II- FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT 2.1 RENCANA TATA RUANG WILAYAH SURABAYA (2013) 2.1.1 Pengertian RTRW (RENCANA TATA RUANG WILAYAH) Hasil perencanaan/kebijakan tata ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. 2.1.2 Rencana Struktur Wilayah Dasar-dasar pertimbangan dalam menentukan unsur-unsur utama yang membentuk struktur Kota Surabaya adalah struktur jaringan jalan dan struktur kegiatan utama kota. Lebih lanjut dasar pertimbangan tersebut Tabel 2.1 Dasar Pertimbangan Pembentuk Struktur Kota NO TUJUAN SASARAN 1 Mengurangi beban jaringan pusat kota Beban arteri primer Jl. A. Yani – Tanjung Perak didistribusi ke : Lingkar Timur Tol Waru – Perak Lingkar Tengah Barat 2 Meningkatkan akses timur-barat kota Membuka jalur ITS – Benowo – Gresik Membuka jalur Jagir – Sambikerep – Gresik Membuka jalur Rungkut – Lakarsantri – Gresik 3 Memacu perkembangan wilayah Barat Meningkatkan akses timur – barat Membuka lingkat tengah – barat dan lingkar barat Meningkatkan jalur Banyu Urip – Benowo 4 Membuka akses Juanda – Kota Surabaya Melalui Lingkar Timur 5 Meningkatkan jalur angkutan umum Membuka jalur angkutan massal bus kota yang melayani : Jalur utama – selatan : Bungurasih – Tanjung Perak Jalur timur – barat : ITS – Benowo Sumber: RTRW Surabaya 2013 BAB II REVIEW KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PADA WILAYAH PERENCANAAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
2.1 RENCANA TATA RUANG WILAYAH SURABAYA (2013)
2.1.1 Pengertian RTRW (RENCANA TATA RUANG WILAYAH)
Hasil perencanaan/kebijakan tata ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
2.1.2 Rencana Struktur Wilayah
Dasar-dasar pertimbangan dalam menentukan unsur-unsur utama yang membentuk struktur Kota Surabaya adalah struktur jaringan jalan dan
struktur kegiatan utama kota. Lebih lanjut dasar pertimbangan tersebut
Tabel 2.1 Dasar Pertimbangan Pembentuk Struktur Kota
NO TUJUAN SASARAN
1 Mengurangi beban jaringan pusat kota Beban arteri primer Jl. A. Yani – Tanjung Perak didistribusi ke :
Lingkar Timur
Tol Waru – Perak
Lingkar Tengah Barat
2 Meningkatkan akses timur-barat kota Membuka jalur ITS – Benowo – Gresik
Membuka jalur Jagir – Sambikerep – Gresik
Membuka jalur Rungkut – Lakarsantri – Gresik
3 Memacu perkembangan wilayah Barat Meningkatkan akses timur – barat
Membuka lingkat tengah – barat dan lingkar barat
Meningkatkan jalur Banyu Urip – Benowo
4 Membuka akses Juanda – Kota Surabaya Melalui Lingkar Timur
5 Meningkatkan jalur angkutan umum Membuka jalur angkutan massal bus kota yang melayani :
Jalur utama – selatan : Bungurasih – Tanjung Perak
Jalur timur – barat : ITS – Benowo
Sumber: RTRW Surabaya 2013
BAB II
REVIEW KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PADA WILAYAH PERENCANAAN
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
2.1.3 Rencana Struktur Utama Kegiatan
Struktur kegiatan utama Kota Surabaya didukung oleh beberapa
fungsi utama kota antara lain adalah sebagai kota industri, perdagangan,
pendidikan, pariwisata dan militer/kawasan khusus.
Untuk wilayah Rungkut, fokus kegiatan utamanya terletak pada
industri. Kawasan industri di Rungkut Industri tetap dipertahankan,
kawasan industri baru diarahkan ke Barat dan Utara di sepanjang jalan
Gresik (di Benowo, Tandes, Krembangan, dan Osowilangun). Arahan
untuk industri non kawasan tergantung pada masing-masing karakter
jenis industrinya. Jenis industri yang menimbulkan polutan akan
diarahkan ke Barat atau Utara Kota Surabaya, berdekatan dengan lokasi
kawasan industri. Pengembangan kawasan industri di Surabaya Utara
menyatu dengan pergudangan.
Kecamatan Rungkut merupakan salah satu kecamatan yang
berkembang cukup pesat sebagai akibat dari perkembangan sektor
ekonomi. Dalam RTRW Surabaya 2015, Kecamatan Rungkut berada pada
Unit Pengembangan I yang fungsi kegiatannya diarahkan untuk kegiatan
permukiman, rekreasi, konservasi dan industri, dengan titik pertumbuhan
perdagangan jasa pada koridor Jl. Rungkut. Dalam UP I Rungkut ini
terdapat kawasan industri rungkut (PT SIER) yang merupakan salah satu
kawasan industri utama kota dengan stuktur kegiatannya adalah industri
pengolahan dan pergudangan. Selain itu beberapa industri di luar
kawasan SIER.
2.1.4 Strategi Pengembangan Wilayah
Pertimbangan ini dilakukan agar dapat ditentukan ciri khas dari
masing-masing unit pengembangan. Berbagai macam pemanfaatan ruang
utama di suatu wilayah menandakan adanya kecenderungan
pembentukan citra atau ciri khas dari wilayah tersebut. Karakter
pemanfaatan ruang yang utama tersebut pada akhirnya akan menjadi
pertimbangan utama dalam menentukan fungsi utama dari masing-
masing unit pengembangan. Pada dasarnya inti pokok dari pertimbangan
ini adalah untuk memperhitungkan pertimbangan demand driven dan
supply driven.
Kecamatan Rungkut berada pada unit pengembangan I, yang mana
merupakan unit pengembangan transisi, yaitu unit pengembangan yang
memiliki karakteristik Pembangunan pada intensitas yang tidak terlalu
tinggi. Dalam Unit Pengembangan I diarahkan untuk kegiatan
permukiman, rekreasi, konservasi, dan industri dengan titik pertumbuhan
perdagangan – jasa pada koridor Jl. Rungkut.
