9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dalam teori umum, penulis menyajikan teori-teori umum yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini. 2.1.1 Definisi Sistem Informasi Menurut Connolly & Begg (2010:312), sistem informasi adalah sumber yang memungkinkan pengumpulan, pengaturan, pengendalian dan penyebaran informasi melalui sebuah organisasi. Menurut Laudon & Laudon (2010:46), sistem informasi adalah sebuah satu kesatuan dari komponen-komponen yang saling berhubungan untuk mengumpulkan atau mengambil, memproses, menyimpan, dan mendistribusi informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian didalam sebuah organisasi. Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem informasi adalah kesatuan komponen yang saling berhubungan untuk memperoleh informasi dan informasi tersebut akan digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dan bisa juga digunakan untuk keperluan lain didalam organisasi tersebut. 2.1.2 Pemasaran Menurut Kotler & Armstrong (2010:29), pemasaran merupakan proses dimana perusahaan membuat nilai untuk pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dalam rangka untuk mendapatkan nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Memahami pasar dan kebutuhan palanggan sebagai pemasar kita harus memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan dan pasar dimana mereka beroperasi. Berikut merupakan 5 konsep inti pelanggan dan pasar : 1. Kebutuhan, keinginan, dan permintaan. 2. Penawaran pemasaran (produk, jasa, dan pengalaman). 3. Nilai dan kepuasan.
34
Embed
BAB 2 LANDASAN TEORI Menurut Connolly & Begg (2010:312 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01450-SI Bab2001.pdf · memuaskan kebutuhan konsumen agar dapat memaksimalkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
Dalam teori umum, penulis menyajikan teori-teori umum yang berkaitan
dengan penulisan skripsi ini.
2.1.1 Definisi Sistem Informasi
Menurut Connolly & Begg (2010:312), sistem informasi adalah
sumber yang memungkinkan pengumpulan, pengaturan, pengendalian
dan penyebaran informasi melalui sebuah organisasi.
Menurut Laudon & Laudon (2010:46), sistem informasi adalah
sebuah satu kesatuan dari komponen-komponen yang saling
berhubungan untuk mengumpulkan atau mengambil, memproses,
menyimpan, dan mendistribusi informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan dan pengendalian didalam sebuah organisasi.
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem informasi
adalah kesatuan komponen yang saling berhubungan untuk memperoleh
informasi dan informasi tersebut akan digunakan untuk mendukung
pengambilan keputusan dan bisa juga digunakan untuk keperluan lain
didalam organisasi tersebut.
2.1.2 Pemasaran
Menurut Kotler & Armstrong (2010:29), pemasaran merupakan
proses dimana perusahaan membuat nilai untuk pelanggan dan
membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dalam rangka
untuk mendapatkan nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.
Memahami pasar dan kebutuhan palanggan sebagai pemasar kita
harus memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan dan pasar dimana
mereka beroperasi. Berikut merupakan 5 konsep inti pelanggan dan
pasar :
1. Kebutuhan, keinginan, dan permintaan.
2. Penawaran pemasaran (produk, jasa, dan pengalaman).
3. Nilai dan kepuasan.
10
4. Pertukaran dan hubungan.
5. Pasar.
2.1.2.1 Definisi Pemasaran
Menurut Chaffey (2011:386), pemasaran merupakan
proses manajemen yang bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi, mengantisipasi, dan memuaskan pelanggan
yang dibutuhkan untuk keuntungan.
Menurut Hanafie (2010:205), pemasaran (tata niaga =
distribusi marketing) merupakan kegiatan ekonomi yang
berfungsi membawa atau menyampaikan barang dan jasa dari
produsen ke konsumen. Pemasaran juga dapat diartikan
sebagai proses sosial dan manajerial yang dalam hal ini
individu atau kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan
menukarkan produk yang bernilai satu sama lain.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pemasaran adalah sebuah usaha dan proses bagaimana
memuaskan kebutuhan konsumen agar dapat memaksimalkan
laba bagi pemegang saham dan menciptakan keunggulan
kompetitif.
