Top Banner
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 Media Massa Indonesia Harus Perhatikan Definisi Komunikasi Massa
38

BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI STASIUN TELEVISI TRANS 7)

Apr 10, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi Massa

2.1.1 Media Massa Indonesia Harus Perhatikan

Definisi Komunikasi Massa

Page 2: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

14

Secara peran dan fungsi media massa, sudah

sepantasnya media-media nasional Indonesia kembali

mempertimbangkan seperti apa pemahaman dan pengertian

media masa sesuai yang telah dipaparkan oleh para ahli

Ilmu Komunikasi terdahulu.

Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang

dimaksud dengan komunikasi massa adalah kegiatan

komunikasi yang mengharuskan unsur-unsur yang terlibat

didalamnya saling mendukung dan bekerja sama, untuk

terlaksananya kegiatan komunikasi massa ataupun

komunikasi melalui media massa, jelasnya merupakan

singkatan dari komunikasi media massa. Kemudian para

ahli komunikasi membatasi pengertian media massa pada

komunikasi dengan menggunakan media massa, seperti

surat kabar, majalah, radio, televisi, atau film.

Bagaimana peliknya komunikasi massa, seperti yang

dikatakan oleh Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu

Komunikasi Teori dan Praktek, yaitu:

“Yang dimaksud dengan komunikasi massa adalah komunikasidengan menggunakan media massa, yang meliputi surat kabar,yang mempunyai sirkulasi yang luas, radio dan televisi yang

Page 3: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

15

siarannya ditujukan kepada umum dan film-film yangdipetunjukan di gedung-gedung bioskop” (Effendy, 2011 h, 11).

Sedangkan menurut Oemi Abdurrahman, Massa

Commnunication (komunikasi massa) adalah komunikasi yang

menggunakan media massa, yaitu pers radio dan televisi

dengan nama “Message” dapat diterima oleh komunikannya

yang anonim dari heterogen secara “Timely” (tepat),

masal dan simultaneously (bersamaan) (Abdurrahman, 2005

h, 75).

Begitu banyaknya definisi tentang komunikasi

massa, akan tetapi sebetulnya tujuan komunikasi massa

adalah sama, yaitu menyampaikan pesan melalui media

yang mampu menjangkau khlayak yang banyak. Seperti yang

disimpulkan oleh Meletzke 1983, (Jalaludin Rakhmat,

2005) dalam bukunya Psikologi Komunikasi:

1. Komunikasi kita artikan setiap bentuk komunikasi

massa yang menyampaikan pernyataan secara terbuka

melalui media penyebaran teknis secara tidak

langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.

Page 4: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

16

2. Komunikasi massa dibedakan dengan komunikasi

lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi

massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari

berbagai kelompok dan bukan hanya satu atau

beberapa individu atau sebagai khusus populasi.

Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat

akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan

komunikasi agar komunikasi dapat sampai pada saat

yang sama. Semua orang mewakili berbagai

masyarakat.

3. Bentuk komunikasi massa dapat dibedakan dari

corak-corak yang lama karena memiliki

karakteristik utama, sebagai berikut: diarahkan

kepada khalayak yang relatif besar heterogen

anonim, pesan disampaikan secara terbuka

seringkali dapat mencapai banyak khalayak, secara

serentak, bersifat sekilas, komunikator cenderung

berada atau bergerak dalam organisasi yang

kompleks yang melibatkan biaya yang besar

(Rakhmat,2005 h 212-213).

Page 5: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

17

Komunikasi massa terbatas pada proses penyebaran

pesan melalui media massa yakni surat kabar, radio,

televisi, film, majalah, dan buku, tidak mencakup

proses komunikasi tatap muka (face to face communication)

yang juga tidak kurang pentingnya, terutama dalam

kehidupan organisasi.

Dengan mempertimbangkan hal-hal mendasar diatas

bisa dipastikan media massa di Indonesia khususnya

Televisi nasional akan terus memperhatikan tatanan dan

kembali ke peran dan fungsi awal media. Setelah

memperhatikan hal mendasar tersebut kemdian media harus

juga meninjau kembali ciri-ciri komunikasi massa.

