BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori khusus 2.1.1 New Information Economics (NIE) Menurut Benson et al (2004, p99), New Information Economics adalah sekumpulan praktek yang terkoordinir berdasarkan prinsip dan aktivitas terintegrasi yang secara efektif menghubungkan bisnis dengan proses manajemen tekhnologi informasi (teknologi informasi), dan mampu menghubungkan strategi bisnis perusahaan dengan aktivitas dan inisiatif teknologi informasi . Gagasan dasar dari New Information Economics adalah sebuah perusahaan seharusnya melakukan investasi pada teknologi informasi yang secara langsung mendukung strategi bisnis dan operasi yang efisien, dan memang sudah seharusnya tidak menginvestasikan pada hal-hal yang tidak diperlukan. Kemungkinan pengeluaran biaya perusahaan bergantung pada tujuan berikut (Benson et al ,2004, p4) : 1. Tujuan Pengurangan Biaya Dengan mengaplikasikan kerangka kerja dan praktek manajemen, perusahaan dapat mengurangi biaya teknologi informasi dan mempertahankan kontribusi yang dibuat teknologi informasi ke bottom- line. Kinerja teknologi informasi tetap seperti sebelumnya, namun biaya berkurang.
85
Embed
BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00245-MNSI-Bab 2.pdf · Tabel 2.3 Contoh Aligment Data Untuk setiap penilaian alignment
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori khusus
2.1.1 New Information Economics (NIE)
Menurut Benson et al (2004, p99), New Information Economics adalah
sekumpulan praktek yang terkoordinir berdasarkan prinsip dan aktivitas
terintegrasi yang secara efektif menghubungkan bisnis dengan proses manajemen
tekhnologi informasi (teknologi informasi), dan mampu menghubungkan strategi
bisnis perusahaan dengan aktivitas dan inisiatif teknologi informasi .
Gagasan dasar dari New Information Economics adalah sebuah perusahaan
seharusnya melakukan investasi pada teknologi informasi yang secara langsung
mendukung strategi bisnis dan operasi yang efisien, dan memang sudah
seharusnya tidak menginvestasikan pada hal-hal yang tidak diperlukan.
Kemungkinan pengeluaran biaya perusahaan bergantung pada tujuan
berikut (Benson et al ,2004, p4) :
1. Tujuan Pengurangan Biaya
Dengan mengaplikasikan kerangka kerja dan praktek manajemen,
perusahaan dapat mengurangi biaya teknologi informasi dan
mempertahankan kontribusi yang dibuat teknologi informasi ke bottom-
line. Kinerja teknologi informasi tetap seperti sebelumnya, namun biaya
berkurang.
6
2. Tujuan biaya stabil
Manajemen perusahaan dapat terus meningkatkan kegunaan TI
dan tetap dengan pertumbuhan bisnis, dan dapat mengontrol seluruh
biaya yang digunakan teknologi informasi . teknologi informasi dapat
meningkatkan dukungannnya pada bisnis dan dampaknya pada bottom-
line, namun dengan tingkat biaya sekarang.
3. Tujuan "Sweet Spot"
Mengkombinasikan pengurangan biaya dengan dampak pada
bottom-line yang lebih baik. teknologi informasi dapat mengurangi biaya
dan juga meningkatkan kinerjanya dengan dampak pada bottom-line.
Sasaran titik idealnya ”Sweet Spot”, yaitu mencapai kombinasi pengurangan
biaya dan memperbaiki dampak pada bottom-line. Teknologi informasi dapat
mengurangi biaya dan juga meningkatkan kinerjanya dengan dampak pada bottom-line.
Gambar 2.1 Kemungkinan pengeluaran biaya perusahaan
7
2.1.1.1 Tehnik New Information Economics
Menurut Benson et al (2004, p9-10), tehnik NIE terdiri dari dua bagian
yaitu 5 tehnik dasar dan 3 tehnik pendukung.
