Top Banner
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu proses yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisa dan menyebarluaskan informasi untuk suatu tujuan tertentu, dan biasanya sistem informasinya terkomputerisasi (Rainer & G.Cegielski, 2015, p. 6). Menurut (Brown et al, 2012, p. 330)Sistem Informasi dapat di definisikan dalam penjelasan yang cukup luas seperti salah satunya adalah sebuah kumpulan dari teknologi informasi, prosedur, dan orang orang yang bertanggung jawab dalam menangkap, memindahkan, mengatur, dan menyebarkan data serta informasi. Sistem informasi adalah kumpulan komponen-komponen yang saling terhubung yang terkumpul, terproses, tersimpan dan tersedia sebagai hasil informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses bisnis atau sebuah tugas. (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012, p. 4) 1.1.1 Informasi Menurut (O’brien & Marakas, 2013, p, 32), informasi dapat didefinisikan sebagai data yang telah diubah kedalam konteks yang memiliki arti dan berguna untuk para pengguna informasi. "Informasi adalah data yang sudah diorganisir sehingga memiliki arti dan nilai bagi penerima. Penerima akan menerjemahkan arti dan mengambil kesimpulan dampak dari informasi" (Rainer & G.Cegielski, 2015, p.12). Jadi berdasarkan definisi data diatas data yang telah diproses dan berguna bagi kebutuhan organisasi maupun bisnis. 1.1.2 Sistem Sistem Menurut (O’Brien & Markas, 2012, p. 29) sistem dapat diartikan satu kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur.
39

BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

Jan 08, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

1.1 Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah suatu proses yang mengumpulkan, memproses,

menyimpan, menganalisa dan menyebarluaskan informasi untuk suatu tujuan

tertentu, dan biasanya sistem informasinya terkomputerisasi (Rainer & G.Cegielski,

2015, p. 6).

Menurut (Brown et al, 2012, p. 330)Sistem Informasi dapat di definisikan

dalam penjelasan yang cukup luas seperti salah satunya adalah sebuah kumpulan dari

teknologi informasi, prosedur, dan orang orang yang bertanggung jawab dalam

menangkap, memindahkan, mengatur, dan menyebarkan data serta informasi.

Sistem informasi adalah kumpulan komponen-komponen yang saling

terhubung yang terkumpul, terproses, tersimpan dan tersedia sebagai hasil informasi

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses bisnis atau sebuah tugas. (Satzinger,

Jackson, dan Burd, 2012, p. 4)

1.1.1 Informasi

Menurut (O’brien & Marakas, 2013, p, 32), informasi dapat

didefinisikan sebagai data yang telah diubah kedalam konteks yang memiliki

arti dan berguna untuk para pengguna informasi.

"Informasi adalah data yang sudah diorganisir sehingga memiliki arti

dan nilai bagi penerima. Penerima akan menerjemahkan arti dan mengambil

kesimpulan dampak dari informasi" (Rainer & G.Cegielski, 2015, p.12).

Jadi berdasarkan definisi data diatas data yang telah diproses dan

berguna bagi kebutuhan organisasi maupun bisnis.

1.1.2 Sistem

Sistem Menurut (O’Brien & Markas, 2012, p. 29) sistem dapat

diartikan satu kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerjasama

untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan

output dalam proses transformasi yang teratur.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

8

(Brown et al 2012, p. 330) Sistem adalah sebuah kumpulan dari

komponen- komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk

dapat mencapai suatu tujuan.

Sistem adalah sesuatu yang mengambil input, menerapkan

sekumpulan aturan atau proses pada input dan menghasilkan output

(Considine & dkk., 2012, p. 10).

1.1.3 Peran Sistem Informasi

Menurut (Bagad, 2009, p.1-2) terdapat 3 peranan penting dalam

pengaplikasian sistem informasi bagi suatu proses bisnis dalam perusahaan

yaitu:

1. Mendukung dalam operasi proses bisnis perusahaan

Dalam operasi proses bisnis perusahaan, sistem informasi memiliki

bermacam-macam fungsi dalam pengaplikasiannya. Seperti contoh

berikut ini, dalam toko retail, sistem informasi yang

terkomputerisasi dapat digunakan dalam berbagai operasi bisnis

seperti mencatat pembelian, membuat tanda pembayaran,

melakukan pengaturan cash, inventoryatau stok, dan sebagainya.

2. Mendukung dalam pengambilan keputusan oleh bagian

pengelolaan/level manajerial

Dalam operasi proses bisnis perusahaan, sistem informasi memiliki

bermacam-macam fungsi dalam pengaplikasiannya. Seperti contoh

berikut ini, dalam toko retail, sistem informasi yang

terkomputerisasi dapat digunakan dalam berbagai operasi bisnis

seperti mencatat pembelian, membuat tanda pembayaran,

melakukan pengaturan cash, inventory stok, dan sebagainya.

3. Mendukung dalam pembuatan strategi-strategi untuk persaingan

yang lebih ungul (strategic competitive advantage)

Inovasi dalam penggunaan teknologi informasi dapat menciptakan

strategi dalam mencapai keunggulan kompetitif atas competitor.

Sebagai contoh, keputusan perusahaan untuk menggunakan

komputer berbasis sistem pemesanan menggunakan telepon atau

internet dapat menjadi salah satu keunggulan dalam memudahkan

pembeli untuk melakukan pemesanan.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

9

1.2 Database

Database adalah kumpulan data yang terintegrasi dimana dapat dikelola dan

dikendalikan secara terpusat.(Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012, p. 373).

1.3 Bisnis Proses

Menurut Romney & Steibart (2012, p.25), Business Process adalah seraikaian

kegiatan terkair, terkoordinasi dan terstruktur dan tugas-tugas yang dilakukan oleh

seseorang atau oleh komputer atau mesin, dan bantuan yang mencapai tujuan

organisasi tertentu.

Sedangkan menurut Rainer &Cigielski (2015, p.27) Business process adalah

sekumpulan dari aktivitas terkait yang akan menciptakan nilai produk dan jasa bagi

perusahaan, rekan bisnis dan pelanggannya.

1.4 Implementasi

Menurut Turban & Volonino (2012, p.410) implementasi adalah proses

konversi dari sistem lama ke sistem baru. Hal ini termasuk mengintegrasika proses

dengan proses lainnya yang menggunakan input atau output, testing dan

memverifikasi bahwa semua dikerjakan dengan benar dan reliable.

