5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Berkaitan dengan Jaringan Berikut ini disertakan teori-teori yang berkaitan dengan jaringan komputer yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. 2.1.1 Definisi Jaringan Komputer Menurut Sofana (2011:4), Jaringan komputer (Computer Networks) adalah himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomous. Kata “autonomous” mengandung pengertian bahwa komputer tersebut memiliki kendali atas dirinya sendiri. Bukan merupakan bagian komputer lain, seperti sistem terminal yang biasa digunakan pada komputer mainframe. Komputer juga tidak mengendalikan komputer lain yang dapat mengakibatkan komputer lain restart, shutdown, merusak file dan sebagainya. Dua buah komputer dikatakan “interkoneksi” apabila keduanya bisa berbagi resources yang dimiliki, seperti saling bertukar data / informasi, berbagi printer, berbagi media penyimpanan (hard disk, floppy disk, CD ROM, flash disk, dan sebagainya). Data berupa teks, audio maupun video, mengalir melalui media jaringan (baik kabel atau nirkabel) sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer berukar file/data, menggunakan printer yang sama, menggunakan hardware / software yang terhubung dalam jaringan. Jadi, jaringan komputer dapat dikatakan sebagai kumpulan beberapa buah komputer yang terhubung satu sama lain dan dapat saling berbagi resources.
26
Embed
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Teori yang Berkaitan dengan Jaringanlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01358-IF Bab2001.pdfmembentuk lingkaran tertutup atau loop . ... Topologi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori yang Berkaitan dengan Jaringan
Berikut ini disertakan teori-teori yang berkaitan dengan jaringan
komputer yang digunakan dalam penulisan skripsi ini.
2.1.1 Definisi Jaringan Komputer
Menurut Sofana (2011:4), Jaringan komputer (Computer
Networks) adalah himpunan interkoneksi sejumlah komputer
autonomous. Kata “autonomous” mengandung pengertian bahwa
komputer tersebut memiliki kendali atas dirinya sendiri. Bukan
merupakan bagian komputer lain, seperti sistem terminal yang biasa
digunakan pada komputer mainframe. Komputer juga tidak
mengendalikan komputer lain yang dapat mengakibatkan komputer
lain restart, shutdown, merusak file dan sebagainya.
Dua buah komputer dikatakan “interkoneksi” apabila
keduanya bisa berbagi resources yang dimiliki, seperti saling bertukar
data / informasi, berbagi printer, berbagi media penyimpanan (hard
disk, floppy disk, CD ROM, flash disk, dan sebagainya).
Data berupa teks, audio maupun video, mengalir melalui
media jaringan (baik kabel atau nirkabel) sehingga memungkinkan
pengguna jaringan komputer berukar file/data, menggunakan printer
yang sama, menggunakan hardware / software yang terhubung dalam
jaringan.
Jadi, jaringan komputer dapat dikatakan sebagai kumpulan
beberapa buah komputer yang terhubung satu sama lain dan dapat
saling berbagi resources.
6
2.1.2 Topologi Jaringan
Topologi jaringan adalah susunan peletakan node pada suatu
jaringan dan bagaimana cara mengaksesnya. Topologi jaringan secara
garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : topologi
fisikal dan topologi logikal.
1. Topologi Fisikal
Topologi fisikal menyusun peletakan node pada jaringan. Contoh
dari topologi fisikal adalah :
a. Topologi Bus
Topologi Bus menggunakan sebuah kabel backbone dan
semua host terhubung secara langsung pada kabel tersebut.
Kelebihan :
Proses instalasi mudah, biaya instalasi murah, penambahan
node dapat dilakukan dengan mudah dan bekerja baik pada
network skala kecil.
Kelemahan :
Merupakan teknologi lama yang sudah out of date, jika kabel
putus atau rusak maka network lumpuh total, proses
troubleshooting cukup sukar dan manajemen pada network
skala besar tidak dapat dilakukan.
Gambar 2.1 Topologi Bus
(Sumber: McQuerry, 2008:15)
b. Topologi Ring
Topologi Ring menghubungkan host dengan host lainnya
membentuk lingkaran tertutup atau loop.
Kelebihan :
7
Tidak terjadinya collision atau tabrakan pengiriman data
seperti pada topologi Bus, karena hanya satu node dapat
mengirimkan data pada suatu saat.
