dan kebutuhan pengguna.
Waktu dan tempat penelitian, instrument penelitian serta konsep
pada judul yang diangkat dalam penulisan akan menjadi masukan
pada tahap kedua ini.
Jenis Penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus,
yang artinya melakukan penelitian secara langsung pada objek
penelitian dengan cara mengumpulkan data, mengolah dan
menganalisis data, serta menyimpulkannya sehingga kesimpulan
diperoleh berdasarkan objek yang diteliti. Dan kesimpulan adalah
berupa perancangan dan implementasi program.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
• Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objeknya.
Data ini biasanya belum diolah. Dalam penelitian ini, data
primer yang digunakan adalah hasil wawancara. Contoh proses
bisnis yang terjadi.
• Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah
jadi dan hasil olahan pihak lain. Data sekunder yang digunakan
27
dalam penelitian ini adalah teori-teori penunjang yang
didapatkan dari buku maupun internet.
3.3.2 Proses Pengumpulan Data
Proses untuk melengkapi bahan-bahan penelitian dilakukan
pengumpulan data sebagai bahan penelitian. Teknik yang digunakan
oleh penulis dalam pengumpulan data adalah:
1. Observasi
Observasi langsung, yaitu pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengamati secara langsung mengenai proses pembelian
barang, penjualan barang dan manajemen persediaan barang di
Apotek Budi Asih Banjarmasin.
2. Wawancara
Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara tanya jawab langsung dengan pegawai yang terkait
di dalamnya. Wawancara dilakukan oleh Ibu Sandriani selaku
pembelian barang. Tabel gudang debet terdiri dari 11 field, yaitu:
- No_LPB : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan nomor laporan penerimaan barang.
- No_SPP : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan nomor surat pesanan.
- KodeBarang : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan kode barang.
- Qty : Merupakan field yang bertipe decimal, berfungsi untuk
menyimpan jumlah barang yang akan dibeli.
- Harga : Merupakan field yang bertipe money, berfungsi untuk
menyimpan harga beli barang.
- Keterangan : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan keterangan surat pesanan.
- Diskon : Merupakan field yang bertipe money, berfungsi untuk
menyimpan jumlah diskon barang.
69
- StokSisa : Merupakan field yang bertipe decimal, berfungsi untuk
menyimpan jumlah barang sebelum dilakuan pembelian.
- QtyRetur : Merupakan field yang bertipe decimal, berfungsi
menyimpan untuk jumlah barang yang rusak.
- HPP : Merupakan field yang bertipe money, berfungsi untuk
menyimpan harga pokok penjualan.
- ExpDate : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan tanggal kadaluarsa barang.
14. Tabel Pembayaran Tabel 3.14 Tabel Pembayaran
Field Type Length No_LPB nvarchar 20 No_Resi nvarchar 30 NamaBank nvarchar 20 NoRekening nvarchar 50 NamaPenerima nvarchar 50 Total money
Tabel pembayaran berfungsi untuk menampung data
pembayaran pembelian barang. Tabel pembayaran terdiri dari enam
field, yaitu:
- No_LPB : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan nomor laporan penerimaan barang.
- No_Resi : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan nomor resi pembelian.
- NamaBank : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan nama bank supplier.
- NoRekening : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan nomor rekening supplier.
70
- NamaPenerima : Merupakan field yang bertipe nvarchar,
berfungsi untuk menyimpan nama penerima pembayaran.
- Total : Merupakan field yang bertipe money, berfungsi untuk
menyimpan jumlah pembayaran.
15. Tabel Tmp Moving Tabel 3.15 Tabel Tmp Moving
Field Type Length KodeBarang nvarchar 20 Debet decimal 18, 2 Kredit decimal 18, 2 SisaStok decimal 18, 2 Status nvarchar 20 Periode nvarchar 20 Tahun nvarchar 4
Tabel tmp moving berfungsi untuk menampung data yang
digunakan untuk menentukan barang menurut status aliran
barangnya. Tabel tmp moving terdiri dari tujuh field, yaitu:
- KodeBarang : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi
untuk menyimpan kode barang.
- Debet : Merupakan field yang bertipe decimal, berfungsi untuk
menyimpan jumlah pembelian barang.
- Kredit : Merupakan field yang bertipe decimal, berfungsi untuk
menyimpan jumlah penjualan barang.
- SisaStok : Merupakan field yang bertipe decimal, berfungsi untuk
menyimpan jumlah sisa stok.
- Periode : Merupakan field yang bertipe nvarchar, berfungsi untuk
menyimpan periode.
- Tahun : Merupakan field yang bertipe money, berfungsi untuk
menyimpan tahun.
