6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Ada beberapa pengertian dari manajemen operasional menurut para ahli, antara lain: Menurut Jay Heizer dan Berry Rander (2009:4), manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Menurut Eddy Herjanto (2007:2) , manajemen operasional adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa dan kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan. Menurut William J. Stevenson (2009:4), manajemen operasional adalah sistem manajemen atau serangkaian proses dalam pembuatan produk atau penyediaan jasa. Menurut Richard L. Daft (2006:216), manajemen operasional adalah bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat dan teknik khusus untuk memecahkan masalah produksi. Menurut James Evans dan David Collier (2007:5), manajemen operasional adalah ilmu dan seni untuk memastikan bahwa barang dan jasa diciptakan dan berhasil dikirim ke pelanggan. Jadi, manajemen operasional adalah ilmu yang mempelajari serangkaian proses pengubahan input menjadi output yang bernilai untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
39
Embed
BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00381-MN Bab2001… · BAB 2 LANDASAN TEORI ... peramalan adalah proses suatu variabel
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen Operasional
Ada beberapa pengertian dari manajemen operasional menurut para ahli, antara
lain:
� Menurut Jay Heizer dan Berry Rander (2009:4), manajemen operasional adalah
serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa
dengan mengubah input menjadi output.
� Menurut Eddy Herjanto (2007:2) , manajemen operasional adalah suatu kegiatan
yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa dan kombinasinya, melalui
proses transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan.
� Menurut William J. Stevenson (2009:4), manajemen operasional adalah sistem
manajemen atau serangkaian proses dalam pembuatan produk atau penyediaan
jasa.
� Menurut Richard L. Daft (2006:216), manajemen operasional adalah bidang
manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat
dan teknik khusus untuk memecahkan masalah produksi.
� Menurut James Evans dan David Collier (2007:5), manajemen operasional
adalah ilmu dan seni untuk memastikan bahwa barang dan jasa diciptakan dan
berhasil dikirim ke pelanggan.
Jadi, manajemen operasional adalah ilmu yang mempelajari serangkaian proses
pengubahan input menjadi output yang bernilai untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.
7
2.1.1 Sepuluh Keputusan Strategis Manajemen Operasional
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:56-57), diferensiasi, biaya rendah
dan respons yang cepat dapat dicapai saat manajer membuat keputusan efektif dalam
sepuluh wilayah manajemen operasional. Keputusan ini dikenal sebagai keputusan
operasi (operations decisions). Berikut sepuluh keputusan manajemen operasional
yang mendukung misi dan menerapkan strategi:
a. Perancangan barang dan jasa. Perancangan barang dan jasa menetapkan sebagian
besar proses transformasi yang akan dilakukan. Keputusan biaya, kualitas dan
sumber daya manusia bergantung pada keputusan perancangan.
b. Kualitas. Ekspektasi pelanggan terhadap kualitas harus ditetapkan, peraturan dan
prosedur dibakukan untuk mengidentifikasi serta mencapai standar kualitas
tersebut.
c. Perancangan proses dan kapasitas. Keputusan proses yang diambil membuat
manajemen mengambil komitmen dalam hal teknologi, kualitas, penggunaan
sumber daya manusia dan pemeliharaan yang spesifik. Komitmen pengeluaran
dan modal ini akan menentukan struktur biaya dasar suatu perusahaan.
d. Pemilihan lokasi. Keputusan lokasi organisasi manufaktur dan jasa menentukan
kesuksesan perusahaan.
e. Perancangan tata letak. Aliran bahan baku, kapasitas yang dibutuhkan, tingkat
karyawan, keputusan teknologi dan kebutuhan persediaan mempengaruhi tata
letak.
f. Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan. Manusia merupakan bagian
yang integral dan mahal dari keseluruhan rancang sistem. Karenanya, kualitas
lingkungan kerja diberikan, bakat dan keahlian yang dibutuhan, dan upah yang
harus ditentukan dengan jelas.
8
g. Manajemen rantai pasokan. Keputusan ini menjelaskan apa yang harus dibuat
dan apa yang harus dibeli.
h. Persediaan. Keputusan persediaan dapat dioptimalkan hanya jika kepuasan
pelanggan, pemasok, perencanaan produksi dan sumber daya manusia
dipertimbangkan.
i. Penjadwalan. Jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan efisien harus
dikembangkan.
j. Pemeliharaan. Keputusan harus dibuat pada tingkat kehandalan dan stabilitas
yang diinginkan.
2.1.2 Strategi Manajemen Operasional
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:51), perusahaan mencapai misi
mereka melalui tiga cara yakni:
a. Bersaing dalam diferensiasi.
Diferensiasi berhubungan dengan penyajian sesuatu keunikan. Diferensiasi harus
diartikan melampaui ciri fisik dan atribut jasa yang mencakup segala sesuatu
mengenai produk atau jasa yang mempengaruhi nilai dimana konsumen dapatkan
darinya.
b. Bersaing dalam biaya.