Sektor basis Unit Pengembangan I yakni Kecamatan Rungkut adalah
sektor industri, perngolahan, perikanan, pertanian, dan lainnya.
Sedangkan potensi sektor utamanya adalah industri pengolahan.
2.1.4.1 Pemantapan Kawasan
1. ARAHAN PEMANTAPAN INDUSTRI DAN GUDANG
Kecamatan Rungkut masuk dalam fungsi kegiatan sentra industri
kecil. Arahan pemantapan fungsi kawasannya adalah: tidak ada lagi
penambahan sentra industri kecil baru di dalam kota, sehingga
pengembangan sentra baru akan diarahkan di Kecamatan Asemrowo
(Greges, Asemrowo) dengan kegiatan industri kecil garam dan
kompor. Kecamatan Tegalsari (Wonorejo) dengan kegiatan industri
kecil penjahitan. Kecamatan Bubutan Gundih dengan kegiatan industri
kecil mebel kayu. Industri baru yang bersifat polutif, terutama yang
menghasilkan limbah B3, tidak diperbolehkan karena akan mengurangi
minat investasi pada wilayah ini.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Kecamatan Rungkut juga masuk dalam fungsi kegiatan industri
dan gudang dengan arahan pemantapan fungsinya yaitu Kawasan
industri pada lokasi tersebut tetap dipertahankan keberadaannya, dan
diarahkan lebih berkembang ke arah Kecamatan Benowo, Tandes,
Krembangan, dan Osowilungan.
2.2 RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN ZONASI UNIT
PENGEMBANGAN (UP) RUNGKUT (2010)
2.2.1 Pengertian RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kota)
Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) adalah rencana
pemanfaatan ruang bagian wilayah kota secara terperinci yang disusun
untuk mempersiapkan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan
program-program pembangunan perkotaan. RDTRK merupakan
pendetailan dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
2.2.2 Arahan Struktur dan Pola Ruang
2.2.2.1 Arahan Fungsi Ruang
1. FUNGSI WILAYAH
Penentuan fungsi ruang di wilayah perencanaan didasarkan pada
beberapa hal pokok, yaitu:
- Kebijakan rencana tata ruang pada hirarki yang lebih tinggi diatas
RDTRK UP. Rungkut yaitu RTRW Kota Surabaya. Fungsi ruang
wilayah perencanaan menurut RTRW Kota Surabaya diarahkan
dengan kegiatan utama yaitu Permukiman, Pendidikan, kawasan
Lindung, Industri dengan kepadatan rendah (26 sampai 105
jiwa/ha).
- RDTR UP. Rungkut yang tersusun sebelumnya. Fungsi ruang
wilayah perencanaan menurut RDTR UP. Rungkut Tahun 2003
diarahkan untuk pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa,
fasilitas umum, industri, pertanian dan tambak.
2. SISTEM PUSAT PELAYANAN WILAYAH
Rencana sistem pusat pelayanan Unit Distrik (UD) Rungkut
berada di Kelurahan Kali Rungkut, pemusatan kegiatan ditempatkan
di sekitar kawasan industri Jalan Raya Rungkut dengan fungsi
kegiatan utama sebagai industri serta perdagangan jasa. UL. Kali
Rungkut – Rungkut Kidul, pusat pelayanan di sekitar kampus Ubaya
dengan fungsi pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa,
permukiman, industri, fasilitas umum, dan RTH.
3. STRATEGI POLA PEMANFAATAN RUANG
Pada dasarnya penyusunan rencana alokasi pemanfaatan ruang
bertujuan untuk:
- Memberikan arahan pemanfaatan ruang bagi pemenuhan
kebutuhan penduduk, swasta dan pemerintah agar tidak
terjadi tumpang tindih pemanfaatan lahan.
- Menyediakan lahan untuk menampung perkembangan kota
dan kagiatannya secara tertib.
- Menekan dampak negatif dan pencampuran berbagai
aktifitas dan mencegah percepatan perkembangan fisik pada
kantong tertentu yang tidak diinginkan Mangacu pada
kebijaksaanaan dasar pengembangan dan pemanfaatan ruang
maka dapat diuraikan rincian alokasi pemanfaatan ruang
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
menurut jenis pemanfaatan pada setiap kawasan sebagai
berikut:
KAWASAN PERMUKIMAN
Pengembangan lokasi perumahan lama secara terpadu baik
fisik maupun sosial ekonomi, kawasan perumahan formal
eksisting yang tidak berevolusi perlu bisa tetap dipertahankan
secara proporsional, kawasan perumahan yang terkena program
penataan ruang seperti pelebaran jalan atau yang lainnya
diarahkan pada konsolidasi lahan dan permukiman kembali
(resttlement) pada rumah susun sederhana, pengembang
perumahan diwajibkan menyediakan prasarana lingkungan,
utilitas umum, dan fasilitas sosial dengan proporsi 40% (empat
puluh persen) dari keseluruhan luas lahan yang yang
dikembangkan, dan selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah
Kota.
KAWASAN PERKANTORAN PEMERINTAH
Pemanfaatan ruang untuk kegiatan perkantoran di wilayah
perencanaan meliputi kantor pemerintahan dan kantor swasta
lainnya. Kegiatan perkantoran ini untuk menunjang kegiatan lain
di wilayah perencanaan. Rencana pengembangan fasilitas
perkantoran pemerintahan adalah dengan mengoptimalkan
kantor-kantor pemerintahan yang sudah ada. Sedangkan rencana
pengembangan fasilitas perkantoran swasta adalah
mengumpulkan/menyatukan dan mengembangkan kawasan
multi fungsi antara perkantoran, perdagangan jasa, fasilitas
umum pada satu komplek atau satu bangunan, serta
pengembangannya diarahkan secara koridor sepanjang jalan
utama kota.
KAWASAN PERDAGANGAN DAN JASA
Rencana fasilitas perdagangan dan jasa komersial yang
berskala unit pengembangan direncanakan pada kolektor primer,
atau di pusat unit pengembangan dan unit distrik. Sedangkan
untuk perdagangan dan jasa komersial yang berskala lokal
direncanakan pada pusat-pusat unit lingkungan atau koridor jalan
kolektor primer dan kolektor sekunder.
