Top Banner

of 37

Bab 3-4.pdf

Jan 14, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • BAB 3

    METODE PENELITIAN

    3.1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey, dengan tipe

    explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-

    variabel penelitian melalui pengujian hipotesis.

    3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan

    Kabupaten Simalungun yang merupakan Rumah Sakit milik pemerintah berkelas C.

    Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai dengan Januari 2012.

    3.3. Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah pasien umum yang dirawat inap di RSUD

    Perdagangan Kabupaten Simalungun, tidak termasuk pasien Askes dan Jamkesmas

    (Jaminan Kesehatan Masyarakat) dalam bentuk apapun yang sifatnya terkordinir oleh

    suatu organisasi. Berdasarkan rekapitulasi data jumlah pasien rawat inap selama tiga

    bulan terakhir berjumlah 353 orang.

    Universitas Sumatera Utara

  • Dari jumlah pasien rawat inap tersebut dibuat kriteria sebagai berikut :

    1. Pasien yang dirawat lebih atau sama dengan dari 2 x 24 jam, karena tidak

    mengganggu pengobatan awal pada masa kritis dan penyesuaian.

    2. Pasien dalam keadaan sadar dan mampu berwawancara menjawab pertanyaan.

    3. Pasien anak-anak diwakili orang tuanya atau keluarga terdekat.

    Sehingga didapati jumlah populasi 350 0rang.

    Menurut Lemeshow (1997), proporsi populasi menggunakan rumus :

    {Z1-/2Po(1-Po) + Z1-Pa(1-Pa)}n =

    (Pa - Po)

    2

    2

    Z1-/2 Z

    = 0,05 1,96 1

    = 20 % 1,282

    Proporsi jumlah tahun 2010 = 20 % Proporsi diharapkan = 40 %

    Maka : {1,960,2(1 - 0,2) + 1,2820,4(1 - 0,4)}2

    n =

    (0,4 0,2)

    2

    { 1,960,16 + 1,2820,24 }

    n = 2

    0,04

    { 0,784 + 0,626 }n =

    2

    0,04 1, 99

    n = 0,04

    Universitas Sumatera Utara

  • n = 49,75 n = 50

    diperoleh jumlah sampel sebesar 50 orang. 3.4. Metode Pengumpulan Data

    3.4.1 Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui wawancara

    langsung berpedoman pada kuesioner yang telah disiapkan.

    3.4.2 Data Sekunder

    Data sekunder di peroleh dari catatan rekam medik Rumah Sakit dan

    manajemen Rumah Sakit.

    3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

    Sebelum melakukan penelitian dilakukan uji validitas dan reliabilitas di

    Rumah Sakit Umum Parapat Kebupaten Simalungun terhadp 30 responden.

    Validitas menunjukkan sejauh mana skor atau nilai ataupun ukuran yang

    diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran atau pengamatan yang

    ingin diukur. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara

    variabel atau item dengan skor total variabel. Cara mengukur validitas data

    yaitu dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor

    total menggunakan rumus teknik korelasi pearson product moment

    correlation coefecient ( r ), dengan ketentuan (Riduwan, 2005) :

    Universitas Sumatera Utara

  • a. Jika nilai r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid.

    b. Jika nilai r hitung < r tabel, maka dinyatakan tidak valid.

    Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

    pengukur dapat dipercaya atau dapat dihandalkan. Dalam penelitian ini teknik

    untuk menghitung indeks reliabilitas yaitu dengan menggunakan metode

    Gronbachs Alpha yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali

    pengukuran dengan ketentuan (Riduwan, 2005) :

    a. Jika nilai r Alpha > r tabel, maka dinyatakan reliabel.

    b. Jika nilai r Alpha < r tabel, maka dinyatakan tidak reliabel.

    Adapun hasil uji validitas kuesioner persepsi pasien tentang kualitas

    pelayanan 30 responden, bahwa pada item pertanyaan 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

    13, 14 dan 15 menunjukan nilai r-hitung r-tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa

    butir instrumen tersebut valid. Pada uji reliabilitas dapat dilihat nilai Cronbachs

    alpha > r-tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut reliabel

    (Lampiran 2). Dari hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner persepsi pasien tentang

    kualitas pelayanan dapat disimpulkan terdapat 14 item pertanyaan yang valid dan

    reliabel. Setelah kuesioner diuji validitas dan reliabilitasnya baru kemudian peneliti

    melakukan penelitian.

    Universitas Sumatera Utara

  • 3.5. Varibel dan Definisi Operasional

    Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel Independen (bebas) dan

    variabel Dependen (terikat).

    I. Variabel Independen

    Persepsi pasien tentang dimensi kualitas pelayanan terdiri dari indikator antara

    lain :

    1. Bukti Langsung yaitu tanggapan pasien tentang bukti langsung terhadap

    persediaan fasilitas fisik dan perlengkapan Rumah Sakit.

    2. Kehandalan yaitu tanggapan pasien mengenai kehandalan, kemampuan

    pelayan kesehatan memberi pelayanan kepada pelanggan.

    3. Daya Tanggap yaitu tanggapan pasien mengenai daya tanggap petugas

    terhadap kesiapan memberi pelayanan.

    4. Jaminan yaitu tanggapan pasien tentang jaminan, dapat dipercaya, sesuai

    janji terhadap kemampuan pelayanan yang diberikan.

    5. Empati yaitu tanggapan pasien tentang meliputi kemudahan dalam

    melakukan hubungan komunikasi yang baik dengan seluruh petugas dan

    memahami kebutuhan para pelanggan.

    II. Variabel Dependen

    Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah pemanfaatan kembali fasilitas

    rawat inap Rumah Sakit.

    Universitas Sumatera Utara

  • 3.6. Metode Pengukuran

    Pengukuran terhadap variabel persepsi pasien tentang kualitas pelayanan

    dengan indikator : Bukti Langsung, Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan dan Empati,

    dengan alternatif jawaban yang sangat baik (nilai 5), baik (nilai 4), kurang baik (nilai

    3), tidak baik (nilai 2) dan sangat tidak baik (nilai 1).

    Demikian juga metode pengukuran terhadap variabel Dependen yaitu

    pemanfaatan kembali fasilitas rawat inap Rumah Sakit dengan skala ordinal, alternatif

    jawaban tidak memanfaatkan (nilai 1), memanfaatkan (nilai 2).

    Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.1.

