7 BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu proses yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisa dan menyebarluaskan informasi untuk suatu tujuan tertentu, dan biasanya sistem informasinya terkomputerisasi (Rainer & G.Cegielski, 2015, p. 6). Menurut (Brown et al, 2012, p. 330)Sistem Informasi dapat di definisikan dalam penjelasan yang cukup luas seperti salah satunya adalah sebuah kumpulan dari teknologi informasi, prosedur, dan orang orang yang bertanggung jawab dalam menangkap, memindahkan, mengatur, dan menyebarkan data serta informasi. Sistem informasi adalah kumpulan komponen-komponen yang saling terhubung yang terkumpul, terproses, tersimpan dan tersedia sebagai hasil informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses bisnis atau sebuah tugas. (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012, p. 4) 1.1.1 Informasi Menurut (O’brien & Marakas, 2013, p, 32), informasi dapat didefinisikan sebagai data yang telah diubah kedalam konteks yang memiliki arti dan berguna untuk para pengguna informasi. "Informasi adalah data yang sudah diorganisir sehingga memiliki arti dan nilai bagi penerima. Penerima akan menerjemahkan arti dan mengambil kesimpulan dampak dari informasi" (Rainer & G.Cegielski, 2015, p.12). Jadi berdasarkan definisi data diatas data yang telah diproses dan berguna bagi kebutuhan organisasi maupun bisnis. 1.1.2 Sistem Sistem Menurut (O’Brien & Markas, 2012, p. 29) sistem dapat diartikan satu kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur.
39
Embed
BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
1.1 Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah suatu proses yang mengumpulkan, memproses,
menyimpan, menganalisa dan menyebarluaskan informasi untuk suatu tujuan
tertentu, dan biasanya sistem informasinya terkomputerisasi (Rainer & G.Cegielski,
2015, p. 6).
Menurut (Brown et al, 2012, p. 330)Sistem Informasi dapat di definisikan
dalam penjelasan yang cukup luas seperti salah satunya adalah sebuah kumpulan dari
teknologi informasi, prosedur, dan orang orang yang bertanggung jawab dalam
menangkap, memindahkan, mengatur, dan menyebarkan data serta informasi.
Sistem informasi adalah kumpulan komponen-komponen yang saling
terhubung yang terkumpul, terproses, tersimpan dan tersedia sebagai hasil informasi
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses bisnis atau sebuah tugas. (Satzinger,
Jackson, dan Burd, 2012, p. 4)
1.1.1 Informasi
Menurut (O’brien & Marakas, 2013, p, 32), informasi dapat
didefinisikan sebagai data yang telah diubah kedalam konteks yang memiliki
arti dan berguna untuk para pengguna informasi.
"Informasi adalah data yang sudah diorganisir sehingga memiliki arti
dan nilai bagi penerima. Penerima akan menerjemahkan arti dan mengambil
kesimpulan dampak dari informasi" (Rainer & G.Cegielski, 2015, p.12).
Jadi berdasarkan definisi data diatas data yang telah diproses dan
berguna bagi kebutuhan organisasi maupun bisnis.
1.1.2 Sistem
Sistem Menurut (O’Brien & Markas, 2012, p. 29) sistem dapat
diartikan satu kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerjasama
untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan
output dalam proses transformasi yang teratur.
8
(Brown et al 2012, p. 330) Sistem adalah sebuah kumpulan dari
komponen- komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk
dapat mencapai suatu tujuan.
Sistem adalah sesuatu yang mengambil input, menerapkan
sekumpulan aturan atau proses pada input dan menghasilkan output
(Considine & dkk., 2012, p. 10).