Gambar 2.2 Lima Tehnik New Information Economics
Kelima tehnik dasar tersebut yakni :
1. Demand/ Supply Planning
Menterjemahkan strategi bisnis ke dalam tahapan yang memberikan arah
yang jelas pada teknologi informasi akan apa yang diharapkan perusahaan (arahan
strategi perusahaan). Manajer bisnis dan teknologi informasi mencapai kesepakatan
akan ke mana arah perusahaan dan apa yang dapat dilakukan teknologi informasi
untuk mendukung hal tersebut. Mereka melakukan hal ini dengan menciptakan
penggerak bisnis yang dapat dilihat dari harapan strategi bisnis dan
menterjemahkannya ke dalam strategi kebutuhan teknologi informasi. Harapan
8
strategi manajemen menciptakan penggerak untuk teknologi informasi dan
kebutuhan strategi teknologi informasi menciptakan 'permintaan' strategi bisnis
untuk teknologi informasi , dimana perencanaan strategi teknologi informasi harus
mengantarkan solusi teknologi sebagai "persediaan strategi". Hasilnya adalah
agenda strategi penggunaan teknologi informasi dalam bisnis yang dapat diubah ke
dalam perencanaan dan tindakan teknologi informasi .
Menurut Benson et al (2004, p 179), proses perencanaan yang ideal
berhadapan dengan elemen-elemen sebagai berikut :
Tabel 2.1 Strategic Intention to IT Strategic Plan
Tehnik perencanaan strategis Demand / Supply dimulai dari arahan bisnis tingkat
tinggi dan penciptaan strategi serta rencana tindakan-tindakan untuk menggerakkan
kegiatan teknologi informasi yang dibutuhkan untuk mencapai arahan strategi tersebut.
9
Umumnya proses perencanaan strategis perusahaan gagal untuk eksplisit
memperhitungkan kegiatan-kegiatan dan strategi-strategi teknologi informasi, baik
front-end (yaitu sebagai penggerak dari strategi bisnis baru) atau sebagai back-end (yaitu
penyedia kemampuan dari arahan strategis).
Gambar 2.3 Strategic Demand/Supply Planning in the Value Chain
2. Innovation
Menurut Benson et al (2004, p187-192), teknologi informasi telah dan masih
menjadi alat pendukung utama atas berjalannya perusahaan. Saat ini TI diharapkan
tidak hanya menambah nilai pada perusahaan atas kemampuan dalam merespon
kebutuhan bisnis, tetapi juga menciptakan peluang bisnis melalui inovasi yang
berupa kombinasi dari kemampuan TI dengan kebutuhan pelanggan. Peluang tadi
bukan hanya peluang dalam penghematan biaya etapi juga penciptaan pasar baru dan
penawaran pelanggan baru.
10
Gambar 2.4 Praktek Perencanaan Alignment / Innovation
Sebagai akibatnya, maka TI akan mendorong terjadinya penyelarasan budaya
(pengelolaan dan metodologi proyek, metodologi perencanaan dan sebagainya) dan
budaya inovasi (TI mampu menciptakan dan membedakan produk, pasar dan
pelanggan potensial). Dibawah ini adalah tabel yang menjelaskan ciri-ciri
perusahaan yang berhasil memunculkan dan memberi penghargaan terhadap inovasi
Tabel 2.2 Aspek Budaya Inovasi
Tehnik Innovation pada NIE terdiri dari empat komponen, yaitu :
Business and technology monitoring (pemantauan bisnis dan tekhnologi)
11
Adalah telaah untuk pengelolaan teknologi informasi dan
manajemen atas perubahan faktor bisnis dan teknologi yang akan
memberi pengaruh pada bisnis. Proses ini menghasilkan sebuah teknologi
dan laporan status bisnis dan menggunakan penelitian eksternal,
arsitektur teknologi informasi dan perencanaan dan informasi bisnis
untuk menyelidiki teknologi dan bisnis mempengaruhi bisnis dan
teknologi informasi .
Gambar 2.5 Kompenen dan Pertanyaan Perencanaan Inovasi
Innovation visioning (visi inovasi)
Mengembangkan alternative visi untuk menjawab perubahan
teknologi dan bisnis serta memperoleh kesepakatan atas alternative visi.