Kepemimpinan biaya rendah berarti mencapai nilai maksimum sebagaimana
yang diinginkan pelanggan. Hal ini membutuhkan pengujian sepuluh keputusan
manajemen operasi dengan usaha yang keras untuk menurunkan biaya dan tetap
memenuhi nilai harapan pelanggan. Strategi biaya rendah tidak berarti nilai atau
kualitas barang menjadi rendah.
c. Bersaing dalam respons.
9
Keseluruhan nilai yang terkait dengan pengembangan dan pengantaran barang
yang tepat waktu, penjadwalan yang dapat diandalkan dan kinerja yang fleksibel.
Respons yang fleksibel dapat dianggap sebagai kemampuan memenuhi
perubahan yang terjadi di pasar dimana terjadi pembaruan rancangan dan
fluktuasi volume.
Tiga strategi yang ada masing-masing memberikan peluang bagi para manajer
operasi untuk meraih keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing berarti menciptakan
sistem yang mempunyai keunggulan unik atas pesaing lain. Idenya adalah
menciptakan nilai pelanggan (customer value) dengan cara efisien dan efektif.
2.2 Peramalan (Forecasting)
Metode peramalan akan membantu dalam mengadakan pendekatan analisa
terhadap tingkah laku atau pola dari data yang lalu, sehingga dapat memberikan cara
pemikiran, pengerjaan dan pemecahan yang sistematis dan pragmatis, serta
memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar atas ketepatan hasil ramalan yang
dibuat. Ada beberapa pengertian peramalan (forecasting) menurut para ahli, antara
lain:
� Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:162), peramalan adalah seni atau
ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan dan melibatkan pengambilan
data historis dan memproyeksikannya ke masa mendatang dengan suatu bentuk
model matematis.
� Menurut Singgih Santoso (2009:8), peramalan adalah kegiatan yang bersifat
teratur, berupaya memprediksi masa depan dengan menggunakan tidak hanya
metode ilmiah, namun juga mempertimbangkan hal-hal yang bersifat kualitatif.
10
� Menurut Manahan P. Tampubolon (2004:40), peramalan adalah penggunaan data
untuk menguraikan kejadian yang akan datang di dalam menentukan sasaran
yang dikehendaki.
� Menurut Eddy Herjanto (2004:116), peramalan adalah proses suatu variabel
(kejadian) di masa datang dengan data variabel yang bersangkutan pada masa
sebelumnya.
� Menurut Arman Hakim Nasution (2006:235), peramalan adalah proses
memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam
urusan kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka
memenuhi permintaan barang atau jasa.
Jadi, peramalan adalah teknik untuk meramalkan kejadian di masa depan yang
menggunakan model matematis dan melibatkan data masa lalu.
2.2.1 Meramalkan Horizon Waktu
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:163), peramalan biasanya
diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang dilingkupinya. Horizon
waktu terbagi menjadi beberapa kategori:
a. Peramalan jangka pendek
Peramalan ini meliputi jangka waktu hingga satu tahun, tetapi umumnya kurang
dari 3 bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian,
penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja, dan tingkat produksi.
b. Peramalan jangka menengah
Peramalan jangka menengah atau intermediate, umumnya mencakup hitungan
bulanan hingga 3 tahun. Peramalan ini berguna untuk merencanakan penjualan,
11
perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas, serta menganalisis bermacam-
macam rencana operasi.
c. Peramalan jangka panjang
Umumnya untuk perencanaan masa 3 tahun atau lebih. Peramalan jangka panjang
digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan, modal, lokasi atau
pembangunan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan (litbang).
2.2.2 Jenis-Jenis Peramalan
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:164), pada umumnya berbagai
organisasi menggunakan tiga jenis peramalan yang utama dalam perencanaan operasi
di masa depan:
a. Peramalan ekonomi (economic forecast) menjelaskan siklus bisnis dengan
memprediksikan tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk
membangun perumahan, dan indikator perencanaan lainnya.
b. Peramalan teknologi (technological forecast) memperhatikan tingkat kemajuan
teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang
membutuhkan pabrik dan peralatan baru.
c. Peramalan permintaan (demand forecast) adalah proyeksi permintaan untuk
produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut peramalan
penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan
menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia.
2.2.3 Metode-Metode Peramalan
Ada beberapa metode-metode peramalan menurut para ahli, diantaranya:
12
• Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:167-197)
Gambar 2.1 Metode Peramalan Menurut Jay Heizer dan Barry Render
Sumber: Penulis
Peramalan kualitatif (qualitative forecast) yang menggabungkan faktor seperti intuisi,
emosi, pengalaman pribadi, dan sistem nilai pengambil keputusan untuk meramal
sedangkan peramalan kuantitatif (quantitative forecast) yang menggunakan model
matematis yang beragam dengan data masa lalu dan variabel sebab akibat untuk
meramalkan permintaan. Ada empat teknik peramalan kualitatif yang berbeda yakni:
1. Juri dari opini eksekutif. Dalam
metode ini, pendapat sekumpulan kecil manajer atau pakar tingkat tinggi
umumnya digabungkan dengan model statistik, dikumpulkan untuk mendapatkan
prediksi permintaan kelompok.
2. Metode Delphi. Ada tiga jenis
partisipan dalam metode Delphi: pengambil keputusan, karyawan, dan responden.
Pengambil keputusan biasanya terdiri atas 5 hingga 10 orang pakar yang akan
13
melakukan peramalan. Karyawan membantu pengambilan keputusan dengan
menyiapkan, menyebarkan, mengumpulkan, serta meringkas sejumlah kuisioner
dan hasil survei. Responden adalah sekelompok orang yang biasanya
ditempatkan di tempat yang berbeda dimana penilaian dilakukan. Kelompok ini
memberikan input pada pengambil keputusan sebelum peramalan dibuat.
3. Komposit tenaga penjualan.
Dalam pendekatan ini, setiap tenaga penjualan memperkirakan berapa penjualan
yang dapat ia capai dalam wilayahnya. Kemudian, peramalan ini dikaji untuk
memastikan apakah peramalan cukup realistis. Kemudian, peramalan tersebut
digabungkan pada tingkat wilayah dan nasional untuk mendapatkan peramalan
secara keseluruhan.
4. Survei pasar konsumen. Metode
ini meminta input dari konsumen mengenai rencana pembelian mereka di masa
depan. Hal ini tidak hanya membantu dalam menyiapkan peramalan, tetapi juga
memperbaiki desain produk dan perencanaan produk baru.
Peramalan kuantitatif terbagi menjadi 2 model yakni model deret waktu (time series
model) dan model asosiatif/kausal/sebab-akibat dengan penjelasan masing-masing
sebagai berikut:
1. Dekomposisi deret waktu.
Menganalisis deret waktu berarti membagi data masa lalu menjadi komponen-
komponen, kemudian memproyeksikan ke masa depan. Gerakan atau variasi
data deret waktu terdiri dari empat komponen yaitu:
a. Gerakan tren jangka
panjang (long term movement), yaitu suatu gerakan yang menunjukkan arah
perkembangan secara umum (kecenderungan menaik atau menurun) dan
14
sangat berguna untuk membuat ramalan yang sangat diperlukan bagi
perencanaan.
b. Gerakan siklus (cyclical
movement), adalah gerakan atau variasi jangka panjang di sekitar garis tren
(berlaku untuk data tahunan). Gerakan siklus bisa terulang setelah jangka
waktu tertentu dan dalam jangka waktu yang tidak sama. Siklus bisnis adalah
suatu contoh gerakan siklus yang menunjukkan jangka waktu terjadinya
kemakmuran, kemunduran, depresi, dan pemulihan.
c. Gerakan musiman
(seasonal movement), adalah gerakan yang mempunyai pola tetap dari waktu
ke waktu, misalnya menaikkan harga pohon cemara menjelang Natal,
meningkatnya harga bahan makanan dan pakaian menjelang hari raya Idul
Fitri.
d. Gerakan atau variasi
yang tidak teratur (irregular movement), adalah gerakan atau variasi yang
sifatnya sporadis, misalnya naik-turunnya produksi akibat banjir yang
datangnya tidak teratur.
2. Pendekatan Naive (Naive Approach).
Cara yang paling sederhana untuk meramal adalah berasumsi bahwa permintaan
di periode mendatang akan sama dengan permintaan pada periode terakhir.
Ft = Yt-1
3. Rata-rata bergerak (Moving Average).
Peramalan rata-rata bergerak menggunakan sejumlah data aktual masa lalu utnuk
menghasilkan peramalan. Rata-rata bergerak berguna jika kita dapat
mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan stabil sepanjang masa yang kita
15
ramalkan. Secara matematis, rata-rata bergerak sederhana (merupakan prediksi
permintaan periode mendatang) dinyatakan sebagai berikut:
dimana n adalah jumlah periode dalam rata-rata bergerak.
4. Rata-rata bergerak tertimbang (Weighted Moving
Average).
Saat terdapat tren atau pola yang terdeteksi, bobot dapat digunakan untuk
menempatkan penekanan yang lebih pada nilai terkini. Praktik ini membuat
teknik peramalan lebih tanggap terhadap perubahan karena periode yang lebih
dekat mendapatkan bobot yang lebih berat. Pemilihan bobot merupakan hal yang
tidak pasti karena tidak ada rumus untuk menetapkan mereka. Oleh karena itu,
pemutusan bobot yang digunakan membutuhkan pengalaman. Rata-rata bergerak
dengan pembobotan atau rata-rata bergerak tertimbang dapat digambarkan secara