2-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam proses pengadaan bahan baku di sebuah perusahaan, perusahaan memerlukan suatu hubungan dengan vendor. Hubungan itu berupa proses pembelian dari satu atau beberapa vendor untuk satu atau beberapa bahan baku, yang nantinya akan digunakan oleh divisi yang membutuhkan. Pemilihan vendor bukan merupakan hal yang mudah, melainkan suatu hal yang kompleks. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan sebuah metode yang tepat untuk memilih vendor tersebut. Pemilihan vendor tersebut bertujuan agar perusahaan menemukan vendor yang tepat untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, sehingga dapat meminimasi resiko masalah kurangnya persediaan. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menentukan vendor yang tepat adalah metode Analytical Network Process (ANP). Metode ANP merupakan pengembangan dari metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. 2.1 Supply Chain Management (SCM) 2.1.1 Pengertian Supply Chain Management Menurut Pujawan (2010), Supply Chain Management adalah metode atau pendekatan integratif untuk mengelola aliran produk, informasi dan uang secara terintegrasi yang melibatkan pihak-pihak mulai dari hulu ke hilir yang terdiri dari supplier, pabrik, jaringan distribusi maupun jasa-jasa logistik. 2.1.2 Ruang Lingkup Supply Chain Management Menurut Siagian (2005), ruang lingkup supply chain management meliputi : 1. Rantai pasokan mencakup seluruh kegiatan arus dan transformasi barang, mulai dari bahan mentah sampai penyaluran ketangan konsumen termasuk aliran informasinya. Bahan baku dan aliran informasi adalah rangkaian dari rantai pasokan. 2. Rantai pasokan sebagai suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasa kepada para pelanggannya.
17
Embed
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA · Single supplier yang dimaksud disini adalah penyediaan bahan ... dan hasil yang lebih stabil. Struktur AHP merupakan suatu metode ... ANP memiliki tiga aksioma
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
2-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam proses pengadaan bahan baku di sebuah perusahaan, perusahaan
memerlukan suatu hubungan dengan vendor. Hubungan itu berupa proses
pembelian dari satu atau beberapa vendor untuk satu atau beberapa bahan baku,
yang nantinya akan digunakan oleh divisi yang membutuhkan.
Pemilihan vendor bukan merupakan hal yang mudah, melainkan suatu hal
yang kompleks. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan sebuah metode yang tepat
untuk memilih vendor tersebut. Pemilihan vendor tersebut bertujuan agar
perusahaan menemukan vendor yang tepat untuk memenuhi kebutuhan perusahaan,
sehingga dapat meminimasi resiko masalah kurangnya persediaan. Salah satu
metode yang dapat digunakan dalam menentukan vendor yang tepat adalah metode
Analytical Network Process (ANP). Metode ANP merupakan pengembangan dari
metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang dikembangkan oleh Thomas L.
Saaty.
2.1 Supply Chain Management (SCM)
2.1.1 Pengertian Supply Chain Management
Menurut Pujawan (2010), Supply Chain Management adalah metode atau
pendekatan integratif untuk mengelola aliran produk, informasi dan uang
secara terintegrasi yang melibatkan pihak-pihak mulai dari hulu ke hilir yang
terdiri dari supplier, pabrik, jaringan distribusi maupun jasa-jasa logistik.
2.1.2 Ruang Lingkup Supply Chain Management
Menurut Siagian (2005), ruang lingkup supply chain management meliputi :
1. Rantai pasokan mencakup seluruh kegiatan arus dan transformasi barang,
mulai dari bahan mentah sampai penyaluran ketangan konsumen termasuk
aliran informasinya. Bahan baku dan aliran informasi adalah rangkaian
dari rantai pasokan.
2. Rantai pasokan sebagai suatu sistem tempat organisasi menyalurkan
barang produksi dan jasa kepada para pelanggannya.
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2-2
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
Rantai pasokan harus saling mendukung antara organisasi yang
berhubungan. Hal tersebut bertujuan agar kegiatan pengadaan dan penyaluran
bahan baku produk akhir terintegrasi secara baik dan benar.
2.1.3 Fungsi Supply Chain Management
Secara fisik fungsi dari supply chain management adalah mengkonversikan
bahan baku menjadi produk jadi dan menghantarkannya ke pengguna akhir
(konsumen). Supply chain management juga berfungsi sebagai mediasi pasar,
yakni memastikan bahwa apa yang di supply oleh supply chain
mencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir (konsumen) tersebut.
2.1.4 Strategi Terhadap Supplier
Suatu perusahaan tentunya menginginkan strategi yang digunakan dapat
memberikan keuntungan yang maksimal. Untuk mendapatkan hasil maksimal
tersebut, perusahaan suatu saat diharuskan untuk memilih apakah strategi
yang digunakan adalah strategi single supplier atau strategi multi supplier.