Business Context and Choises (konteks dan pilihan bisnis)
Membuat pilihan tentang visi / arahan perusahaan yang akan
menentukan bagaimana bisnis dapat berfungsi. Visi inovasi
mengembangkan visi alternatif/arah secara luas untuk perusahaan,
merespon terhadap perubahan teknis dan bisnis, dan membangun sebuah
12
rangkaian persetujuan dari visi alternatif/arah. Proses ini melibatkan
manajer bisnis dan teknologi dalam menempatkan pertanyaan “Apa yang
dapat kita lakukan?” Kesenjangan potensial dan perubahan potensial pada
perencanaan bisnis klien dan perencanaan stratejik diidentifikasikan
ditiap skenario.
Actionable Innovation (inovasi yang dapat ditindak lanjuti)
Mengembangkan rencana scenario dan prototip tindakan untuk
melakukan inovasi.
Perubahan pada strategi bisnis melalui kemampuan teknologi informasi.
teknologi informasi biasanya merespon pada kebutuhan bisnis dan tak jarang, arah
perubahan bisnis bergantung pada apa yang mungkin dapat dibuat oleh teknologi
informasi. Praktek ini secara explicit menggerakkan manajemen bisnis untuk
membuka kesempatan bisnis yang dimungkinkan oleh teknologi informasi dan juga
menyediakan cara merubah kesempatan tersebut menjadi strategi bisnis dan
perencanaan taktik. Hasilnya adalah kumpulan kesempatan bisnis yang kompetitif
dan lebih kuat.
Menurut Wheelen dan Hunger (2002, p309-310) yang menyadur buku Peter
Ducker yang berjudul innovation and entrepreneurship mengajukan tujuh peluang
sumber inovasi yang dapat diteliti oleh orang yang tertarik memulai usaha
wiraswasta, baik didalam membangun perusahaan maupun sebagai usaha kecil
mandiri. Empat inovasi pertama berasal dari dalam industri sendiri sedangkan tiga
terakhir muncul dari lingkungan sosial. Tujuh sumber tersebut adalah sebagai
berikut:
13
1. The Unexpected
Kesuksesan yang tidak terduga, kegagalan yang tidak terduga, atau kejadian
diluar dugaan dapat menjadi gejala dari peluang yang tidak biasa.
2. The Incongruity
Ketidak sesuaian hasil yang diinginkan antara kenyataan dan apa yang
dianggap orang-orang, atau antara apa sebenarnya dan apa yang seharusnya
dilakukan, dapat menciptakan peluang inovasi.
3. Innovation Based on Process Need
Saat sebuah hubungan lemah terlihat jelas di dalam sebuah proses tertentu,
tetapi orang-orang disekitarnya melakukan sesuatu untuk mengatasinya,
sebuah peluang dihadirkan untuk orang atau perusahaan yang bersedia untuk
bekerja lebih keras.
4. Changes in Industry or Market Structure
Sebuah usaha telah siap untuk sebuah produk inovasi, service, aatau
pendekatan pada bisnis saat pondasi yang mendasari industri atau pasar
berubah.
5. Demographics
Perubahan pada jumlah populasi, tingkatan usia, komposisi, pekerjaan,
tingkat pendidikan, dan pendapatan dapat menciptakan peluang untuk
inovasi.
6. Changes in Perception, Mood, and Meaning
Peluang untuk inovasi dapat berkembang saat sebuah asumsi, perilaku dan
kepercayaan masyarakat berubah.
14
7. New Knowledge
Peningkatan dalam pengetahuan ilmiah maupun nonilmiah dapat
menciptakan produk baru dan pasar baru. Kemajuan pada 2 wilayah berbeda
terkadang dapat disatukan untuk membentuk dasar dari produk baru.
3. Prioritization
Menurut Benson et al (2004, p141-145), dasar dari prioritas bisnis
merupakan alat untuk menilai dampak bottom line dari proyek teknologi informasi
dan memakia sumber daya terpercaya. Prioritization memfokuskan untuk menaksir
nilai bisnis dalam kaitannya dengan dampak bottom line, dari investasi teknologi
informasi yang diusulkan.
Menganalisa dampak bisnis dari inisiatif teknologi informasi , memberi
prioritas pada proyek, dan menyetujui sumber daya kepada proyek bernilai tertinggi.