Marchewka (2013,p.411) menjelaskan bahwa implementasi berfokus pada

menginstal atau menyampaikan tujuan-tujuan dari projek tersebut.

Menurut (Wang & Wang, 2012, p.127 & 131) implementasi adalah proses

membangun sistem to-be yang didasari dari spesifikasi sistem yang didapatkan dari

fase perancangan dan mengkonversi sistem. Terdapat 3 cara konversi dalam

implementasi yaitu:

1. Direct Conversion

Sistem lama langsung digantikan dengan sistem baru.Konversi dengan

cara ini mudah namun juga sangat berisiko.

2. Parallel Conversion

Metode parallel adalah ketika kedua sistem baik lama maupun baru

berjalan bersamaan selama beberapa waktu sampai sistem baru dapat

berjalan sempurna. Keuntungan dari metode ini yaitu dapat menghindari

dari terjadinya resiko terhadap kegagalan sistem baru namun

membutuhkan biaya operasional yang tinggi.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

10

3. Phased Conversion

Metode konversi phased yaitu melakukan pergantian sistem lama dengan

sistem baru secara bertahap. Metode ini adalah metode konversi yang

paling sering digunakan dan memiliki keuntungan seperti pada konversi

parallel yaitu mengurangi resiko terjadinya kegagalan implementasi

sistem.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah

proses untuk membangun atau merekonstruksi sistem baru yang dimana selalu

didasari dari spesifikasi kebutuhan perusahaan yang nantinya akan dikonversikan

atau digantikan dari sistem lama ke sistem baru.

1.5 Control

1.5.1 Internal Control

Menurur Harmer (2013, p.29) Pengendalian internal yang ditempatkan

oleh perusahaan untuk mengirimkan kebijakan tata kelola di seluruh

perusahaan untuk memastikan kontrol informasi keuangan dan akuntansi,

dengan tujuan memenuhi target operasional dan profitabilitas sekaligus

mematuhi peraturan.

1.5.2 Integrity Control

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p. 392) “mechanisms

and procedures that are built into an application system to safeguard

information contained within it”. Yang dapat diartikan mekanisme dan

prosedur dibangun didalam sistem aplikasi untuk menjaga informasi yang ada

didalamnya.

Integrity Control dapat dibagi menjadi 3 jenis:

1. Input integrity control

Input integrity control adalah sebuah tambahan proses verifikasi

yang membantu mengurangi kesalahan dalam proses input data.

Jenis-jenis input integrity control:

a. Field combination Control

b. Value limitet controls

c. Completeness controls

d. Data validation control

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

11

2. Databaseintegrity control

5 area utama dalam keamanan dan control yang dapat

diimplementasikan dalam database:

a. Access control

b. Encryption

c. Transaction control

d. Update control

e. Backup and recovery

3. Output integrity control

Tujuan dari output controls adalah untuk menjamin output yang

dihasilkan sampai pada tujuan yang benar serta akurat dan lengkap.

1.6 IT Governance

IT Governance is specifying the decision rights and accountability framework

to encourage desirable behavior in the use of IT, dapat diartikan IT Governance/

Tata kelola TI adalah menentukan keputusan yang benar dan kerangka kerja

akuntabilitas untuk mendorong perilaku yang diinginkan dalam penggunaan IT

(Weill & Ross, 2004, p.8)

Menurut Weill & Ross (2004, p.14) Good IT Governance adalah keputusan

harmonisasi tentang pengelolaan dan penggunaan IT dengan prilaku yang diinginkan

dan tujuan bisnis. Tanpa struktur pemerintahan yang dirancangan dan dilaksanaan

dengan teliti, perusahaan akan meninggalkan keselarasan untuk kesempatan. Ada

banyak alasan why IT Decision Making should not be left to chance and thus needs

good governance.

Menurut Weill & Ross, ada delapan alasan:

1. Good IT Governance Pays Off

2. IT is Expensive

3. IT is Pervasive

4. New Information Technologies Bombard Enterprises with New Business

Opportunities

5. IT Governance is Critical to Organizational Learning About IT Value

6. IT Value Depends on More Than Good Technology

7. Senior Management Has Limited Bandwidth

8. Leading Enterprise Govern IT Differently

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

12

Tata kelola perusahaan menyadari adanya seretan skandal perusahaan dari

pertengahan tahun 2002 untuk beberapa nama seperti Enron, Worldcom, dan Tyco.

Tujuan dalan tata kelola perusahaan tidaklah baru, tapi kejamnya dampak keuangan

dari skandal ini menggerogoti kepercayaan dari keprihatinan lembaga dan investor

perorangan dan tingginya fokus terhadap kemampuan dan tekad dari perusahaan

swasta untuk melindungi para pemangku kepentingan mereka. (Weill & Ross, 2004,

p.4)

Good corporate governance itu penting bagi investor yang professional,

tingkat lembaga-lembaga utama tata kelola perusahaan setara dengan indikator

keuangan perusahaan ketika mengevaluasi keputusan investasi. Weill & Ross (2004,

p.4)

Menurut Weill & Ross (2004, p.5-7) The key elements of each asset include

the following:

1. Human assets: people, skills, career paths, training, reporting, mentoring,

competencies, and so on

2. Financial assets: cash, investment, liabilities, cash flow, receivables, and

so on

3. Physical assets: building, plant, equipment, maintenance, security,

utilization, and so on

4. IP assets: intellectual property (IP), including products, services, and

process know-how formally patented, copy righted, or embedded in the

enterprise people and system

5. Information and IT Assets: digitized data, information and knowledge

about customers, processes performance, finances, information systems,

and so on

6. Relationship assets: relationships within the enterprise as well as

relationships, brand, and reputation with customers, supplier, business

units, regulators, competitors, channel partners and so on

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

13

1.7 Governance and Enterprise

Menurut Harmet (2013, p.11)Enterprise adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan berbagai organisasi yang berbeda: bisnis komersial (sering disebut

perusahaan) yang mungkin, atau tidak mungkin, dikutip di bursa saham; organisasi

sektor publik seperti departemen pemerintah lokal atau nasional, atau organisasi non-

profit seperti organisasi non-pemerintah atau amal.