KAWASAN PENDIDIKAN
Rencana arahan pemenuhan kebutuhan fasilitas pendidikan
mempertimbangkan hal-hal sebagi berikut :
1. Tingkat tingkat kepadatan/kerapatan bangunan yang sudah
cukup tinggi (sulitnya ketersedian lahan).
2. Fasilitas pendidikan tidak hanya berskala unit distrik tetapi
lebih luas lagi sampai skala regional.
maka rencana pengembangan ke depan adalah:
1. Mengoptimasikan fasilitas yang sudah ada.
2. Menambah dan atau meningkatkan kapasitas tampung &
layanan yang telah ada.
Pembangunan fasiltas pendidikan baru mulai dari tingkat
dasar sampai menengah dilakukan secara tersebar pada lokasi
fasilitas umum di sekitar kawasan perumahan yang sesuai dengan
tingkat dan lingkup pelayanannya. Pembangunan fasilitas
pendidikan baru dapat dilakukan secara vertikal dan horizontal
jika masih memungkinkan.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN
Perencanaan dan pengembangan kawasan SIER harus
memenuhi persyaratan teknis pelayanan umum sesuai dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.41/Prt/M/2007 terutama
dalam penyediaan perumahan murah untuk buruh pabrik.
Sedangkan untuk indusri kecil yang berkembang dalam kapling-
kapling yang relatif kecil dan menyatu dengan kawasan
permukiman perlu ada penanganan limbah yang dihasilkan
sehingga tidak mencemari lingkungan, antara lain dengan
mengupayakan unit pengelolaan limbah komunal/terpadu
maupun perorangan sebelum akhirnya di buang ke saluran
drainase.
KAWASAN TERBUKA HIJAU
Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar
minimal 30% yang terdiri dari 20% ruang terbuka hijau publik dan
10% terdiri dari ruang terbuka hijau privat. Untuk RTH publik
wilayah perencanaan diarahkan dalam bentuk kawasan lindung
dan ruang terbuka hijau (sarana olah raga, makam dan taman).
Rencana pengembangan RTH pada skala kota akan terdiri dari
20% RTH publik berupa pengembangan RTH jalur jalan, RTH
Taman Persimpangan Jalan, RTH Taman, Lapangan Olahraga Dan
Makam, Hutan Kota dan Kebun Bibit, RTH Pengaman SUTT,
Sungai, dan Buffer Zone.
2.2.2.2 Arahan Jaringan Transportasi
1. RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN
SISTEM JARINGAN PERGERAKAN
Pengembangan sistem pergerakan di wilayah perencanaan
direkomendasikan untuk direkayasa dengan pedekatan:
- Memelihara dan meningkatkan kapasitas tampung jalan yang
telah terbangun. Serta membangun jalan baru sesuai dengan
dimensi-klasifikasinya dalam sistem dan hirarki jaringan yang
utuh dan terpadu.
- Mengorganisasikan kembali sistem trayek dan memadukannya
dalam sistem angkutan perkotaan antar kota.
- Akses jalan utama secara langsung menuju kapling perumahan
perlu dibatasi, untuk itu perlu diciptakan struktur dan hirarki
jalan (fungsi) yang baik.
- Pengembangan jaringan jalan baru mempertimbangkan
kondisi jaringan jalan yang ada, membentuk pola grid dan
terintegrasi dengan rencana jaringan jalan yang akan
dikembangkan oleh pemerintah.
POLA JARINGAN JALAN
Pengembangan pola jaringan jalan dilakukan dengan optimalisasi
jaringan jalan yang ada dan pembangunan jalan baru. Dalam hal ini
perkembangannya akan mengarah kepada pembentukan jalan
tembus baru dan pelebaran jalan-jalan utama. Pembentukan jalan
baru ini difungsikan sebagai pendukung jalan utama yang nantinya
akan memperkuat sirkulasi pergerakan masyarakat dalam
beraktivitas pada wilayah perencanaan sehingga perencanaan pola
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
jaringan jalan akan berupa alternatif yang menghubungkan antar
kawasan.
Terkait dengan jalan lingkungan, sebagai pendukung jalan
tersebut akan dikembangkan dengan pola yang sama seperti
sebelumnya berupa jalan berpola grid. Hal ini memudahkan bagi
masyarakat dalam berinteraksi dengan lingkungan serta
memudahkan pemerintah dalam menngembangkan pola jaringan
jalan pada Kelurahan Kali Rungkut mengingat jaringan jalan di
Surabaya direncanakan berpola grid.
HIRARKI JALAN
Rencana pola jaringan jalan ini pada prinsipnya dalah
menghubungkan setiap pusat – pusat kegiatan sehingga dapat
mendukung pengembangan kawasan. Berdasarkan kondisi eksisting
pada Kali rungkut sudah terbentuk sebuah struktur jaringan jalan
abik arteri maupun kolektor sekunder yang berpola grid.
Pengembangan pola jaringan jalan dilakukan dengan optimalisasi
jaringan jalan yang ada dan pembangunan jalan baru. Dalam hal ini
perkembangannya akan mengarah kepada pembentukan jalan
tembus baru dan pelebaran jalan – jalan utama. Pembentukan jalan
baru ini difungsikan sebagai pendukung jalan utama yang nantinya
akan memperkuat sirkulasi pergerakan masyarakat dalam
beraktivitas pada wilayah perencanaan sehingga perencanaan pola
jaringan jalan akan berupa alternatif yang menghubngkan antar
kawasan selain pembangunan jalan utama.