Perusahaan seharusnya menghabiskan uang hanya pada proyek yang secara langsung
berhubungan dengan harapan strateginya. Praktek ini mengatakan pada manajer
proyek, teknologi informasi mana yang secara kuat mendukung harapan strategi dan
mengurutkan mereka berdasarkan dampak bisnis di masa depan. Sebagai hasil, uang
dihabiskan ditempat yang tepat, untuk alasan yang tepat dan secara bersama manajer
bisnis dan teknologi informasi menyetujui keputusan tersebut.
Secara mekanisme, proses prioritization melibatkan 5 tahapan, yaitu :
1. Proses tersebut menyatukan manajer senior dalam menentukan strategic intention
untuk perusahaan, dengan menyetujui berat relative untuk setiap strategic
15
intention tersebut dan dilanjutkan dengan kesepakatan bersama mengenai
definisi dan skala untuk proyek teknologi informasi mana yang akan di taksir.
Melalui tahapan pembentukan kesepakatan bersama ini, manajer senior dapat
yakin dengan penafsiran yang konsisten dari strategic intention.
2. Semua teknologi informasi proyek diuraikan didalam terminology jangka bisnis
yang konsisten juga singkat, menyediakan sumber yang tunggal untuk semua
tujuan teknologi informasi . Sponsor bisnis dari tiap proyek bertanggung jawab
atas uraian ini. Dengan cara ini, perusahaan mempunyai suatu pandangan yang
berorientasi bisnis tentang teknologi informasi nya secara lengkap.
3. Penggunaan definisi cause-and-effect skala untuk masing-masing tujuan yang
strategis, para manajer menilai dampak yang diramalkan dari tiap manajer
memperhatikan cause-and-effect hubungan antara proyek dan arahan strategi:
jika kita lakukan proyek ini, dampak apa berakibat pada masing-masing dari niat
yang strategic intention? Masing-masing manajer harus menilai semua proyek.
Langkah ini mengakibatkan pemahaman yang luas di bisnis para manajer dari
semua teknologi informasi , bagaimana mereka menghubungkan semua bagian-
bagian dari bisnis, dan dampak mereka terarah.
4. Dalam forum bersama, para manajer meninjau ulang semua penaksiran. Hal ini
memungkinkan untuk diskusi terbuka untuk penilaian yang berbeda dan
pengembangan persetujuan yang berikut telah menghasilkan prioritas.
5. Teknologi informasi mengembangkan suatu proyek yang diusulkan berdasarkan
pada prioritas, batasan sumber daya, dan ketergantungan penjadwalan
16
Gambar 2.6 Pemberian skor prioritas pada proyek
4. Alignment
Menganalisa dampak bisnis dari aktivitas teknologi informasi yang sudah
ada. Setiap uang yang dihabiskan untuk menjaga sistem yang ada adalah uang yang
tidak dihabiskan untuk pengembangan baru. Jadi, manajer teknologi informasi dan
bisnis dapat memutuskan inisiatif teknologi informasi yang manakah yang
seharusnya mendapatkan sumber daya perusahaan, daripada beranggapan bahwa
semua yang sekarang beroperasi adalah kritis bagi bisnis dan harus didukung pada
tingkat sumber daya yang ada. Hasilnya adalah pendekatan yang lebih beralasan
untuk menghabiskan uang pada aktivitas yang ada, daripada untuk pengembangan
baru.
17
Gambar 2.7 Alignment / Assessment
Tehnik Alignment menilai sebab dan akibat antara kegiatan TI yang ada,
arahan strategi dan operasional perusahaan. Tehnik ini memberikan suatu cara untuk
melihat keputusan sumber daya masa lalu pada kebutuhan saat ini dan masa depan
dan menghilangkan sumber daya dari kegiatan yang berkinerja rendah yang
digunakan untuk kegiatan yang berkinerja itnggi yang mendukung arahan strategi
perusahaan. Tehnik Alignment ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
Strategic alignment, yang mengalamatkan pada penyelarsan aset TI
(application, infrastructure, services dan management) ke arahan
strategi bisnis.
18
Gambar 2.8 Strategic Alignment :Six Test
Gambar diatas ini menunjukkan bahwa dua dimensi portfolio
alignment diselaraskan dengan tiga portfolio.