2.1.2 Media Memahami Ciri-Ciri Komunikasi Massa

Seperti dikatakan oleh Severin dan Tankard, Jr,

komunikasi massa adalah keterampilan, seni, dan ilmu,

dikaitkan dengan pendapat Devito bahwa komunikasi massa

ditujukan kepada massa melalui media massa jika

dibandingkan dengan jenis-jenis komunikasi lainnya,

Page 6: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

18

maka komunikasi massa memiliki ciri-ciri khusus antara

lain :

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah.

Berbeda dengan komunikasi antar personal

yang berlangsung dua arah, komunikasi massa

berlangsung satu arah. Berarti bahwa tidak

terdapat arus balik dari komunikan kepada

komunikator.

2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga.

Artinya media massa sebagai saluran

komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu

institusi atau organisasi. Oleh karena itu,

komunikatornya melembaga atau dalam bahasa

asing disebut Institusionalized Communicator atau

Organized communicator.

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum

(public).

Page 7: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

19

Hal ini dikarenakan ditujukan pada

perseorangan atau pada sekelompok orang

tertentu. Media komunikasi massa menimbulkan

keserempakan artinya media massa memiliki

kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan

pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan

yang disebarkan.

4. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen.

Bahwa komunikan atau khalayak merupakan

kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam

proses komunikasi massa sebagai sasaran yang

dituju komunikator bersifat heterogen. Dalam

keberadaan secara terpencar-pencar, dimana satu

sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak

memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda

dalam segala hal, jenis kelamin, usia, agama,

ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman,

kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-

cita, dan sebagainya.

Page 8: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

20

2.1.3 Arah Fungsi Komunikasi Massa

Bagian terpenting dalam media adalah mengetahui

bagaimana fungsi sesungguhnya media massa di tempatkan

dalam lingkungan public. Media-media Indonesia khusunya

pada jenis media elektronik atau Televisi kini sudah

banyak yang berbelok dari fungsi media sebenarnya.

Berikut Fungsi media menurut Harold D. Laswell dalam

(Effendy, 2009, h. 27).

Harold D. Lasswell, pakar komunikasi terkenal,

juga telah menampilkan pendapatnya mengenai fungsi

komunikasi itu. Dikatakan bahwa proses komunikasi di

masyarakat menunjukan tiga fungsi:

1. Pengamatan terhadap lingkungan, penyingkapan

ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai

masyarakat dan bagian-bagian unsur didalamnya.

2. Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika

menanggapi lingkungan.

Page 9: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

21

3. Penyebaran warisan sosial. Disini berperan para

pendidik, baik dalam kehidupan rumah tangganya

maupun di sekolah, yang mewariskan kehidupan

sosial pada keturunan berikutnya (Effendy,

2009, h. 27).

Sedangkan fungsi komunikasi massa menurut Sean

McBride dan kawan-kawan dalam buku Aneka Suara, Satu

Dunia (Many Voices one World) adalah sebagai berikut :

1. Informasi merupakan suatu proses pengumpulan,

penyampaian, pemrosesan, penyebaran berita,

data, gambar, fakta, dan pesan, opini dan

komentar yang dibutuhkan agar orang dapat

mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap

kondisi internasional, lingkungan, dan orang

lain, agar dapat mengambil keputusan yang

tepat.

2. Sosialisasi (pemasyarakatan) merupakan

penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang

memungkinkan orang bersikap dan bertindak

Page 10: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

22

sebagai anggota masyarakat yang efektif, yang

menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya

sehingga ia dapat aktif didalam masyarakat.

3. Motivasi merupakan penjelasan setiap tujuan

masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang,

mendorong orang menentukan pilihannya dan

keinginannya, mendorong kegiatan individu dan

kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan

dikejar.

4. Perdebatan dan diskusi yaitu menyediakan dan

saling menukar fakta yang diperlukan untuk

memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan

perbedaan pendapat mengenai masalah publik,

meyediakan bukti-bukti yang relevan yang

diperlukan untuk kepentingan umum dan agar

masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah

yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat

internasional, nasional, dan lokal.

5. Pendidikan merupakan pengalihan ilmu

pengetahuan sehingga mendorong perkembangan

Page 11: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

23

intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan

keterampilan, serta kemahiran yang diperlukan

pada semua bidang kehidupan.

6. Memajukan kebudayaan yaitu penyebarluasan hasil

kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan

warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan

dengan memperluas horizon seseorang,

membangunkan imajinasi dan mendorong

kreativitas serta kebutuhan estetiknya.