Kelemahan :
Setiap node dalam jaringan akan selalu ikut serta mengelola
informasi yang dilewatkan dalam jaringan, sehingga bila
terdapat gangguan di suatu node maka seluruh jaringan akan
terganggu.
Gambar 2.2 Topologi Ring
(Sumber: McQuerry, 2008:17)
c. Topologi Star
Topologi Star menghubungkan semua komputer pada sentral
atau konsentrator. Biasanya konsentrator berupa perangkat
hub atau switch.
Kelebihan :
Proses instalasi mudah, biaya instalasi murah, penambahan
node dapat dilakukan dengan mudah, proses troubleshooting
mudah, jika salah satu kabel putus atau rusak maka network
masih dapat berfungsi, manajemen network terpusat dan
memudahkan untuk network skala besar.
Kelemahan :
8
Biaya instalasi cukup mahal dan jika hub atau switch rusak
maka network akan lumpuh total.
Gambar 2.3 Topologi Star
(Sumber: McQuerry, 2008:16)
d. Topologi Mesh atau Fully-Mesh
Topologi mesh menghubungkan setiap komputer secara
point-to-point, artinya semua komputer akan saling terhubung
satu-satu sehingga tidak dijumpai ada link yang terputus.
Topologi ini biasanya digunakan pada lokasi yang kritis,
seperti instalasi nuklir.
Kelebihan :
Sangat fault tolerant karena banyak link dengan setiap node.
Kelemahan :
Biaya instalasi cukup mahal, proses instalasi sukar, proses
manajemen sukar, proses troubleshooting sukar.
Gambar 2.4 Topologi Mesh
(Sumber: McQuerry, 2008:19)
9
Dari keempat topologi dasar diatas telah dikembangkan beberapa
topologi turunan, seperti :
e. Topologi Extended Star
Topologi Extended Star menggabungkan beberapa topologi
star menjadi satu kesatuan. Alat yang digunakan untuk
menghubungkan masing-masing topologi star adalah hub
atau switch.
Gambar 2.5 Topologi Extended Star
(Sumber: McQuerry, 2008:16)
f. Topologi Hierarchical
Hampir mirip dengan Extended Star. Perbedaannya terletak
pada alat penghubung masing-masing topologi star. Tidak
menggunakan hub atau switch namun menggunakan
komputer sebagai kendali traffic pada topologi ini. Biasanya
komputer sekaligus berfungsi sebagai router.
Kelebihan :
Topologi ini mudah dimanajemen karena adanya pusat node
dalam tingkatan masing – masing dan dapat menjangkau
jarak yang jauh dengan adanya sifat repeater yang dimiliki
hub.
Kekurangan :
Jika ada node yang rusak, maka node yang berada di
bawahnya akan susah untuk mengirim node yang jauh atau
tetangganya dan sering terjadinya collision.
10
Gambar 2.6 Topologi Hierarchical
(Sumber: Edwards and Bramante, 2009: 24)
2. Topologi Logikal
Topologi Logikal menentukan bagaimana cara para user (node)
mengakses untuk berkomunikasi melalui suatu jaringan ketika
akan mengirim data. Dua tipe topologi logikal yang paling
banyak digunakan adalah broadcast (Bus, Star, Mesh) dan
token passing (Ring).
2.1.3 OSI Layer
Menurut Sofana (2011:105-109), OSI (Open System
Interconnection) Reference Model atau model referensi OSI adalah
sebuah model untuk jaringan komputer yang dikembangkan oleh
International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada
tahun 1997. Model OSI ini disebut juga model OSI tujuh lapis atau
OSI seven layer yang mulai diperkenalkan pada tahun 1984.
Hingga saat ini, model OSI hanya merupakan “model ideal”
dan digunakan sebagai acuan untuk memudahkan mempelajari
bagaimana protokol jaringan berfungsi dan berinteraksi.
Berikut penjelasan tiap-tiap layer dari OSI layer :
11
a. Layer 7 : Application Layer
Berfungsi sebagai antarmuka (penghubung) aplikasi dengan
fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat
mengakses jaringan dan kemudian membuat pesan-pesan
kesalahan. Pada layer inilah sesungguhnya user “berinteraksi
dengan jaringan”.
