BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Investasi, Saham, Diversifikasi dan Portofolio Investasi, saham, diversifikasi dan portofolio dalam adalah beberapa teori dasar yang perlu diketahui oleh seorang investor, sebagai modal awal mereka untuk terjun dan berkecimpung ke dalam dunia investasi saham atau portofolio. Investasi, saham, diversifikasi dan portofolio merupakan istilah yang tidak asing lagi bagi mereka yang telah lama berkecimpung di dalamnya. Bagi mereka-mereka yang ingin memulai berinvestasi, sudah menjadi keputusan mutlak untuk mengetahui sedikit tentang teori dasar tersebut. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman dan memudahkan para investor baru untuk bertansaksi. Adapun penjelasan lebih terperinci dari beberapa judul di atas akan dijelaskan dan dijabarkan pada sub judul di bawah ini: 2.1.1 Investasi Menurut Erduardus (2001:3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Menurut Husnan (1998:3) investasi adalah setiap pengguna dana dengan maksud memperoleh penghasilan. Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto, 2000:5). Sedangkan menurut Halim investasi (2003:2) adalah penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang Universitas Sumatera Utara
25
Embed
BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Investasi, Saham, Diversifikasi ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23535/3/Chapter II.pdf · TINJAUAN TEORI . 2.1 Investasi, Saham, Diversifikasi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Investasi, Saham, Diversifikasi dan Portofolio
Investasi, saham, diversifikasi dan portofolio dalam adalah beberapa teori dasar yang
perlu diketahui oleh seorang investor, sebagai modal awal mereka untuk terjun dan
berkecimpung ke dalam dunia investasi saham atau portofolio. Investasi, saham,
diversifikasi dan portofolio merupakan istilah yang tidak asing lagi bagi mereka yang
telah lama berkecimpung di dalamnya. Bagi mereka-mereka yang ingin memulai
berinvestasi, sudah menjadi keputusan mutlak untuk mengetahui sedikit tentang teori
dasar tersebut. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman dan memudahkan
para investor baru untuk bertansaksi. Adapun penjelasan lebih terperinci dari beberapa
judul di atas akan dijelaskan dan dijabarkan pada sub judul di bawah ini:
2.1.1 Investasi
Menurut Erduardus (2001:3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau
sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh
sejumlah keuntungan di masa datang. Menurut Husnan (1998:3) investasi adalah
setiap pengguna dana dengan maksud memperoleh penghasilan. Investasi adalah
penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama
periode waktu yang tertentu (Jogiyanto, 2000:5). Sedangkan menurut Halim investasi
(2003:2) adalah penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang
Universitas Sumatera Utara
Istilah dari investasi itu sendiri berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.
Aktivitas investasi yang umum dilakukan adalah menginvestasikan sejumlah dana
pada aset riil seperti tanah, emas, mesin dan bangunan maupun aset-aset finansial
seperti deposito, saham ataupun obligasi. Pihak-pihak yang melakukan kegitan
investasi tersebut disebut investor.
Menurut Erduardus (2001:4) pada umumnya investor digolongkan menjadi
dua, yaitu investor individual yang terdiri dari individu-individu yang melakukan
aktivitas investasi dan investor institusional yang biasanya terdiri dari perusahaan-
perusahaan asuransi, lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan-pinjam),
lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi.
Dasar keputusan dari investor untuk melakukan investasi adalah tingkat
return yang diharapkan, tingkat risiko yang diterima dan hubungan antara return dan
risiko. Alasan utama seseorang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan dan
dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut return.
Sesuatu hal yang sangat wajar bila seorang investor menuntut tingkat return
yang maksimal dari investasi yang dilakukannya. Tetapi, ada hal penting yang harus
selalu dipertimbangkan oleh investor, hal itu adalah berapa besar risiko yang harus
ditanggung oleh seorang investor yang melakukan investasi. Umumnya semakin besar
risiko, maka semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Hubungan tingkat
risiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan yang bersifat searah atau
linier. Artinya, semakin besar risiko suatu aset, semakin besar pula return yang
diharapkan atas aset tersebut, dan demikian sebaliknya.
2.1.2 Saham
Pasar adalah sebuah tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Seperti halnya
pasar tradisional yang memperdagangkan aneka jenis barang kebutuhan seperti beras,
cabai, telur, gula, minyak goreng dan semua kebutuhan sehari-hari lainnya. Pasar
modal juga merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Bedanya adalah di
Universitas Sumatera Utara
pasar tradisional menjual segala jenis kebutuhan sehari-hari dan secara fisik terjadi
pertemuan atau transaksi langsung antara si penjual dan si pembeli, sedangkan di
pasar modal yang diperdagangkan berupa sertifikat kepemilikan status perusahaan.