7. Hiburan merupakan penyebarluasan sinyal,

simbol, suara, dan citra dari drama, tari,

kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olah

raga, permainan, dan sebaigainya untuk rekreasi

dan kesenangan kelompok dan individu.

8. Intergrasi merupakan penyedia bagi bangsa,

kelompok, dan individu, kesempatan memperoleh

berbagai pesan yang diperlukan mereka agar

mereka dapat saling kenal, mengerti, dan

menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan

orang lain.

Page 12: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

24

2.1.4 Media Di Indonesia Memiliki Karakteristik

Komunikasi Massa

Karakteristik komunikasi massa meliputi lima hal

berikut di bawah ini:

1. Komunikasi massa bersifat umum.

Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media

massa adalah terbuka untuk semua orang. Meskipun

pesan komunikasi masa bersifat umum dan terbuka,

sama sekali terbuka juga jarang diperoleh,

disebabkan faktor yang bersifat paksaan yang

timbul karena struktur sosial.

1. Komunikan bersifat heterogen.

Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang

yang heterogen yang meliputi penduduk yang

bertenpat tinggal dalam kondisi yang sangat

berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal

dari berbagai lapisan masyarakat.

Page 13: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

25

Komunikan dalam komunikasi massa adalah orang

yang disatukan oleh suatu minat yang sama yang

mempunyai bentuk tingkah laku yang sama dan

terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama;

meskipun demikian orang-orang yang tersnagkut

tadi tidak saling mengenal, berinteraksi secara

terbatas, dan tidak terorganisasi. Komposisi

komunikan tersebut tergeser-geser terus-menerus,

serta tidak mempunyai kepemimpinan atau perasaan

identitas.

2. Media Massa menimbulkan keserempakan.

Yang dimaksudkan dengan keserempakan alah

keserempakan dengan sejumlah besar penduduk dalam

jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk

tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan

terpisah. Keserempakan juga adalah penting untuk

keseragaman dalam seleksi dan interpretasi pesan-

pesan. Tanpa komunikasi massa hanya pesan-pesan

yang sangat sederhana saja yang disiarkan tanpa

Page 14: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

26

perubahan dari orang yang satu ke orang yang

lain.

3. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non-

pribadi.

Dalam komunikasi massa, hubungan antara

komunukator dan komunikan bersifat non-pribadi,

karena komunikan yang anonim dicapai oleh orang-

orang yang dikenal hanya dalam peranannya yang

bersifat umum sebagai komunikator.

4. Berlangsung satu arah (one way communication)

Yaitu komunikator kepada komunikan. Tanggapan

atau reaksi muncul belakangan (Romly, 2002, h.

4).

2.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa

Televisi adalah media massa yang masih menjadi

alat komunikatif pertama yang dikonsumsi masyarakat

luas untuk mendapatkan informasi-informasi penting yang

dibutuhkan. Artinya televisi harus semakin bisa

menggunakan peran dan fungsi media sesuai kebutuhan

Page 15: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

27

oleh masyarakat luas, bukan lagi mempentigkan golongan-

golongan yag berkepntingan.

Begitu banyak jenis media komunikasi massa mulai

dari surat kabar, majalah, buku, radio, film, televisi

dan lain sebagainya. Diantara jenis media komunikasi

massa tersebut yang paling efektif adalah televisi.

(J.B Wahyudi, 1986, h. 49) Televisi berasal dari dua

kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa Yunanni)

yang berarti jauh, dan visi (videre – bahasa Latin)

berarti penglihatan. Dengan demikian televisi yang dalam

bahasa inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh.

Melihat jauh disini diartikan dengan, gambar dan ssuara

yang diproduksi disuatu tempat (studio televisi) dapat

dilihat dari tempat “lain” melalui sebuah perangkat

penerima.

Prinsip televisi ditemukan oleh Paul Nipkow dari

Jerman pada tahun1884, namun baru tahun 1928 Vlandimir

Zworkyn (Amerika Serikat) menemukan tabung kamera atau

iconoscope yang bisa menangkap dan mengirim gambar dari

bentuk gambar optis kedalam sinyal elektronis untuk

Page 16: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

28

selanjutnya diperkuat dan ditompangkan kedalam

gelombang radio. Zworkyn dengan bantuan Philo

Farnsworth berhasil menciptakan pesaawat televisi

pertama yang dipertunjukan kepada umum pada pertemuan

World’s Fair pada tahun 1939. Perang dunia ke-2 sempat

menghentikan perkembangan televisi. Namun setelah

perang usai, teknologi baru yang telah disempurnakan

selama perang, berhasil mendorong kemajuan televisi.

