6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikterus 2.1.1 Definisi Ikterus Ikterus adalah menguningnya sklera, kulit atau jaringan lain akibat penimbunan dalam tubuh atau akumulasi bilirubin dalam darah pada bayi baru lahir. Walaupun kuning pada bayi baru lahir merupakan keadaan yang relatif tidak berbahaya, tetapi pada usia inilah kadar bilirubin yang tinggi dapat menjadi toksin dan berbahaya terhadap sistem syaraf pusat. 4 Ikterus yang ditemukan pada bayi baru lahir dapat merupakan suatu gejala fisiologis (terdapat pada 25-50% neonatus cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada neonatus kurang bulan) atau dapat merupakan hal yang patologis. 5 2.1.2 Macam-Macam Ikterus
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikterus
2.1.1 Definisi Ikterus
Ikterus adalah menguningnya sklera, kulit atau jaringan lain akibat
penimbunan dalam tubuh atau akumulasi bilirubin dalam darah pada bayi baru
lahir. Walaupun kuning pada bayi baru lahir merupakan keadaan yang relatif tidak
berbahaya, tetapi pada usia inilah kadar bilirubin yang tinggi dapat menjadi toksin
dan berbahaya terhadap sistem syaraf pusat.4
Ikterus yang ditemukan pada bayi baru lahir dapat merupakan suatu gejala
fisiologis (terdapat pada 25-50% neonatus cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada
neonatus kurang bulan) atau dapat merupakan hal yang patologis.5
2.1.2 Macam-Macam Ikterus
Ikterus mempunyai 2 macam yaitu:5
1) Ikterus Fisiologis
Ikterus fisiologis adalah ikterus normal yang timbul pada hari kedua dan
ketiga serta tidak mempunyai dasar patologi atau potensi menjadi ‘kernikterus’
dan tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi.
Adapun tanda-tanda sebagai berikut :
1. Timbul pada hari kedua dan ketiga.
2. Kadar bilirubin indirek tidak melebihi 10mg% pada neonatus cukup bulan.
7
3. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5%/hari.
4. Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1mg%.
5. Ikterus menghilang pada 10 hari pertama.
6. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis.
2) Ikterus Patologis
Ikterus patologis adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah
mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus
bila tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan
patologis dan kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai yang disebut
hiperbilirubinemia.
Adapun tanda-tanda sebagai berikut:
1. Ikterus klinis terjadi pada 24 jam pertama kehidupan.
2. Kadar bilirubin serum melebihi 10mg% pada neonatus cukup bulan dan
melebihi 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan.
3. Terjadi peningkatan bilirubin > 5 mg% perhari atau lebih dalam 24 jam.
4. Ikterus menetap setelah 2 minggu pertama.
5. Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg%.
Gambar 2.1 Derajat Ikterus (Berdasarkan Kramer)1
8
2.1.3 Penyebab Ikterus Pada BBL
Kuning pada bayi baru lahir paling sering timbul karena fungsi hati masih
belum sempurna untuk membuang bilirubin dari aliran darah.
Kuning juga bisa terjadi karena beberapa kondisi klinis, diantaranya adalah:6
a. Ikterus fisiologis merupakan bentuk yang paling sering terjadi pada bayi
baru lahir. Jenis bilirubin yang menyebabkan pewarnaan kuning pada
ikterus disebut bilirubin tak terkonjugasi, merupakan jenis yang tidak
mudah dibuang dari tubuh bayi. Hati bayi akan mengubah bilirubin ini
menjadi bilirubin terkonjugasi yang lebih mudah dibuang oleh tubuh. Hati
bayi baru lahir masih belum matang sehingga masih belum mampu untuk
melakukan pengubahan ini dengan baik sehingga akan terjadi peningkatan
kadar bilirubin dalam darah yang ditandai sebagai pewarnaan kuning pada
kulit bayi. Bila kuning tersebut murni disebabkan oleh faktor ini maka
disebut sebagai ikterus fisiologis.
b. Breastfeeding jaundice, dapat terjadi pada bayi yang mendapat air susu ibu
(ASI) eksklusif terjadi akibat kekurangan ASI yang biasanya timbul pada
hari kedua atau ketiga pada waktu ASI belum banyak dan biasanya tidak
memerlukan pengobatan.
c. Ikterus ASI (breastmilk jaundice), berhubungan dengan pemberian ASI dari
seorang ibu tentu dan biasanya akan timbul pada bayi yang disusukannya
bergantung pada kemampuan bayi tersebut mengubah bilirubin indirek.