Sertifikat-sertifikat itulah disebut dengan saham.
Menurut Habib (2008:105) Saham adalah surat bukti kepemilikan atas suatu
perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT). Menurut Gitosudarmo (1999:265)
Sekuritas atau efek adalah surat berharga yang dapat diperjual belikan di pasar modal
primer maupun sekunder. Sedangkan menurut Thian Hin (2001:13) Saham yaitu surat
berharga yang merupakan bukti kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu
perusahaan.
Bagi investor, harga saham dan pergerakannya merupakan faktor penting
dalam investasi di pasar modal. Harga saham dikatakan tidak wajar apabila harganya
ditetapkan terlalu tinggi (overprice) ataupun terlalu rendah (Underprice). Melalui
penilaian saham inilah para investor akan bisa memutuskan untuk menentukan strategi
invetasi melalui keputusan untuk membeli, menjual atau mempertahankan saham
tertentu.
2.1.3 Diversifikasi
Cara konvensional dalam upaya menurunkan risiko investasi adalah dengan
melakukan langkah diversifikasi. Cara ini sampai sekarang masih merupakan cara
yang paling favorit. Pepatah asing mengatakan, “ use investors do not put all their
eggs into just one basket “. Jangan pernah menaruh telur dalam satu keranjang,arti
dari kata-kata tersebut adalah seorang investor disarankan menempatkan aset-aset
yang dimiliki ke dalam berbagai instrumen investasi yang berbeda. Untuk
menjalankan diversifikasi, persoalan yang sering muncul adalah strategi apa yang
harus dilakukan dan bagaimana mengatur porsi penempatan dana investasi.
Strategi diversifikasi sangat dibutuhkan oleh para investor. Tetapi dalam
kenyataannya, sangat sulit menentukan probabilitas suatu kejadian karena
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan ekonomi yang berubah-ubah. Dengan melakukan diversifikasi, akan
banyak peluang keuntungan yang dapat diraih. Akan tetapi, saat kondisi pasar dalam
keadaan melemah atau dalam kondisi yang tidak baik, melakukan diversifikasi tidak
akan efektif dan tidak akan mendapatkan hasil yang optimal apabila tidak dilakukan
secara efektif. (Habib,2008:142)
2.1.4 Portofolio
Menurut Habib (2008:149) portofolio merupakan kumpulan suatu aset yang
jumlahnya lebih dari satu. Misal, seorang investor memiliki 5 atau 10 saham, maka
investor tersebut bisa disebut memegang suatu portofolio. Portofolio secara harfiah
memiliki sekumpulan surat-surat. Teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa pemilik
modal akan menginvestasikan uangnya kedalam berbagai jenis surat berharga dengan
tujuan mengurangi resiko.
Mengukur retrun atau risiko untuk sekuritas tunggal memang penting, tetapi
bagi manajer portofolio, retrun dan risiko seluruh sekuritas di dalam portofolio lebih
diperlukan. Perhitungan tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu portofolio
tidak lain merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan
masing-masing saham yang membentuk portofolio tersebut dinyatakan dalam rumus:
................................. (2.1)
di mana :
E(Rp) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio
E(Ri) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i
Xi = proporsi dana yang ditempatkan pada saham i ( i = 1, 2, 3,..., n )
Selain menghitung return portofolio seorang investor juga harus menghitung
risiko yang mungkin akan terjadi. Risiko merupakan kondisi dimana investor
menerima keuntungan lebih kecil dari yang diharapkan. Untuk mengukur risiko
sebagai akibat dari ketidakpastian yang muncul, investor harus memahami konsep
Universitas Sumatera Utara
distribusi probabilitas. Menurut Habib (2008:139) Distribusi probabilitas adalah
himpunan yang mungkin terjadi dengan probabilitas yang terjadi. Salah satu
pengukuran risiko adalah deviasi standar atau varian yang merupakan kuadrat dari
deviasi standar.
...............................(2.2)
di mana:
Ri = keuntungan yang terjadi
E(R) = keuntungan yang diharapkan
Xi = probabilitas kejadian
Diversifikasi portofolio dapat juga diartikan sebagai pembentukan portofolio
sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi risiko portofolio tanpa mengorbankan
pengembalian yang dihasilkan. Portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi
beberapa aktiva yang diinvestasi dan dipegang oleh pemodal, baik perorangan
maupun lembaga. Pembentukan portofolio berangkat dari usaha diversifikasi investasi
guna mengurangi risiko. Terbukti bahwa semakin banyak jenis efek yang
dikumpulkan dalam keranjang portofolio maka risiko kerugian saham yang satu dapat
dinetralisir oleh keuntungan yang diperoleh dari saham lain.