Internal IT Alignment, yang mengalamatkan bagaimana setiap aset TI
mendukung lainnya dan secara nyata bagaimana services dan
infrastruktur mendukung aset aplikasi.
Gambar 2.9 Internal IT Alignment : Six Tests
Functional Alignment, yang mengalamatkan pada level service,
quality, functionality, technology dan intensitas pengguna.
Berdasarkan dari keterangan yang terdapat pada situs Wiley (
www.wiley.com), skor portofolio assessments memiliki skala (0-5). Menurut Benson
19
et al (2004, p150-156), praktek prioritization memungkinkan manajemen untuk
menyetujui sumber daya untuk initiatives teknologi informasi yang diusulkan
berdasarkan bottom line dan hubungannya terhadap strategic intention, maka praktek
aligment melakukan hal yang sama untuk aplikasi teknologi informasi dan
infrastruktur yang telah ada.
Tabel 2.3 Contoh Aligment Data
Untuk setiap penilaian alignment , skala yang digunakan seperti pada tabel
dibawah ini :
20
Tabel 2.4 Skala Penilaian Alignment
5. Performance Measurement
Mengukur kinerja teknologi informasi dengan cara yang berhubungan
dengan bisnis. Sangat mudah untuk menghitung kinerja teknologi informasi pada
tahap operasional dan taktik, tapi sangat sulit untuk mengukur dampak teknologi
informasi pada bisnis. Praktek ini mencampur keduanya dan memungkinkan
teknologi informasi untuk mengetahui apa yang harus diukur, bagaimana mengelola
teknologi informasi berdasarkan ukuran tersebut, dan bagaimana
mengkomunikasikan kinerja tersebut kepada manajer bisnis dengan cara yang dapat
mereka mengerti. Hasilnya meningkatkan performa teknologi informasi dan
meningkatkan komunikasi dengan manajemen bisnis.
21
Sedangkan 3 tehnik pendukung NIE sendiri adalah :
1. IT Impact Management
Dampak pengelolaan teknologi informasi berhubungan dengan pengelolaan budaya
suatu perusahaan dan memberikan suatu kerangka kerja untuk memperlihatkan hal
apa saja yang penting bagi perusahaan.
2. Portfolio Management
Pengelolaan portfolio memberikan pertimbangan mengenai seluruh pengeluaran
teknologi informasi , menyediakan kerangka kerja holistik untuk membuat prioritas
dan keputusan investasi manajemen.
3. Culture Management
Pengelolan budaya memungkinkan perusahaan untuk berhubungan dengan budaya
yang ada diperusahaan untuk menghilangkan hambatan terhadap perubahan proses
manajemen.
2.1.1.2 Tujuan New Information Economics
Menurut Benson et al (2004, pp68-69), tujuan NIE secara
keseluruhan, yaitu :
Menyediakan kemampuan melihat 100 % pengeluaran teknologi
informasi
Membuat kerangka kerja untuk perencanaan melalui anggaran
(mendukung rantai nilai strategi bottom-line).
22
Tehnik NIE Demand/ Supply Planning dan Innovation bertujuan
untuk :
Menghubungkan sumber daya yang ada dan yang dibutuhkan
dengan arahan strategi yang ada dalam perusahaan.
Membuat pondasi untuk mengakses portfolio yang ada dan
mendefinisikan portfolio strategi yang akan datang.
Menetapkan istilah-istilah yang konsisten antara bisnis dan
teknologi informasi .
Menjelaskan kearah mana sumber daya teknologi informasi akan
dipergunakan dan menghubungkannya dengan anggaran dan
proses perencanaan perusahaan.
Menyediakan kerangka kerja untuk mendefinisikan kebutuhan
teknologi informasi , termasuk pembaharuan dan pertumbuhan.
Menetapkan hubungan dengan pengukuran kinerja.
Tehnik NIE Prioritization bertujuan untuk :
Menetapkan dasar strategi untuk alokasi
Menyediakan perspektif untuk kebutuhan investasi yang akan
datang
Menyediakan dasar untuk melakukan penaksiran resiko dan
manfaat proyek
23
Tehnik NIE Alignment bertujuan untuk :
Menetapkan dasar-dasar untuk melakukan layanan, kualitas,
keandalan dan penaksiran resiko.