    Table 3.1 Metode Pengukuran Variabel Independen dan Dependen

    Variabel

    Jumlah Pertanyaan

    Alternatif Jawaban dan Bobot Nilai

    Kategori

    Skala Ukur

    Variabel Independen Bukti Langsung (X1)

    3 1. Sangat tidak baik

    2. Tidak baik 3. Kurang baik 4. Baik 5. Sangat baik

    Tidak baik (3-8) Baik (9-15)

    Ordinal

    Kehandalan (X2) 3 1. Sangat tidak baik

    2. Tidak baik 3. Kurang baik 4. Baik 5. Sangat baik

    Tidak baik (3-8) Baik (9-15)

    Ordinal

    Daya Tanggap (X3) 4 1. Sangat tidak baik

    2. Tidak baik 3. Kurang baik 4. Baik 5. Sangat baik

    Tidak baik (4-11) Baik (12-20)

    Ordinal

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 3.1. (lanjutan)

    Jaminan (X4) 2 1. Sangat tidak baik

    2. Tidak baik 3. Kurang baik 4. Baik 5. Sangat baik

    Tidak baik (2-5) Baik (6-10)

    Ordinal

    Empati (X5) 2 1. Sangat tidak baik

    2. Tidak baik 3. Kurang

    baik 4. Baik 5. Sangat baik

    Tidak baik (2-5) Baik (6-10)

    Ordinal

    Variabel Dependen Pemanfaatan

    1 1. Ya 2. Tidak

    Tidak memanfaatkan rawat inap

    Memanfaatkan rawat inap

    Ordinal

    3.7. Metode Analisis Data

    Metode analisis data pada penelitian ini meliputi analisis univariat yaitu

    analisis yang dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari tiap variabel. Analisis

    bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh antara persepsi pasien tentang kualitas

    pelayanan terhadap pemanfaatan kembali rawat inap di RSUD Perdagangan

    Kabupaten Simalungun, dengan menggunakan uji Chi Square dengan tingkat

    kemaknaan = 0,05. Analisis multivariat dengan menggunakan uji logistik berganda

    pada taraf nyata 95 % ( p < 0,05 ).

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB 4

    HASIL PENELITIAN

    4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian

    4.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Perdagangan Kabupaten Simalungun Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan, Kabupaten Simalungun, didirikan

    pada tahun 1996 di jalan Rajamin Purba. Mengingat Kabupaten Simalungun sejak

    1945-2003 belum memiliki Rumah Sakit kelas C, maka pemerintah kabupaten

    simalungun cq Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial sejak awal 2002

    bekerjasama dengan camat kecamatan Bandar untuk mensosialisasikan dan

    mendirikan Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan, Kabupaten Simalungun.

    Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan merupakan wilayah yang sangat padat

    penduduknya dan dikelilingi oleh perkebunan milik pemerintah, swasta nasional,

    swasta asing international yang sebagian besar penduduknya kurang mampu.

    Pada tahun 2002, RSUD Perdagangan ditetapkan menjadi RSUD kelas C

    dengan pelayanan oleh empat dokter spesialis dasar, di samping dokter umum dan

    dokter gigi.

    4.1.2. Letak Geografi RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

    RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun secara geografis berlokasi di

    Bahlias Perdagangan Kecamatan Bandar Simalungun. Kondisi geeografi kontur tanah

    berupa tanah datar. Luas area RSUD Perdagangan Kabupaten Sumalungun 3,22 Ha

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.1.3. Visi dan Misi RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

    Visi merupakan cara pandang jauh ke depan yang merefleksikan cita-cita,

    yakni hendah menjadi apa RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun di masa

    depan, dan sekaligus menentukan arah perjalanan institusi ini. Karena RSUD

    Perdagangan Kabupaten Simalungun merupakan bagian integral dari Pemerintahan

    Kabupaten Simalungun, secara logis visinya merupakan turunan dari dan mendukung

    visi Kabupaten Simalungun.

    Visi Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan adalah rujukan yang handal di

    Kabupaten Simalungun. Misi RSUD Perdagangan yaitu, pertama, mewujudkan

    pelayanan yang bermutu, efisien, efektif dan terjangkau. Kedua, tersedianya tenaga

    professional. Ketiga, tersedianya sarana dan prasarana di setiap unit pelayanan. Yang

    menjadi moto RSUD Perdagangan yaitu, kesembuhan pasien kebanggaan kami.

    4.1.4. Tenaga Kesehatan dan Pelayanan di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun Jumlah tenaga medis di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun sebanyak

    15 orang terdiri dari : dokter umum sebanyak 9 orang, dokter gigi 2 orang, dokter

    spesialis 4 orang. Jumlah tenaga keperawatan dan non keperawatan seluruhnya

    sebanyak 117 orang terdiri dari : tenaga keperawatan sebanyak 69 orang. Jumlah

    tenaga non keperawatan sebanyak 48 orang.

    Jenis pelayanan spesialis yang tresdia di RSUD Perdagangan Kabupaten

    Simalungun, yaitu pelayanan penyakit dalam, bedah, kebidanan dan kandungan,

    mata, telinga hidung dan tenggorokan, patologi klinik, syaraf, anastesi, jiwa dan anak.

    Universitas Sumatera Utara

  • Angka pemanfaatan tempat tidur (BOR) yaitu 41,1 % dengan lama hari rawat

    (LOS) yaitu3,1 hari, BTO yaitu 40,1 dan jumlah pasien rawat inap tahun 2009 yaitu

    4.176 orang, jumlah kunjungan pasien rawat jalan rata-rata per hari 37 orang. Jumlah

    kunjungan pasien di unit gawat darurat rata-rata per bulan yaitu 111 orang.

    4.2.Karakteristik Responden

    Dari 50 pasien rawat inap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun yang

    menjadi responden penelitian, didapatkan karakteristik responden seperti pada tabel

    dibawah ini.

    Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Rawat Inap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

    No Karakteristik Jumlah % 1. Pendidikan

    Tamatan SD sederajat Tamatan SLTP sederajat Tamatan SLTA sederajat Tamatan D3/S1

    3 8 29 10

    6 16 68 20

    Total 50 100 2. Umur

    Dewasa Muda (18-33 tahun) Dewasa Menengah (34-59 tahun) Lanjut Usia (60 tahun ke atas)

    16 29 5

    32 58 10

    Total 50 100 3. Pendapatan

    < Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000-Rp. 3.000.000

    > Rp. 3.000.000

    6 27 17

    12 54 24

    Total 50 100 4. Pekerjaan

    Tidak bekerja/IRT/Siswa Petani/Buruh PNS/TNI/Polri Wiraswasta

    16 10 1 23

    32 20 2 46

    Total 50 100

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 4.1 (Lanjutan)

    5 Alamat Dalam kota Perdagangan Di luar kota Perdagangan

    36 14

    72 28

    Total 50 100

    Dari tabel diatas menunjukan bahwa karaktersitik responden berdasarkan pendidikan

    mayoritas berpendidikan SLTA sederajat sebanyak 29 orang (68%), diikuti dengan

    pendidikan D3/S1 sebanyak 10 orang (20%), berpendidikan SLTP sebanyak 8 orang

    (16%) dan tamatan SD sebanyak 3 orang (6%). Berdasarkan Umur, mayoritas dewasa

    menengah sebanyak 29 orang (58%), diikuti dengan dewasa awal sebanyak 16 orang

    (32%) dan Lansia sebanyak 5 orang (10%). Berdasarkan tingkat pendapatan,

    mayoritas memiliki pendapatan Rp. 1.000.000-Rp. 3.000.000 sebanyak 27 orang

    (54%), diikuti dengan > Rp. 3.000.000 sebanyak 17 orang (34%) dan

  • dependen yang meliputi persepsi pasien tentang kualitas pelayanan (bukti langsung,

    kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati) dan pemanfaatan kembali rawat inap.

    4.3.1. Bukti Langsung (Tangibles)

    Untuk melihat gambaran persepsi pasien tentang kualitas pelayanan indikator

    bukti langsung dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Bukti langsung (Tangibles) di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

    No Pernyataan/Jawaban Frekuensi (%) 1. Bagaimana pendapat anda menilai penampilan gedung

    RSUD Perdagangan 1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    1 12 15 21 1

    2 24 30 42 2

    Jumlah 50 100 2 Bagaimana Pendapat anda tentang kelengkapan

    pelayanan ruangan rawat inap seperti tempat tidur, lemari, tiang infus, oksigen, pemeriksaan laboratorium, obat-obatan yang ada di RSUD Perdagangan

    1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    9 15 22 4 0

    18 30 44 8 0

    Jumlah 50 100 3 Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan ruang

    rawat inap yang ada di RSUD Perdagangan, seperti ruang tunggu, toilet dan lingkungan RSUD Perdagangan

    1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    19 18 11 2 0

    38 36 22 4 0

    Jumlah 50 100

    Universitas Sumatera Utara

  • Berdasarkan hasil penelitian terhadap 50 responden di RSUD Perdagangan

    Kabupaten Simalungun tentang bukti langsung (Tangibles), diketahui bahwa

    sebanyak 21 orang (42%) responden menyatakan bahwa penampilan gedung RSUD

    perdagangan baik, sebanyak 22 orang (44%) responden menyatakan bahwa

    kelengkapan pelayanan ruangan rawat inap seperti tempat tidur, lemari, tiang infus,

    oksigen, pemerikasaan laboratorium, obat-obatan yang ada di RSUD Perdagangan

    kurang baik, sehingga diperlukan peningkatan kelengkapan pelayanan kesehatan

    berupa pemeriksaan laboratorium, penyediaan oksigen central, penyediaan obat-

    obatan yang lebih variatif dan peralatan yang lebih baik sehingga masyarakat tidak

    harus pergi ke apotik swasta untuk membeli obat atau pergi ke Rumah Sakit swasta

    yang ada di kabupaten Simalungun.

    Sebanyak 19 orang (38%) responden menyatakan tentang kebersihan ruang

    rawat inap yang ada di RSUD Perdagangan, seperti ruang tunggu, toilet dan

    lingkungan RSUD Perdagangan sangat tidak baik, hal ini disebabkan kurangnya

    kesadaran petugas untuk tetap menjaga kebersihan, sehingga diperlukan peningkatan

    kebersihan dan kesadaran seluruh petugas Rumah Sakit untuk menjaga kebersihan di

    setiap lingkungan Rumah Sakit.

    Dari pernyataan responden diatas dapat disimpulkan tentang gambaran

    persepsi pasien tentang kualitas pelayanan indikator bukti langsung bahwa responden

    yang berpendapat bukti langsung tidak baik sebanyak 32 orang (64%) dan baik

    sebanyak 18 orang (36%), untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan Indikator Bukti Langsung di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

    No Kategori Frekuensi % 1 2

    Tidak baik Baik

    32 18

    64 36

    Jumlah 50 100 4.3.2. Kehandalan (Reliability)

    Untuk melihat gambaran persepsi pasien tentang kualitas pelayanan indikator

    kehandalan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kehandalan (Reliability) di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

    No Pernyataan/Jawaban Frekuensi (%) 1. Bagaimana pendapat anda mengenai kecekatan dokter

    dalam menangani penyakit pasien 1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    12 14 12 12 0

    24 28 24 24 0

    Jumlah 50 100 2 Bagaimana pendapat anda mengenai kecekatan perawat

    dalam memberikan pelayanan perawatan pada penyakit pasien 1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    13 16 13 8 0

    26 32 26 16 0

    Jumlah 50 100

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 4.4 (lanjutan)

    3 Bagaimana pendapat anda tentang kecekatan petugas Rumah Sakit selain perawat dan dokter dalam melayani pasien dan keluarganya 1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    0 16 25 9 0

    0 32 50 18 0

    Jumlah 50 100 Berdasarkan hasil penelitian terhadap 50 responden di RSUD Perdagangan

    Kabupaten Simalungun tentang Kehandalan (Reliability), diketahui bahwa sebanyak

    14 orang (28%) responden menyatakan bahwa kecekatan dokter dalam menangani

    penyakit pasien tidak baik, sebanyak 16 orang (32%) responden menyatakan bahwa

    kecekatan perawat dalam memberikan pelayanan perawatan pada penyakit pasien

    tidak baik, dan sebanyak 25 orang (50%) responden menyatakan bahwa kecekatan

    petugas Rumah Sakit selain perawat dan dokter dalam melayani pasien dan

    keluarganya adalah kurang baik. Hal ini disebabkan karena sebagian besar dokter dan

    perawat bertempat tinggal diluar kota Perdagangan dan memiliki kesibukan dengan

    tempat praktek swastanya masing-masing, sehingga motivasi dalam melayani pasien

    di RSUD sedikit banyaknya terganggu dan membuat kecekatan dalam melayani

    pasienpun berkurang.

