BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan dapat diartikan sebagai interkoneksi dari beberapa komputer. Komputer-komputer ini dapat dihubungkan secara bersama-sama untuk kepentingan yang berbedan dan menggunakan berbagai jenis kabel yang terpisah. Sehingga mengarah ke pengurangan pemakaian waktu dan meningkatnya produktifitas. (Pavani, Chandrika, Krishna, dalam jurnal Local Area Network (LAN) Technologies, Vol.1, 2012, 1). Menurut Forouzan (2007:7-8) jaringan harus dapat memenuhi beberapa kriteria. Kriteria yang terpenting adalah performa, kehandalan, dan keamanan. Performa Performa dapat diukur dari beberapa hal, termasuk transit time dan response time. Transit time adalah jumlah waktu yang diperlukan oleh suatu pesan yang dikirim dari suatu device ke device lainnya. Response time adalah waktu yang berlangsung antara pemeriksaan informasi dan respon. Performa sebuah jaringan bergantung pada sejumlah faktor, termasuk jumlah pengguna, jenis media transmisi, kemampuan hardware yang terhubung, dan efisiensi software. Kehandalan Selain ketepatan dalam pengiriman, kehandalan jaringan juga diukur dari frekuensi kegagalan, waktu yang dibutuhkan sebuah link untuk pulih dari kegagalan, dan kekuatan jaringan dalam suatu bencana.
23
Embed
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01081-IF Bab2001.pdf · 2.1.2 Perangkat Jaringan Komputer Di dalam jaringan komputer,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer
Jaringan dapat diartikan sebagai interkoneksi dari beberapa komputer.
Komputer-komputer ini dapat dihubungkan secara bersama-sama untuk
kepentingan yang berbedan dan menggunakan berbagai jenis kabel yang
terpisah. Sehingga mengarah ke pengurangan pemakaian waktu dan
meningkatnya produktifitas. (Pavani, Chandrika, Krishna, dalam jurnal
Local Area Network (LAN) Technologies, Vol.1, 2012, 1).
Menurut Forouzan (2007:7-8) jaringan harus dapat memenuhi beberapa
kriteria. Kriteria yang terpenting adalah performa, kehandalan, dan
keamanan.
� Performa
Performa dapat diukur dari beberapa hal, termasuk transit time dan
response time. Transit time adalah jumlah waktu yang diperlukan oleh
suatu pesan yang dikirim dari suatu device ke device lainnya. Response
time adalah waktu yang berlangsung antara pemeriksaan informasi dan
respon. Performa sebuah jaringan bergantung pada sejumlah
faktor, termasuk jumlah pengguna, jenis media transmisi, kemampuan
hardware yang terhubung, dan efisiensi software.
� Kehandalan
Selain ketepatan dalam pengiriman, kehandalan jaringan juga diukur
dari frekuensi kegagalan, waktu yang dibutuhkan sebuah link untuk
pulih dari kegagalan, dan kekuatan jaringan dalam suatu bencana.
� Keamanan
Masalah keamanan jaringan juga termasuk perlindungan data dari akses
yang tidak sah, perlindungan data dari kerusakan, dan pelaksanaan
kebijakan dan prosedur untuk pemulihan dari pelanggaran dan
kehilangan data.
Jaringan komputer menjadi elemen yang penting bagi perusahaan
sekarang ini karena jaringan komputer membantu user dalam komunikasi
dan pertukaran data. Selain itu jaringan komputer juga meningkatkan
efektifitas dan efisiensi bisnis dalam suatu perusahaan.
2.1.2 Perangkat Jaringan Komputer
Di dalam jaringan komputer, ada 2 istilah untuk perangkat yang
digunakan yaitu end device dan itermediary device. End device merupakan
device tujuan dari pesan atau paket yang dikirim dalam suatu jaringan. End
device sering disebut sebagai host. End device mencakup komputer (work
station, laptop, file server, web server), Network printers, VoIP phones,
kamera keamanan, mobile handheld device (seperti wireless barcode
scanner, PDA). Intermediary device merupakan device yang secara
langsung terhubung ke end device atau menyediakan end user routing ke
jaringan lain. (CISCO CCNA Exploration 4.0 Network Fundamentals,
akses tanggal 9 Oktober 2013).
Contoh intermediary device antara lain :
a. Hub
Hub adalah sebuah peralatan yang bertindak sebagai multiport repeater
(CISCO CCNA Exploration 4.0 Network Fundamentals, akses tanggal 9
Oktober 2013). Hub mirip dengan switch, yaitu sebagai konsentrator.