Menetapkan informasi beberapa tahun ke depan untuk
penyelarasan.
Menghubungkan 100% pengeluaran teknologi informasi pada
strategi bisnis teknologi informasi .
Tehnik NIE Performance Measurement bertujuan untuk :
Menyediakan kerangkan kerja untuk melakukan pengukuran
kinerja dari 100% pengeluaran teknologi informasi .
Menghubungkan pengukuran kinerja dengan perencanaan strategi
Menghubungkan kinerja bisnis yang dipengaruhi oleh portfolio.
2.1.1.3 Pedoman Mendapatkan Hasil NIE
Menurut Benson et al (2004, p19), untuk mendapatkan hasil NIE
manajemen harus menjawab pertanyaan dibawah ini sebagai pedoman.
1) Pertanyaan yang memberikan hasil (Affordability Questions)
a. Apa yang dapat kita peroleh dari investasi teknologi informasi ?
b. Apakah dapat kita kurangi biaya teknologi informasi yang tidak
perlu ?
c. Apakah kita dapat merancang ulang biaya untuk mendukung
kebutuhan proyek ?
24
2) Pertanyaan yang berdampak (Impact Questions)
a. Apakah investasi teknologi informasi sudah tepat sasaran ?
b. Apakah strategi bisnis perusahaan dapat mengendalikan tindakan
teknologi informasi dan menghasilkan pada dampak bottom line ?
c. Apakah kita memperoleh dampak bottom line dari pengoperasian
teknologi informasi ?
d. Apakah ada keseimbangan antara investasi pada tingkat strategi
dengan tingkat operasional teknologi informasi ?
2.1.2 Critical Success Factors
Proses perencanaan yang efektif , keputusan sumber daya yang tepat,
dana yang mencukupi, proyek-proyek dan perencanaan adalah suatu pondasi,
dimana ini digunakan bersama dalam suatu proses bisnis untuk mendapatkan
hasil yang baik.
Perusahaan bisa mendapatkan hasil seperti pilihan proyek yang tepat,
mengurangi pengeluaran yang tidak diperlukan, meingkatkan kinerja karyawan
dan tindakan manajemen yang tepat jika:
o Proses bisnis dan perencanaan IT sepenuhnya terintegrasi dan terhubung
o IT memudahkan inovasi yang berdampak pada perencanaan bisnis dan
menghasilkan strategi baru dan memperbaiki cara untuk
menoimplementasikan strategi bisnis yang ada
o Investasi IT diprioritaskan pada strategi bisnis
25
o Keseluruhan pembelanjaan IT termasuk pengembangan, pengoperasian,
pemeliharaan dan layanan diarahkan dengan strategi bisnis yang ada
o Kinerja bisnis dan tekhnikal TI dijalani
o Tim manajemen bisnis dan TI secara konsisten menjalankan proses
manajemen yang mana meningkatkan kontribusi TI ke kinerja bottom-line
o Proses perencanaan dan manajemen fokus pada invesatsi IT secara
keseluruhan termasuk proyek dan dana lights-on
o Manajer bisnis dan TI berpartisispasi secara efektif pada proses manajemen
ini
Critical sucess faktor berguna untuk :
o Memperoleh keputusan / hasil yang baik
o Menghapus aset dan sumber yang tidak diperlukan / kinerjanya tidak bagus
o Meningkatkan kinerja aset dan sumber yang ada
2.1.3 The Strategy to Bottom Line Value Chain
Menurut Benson et al (2004, p92), The Strategy to Bottom Line Value
Chain adala suatu rangkaian dari proses manajemen yang terhubung dan
dijabarkan dalam proyek dan anggaran operasional serta pengukuran kinerja
untuk memantau tindakan dan dampak bottom line.