    Dari pernyataan responden diatas dapat disimpulkan tentang gambaran

    persepsi pasien tentang kualitas pelayanan indikator kehandalan, bahwa responden

    yang berpendapat kehandalan tidak baik sebanyak 32 orang (64%) dan baik sebanyak

    18 orang (36%), untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan Indikator Kehandalan di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

    No Kategori Frekuensi % 1 2

    Tidak baik Baik

    32 18

    64 36

    Jumlah 50 100

    4.3.3. Daya Tanggap (Responsiveness)

    Untuk melihat gambaran persepsi pasien tentang kualitas pelayanan indikator

    daya tanggap dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Daya Tanggap (Responsiveness) di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

    No Pernyataan/Jawaban Frekuensi (%) 1. Bagaimana pendapat anda tentang kesiapan dokter

    untuk hadir apabila dipanggil (dibutuhkan) seketika 1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    5 14 23 8 0

    10 28 46 16 0

    Jumlah 50 100 2. Bagaimana pendapat anda tentang kesiapan perawat dan

    petugas lain untuk hadir melayani apabila dibutuhkan 1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    4 8 27 11 0

    8 16 54 22 0

    Jumlah 50 100

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 4.6 (Lanjutan)

    3. Bagaimana pendapat anda tentang para dokter memberi penjelasan terkait penyakit pasien kepada pasien dan keluarganya 1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    13 19 11 3 4

    26 38 22 6 8

    Jumlah 50 100 4. Bagaimana pendapat anda tentang perawat apabila

    dimintai penjelasan oleh pasien atau keluarga pasien tentang sesuatunya 1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    6 14 24 3 3

    12 28 48 6 6

    Jumlah 50 100 Berdasarkan hasil penelitian terhadap 50 responden di RSUD Perdagangan

    Kabupaten Simalungun tentang daya tanggap (Responsiveness), diketahui bahwa

    sebanyak 23 orang (46%) responden penelitian menyatakan bahwa kesiapan dokter

    untuk hadir apabila dipanggil (dibutuhkan) seketika kurang baik, sebanyak 27 orang

    (54 %) menyatakan bahwa kesiapan perawat dan petugas lain untuk hadir melayani

    apabila dibutuhkan kurang baik, hal ini disebabkan karena sebagian besar dokter

    bertempattinggal di luar kota Perdagangan sehingga ketika dibutuhkan pasien dalam

    keadaan mendesak sering tidak tepat waktu.

    Universitas Sumatera Utara

  • Sebanyak 19 orang (38%) responden penelitian menyatakan bahwa dokter

    memberi penjelasan terkait penyakit pasien kepada pasien dan keluarganya adalah

    tidak baik, dan sebanyak 24 orang (48%) responden penelitian menyatakan bahwa

    perawat apabila dimintai penjelasan oleh pasien atau keluarga pasien tentang

    sesuatunya kurang baik. Hal ini karena kurangnya motivasi dokter dan perawat akan

    komunikasi yang baik dengan pasien, mereka hanya mengandalkan obat dan terapi

    daripada komunikasi berupa penjelasan dan pendidikan kesehatan untuk setiap pasien

    yang dating.

    Dari pernyataan responden diatas dapat disimpulkan tentang gambaran

    persepsi pasien tentang kualitas pelayanan indikator daya tanggap, bahwa responden

    yang berpendapat daya tanggap tidak baik sebanyak 35 orang (70%) dan baik

    sebanyak 15 orang (30%), untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan Indikator Daya tanggap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

    No Kategori Frekuensi % 1 2

    Tidak baik Baik

    35 15

    70 30

    Jumlah 50 100

    4.3.4. Jaminan (Assurance)

    Untuk melihat gambaran persepsi pasien tentang kualitas pelayanan indikator

    jaminan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jaminan (Assurance) di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

    No Pernyataan/Jawaban Frekuensi (%) 1. Bagaimana pendapat anda apakah waktu berkunjung

    dokter diperhatikan dan dijaga dengan baik (terjamin) 1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    7 10 16 17 0

    14 20 32 34 0

    Jumlah 50 100 2. Bagaimana pendapat anda tentang dokter jaga, apakah

    diperhatikan dan dijaga keberadaannya dengan baik 1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    3 12 20 12 3

    6 24 40 24 6

    Jumlah 50 100 Berdasarkan hasil penelitian terhadap 50 responden di RSUD Perdagangan

    Kabupaten Simalungun tentang jaminan (assurance), diketahui bahwa sebanyak 17

    orang (34%) responden penelitian menyatakan bahwa waktu berkunjung dokter

    diperhatikan dan dijaga dengan terjamin oleh pihak Rumah Sakit adalah baik, dan

    sebanyak 20 orang (40 %) menyatakan perhatian Rumah Sakit tentang keberadaan

    dokter jaga adalah kurang baik. Hal ini masih kuarang baik dianggap pasien karena

    sistem penjamin mutu di RSUD Perdagangan belum berjalan dengan semestinya.

    Dari pernyataan responden diatas dapat disimpulkan tentang gambaran

    persepsi pasien tentang kualitas pelayanan indikator jaminan, bahwa responden yang

    berpendapat jaminan tidak baik sebanyak 34 orang (68%) dan baik sebanyak 16 orang

    (32%), untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan Indikator Daya tanggap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

    No Kategori Frekuensi % 1 2

    Tidak baik Baik

    34 16

    68 32

    Jumlah 50 100

    4.3.5. Empati (Empathy)

    Untuk melihat gambaran persepsi pasien tentang kualitas pelayanan indikator

    empati dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Empati (Empathy) di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

    No Pernyataan/Jawaban Frekuensi (%) 1. Bagaimana pendapat anda apabila pasien dan keluarga

    pasien meminta waktu konsultasi dengan dokter dilayani dengan baik 1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    4 8 27 11 0

    8 16 54 22 0

    Jumlah 50 100 2. Bagaimana pendapat anda tentang keramah-tamahan

    dan kesabaran perawat terhadap pasien dan keluarganya 1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    13 19 11 3 4

    26 38 22 6 8

    Jumlah 50 100

    Berdasarkan hasil penelitian terhadap 50 responden di RSUD Perdagangan

    Kabupaten Simalungun tentang empati (empathy), diketahui bahwa sebanyak 27

    orang (54%) responden penelitian menyatakan bahwa waktu konsultasi dengan dokter

    Universitas Sumatera Utara

  • adalah kurang baik, dan sebanyak 19 orang (38%) menyatakan bahwa tentang

    tentang keramah-tamahan dan kesabaran perawat terhadap pasien dan keluarganya

    adalah tidak baik.