2.1.2.2 Strategi Pemasaran
Kotler & Armstrong (2010:72), menuliskan bahwa
strategi pemasaran merupakan logika pemasaran dimana
perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan
mencapai hubungan yang saling menguntungkan. Perusahaan
memutuskan pelanggan mana yang akan dilayani oleh
perusahaan (segmentasi dan penargetan) dan bagaimana
perusahaan akan melayani pelanggan (diferensiasi dan
penempatan posisi).
1. Segmentasi Pasar (Market Segmentation)
Dalam hal ini, perusahaan membagi pasar menjadi
kelompok pembeli yang berbeda-beda yang
11
memiliki kebutuhan, karakteristik, tingkah laku
yang berbeda dan mungkin membutuhkan produk
atau program pemasaran yang terpisah. Segmentasi
pasar terdiri dari pelanggan yang menanggapi
dengan cara yang sama untuk memberikan
serangkaian usaha pemasaran.
2. Penargetan Pasar (Market Targeting)
Setelah perusahaan mendefinisikan segmen
pasarnya, perusahaan tersebut dapat masuk kesatu
atau banyak segmen tersebut. Penargetan pasar
melibatkan evaluasi ketertarikan dari tiap segmen
pasar dan memilih satu atau lebih segmen pasar
untuk dimasuki. Perusahaan harus menargetkan
segmennya dimana segmen tersebut dapat
menghasilkan keuntungan nilai pelanggan
terbaiknya dan kelangsungannya dari waktu ke
waktu.
3. Diferensiasi dan Penempatan Pasar (Market
Differentiation and Positioning)
Setelah perusahaan menentukan segmen pasar mana
yang mau dimasuki, perusahaan harus memutuskan
bagaimana perusahaan akan mendiferensiasikan
penawaran pasar mereka untuk setiap target segmen
posisi apa yang diinginkan oleh perusahaan didalam
segmen tersebut. Penempatan pasar adalah
mengatur produk menempati tempat yang jelas,
khas, dan diharapkan untuk berkompetisi didalam
pikiran dari pelanggan yang ditargetkan.
Penempatan pasar yang efektif dimulai dengan
diferensiasi. Diferensiasi yang dimaksud adalah
pembedaan penawaran pasar perusahaan sehingga
memberikan nilai konsumen yang lebih.
12
2.1.2.3 Bauran Pemasaran
Menurut Kotler & Amstrong (2010:51), pengertian
bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk mendapatkan respon dalam
target pasar.
Ada empat variabel dalam kegiatan bauran pemasaran
yaitu sebagai berikut:
1. Produk merupakan kombinasi barang dan jasa
perusahaan yang ditawarkan ke target pasar.
2. Harga adalah jumlah dari uang yang harus
dibayarkan pelanggan untuk mendapatkan barang.
3. Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang
menyediakan produk untuk menargetkan
pelanggan.
4. Promosi adalah aktivitas mengkomunikasikan
produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk
membelinya.
Gambar 2.1 Rincian Bauran Pemasaran
(Sumber: Kotler & Amstrong, 2010:52)
13
Dari uraian definisi di atas, semua pengertian bauran
pemasaran akan berkaitan dengan seperangkat alat pemasaran
yang digunakan perusahaan dimana alat pemasaran yang
dimaksud adalah 4P yakni product, place, price, dan
promotion. Dengan menggunakan keempat unsur bauran
pemasaran tersebut maka perusahaan akan memiliki
keunggulan kompetitif dari pesaing karena dengan penerapan
bauran pemasaran yang efektif dan efisien maka keputusan
pembelian konsumen pun akan lebih memilih kepada produk
perusahaan.
2.1.3 Marketing
Menurut Kotler & Keller (2009:5), marketing (pemasaran) adalah
mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial.
Manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu
memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta
menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
2.1.4 E-Marketing
Menurut Strauss & Frost (2009:6), e-Marketing adalah
penggunaan teknologi informasi dalam proses membuat,
berkomunikasi, dan memberikan nilai (value) kepada pelanggan
e-Marketing mempengaruhi pemasaran tradisional dalam dua cara.
Pertama, e-Marketing meningkatkan efisiensi dalam fungsi pemasaran
tradisional. Kedua, teknologi dari e-Marketing merubah banyak strategi
pemasaran. Hasil perubahan dalam model bisnis baru ini dapat
menambah nilai (value) pelanggan dan meningkatkan keuntungan
perusahaan.