DIMENSI JALAN
Optimalisasi jalan yang perlu dilakukan pada Kelurahan Kali
Rungkut ini adalah rencana perbaikan atau rehabilitasi jalan pada
wilayah perencanaan dilakukan dengan tujuan agar sirkulasi lalu
lintas dapat berjalan dengan lancar dan mengurangi kemungkinan
terjadinya kecelakaan yang diakibatkan oleh kondisi jalan yang buruk
(misalnya: berlubang, bergelombang, licin oleh lelehan aspal dan
sebagainya). Kondisi jalan dalam wilayah perencanaan secara umum
sudah baik, tetapi maksud dari perbaikan jalan disini, tidak semata-
mata diarahkan pada kondisi yang ada sekarang,tetapi juga
diarahkan pada kondisi jalan di masa yang akan datang (dengan
perawatan yang intensif). Perbaikan jalan dilakukan pada jalan Raya
Rungktu Menanggal, Jl Raya Rungktu Kidul – Jl. Raya Rungkut Lor, Jl
Raya Kali Rungkut.
FASILITAS PEJALAN KAKI
Seiring dengan meningkatnya perkembangan pada wilayah
perencanaan, diperlukan adanya pemisahan yang jelas atara sirkulasi
kendaraan bermotor dengan pejalan kaki. Untuk itu diperlukan
penyediaan fasilitas pejalan kaki yang memadai terutama di kawasan
perdagangan dan jasa di wilayah Kali Rungkut.
Adapun pengembangan fasilitas pejalan kaki di wilayah perencanaan
meliputi:
1. Peningkatan keselamatan pejalan kaki, yang dapat diwujudkan
melalui langkah-langkah:
- Menciptakan penyeberangan pada setiap persimpangan jalan-
jalan utama.
- Mengembangkan jalur pedestrian yang representatif bagi
pejalan kaki, baik dari kapasitas maupun kualitas kenyamanan.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
- Sistem jalur pedestrian harus terhubung dengan simpul-simpul
transportasi umum, fasilitas publik, rekreasi, taman/RTH, dan
kegiatan lain yang memiliki skala pejalan kaki.
2. Pengembangan jalur pedestrian merupakan bagian dari
Kebutuhan pengembangan sistem transportasi.
3. Untuk menciptakan kualitas fungsional pedestrian, memerlukan
pembangunan ramburambu, penanaman vegetasi peneduh, yang
menyatu dengan arsitektural bangunan yang ada di sepanjang
koridor tersebut.
2. PRASARANA TRANSPORTASI
Jaringan jalan pada wilayah perencanaan supaya berfungsi
optimal, maka diperlukan beberapa fasilitas penunjang antara lain :
BAHU JALAN
Fasilitas bahu jalan di jalan-jalan pada wilayah perencanaan
sebagian besar telah ada, tetapi fungsi bahu jalan kebanyakan
telah berubah menjadi tempat parkir. Untuk menjaga fungsi bahu
jalan sebagai pendukung stabilitas jalan, memberi rasa aman bagi
para pengemudi, sebagai tempat kelengkapan jalan serta tempat
parkir sementara bagi kendaraan yang mengalami kerusakan atau
tempat berhenti sementara untuk angkutan umum, maka perlu
diberi rambu-rambu jalan pada tempat-tempat tertentu. Parkir
tepi jalan (bahu jalan) yang menggunakan bahu jalan disarankan
tidak dilakukan pada jalan arteri dan kolektor primer.
MARKA JALAN
Marka jalan pada wilayah perencanaan kebanyakan sudah ada
namun beberapa segmen jalan sudah mulai pudar sehingga
terkesan tidak ada, maka perlu diperbaharui atau peningkatan.
RAMBU – RAMBU LALU LINTAS
Rambu-rambu lalu-lintas pada wilayah perencanaan masih perlu
peningkatan dan juga perlu diperhatikan dalam hal
penempatannya, sehingga diharapkan penempatan rambu lalu-
lintas tersebut berdampak positif terhadap kelancaran arus lalu-
lintas.
SALURAN SAMPING (TEPI)
Saluran samping yang kebanyakan tidak berfungsi karena banyak
yang rusak perlu segera diadakan pembenahan dan distrukturkan
dengan saluran drainase yang ada. Penempatan saluran samping
jalan dapat diletakkan di luar trotoar atau di bawah trotoar.
Peletakan saluran samping jalan di bawah trotoar dapat dilakukan
apabila harga tanah di kawasan tersebut telah melampaui harga
konstruksi penutup saluran. Sistem ini perlu ditunjang dengan
bak-bak kontrol yang cukup agar memudahkan pemeliharaan dari
saluran samping jalan ini. Sebaliknya apabila pertimbangan harga
konstruksi lebih murah atau alasan pengembangan dikemudian
hari lebih diutamakan, maka pengadaan saluran di luar trotoar
akan lebih menguntungkan.
LAMPU PENERANGAN
Lampu penerangan jalan pada wilayah perencanaan secara umum
kurang memadai dengan demikian beberapa ruas jalan masih
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
perlu penambahan. Secara tidak langsung lampu penerangan ini
juga berfungsi untuk mencegah kerawanan sosial (tindak
kejahatan).
HALTE
Halte bus perlu ditempat di sepanjang jalur angkutan umum.
Jarak antar halte yang satu dengan yang lainnya minimal 500 m.
Halte ini juga dapat sebagai titik padu antar moda dan pergantian
angkutan umum. Penataan halte tidak terpisahkan dari penataan
sirkulasi, jalan, pedestrian, parkir, jembatan penyeberangan dan
ruang terbuka. Halte harus di tempatkan terutama pada simpul –
simpul kegiatan, lokasi strategis, dan mudah dicapai pejalan kaki.
Penempatan halte harus tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.
3. PARKIR
Penataan sistem pengaturan parkir dilakukan sehubungan
dengan pengembangan jaringan jalan dalam wilayah perencanaan.
Sistem parkir yang diusulkan pada wilayah perencanaan adalah parkir
tepi jalan, parkir halaman dan taman parkir. Parkir on street diusulkan
hanya disediakan pada jalan-jalan yang berskala lokal saja, agar tidak
mengganggu arus lalu lintas. parkir tepi jalan perlu dibatasi melalui :
- Pengaturan cara parkir, yaitu dengan parkir paralel jalan,
membentuk sudut miring terhadap jalan, atau tegak lurus jalan.