Perusahaan adalah istilah yang lebih umum daripada bisnis karena bisnis

sering diartikan adanya kepentingan komersial.Mungkin jangka waktu organisasi

biasa digunakan sejak itu juga, mencakup berbagai perusahaan yang berbeda hanya

dibahas dan bagan organisasi istilah yang umum digunakan di semua jenis

enterprises. Namun, perusahaan telah menjadi istilah yang sering digunakan di abad

ke-21 ketika membahas tata kelola organisasi: yaitu pemerintahan perusahaan.

Harmer (2013, p.12), menjelaskan Tata Kelola perusahaan yang sangat

ringkas, dan menyatakan ada tiga bagian: Kepemilikan, Tata kelola dan Manajemen.

Dia menunjukkan bahwa pemegang saham memiliki kepemilikan korporasi dan

Gambar 2.1Governance and Enterprise

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

14

ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk melindungi

pemegang saham yang menginvestasi saham dalam perusahaan dengan bekerja

dengan manajemen untuk mengembangkan strategi perusahaan dan dengan

mengarahkan manajemen untuk menjalankan korporasi.Tugas manajemen adalah

untuk mengembangkan kemampuan bisnis 'dan' operasi bisnis berjalan. Para direktur

juga akan meminta manajemen untuk memberikan laporan sehingga mereka bisa

memantau apakah manajemen mereka bertemu arahan.

1.7.1 EnterpriseArchitecture

Arsitektur enterprise adalah sebuah kerangka kerja, pertama kali

didirikan 25 tahun yang lalu, yang memungkinkan strategi bisnis yang akan

dicapai dengan menggunakan sistem informasi dan teknologi informasi

dengan menentukan bagaimana proses bisnis di seluruh perusahaan akan

dikembangkan dan distandarisasi menggunakan sistem informasi dan

teknologi informasi. arsitektur enterprise dapat dilihat sebagai satu set

domain. Ada beberapa kerangka arsitektur perusahaan dan masing-masing

memiliki pandangan yang sedikit berbeda dari domain, tetapi prinsip-prinsip

umum yang sama. (Harmer, 2013, p.24)

1.8 Pengertian IT Governance

IT Governance (Tata kelola Teknologi 1nformasi) menurut Sharma

(2009) adalah proses dan struktur yang memastikan organisasi melakukan

investasi TI mereka dengan tepat dengan kegiatan-kegiatan mereka, baik

program, proyek ataupun kegiatan operasional yang mereka danai dapat

berjalan dengan benar dan meencapai hasil yang dinginkan. Lebih lanjut

lagiSharma menjelaskan bahwa ITGovernance merupakan yang kegiatan

berkelanjutan dan membutuhkan perubahan yang terus-menerus, sedangkan

menurut Turner (2013, p. 21) tata kelola adalah sebuah kepemimpinan,

struktur organisasi dan proses yang memastikan bahwa perusahaan akan

mencapai tujuannya dengan meningkatkan nilai yang menyeimbangkan risiko

yang disesuaikan kembali dengan TI dan prosesnya

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

15

1.9 Sejarah COBIT

Sejarah awal Control Objective for Information and related Technology atau

disingkat COBIT berasal dari Erik Guldentops, sekarang Executive Profesor di

Universitas Sekolah Manajemen Antwerp (UAMS), yang diakui sebagai 'kakek dari

COBIT'. Guldentops mengatakan bahwa ketika ia di Paris pada tahun 1991 pada

pertemuan Dewan Daerah ISACA Eropa, ia diundang untuk melakukan penelitian

untuk merancang inisiatif audit TI Eropa.

Pada saat itu, Guldentops adalah Kepala Inspektur di SWIFT, internasional

tubuh transfer dana, di mana ia kemudian menjadi Direktur Keamanan Informasi.

artikelnya juga mencantumkan nama-nama kelompok 34 orang yang dipimpin oleh

dirinya sendiri yang mengembangkan versi pertama dari COBIT yang dikeluarkan

pada tahun 1996. Ia juga menunjukkan bahwa itu adalah Electronic Data

Prrocessing Auditors Assosiation (EDPAA) Tujuan pengendalianini mendorong

penelitiannya (mungkin, dalam pandangan saya, menjelaskan mengapa COBIT

awalnya disebut tujuan pengendalian Informasi dan Teknologi yang terkait). Saat ini,

COBIT adalah sebuah kata, tidak lagi akronim, karena COBIT 5 adalah suatu

kerangka kerja bisnis untuk tata kelola dan manajemen perusahaan IT.(Harmer,

2013, p.34)

Gambar 2.2Sejarah COBIT

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

16

Gambar diatas menunjukkan COBIT awalnya dikembangkan sebagai

kerangka audit TI dan dalam pandangan saat ini sejarah dipandang sebagai bergerak

lebih dari 16 tahun.

1. COBIT 1 : Audit TI

2. COBIT 2 : Kontrol TI

3. COBIT 3 : Manajemen TI

4. COBIT 4.0 /4.1: IT governance untuk tata kelola perusahaan TI

5. COBIT 5 :Governance of Enterprise IT

Pada gambar tersebut adalah perbandingan dari versi COBIT sejak tahun 1996.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

17

Tabel 2.1 Perkembangan COBIT

Version

Name Date Domain Names

Number of

Processes

Number of

Control

Objectives

(Pratices)

Comments

COBIT April 1996

Planning and Organization

Acquisition and Implementation

Delivery and Support

Monitoring

32 271 Designed for IS audit

purpose

COBIT 2nd

Edition April 1998

Planning and Organization

Acquisition and Implementation

Delivery and Support

Monitoring

11

6

13

4

302 Detailed

34

high-level

COBIT

3rdEdition July 2000

Planning and Organization

Acquisition and Implementation

Delivery and Support

Monitoring

11

6

13

4

318 Detailed

34

high-level

Management guidelines

and Maturity Methods

Added

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

18

Version

Name Date Domain Names

Number of

Processes

Number of

Control

Objectives

(Pratices)

Comments

COBIT 4

4.0 Dec

2005

4.1 May

2007

Plan and Organise (PO)

Acquire and Implement (AI)

Deliver and Support (DS)

Monitor and Evaluate (ME)

10

7

13

4

4.0: 215

4.1: 210

Verbs replace nouns in

process names

COBIT 5 April 2012

Evaluate, Direct and Monitor (EDM)

Align, Plan ang Organise (APO)

Build, Acquire and Implement (BAI)

Deliver, Service and Support(DSS)

Monitor, Evaluate and Access (MEA)

5

13

10

6

3

Governance

Pratice (15)

Management

Pratice (195)

Separation of

governance&management,

210 pratices in total

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

19

1.10 Enabler Dimension cover aspects of every enabler

Aspek-aspek tersebut adalah:

1. Stakeholders

Stakeholders adalah setiap orang, internal atau eksternal untuk

perusahaan yang terlibat dengan, atau memiliki kepentingan dalam

enabler tersebut. Contoh stakeholder dapat dilihat di Tabel 2.3

Stakeholders.