Menurut Chaffey (2011:388), e-Marketing adalah suatu proses
pemasaran yang menggunakan media elektronik seperti internet yang
digunakan untuk mencapai tujuan, perlu adanya perencanaan
e-Marketing yang merupakan sebuah rencana untuk mencapai tujuan
pemasaran dari strategi e-business.
14
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa e-Marketing adalah
suatu proses penawaran barang atau jasa, baik dalam proses pemberian
informasi, promosi, maupun pemasaran, yang seluruhnya dilakukan
melalui media internet.
2.2 Teori-Teori Khusus
2.2.1 Metode Penelitian
Menurut Sekaran (2010:1), penelitian adalah proses dari
pencarian solusi untuk suatu masalah setelah melalui studi dan analisis
faktor-faktor situasional.
Menurut Sugiyono (2013:2), metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci
yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.
Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti
kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal,
sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara
yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang
lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
2.2.1.1 Jenis-Jenis Penelitian
Menurut Sekaran (2010:5), penelitian dapat didasarkan
pada dua tujuan yang berbeda, yaitu :
1. Applied research adalah penelitian untuk
memecahkan sebuah masalah yang dihadapi oleh
manager dalam lingkungan kerja, dan mecari solusi
sesuai dengan tepat waktu.
2. Basic research adalah penelitian untuk
menghasilkan pengetahuan dengan mencoba
memahami bagaimana beberapa masalah yang
terjadi di organisasi dapat dipecahkan.
15
2.2.1.2 Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Menurut Sugiyono (2013:7), terdapat dua metode yaitu
metode kuantitatif dan metode kualitatif.
a. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional,
karena metode ini sudah cukup lama digunakan
sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk
penelitian. Metode ini disebut sebagai metode
positivistik karena berlandaskan pada filsafat
positivisme. Metode ini sebagai metode
ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-
kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif,
terukur, rasional, dan sistematis.
b. Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai
metode baru, karena popularitasnya belum lama,
dinamakan metode postpositivistik karena
berlandaskan pada filsafat positifisme. Metode ini
disebut juga sebagai metode artistik, karena proses
penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan
disebut sebagai metode interpretive karena data
hasil penelitian lebih berkenaan dengan
interprestasi terhadap data yang di temukan di
lapangan.
2.2.2 Variabel Penelitian
Menurut Sekaran (2010:69), variabel penelitian adalah apa saja
yang dapat menyebabkan perbedaan atau nilai yang berbeda-beda. Nilai
dapat berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama,
atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda.
Menurut Sekaran (2010:70), ada 4 macam-macam variabel
penelitian, yaitu :
1. Dependent variable
Dependent variable adalah variabel dari ketertarikan dasar
untuk peneliti. Tujuan para peneliti adalah mengerti dan
16
mendeskripsikan variable dependen atau untuk menjelaskan
variabilitas atau memprediksikannya.
2. Independent variable
Independent variable adalah suatu yang mempengaruhi
dependent variable baik pada cara positif atau negatif.
3. Moderating variable
Moderating variable adalah suatu yang memperkuat
hubungan antara independent variable dan dependent
variable.
4. Mediating variable
Mediating variable atau intervening variable adalah suatu
yang timbul diantara waktu dari independent variable mulai
beroperasi untuk mempengaruhi dependent variable.
Menurut Sugiyono (2013:38), variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya.
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain
maka macam–macam variabel dalam penelitan dapat dibedakan
menjadi:
1. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,
predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut
variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan timbulnya
variabel dependen (terikat).
2. Variabel Dependen
Sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
consistent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas.
17
3. Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi
(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel
independen ke dependen. Variabel disebut juga variabel
independen kedua. Hubungan perilaku suami dan istri akan
semakin baik (kuat) kalau mempunyai anak, dan akan
semakin renggang kalau ada pihak ke tiga ikut mencapuri.
