6 BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Medis 2.1.1 Anatomi fisiologi Gambar 2.1 Sel darah merah Menurut Tarwoto (2009) anatomi darah manusia adalah sebagai berikut a. Darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang berada dalam ruang vaskuler, karena peranannya sebagai media komunikasi antar sel ke berbagai bagian tubuh dengan dunia luar karena fungsinya membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan, membawa zat nutrein dari saluran cerna ke jaringan kemudian menghantarkan sisa metabolisme melalui organ sekresi seperti ginjal, menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah (Tarwoto, 2009). Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
23
Embed
BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Medis
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB 2
LANDASAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Teoritis Medis
2.1.1 Anatomi fisiologi
Gambar 2.1 Sel darah merah
Menurut Tarwoto (2009) anatomi darah manusia adalah sebagai
berikut
a. Darah
Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang
berada dalam ruang vaskuler, karena peranannya sebagai media
komunikasi antar sel ke berbagai bagian tubuh dengan dunia
luar karena fungsinya membawa oksigen dari paru-paru ke
jaringan dan karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru untuk
dikeluarkan, membawa zat nutrein dari saluran cerna ke jaringan
kemudian menghantarkan sisa metabolisme melalui organ
sekresi seperti ginjal, menghantarkan hormon dan materi-materi
pembekuan darah (Tarwoto, 2009).
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya
adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di
seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan
nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung
berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
7
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon
dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Darah terdiri
dari dua komponen,yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
Banyaknya volume darah yang beredar di dalam tubuh manusia
8% dari berat badan atau sekitar 5600 cc pada orang yang bobot
tubuhnya 70kg. Dari 5600 cc darah tersebut sekitar 55% adalah
plasma darah dan sekitar 45% adalah sel-sel darah. Darah adalah
suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah
yang warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap
tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan karbondioksida di
dalamnya. Darah yang banyak mengandung karbondioksida
warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil
dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat berguna pada
peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh (Muttaqin,
2009).
b. Karakteristik darah
Karakteristik umum darah meliputi warna, viskositas, pH,
Volume dan komposisinya warna, darah arteri berwarna merah
muda karena banyak oksigenyang berkaitan dengan hemoglobin
dalam sel darah merah. Viskositas, viskositas darah 3/4 lebih
tinggi dari pada viskositas air yaitu sekitar 1.048 sampai 1.066.
pH, pH darah bersifat alkaline dengan pH 7.35 sampai dengan
7.45 (netral 7.00). Volume, pada orang dewasa volume darah
sekitar 70 sampai 75 ml/kgBB, atau sekitar 4 sampai 5 liter
darah. Komposisi, darah tersusun atas dua komponen utama
yaitu plasma darah dan sel-sel darah (Wiwik & Andi, 2009).
c. Bagian-bagian darah
1) Eritrosit (Sel darah merah)
Merupakan cakram bikonkaf yang tidak berinti, ukurannya
0.007 mm, tidak bergerak, banyaknya kira-kira 4,5-5
juta/mm³, warnanya kuning kemerah-merahan karena
didalamnya mengandung hemoglobin (hemoglobin adalah
8
protein pigmen yang meberi warnamerah pada darah.
Hemoglobin terdiri atas protein yang di sebut globin dan
pigmen non-protein yang disebut heme, setiap eritrosi
mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin, sifatnya
kenyal sehingga dapat berubah bentuk sesuai dengan
pembuluh darah yang dilalui.Sel darah merah memerlukan
protein karena strukturnya terbentuk dari asam amino.
Wanita memerlukan lebih banyak zat besi karena beberapa
diantaranya dibuang sewaktu menstruasi. Sewaktu hsmil
diperlukan zat besi dalam jumlah yang lebih banyak lagi
untuk perkembangan janin dan pembuatan susu.Sel darah
merah dibentuk didalam sumsum tulang, terutama dari
tulang pendek, pipih, dan tak beraturan dari jaringan
konselus pada ujung tulang pipa dan dari sumsum dalam
batang iga-iga dan dari sternum.Perkembangan sel darah
dalam sumsum tulang melalui berbagai tahap mula-mula
besar dan berisi nukleus tetapi tidak ada hemoglobin;
kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan
nukleusnya dan baru diedarkan ke dalam sirkulasi darah.