    Dari pernyataan responden diatas dapat disimpulkan tentang gambaran

    persepsi pasien tentang kualitas pelayanan indikator empati, bahwa responden yang

    berpendapat empati tidak baik sebanyak 35 orang (70%) dan baik sebanyak 15 orang

    (30%), untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan Indikator Empati di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

    No Kategori Frekuensi % 1 2

    Tidak baik Baik

    35 15

    70 30

    Jumlah 50 100

    4.3.6. Pemanfaatan Kembali Rawat Inap

    Untuk melihat distribusi frekuensi pemanfaatan kembali rawat inap di RSUD

    Pedagangan Kabupaten Simalungun dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

    Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Kembali Rawat Inap di RSUD Pedagangan Kabupaten Simalungun

    Variabel Frekuensi %

    Pemanfaatan kembali rawat inap Tidak memanfaatkan Memanfaatkan

    33 17

    66 34

    Total 50 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden berpendapat tidak

    memanfaatkan kembali ruang rawat inap RSUD Perdagangan sebanyak 33 orang

    Universitas Sumatera Utara

  • (66%) dan yang memanfaatkan kembali ruang rawat inap RSUD perdagangan

    sebanyak 17 orang (34%).

    4.4.Analisis Bivariat

    Analisa bivariat dimaksudkan untuk mengetahui hubungan masing-masing

    variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun variabel independen adalah

    persepsi pasien tentang kualitas pelayanan (bukti langsung, kehandalan, daya

    tanggap, jaminan, empati), sedangkan variabel dependen adalah pemanfaatan kembali

    rawat inap. Untuk melihat hubungan Persepsi pasien tentang kualitas pelayanan

    pelayanan terhadap pemanfaatan kembali rawat inap dapat dilihat pada tabel dibawah

    ini

    Tabel 4.13 Hubungan Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan terhadap Pemanfaatan Kembali Rawat Inap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

    Persepsi tentang Kualitas

    pelayanan

    Pemanfaatan Kembali Total

    P Value Tidak Memanfaatkan

    Memanfaatkan

    N % n % n % Bukti Langsung

    Tidak baik Baik

    32 1

    100 5,6

    0 17

    0

    94,4

    32 18

    100 100

    0,000

    Kehandalan Tidak baik Baik

    32 1

    100 5,6

    0 17

    0

    94,4

    32 18

    100 100

    0,000

    Daya Tanggap Tidak baik Baik

    31 2

    88,6 13,3

    4 13

    11,4 86,7

    35 15

    100 100

    0,000

    Jaminan Tidak baik Baik

    33 0

    97,1

    0

    1 16

    2,9 100

    34 16

    100 100

    0,000

    Empati Tidak baik Baik

    30 3

    85,7 20

    5 12

    14,3 80

    35 15

    100 100

    0,000

    Universitas Sumatera Utara

  • Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persepsi pasien tentang kualitas pelayanan

    dengan indikator bukti langsung, responden yang menyatakan tidak baik, 32 orang

    (100%) tidak memanfaatkan rawat inap dan tidak ada yang memanfatkan rawat inap.

    Responden yang menyatakan baik, 1 orang (5,6%) tidak memanfaatkan rawat inap

    dan 17 orang (94,4%) memanfaatkan rawat inap. Hasil uji statistik dengan Chi-

    Square menunjukkan probabilitas (p) lebih kecil dari (0,000 < 0,05) berarti

    menunjukkan bahwa ada hubungan bukti langsung terhadap pemanfaatan kembali

    rawat inap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun.

    Persepsi pasien tentang kualitas pelayanan dengan indikator kehandalan,

    responden yang menyatakan tidak baik, 32 orang (100%) tidak memanfaatkan rawat

    inap dan tidak ada yang memanfatkan rawat inap. Responden yang menyatakan baik,

    1 orang (5,6%) tidak memanfaatkan rawat inap dan 17 orang (94,4%) memanfaatkan

    rawat inap. Hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan probabilitas (p) lebih

    kecil dari (0,000 < 0,05) berarti menunjukkan bahwa ada hubungan kehandalan

    terhadap pemanfaatan kembali rawat inap di RSUD Perdagangan Kabupaten

    Simalungun.

    Persepsi pasien tentang kualitas pelayanan dengan indikator daya tanggap,

    responden yang menyatakan tidak baik, 31 orang (88,6%) tidak memanfaatkan rawat

    inap dan 4 orang (11,4%) memanfatkan rawat inap. Responden yang menyatakan

    baik, sebanyak 2 orang (13,3%) tidak memanfaatkan rawat inap dan sebanyak 13

    orang (86,7%) tidak memanfaatkan rawat inap. Hasil uji statistik dengan Chi-Square

    Universitas Sumatera Utara

  • menunjukkan probabilitas (p) lebih kecil dari (0,000 < 0,05) berarti menunjukkan

    bahwa ada hubungan daya tanggap terhadap pemanfaatan kembali rawat inap di

    RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun.

    Persepsi pasien tentang kualitas pelayanan dengan indikator jaminan, responden

    yang menyatakan tidak baik, 33 orang (97,1%) tidak memanfaatkan rawat inap dan 1

    orang (2,9%) memanfatkan rawat inap. Responden yang menyatakan baik, sebanyak

    16 orang (100%) memanfaatkan rawat inap. Hasil uji statistik dengan Chi-Square

    menunjukkan probabilitas (p) lebih kecil dari (0,000 < 0,05) berarti menunjukkan

    bahwa ada hubungan jaminan terhadap pemanfaatan kembali rawat inap di RSUD

    Perdagangan Kabupaten Simalungun.

    Persepsi pasien tentang kualitas pelayanan dengan indikator empati, responden

    yang menyatakan tidak baik, 30 orang (85,7%) tidak memanfaatkan rawat inap dan 5

    orang (14,3%) memanfatkan rawat inap. Responden yang menyatakan baik, sebanyak

    3 orang (20%) tidak memanfaatkan rawat inap dan sebanyak 12 orang (80%)

    memanfaatkan rawat inap. Hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan

    probabilitas (p) lebih kecil dari (0,000 < 0,05) berarti menunjukkan bahwa ada

    hubungan empati terhadap pemanfaatan kembali rawat inap di RSUD Perdagangan

    Kabupaten Simalungun.