Disini anak adalah sebagai variabel moderator yang
memperkuat hubungan dan pihak ketiga adalah sebagai
variabel moderator yang memperlemah hubungan. Hubungan
motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan
guru dalam menciptakan iklim belajar yang sangat baik, dan
hubungan semakin rendah bila peranan guru kurang baik
dalam menciptakan iklim belajar.
4. Variabel Intervening
Variabel Intervening adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variabel indpenden dan
dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini
merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara
variabel independen dan dependen, sehingga variabel
independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau
timbulnya variable dependen.
5. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau
dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen
terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang
tidak di teliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti,
bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan,
melaui penelitian eksperimen. Dengan Demikian dapat
disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut
yang mempunyai variasi tertentu yang menyebabkan nilai
yang berbeda.
18
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian
adalah suatu atribut yang mempunyai variasi tertentu yang
menyebabkan nilai yang berbeda.
2.2.3 Populasi dan Sampel
Menurut Sekaran (2010:262), populasi merupakan sekelompok
orang, kejadian atau hal-hal yang menarik para peneliti berkeinginan
untuk menyelidiki.
Menurut Sugiyono (2013:80), populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Sekaran (2010:263), sampel adalah bagian dari populasi.
Sampel terdiri dari beberapa anggota yang dipilih dari populasi.
Menurut Sugiyono (2013:81), sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representative (mewakili).
2.2.4 Proses Sampling
Menurut Sekaran (2010:266), sampling adalah proses memilih
jumlah yang cukup dari elemen yang tepat dari populasi, dengan
mempelajari sampel dan pemahaman tentang sifat-sifat atau
karakteristik memungkinkan bagi kita untuk mengeneralisasi sifat-sifat
atau karakteristik dari elemen populasi. Langkah-langkah dalam
sampling, yaitu:
• Mendefinisikan populasi
• Menentukan kerangka sampel
• Menentukan desain sampling
• Menentukan ukuran sampel yang sesuai
19
• Menjalankan proses sampling
Dan dapat disimpulkan pula bahwa sampling adalah proses
memilih sampel untuk mendapatkan data yang akurat dalam sebuah
penelitian.
2.2.5 Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2013:81), teknik sampling adalah merupakan
teknik pengambilan sampel. Teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Cara ini juga sering disebut dengan Random Sampling. Ada
beberapa teknik probability sampling antara lain :
a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan
anggota sampel dan populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
b. Proportionate Stratified Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proposional.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel,
bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
d. Cluster Sampling
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan
sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data
sangat luas, misal peduduk dari suatu negara, propinsi atau
kabupaten.
2. Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Terdapat beberapa teknik sampel yaitu :
20
a. Sampling Sistematis
Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut.
b. Sampling Kuota
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel
dari populasi yang mempunyai cirri-ciri tertentu sampai
jumlah (kuota) yang diinginkan.
c. Sampling Insidental
Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data.
d. Sampling Purposive
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu.
e. Sampling Jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang
mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.
2.2.6 Menentukan Ukuran Sampel
Menurut Sugiyono (2013:86), bahwa untuk penentuan jumlah
sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan
Michael untuk tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Rumus untuk
menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya
adalah sebagai berikut:
21
Gambar 2.2 Menghitung ukuran sampel dari populasi
(Sumber: Sugiyono, 2013:87)
2.2.7 Kuesioner
Menurut Sugiyono (2013:142), kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Prinsip penulisan kuesioner menyangkut beberapa faktor
antara lain:
1. Isi dan tujuan pertanyaan yang dimaksud disini adalah,
apakah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran
atau bukan? Kalau berbentuk pengukuran maka dalam
membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus skala
pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur
variabel yang diteliti.
2. Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner (angket)
harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
3. Tipe dan bentuk pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau
tertutup, (kalau dalam wawancara: terstruktur dan tidak
terstrukur). Dan bentuknya dapat menggunakan kalimat
positif atau negatif. Pertanyaan terbuka, adalah pertanyaan
yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya
berbentuk uraian tentang sesuatu hal.
Contoh: Bagaimanakah tanggapan anda terhadap iklan-iklan
di TV saat ini? Sebaliknya pertanyaan tertutup, adalah
pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau
mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif
jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia. Setiap
pertanyaan angket yang mengharapkan berbentuk data
22
nominal, interval, ratio, adalah bentuk pernyataan tertutup.