- Pengaturan waktu parkir, yang menunjukkan rentang waktu
kapan kendaraan diijinkan atau tidak diijinkan untuk parkir di tepi
jalan tersebut. Parkir off street diusulkan agar disediakan pada
bagian wilayah perencanaan yang memiliki kapling dengan luas
lebih dari 2.500 m2, terutama untuk perdagangan-jasa.
2.2.2.3 Arahan Fasilitas
FASILITAS PENDIDIKAN
Salah satu aspek yang diperlukan dalam peningkatan sumber
daya manusia (SDM) adalah penyediaan fasilitas pendidikan formal
dari jenjang terendah sampai pada jenjang tertinggi. Selain itu, juga
perlu dikembangkan fasilitas pendidikan keterampilan atau sekolah
kejuruan dari tingkatan Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi.
Rencana pengembangan fasilitas pendidikan dengan jenjang SD
hingga SLTA direncanakan terdistribusi di seluruh wilayah
perencanaan. Prakiraan kebutuhan fasilitas pendidikan pada
kawasan perencanaan didasarkan pada proyeksi jumlah penduduk.
Rencana pengembangan fasilitas pendidikan pada wilayah
perencanaan adalah sebagai berikut :
- Fasilitas pendidikan yang ada pada wilayah perencanaan tetap
dipertahankan dan lebih ditingkatkan kualitas prasarana dan
sarana yang telah ada.
- Pembangunan dan pemerataan sebaran fasiltas pendidikan baru
mulai dari tingkat dasar sampai menengah dilakukan secara
tersebar pada lokasi fasilitas umum di sekitar kawasan
perumahan yang sesuai dengan tingkat dan lingkup
pelayanannya.
- Sampai tahun rencana (2030) masih belum dibutuhkan
penambahan jumlah perguruan tinggi dalam arti sebuah
perguruan tinggi yang ada di prediksi telah mencukupi hanya
perlu peningkatan kualitas secara fisik dan non fisik agar
meningkatkan kinerja aktivitas dan efisiensi kegiatan pendidikan
tinggi dari perguruan tinggi yang ada.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
FASILITAS KESEHATAN
Diperlukan penambahan fasilitas kesehatan di Kelurahan Kali
yang menganggu kelangsungan kegiatan kota, terutama dari lalu
lintas di kawasan kota.
Mendukung pelaksanaan kontruksi bangunan drainase untuk
mengatasi permasalahan di daerah yang sudah terbangun untuk
diselesaikan terlebih dahulu.
Mengajak partisipasi para developer yang ditingkatkan dalam
mengantisipasi permasalahan drainase kota dengan tidak hanya
menyesuaikan infrastuktur drainase yang terletak di dalam
kawasan yang dikembangkan saja, tetapi juga
mempertimbangkan koneksitas saluran di kawasannya dengan
sistem kota.
2.4 RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA UP.
DHARMAHUSADA (2006)
2.4.1 Garis Besar Pemanfaatan Ruang
Penggunaan lahan pada wilayah perencanaan dimanfaatkan
sebagai area fasilitas umum terutama untuk fasilitas pelayanan
kesehatan. Disamping pelayanan kesehatan, terdapat juga pemanfaatan
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
lahan untuk area perumahan baik formal maupun formal, area
perdagangan dan jasa, fasilitas umum pemerintahan, dan ruang terbuka
hijau.
Persentase pemanfaatan lahan di UP. Dharmahusada adalah
sebagai berikut :
1. Permukiman : 1.285,538 ha (72,44 %)
2. Kawasan Militer : 0,071 ha (0,004 %)
3. Fasilitas Umum : 131,827 ha (7,428 %)
4. Makam : 11,567 ha (0,652 %)
5. Fasilitas Perdagangan dan jasa : 90,051 ha (5,074 %)
6. Industri dan Pergudangan : 68,507 ha (3,860%)
A. Tata bangunan & Permukiman
Kerapatan bangunan di wilayah perencanaan sangat bervariasi
dengan diklasifikasikan sebagai berikut 0-10%, 50%, 70%, 75%
dan 90-100%. Kerapatan bangunan perumahan formal relative
cukup tertib dan baik, sementara di perumahan informal
kondisinya sangat tidak memenuhi syarat keamanan –
keselamatan serta kesehatan umum.
Kondisi bangunan pada wilayah perencanaan dikategorikan
dalam konstruksi permanen, semi permanen, non permanen
dan campuran dari keduanya atau ketiganya. Pada umumnya
kondisi bangunan di wilayah perencanaan dapat dikategorikan
sebagai konstruksi permanen. Kategori semi permanen berupa
warung-warung kecil di tepi jalan sedangkan untuk non
permanen berupa bangunan tempat usaha PKL yang banyak
menempati jalan-jalan arteri – kolektor yang menjadi lintasan
public dan di sekitar terminal Bratang.
Kemunduran Bangunan antara bangunan dengan
sungai/saluran, dan sejenisnya kurang memenuhi persyaratan.
Dan kemunduran antara bangunan dengan jalan sangat
beragam, secara umum masih sangat kurang memadai terutama
di kawasan perumahan informal.
B. Sistem Transportasi
Pola Jaringan jalan pada wilayah perencanaan cenderung
membentuk pola linier dengan kombinasi grid di dalamnya. Sedangkan
pola pergerakan orang di kawasan perbatasan beragam mulai dari pola
pergerakan ke tempat kerja, pendidikan, perbelanjaan, dan pelayanan
social. Pada pola pergerakan barang terjadi overlapping dengan pola
pergerakan orang. Pada kawasan perencanaan juga dilewati angkatan
umum yaitu bis kota dan lyn (angkutan kota). Jaringan jalan pada
kawasan perencanaan supaya berfungsi optimal maka diperlukan
beberapa fasilitas penunjang antara lain seperti : trotoar jalan, bahu jalan,
marka jalan, tempat parker, rambu-rambu lalu lintas, saluran samping,
lampu penerangan, median jalan, halte, dan terminal/sub-terminal.
C. Fasilitas Perkotaan
Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang ada pada wilayah perencanaan
meliputi, pendidikan setingkat dasar sampai dengan universitas.
Tercatat jumlah fasilitas pendidikan di kawasan perencanaan
sebanyak 117 buah.
Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan pada wilayah perencanaan meliputi :
puskesmas, poliklinik, rumah sakit bersalin dan apotik. Jumlah
fasilitas kesehatan di wilayah perencanaan sebanyak 40 buah.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Fasilitas Peribadatan
Penduduk pada wilayah perencanaan memeluk agama : Islam,
Katolik, Kristen, Hindu, Budha. Fasilitas peribadatan di wilayah
perencanaan berjumlah 126 buah.
Fasilitas Perdagangan dan jasa
Fasilitas perdagangan dan jasa komerisal yang ada pada wilayah
perencanaan berupa pedagan kecil dalam bentuk took, kos,
warung, bengkel, toko mebel, toko bahan bangunan dan lain-
lain. Pedagang kaki lima banyak mengokupasi beberapa trotoar,
jalur hijau dan bahu jalan. Sedangkan pasar sebagai tempat
memenuhi kehidupan sehari-hari masih terasa kurang
pengelolaan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Fasilitas Pemerintahan dan Bangunan Umum
Fasilitas bangunan pemerintahan / bangunan umum yang ada
pada wilayah perencanaan berupa Kantor Kecamatan
(Tambaksari & Gubeng), Kelurahan dan fasilitas pendukung
sejenis.
Fasilitas Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau di wilayah perencanaan sebagian besar
berupa makam. Selain itu terdapat berupa tanah kosong,
lapangan olahraga (Gelora 10 Nopember), Lapangan kompleks
perumahan eks PJKA, kebun bibit, jalur hijau, sempadan sungai
dan taman.
Fasilitas Kebudayaan dan Rekreasi
Fasilitas kebudayaan dan rekreasi yang terdapat pada wilayah
perencanaan antara lain adalah : GOR 10 Nopember,
Gelanggang Remaja, Kebun Bibit samping kompleks RMI, Taman
Hiburan Remaja, Hi-Tech Mall.
D. Utilitas
Sebagian besar wilayah perencanaan mendapat pelayanan air bersih
dari PDAM yang dilayani instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Ngagel
melalui jaringan pipa berdiameter lebih besar dari 600mm dan lebih kecil
dari 600mm.
Fasilitas listrik di wilayah perencanaan secara umum telah dipenuhi,
kebutuhan ini disuplai dari pelayanan gardu induk (GI) Klampis, GI
Simpang dan GI Karang Empat.
Hampir semua areal terbangun pada wilayah perencanaan terlayani
jaringan telepon. Pelayanan telepon tidak hanya melalui sambungan
langsung ke rumah atau tempat usaha, tetapi juga melalui telepon umum
dan wartel yang dimaksudnkan agar dapat menjangkau masyarakat luas.
Pada wilayah perencanaan terdapat jaringan gas untuk melayani
kebutuhan kawasan permukiman yang dipasok dari Pagerungan Madura
melalui stasiun gas Porong. Selain itu, kebutuhan gas untuk rumah tangga
juga dipenuhi melalui pelayanan gas dengan system tabung (LPG).
Kondisi topografi UP Dharmahusada sangat datar, sehingga
membutuhkan waktu yang lama untuk mengalir ke saluran drainase
tersier/pinggir jalan. Sedangkan sistem drainase yang ada tidak berfungsi
sempurna karena masih banyaknya hambatan-hambatan yang
disebabkan oleh bottle neck di kawasan hilir (di luar) Wilayah
Perencanaan UP Dharmahusada. Kapasitas jaringan pinggir jalan pada
beberapa kawasan banjir tidak cukup, ditambah lagi sampah yang
menyumbat saluran dikarenakan kurangnya partisipasi masyarakat dalam
membuang sampah dan pemerintah yang kurang didalam menangani
persampahan Kota.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
2.5 KEBIJAKAN ATAU STUDI LAIN TERKAIT WILAYAH
PERENCANAAN
Secara garis besar substansi setiap perencanaan kota tentunya
membutuhkan suatu arahan-arahan dan pedoman pengembangan
(pembangunan) guna mendukung konsep perencanaan secara
keseluruhan. Demikian dengan Perencanaan RDTRK Kelurahan Mojo
Gubeng, juga berpedoman pada arahan-arahan pengembangan
(pembangunan) bagi kota Surabaya yang berkaitan dengan kawasan
perencanaan tersebut.
Arahan-arahan dan pedoman pengembangan (pembangunan), yaitu
meliputi :
Undang – undang Tata Ruang No. 26 Tahun 2007. Undang-undang ini
mengarahkan agar sebuah perencanaan penataan kawasan
perkotaan mempunyai tujuan untuk: meningkatkan fungsi kawasan
menjadi lebih optimal, serasi, selaras, dan seimbang dalam
pengembangan kehidupan manusia, meningkatkan kemakmuran
rakyat dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap
lingkungan alam, buatan dan sosial.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang dalam
garis besarnya memuat Gambaran Umum Kota, Tata Nilai, Visi dan
Misi Kota, Prakarsa – prakarsa Pembangunan Kota, Periode
Pembangunan, Arah Kebijakan dan Indikator Keberhasilan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM) Kota
Surabaya. RPJM Kota Surabaya 2006 – 2010 dimaksudkan sebagai
dokumen perencanaan pembangunan yang memberikan arah
kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah,
kebijakan umum, program pembangunan daerah serta sasaran-
sasaran strategis yang ingin dicapai selama 5 (lima) tahun ke depan.
Arahan dari ARSD (Artery Road System Development). Merupakan
arahan seputar transportasi di wilayah perencanaan. Secara garis
besar wilayah perencanaan Unit Pengembangan Dharmahusada
mempunyai Jalan Inner ring Road sebagai poros Utara-selatan
didukung dengan poros jalan MERR (Middle East Ring Road) pada sisi
timur wilayah perencanaan.
Tinjauan dari SDMP (Surabaya Drainage Masterplan). Pada SDMP
memuat arahan-arahan seputar saluran-saluran yang ada pada
wilayah perencanaan (RDTRK UP. Dharmahusada), serta prediksi
rencana ke depan.