Kamera televisi baru tidak lagi membutuhkan banyak

cahaya sehingga para pengisi acara di studio tidak lagi

kepanasan. Selain itu, layar televisi sudah menjadi

lebih besar terdapat lebih banyak program yang tersedia

dan sejumlah stasiun televisi lokal mulai membentuk

jaringan. Masa depan televisi mulai terlihat

menjanjikan.

Televisi sebagai salah satu bentuk media massa

memiliki ciri dan sifat yang berbeda dengan media massa

lainnya, bahkan antara sesama media penyiaran, misal

radio dan televisi, terdapat berbagai perbedaan sifat.

Media massa televisi meskipun sama dengan radio dan

Page 17: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

29

film sebagai media massa elektronik, tetapi mempunyai

mempunyai ciri dan sifat yang berbeda, terlebih lagi

dengan media massa cetak seperti surat kabar dan

majalah. Media dapat dibaca kapan saja tetapi televisi

dan radio hanya dapat dilihat sekilas dan tiddak dapat

diulang. (Morissan, 2009, h. 6).

Media massa televisi tidak bisa dipungkiri

mempunyai keunggulan dalam menyampaikan pesan ke

publik. (dalam Wawan Kuswandi, 1996: 8) Menurut Skomis

dalm bukunya “Television and Society: An Incuest and Agenda”

(1965), dibandingkan dengan media massa lainnya (radio,

surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya), televisi

tampaknya mempunyai sifat yang istimewa. Televisi

merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang

bisa bersifat politis, bisa juga bersifat informatif,

hiburan dan pendidikan, atau bahkan gabungan gabungan

dari ketiga unsur tersebut. Televisi menciptakan

suasana tertentu, yaitu para pemirsanya dapat melihat

dengan duduk santai tanpa kesengajaan untuk

menyaksikannya. Penyampaian pesan seolah-olah langsung

Page 18: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

30

antara komunikator dan komunikan. Informasi yang

disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena

jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual

Televisi sebagai komunikasi massa dapat dijelaskan

(dalam Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: 1996, h. 16)

Komunikasi massa media televisi ialah proses komunikasi

antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui

sebuah sarana, yaitu televisi. Komunikasi massa media

televisi bersifat periodik. Dalam komunikasi massa

media tersebut, lembaga penyelenggara komunikasi bukan

secara perorangan, melainkan melibatkan banyak orang

dengan organisasi yang kompleks serta pembiayaan yang

besar. Karena media televisi bersifat “transitory” (hanya

meneruskan) maka pesan-pesan yang disampaikan melalui

media massa tersebut, hanya dapat didengar dan dilihat

secara sekilas. Pesan-pesan di televisi bukan hanya

didengar, tetapi juga dapat dilihat dalam gambar yang

bergerak (audio visual). (JB. Wahyudi, Komunikasi

Jurnalistik).

Page 19: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

31

Memasukkan paradigma Lasswell dalam komunikasi

massa media televisi, secara tegas memperlihatkan bahwa

dalam setiap pesan yang disampaikan televisi, tentu

saja mempunyai tujuan khalayak sasaran serta akan

mengakibatkan umpan balik, baik secara langsung maupun

tidak langsung.

Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi media

komunikasi televisi dapat mempengaruhi perubahan dalam

kehidupan manusia. Masyarakat harus bisa menerima

konsekuensi atas kebutuhannya untuk mendapatkan

informasi atau hanya untuk mencari hiburan setelah

beraktivitas sehari-hari. Namun perlu diperketat untuk

isi pesan yang disampaikan melalui pihak yang berwenang

agar tidak terjadi perubahan yang negatif pada pemirsa.

2.2.1 Penyiaran Sebagai Komunikasi Massa

Perkembangan teknologi komunikasi telah melahirkan

masyarakat yang makin besar tuntutannya akan hak untuk

mengetahui dan hak untuk mendapatkan informasi.