Single supplier yang dimaksud disini adalah penyediaan bahan baku pelat
dengan menggunakan satu pemasok saja, sedangkan pada multi supplier,
bahan baku pelat diperoleh dari dua atau lebih pemasok. Untuk mampu
mengambil keputusan yang tepat apakah menggunakan single supplier atau
multi supplier, diperlukan berbagai pertimbangan yang menjadi dasar
pengambilan keputusan. Diharapkan keputusan yang diambil akan
menguntungkan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari single supplier dan multi-
supplier.
a. Kelebihan single supplier
- Lebih mudah dalam membuat kontrak kerja.
- Bagian purchasing tidak terlalu sulit untuk mengontrol kinerja pemasok.
b. Kekurangan single supplier
- Pemilihan single supplier yang tidak tepat akan dapat mengganggu
kinerja perusahaan.
- Ketergantungan kepada satu pemasok (tidak mempunyai banyak
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2-3
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
pilihan).
- Jumlah bahan baku yang akan disuplai terbatas.
- Bila terjadi pemutusan supply chain dari pemasok yang perusahaan
gunakan, akan berisiko terhambat dan terhentinya proses produksi.
c. Kelebihan multi supplier
- Jumlah komponen yang akan disuplai lebih banyak daripada single
supplier
- Mendukung adanya Dapat mengurangi resiko kerugian yang lebih jauh
akibat satu pemasok.persaingan yang sehat dengan menawarkan inovasi
dan opportunities.
d. Kekurangan multi supplier
- Dokumen kontrak lebih kompleks karena melibatkan berbagai pihak.
- Bagian purchasing sedikit sulit untuk mengontrol kinerja pemasok.
2.1.5 Portofolio Hubungan dengan Supplier
Salah satu yang menjadi tugas penting bagian pengadaan adalah menciptakan
hubungan yang proporsional dengan pemasok. Hubungan proposional yang
dimaksud disini adalah hubungan yang secara tepat mencerminkan
kepentingan strategis tiap-tiap pemasok. Suatu perusahaan mungkin memiliki
puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan pemasok yang memasok item yang
berbeda-beda. Ada pemasok yang tidak memiliki saingan sehingga menjadi
satu-satunya pemasok untukitem tertentu, ada juga item yang dipasok oleh
banyak pemasok sehingga persaingan antar mereka cukup ketat. Oleh karena
itu, tidaklah tepat menyamakan model hubungan antara satu pemasok dengan
pemasok yang lain. Untuk menciptakan model hubungan yang sesuai,
perusahaan perlu membuat klasifikasi pemasok berdasarkan kriteria yang
relevan.
Ada dua faktor yang bisa digunakan dalam merancang hubungan dengan
pemasok. Yang pertama adalah tingkat kepentingan strategis item yang dibeli
bagi perusahaan/supply chain. Logikanya, semakin strategis posisi suatu item
dalam perusahaan, makin perlu untuk menciptakan hubungan yang dekat dan
berorientasi jangka panjang dengan pemasok dari item tersebut. Strategis
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2-4
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
tidaknya suatu item dipengaruhi oleh beberapa hal seperti:
1. Kontribusi item tersebut terhadap kegiatan / kompetensi inti perusahaan
2. Nilai pembelian dalam setaun
3. Image / brand name dari pemasok
4. Resiko ketidaktersediaan item yang bersangkutan
Faktor yang kedua adalah tingkat kesulitan mengelola pembelian item
tersebut. Semakin tinggi tingkat kesulitannya, semakin banyak diperlukan
intervensi dari manajemen. Secara umum tingkat kesulitan pembelian suatu
item ditentukan oleh beberapa hal seperti:
1. Kompleksitas dan keunikan item
2. Kemampuan pemasok dalam memenuhi permintaan
3. Ketidakpastian (ketersediaan, kualitas, harga, waktu pengiriman)
Dengan menggunakan dua faktor tersebut, bisa didapatkan empat klasifikasi
pemasok seperti ditunjukkan oleh gambar 2.1.
Sumber : (Pujawan, 2010)
Gambar 2.1
Commodity Portofolio Matrix
Pemasok yang tingkat kepentingannya rendah dan relatif mudah untuk
ditangani, diklasifikasikan sebagai non-critical suppliers. Pemasok dari
barang-barang yang relatif standar, ketersediaannya cukup, mudah dicari
substitusinya, dan nilainya relatif rendah masuk dalam klasifikasi ini.
Sebaliknya, critical strategic suppliers adalah mereka yang memasok barang
atau jasa dengan nilai yang besar dan barang atau jasa tersebut kritis bagi
perusahaan. Ketidaktersediaannya bisa mengakibatkan masalah serius bagi
Bottleneck suppliers Critical strategic suppliers
Tinggi - Sulit mencari subtitusi - Penting / strategis