Pernyataan tertutup akan membantu responden untuk
menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti
dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang
telah terkumpul.
4. Pertanyaan tidak mendua, setiap pertanyaan dalam angket
jangan mendua (double-barreled) sehingga menyulitkan
responden untuk memberikan jawaban.
Contoh: Bagaimana pendapat anda tentang kualitas dan
kecepatan pelayanan KTP? Ini adalah pertanyaan yang
mendua, karena menanyakan tentang dua hal sekaligus, yaitu
kualitas dan kecepatan. Sebaiknya pertanyaan tersebut
dijadikan menjadi dua yaitu: Bagaimanakah kualitas
pelayanan KTP? Bagaimana kecepatan pelayanan?
5. Tidak menanyakan yang sudah lupa, setiap pertanyaan dalam
instrumen angket, sebaiknya juga tidak menanyakan hal-hal
yang sekiranya responden sudah lupa.
Contoh: Bagaimanakah kinerja para penguasa indonesia 30
tahun yang lalu? Menurut anda, bagaimanakah cara mengatasi
krisis ekonomi saat ini? (kecuali penelitian yang
mengharapkan pendapat para ahli). Kalau misalnya umur
responden baru 25 tahun, dan pendidikannya rendah, maka
akan sulit memberikan jawaban.
6. Pertanyaan tidak menggiring, pertanyaan dalam angket
sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang baik saja
atau ke yang jelek saja.
7. Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang,
sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
8. Urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum
menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju ke
hal yang sulit, atau diacak.
9. Prinsip pengukuran, angket yang diberikan kepada responden
merupakan instrumen penelitian, yang digunakan untuk
mengukur variabel yang akan diteliti.
23
10. Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan
mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam
mengisi angket.
2.2.8 Skala Pengukuran
2.2.8.1 Pengertian Skala Pengukuran
Menurut Sugiyono (2013:92), skala pengukuran
merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat
ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
2.2.8.2 Macam-Macam Skala Pengukuran
Menurut Sekaran (2010:141), ada 4 tipe dari skala
pengukuran yaitu:
• Nominal
Skala nominal adalah suatu pengukuran yang
memungkinkan peneliti untuk mengkelompokkan
berdasarkan kategori atau grup. Misalnya variabel
dari jenis kelamin, responden dapat dikelompokkan
kedalam 2 kategori, yaitu laki-laki dan perempuan.
Kedua grup ini dapat di berikan nomor kode 1.
• Ordinal
Skala ordinal tidak hanya mengkategorikan
variabel, juga membuat urutan dari kategori,
misalnya urutan dari paling baik ke paling buruk,
serta nomor 1, 2, 3, dan seterusnya.
• Interval
Skala interval tidak hanya membuat urutan, juga
menyediakan informasi dari beberapa variabel yang
berbeda, misalnya kepuasan seseorang terhadap
pelayanan suatu jasa dapat diberi skala interval 1-2-
3-4-5, dimana nilai :
o 1: sangat tidak puas
24
o 2: tidak puas
o 3: biasa
o 4: puas
o 5: sangat puas
• Ratio
Skala ratio yaitu skala yang dapat memberi arti
perbandingan/perkalian. Misalnya berat badan
Karina 40 kg dan berat badan Rony 60 kg, maka
berat badan Rony adalah 3/2 x berat Karina, jadi
nilai 3/2 memiliki arti.
Menurut Sugiyono (2013:93), terdapat beberapa macam
skala pengukuran:
1. Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian,
fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik
oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai
variabel penelitian.
2. Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat
jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”; “benar-
salah”; “pernah-tidak pernah”; “positif-negatif”;
dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data
interval atau rasio dikotomi (dua alternative).
3. Semantic Differensial
Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap,
hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun
checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum
yang jawaban “sangat positif” terletak di bagian
kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif”
terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data
yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya
25
skala ini digunakan untuk mengukur sikap /
karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang.
4. Rating Scale
Dari ketiga skala pengukuran seperti yang telah
dikemukakan, data yang diperoleh semuanya adalah
data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan.