Menurut Sunaryah (2004:195) Tujuan dari pembentukan portofolio adalah:
1. Pada risiko tertentu berusaha mencapai keuntungan semaksimal mungkin.
2. Pada tingkat keuntungan tertentu berusaha mencapai risiko yang minimal.
Prinsip portofolio, selain untuk menghindari (minimalkan) risiko, juga untuk
memaksimalkan hasil, sebab tidak semua jenis investasi keuntungan akan meningkat
bila kita menambahkan modal. Jangan menggunakan seluruh uang anda miliki untuk
membeli satu jenis saham. Belilah berbagai saham untuk memaksimalkan hasil dan
meminimalkan risiko.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Analisis Teknikal
Pengambilan keputusan investor untuk melakukan investasi pada saham selalu
mempertimbangkan faktor perolehan dan risiko. Risiko diidentifikasikan dengan
fluktuasi atau ketidakpastian. Walaupun pertumbuhan dari perolehan diinginkan,
tetapi fluktuasi tajam yang memunculkan risiko tinggi selalu diupayakan ditekan.
Analisis saham dibutuhkan untuk menentukan kelas risiko dan perolehan
surat berharga sebagai dasar keputusan investasi. Analisis tersebut dilakukan dengan
dasar sejumlah informasi yang diterima investor atas suatu jenis saham tertentu.
Keputusan investasi akan berbeda apabila merupakan hasil analisis yang berbeda, dari
susunan informasi yang berbeda, selama dengan kondisi yang berbeda dengan
preferensi risiko yang relevan untuk berbagai investor. Ada dua jenis analisis saham,
salah satunya adalah analisis teknikal. Penjabaran lebih rinci tentang analisis teknikal
akan dijelaskan dan dijabarkan pada sub judul dibawah ini :
2.2.1 Pengertian Analisis Teknikal
Agar tidak keliru membuat keputusan, maka paling tidak seorang investor mengerti
patokan harga saham dan fluktuasi harga saham, apakah saham yang diinginkan layak
untuk dibeli. Analisis yang digunakan untuk memprediksi harga saham disebut
analisis teknikal. Menurut Habib (2008:165) Analisis teknikal ini memakai data runtut
waktu. Artinya, data itu berasal dari data harga saham atau volume yang dikumpulkan,
dicatat dan diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Menurut Stuart Frost
(dalam Fakhruddin dkk, 2001:21) Analisis teknikal adalah studi tentang gerak harga
yang juga mencangkup volume dan hal lain yang lebih luas.
Analisis teknikal tidak mencoba untuk menjelaskan mengapa harga bergerak
seperti yang akan terjadi. Tujuan dari analisis teknikal adalah memperhitungkan
supply dan demand dari sebuah saham sehingga dapat diprediksi. Analisis teknikal
berusaha untuk mendeteksi perilaku pasar yang dapat diidentifikasi karena pernah
Universitas Sumatera Utara
terjadi sebelumnya dan sesuai dengan indikator teknis yang digunakan utnuk
memprediksi harga yang akan datang.
2.2.2 Asumsi Dalam Analisis Teknikal
Data yang didapatkan diolah menggunakan formula tau indikator-indikator, dan
kemudian digunakan sebagai model pengambilan keputusan untuk memprediksi
tingkat harga mendatang dan pergerakannya. Menurut Murphy (dalam Habib
2008:166) dalam pendekatan analisis teknikal terdapat 3 landasan pokok, yaitu:
1. Harga merupakan puncak dari seluruh kekuatan pasar
Hal ini merupakan suatu kemungkinan yang melandasi analisa teknikal. Apabila
penawaran lebih tinggi dibandingkan permintaan, maka harga akan jatuh dan
apabila penawaran lebih rendah dibandingkan permintaan, maka harga akan
meningkat.
2. Harga akan bergerak dalam tren
Harga saham akan bergerak sesuai dengan keadaan pasar, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Apabila suatu harga saham telah bergerak baik naik
ataupun turun maka harga saham tersebut untuk selanjutnya akan mengikuti pola
sebelumnya sampai berita atau isu yang terbaru ada.
3. Pola pengulangan perilaku pasar
Adanya fenomena psikologi perilaku pasar yang berulang-ulang sejak zaman
dahulu hingga sekarang, yang tercermin pada pola harga saham, membuat para
pelaku pasar percaya bahwa gerakan harga saham mempunyai pola tertentu dan
akan berulang-ulang.