Tabel 2.2 Stakeholders

Internal Stakeholders Eksternal Stakeholders

Board of Directors Shareholders

CEO, CFO, CIO, CRO, CISO,

COO, CTO

Customer

Business executives, managers

and business process owners

Business Partners and suppliers

Risk and Compliance managers Regulators and Standarisation

Security managers Consultant

Service managers External Auditors

Internal

Auditors IT

IT Users

Ini adalah kebutuhan stakeholdersyang mendorong tujuan perusahaan

yang sendiri menentukan tujuan yang berkaitan dengan IT yang

dibutuhkan oleh perusahaan.

2. Goals

Enabler memberikan nilai kepada perusahaan dengan pencapaian

tujuan.Setiap tujuan enabler dijelaskan dalam tiga kategori, seperti yang

ditunjukkan pada Tabel 2.3 Goals.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

20

Tabel 2.3Goals

Enabler Category Meaning

Intrinsic quality Enabler bekerja secara akurat dan objektif

memberikan hasil terkemuka, akurat dan objektif.

Contextual

quality

Enabler cocok untuk tujuan (yaitu menampilkan

relevansi dan efektivitas) dalam konteks yang

digunakan. Ini berarti akan dimengerti, mudah

digunakan dan itu akan bekerja dan mencapai

hasil-benar, tepat dan konsisten.

Access

and Security

Enabler dan hasil nya dapat diakses seperti yang

diperlukan tetapi juga dijamin sehingga hasil

enabler hanya dapat diakses oleh orang-orang

yang membutuhkan dan telah diberikan akses.

3. Lifecycle

Masing-masing dari enabler memiliki siklus hidup yang dimulai dengan

perencanaan pengenalan enabler, dan diikuti oleh operasional yang

digunakannya.COBIT 5 menyediakan daftar standar fase siklus hidup,

seperti yang ditunjukkan padaTabel 2.5 Lifecycle.

Tabel 2.4 Lifecycle

Life Cycle Phases

Plan

Design

Build/ Acquire/ Create/ Implement

Use/Operate

Evaluate/ Monitor

Update/ Dispose

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

21

4. Good Pratices

Masing-masing dari enabler perlu didefinisikan dalam hal praktek-

praktek yang baik itu akan digunakan. COBIT 5 menyediakan praktik

yang baik yang harus digunakan untuk beberapa enabler seperti Proses

dan Informasi - dalam COBIT 5 seperti Enabling Processes dan

Enabling Information manuals. Untuk enabler lainnya, bimbingan

disediakan dari standar lainnya, kerangka kerja dan penelitian

akademis.Misalnya, praktik yang baik untuk Budaya, Etika dan

Perilaku.

1.11 7 Enablers of COBIT 5

1-7 Enablersdari COBIT 5, diantaranya:

1. Enablers 1: Principles, Policies and Frameworks

Sarana untuk menerjemahkan perilaku yang diinginkan kedalam pedoman

yang praktis untuk kegiatan management sehari-hari.

2. Enablers 2: Processes

Mengambarkan kumpulan kegiatan dan aktifitas dari organisasi untuk

mencapai tujuan tertentu dan menghasilkan output untuk mendukung

pencapaian tujuan yang tentunya berkaitan dengan TI

3. Enablers 3: Organizational Structure

Struktur organisasi adalah kunci entitas pengambilan keputusan dalam sebuah

perusahaan

4. Enablers 4: Culture, Ethics and Behaviour

Budaya, etika dan perilaku individu dan perusahaan yang sangat sering

diremehkan sebagai faktor keberhasilan dalam kegiatan tata kelola dan

manajemen.

5. Enablers 5: Information

Informasi dapat menyebar keseluruh organisasi, dan informasi yang

dihasilkan akan digunakan oleh perusahaan.

6. Enablers 6: Service, Infrastructure, and Applications

Ketiga inilah yang yang menyediakan sesuatu untuk perusahaan dengan

pengolahan dan jasa teknologi informasi.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

22

7. Enablers 7: People, Skills and Competencies

Orang, skills dan kompetensi diperlukan untuk menyelesaikan semua

kegiatan dan untuk membuat keputusan yang benar dan mengambil tindakan

korektif.

1.12 Domain and process ofCOBIT 5

COBIT 5 memiliki 37 Proses dalam 5 domain.