Jarang mengancam jiwa dan timbul setelah 4-7 hari pertama dan
berlangsung lebih lama dari ikterus fisiologis yaitu 3-12 minggu.
9
d. Ikterus pada bayi baru lahir akan terjadi pada kasus ketidak cocokan
golongan darah (inkompatibilitas ABO) dan rhesus (inkompatibilitas rhesus)
ibu dan janin. Tubuh ibu akan memproduksi antibody yang akan menyerang
sel darah merah janin sehingga akan menyebabkan pecahnya sel darah
merah sehingga akan meningkatkan pelepasan bilirubin dari sel darah
merah.
e. Lebam pada kulit kepala bayi yang disebut dengan sefalthematom dapat
timbul dalam proses persalinan. Lebam terjadi karena penumpukkan darah
beku dibawah kulit kepala. Secara alamiah tubuh akan menghancurkan
bekuan ini sehingga bilirubin juga akan keluar yang mungkin saja terlalu
banyak untuk dapat ditangani oleh hati sehingga timbul kuning.
2.1.4 Faktor Resiko Terjadinya Ikterus
Faktor resiko terjadinya ikterus pada bayi baru lahir yaitu:7
1) Resiko Obsterik:
a. Bayi prematur
b. Infeksi kehamilan
c. PEB
d. Ibu yang menderita diabetes militus (DM) dapat mengakibatkan bayi
menjadi kuning.
2) Penyakit Autoimun darah:
a. Rh incompatibility
b. Syndrom duffy
10
c. ABO incompatibility
3) Penyakit Kelainan Darah:
a. Eliptosit
b. Stomatosit
c. Sickle cell anemia
d. Thalasemia
4) Infeksi:
a. Bakteri
b. Parvovirus
c. TORCH
d. Sifilis
e. Malaria
5) Defek Enzim Kongenital:
a. UGT-1
b. Defesiensi G6PD
c. Piruvat Kinase
d. Hexokinase
e. Glukosa Phosfat
6) Penyakit Metabolik:
a. Hipoksia
b. Hipoalbumin
7) Kelainan Kongenital:
11
a. Hepatomilier
8) Gangguan Keseimbangan Cairan:
a. Dehidrasi
b. Asidosis
9) ASI
2.1.5 Gejala dan Tanda Klinis
Gejala utamanya adalah kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa. Di
samping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala :8
1. Dehidrasi
Asupan kalori tidak adekuat. Misalnya kurang minum, muntah-muntah.
2. Trauma lahir.
Bruising, sefalhemathom (perdarahan kepala), perdarahan tertutup lainnya
3. Letargik dan gejala sepsis lainnya.
4. Petekiae (bintik merah di kulit) sering dikaitkan dengan infeksi kongenital,
sepsis atau eritroblastosis.
5. Pucat
Sering berkaitan dengan anemia hemolitik, misalnya ketidakcocokkan
golongan darah ABO, rhesus, kehilangan darah ekstravaskular.
6. Pletorik (penumpukan darah)
Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan memotong tali pusat,
bayi KMK.
7. Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa).
12
8. Feses dempul disertai urin coklat
Pikirkan ke arah ikterus obstruktif.