1.1.3 Peran Sistem Informasi
Menurut (Bagad, 2009, p.1-2) terdapat 3 peranan penting dalam
pengaplikasian sistem informasi bagi suatu proses bisnis dalam perusahaan
yaitu:
1. Mendukung dalam operasi proses bisnis perusahaan
Dalam operasi proses bisnis perusahaan, sistem informasi memiliki
bermacam-macam fungsi dalam pengaplikasiannya. Seperti contoh
berikut ini, dalam toko retail, sistem informasi yang
terkomputerisasi dapat digunakan dalam berbagai operasi bisnis
seperti mencatat pembelian, membuat tanda pembayaran,
melakukan pengaturan cash, inventoryatau stok, dan sebagainya.
2. Mendukung dalam pengambilan keputusan oleh bagian
pengelolaan/level manajerial
Dalam operasi proses bisnis perusahaan, sistem informasi memiliki
bermacam-macam fungsi dalam pengaplikasiannya. Seperti contoh
berikut ini, dalam toko retail, sistem informasi yang
terkomputerisasi dapat digunakan dalam berbagai operasi bisnis
seperti mencatat pembelian, membuat tanda pembayaran,
melakukan pengaturan cash, inventory stok, dan sebagainya.
3. Mendukung dalam pembuatan strategi-strategi untuk persaingan
yang lebih ungul (strategic competitive advantage)
Inovasi dalam penggunaan teknologi informasi dapat menciptakan
strategi dalam mencapai keunggulan kompetitif atas competitor.
Sebagai contoh, keputusan perusahaan untuk menggunakan
komputer berbasis sistem pemesanan menggunakan telepon atau
internet dapat menjadi salah satu keunggulan dalam memudahkan
pembeli untuk melakukan pemesanan.
9
1.2 Database
Database adalah kumpulan data yang terintegrasi dimana dapat dikelola dan
dikendalikan secara terpusat.(Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012, p. 373).
1.3 Bisnis Proses
Menurut Romney & Steibart (2012, p.25), Business Process adalah seraikaian
kegiatan terkair, terkoordinasi dan terstruktur dan tugas-tugas yang dilakukan oleh
seseorang atau oleh komputer atau mesin, dan bantuan yang mencapai tujuan
organisasi tertentu.
Sedangkan menurut Rainer &Cigielski (2015, p.27) Business process adalah
sekumpulan dari aktivitas terkait yang akan menciptakan nilai produk dan jasa bagi
perusahaan, rekan bisnis dan pelanggannya.
1.4 Implementasi
Menurut Turban & Volonino (2012, p.410) implementasi adalah proses
konversi dari sistem lama ke sistem baru. Hal ini termasuk mengintegrasika proses
dengan proses lainnya yang menggunakan input atau output, testing dan
memverifikasi bahwa semua dikerjakan dengan benar dan reliable.
Marchewka (2013,p.411) menjelaskan bahwa implementasi berfokus pada
menginstal atau menyampaikan tujuan-tujuan dari projek tersebut.
Menurut (Wang & Wang, 2012, p.127 & 131) implementasi adalah proses
membangun sistem to-be yang didasari dari spesifikasi sistem yang didapatkan dari
fase perancangan dan mengkonversi sistem. Terdapat 3 cara konversi dalam
implementasi yaitu:
1. Direct Conversion
Sistem lama langsung digantikan dengan sistem baru.Konversi dengan
cara ini mudah namun juga sangat berisiko.
2. Parallel Conversion
Metode parallel adalah ketika kedua sistem baik lama maupun baru
berjalan bersamaan selama beberapa waktu sampai sistem baru dapat
berjalan sempurna. Keuntungan dari metode ini yaitu dapat menghindari
dari terjadinya resiko terhadap kegagalan sistem baru namun
membutuhkan biaya operasional yang tinggi.
10
3. Phased Conversion
Metode konversi phased yaitu melakukan pergantian sistem lama dengan
sistem baru secara bertahap. Metode ini adalah metode konversi yang
paling sering digunakan dan memiliki keuntungan seperti pada konversi
parallel yaitu mengurangi resiko terjadinya kegagalan implementasi
sistem.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah
proses untuk membangun atau merekonstruksi sistem baru yang dimana selalu
didasari dari spesifikasi kebutuhan perusahaan yang nantinya akan dikonversikan
atau digantikan dari sistem lama ke sistem baru.