Informasi telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat dan

Page 20: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

32

telah menjadi komoditas penting dalam kehidupan

masyarakat. Oleh karena itu, penyiaran media massa

mempunyai peranan penting untuk mendapatkan informasi.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32

Tahun 2002 Tentang Penyiaran pada Bab 1 Pasal 1 poin 2

yang dimaksud penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan

siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana

transmisi di darat, dilaut atau diantariksa dengan

menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara,

kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima

secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan

perangkat penerima siaran.

Dan pada Bab 1 Pasal 1 poin 4 dijelaskan penyiaran

televisi adalah media komunikasi massa dengar dan

pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam

bentuk suara atau gambar secara umum, baik terbuka

maupun tertutup, berupa program yang teratur dan

berkesinambungan.

Page 21: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

33

Perkembangan siaran telelevisi diawali munculnya

penemuan Paul Nipkow. Pada tahun 1883, pada saat

Telegraph dan Telephone, mulai dipergunakan orang

dengan prinsip kata-kata diubah menjadi signal dan

selanjutnya signal diubah lagi menjadi kata-kata

melalui kabel secara elektris, maka pada saat itu Paul

Nipkow, seorang mahasiswa jerman di Berlin menemukan

prinsip gambar kecil yang dibentuk oleh elemen-elemen

secara teratur. Pada tahun 1884 Paul Nipkow

menyempurnakan alat penemuanya didalam bentuk lingkaran

nipkow atau jantra nipkow dan kemudian para ahli

mengembangkan alat tersebut sehingga menghasilkan

siaran televisi (J.B. Wahyudi, 1986, h. 58).

Sejarah penggunaan frekuensi Siaran TV di

Indonesia dimulai dengan penggunaan saluran VHF oleh

TVRI pada tahun 1962. Sejak saat itu sampai sekitar

tahun 1990-an, TVRI menjadi sebagai satu-satunya

penyelenggara Siaran TV di Indonesia dengan jangkauan

wilayah siaran hampir mencapai 80% wilayah Indonesia.

Page 22: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

34

Terdapatsekitar 400 pemancar TVRI di seluruh wilayah

Indonesia yang menggunakan frekuensi VHF Sehingga

penggunaan kanal VHF relatif cukup padat di

Indonesia.Sejak tahun 1987, TVRI mulai berencana untuk

beralih ke saluran UHF. Asumsi yang digunakan TVRI saat

itu adalah dibutuhkan satu sampai dengan dua saluran

UHF untuk menyediakan layanan sejumlah program nasional

di seluruh wilayah Indonesia tersebut.

Dimulai tahun 1990-an, secara perlahan Pemerintah

Departemen Penerangan memberikan izin penyelenggaraan

kepada penyelenggara TV Swasta. Pada saat itu

Direktorat Jenderal Radio, TV dan Film Departemen

Penerangan (Ditjen RTF-Deppen)bekerjasama dengan JICA

(Japan Indonesia Cooperation Agency) membuat Master

Plan Frekuensi TV UHF untuk 7 program nasional (5

program TV swasta nasional dan 2 programa TVRI).

Dalam penyiaran media massa radio ataupun televisi

biasanya terdiri dari beberapa orang-orang atau tim.

Mulai dari orang-orang administrasi, orang-orang

Page 23: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

35

teknis dan orang-orang penyiaran. Pada dasarnya dalam

sebuah penyiaran agar pesan dapat tersampaikan ke

pemirsa terdapat tiga unsur utama yaitu studio

televisi, transmisi, dan pesawat televisi.

Siaran televisi dapat terlaksana untuk

menyampaikan pesan dengan proses seperti pada gambar

dibawah ini:

TELEVISIMEDIUM

(Sumber Gambar: J.B Wahyudi, 1986, h. 47)

Bertindak sebagai Komunikator dan sekaligus sebagai

Sumber Informasi adalah pihak penyelenggara Siaran. Idea/Isi

Pesan komunikator diproduksi dengan dan disiarkan

melalui Stasiun Televisi (studio dan transmisi) dan

selanjutnya isi pesan (hasil produksi) dapat dilihat

oleh Komunikan melalui Pesawat Televisi (receiver). Isi Pesan

Studio Transmi

ssi

ISI PESAN

Pesawattelevisi

Komunikator

+

Sumber

Massa

Komunikan

Tujuan

Page 24: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

36

itu bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku atau

mempengaruhi komunikan. (J.B Wahyudi, 1986, h. 47).