Rata-rata panjang hidup sel darah merah kira-kira 115 hari.
Sel menjadi usang dan dihancurkan dalam sistema retikulo-
endotelial, terutama dalam limpa dan hati. Globin dan
hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan
sebagai protein dalam jaringan-jaringan dan zat besi dalam
hem dari hemoglobin dikeluarkan untuk digunakan dalam
pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem dari
hemoglobin diubah lagi menjadi bilirubin (pigmen kuning)
dan biliverdin yaitu yang berwarna kehijau-hijauan yang
dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak
pada luka memar. Bila terjadi perdarahan maka sel merah
9
dengan hemoglobinnya sebagai pembawa oksigen, hilang.
Pada perdarahan sedang, sel-sel itu diganti dalam waktu
beberapa minggu berikutnya. Tetapi bila kadar hemoglobin
turun sampai 40% atau dibawahnya, maka diperlukan
tranfusi darah. Berfungsi mengikat oksigen dari paru-paru
untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh dan mengikat
karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan
melalui paru-paru / melalui jalan pernafasan.Produksi
eritrosit (eritropoesis) terjadi di sumsum tulang dan
memerlukan besi, Vit B12, asam folat, piridoksin (vit B6),
di pengaruhi oleh O₂ dalam jaringan, masa hidup 120 hari,
eritrosit tua dihancurkan di sistem retikuloendotelial (hati
dan limpa), pemecahan Hb menghasilkan bilirubin dan besi.
Besi berkaitan dengan protein (transferin) dan diolah
kembali menjadi Hb baru.
2) Leukosit (Sel darah putih)
Berbentuk bening, tidak bewarna, memiliki inti, lebih besar
dari sel drah merah (eritrosit), dapat berubah dan bergerak
dengan perantaraan kaki palsu (psedoupodia),dalam
keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel
darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang
sehat, sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam setiap
milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000 (rata-rata
8000) sel darah putih. Leukosit selain berada di dalam
pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan tubuh
manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh
masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada
di dalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini
disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam
kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk
mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut.
10
Rentang kehidupan leukosit setelah di produksi di sumsum
tulang, leukosit bertahan kurang lebih satu hari di dalam
sirkulasi sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap dalam
jaringan selama beberapa hari, beberapa minggu, atau
beberapa bulan, tergantung jenis leukositnya. Berfungsi
sebagai pertahan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit
penyakit/bakteri yang masuk kedalam jaringan RES
(retikuloendotel system), tempat pembikannya di dalam
limpa dan kelenjar limfe, sebagai pengangkut yaitu
mengangkut membawa zat lemak dari dinding usus melalui
limpa terus ke pembuluh darah.
3) Trombosit (Sel pembeku darah)
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang
bentuk dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat
dan lonjong, warnanya putih, normal pada orang dewasa
200.000-300.000/mm³. Bagian inti yang merupakan
fragmen sel tanpa nukleus yang berasal dari sumsum
tukang. Ukuran trombosit mencapai setengah ukuran sel
darah merah. Sitoplasmanya terbungkus suatu membran
plasma dan mengandung berbagai jenis granula yang
berhubungan dengan proses koagulasi darah.Trombosit
lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang
kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Trombosit
memiliki masa hidup dalam darah antara 5-9 hari.
Trombosit yang tua atau mati di ambil dari sistem perdaran
darah, terutama oleh makrofag jaringan. Lebih dari separuh
trombosit diambil oleh makrofag dalam limpa, pada waktu
darah melewati organ tersebut.
Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut
membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah yaitu
Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila
11
tubuh mendapat luka. Ketika kita luka maka darah akan
keluar, trombosit pecah dan akan mengeluarkan zat yang di
namakan trombokinase. Trombokinase ini akan bertemu
dengan protrombin dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi
trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang
merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang
tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan
demikian terjadilah pembekuan. Protrombin ini dibuat di
dalam hati dan untuk membuatnya diperlukan vitamin K,
dengan demikian vitamin K penting untuk pembekuan
darah.Berfungsi memegang peranan penting dalam
pembekuan darah (hemostatis). Jika banyaknya kurang dari
normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku
sehingga timbul perdarahan yang terus-menerus.