Tabel 2.5Domain and Proses of COBIT 5

Domain Domain Name Domain’s main

role

Number of

processes

EDM Evaluate, Direct

and Monitor

Governance 5

APO Align, Plan and

Organise

Strategic 13

BAI Build, Acquire

and Implement

Tactical 10

DSS Deliver, Service

and Support

Operating 6

MEA Monitor, Evaluate

and Assess

Reporting 3

TOTAL 37

1.13 37 Proses dan Standar terkait

Tabel 2.6Proses dan Standar

No. COBIT Process Name Related Guidance Frameworks

and Standards

EDM 01 Ensure Governance

Framework Setting and

Maintenance

COSO, ISO/IEC 38500, King III,

OECD

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

23

No. COBIT Process Name Related Guidance Frameworks

and Standards

EDM 02 Ensure Benefit Delivery COSO, ISO/IEC 38500, King III,

EDM 03 Ensure Risk Optimisation COSO/ERM, ISO/IEC 31000,

ISO/IEC 38500, King III,

EDM 04 Ensure Resource

Optimisation

ISO/IEC 38500, King III,

TOGAF® 9

EDM 05 Ensure Stakeholder

Transparancy

COSO, ISO/IEC 38500, King III,

APO 01 Manage the IT Management

Framework

ISO/IEC 20000, ISO/IEC 27002

APO 02 Manage Strategy ITIL 2011

APO 03 Manage Enterprise

Architecture

TOGAF® 9

APO 04 Manage Innovation None

APO 05 Manage Portfolio ISO/IEC 20000, ITIL 2011, SFIA

APO 06 Manage Budget and Cost ISO/IEC 20000, ITIL 2011

APO 07 Manage Human Resources ISO27002, SFIA

APO 08 Manage Rekationship ISO/IEC 20000, ITIL 2011

APO 09 Manage Service Agreements ISO/IEC 20000, ITIL 2011

APO 10 Manage Suppliers ISO/IEC 20000, ITIL 2011,

PMBOK®

APO 11 Manage Quality ISO 9001:2008

APO 12 Manage Risk ISO27001:2005, ISO/IEC

27002:2011, ISO/IEC 31000

APO 13 Manage Security ISO/IEC 27001:2005,

ISO27002:2011, NIST SP800-53

Rev 1

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

24

No. COBIT Process Name Related Guidance Frameworks

and Standards

BAI 01 Manage Programmes and

Project

PMBOK®, PRINCE2

BAI 02 Manage Requirement

Definitions

ITIL 2011

BAI 03 Manage Solutions

Identification and Build

None

BAI 04 Manage Availability and

Capacity

ISO/IEC 20000, ITIL 2011

BAI 05 Manage Organisational

Change Enablement

Kotter (1996), Leading Change,

Boston, Harvard Business School

Press

BAI 06 Manage Changes ISO/IEC 20000, ITIL 2011

BAI 07 Manage Change Acceptance

and Transitioning

ISO/IEC 20000, ITIL 2011,

PMBOK®, PRINCE2

BAI 08 Manage Knowledge ITIL 2011

BAI 09 Manage Assets ITIL 2011

BAI 10 Manage Configuration ISO/IEC 20000, ITIL 2011

DSS 01 Manage Operations ITIL 2011

DSS 02 Manage Services Request and

Incidents

ISO/IEC 20000, ISO27002, ITIL

2011

DSS 03 Manage Problems ISO/IEC 20000, ITIL 2011

DSS 04 Manage Continuity BS25999-2007 (now

ISO22301:2012), ISO/IEC

27002:2011, ITIL 2011

DSS 05 Manage Security Services ISO/IEC 27002:2011, NIST

SP800-53 Rev 1, ITIL 2011

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

25

No. COBIT Process Name Related Guidance Frameworks

and Standards

DSS 06 Manage Business Process

Controls

None

MEA 01 Monitor, Evaluate and Assess

Performance and

Conformance

ISO/IEC 20000, ITIL 2011

MEA 02 Monitor, Evaluate and Assess

the System of Internal

Controls

None

MEA 03 Monitor, Evaluate and Assess

Compliance with External

Requirement

None

1.14 COBIT 5 Principles

Gambar 2.3COBIT 5 Principles

COBIT 5 memiliki limaprinsip utama untuk tata kelola dan

manajemen perusahaan IT:

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

26

1. Prinsip 1:Meeting Stakeholder Needs

Usaha untuk menciptakan nilai bagi para pemangku kepentingan

dengan menjaga keseimbangan antara manfaat dari realisasi dan

optimalisasi risiko dari penggunaan sumber daya.

COBIT 5 menyediakan semua proses yang diperlukan dan enabler

untuk mendukung penciptaan nilai bisnis melalui penggunaan IT.

Karena setiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda. Sebuah

perusahaan dapat menyesuaikan COBIT 5 sesuai dengan konteks

sendiri melalui gol cascade, dan menerjemahkan tujuan perusahaan di

tingkat tinggi untuk dikelola, spesifik, tujuannya berkaitan dengan IT

dan pemetaan untuk proses dan praktik tertentu.

2. Prinsip 2:Covering the Enterprise End-to-end

COBIT 5 mengintegrasikan tata kelola perusahaan IT dalam

pemerintahan perusahaan:

a. Ini mencakup semua fungsi dan proses dalam perusahaan;

COBIT 5 tidak hanya fokus pada 'fungsi IT', tapi

memperlakukan informasi dan teknologi yang terkait sebagai

aset yang harus ditangani sama seperti aset lainnya oleh semua

orang dalam perusahaan.

b. Ini menganggap semua tata kelola dan manajemen enabler yang

berkaitan dengan IT menjadi enterprisewide dan end-to-end,

yaitu termasuk segala sesuatu dan semua orang internal dan

eksternal yang relevan dengan tata kelola dan manajemen

informasi perusahaan dan terkait IT.

3. Prinsip 3: Applying a Single, Integrated Framework

Banyaknya standar inegrasi yang berkaitan dengan IT dan praktek yang

baik, masing-masing memberikan bimbingan pada subset dari aktivitas

TI. COBIT 5 sejalan dengan standar lain yang relevan dan kerangka

kerja pada tingkat tinggi, dan dengan demikian dapat berfungsi sebagai

kerangka kerja untuk tata kelola dan manajemen TI perusahaan.

4. Prinsip 4: Enabling a Holistic Approach

Efisien dan efektif, manajemen perusahaan IT memerlukan pendekatan

holistik, dengan mempertimbangkan beberapa komponen yang saling

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

27

berinteraksi. COBIT 5 mendefinisikan satu set enabler untuk

mendukung pelaksanaan sistem pemerintahan dan manajemen yang

komprehensif untuk perusahaan IT. Enabler secara luas didefinisikan

sebagai sesuatu yang dapat membantu untuk mencapai tujuan

perusahaan.

5. Prinsip 5: Separating Governance From Management

COBIT 5 framework membuat perbedaan yang jelas antara tata kelola

dan manajemen. Kedua disiplin mencakup berbagai jenis kegiatan,

membutuhkan struktur organisasi yang berbeda dan melayani tujuan

yang berbeda.

1.15 Governance and Management Processes

Menurut ISACA (2013) Salah satu prinsip pembimbing dalam COBIT adalah

perbedaan yang dibuat antara tata kelola dan manajemen.

Sejalan dengan prinsip ini, setiap perusahaan akan diharapkan untuk

menerapkan sejumlah Governance Process dan sejumlah Management Process

untuk memberikan tata kelola dan manajemen perusahaan IT yang

komprehensif.Perbedaan antara jenis proses terletak dalam tujuan proses:

1. Proses Governance berhubungan dengan tujuan tata kelola dari

pemangku kepentingan, tujuan-nilai, optimasi risiko dan sumber daya

optimasi dan termasuk praktek dan kegiatan yang bertujuan untuk

mengevaluasi pilihan strategis dan memberikan arahan untuk IT dan

hasil dari pemantauan (Evaluate, direct and Monitor [EDM] sejalan

dengan ISO / IEC 38500 konsep standar).

