BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI Tinea unguium adalah kelainan kelainan kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofita. Merupakan salah satu bentuk dermatofitosis yaitu jamur pada jaringan yang mengandung zat tanduk seperti kuku, rambut dan stratum korneum pada epidermis yang disebabkan oleh jamur dermatofita. Tinea unguium (dermatophytic onychomycosis) adalah infeksi jamur dermatofita pada kuku. Onikomikosis adalah infeksi pada kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofita, Jamur non- dermatofita atau yeast. 2.2 ANATOMI KUKU Kuku merupakan salah satu organ kulit tambahan yang mengandung lapisan tanduk yang terdapat pada ujung-ujung jari tangan dan kaki, gunanya selain membantu jari-jari untuk memegang juga digunakan sebagai cermin kecantikan. Lempeng kuku terbentuk dari sel-sel keratin yang mempunyai dua sisi berhubungan dengan udara luar dan sisi lainnya tidak. 2
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Tinea unguium adalah kelainan kelainan kuku yang disebabkan oleh jamur
dermatofita. Merupakan salah satu bentuk dermatofitosis yaitu jamur pada jaringan yang
mengandung zat tanduk seperti kuku, rambut dan stratum korneum pada epidermis yang
disebabkan oleh jamur dermatofita.
Tinea unguium (dermatophytic onychomycosis) adalah infeksi jamur dermatofita pada
kuku. Onikomikosis adalah infeksi pada kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofita,
Jamur non-dermatofita atau yeast.
2.2 ANATOMI KUKU
Kuku merupakan salah satu organ kulit tambahan yang mengandung lapisan tanduk
yang terdapat pada ujung-ujung jari tangan dan kaki, gunanya selain membantu jari-jari
untuk memegang juga digunakan sebagai cermin kecantikan. Lempeng kuku terbentuk dari
sel-sel keratin yang mempunyai dua sisi berhubungan dengan udara luar dan sisi lainnya
tidak.
2
a. Matriks kuku
Merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru
b. Kutikel (cuticle)
Merupakan penghubung dua permukaan epitel dari lipatan kulit proximal. Melindungi
struktur dasar kuku (matrix germinatif) dari iritasi, alergi, bakteri/jamur patogen.
c. Lipatan kuku lateral
Menutupi sisi lateral lempeng kuku
d. Lunula
Dasar dari lipatan proximal. Merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih di
dekat akar kuku berbentuk bulan sabit,sering tertutup oleh kulit.
e. Dasar kuku (nail bed)
Terdiri dari bagian epidermal dan mendasari dermis yang berhubungan dengan
periosteum dari distal phalanx. Normal berwarna merah muda karena vaskularisasi
yang nampak melalui lempeng kuku yang translusen.
f. Hiponikium
Ruang di bawah kuku yang bebas, memisahkan lempeng kuku dan dasar kuku pada
ujung distal.
g. Lempeng kuku (nail plate)
Sebagai proteksi yang keras. Statis dan dengan kuat menempel pada dasar kuku.
Dikelilingi tiga sisi lipatan kuku. Terbentuk dari tiga lapiasn horisontal: lamina dorsal
tipis, lamina intermedit tebal, lapisan ventral dari dasar kuku. Kerasnya lempeng kuku
karena high sulfur matrix protein.
3
2.3 EPIDEMIOLOGI
Tinea unguium terjadi di seluruh belahan dunia. Dapat terjadi baik pada anak-anak
maupun dewasa. Prevalensi tinea unguium meningkat sesuai dengan pertambahan usia.
Sekitar 1% pada individu <18 tahun dan hampir 50% pada usia >70 tahun. Dari 1305 anak
yang berusia 3-15 tahun di 17 sekolah di Barcelona tahun 2003-2004 didapatkan bahwa
prevalensi dermatofita di kaki (tinea pedis) 2,5%, dermatofita di kepala (tinea kapitis) 0,23%
dan di kuku (tinea unguium) 0,15%. The Achilles project memperkirakan prevalensi tinea
unguium di Eropa sekitar 27% dan di Amerika Utara sebesar 13,8%. Peningkatan prevalensi
ini dikarenakan peningkatan status imunosupresi seseorang, sepatu yang terlalu sempit, dan
peningkatan penggunaan locker room bersama. Tinea unguium lebih banyak terjadi pada
laki-laki dan biasanya dikaitkan dengan tinea pedis.
2.4 ETIOLOGI dan FAKTOR PRESDISPOSISI
Etiologi yang paling sering pada onikomikosis adalah dermatofita (tinea unguium) 95-
97% terutama Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes var. interdigitale.
Sebagian kecil disebabkan oleh : Epidermophyton floccosum, T. violaceum, T. schoenleinii,
T. verrucosum (biasanya hanya pada kuku tangan).
Terdapat beberapa predisposisi yang memudahkan terjadinya tinea unguium yang
mungkin sama dengan penyakit jamur superfisial lainnya seperti kelembaban, trauma
berulang pada kuku, penurunan imunitas serta gaya hidup seperti penggunaan kaos kaki dan
sepatu tertutup terus-menerus, olahraga berlebihan dan juga penggunaan tempat mandi
umum.
2.5 PATOFISIOLOGI
Pada tinea unguium invasi terjadi pada kuku yang sehat. Jamur dapat masuk melalui
tiga cara yaitu dari manusia ke manusia (antrofopilik), dari hewan ke manusia (zoofilik) dan
dari tanah ke manusia (geofilik). Dermatofita, tidak seperti kebanyakan jamur lain,
4
menghasilkan keratinases (enzim yang memecah keratin), yang memungkinkan untuk invasi
jamur ke dalam jaringan keratin. Dinding sel dermatofit juga mengandung mannans (sejenis
polisakarida) yang dapat menghambat respon kekebalan tubuh. Trichophyton rubrum khususnya
mengandung mannans yang dapat mengurangi proliferasi keratinosit. Invasi kuku oleh jamur
juga akan meningkat pada pasien dengan defek pada suplai vaskularisai seperti akibat
pertambahan usia, insufisiensi vena, penyakit arteri perifer, serta pasien imunokompromise.
Jamur menyerang kuku melalui berbagai area sesuai dengan bagian kuku yang
pertama diinfeksinya. Invasi jamur ke kuku biasanya di mulai dari lipatan kuku lateral atau
ujung kuku, hal ini akan memberikan gambaran klinis berbeda sesuai dengan klasifikasi
berdasarkan bagian kuku yang terkena.
Onikomikosis primer disebabkan oleh karena infeksi jamur pada kuku yang sehat.
Probabilitas infeksi terjadi karena suplai vaskuler yang rusak (yaitu dengan bertambahnya
usia, insufisiensi vena kronis, penyakit arteri perifer), setelah trauma (mis: patah tungkai