4) Plasma Darah
Merupakan komponen terbesar dalam darah dan merupakan
bagian darah yang cair, tersusun dari air 91%, protein
plasma darah 7%, asam amino, lemak, glukosa, urea, garam
sebanyak 0,9%, dan hormon, antibodi sebanyak 0,1%.
Protein Plasma mencapai 7% dari plasma dan merupakan
satu-satunya unsur pokok plasma yang tidak dapat
menembus membran kapiler untuk mencapai sel. Ada 3
jenis protein plasma yang utama :
a. Albumin adalah protein yang terbanyak, sekitar 55%-60%
tetapi ukurannya paling kecil. Albumin di sintesis di
dalam hati dan bertanggung jawab untuk tekanan osmotik
koloid darah. Mempertahankan tekanan osmotik agar
normal (25 mmHg).
b. Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma. Alfa dan
beta globulin disintesis di hati, dengan fungsi utama
sebagai molekul pembawa lipid, beberapa hormone,
12
berbagai subtrat, dan zat penting lainnya. Gamma globulin
(immunoglobulin) fungsi utama berperan sebagai
antibodi.Berfungsi mengangkut sari makanan ke sel-sel
serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat
pembuangan selain itu plasma darah juga menghasilkan
zat kekebalan tubuh terhadap penyakit atau zat antibodi.
2.2 Anemia
2.2.1 Pengertian
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, berakibat
pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah. Tetapi
harus di ingat terdapat keadaan tertentu dimana ketiga parameter
tersebut tidak sejalan dengan massa eritrosit, seperti pada dehidrasi,
pendarahan akut, dan kehamilan. Oleh Karena itu dalam diagnosis
anemia tidak cukup hanya sampai kpada label anemia tetapi harus dapat
ditetapkan penyakit dasar yang menyebabkan anemia tersebut (Sudoyo
Aru, dkk. 2009).
Anemia adalah defisiensi sel darah erah yang dapat disebabkan oleh
kehilangan sel darah merah terlalu banyak atau pebentukan sel darah
merah terlalu lambat. Pada anemia berat, viskositas darah dapat turun
sampai kurang dari setengah dari nilai normal yang menurunkan
resistensi aliran darah dalam pembuluh perifer sehingga jauh lebih
banyak darah kembali ke jantung (Syaifuddin,2012). Anemia adalah
pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin, dan
volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml darah (Muttaqin,
2009).
13
2.2.2 Klasifikasi
Menurut Nanda Nic Noc (2015), klasifikasi anemia menurut
Etiopatogenesis
2.2.2.1 Anemia Karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum
tulang
a. Kekuranga bahan esensial pembentukan eritrosit
1) Anemia defisiensi besi
2) Anemia defisiensi asam folat
3) Anemia defisiensi vitamin B12
b. Gangguan penggunaan besi
1) Anemia akibat penyakit kronik
2) Anemia sideroblastik
c. Kerusakan sumsum tulang
1) Anemia aplastic
2) Anemia mieloplastik
3) Anemia pada keganasan hematologi
4) Anemia diseritropoitik
5) Anemia pada sindrom mielodisplastik
Anemia akibat kekurangan eritroprotein: anemia pada gagal
ginjal kronik.
2.2.2.2 Anemia akibat hemorologi
a. Anemia pasca pendarahan akut
b. Anemia akibat pendarahan kronik
2.2.2.3 Anemia hemolitik
a. Anemia hemolitik intrakospuskular
1) Gangguan membrane eritrosit
2) Gangguan enzim eritrosit: aneia akibat defisiensi G6PD
3) Gangguan hemoglobin
b. Anemia hemolitik ekstrakorpuskular
1) Anemia hemolitik autoimun
2) Anemia hemolitik mikroangiopatik
14
Menurut Tartowo dan Wartonah (2008), klsifikasi anemia
berdasarkan penyebabnya dikelompokan menjadi tiga kategori
yaitu:
a) Anemia karena hilangnya sel darah merah, terjadi akibat
pendarahan karena berbagai sebab seperti perlukaan,