2. Proses Manajemen sejalan dengan definisi manajemen (praktek dan

kegiatan dalam proses manajemen mencakup bidang-bidangdan

tanggungjawab perusahaan, dan mereka harus menyediakan cakupan

end-to-end dari IT.

Perbedaan area pada proses tata kelola dan manajemen dapat dilihat pada

gambar di bawah

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

28

ini.

Gambar 2.4Governance and Management Key Areas

Meskipun hasil dari kedua jenis proses berbeda dan audiens yang berbeda,

semua proses membutuhkan 'perencanaan', 'bangunan atau implementasi', 'eksekusi'

dan 'pemantauan' kegiatan dalam proses.

Secara teori, perusahaan yang lebih kecil mungkin memiliki proses yang

lebih sedikit dan perusahaan yang lebih besar maka memiliki banyak proses dan akan

lebih kompleks, semua itu untuk menutupi tujuan yang sama.

COBIT 5 meliputi Proces Reference Model, mendefinisikan dan menjelaskan

secara rinci sejumlah proses tata kelola dan manajemen.

Dimana COBIT 5 menyediakan Proces Reference Model yang mewakili

semua proses, biasanya COBIT 5 menawarkan model referensi umum yang dapat

dipahami operasional TI dan bisnis manajer. Model proses yang diusulkan adalah

model yang lengkap dan komprehensif, tetapi bukan satu-satunya model proses.

Setiap perusahaan harus menentukan mengumpulkan proses itu sendiri, dengan

mempertimbangkan situasi tertentu.

COBIT 5 menyediakan kerangka kerja untuk mengukur dan memantau

kinerja TI, juga berkomunikasi dengan penyedia layanan, dan mengintegrasikan

praktek manajemen terbaik.

COBIT 5 Proces Reference Model membagi proses tata kelola dan

manajemen perusahaan TI menjadi dua bidang utama kegiatan-governance dan

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

29

manajemen dan dibagi menjadi domain dari proses, ditunjukan pada Gambar

2.5Process for Governance of Enterprise IT.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

30

Gambar 2.5Processes for Governance of Enterprise IT

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

31

1.16 Responsible Accountable Consulted Informed (RACI)

RACI Chart disarankan dan ditempatkan pada tingkat tanggung jawab untuk praktek

proses terhadap peran dan struktur yang berbeda. Berbagai tingkat keterlibatan adalah:

1. Responsible(R)—Who is getting the task done?Hal ini mengacu pada peran

memenuhi rancangan operasional utama dan menciptakan hasil yang diharapkan

2. Accountable(A)—Who accounts for the success of the task?Ini memberikan

pertanggungjawaban secara keseluruhan untuk menerima tugas yang dilakukan.

Untuk mengaktifkan pemberdayaan perusahaan, akuntabilitas dipecah sejauh

mungkin. Akuntabilitas tidak menunjukkan bahwa peran tidak memiliki kegiatan

operasional dan sangat mungkin bahwa peran terlibat dalam tugas. Sebagai

prinsip, akuntabilitas tidak dapat dibagi.

3. Consulted(C)—Who is providing input?Ini adalah peran utama yang memberikan

masukan. Perhatikan bahwa peran Accountable dan Responsible untuk memperoleh

informasi dari unit lain atau mitra eksternal. Namun, masukan dari peran yang

tercantum adalah untuk dipertimbangkan dan jika diperlukan. Tindakan yang tepat

harus diambil untuk eskalasi, termasuk informasi dari pemilik proses dan / atau

komite pengarah.

4. Informed(I)—Who is receiving information?Ini adalah peran yang diberitahu

tentang penghargaan dan / atau kiriman dari tugas. Peran di “Accountable”, tentu

saja, harus selalu menerima informasi yang tepat untuk mengawasi tugas, seperti

halnya peran yang bertanggung jawab untuk wilayah minat mereka.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

32

1.17 Capability Model

Gambar 2.6Capability Model

Ada enam tingkat kemampuan proses yang dapat dicapai, termasuk 'proses yang tidak

lengkap' ini mengarah pada 6 tingkat penunjukan jika praktik di dalamnya tidak mencapai

tujuan dari proses:

1. 0 Incomplete process(proses tersebut tidak lengkap)

Proses tidak dilaksanakan atau gagal untuk mencapai tujuan prosesnya. Pada tingkat

ini, ada sedikit atau tidak ada bukti dari setiap pencapaian yang sistematis dari tujuan

proses.

2. 1 Performed process(one attribute)

Proses diimplementasikan mencapai tujuan prosesnya.

3. 2Managed process(two attributes)

Proses sebelumnya dijelaskan dan dilakukan sekarang dilaksanakan secara berhasil

(direncanakan, dimonitor dan disesuaikan) dan produk kerja yang tepat ditetapkan,

dikendalikan dan dipelihara.

4. 3 Established process(two attributes)

Proses sebelumnya dijelaskan berhasil sekarang diimplementasikan menggunakan

proses didefinisikan yang mampu mencapai hasil prosesnya.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

33

5. 4 Predictable process(two attributes)

Proses yang ditetapkan dijelaskan sebelumnya sekarang beroperasi dalam batas-batas

yang ditetapkan untuk mencapai hasil prosesnya.

6. 5 Optimising process(two attributes)

Dijelaskan sebelumnya proses diprediksi terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan

bisnis saat ini dan proyeksi yang relevan.

1.18 Process Capability Indicators

Bagian ini menyajikan indikator kemampuan proses yang terkait dengan atribut

proses (PA) terkait dengan tingkat kemampuan 1 sampai 5 yang didefinisikan dalam dimensi

kemampuan model penilaian proses. Indikator kemampuan proses adalah sarana untuk

mencapai kemampuan ditangani oleh atribut proses. Bukti indikator kemampuan proses

mendukung penilaian dari tingkat pencapaian atribut proses.

Dimensi kemampuan model penilaian proses terdiri dari enam tingkat kemampuan

yang sesuai dengan tingkat kemampuan yang didefinisikan dalam proses model penilaian ini.

Bagian ini menjelaskan indikator kemampuan proses untuk sembilan atribut proses yang

termasuk dalam dimensi kemampuan dari tingkat 1 sampai 5.