Namun, hub tidak secerdas switch. Jika informasi dikirim ke host target
melalui hub maka informasi akan mengalir ke semua host. Kondisi
semacam ini dapat menyebabkan beban traffic yang tinggi. Oleh karena
itu, sebuah hub biasanya hanya digunakan pada network yang berskala
kecil.
Gambar 2.1 Hub
b. Switch
Switch adalah sebuah device yang berfungsi untuk memfilter,
meneruskan, dan melakukan flood frame berdasarkan alamat dari setiap
frame. Switch bekerja pada data link layer dari Open System
Interconnection (OSI) model (CISCO CCNA Exploration 4.0 Network
Fundamentals, akses tanggal 9 Oktober 2013). Switch tidak melakukan
konversi format data. Switch mempelajari host mana saja yang
terhubung ke suatu port dengan membaca Media Access Control
(MAC) Address asal yang ada di dalam frame kemudian switch
membuka sirkuit virtual antara node sumber dengan node tujuan.
Dengan demikian komunikasi dua port tersebut tidak mempengaruhi
traffic dari port lain. Hal tersebut membuat LAN lebih efisien.
Gambar 2.2 Switch
c. Router
Router merupakan device dari network layer yang menggunakan satu
atau lebih metrik untuk menentukan jalur optimal yang harus
diteruskan. Router meneruskan paket dari satu jaringan ke jaringan
lainnya berdasarkan informasi dari network layer (CISCO CCNA
Exploration 4.0 Network Fundamentals, akses tanggal 9 Oktober 2013).
Router sering digunakan untuk menghubungkan beberapa jaringan baik
jaringan yang sama maupun berbeda dari segi teknologinya. Seperti
menghubungkan jaringan yang menggunakan topologi Bus, Star, dan
Ring. Router juga sering digunakan untuk membagi jaringan besar
menjadi beberapa buah jaringan-jaringan yang lebih kecil (subnetwork).
Setiap subnetwork seolah-olah terisolir dari network lain. Hal ini dapat
membagi traffic yang akan berdampak posifif bagi performa jaringan.
Gambar 2.3 Router
d. Access Point
Access Point (AP) berperan sebagai sentral hub pada infrastruktur
WLAN (Wireless LAN). AP dilengkapi dengan antena dan
menyediakan koneksi wireless pada daerah tertentu yang disebut cell.
Gambar 2.4 Access Point
e. Multi Layer Switch
Multi Layer Switch adalah switch yang dapat melakukan proses routing.
Multi Layer Switch dapat digunakan untuk menggabungkan jaringan.
Multi Layer Switch dapat menerima, mengolah dan mendistribusikan
(dispatch) paket jauh lebih cepat daripada router biasa. Multi Layer
Switch adalah salah satu perangkat yang sering digunakan sekarang ini.
Gambar 2.5 Multi Layer Switch
2.1.3 Tipe-Tipe Jaringan
2.1.3.1 Local Area Network (LAN)
LAN mengacu pada jaringan lokal, atau kelompok jaringan lokal
yang saling berhubungan dan berada di bawah kontrol
administratif yang sama. Dulu, LAN didefinisikan sebagai
jaringan kecil yang ada di lokasi fisik tunggal (CISCO CCNA
Exploration 4.0 Network Fundamentals, akses tanggal 9 Oktober
2013).
Suatu jaringan LAN memiliki kriteria sebagai berikut :
� Mentransfer data dengan kecepatan tinggi.
� Ada dalam wilayah geografis yang terbatas.
� Umumnya lebih murah.
LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-
komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan
atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya
(resource, misalnya printer) dan saling bertukar informasi.
Gambar 2.6 Local Area Network (LAN)
LAN dapat dibedakan dari jenis jaringan lainnya berdasarkan tiga
karakteristik :
a. Ukuran
LAN dibatasi dalam ukuran. Hal ini dapat memungkinkan
untuk menggunakan jenis desain tertentu dan juga dapat
menyederhanakan manajemen jaringan.
b. Teknologi Transmisi
LAN dapat menggunakan teknologi transmisi yang terdiri dari
kabel yang semua mesin terpasang oleh kabel, LAN
tradisional dijalankan dengan kecepatan 10 Mbps hingga 100
Mbps. Sedangkan LAN yang baru telah dapat beroperasi
hingga 10 Gbps.
c. Topologi
� Ethernet
Teknologi LAN ini menggunakan topologi bus untuk
mengontrol aliran informasi dan menggunakan topologi
star atau extended star untuk pemasangan kabelnya.