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.5.Analisis Multivariat

    Berdasarkan analisis hubungan antara kualitas pelayanan (Bukti Langsung,

    Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan, Empati) terhadap pemanfaatan kembali rawat

    inap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun, maka dapat dimasukkan dalam

    analisis multivariat karena nilai pada uji chi-square menunjukkan nilai p < 0,25

    (Ridwan, 2005).

    Analisis multivariat merupakan analisis untuk mengidentifikasi variabel

    independen yang mempunyai pengaruh paling dominan secara statistik terhadap

    variabel dependen, dan dalam penelitian ini menggunakan uji regresi logistik

    berganda dengan metode enter. Hasil analisis statistik penelitian menunjukkan bahwa

    faktor ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini 4.5.

    Tabel 4.14. Hasil Uji Regresi Logistik Pengaruh Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan (Bukti Langsung, Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan, Empati) terhadap Pemanfaatan Kembali Rawat Inap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

    B Sig. Exp (B)

    Bukti Langsung Kehandalan Daya Tanggap Jaminan Empati Constant

    2,327 1,057 1,022 0,788 1,043 -8,468

    0,034 0,029 0,048 0,073 0,057 0,025

    12,387 1,058 1,022 2,199 1,044 0,000

    Dari Tabel diatas terlihat bahwa varibel yang paling dominan memengaruhi

    pemanfaatan kembali adalah variabel Bukti langsung dengan nilai Exp (B) 12,387.

    Hal ini berarti bukti langsung yang lebih baik akan meningkatkan 12 kali pasien

    untuk memanfaatkan rawat inap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun.

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB 5

    PEMBAHASAN

    5.1. Pengaruh Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan terhadap Pemanfaatan Kembali Rawat Inap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun.

    Secara keseluruhan hasil pengukuran variabel persepsi pasien tentang kualitas

    pelayanan berdasarkan kategori diketahui mayoritas berpendapat tidak baik,

    selebihnya pada kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa indicator persepsi pasien

    tentang kualitas pelayanan melalui 5 dimensi pengukuran belum sepenuhnya seperti

    yang diharapkan pasien rawat inap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun.

    Keadaan ini juga diikuti dengan keinginan pasien untuk memanfaatkan kembali rawat

    inap di RSUD Perdagangan, dimana mayoritas tidak mau memanfaatkan kembali

    rawat inap.

    Hasil uji multivariat menggunakan uji regresi logistic berganda menunjukan

    bahwa persepsi pasien tentang kualitas pelayanan dengan indikator bukti langsung

    (tangibles), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan

    (assurance) dan empati (empathy) berpengaruh terhadap pemanfaatan kembali rawat

    inap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun dengan koefisien determinan

    0,720 yang artinya bahwa variabel pemanfaatan kembali rawat inap dipengaruhi oleh

    persepsi pasien tentang bukti langsung (tangibles), kehandalan (reliability), daya

    tanggap (responsiveness), jaminan (assurance) dan empati (empathy) sebesar 72%,

    Universitas Sumatera Utara

  • sisanya sebesar 28% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk pada

    penelitian ini. Variabel yang paling berpengaruh terhadap pemanfaatan kembali rawat

    inap di RSUD Perdagangan adalah bukti langsung dengan nilai Exp (B) sebesar

    12,387.

    Hasil penelitian ini juga selaras dengan pendapat Lupiyoadi (2001) yang

    mengungkapkan ada lima dimensi kualitas pelayanan. Kelima dimensi tersebut

    meliputi : (1) Bukti langsung (tangibles), yaitu kemampuan Rumah Sakit menunjukan

    eksistensinya kepada pihak eksternal, (2) Kehandalan pelayanan (reliability), yaitu

    kemampuan Rumah Sakit memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan

    secara akurat dan terpercaya, (3) Daya tanggap (responsiveness), yaitu suatu

    kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada

    pasien, dengan penyampaian informasi yang jelas, (4) Jaminan (assurance), yaitu

    pengetahuan, kesopansantunan dan kemampuan para pegawai Rumah Sakit

    menumbuhkan rasa percaya pada pasien dan (5) empati (empathy), yaitu memberikan

    perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para

    pelanggan dengan berupaya memahami keinginan pasien.

    Menurut Azwar (1996), salah satu persyaratan yang dapat memengaruhi

    pasien dalam menentukan keputusannya terhadap penggunaan ulang pelayanan

    kesehatan adalah kualitas pelayanan, yaitu penyelenggaraan pelayanan kesehatan

    yang dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan tata cara penyelenggaraan

    sesuai kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5.1.1. Pengaruh Persepsi Pasien tentang Bukti Langsung terhadap Pemanfaatan Kembali Rawat Inap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

    Hasil Penelitian menunjukan bahwa pada umumnya persepsi pasien tentang

    kualitas pelayanan dimensi bukti langsung lebih banyak pada kategori tidak baik,

    dinyatakan sebanyak 32 orang (64%). Hal ini menunjukan bahwa belum sepenuhnya

    harapan pasien rawat inap di RSUD Perdagangan tercapai pada bukti langsung

    pelayanan di RSUD Perdagangan.

    Bukti langsung yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kelengkapan dan

    kebersihan ruang rawat inap seperti tempat tidur, meja, lemari, tiang infus, oksigen,

    ruang tunggu, toilet yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

    Hal ini terbukti dari hasil penelitian bahwa sebanyak 22 orang (44%) responden

    menyatakan bahwa kelengkapan pelayanan ruangan rawat inap seperti tempat tidur,

    lemari, tiang infus, oksigen, pemerikasaan laboratorium, obat-obatan yang ada di

    RSUD Perdagangan kurang baik, dan sebanyak 19 orang (38%) responden

    menyatakan tentang kebersihan ruang rawat inap yang ada di RSUD Perdagangan,

    seperti ruang tunggu, toilet dan lingkungan RSUD Perdagangan sangat tidak baik.

    Pada umumnya pasien di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun dapat

    menerima bahwa fasilitas di RSUD tersebut sudah cukup memadai untuk melakukan

    pelayanan kesehatan. Namun akan lebih baik bila fasilitas tersebut ditingkatkan

    misalnya dengan meningkatkan kebersihan rawat inap, toilet dan ruang tunggu atau

    meningkatkan kelengkapan pelayanan kesehatan misalnya pemeriksaan laboratorium,

    Universitas Sumatera Utara

  • penyediaan oksigen central, penyediaan obat-obatan yang lebih variatif dan peralatan

    yang lebih baik sehingga masyarakat tidak harus pergi ke apotik swasta untuk

    membeli obat atau pergi ke Rumah Sakit swasta yang ada di kabupaten Simalungun.