Level 0 tidak termasuk jenis indikator. Level 0 mencerminkan proses atau proses yang

gagal, bahkan sebagian, untuk mencapai hasil yang non-dilaksanakan.

1.18.1 Level 0 – Incomplete Process

Pada level ini proses tidak diterapkan atau gagal untuk mencapai tujan

prosesnya. Pada tingkat ini bukti yang sedikit atau tidak ada dari setiap pencapaian

sistematis tujuan proses.

1.18.2 Level 1 – Performed Processs

PA 1.1 Process Performance

Sebuah pengukuran mengenai pencapaian tujuan dari suatu proses yang

berhasil dicapai dan terdapat bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.

Gambar 2.7Process Performance

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

34

1.18.3 Level 2 – Managed Process

PA 2.1 Performance Management

Sebuah pengukuran mengenai pengelolaan proses kinerja. Pada manajemen

kinerja memiliki indikator, yaitu:

a. Tujuan dari kinerja proses diidentifikasi.

b. Kinerja proses direncanakan dan dimonitor.

c. Kinerja proses disesuaikan untuk memenuhi rencana.

d. Tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan proses didefinisikan,

ditugaskan dan dikomunikasikan.

e. Sumber daya dan informasi yang diperlukan untuk melakukan proses

diidentifikasi, dibuat tersedia, dialokasikan dan digunakan.

f. Bertemu antarmuka dengan pihak-pihak yang terlibat dan dikelola untuk

memastikan komunikasi yang efektif dan kejelasan penugasan tanggung

jawab.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

35

Gambar 2.8Performance Management

PA 2.2 Work Product Management

Sebuah pengukuran sejauh mana hasil kerja yang dihasilkan dari proses yang

dikelola dengan tepat. Pada manajemen hasil kerja memiliki indikator, yaitu:

a. Persyaratan dari proses yang digunakan untuk menghasilkan produk.

b. Persyaratan untuk dokumentasi dan kontrol dari produk kerja.

c. Produk kerja secara tepat diidentifikasi, didokumentasikan dan dikendalikan.

d. Produk kerja ditinjau sesuai dengan pengaturan yang direncanakan dan

disesuaikan yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

36

Gambar 2.9Work Product Management

1.18.4 Level 3 – Established Process

PA 3.1 Process Definition

Sebuah pengukuran sejauh mana proses standar dikelola untuk mendukung

proses yang telah didefinisikan. Proses definisi memiliki indikator, yaitu

a. Sebuah proses standar, termasuk pedoman yang dilakukan sesuai dengan yang

didefinisikan dan menggambarkan unsur-unsur mendasar yang harus

dimasukkan ke dalam sebuah proses.

b. Ditentukan urutan dan interaksi dari proses standar dengan proses lainnya.

c. Dibutuhkan kompetensi dan peran untuk melakukan prosesmerupakan bagian

dari proses standar.

d. Dibutuhkan infrastruktur dan lingkungan kerja untuk melakukan pendefinisian

proses merupakan bagian dari proses standar.

e. metode yang sesuai untuk memantau efektivitas dan kesesuaian dari proses

yang telah ditetapkan.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

37

Gambar 2.10Process Definition

PA 3.2 Process Deployment

Sebuah pengukuran sejauh mana proses standar secara efektif digunakan sesuai

dengan proses yang telah didefinisikan untuk mencapai hasil prosesnya. Proses

deployment memiliki indikator, yaitu:

a. Sebuah proses yang didefinisikan dan ditempatkan berdasarkanpemilihan yang

tepat dan penyesuaian proses standar

b. Melakukan proses agar dapat didefinisikan, ditugaskan dan dikomunikasikan

merupakan peran, tanggung jawab dan wewenang yang diperlukan

c. Personel yang melaksanakan proses dapat didefinisikan kompeten atas dasar

pendidikan, pelatihan dan pengalaman.

d. Sumber daya dan informasi yang diperlukan untuk melakukan proses

pendefinisikan yang dibuat tersedia, dialokasikan dan digunakan.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

38

e. Diperlukan infrastruktur dan lingkungan kerja untuk melakukan proses

pendefinisikan yang dibuat tersedia, dikelola dan dipelihara.

f. Data yang sesuai dikumpulkan dan dianalisis sebagai dasar untuk memahami

peran dari proses, untuk menunjukkan kesesuaian dan efektivitas, serta

mengevaluasi perbaikan terus-menerus dari proses dapat dibuat.

Catatan: Hasil Kompetensi dari kombinasi pengetahuan, keterampilan dan atribut pribadi

yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman.

Gambar 2.11Process Deployment

1.18.5 Level 4 – Predictable Process

PA 4.1 Process Measurement

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

39

Sebuah pengukuran sejauh mana hasil pengukuran yang digunakan untuk

memastikan bahwa kinerja proses mendukung pencapaian tujuan proses dan tujuan

organisasi. Proses pengukuran memiliki indikator, yaitu:

a. Proses Informasi membutuhkan dukungan yang relavan dari tujuan bisnis

yang ditetapkan.

b. Tujuan proses pengukuran yang berasal dari kebutuhan proses informasi.

c. Tujuan kuantitatif untuk kinerja proses dalam mendukung tujuan relevan

bisnis yang ditetapkan.

d. Langkah-langkah dan frekuensi pengukuran diidentifikasi dan ditetapkan

sesuai dengan tujuan pengukuran proses dan tujuan kuantitatif untuk kinerja

proses.

e. Hasil pengukuran dikumpulkan, dianalisis dan dilaporkan untuk memantau

sejauh mana tujuan kuantitatif dapat terpenuhi.

f. Hasil pengukuran yang digunakan untuk menggambarkan kinerja proses.

Catatan: Informasi kebutuhan biasanya dapat mencerminkan manajemen, teknis,

proyek, proses atau produk kebutuhan.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

40

Gambar 2.12Process Measurement

PA 4.2 Process Control

Sebuah pengukuran sejauh mana proses secara kuantitatif dapat berhasil

menghasilkan sebuah proses yang stabil, mampu dan dapat diprediksi dalam batas-

batas yang ditentukan. Prorses kontrol memiliki indikator, yaitu:

a. Analisis dan kontrol teknik ditentukan, diterapkan di

berlakukan.

b. Batas kontrol variasi dibentuk untuk proses kinerja

normal.

c. Data pengukuran dianalisis untuk penyebab perbedaan

khusus.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

41

d. Tindakan korektif yang diambil untuk mengatasi

penyebab perbedaan khusus.

e. Batas kontrol yang kembali didirikan (jika diperlukan)

dengan adanya tindakan korektif.