2.6 POTENSI DAN PERMASALAHAN DITINJAU DARI KEBIJAKAN
2.6.1 PotensI
Kelurahan Kali Rungkut merupakan pusat pelayanan Unit Distrik (UD)
Rungkut yang memiliki kawasan industri dan perdagangan jasa di Jalan
Kali Rungkut. Kedua aspek ini sangat mempengaruhi perkembangan
pembangunan Kali Rungkut kedepannya jika dioptimalkan dengan baik.
2.6.2 Permasalahan
- Kecamatan Rungkut berada pada unit pengembangan I, yang mana
merupakan unit pengembangan transisi, yaitu unit pengembangan
yang memiliki karakteristik Pembangunan pada intensitas yang
tidak terlalu tinggi.
- Kawasan industri dan perdagangan jasa di Kali Rungkut belum
menjadi pusat kawasan, sehingga hal ini berpengaruh terhadap
pencitraan Kali Rungkut yang masih kurang dibanding daerah
lainnya di Surabaya.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Tabel 2.2 Kebijaksanaan dan Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya 2013 Pada Wilayah Perencanaan
NO KEBIJAKAN STRUKTUR WILAYAH STRUKTUR UTAMA KEGIATAN
SISTEM PUSAT PELAYANAN WILAYAH
ARAHAN UTILITAS ARAHAN KEPENDUDUKAN
ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
1. RTRW SURABAYA 2013
- Mengurangi beban jaringan pusat kota
- Meningkatkan akses timur – barat kota
- Memacu perkembangan wilayah barat
- Membuka akses juanda-kota surabaya
- Meningkatkan jalur angkatan umum
- Untuk wilayah Rungkut, fokus kegiatan utamanya terletak pada industri. Kawasan industri di Rungkut Industri tetap dipertahankan, kawasan industri baru diarahkan ke Barat dan Utara.
- Arahan untuk industri non kawasan tergantung pada masing-masing karakter jenis industrinya. Jenis industri yang menimbulkan polutan akan diarahkan ke Barat atau Utara Kota Surabaya, berdekatan dengan lokasi kawasan industri. Pengembangan kawasan industri di Surabaya Utara menyatu dengan pergudangan.
- Kecamatan Rungkut berada pada unit pengembangan I, yang mana merupakan unit pengembangan transisi, yaitu unit pengembangan yang memiliki karakteristik Pembangunan pada intensitas yang tidak terlalu tinggi. Dalam Unit Pengembangan I diarahkan untuk kegiatan permukiman, rekereasi, konservasui, dan industri dengan titik pertumbhunan perdagangan – jasa pada koridor Jl. Rungkut.
- - -
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
- Kecamatan Rungkut berada pada Unit Pengembangan I yang fungsi kegiatannya diarahkan untuk kegiatan permukiman, rekreasi, konservasi dan industri, dengan titik pertumbuhan perdagangan jasa pada koridor Jl. Rungkut.
2. RDTRK UP RUNGKUT 2010
- - - Rencana sistem pusat pelayanan Unit Distrik (UD) Rungkut berada di Kelurahan Kali Rungkut, pemusatan kegiatan ditempatkan di sekitar kawasan industri Jalan Raya Rungkut dengan fungsi kegiatan utama sebagai industri serta perdagangan jasa. UL. Kali Rungkut – Rungkut Kidul, pusat pelayanan di sekitar kampus Ubaya dengan fungsi pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa, permukiman, industri, fasilitas umum, dan RTH.
-
PENGELOLAAN AIR BERSIH Pada wilayah perencanaan suplai air bersih sudah mencukupi. Namun meski demikian perlu diantisipasi kebutuhan sambungan baru sampai tahun rencana (2030). Dengan pertimbangan tersebut maka kebijaksanaan dalam penyediaan air bersih pada kawasan perencanaan adalah : - Memasang jaringan distribusi baru untuk memenuhi kebutuhan air bersih pelanggan baru sejalan dengan perkembangan pada kawasan perencanaan. - Mengadakan perbaikan dan rehabilitasi jaringan lama agar mampu
Jumlah penduduk Kali Rungkut tahun 2011 sebanyak 23.206 jiwa. Dan proyeksi penduduk tahun 2030 sebesar 32.565 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk periode 2011 – 2030 adalah 1,79% pertahun. Pengendalian pertumbuhan penduduk dapat dilakukan dengan jalan sebagai berikut:
Menekan serendah mungkin migrasi penduduk yang masuk ke Kali Rungkut dengan koordinasi pembangunan, dengan meningkatkan perseabran sarana dan prasarana pelayanan
Dalam penjelasan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 pasal 36, disebutkan bahwa peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan sesuai dengan rencana rinci tata ruang. Peraturan zonasi berisi ketentuan yang harus, yang boleh, atau yang tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang yang dapat terdiri atas ketentuan tentang amplop ruang (koefisien dasar ruang hijau, koefisien dasar bangunan, koefisien lantai
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
menyalurkan air bersih sesuai dengan program pemerintah. Pola dan sistem jaringan distribusi air bersih di seluruh kawasan perencanaan pada umumnya dikembangkan dengan pola dan sistem tertutup khusus untuk konstruksi instalasi distribusi primer dan sekunder.
DRAINASE Rencana sistem drainase di Wilayah Perencanaan RDTRK UP. Rungkut berdasarkan pada : 4. Rencana Surabaya Drainage Master Plan 2018. 5. Kapasitas Eksisting dan Debit Banjir Rencana Saluran Drainase Di Wilayah Perencanaan RDTRK UP. Rungkut untuk saluran yang masih belum direncanakan oleh studi SDMP 2018. 6. Rencana Jalur Hijau sesuai dengan Peraturan Menteri PU No. 05 PRT/M/2008 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan disepanjang saluran pada kawasan jalur saluran drainase yang masih belum
umum.