1.5 Control
1.5.1 Internal Control
Menurur Harmer (2013, p.29) Pengendalian internal yang ditempatkan
oleh perusahaan untuk mengirimkan kebijakan tata kelola di seluruh
perusahaan untuk memastikan kontrol informasi keuangan dan akuntansi,
dengan tujuan memenuhi target operasional dan profitabilitas sekaligus
mematuhi peraturan.
1.5.2 Integrity Control
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p. 392) “mechanisms
and procedures that are built into an application system to safeguard
information contained within it”. Yang dapat diartikan mekanisme dan
prosedur dibangun didalam sistem aplikasi untuk menjaga informasi yang ada
didalamnya.
Integrity Control dapat dibagi menjadi 3 jenis:
1. Input integrity control
Input integrity control adalah sebuah tambahan proses verifikasi
yang membantu mengurangi kesalahan dalam proses input data.
Jenis-jenis input integrity control:
a. Field combination Control
b. Value limitet controls
c. Completeness controls
d. Data validation control
11
2. Databaseintegrity control
5 area utama dalam keamanan dan control yang dapat
diimplementasikan dalam database:
a. Access control
b. Encryption
c. Transaction control
d. Update control
e. Backup and recovery
3. Output integrity control
Tujuan dari output controls adalah untuk menjamin output yang
dihasilkan sampai pada tujuan yang benar serta akurat dan lengkap.
1.6 IT Governance
IT Governance is specifying the decision rights and accountability framework
to encourage desirable behavior in the use of IT, dapat diartikan IT Governance/
Tata kelola TI adalah menentukan keputusan yang benar dan kerangka kerja
akuntabilitas untuk mendorong perilaku yang diinginkan dalam penggunaan IT
(Weill & Ross, 2004, p.8)
Menurut Weill & Ross (2004, p.14) Good IT Governance adalah keputusan
harmonisasi tentang pengelolaan dan penggunaan IT dengan prilaku yang diinginkan
dan tujuan bisnis. Tanpa struktur pemerintahan yang dirancangan dan dilaksanaan
dengan teliti, perusahaan akan meninggalkan keselarasan untuk kesempatan. Ada
banyak alasan why IT Decision Making should not be left to chance and thus needs
good governance.
Menurut Weill & Ross, ada delapan alasan:
1. Good IT Governance Pays Off
2. IT is Expensive
3. IT is Pervasive
4. New Information Technologies Bombard Enterprises with New Business
Opportunities
5. IT Governance is Critical to Organizational Learning About IT Value
6. IT Value Depends on More Than Good Technology
7. Senior Management Has Limited Bandwidth
8. Leading Enterprise Govern IT Differently
12
Tata kelola perusahaan menyadari adanya seretan skandal perusahaan dari
pertengahan tahun 2002 untuk beberapa nama seperti Enron, Worldcom, dan Tyco.
Tujuan dalan tata kelola perusahaan tidaklah baru, tapi kejamnya dampak keuangan
dari skandal ini menggerogoti kepercayaan dari keprihatinan lembaga dan investor
perorangan dan tingginya fokus terhadap kemampuan dan tekad dari perusahaan
swasta untuk melindungi para pemangku kepentingan mereka. (Weill & Ross, 2004,
p.4)
Good corporate governance itu penting bagi investor yang professional,
tingkat lembaga-lembaga utama tata kelola perusahaan setara dengan indikator
keuangan perusahaan ketika mengevaluasi keputusan investasi. Weill & Ross (2004,
p.4)
Menurut Weill & Ross (2004, p.5-7) The key elements of each asset include
the following:
1. Human assets: people, skills, career paths, training, reporting, mentoring,
competencies, and so on
2. Financial assets: cash, investment, liabilities, cash flow, receivables, and