    Hasil uji chi-square, diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05, hal ini menunjukan bahwa

    indikator bukti langsung dalam pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan

    terhadap pemanfaatan kembali rawat inap di RSUD Perdagangan Kabupaten

    Simalungun. Dari hasil uji statistik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semakin

    baik persepsi pasien tentang bukti langsung maka semakin besar peluang responden

    untuk datang kembali memanfaatkan rawat inap di RSUD Perdagangan Kabupaten

    Simalungun.

    Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Parasuraman,

    et al. (1988) dalam Irawan (2008), yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan

    dimensi bukti langsung adalah dimensi kualitas pelayanan yang berupa

    wujud/tampilan melalui fisik, perlengkapan, penampilan karyawan, dan peralatan

    komunikasi. Servis tidak dapat dilihat, tidak dapat dicium dan tak dapat diraba maka

    aspek bukti langsung menjadi penting sebagai ukuran terhadap pelayanan. Pelanggan

    akan menggunakan indera penglihatan untuk menilai kualitas pelayanan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5.1.2. Pengaruh Persepsi Pasien tentang Kehandalan terhadap Pemanfaatan Kembali Rawat Inap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun Hasil Penelitian menunjukan bahwa pada umumnya persepsi pasien tentang

    kualitas pelayanan dimensi kehandalan lebih banyak pada kategori tidak baik,

    dinyatakan sebanyak 32 orang (64%). Hal ini menunjukan bahwa belum sepenuhnya

    harapan pasien rawat inap di RSUD Perdagangan tercapai pada kehandalan pelayanan

    di RSUD Perdagangan.

    Kehandalan (reliability) dalam kualitas pelayanan yaitu kemampuan Rumah

    Sakit memberikan pelayanan sesuai dengan dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

    Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu,

    pelayanan yang sama untuk semua pasien tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan

    dengan akurasi yang tinggi.

    Kehandalan petugas RSUD Perdagangan yang tidak tepat waktu mungkin

    disebabkan karena sebagian petugas bertempat tinggal di wilayah Kotamadya

    Pematang Siantar, dimana waktu tempuh ke RSUD Perdagangan lebih kurang 1,5

    jam dengan transportasi umum yang hanya ada dari Siantar pada pukul 08.00 wib

    sehingga menyebabkan petugas sering datang terlambat. Bagi tenaga dokter spesialis

    keterlambatan kehadiran sering disebabkan mereka menerima pasien di praktek

    pribadinya. Untuk mengatasi hal ini mungkin pemerintah dapat meningkatkan

    motivasi mereka dengan meningkatkan insentif bagi petugas, juga perlu mendapatkan

    pelatihan secara rutin bagaimana cara melayani masyarakat dengan baik. Sikap yang

    ramah, tulus dan sungguh-sungguh akan memberikan rasa nyaman bagi pasien yang

    Universitas Sumatera Utara

  • datang dan menimbulkan kepercayaan pada pasien yang akan diobati. Peningkatan

    disiplin juga perlu dilakukan dengan melakukan pengawasan berkala dan

    berkesinambungan. Petugas yang tidak disiplin perlu diberi peringatan sesuai

    prosedur. Demikian juga bagi petugas yang menunjukkan kinerja yang baik dapat

    diberi penghargaan untuk memotivasi dirinya dan petugas lain.

    Hasil uji chi-square, diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05, hal ini menunjukan

    bahwa indikator kehandalan dalam pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan

    terhadap pemanfaatan kembali rawat inap di RSUD Perdagangan Kabupaten

    Simalungun.

    Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Silalahi (2007) tentang Analisa

    Pengaruh Kualitas Pelayanan Dalam Kaitannya dengan Loyalitas pasien Rawat Inap

    di Rumah Sakit Malahayati Medan, mengungkapkan bahwa aspek kehandalan

    (reliability) berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelayanan dan dimensi

    kehandalan pelayanan mempunyai pengaruh terhadap loyalititas pasien rawat inap di

    Rumah Sakit Malahayati Medan.

    5.1.3. Pengaruh Persepsi Pasien tentang Daya Tanggap terhadap Pemanfaatan Kembali Rawat Inap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

    Hasil Penelitian menunjukan bahwa pada umumnya persepsi pasien tentang

    kualitas pelayanan dimensi daya tanggap lebih banyak pada kategori tidak baik,

    dinyatakan sebanyak 35 orang (70%). Hal ini menunjukan bahwa belum sepenuhnya

    harapan pasien rawat inap di RSUD Perdagangan tercapai pada daya tanggap

    pelayanan di RSUD Perdagangan.

    Universitas Sumatera Utara

  • Menurut Lupiyoadi (2001), daya tanggap adalah suatu kemampuan untuk

    membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada

    pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen

    menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif

    dalam kualitas pelayanan. Sedangkan menurut Tjiptono (2004) daya tanggap adalah

    keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan

    dengan tanggap.

    Setiap pasien selalu menginginkan pelayanan yang segera tanggap atas

    keluhan yang disampaikan pasien, merespon setiap keluhan pasien, dan memberikan

    informasi yang cukup jelas tentang penyakitnya. Akan tetapi kenyataan yang mereka

    dapatkan di RSUD Perdagangan tidak seperti yang mereka harapkan. Menurut

    responden, petugas kesehatan kurang tanggap dengan keluhan yang mereka

    sampaikan, seolah-olah keluhan mereka tidak pernah dihiraukan. Apalagi saat mereka

    ingin menayakan penyakitnya dengan dokter, yang ada mereka hanya menunggu,

    tanpa penjelasan yang akurat dari seorang dokter. Pada penelitian ini, persepsi pasien

    tentang daya tanggap mayoritas menyatakan tidak baik, sehingga pasien enggan

    untuk balik lagi ke RSUD Perdagangan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Hal

    ini selaras dengan pendapat Jacobalis (2000), yang mengungkapkan bahwa

    berdasarkan pengalaman sehari-hari ketidakpuasan pasien sering ditemukan, yaitu

    berkaitan dengan sikap dan perilaku petugas kesehatan di Rumah Sakit,

    Universitas Sumatera Utara

  • keterlambatan pelayanan oleh dokter dan perawat, dokter yang kurang komunikatif

    dan lamanya proses perawatan dan kenyamanan Rumah Sakit.