Penyiaran pada dasarnya merupakan kemajuan

teknologi yang dihasilkan manusia pada saat kurang

efektifnya menciptakan atau menerima pesan terutama

ke orang banyak sekaligus (massa) untuk berkomunikasi.

Dalam teori media dan masyarakat massa Barran & Davis

(2000) misalnya dikatakan bahwa media memililki

sejumlah asumsi untuk membentuk masyarakat, yakni:

1. Media massa (tak terkecuali penyiaran) memiliki

efek yang berbahaya sekaligus menular bagi

masyarakat. Untuk meminimalisir efek ini di Eropa

pada masa 1920-an, penyiaran dikendalikan oleh

pemerintah, walaupun ternyata kebijakan ini justru

berdampak buruk di Jerman dengan digunakannya

penyiaran untuk propaganda Nazi.

2. Media masssa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi

pola pikir rata-rata audiennya. Bahkan pada asumsi

berikutnya dalam teori ini dikatakan bahwa ketika

Page 25: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

37

pola pikir seseorang sudah terpengaruh oleh media,

maka semakin lama pengaruh tersebut semakin besar.

3. Rata-rata orang yang terpengaruh oleh media,

dikarenakan mereka mengalami keterputusan dengan

institusi sosial yang sebelumnya justru melindungi

dari efek negatif media. Relevan dengan hal

tersebut John Dewey, seorang pemikir pendidikan,

misalnya pernah berkata bahwa efek negatif media

dapat disaring melalui pendidikan. (Muhammad

Mufid, 2005, h. 19).

2.3 Pengertian Pornografi Dan Pornomedia

Secara etimologi, pornografi berasal dari dua suku

kata, yaitu pornos dan grafi. Pornos, artinya suatu

perbuatan yang asusila (dalam hal yang berhubungan

dengan seksual), atau perbuatan yang bersifat tidak

senonoh atau cabul. Grafi adalah gambar atau tulisan,

Page 26: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

38

yang dalam arti luas yang isi atau artinya menunjukkan

atau menggambarkan sesuatu yang bersifat asusila atau

menyerang rasa kesusilaan dimasyarakat. Pornografi

bersifat relatif, artinya tergantung pada ruang, waktu,

tempat dan orangnya serta kebudayaan suatu bangsa.

Menurut KBBI pornografi adalah 1. Penggambaran tingkah

laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk

membangkitkan nafsu birahi; 2 Bahan bacaan yang dengan

sengaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan

nafsu birahi dalam seks. Menurut Pasal 1 Undang-undang

Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografi, “pornografi”

adalah gambaran, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan,

suara bunyi, gambar gerak, animasi, kartun, percakapan,

gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya

melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertu

njukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau

eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan

dalam masyarakat.

Seperti yang dikutip dari buku Pornomedia (Burhan

Bungin, 2003:154) Secara garis besar dalam wacana porno

Page 27: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

39

atau tindakan pencabulan kontemporer, ada beberapa

bentuk porno, yaitu:

a. Pornografi, adalah gambar-gambar porno yang dapat

diperoleh dalam bentuk fotoatau gambar video.

b. Pornoteks, adalah karya pencabulan yang mengangkat

cerita berbagai versi hubunganseksual dalam bentuk

narasi, testimonial, atau pengalaman pribadi

secara detail danvulgar sehingga pembaca merasa

menyaksikan atau mengalami sendiri

c. Pornosuara, adalah suara, tuturan dan kalimat-

kalimat yang diucapkan seseorang yanglangsung atau

tidak langsung baik secara halus maupun vulgar

berkait denganobjek atau aktivitas seksual

tertentu.

2.3.1 Tayangan Pornografi Pada Media

Disini unsur media menjadi suatu patokan utama

berkait dengan batasan pornografi tersebut. Media

yang dimaksud dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga )

kelompok besar yaitu :

Page 28: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

40

1. Media audio (dengar). Yang termasuk dalam

kategori ini diantaranya siaran  radio, kaset,

CD, telepon, ragam media audio lain yang dapat

diakses di internet.

a) Lagu-lagu yang mengandung lirik mesum,

lagu-lagu yang mengandung bunyi-bunyian

atau suara-suara yang dapat diasosiasikan

dengan kegiatan seksual;

b)  Program radio dimana penyiar atau

pendengar berbicara dengan gaya mesum.

c) Jasa layanan pembicaraan tentang seks

melalui telepon (party line) dan sebagainya.