Contoh protokol yang berada pada lapisan ini : FTP, telnet,
SMTP, HTTP, POP3, NFS.
b. Layer 6 : Presentation Layer
Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak
ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat
ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada pada level
ini adalah sejenis redirector software, seperti network shell
(semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote
Desktop Protocol (RDP)). Kompresi data dan enkripsi juga
ditangani oleh layer ini.
c. Layer 5 : Session Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dimulai,
dipelihara, dan diakhiri. Selain itu, di level ini juga dilakukan
resolusi nama. Beberapa protokol pada layer ini :
NETBIOS, protokol yang dikembangkan IBM, menyediakan
layanan untuk layer presentation dan layer application;
NETBEUI, (NETBIOS Extended User Interface), protokol
pengembangan dari NETBIOS, digunakan pada Microsoft
networking; ADSP (Apple Talk Data Stream Protocol); PAP
(Printer Access Protocol), protokol untuk printer Postscript pada
jaringan Apple Talk.
d. Layer 4 : Transport Layer
Berfungsi untuk memecah data menjadi paket-paket data serta
memberikan nomor urut setiap paket sehingga dapat disusun
kembali setelah diterima. Paket yang diterima dengan sukses akan
diberi tanda (acknowledgment). Sedangkan paket yang rusak atau
hilang di tengah jalan akan dikirim ulang.
12
Contoh protokol yang digunakan pada layer ini seperti : UDP,
TCP, SPX.
e. Layer 3 : Network Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat
header untuk paket-paket, dan melakukan routing melalui
internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
Pada layer ini juga dilakukan proses deteksi error dan transmisi
ulang paket-paket yang error.
Contoh protokol yang digunakan seperti : IP, IPX.
f. Layer 2 : Data Link Layer
Berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data
dikelompokkan menjadi format yang disebut frame. Pada level ini
terjadi error correction, flow control, pengalamatan perangkat
keras (MAC Address), dan menentukan bagaimana perangkat-
perangkat jaringan seperti bridge dan switch layer 2 beroperasi.
Menurut spesifikasi IEEE 802, layer ini dikelompokkan menjadi
dua, yaitu Logical Link Control (LLC) dan Media Access Control
(MAC).
Contoh protokol yang digunakan pada layer ini adalah : Ethernet
(802.2 & 802.3), Token Bus (802.4), Token Ring (802.5), Demand
Priority (802.12).
g. Layer 1 : Physical Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode
pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya
Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan, dan pengabelan.
Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaiman Network
Interface Card (NIC) berinteraksi dengan media wire atau
wireless. Layer physical berkaitan langsung dengan besaran fisik
seperti listrik, magnet, gelombang. Data biner dikodekan
berbentuk sinyal yang dapat ditransmisi melalui jaringan.
13
2.1.4 TCP/IP Layer
Menurut Sofana (2011:169-171), Transfer Control Protocol /
Internet Protocol atau biasa dikenal dengan TCP/IP adalah hasil riset
yang dikembangkan badan pertahanan Amerika Serikat yang awalnya
diberi nama ARPANET. Sama seperti arsitektur OSI, TCP/IP juga
menggunakan sistem layering. Jika arsitektur OSI dikenal dengan
seven layer OSI, karena memiliki tujuh layer arsitektur. Sedangkan
TCP/IP hanya mempunyai empat layer arsitektur, yaitu :
a. Layer 4 : Application layer
Menyediakan akses aplikasi ke jaringan TCP/IP. Layer ini
menangani high-level protocol, masalah representasi data, proses
encoding, dan dialog control yang memungkinkan terjadinya
komunikasi antar aplikasi jaringan.
Protokol-protokol yang bekerja pada layer ini antara lain : Telnet,
DHCP, DNS, HTTP, FTP, SMTP, SNMP, dan lain-lain.
b. Layer 3 : Transport Layer
Bertanggung jawab atas komunikasi antar dua buah node. Layer
ini menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke
tujuan data dengan cara membuat logical connection di antara
keduanya. Layer ini juga bertugas memecah data dan menyatukan
kembali data yang diterima dari Application layer ke dalam aliran
data yang sama antara sumber dan pengirim data. Ada dua cara