Gambar 2.13Process Control

1.18.6 Level 5 – Optimising Process

PA 5.1 Process Innovation

Sebuah pengukuran mengenai perubahan proses yang telah diidentifikasi dari

analisis penyebab umum variasi di dalam performa, dan dari investigasi pendekatan

inovatif untuk melaksanakan proses. Proses inovasi memiliki indikator, yaitu:

a. Tujuan perbaikan proses untuk proses yang didefinisikan yang mendukung

tujuan bisnis yang relevan.

b. Data yang sesuai dianalisis untuk mengidentifikasi penyebab umum dari

perbedaan dalam kinerja proses.

c. Data yang sesuai dianalisis untuk mengidentifikasi peluang untuk praktik

terbaik dan inovasi.

d. Peluang perbaikan yang berasal dari teknologi baru dan konsep prosesnya

telah diidentifikasi.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

42

e. Strategi implementasi didirikan untuk mencapai tujuan perbaikan proses.

Gambar 2.14Process Innovation

PA 5.2 Process Optimisation

Sebuah pengukuran mengenai perubahan untuk definisi, manajemen dan

performa proses agar memiliki hasil yang efektif untuk mencapai tujuan dari proses

peningkatan. Proses optimisasi memiliki indikator, yaitu:

a. Dampak dari semua perubahan yang diusulkan dinilai terhadap tujuan dari

proses yang telah didefinisikan dan proses standar.

b. Implementasi dari semua perubahan disetujui dan dikelola untuk memastikan

bahwa setiap gangguan terhadap kinerja proses dapat dipahami dan dapat

ditindaklanjuti.

c. Berdasarkan kinerja aktual, efektivitas perubahan proses dievaluasi terhadap

persyaratan produk ditetapkan dan tujuan proses untuk menentukan apakah

hasil adalah karena penyebab umum atau khusus.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

43

Gambar 2.15Process Optimisation

1.19 Process Performance Indicators

Process performance indicators ini dapat digunakan untuk menilai proses yang

mencapai kapabilitas pada tingkat 1, skala yang digunakan dalam bentuk persentase yang

dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 2.7Process Performance Indicator

Katagori Persentase Keterangan

N (not achieved) 0 – 15 % Bukti atas pencapaian atribut proses tidak

ada atau hanya memiliki bukti yang sedikit

P (partially achieved) >15 – 50 % Terdapat beberapa bukti mengenai

pendekatan, dan beberapa pencapaian atribut

atas proses tersebut

L (largely achieved) >50 % - 85 % Terdapat bukti atas pendekatan sistematis

dan oencapaian yang signifikan atas proses

tersebut, meski masih ada kemungkinan

kelemahan yang tidak signifikan

F (fully achieved) >85 % - 100 % Terdapat bukti pendekatan sistematis dan

lengkap dalam pencapaian penuh atas atribut

proses tersebut. Tidak adanya kelemahan

yang signifikan dari proses tersebut

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

44

1.20 Monitor, Evaluate and Assess (MEA)

MEA memiliki 3 proses yaitu:

1. Monitor, evaluate and assess performance and conformance

Dalam MEA01 ini digunakan untuk mengumpulkan, memvalidasi dan

mengevaluasi bisnis, IT dan tujuan proses dan metrik. Memantau bahwa

proses yang sedang dijalankan telah disepakati pada kinerja dan kesesuaian

tujuan dan metrik dan memberikan pelaporan yang sistematis dan tepat waktu.

Tujuannya memberikan transparansi kinerja dan kesesuaian dan prestasi drive

tujuan.

Tabel 2.8 MEA 01

No. MEA 01 Keterangan

MEA01-01 Tujuan dan metrik disetujui oleh para

pemangku kepentingan.

MEA01-02 Proses diukur terhadap tujuan dan

metrik yang disepakati.

MEA01-03 Perusahaan memantau, menilai dan

menginformasikan pendekatan efektif

dan operasional.

MEA01-04 Tujuan dan metrik yang terintegrasi

dalam sistem pemantauan perusahaan.

MEA01-05 Proses pelaporan kinerja dan

kesesuaian berguna dan tepat waktu.

2. Monitor, evaluate and assess the system of internal control

Memantau dan mengevaluasi lingkungan pengendalian secara terus menerus,

termasuk penilaian dan ulasan jaminanterhadap diri sendiri/perusahaannya

sendiri.Memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasi kekurangan

kontrol dan inefisiensi dan untuk memulai tindakan perbaikan, rencana,

mengatur dan mempertahankan standar untuk kegiatan penilaian pengendalian

dan jaminan internal.

Tujuannya untuk mendapatkan transparansi bagi para pemangku kepentingan/

orang yang memiliki kuasa pada kecukupan sistem pengendalian internal

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2016_1_1151_Bab2.pdf · ditunjuk direksi untuk mengatur korporasi.Para direktur bertugas untuk

45

dengan demikian memberikan kepercayaan dalam operasi, kepercayaan dalam

pencapaian tujuan perusahaan dan pemahaman yang memadai tentang risiko

residual.

Tabel 2.9 MEA02

No. MEA02 Keterangan

MEA02-01 Proses, sumber daya dan infromasi

memenuhi kebutuhan sistem pengendalian

dalam perusahaan

MEA02-02 Semua jaminan direncanakan dan

dilaksanakan secara efektif.

MEA02-03 Menyediakan jaminan bebas terhadap

operasional pengendalian internal

MEA02-04 Kekurangan pengendalian internal

diidentifikasi dan dilaporkan

3. Monitor, evaluate and assess compliance with external requirements

Mengevaluasi proses TI dan TI yang mendukung proses bisnis dan telah sesuai

dengan undang-undang, peraturan dan persyaratan kontrak. Mendapatkan

jaminan bahwa persyaratan telah diidentifikasi dan dipenuhi, dan

mengintegrasikan kepatuhan IT dengan kepatuhan perusahaan secara

keseluruhan.

Tujuannya untuk memastikan bahwa perusahaan sesuai dengan semua

persyaratan eksternal yang berlaku.

Tabel 2.10 MEA03

No. MEA03 Keterangan MEA03-01 Semua persyaratan kepatuhan eksternal

diidentifikasi.

MEA03-02 Persyaratan kepatuhan eksternal memadai.