� Token Ring
Secara logical, token ring menggunakan topologi ring
untuk mengontrol aliran informasi dan secara fisik
menggunakan topologi star.
� Fiber Distributed Data Interface (FDDI)
Secara logical, FDDI menggunakan topologi ring untuk
mengontrol aliran informasi dan secara fisik menggunakan
topologi dual-ring.
2.1.3.2 Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN) adalah jaringan yang
mencakup kota dengan jarak minimal 10 km hingga 99 km
(Tanenbaum, 2003:46). MAN dapat pula berupa gabungan dari
beberapa jaringan LAN yang dihubungkan menjadi sebuah
jaringan yang besar. MAN dapat diimplementasikan dengan wire
ataupun wireless network.
Gambar 2.7 Metropolitan Area Network (MAN)
2.1.3.3 Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network atau sering disebut WAN merupakan jaringan
komputer yang mencakup area yang besar sebagai contoh yaitu
jaringan komputer antar wilayah, kota atau bahkan negara, atau
dapat didefinisikan juga sebagai jaringan komputer yang
membutuhkan router dan saluran komunikasi publik.
Gambar 2.8 Wide Area Network
2.1.4 Topologi
Menurut Forouzan(2007:8-9) topologi jaringan adalah hal yang
menjelaskan hubungan geometris antara unsur-unsur dasar penyusun
jaringan, yaitu node, link, dan station.
Menurut Iwan Sofana (2010 : 113-115) topologi dapat dibagi menjadi 4
yaitu :
a. Topologi Mesh
Topologi Mesh menghubungkan setiap komputer secara point-to-point.
Artinya semua komputer akan saling terhubung satu-satu sehingga tidak
dijumpai ada link yang putus.
Gambar 2.9 Topologi Mesh
b. Topologi Star
Topologi star menghubungkan semua komputer pada sentral atau
konsentrator. Biasanya konsentrator berupa sebuah hub atau switch.
Gambar 2.10 Topologi Star
c. Topologi Bus
Topologi bus menggunakan sebuah kabel backbone dan semua host
terhubung secara langsung pada kabel tersebut.
Gambar 2.11 Topologi Bus
d. Topologi Ring
Topologi ring menghubungkan host dengan host lainnya hingga
membentuk ring (lingkaran tertutup). Pada topologi ini, komunikasi
data dapat terganggu jika satu titik mengalami gangguan.
Gambar 2.12 Topologi Ring
Dari keempat topologi dasar yang ada telah dikembangkan beberapa
topologi turunan, seperti :
a. Topologi extended star
Topologi extended star merupakan topologi star yang dikembangkan.
Idenya adalah menggabungkan beberapa topologi star menjadi satu
kesatuan. Alat yang digunakan untuk menghubungkan masing – masing
topologi star adalah hub atau switch.
Gambar 2.13 Topologi Extended Star
b. Topologi Hierarchical
Hampir mirip dengan extended star. Perbedaannya terletak pada akar
penghubung masing-masing. Topologi Hierarchical tidak menggunakan
Hub atau switch namun menggunakan komputer sebagai kendali traffic
pada topologi ini.
Gambar 2.14 Topologi Hierarchical
2.1.5 OSI Layer
Menurut Iwan Sofana (Cisco CCNA dan Jaringan Komputer,2010:91)
OSI (Open System Interconnection) layer adalah salah satu dari arsitektur
jaringan yang sering digunakan untuk menjelaskan cara kerja jaringan
komputer secara logika.
Secara umum model OSI membagi berbagai fungsi network menjadi 7
lapisan. Lembaga yang mempublikasikan model OSI adalah International
Organization for Standardization (ISO). Model ini diperkenalkan pada
tahun 1984.
OSI layer dibagi menjadi 7 bagian yaitu :
a. Application Layer
Application layer merupakan layer ketujuh dan merupakan layer paling
atas di dalam model OSI. Layer ini menyediakan antarmuka antara
aplikasi yang digunakan untuk berkomunikasi dan jaringan yang
mendasari dimana pesan kita ditransmisikan. Protokol application layer
digunakan untuk pertukaran data antara program yang berjalan pada
sumber dan tujuan host. Ada banyak protokol application layer dan
protokol baru yang sedang dikembangkan. Contoh protokol pada