Menekan angka kelahiran melalui program keluarga berencana.
bangunan, dan garis sempadan bangunan), penyediaan sarana dan prasarana, serta ketentuan lain yang dibutuhkan untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Ketentuan lain yang dibutuhkan, antara lain, adalah ketentuan pemanfaatan ruang yang terkait dengan pembangunan pemancar alat komunikasi, dan pembangunan jaringan listrik tegangan tinggi. Peraturan zonasi di Kota Surabaya diarahkan sebagai kelengkapan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan; Setiap rencana detail dijelaskan kegiatan yang harus ada, boleh dan tidak boleh ada pada setiap zona. Adapun ketentuan umum terkait peraturan zonasi adalah sebagai berikut: · Pada setiap rencana kawasan terbangun dengan fungsi: perumahan, perdagangan-jasa, industri,
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
terbangun saat ini. Rencana lebar garis sempadan sistem drainase di Wilayah Perencanaan RDTRK UP. Rungkut terdiri dari 2 (dua) yaitu lebar rencana saluran ditambah dengan lebar rencana jalur hijau/RTH (Ruang Terbuka Hijau) pada kawasan yang masih berupa tanah kosong pada saat ini sedangkan pada kawasan yang sudah terbangun hanya diterapkan rencana lebar saluran drainase saja, mengingat biaya dan kesulitan pembebasan tanah dan yang sangat tinggi. Rencana sistem drainase di Kali Rungkut yaitu peningkatan saluran Sudetan ke K. Kebon Agung selebar 10 meter.
AIR LIMBAH Berdasarkan sumbernya, limbah pada wilayah perencanaan dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu limbah domestik (rumah tangga) dan non domestik (industri). 3. Limbah Domestik (Rumah Tangga) Buangan limbah domestik
dan berbagai peruntukan lainnya, maka harus ditetapkan besaran dan/atau luasan ruang setiap zona dan fungsi utama zona tersebut; · Pada setiap kawasan perkotaan harus mengupayakan untuk mengefisienkan perubahan fungsi ruang untuk kawasan terbangun melalui arahan bangunan vertikal sesuai kondisi masing-masing kecamatan dengan tetap menjaga harmonisasi intensitas ruang yang ada; · Pada setiap lingkungan permukiman yang dikembangkan harus disediakan sarana dan prasarana lingkungan yang memadai sesuai kebutuhan masing-masing;
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
(rumah tangga) terdiri dari buangan yang berasal dari dapur, cuci, kamar mandi dan WC. Air buangan dari dapur dan kamar mandi, umumnya disalurkan melalui selokan rumah untuk selanjutkan dibuang menuju saluran pematusan. Buangan dari WC, dibuang ke septic tank yang kemudian diresapkan kedalam tanah melalui sumur resapan. Sistem pembuangan limbah seperti ini banyak digunakan oleh masyarakat pada wilayah perencanaan. Untuk masyarakat yang belum mempunyai WC sendiri pada umumnya menggunakan fasilitas MCK umum. 4. Limbah Non Domestik (Industri) Industri dan pergudangan diwilayah perencanaan mempunyai karakteristik : d. Pengembangan industri dan pergudangan di kembangkan secara individu tidak secara kolektif seperti yang ada di suatu kawasan industri (industrial estate). e. Tidak ada pengelompokan antar masing-masing industri yang sejenis.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
f. Masing-masing industri mempunyai karakteristik limbah yang berbeda-beda. 3. Limbah Domestik (Industri) Sistem pengolahan air limbah, PT. SIER (Persero) menggunakan system pengolahan secara fisika-biologis. Dalam hal ini tanpa menggunakan atau menambahkan bahan kimia. Pembuangan air limbah industri (waste water disposal) dialirkan melalui pipa dari pabrik ke saluran pipa bawah tanah yang dipasang sepanjang jalan di depan kavling pabrik yang terletak di Kawasan Industri Rungkut, volume limbah yang masuk IPAL PT. SIER 7000-8000 m
3/hari dari 350
industri. Pengelolahan fasi l itas yang dilakuakan oleh pabrik adalah pengelolahan yang terdapat di dalam kawasan pabrik itu sendir i , misalnya sa luran yang menghubungkan pembuangan l imbah di dalam pabrik dengan bak
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
control dan saluran air l imbah ke PT. IPAL SIER (Persero) dan saluran air hujan yang ada di lingkungan pabrik itu sendiri Lokasi Industri di Surabaya tersebar di wilayah Rungkut & Gunung Anyar, Suko Manunggal, Benowo, Kenjeran. Untuk saat ini dikawasan SIER (Surabaya Industri Estate Rungkut) telah terdapat sistem pengolahan limbah terpusat di mana masing-masing industri di kawasan tersebut membuang limbahnya secara kolektif melalui perpipaan untuk diolah di instalasi pengolahan limbah SIER. Mengingat jenis dan karakteristik limbah yang dihasilkan tiap-tiap industri berbeda-beda, pihak industri diwajibkan melakukan pengolahan pendahuluan (pre-treatment) sebelum limbah disalurkan dan diolah di IPAL.
3. SURABAYA DRAINAGE MASTER PLAN 2018
- - - - Mengalokasikan ruang (sempadan saluran) yang cukup sesuai rekomendasi kebutuhan lebar saluran, dengan tidak lupa mencadangkan sejumlah ruang
- -
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
untuk penghijauan kota di sisi sempadan saluran serta sedapat mungkin membatasi akses langsung saluran rumah/kapling ke saluran.
Mengendalikan percepatan pembukaan lahan baru di bagian up stream guna menghambat kemungkinan terjadinya tambahan limpasan air hujan.
Secara konsisten mencadangkan lahan untuk waduk-waduk baru di kawasan pembangunan baru maupun di daerah oloran sesuai dengan rekomendasi teknis SDMP.
Mendorong diprioritaskan mengatasi permasalahan drainase yang menganggu kelangsungan kegiatan kota, terutama dari lalu lintas di kawasan kota.
Mendukung pelaksanaan kontruksi bangunan drainase untuk mengatasi permasalahan di daerah yang sudah terbangun untuk diselesaikan terlebih dahulu.
Mengajak partisipasi para developer yang ditingkatkan dalam mengantisipasi permasalahan drainase kota dengan tidak
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I II-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
hanya menyesuaikan infrastuktur drainase yang terletak di dalam kawasan yang dikembangkan saja, tetapi juga mempertimbangkan koneksitas saluran di kawasannya dengan sistem kota.