2.2 Ikterus Fisiologis
2.2.1 Definis Ikterus Fisiologis
Ikterus fisiologis adalah warna kuning yang terjadi pada kulit bayi yang
timbul pada hari ke 2-3 setelah bayi lahir, yang tidak mempunyai dasar patologis
dan akan menghilang dengan sendirinya pada hari ke 10. Pada ikterus fisiologis,
sebagian besar bilirubin merupakan bilirubin tak terkonjugasi dan bayi dalam
keadaan umum yang baik. Keadaan ini bervariasi antara satu bayi dengan bayi
lainnya.9
Umumnya terjadi pada bayi baru lahir, kadar bilirubin tak terkonjugasi pada
minggu pertama >2mg/dL. Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula
kadar bilirubin akan mencapai puncaknya sekitar 6-8mg/dL pada hari ketiga
kehidupan dan kemudian akan menurun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan
penurunan yang lambat sebesar 1mg/dL selama 1-2 minggu.2
Gambar 2.2. Ikterus Fisiologis (kulit,dan sklera bayi tampak kuning) 1
13
Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin puncak akan
mencapai kadar yang lebih tinggi (7-14 mg/dL) dan penurunan terjadi lebih
lambat. Bisa terjadi dalam waktu 2-4 minggu, bahkan dapat mencapai waktu 6
minggu.2 Sehingga Bayi yang diberikan ASI memiliki kadar bilirubin serum yang
lebih tinggi dibandingkan bayi yang diberikan susu formula. Pada bayi kurang
bulan yang mendapat susu formula juga akan mengalami peningkatan dengan
puncak yang lebih tinggi dan lebih lama,Kadar normal bilirubin tali pusat kurang
dari 2mg/dL dan berkisar dari 1,4-1,9mg/dL.6
2.2.2 Patofisiologi Ikterus Fisiologis
Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh faktor tunggal, tapi konjungasi dari
berbagai faktor yang berhubungan dengan maturitas fisiologi bayi baru lahir.8
Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi pada bayi
baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan kesediaan bilirubin dan
penurunan clearance bilirubin. Pada bayi yang diberi minum lebih awal atau
diberi makan lebih sering dan bayi dengan aspirasi mekoneum atau pengeluaran
mekoneum lebih awal cenderung mempunyai insiden yang rendah untuk
terjadinya ikterus fisiologis.8
Pada bayi yang diberi minum susu formula cenderung mengeluarkan
bilirubin lebih banyak, pada mekoneum selama 3 hari pertama 3 hari kehidupan
dibandingkan dengan yang mendapat ASI.8 Bayi yang mendapat ASI, kadar
bilirubin cenderung lebih rendah pada yang defekasinya lebih sering. Bayi yang
terlambat mengeluarkan mekoneum lebih sering terjadi ikterus fisiologis.5
Hemoglobin
14
Gambar 2.3. Patofisiologi Ikterik (Patofisiologi terjadinya perubahan warna pada kulit )7
Globin Heme
Biliverdin Fe+
Peningkatan destruksi eritrosit (gangguan konjugasi bilirubin/ gangguan transport bilirubin peningkatan siklus entero hepatik) Hb dan eritrosit
abnormal
Pemecahan bilirubin berlebih/ bilirubin yang tidak berikatan dengan albumin meningkat
Suplay bilirubin melebihi kemampuan hepar
Hepar tidak mampu melakukan konjugasi
Sebagian masuk kembali ke siklus enterohepatik
Peningkatan bilirubin tidak terkonjugasi dalam darah
Ikterus pada sklera, leher dan badan,peningkatan bilirubin indicert >12mg/dlGangguan
integritas kulit
Indkasi Fototerapi Sinar dengan intensitas tinggi
15
Sebagian besar neonatus mengalami peningkatan kadar bilirubin indirek
pada hari pertama kehidupan. Hal ini terjadi karena terdapatnya proses fisiologik
tertentu pada neonatus. Proses tersebut antara lain karena tingginya kadar eritrosit
neonatus, dan belum matangnya fungsi hepar.
Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi apabila terdapat
peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia, dan memendeknya umur eritrosit
bayi/janin, atau terdapatnya peningkatan sirkulasi enterohepatik. Keadaan lain
yang dapat memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila ditemukan