2. Media audio-visual (pandang-dengar) seperti

program televisi, film layar lebar, video, laser

disc, VCD, DVD, game komputer, atau ragam media

audio visual lain yang dapat diakses di

internet.

Page 29: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

41

a) Film-film yang mengandung adegan seks atau

menampilkan artis yangtampil dengan pakaian

minim atau tidak (seolah-olah) tidak

berpakaian.

b) Adegan pertunjukkan musik dimana penyanyi,

musisi atau penari latar, hadir dengan

tampilan dan gerak yang membangkitkan

syahwat  penonton.

3. Media visual (pandang) seperti koran, majalah,

tabloid, buku (karya sastra, novel popular, buku

non-fiksi) komik, iklan billboard, lukisan, foto

atau bahkan media permainan seperti kartu:

a) Berita, cerita atau artikel yang

menggambarkan aktivitas seks

secara terperinci atau yang memang dibuat

dengan cara yang demikian rupa untuk

merangsang hasrat seksual pembaca.

Page 30: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

42

b) Gambar, foto adegan seks atau artis yang

tampil dengan gaya yang dapat membangkitkan

daya tarik seksual.

c) Fiksi atau komik yang mengisahkan atau

menggambarkan adegan seks dengan cara yang

sedemikian rupa sehingga membangkitkan

hasrat seksual.

Oleh karenanya jika pornografi diberi batasan

sebagai sesuatu yang mengandung unsur seksualitas,

erotika atau sejenisnya yang ditampilkan melalui

media, maka segala sesuatu perilaku atau tampilan

yang dianggap dapat membangkitkan hasrat seksual

namun tidak  tampil dalam media baik audio maupun

visual tertentu, tidak dapat disebut sebagai

pornografi.

  Secara garis besar dalam wacana porno atau

tindakan pencabulan kontemporer, dalam buku

Page 31: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

43

(Pornomedia Burhan Bungin, 2003, h. 154) terdapat

empat wacana antara lain :

1. Pornografi, adalah gambar-gambar porno yang dapat

diperoleh dalam bentuk foto  atau gambar video.

2. Pornoteks, adalah karya pencabulan yang mengangkat

cerita berbagai versi hubungan seksual dalam

bentuk narasi, testimonial, atau pengalaman

pribadi secara detail dan vulgar sehingga pembaca

merasa menyaksikan atau mengalami sendiri.

3. Pornosuara, adalah suara, tuturan dan kalimat-

kalimat yang diucapkan seseorang yang langsung

atau tidak langsung baik secara halus maupun

vulgar berkait dengan objek  atau aktivitas

seksual tertentu.

4. Pornoaksi, adalah suatu penggambaran aksi gerakan,

lenggokan, liukan tubuh yang tidak disengaja atau

sengaja untuk memancing hasrat seksual laki-laki.

Page 32: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

44

Konsep pornografi menurut Undang-Undang No. 40

Tahun 1999 tentang pers menyebutkan dalam pasal 13

huruf (a) bahwa perusahaan pers dilarang memuat iklan

yang berakibat merendahkan martabat suatu agama dan

atau menganggu kerukunan hidup antar umat beragama,

serta bertentangan dengan rasa kesusilaan masyarakat.

Disini format yang digunakan sebagai batasan adalah

rasa kesusilaan masyarakat tanpa merinci apa yang

dimaksud dan cakupan rasa kesusilaan meliputi hal apa

saja. Dengan demikian  sama halnya dengan KUH Pidana,

Undang-Undang Pers juga tidak cukup menjelaskan apa

yang dimaksud dengan pornografi tersebut

 Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak tidak juga menyebutkan secara

eksplisit kata pornografi, namun secara tersirat

undang-undang ini -sebagaimana dimuat dalam Pasal 13

ayat (1) huruf (b)- menunjuk adanya bentuk-bentuk 

eksploitasi seksual atas anak yang mengarah pada

pornografi. Dengan demikian dari beberapa ketentuan

Page 33: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

45

perundang-undangan tersebut di atas, konsep

pornografi masih dirumuskan secara sangat umum dan

tidak detail sehingga cenderung mengundang berbagai

interpretasi (multi interpretasi) dengan demikian

menjadi tidak mampu secara maksimal menjerat bentuk-

bentuk tindak pidana pornografi yang terjadi.   