2.2.3 Klasifikasi Analisis Teknikal
Secara umum, analisis teknikal digolongkan ke dalam beberapa kelas yang dapat
diamati secara lengkap pada diagram Gambar 2.1 di bawah ini. Penggolongan analisis
teknikal pada 2 kelas utama dibedakan sebagai berikut (Fakruddin dkk, 2001:25) :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Klasifikasi Analisis Teknikal
Dari bagan di atas dapat diketahui bagian-bagian dari analisis teknikal itu
sendiri. Adapun penjelasan tiap-tiap bagian adalah sebagai berikut:
1. Analisis Teknikal Klasik
Pengguna analisis teknikal ini biasa disebut sebagai chartist. Penggunanya percaya
bahwa tren dan sinyal aksi pasar suatu saham dapat diperoleh berdasarkan bentuk dan
pola tertentu dari grafik harga saham. Bentuk lain dari analisis ini adalah penggunaan
garis-garis penganalisis yang diaplikasikan pada grafik harga menurut opini individual
masing-masing pengguna. Mengingat sifat-nya yang sangat subyektif, maka analisis
ini lebih banyak mengandung seni/art dari pada unsur ilmiahnya. Kelompok analis ini
dapat digolongkan ke dalam penganalisis garis gerak harga dan penganalisis pola
2. Analisis Teknikal Modern
Pengguna analisis ini biasa juga disebut sebagai technician. Penggunanya percaya
bah-wa tren dan sinyal aksi pasar suatu saham dapat diperoleh berdasarkan pola grafik
yang di-tentukan atau diindikasikan dari perhitungan kuantitatif, bukan interpretasi
subyektif terhadap suatu bentuk dan pola grafik. Mengingat sifatnya yang bersifat
kuantitatif, maka metode ini secara ilmiah bisa diuji kemampuan dan kinerjanya
dalam menghasilkan keuntungan bagi investor.
Analisis Teknikal Modern
Line Studies
Chart Pattern
Trend Following Indicator
Ocillator Indicator
Miscellaneous Indicator
Analisis Teknikal Klasik
Analisis Teknikal
Universitas Sumatera Utara
Dalam analisis teknikal modern istilah indikator sering ditemui, sebuah
indikator adalah sekumpulan (time series), data (data point) yang dihasilkan dari
penggunaan sebuah formula terhadap data harga suatu sekuritas. Data harga tersebut
dapat berupa kombinasi dari harga pembukaan (open), tertinggi (high), terendah (low),
atau penutupan (close) dalam sebuah rentang periode. Sebuah indicator menawarkan
sebuah perspektif yang berbeda-beda dari cara menganalisis sebuah pergerakan harga
saham. Berdasarkan kompleksitas dari formula yang digunakan, indikator dapat
menyajikan perspektif yang unik dalam menilai aksi pergerakan harga.
(http://elearning.gunadarma.ac.id,2010)
Kelebihan analisis teknikal adalah :
a. Analisis teknikal bisa diaplikasikan pada semua jenis surat berharga atau sekuritas
pada market manapun. Selama sekuritas tersebut memiliki data historis dengan
waktu yang beruntun dan bisa digambarkan grafik dari runtutan waktu tersebut,
maka sekuritas ter-sebut pasti bisa dianalisis dengan analisis teknikal.
b. Analisis teknikal dapat menentukan waktu beli dan jual saham.
c. Analisis teknikal dapat diterapkan untuk berbagai dimensi waktu, baik harian,
minggu-an, maupun untuk jangka waktu yang lebih panjang.
d. Analisis teknikal dapat memberikan return yang tinggi hanya denagn mempelajari
adanya suatu perubahan tertentu pada market sebelum bergerak menuju
keseimbangan baru.
Secara garis besar ada 3 jenis indikator yang merupakan bagian dari analisis
teknikal modern seperti pada bagan di atas yaitu:
a. Price Momentum Indicator (Oscillator) : Jenis indikator ini digunakan untuk
mengidentifikasi situasi oversold atau overbought. Momentum indikator juga
digunakan untuk melihat apakah suatu trend masih akan berlanjut atau semakin
melemah. Contoh indikator: Stochastic Oscillator, Relative Strength Index (RSI),
CommodityChannel Index (CCI)
b. Trend Following Indicator : Indikator ini digunakan untuk mengidentifikasi awal
dan akhir suatu trend atau kapan suatu trend akan berubah sehingga dapat
diketahui kapan waktu terbaik untuk membuka dan menutup posisi. Contoh