26
Gambar 2.10 12 tahapan dalam The Strategy to Bottom Line Value Chain
Tabel 2.5 Rantai Nilai Strategi ke Bottom Line
Rantai Nilai Strategi ke Bottom Line
Pere
ncan
aan
Stra
tegi
Nama pengantar Deskripsi Pengantar
1 Arahan strategi bisnis Misi ditambah bobot intensi strategi
5 Kritis Aplikasi penting bagi perusahaan tanpa ada penggunaan aplikasi ini maka perusahaan tidak akan dapat menjalankanproses bisnisnya.
4 Penting Aplikasi digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan proses bisnis. Tanpa adanya aplikasi, proses bisnis tetap dapat berjalan. Tetapi biaya operasional perusahaan akan bertambah dalam angka yang sangat signifikan serta mengurangi efektifitas dari perusahaan.
3 Berguna Aplikasi ini digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan proses bisnis. Tanpa adanya aplikasi, proses bisnis tetap dapat berjalan. Tetapi biaya operasional perusahaan akan bertambah besar.
2 Tidak terlalu penting
Aplikasi ini digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan proses bisnis. Tetapi tanpa menggunakan aplikasi ini pun proses bisnis tepat dapat berjalan. Penggunaan aplikasi ini hanya mengurangi sedikit biaya operasional.
1 Jarang digunakan
Aplikasi tidak sering digunakan dan tidak membawa pengaruh penting dalam operasional perusahaan
0 Tidak digunakan
Aplikasi ini tidak digunakan
2.1.5.7 Dua Faktor Portfolio Proyek
Menurut Benson et al (2004, p147), portfolio proyek TI memiliki
dua faktor antara lain :
Dampak, nilai penyelarasan system aplikasi dengan arahan
strategi perusahaan.
Resiko, ancaman terhadap kesuksesan suatu proyek. Dimana
milai-nilai resiko proyek berkisar dari skala 0-10. Resiko terdiri
dari tujuh jenis yaitu:
52
o Resiko proyek atau organisasi, derajat dimana kebutuhan
bisnis tergantung pada ketrampilan pada bisnis baru atau
yang belum teruji atau belum punya pengalaman. Juga
termasuk resiko dari derajat dimana perusahaan mampu
melakukan perubahan yang dibutuhkan proyek.
o Ketidakpastian secara definisi, derajat dimana kebutuhan
bisnis dapat dengan baik didefinisikan dan difahami, secara
akurat dapat diterjemahkan pada kebutuhan informasi dan
fungsionalitas sistem aplikasi.
o Ketidakpastian secara teknis, derajat dimana proyek
tergantung pada teknologi yang belum teruji, dan derajat
dimana perusahaan mempunyai pengalaman yang memadai
dalam merancang dan membangun aplikasi berdasarkan
teknologi.
o Resiko infrastruktur SI, derajat dimana lingkungan teknis
memiliki faktor-faktor yang dibutuhkan dari data
administrasi, komunikasi, manajemen proyek dan
pengembangan.
o Resiko teknis, derajat penggunaan teknologi tertentu yang
membutuhkan manajemen baru, ketrampilan analisis atau
pengembangan.
o Resiko investasi, derajat yang terkait dengan lainnya yaitu
investasi yang bukan pada proyek tersebut dibutuhkan agar
proyek bias sukses.
53
o Resiko manajemen proyek, derajat dimana proyek mampu
dan dapat menangani kerumitan proyek baik secara teknis
maupun organisasi.
2.1.5.8 Pemberian Skor Pada Portfolio Proyek
Penilaian prioritisasi menurut Benson et al (2004, p297), skor 0
adalah proyek tidak memiliki pengaruh, sementara skor 5 adalah sebuah
proyek yang kritis terhadap inisiatif. Skor 1 – 4 bervariasi tergantung dari
pengaruh terhadap proyek pada posisi bersaing.