2.4. Penelitian Terdahulu

Studi penelitian terdahulu dalam hal ini

dibutuhkan untuk menjadi bahan acuan yang mampu

memberikan rumusan asumsi dasar bagi pengembangan

kajian dan untuk mendukung penelitian selanjutnya.

Penulis mencari studi penelitian yang memiliki hubungan

dengan penelitian yang akan dilakukan, dalam konteks

subjek, metodologi maupun prespektif penelitian.

Dalam hal ini penulis mengambil penelitian dari

Panji Mas Agam Pahlawan mahasiswa alumni Universitas

Muhammadiyah Malang yang berjudul Unsur Pelanggaran

Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Pada Program

Page 34: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

46

Acara Televisi (Analisis Isi Pada Program Acara Comedy Project Trans

TV).

Setelah dilakukan penelitian dan analisis data

pada Bab III, maka diperoleh kemunculan pelanggaran

Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 pasal 36

pada episode: “Dokter Jantungan”, “Perguruaan Si Olin”, dan

“Soimah Mengundang Boy Band Fenomenal Cemas”. Peneliti

mengambil kesimpulan sebagai berikut;

Dari keseluruhan tayangan Comedy Project yang

peneliti ambil secara random sebanyak 3 episode 7808

detik atau 100 % dapat dikatakan bahwa frekuensi

kemunculan kategori paling besar unsur pelanggaran

Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 pasal 36

Ayat (5) dan (6) adalah kategori: bohong sebanyak 295

detik atau 53 % kemunculan, kekerasan sebanyak 222

detik atau 40 % kemunculan, cabul/porno sebanyak 40

detik atau 7 % kemunculan, dan untuk kategori perjudian

tidak muncul sama sekali dari 3 episode tersebut.

Page 35: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

47

Adapun persamaan yang mendasar dalam penelitian

ini dengan penelitian terdahulu ialah sama-sama

meneliti tentang tayangan program televisi, menggunakan

teknik penelitian dan jenis penelitian yang juga sama.

Namun yang menjadi perbedaan adalah penelitian

sebelumnya memasukkan semua kode etik tayangan kedalam

unsur peneltian. Sedangkan penulis hanya memasukkan

unsur pornografi dalam unsur pesan yang akan di

analisis (Panji, 2014).

Page 36: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

48

2.5. Kerangka Pemikiran

Kuantitatif

Penghitungan Data Holsty

Kuantitaif

Penghitungan Kesepakatan Hasil Koder

Bentuk Tampilan Pornografi

(Penjelasan Deskriptif)

Kandungan Unsur Pornografi (Frekuensi

kemunculan)

Kesimpulan:

Seberapa Besar Frekuensi Kemunculan Unsur

Pornografi Dalam Tayangan “Mister Tukul Jalan-Jalan” Di Stasiun TV Trans 7

Komunikasi Massa

Unsur Pornografi Dalam Tayangan Empat Episode “Mister Tukul Jalan Jalan” Di Stasiun

Televisi Trans 7

Analisis Isi

Transkrip

Kodding

Holsty

Page 37: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

49

Dari tabel kerangka pemikiran penelitian di atas

dijelaskan sebagai berikut: Komunikasi Massa

menjelaskan informasi, gagasan dan sikap kepada

komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan

menggunakan media, salah satunya melalui tayangan

program acara televisi. Dalam penelitian ini penulis

akan menganalisis isi dari tayangan empat episode

Kesimpulan:

Seberapa Besar Frekuensi Kemunculan Unsur

Pornografi Dalam Tayangan “Mister Tukul Jalan-Jalan” Di Stasiun TV Trans 7

Page 38: BAB 2 UNSUR PORNOGRAFI DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI (ANALISIS ISI UNSUR PORNOGRAFI PADA EMPAT EPISODE TAYANGAN “MISTER TUKUL JALAN-JALAN” DI  STASIUN TELEVISI TRANS 7)

50

“Mister Tukul Jalan-Jalan” di stasiun televisi Trans 7 dengan

menggunakan transkrip (data keseluruhan scene), Kodding,

dan perumusan atau penghitungan Holsty. Dalam

penelitian ini metode yang digunakan adalah kuantitatif

yang kemudian dapat mengetahui kandungan unsur

pornografi pada tayangan empat episode Mister Tukul Jalan-

Jalan.