    Hasil uji chi-square, diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05, hal ini menunjukan

    bahwa indikator daya tanggap dalam pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan

    terhadap pemanfaatan kembali rawat inap di RSUD Perdagangan Kabupaten

    Simalungun.

    5.1.4. Pengaruh Persepsi Pasien tentang Jaminan terhadap Pemanfaatan

    Kembali Rawat Inap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

    Hasil Penelitian menunjukan bahwa pada umumnya persepsi pasien tentang

    kualitas pelayanan dimensi jaminan lebih banyak pada kategori tidak baik, dinyatakan

    sebanyak 34 orang (68%). Hal ini menunjukan bahwa belum sepenuhnya harapan

    pasien rawat inap di RSUD Perdagangan tercapai pada jaminan pelayanan di RSUD

    Perdagangan.

    Hasil uji chi-square, diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05, hal ini menunjukan

    bahwa indikator jaminan dalam pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan

    terhadap pemanfaatan kembali rawat inap di RSUD Perdagangan Kabupaten

    Simalungun.

    Dimensi Assurance (jaminan), adalah dimensi kualitas pelayanan yang berupa

    adanya jaminan yang mencakup pengetahuan dan keterampilan petugas, kesopanan

    dan keramahan petugas, kemampuan petugas dalam berkomunikasi, sifat dapat

    dipercaya dan adanya jaminan keamanan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5.1.5. Pengaruh Persepsi Pasien tentang Empati terhadap Pemanfaatan Kembali Rawat Inap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun Hasil Penelitian menunjukan bahwa pada umumnya persepsi pasien tentang

    kualitas pelayanan dimensi empati lebih banyak pada kategori tidak baik, dinyatakan

    sebanyak 35 orang (70%). Hal ini menunjukan bahwa belum sepenuhnya harapan

    pasien rawat inap di RSUD Perdagangan tercapai pada empati pelayanan di RSUD

    Perdagangan.

    Empati dalam penelitian ini meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

    komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan para pelanggan. Menurut responden

    penelitian, sangat sulit mendapatkan empati dari para petugas kesehatan di RSUD

    Perdagangan. Komunikasi yang tercipta antara pasien dan petugas hanya sekedar saja.

    Petugas kurang mengeksplorasi apa yang kita rasakan, sehingga pasien merasa

    sungkan untuk berkeluh kesah dengan peraawat ataupun dokter.

    Hasil uji chi-square, diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05, hal ini menunjukan

    bahwa indikator empati dalam pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan

    terhadap pemanfaatan kembali rawat inap di RSUD Perdagangan Kabupaten

    Simalungun. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi

    yang baik dan memahami kebutuhan para pelanggan.

    Kebutuhan emphati yang belum dipenuhi, menyebabkan responden responden

    ingin memilih kepada sarana pelayanan kesehatan lain jika dinungkinkan, hal ini

    sesuai dengan hasil penelitian Young (2000) di University of Florida yang

    menunjukan bahwa alasan pelanggan pindah dari suatu penyelanggaraan pelayanan

    Universitas Sumatera Utara

  • kesehatan adalah 54% karena sikap petugas yang tidak memuaskan, 23% karena

    waktu, 23% karena kualitas pelayanan medis. Hasil penelitian ini juga selaras dengan

    hasil penelitian Hendriyani (2006), yang menyatakan bahwa perhatian dan kesabaran

    dokter dan bidan di Rumah Sakit dalam menangani keluhan pasien dibawah rata-rata

    sehingga menimbulkan ketidakpuasan pasien.

    5.2.Keterbatasan Penelitian

    Data primer diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner yang

    ditanyakan langsung pada responden. Ada kemungkinan terjadi bias dimana

    responden menjawab tidak sesuai dengan harapan peneliti. Untuk itu peneliti

    melakukan penjelasan setiap pertanyaan kepada responden. Demikian juga

    ketidakseragaman pendidikan responden menyebabkan pemahaman terhadap isi

    kuesioner berbeda pada saat pengumpulan data, sehingga peneliti harus memberikan

    panduan kepada responden dan memastikan responden memahami setiap pertanyaan

    dengan wawancara mendalam dan ini menyebabkan waktu pengumpulan data

    menjadi lebih lama.

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB 6

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1. Kesimpulan

    1. Persepsi pasien tentang kualitas pelayanan yang terdiri dari dimensi bukti

    langsung (tangibles), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness),

    jaminan (assurance) dan empati (empathy) berpengaruh terhadap pemanfaatan

    kembali rawat inap di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

    2. Variabel persepsi pasien tentang kualitas pelayanan yang paling berpengaruh

    terhadap pemanfaatan kembali rawat inap adalah indikator bukti langsung

    dengan nilai Exp (B) sebesar 12,387

    3. Variabel persepsi pasien tentang kualitas pelayanan yang terdiri dari dimensi

    bukti langsung (tangibles), kehandalan (reliability), daya tanggap

    (responsiveness), jaminan (assurance) dan empati (empathy) sebesar 72%

    memengaruhi variabel pemanfaatan kembali rawat inap di RSUD

    Perdagangan, sisanya sebesar 28% dipengaruhi oleh faktor lain diluar

    variabel penelitian

    6.2. Saran

    1. Bagi RSUD Perdagangan, agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan,

    khususnya pada dimensi Bukti Langsung (tangibles), sehingga dapat

    memenuhi harapan-harapan pasien dan diharapkan pasien dapat kembali

    Universitas Sumatera Utara

  • untuk memanfaatkan rawat inap di RSUD Perdagangan Kabupaten

    Simalungun.

    2. Agar dapat meningkatkan kebersihan Rumah Sakit dan melengkapi fasilitas

    Rumah Sakit secara bertahap sesuai dengan standard Rumah Sakit kelas C.

    3. Memotivasi para staf agar dapat merawat dan menjaga sarana dan prasararana

    yang ada di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun serta selalu menjaga

    kebersihan Rumah Sakit.

    4. Perlu dengan segera menindaklanjuti setiap keluhan pasien secara cepat,

    sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan, agar dari hari ke hari

    kualitas jasa dapat ditingkatkan sehingga dapat memuaskan pasien dalam

    rangka menghadapi persaingan yang cukup ketat mengingat saat ini

    masyarakat lebih kritis menuntut pelayanan yang prima.

    Universitas Sumatera Utara