71
3.4.5 Perancangan Interface
Perancangan antarmuka (interface) merupakan rancang
bangun dari interaksi pengguna dengan komputer. Perancangan ini
dapat berupa input data maupun output data untuk menampilkan
informasi kepada pengguna. Kebutuhan antar muka yang dibuat
bersifat user friendly (mudah digunakan) dengan tujuan agar
program yang telah dibangun dapat digunakan dengan mudah oleh
pengguna. Berikut ini adalah rancangan antarmuka yang ada pada
aplikasi sistem informasi persediaan.
Gambar 3.21 Desain Tampilan Form Login
Gambar 3.21 merupakan desain login aplikasi sistem
informasi persediaan. Semua pengguna diharuskan untuk login
terlebih dahulu. Aplikasi tak dapat digunakan oleh pihak yang tidak
terdaftar.
Gambar 3.22 Desain Tampilan Form Defekta
72
Gambar 3.22 merupakan desain tampilan untuk membuat
defekta. Form ini terdiri dari dua bagian, yaitu header dan detail.
Defekta header berfungsi untuk membuat data awal defekta,
sedangkan defekta detail berfungsi untuk membuat order list barang.
Setelah defekta selesai, datanya akan disimpan dan akan ditampilkan
pada petugas pembelian untuk dibuat surat pesanan
Gambar 3.23 Desain Tampilan Form Surat Pesanan
Gambar 3.23 merupakan desain tampilan untuk membuat
surat pesanan. Form ini juga terdiri dari dua bagian, yaitu header
dan detail. Surat pesanan header berfungsi untuk membuat data
awal surat pesanan, sedangkan pada surat pesanan detail terdapat
data grid yang berfungsi untuk menampilkan defekta yang sudah
dibuat oleh petugas. Petugas pembelian dapat merubah data dan
menginputkan total harga pembelian pada data grid ini. Setelah surat
pesanan selesai, datanya akan disimpan dan akan ditampilkan pada
apoteker pengelola apotek untuk divalidasi.
73
Gambar 3.24 Desain Tamplian Form Validasi Surat Pesanan
Gambar 3.24 merupakan desain tampilan untuk validasi surat
pesanan. Pada form ini terdapat fasilitas pencarian surat pesanan
yang sudah valid dan yang belum valid. Data grid berguna untuk
menampilkan data hasil pencarian surat pesanan. Apoteker dapat
melakukan validasi surat pesanan setelah mengisikan keterangan
validasi yang terdapat pada data grid. Kemudian menyimpan data
dengan menekan tombol validasi.
Gambar 3.25 Desain Tamplian Form Penerimaan Barang
74
Gambar 3.25 merupakan desain tampilan untuk penerimaan
barang. Data grid pada penerimaan barang detail ini berguna untuk
menampilkan data pembelian barang. Pada form ini petugas gudang
dapat mengiputkan tanggal jatuh tempo pembayaran, jumlah barang
masuk, jumlah retur, dan tanggal kadaluarsa barang.
Gambar 3.26 Desain Tamplian Form Transaksi Penjualan Barang
Gambar 3.26 merupakan desain tampilan untuk transaksi
penjualan barang. Data grid pada form ini berguna untuk
menampilkan data penjualan barang. Pada form ini terdapat fasilitas
penambahan jasa racikan, kalkulasi jumlah pembayaran dan
pencarian nomor nota yang berfungsi untuk mencetak nota
penjualan.
75
Gambar 3.27 Desain Tamplian Form Laporan
Gambar 3.27 merupakan desain tampilan untuk laporan,
dimana pengguna dapat menentukan kriteria laporan yang akan
ditampilakan. Setelah menentukan kriteria maka laporan akan
ditampilkan pada data grid. Kriteria yang ditampilkan akan
disesuaikan dengan laporan yang ingin ditampilkan. Contoh
menampilkan laporan klasifikasi persediaan aliran arus barang maka
pengguna harus mengisi periode waktu, kemudian data grid akan
menampilkan data barang yang termasuk fast moving, medium
moving, dan slow moving.
76
Gambar 3.28 Desain Tamplian Form Data Barang Gambar 3.28 merupakan desain tampilan untuk master data
barang. Pada form ini petugas gudang dapat menginputkan data
barang yang ada di apotek. Dalam form ini juga terdapat fasilitas
perhitungan harga pokok penjualan yang dapat digunakan sebagai
patokan harga jual. Sebelum melakukan perhitungan HPP seorang
apoteker pengelola apotak harus menetukan periode terlebih dahulu,
setelah periode ditentukan maka data grid akan menampilkan harga