Tetapi dengan rating-scale data mentah yang
diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam
pengertian kualitatif.
2.2.9 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2013:267), validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya
yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid
adalah data "yang tidak berbeda" antar data yang dilaporkan oleh
peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.
Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal
dan validitas eksternal:
a. Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain
penelitian dengan hasil yang dicapai. Kalau dalam desain
penelitian dirancang untuk meneliti etos kerja pengawai, maka
data yang diperoleh seharusnya adalah data yang akurat
tentang etos kerja pengawai. Penelitian jadi tidak valid,
apabila yang ditemukan adalah motivasi kerja pengawai.
b. Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah
hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada
populasi dimana sampel tersebut diambil. Bila sampel
penelitian representatif, insturmen penelitian valid dan
reliabel, cara menggumpulkan dan analisis data benar, maka
penelitian akan memiliki validitas eksternal yang tinggi.
Uji validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
26
Gambar 2.3 Rumus Uji Validitas
(Sumber, Sugiyono, 2013:183)
Keterangan:
r : Nilai Korelasi.
∑ x : Jumlah skor keseluruhan item pertanyaan x.
∑ y : Jumlan skor keseluruhan untuk item pertanyaan y.
∑ x y : Jumlah skor hasil kali item pertanyaan x dan item pertanyaan
y.
∑ x² : Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan x yang telah
dikuadratkan.
∑ y² : Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan y yang telah
dikuadratkan.
2.2.10 Uji Reabilitas
Menurut Saifuddin (2012:110), reliabilitas menunjuk pada
pengertian bahwa instrumen yang digunakan dapat mengukur sesuatu
yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Syarat kualifikasi
suatu instrumen pengukur adalah konsisten atau tidak berubah-ubah.
Instrumen yang diuji reliabilitasnya adalah instrumen yang dibuat oleh
peneliti. Dalam hal ini instrumen tersebut adalah instrumen komponen
konteks, masukan, proses dan hasil.
Reliabilitas ditentukan atas dasar proporsi varian total yang
merupakan varian total sebenarnya. Makin besar proporsi tersebut
berarti makin tinggi reliabilitasnya. Untuk menguji reliabilitas
instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini digunakan rumus
koefisien Alpha karena skor pada butir-butir instrument merupakan skor
bertingkat yaitu antara 1 sampai 4 atau 1 sampai 5.
Menurut Arikunto (2010:164), Instrumen yang berbentuk multiple
choice (pilihan ganda) maupun skala bertingkat maka reliabilitasnya
dihitung dengan menggunakan rumus Alpha.
27
Rumus tersebut adalah :
Gambar 2.4 Rumus Uji Reabilitas
(Sumber: Suharsimi Arikunto, 2010:238)
2.2.11 Teknik Pengumpulan Data
Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2013:137), pengumpulan
data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Bila dilihat setting-nya, data dapat dikumpulkan pada
setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode
eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar,
diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder.
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpulan data dan sumber sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data misalnya
lewat orang lain atau dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara
atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan interview(wawancara), kuesioner(angket), observasi
(pengamatan), dan penggabungan ketiganya.
a. Wawancara
Menurut Sugiyono (2013:137), wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila peniliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
28
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-
hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil.
b. Kuesioner
Menurut Sugiyono (2013:142), kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan
dari responden.
c. Obeservasi
Menurut Sugiyono (2013:145), observasi sebagai teknik
pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan
kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas
pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
2.2.12 Teknik Analisa Data
Sugiyono (2013:147), teknik analisis data pada penelitian
kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat beberapa dua macam
statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu
statistik deskriptif, dan statistik inferensial.
2.2.12.1 Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2013:147), statistik deskriptif
adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi.
29
2.2.12.2 Statistik Inferensial
Menurut Sugiyono (2013:148), statistik inferensial,
(sering juga disebut statistik induktif atau statistik
probabilitas), adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk
populasi.
2.2.13 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2013:64), hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data.
2.2.14 Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono (2013:159), yang dimaksud dengan hipotesis
adalah sebagai berikut: “Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian”.
Pengujian signifikansi hipotesis, selain dapat menggunakan table,
juga dapat dihitung dengan uji t yang rumusnya adalah: