7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari beberapa komputer atau perangkat lainnya yang saling berhubungan dan terinterkoneksi sehingga dapat saling berkomunikasi serta bertukar data baik melalui media kabel maupun tanpa kabel (nirkabel). (Tanenbaum, 2008, p2). Tujuan daripada jaringan komputer adalah: • Berbagi perangkat periferal seperti printer, disk drive, scanner, CPU dan perangkat komputer lainnya. • Berbagi program dan data. • Menghasilkan komunikasi yang lebih baik. • Keamanan informasi. • Akses ke database. 2.1.2 Topologi Jaringan Komputer. Topologi jaringan merupakan model menjelaskan hubungan antar komputer dan perangkat telekomunikasi yang di bangun, pemilihan topologi jaringan akan menentukan kecepatan komunikasi dalam suatu jaringan oleh
25
Embed
BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id file• Jika terdapat gangguan pada satu komputer maka semua komputer tidak dapat digunakan. • Sulit untuk mengmbangkan ke arah yang lebih
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari beberapa
komputer atau perangkat lainnya yang saling berhubungan dan terinterkoneksi
sehingga dapat saling berkomunikasi serta bertukar data baik melalui media
kabel maupun tanpa kabel (nirkabel). (Tanenbaum, 2008, p2).
Tujuan daripada jaringan komputer adalah:
• Berbagi perangkat periferal seperti printer, disk drive,
scanner, CPU dan perangkat komputer lainnya.
• Berbagi program dan data.
• Menghasilkan komunikasi yang lebih baik.
• Keamanan informasi.
• Akses ke database.
2.1.2 Topologi Jaringan Komputer.
Topologi jaringan merupakan model menjelaskan hubungan antar
komputer dan perangkat telekomunikasi yang di bangun, pemilihan topologi
jaringan akan menentukan kecepatan komunikasi dalam suatu jaringan oleh
8
karena itu dalam pemilihan topologi perlu dipertimbangkan kegunaan,
keterbatasan resource serta keterbatasan biaya. (Forouzan, 2007, p11).
2.1.2.1 Topologi Bus
Gambar 2.1 Topologi Bus
(Sumber : Forouzan, Data Communications and Networking, p11)
Pada topologi bus terdapat sebuah kabel tunggal yang berfungsi
sebagai tulang belakang (backbone) untuk menghubungkan seluruh
perangkat ke dalam jaringan (Forouzan, 2007, p11). Topologi bus ini
sering juga disebut sebagai topologi backbone, dimana terdapat sebuah
kabel coaxial yang menghubungkan beberapa komputer seperti halnya
jalur bus dan halte.
Keuntungan topologi bus:
• Hemat, karena menggunakan satu kabel tunggal.
• Jika satu komputer mati tidak akan menggangu yang lain.
9
• Layout kabel sederhana.
Kekurangan topologi bus:
• Seluruh rangkaian akan mengalami gangguan jika ada
masalah pada kabel utama.
• Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil
• Kepadatan laulintas data pada jalur utama.
• Perlu repeater untuk jarak yang jauh.
• Sering terjadi tabrakan data yang dikrim.
2.1.2.2 Topologi Ring
Gambar 2.2 Topologi Ring
(Sumber : Forouzan, Data Communications and Networking, p12)
10
Dalam topologi jaringan ring, setiap perangkat memiliki
hubungun khusus point-to-point hanya kepada dua perangkat di sisinya
(Forouzan, 2007, p12). Oleh karena bentuknya yang mirip dengan cincin,
maka topologi ini diberi nama topologi ring.
Kelebihan topologi Ring:
• Dapat menghindari tabrakan data.
• Biaya murah.
• Mudah untuk dibangun.
Kekurangan topologi Ring:
• Jika terdapat gangguan pada satu komputer maka semua
komputer tidak dapat digunakan.
• Sulit untuk mengmbangkan ke arah yang lebih luas.
2.1.2.3 Topologi Star
Dalam topologi jaringan bintang, setiap perangkat memiliki
hubungun khusus point-to-point hanya kepada control pusat, biasanya
disebut hub (Forouzan, 2007, p10). Setiap data akan disalurkan ke sentral
pusat lalu setelah itu akan disebarkan ke seluruh node. Sistem ini
memiliki tingkat kerumitan jaringan yang sederhana sehingga sistem
menjadi lebih ekonomis.
11
Gambar 2.3 Topologi Star
(Sumber : Forouzan, Data Communications and Networking, p11)
Keuntungan topologi star:
• Kerusakan pada satu saluran tidak mempengaruhi saluran
yang lain.
• Tingkat keamanan tinggi.
• Penambahan dan pengurangan station mudah.
• Akses kontrol terpusat.
• Mudah untuk mendeteksi dan mengisolasi kesalahan atau
kerusakan dalam pengelolaan jaringan.
• Fleksibel.
Kekurangan topologi star:
• Boros pemakaian kabel.
• Lebih mahal dari topologi bus.
• HUB menjadi elemen kritis karena akses kontrol terpusat.
12
• Jaringan tergantung pada terminal pusat.
• Jika hub pusat mengalami kegagalan, semua jaringan akan
gagal beroperasi.
2.1.2.4 Topologi Mesh
Gambar 2.4 Topologi Mesh
(Sumber : Forouzan, Data Communications and Networking, p10)
Topologi mesh merupakan sebuah topologi yang tidak memiliki
atauran khusus dalam menghubungkan antar komputer satu dengan yang
lainnya. Dalam topologi jaringan mesh, setiap perangkat memiliki
hubungun khusus point-to-point kepada perangkat jaringan lainnya.
(Forouzan, 2007, p9). Kelebihan topologi mesh:
• Pengiriman data langsung dari pengirim ke tujuan.
13
• Bersifat robust, jika komputer A mengalami gangguan
koneksi dengan komputer B, maka koneksi komputer A
dengan komputer yang lain tidak terganggu.
• Fault tolerance.
• Lebih aman.
• Memudahkan proses identifikasi masalah.
Kekurangan topologi mesh:
• Membutuhkan kabel yang sangat banyak.
• Instalasi dan konfigurasi yang sulit.
• Biaya yang besar untuk pemeliharaan jaringan.
2.1.3 Topologi jaringan berdasarkan regional
2.1.3.1 LAN (Local Area Network)
LAN (local area network) merupakan jaringan komputer lokal
yang menghubungkan beberapa komputer dan mencakup daerah yang
tidak terlalu besar. LAN secara luas digunakan untuk menghubungkan
Personal Computer (PC) dan peralatan elektronik consumer lainnya
untuk dapat berbagi sumber daya seperti printer dan bertukar informasi
(Tanenbaum, 2008, p19).
14
Pada implementasi, LAN khusus didesain untuk:
• Beroperasi pada wilayah geografis yang terbatas.
• Memungkinkan banyak user untuk mengakses media
dengan kecepatan tinggi.
• Menyediakan koneksi ke layanan lokal setiap saat.
• Menghubungkan peralatan yang berdekatan.
2.1.3.2 MAN (Metropolitan Area Network)
MAN merupakan jaringan komputer yang menghubungkan
beberapa komputer dengan cakupan wilayah yang lebih luas
dibandingkan dengan LAN. MAN mencakup area geografis sebuah kota
seperti jasa televisi kabel dalam sebuah kota dan sebuah bank dengan
banyak kantor cabang disatu kota (Tanenbaum, 2008, p23).
2.1.3.3 WAN (Wide Area Network)
WAN (Wide Area Network) merupakan jaringan komputer yang
mencakup area yang besar meliputi antar wilayah, kota atau bahkan
negara. WAN merupakan jaringan yang memiliki luas jangkauan yang
sangat besar, biasanya meliputi sebuah negara atau benua. (Tanenbaum,
2008, p23).
Pada implementasinya, WAN khusus didesain untuk:
• Beroperasi antar area geografis yang besar.
15
• Memungkinkan user untuk berkomunikasi dengan user lain
yang berjauhan pada saat yang sama.
• Menyediakan e-mail, world wide web, e-commerse, dan file
transfer.
2.1.4 Perangkat penghubung jaringan
2.1.4.1 Hub
Hub merupakan titik koneksi semua perangkat di jaringan dan
lokasi berkumpulnya data yang datang dari satu arah atau lebih dan
diteruskan ke jaringan yang lain atau lebih. (Panko, 2000, p122). Dengan
adanya hub, bandwidth dibagi ke semua komponen. Hub sering
digunakan untuk menghubungkan segmen-segmen LAN. Ketika sebuah
paket datang pada salah satu port maka paket tersebut akan disalin ke port
lain sehingga semua segmen LAN yang terhungung dapat melihat setiap
paket. Hub merupakan piranti half-duplex yang berarti dapat
ditransmisikan dalam dua arah.
2.1.4.2 Switch
Switch merupakan perangkat full-duplex yang berarti bahwa data
dapat dikirim dalam dua arah pada saat yang bersamaan sehingga kinerja
jaringan menjadi lebih baik.(Panko, 2000, p122). Secara umum switch
dan hub memiliki fungsi yang sama, switch hanya mengirim pesan pada
16
komputer yang memang dituju. Switch juga memungkinkan setiap
komponen dapat memakai bandwidth secara penuh.
2.1.4.3 Router
Router adalah perangkat yang dapat mengarahkan paket dari satu
komputer dalam satu jaringan ke komputer pada jaringan lain. Router
berkecepatan tinggi dapat dipakai pada backbone internet atau jalur
transmisi lain untuk menangani lalu lintas data yang padat. (Panko, 2000,
p13).
2.1.4.4 Wireless router
Wireless router adalah perangkat yang dapat berfungsi sebagai
router, switch dan juga sebagai titik akses jaringan wireless (wi-fi).
Wireless Router tidak memerlukan link kabel, karena sambungan dibuat
secara nirkabel, melalui gelombang radio. Router wireless dapat
digunakan pada jaringan LAN dengan kabel, LAN nirkabel (WLAN),
atau dalam jaringan kabel / nirkabel campuran, tergantung pada pabrik
dan model router. (Panko, 2000, p14).
2.1.5 Internet
Internet adalah sebuah system komunikasi yang telah membawa banyak
informasi ke ujung jari kita dan mengorganisirnya untuk dapat digunakan
17
(Forouzan, 2007, p16). Internet merupakan suatu interkoneksi sebuah jaringan
komputer yang dapat memberikan layanan informasi secara lengkap. Dari
pernyataan ini dapat diartikan bahwa internet merupakan media komunikasi
modern yang dapat dimanfaatkan secara global oleh pengguna diseluruh dunia
dalam interkoneksi antar jaringan komputer. Jaringan ini terbentuk melalui
sarana berupa penyedia akses internet atau yang bisa kita kenal dengan ISP
(Internet Service Provider), sehingga internet sebagai media informasi dapat
menjadi sarana yang efektif dan efisien untuk melakukan pertukaran dan
penyebaran informasi tanpa terhalang oleh jarak, perbedaan waktu dan juga
faktor geografis bagi dua atau lebih pengguna di belahan bumi yang berbeda.
2.1.5.1 Backbone
Backbone merupakan jaringan yang membentuk interkoneksi
pusat untuk dapat melakukan internet dan sistem utama jaringan yang
terdiri dari kumpulan peralatan komunikasi termasuk gateway, router
yang menghubungkan seluruh jaringan komputer dalam sebuah
organisasi.(Comer, 2000, p678). Secara umum disebut backbone internet
karena merupakan struktur utama yang menghubungkan elemen-elemen
internet yang lain. Backbone internet merupakan jalur transmisi
berkecepatan tinggi dan berkapasitas besar yang menggunakan teknologi
komunikasi terbaru untuk mentransmisikan data melalui internet.
18
2.1.6 Model OSI Layer
OSI (Open System Interconnection) dikembangkan oleh international
organization for standardization (ISO) sebagai sebuah model arsitektur protokol
dalam melakukan komunikasi antar komputer dan sebagai kerangka dasar dalam
mengembangkan protokol standard. Arsitektur ini dibagi menjadi beberapa layer
setiap layer memiliki fungsinya sendiri-sendiri untuk dapat berkomunikasi
dengan sistem yang lain. Berikut adalah layer yang ada pada model OSI dimulai
dari paling bawah (Stallings, 2007, p43).
1. Physical layer
Berhubungan dengan transmisi bit stream yang tidak terstruktur atas
media fisik, berhubungan dengan mekanikal, electrical, fungsional,
dan karakteristik prosedural untuk mengakses media fisik.
2. Data link layer
Menyediakan pengiriman informasi yang handal di seluruh physical
link, mengirimkan blok(frame) dengan sinkronisasi yang dibutuhkan,
error control, dan flow control.
3. Network layer
Menyediakan layer atas dengan kebebasan dari transmisi data dan
teknologi switching yang digunakan untuk menghubungkan sistem,
bertanggung jawab untuk membangun, memelihara, dan mengakhiri
koneksi.
19
4. Transport layer
Menyediakan transfer data yang handal dan transparan antar end point,
menyediakan end-to-end error recovery dan flow control.
5. Session layer
Menyediakan struktur pengendalian untuk komunikasi antar aplikasi,
menetapkan, mengelola dan mengakhiri koneksi antar aplikasi yang
bekerja sama.
6. Presentation
Memberikan kebebasan kepada proses aplikasi dari perbedaan dalam
representasi data(syntax).
7. Application
Menyediakan akses ke lingkungan OSI bagi pengguna dan juga
menyediakan layanan informasi terdistribusi.
2.1.7 Model TCP/IP
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protokol) merupakan
suatu protokol standard yang digunakan untuk berkomunikasi dalam internet,
terdiri atas 4 layer yang fungsinya hampir sama dengan OSI layer. Berikut
adalah layer yang terdapat pada TCP/IP dimulai dari layer terbawah. (Panko,
2000, p19).
20
1. Network layer
Lapisan ini menyediakan fungsi yang sama dengan dua lapisan
terbawah OSI model (Physical Layer dan Data Link Layer)yaitu
menyalurkan frame ke media transmisi atau menariknya. Lapisan ini
juga mendukung layanan PPP yang dapat memberikan layanan lapisan
data link.
2. Internet Layer
Layer ini fungsinya sama dengan network layer pada model OSI.
Internet layer menentukan pengalamatan dan enkapsulasi paket data
jaringan menjadi paket-paket kecil yang akan dikirim ke tempat tujuan
dan mendefinisikan protokol resmi yang disebut IP (Internet Protokol).
3. Transport Layer
Layer ini berfungsi menentukan bagaimana pengirim dan penerima
membentuk sebuah koneksi sebelum kedua host tersebut
berkomunikasi protokol yang paling sering digunakan adalah
transmission control protcol(TCP). Fungsi daripada protokol ini
adalah mengirim data secara connection-oriented, pencegahan
duplikasi data, congestion control dan flow control
4. Application
Layer ini bertugas melayani permintaan data, aplikasi pada layer ini
menunggu di portnya masing-masing dalam suatu antrian untuk
diproses. Contoh aplikasi antara lain telnet, Simple Mail Transfer
Protocol (SNMP), File Transfer Protocol (FTP).
21
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Definisi Bandwidth
Bandwidth adalah rentang frekuensi yang terdapat pada sebuah sinyal
gabungan (Forouzan, 2007, p16). Bandwidth dihitung dalam satuan bits per
seconds (bit per detik, Kbps (kilo bit per seconds) setara dengan 1024 bits per
seconds, Mbps (Mega bit per seconds) setara dengan 1 juta bits per seconds,
Gbps(Giga bit per seconds) setara dengan 1 milyar bits per seconds.
2.2.2 Quality of Service
Quality of service adalah masalah internetworking yang telah dibahas
lebih dari didefinisikan, atau dapat didefinisikan sebagai suatu aliran yang
berusaha untuk dicapai. (Forouzan, 2007, p775). Kinerja jaringan dapat berubah
karena beberapa masalah yang dihadapi sperti masalah bandwidth, masalah
latency dan jitter, yang dapat menimbulkan masalah pada banyak aplikasi.
Dengan adanya QoS ini masalah seperti bandwidth, latency dan jitter dapat
diprediksi dan diatur agar cocok dengan kebutuhan aplikasi yang di pakai oleh
user pada jaringan.
22
2.2.3 Intranet
Intranet merupakan jaringan local area network (LAN) private yang
menggunakan model internet. (Forouzan, 2007, p1005). Intranet diperkenalkan
pada akhir tahun 1995. Pada dasarnya perangkat lunak aplikasi yang digunakan
di Intranet tidak berbeda jauh dengan yang digunakan di Internet. Biasanya akses
jaringan pada intranet dibatasi dengan menggunakan program aplikasi yang
ditetapkan untuk internet global seperti HTTP. (Forouzan, 2007, p1005).
Keuntungan Penggunaan Intranet:
1. Produktivitas kerja, membantu pengguna untuk menemukan
informasi lebih cepat.
2. Efisiensi waktu, dapat memberikan informasi yang lebih cepat
dengan lengkap
3. Komunikasi, memungkinkan komunikasi efektif secara vertikal
maupun horizontal.
4. Sistem publikasi web, data organisasi dapat diakses dengan lebih
mudah.
5. Keseragaman informasi, semua anggota melihat informasi yang
sama.
23
Kerugian penggunaan intranet:
1. Informasi yang salah atau tidak sesuai dapat mengurangi
efektifitas.
2. Interaksi di intranet yang tidak bertanggung jawab.
3. Perlu pelatihan khusus untuk menggunakan intranet.
4. Perlu tenaga ahli untuk membangun dan mengembangkan intranet
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
5. Dapat terjadi overload karena pengiriman data yang tidak
terkontrol.
2.2.4 Network Monitoring System
Network Monitoring System (NMS) merupakan sebuah sistem ekstra atau
kumpulan sistem yang memiliki tugas mengamati/memonitor sistem-sistem
terhadap kemungkinan terjadinya masalah-masalah pada sistem tersebut untuk
dapat dideteksi secara dini. NMS merupakan bagian dari network management.
(Henry Saptono, 2008, p1).
24
2.2.4.1 Connection monitoring
Connection monitoring adalah suatu teknik untuk memonitor
jaringan. Teknik ini dilakukan dengan melakukan tes ping antar
monitoring station dan target, sehingga dapat diketahui status koneksinya.
Metode ini kurang baik karena metode ini tidak dapat mengindikasikan
dimana letak masalahnya.
2.2.4.2 Traffic monitoring
Traffic monitoring merupakan sebuah metode yang dapat melihat
paket aktual dari trafik pada jaringan dan menghasilkan laporan
berdasarkan trafik jaringan. Program ini dapat menentukan apakah suatu
komponen overloaded atau terkonfigurasi secara buruk.
2.2.5 Network Management (Manajemen jaringan)
Network Management dapat didefinisikan sebagai monitoring, testing,
configuring, dan trouble-shooting komponen jaringan untuk tercapainya satu set
persyaratan yang ditentukan oleh satu organisasi (Forouzan, 2007, p873). ISO
telah mentapkan lima area fungsi model untuk jaringan OSI yaitu:
• Fault Management, bertujuan untuk mendeteksi, mengisolasi dan
memperbaiki operasi-operasi yang tidak normal pada jaringan,
operasi Fault management terdiri dari 4 langkah yaitu:
o Detect, menemukan kesalahan.
25
o Isolate, mengkarantina kesalahan.
o Notify, menberi pesan kesalahan.
o Correct faults, memperbaiki kesalahan.
• Configuration management, biasanya digunakan untuk memetakan
topologi jaringan, mengatur konfigurasi parameter dalam
management agent dan system management. Terdiri dari 3 langkah
yaitu:
o Manajemen konfigurasi file.
o Manajemen inventory.
o Manajemen perangkat lunak.
• Performance management, bertujuan untuk memonitor dan
mengontrol jaringan untuk memastikan jaringan berjalan sebaik
mungkin. Performance Management mencoba mengukur performa
dengan menggunakan beberapa kuantitas yang dapat diukur seperti
kapasitas, traffic, throughput,atau waktu response.
• Security management, bertanggung jawab untuk mengontrol akses ke
jaringan berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan.
• Accounting management, bertujuan untuk mencegah pengguna untuk
memonopoli batasan sumber daya jaringan, mencegah pengguna
untuk menggunakan system yang tidak efisien, network manager
dapat membuat rencana jangka pendek maupun panjang berdasarkan
permintaan untuk penggunaan jaringan.
26
2.2.6 Simple Network Management Protocol (SNMP)
Simple Network Management Protocol (SNMP) adalah sebuah protokol
tingkat aplikasi yang merupakan bagian dari protocol TCP/IP. (Stallings, 2007,
p762). SNMP memberikan kemampuan kepada administrator jaringan untuk
mengelola daya guna jaringan, menemukan dan memecahkan permasalahan
jaringan serta perencanaan dalam pengembangan jaringan.
SNMP dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) pada
tahun 1998 untuk menyediakan jaringan berbasis TCP/IP. Dalam penggunaan
SNMP secara umum, ada sejumlah sistem atau peralatan yang harus dikelola dan
satu atau lebih sistem yang akan mengelola mereka. Komponen software yang
disebut agen bergerak ke seluruh peralatan ataupun sistem yang dikelola dan
mengirimkan informasi kembali ke sistem pengelola melalui SNMP. Agen
SNMP akan menjabarkan data yang dikelola di sistem pengelola yang biasanya
berupa memori, proses dan lain sebagainya.
2.2.6.1 SNMP Versi 1
SNMP versi 1 adalah standar protokol SNMP yang pertama kali
dibuat, SNMP dibuat untuk digunakan sebagai alat manajemen jaringan
untuk jaringan dan mengoperasikan internetworking TCP/IP. (Stallings,
2007,p761). SNMP sebenarnya digunakan untuk merujuk kepada
kumpulan spesifikasi manajemen jaringan yang mencakup protocol itu
sendiri, definisi database, dan konsep-konsep yang terkait. Model
27
manajemen jaringan yang digunakan untuk SNMP mencakup elemen-
elemen utama sebagai berikut:
o Management station atau Manager
o Agent
o Management Information Base
o Network Management Protocol
2.2.6.2 SNMP Versi 2
Pada Agustus 1988, spesifikasi untuk SNMP dikeluarkan dan
dengan cepat menjadi standard manajemen jaringan yang dominan.
Dengan banyaknya pengguna SNMP, kekurangan-kekurangan SNMP
menjadi semakin jelas yang mencakup kekurangan fungsional dan
kekurangan fasilitas keamanan. Lalu diciptakanlah versi yang
disempurnakan, yang dikenal dengan SNMPv2. SNMPv2 menyediakan
framework dimana dapat dibangun aplikasi manajemen jaringan dan
menyediakan infrastruktur untuk manajemen jaringan. (Stallings, 2007,
p765). Fungsi-fungsi pada SNMP v1 masih sama dengan yang digunakan
pada SNMP v2, namun ada fungsi-fungsi yang dikembangkan, seperti
pada fungsi trap. SNMP v2 juga memperkenalkan 2 protokol baru yaitu
GetBulk dan inform. GetBulk digunakan oleh NMS untuk mendapatkan
data yang berukuran besar dengan efisien. Operasi Inform
memungkinkan NMS untuk saling mengirimkan informasi trap. Dari segi
28
keamanan SNMP v2 juga dikembangkan sehingga lebih aman dibanding
SNMP v1.
2.2.6.3 SNMP Versi 3
SNMPv3 diperkenalkan sebagai seperangkat standard usulan pada
Januari 1998 untuk memperbaiki kekurangan keamanan pada SNMPv1
dan SNMPv2. SNMPv3 menyediakan 3 layanan penting yaitu
authentication, privacy, dan access control, Authentication dan privacy
adalah bagian dari User-Based Security Model (USM) dan access control
didefinisikan dalam View-Based Access Control Model (VACM).
(Stallings, 2007, p769).
2.2.7 Management Information Base (MIB)
Management information base (MIB) adalah koleksi dari objek-objek
atau variable data-data yang merupakan salah satu aspek dari managed agent.
(Stallings, 2007, p762). Setiap perangkat memiliki unique object identifier (OID)
yang terdiri dari angka – angka yang dipisahkan oleh titik. OID secara alami
akam membentuk tree. MIB menghubungkan setiap OID dengan label dan
parameter lain yang berhubungan dengan objek yang bersangkutan. MIB
29
kemudian bertindak sebagai kamus atau buku kode yang digunakan untuk