Tabel 2.14 Skor Portfolio Proyek
Penjelasan dampak dan resiko Score EffectProyek atau aplikasi sama sekali tidak memiliki hubungan dengan arahan strategi 0 NoneProyek atau aplikasi secara tidak langsung berhubungan dengan arahan strategi 1 MinorProyek atau aplikasi dapat mendukung arahan strategi tetapi dampaknya minim 2 SmallProyek atau aplikasi dapat mendukung arahan strategi tetapi tidak akan memberikan keunggulan kompetitif 3 ImportantProyek atau aplikasi dapat mendukung arahan strategi dan akan membawa pengaruh besar bagi perusahaan 4
Very Important
Proyek atau aplikasi sangat vital bagi arahan strategi dan harus diimplementasikan dan akan memberikan daya saing yang lebih dibanding pesaingnya. 5 Critical
54
2.1.6 Strategi investasi
Menurut Benson et al (2004, p139) Tim manajemen bisa melakukan
pengkategorian strategi investasi berdasarkan hasil penaksiran portofolio yang
ada, sehingga diketahui aplikasi mana saja yang sebaiknya diabaikan, diganti
baik dengan melakukan outsourcing/insourcing, dikembangkan atau didesain
ulang. Berikut ini dalah gambar strategi investasi :
Tabel 2.15 Strategi Investasi
Kategori aplikasi Strategi InvestasiAbandon :Dependency rendah
Aplikasi harus dihapuskan
Crisis :Dependency tinggi (skala 4 atau 5) dan kualitas 2
Aplikasi tersebut adalah calon untuk diperbaiki kualitasnya khususnya bila depedencynya tinggi
Noncritical, stabilize :Dependency rendah
Investasinya sedikit saja pada perawatan dan peningkatan kinerja
Improve only is needed :Dependency tinggi (4,5) dan kualitas menengah (3)
Keluarkan biaya hanya pada kondisi emergency atau bila sumber daya sudah hampir habis.
Excellent, monitor :Baik Dependency maupun kualitas nilainya 4 atau 5
Pantau aplikasi terhadap kualitas.keluarkan biaya untuk menjaga tingkat kualitas, tetapi investasi baru tidak perlu dilakukan.
Dengan analisa portfolio yang dilakukan dengan table diatas, pihak
manajemen dapat membuat keputusan untuk melakukan investasi seperti yang
tertera pada gambar dibawah ini :
55
Gambar 2.19 Keputusan investasi didalam portfolio
2.1.7 Matriks McFarlan
Menurut Ward dan Peppard (2002, p42), matriks McFarlan digunakan
untuk menggambarkan semua tujuan yang diharapkan dari konstribusi teknologi
informasi terhadap strategi bisnis. Empat kategori yang terletak dalam empat
kuadran dalam matriks ini berdasarkan pada kontribusi aplikasi ini terhadap
kegiatan bisnis.
56
Tabel 2.16 Matriks McFarlan
STRATEGIC HIGH POTENTIAL
Applications that are critical to
sustaining future business
strategy
Applications that may be
important in achieving future
Applications on which the
organizations currently depends
for success
Applications that are valuable
but not critical to success
KEY OPERATIONAL SUPPORT
Kategori aplikasi yang ada dalam matriks ini yaitu :
Strategic, merupakan aplikasi yang terpenting atau critical untuk
kesuksesan bisnis di masa mendatang. Aplikasi ini akan mendukung
perubahan bisnis yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam tujuan
untuk berkompetisi.
Key Operational, merupakan aplikasi yang mempertahankan operasi
bisnis yang sudah ada dan membantu menghindari berbagai kerugian.
Support, merupakan aplikasi yang meningkatkan efisiensi bisnis dan
efektivitas manajemen tetapi tidak menyediakan keuntungan bersaing.
High Potential, merupakan aplikasi inovasi yang mungkin akan
menciptakan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan di masa
mendatang.
57
2.2 Teori Umum
2.2.1 Tekhnologi Informasi dan Sistem Informasi
Menurut Mcleod (2001, p12), informasi adalah data yang telah diproses
atau data yang memiliki arti. Informasi merupakan faktor yang sangat penting
dalam proses pengambilan keputusan.
Menurut O’Brien (1997, p24), informasi adalah data yang diubah menjadi
satu bentuk yang berarti dan berguna dalam konteks tertentu bagi pemakainya.
Sedangkan Shelly et al (2004, p516) mengemukakan jika informasi
berarti data yang telah diproses, sehingga menjadi terorganisasi, berarti dan
berguna.
2.2.1.1 Sistem Informasi (SI)
Menurut Laudon (2003, p7), Sistem informasi merupakan sekumpulan
dari komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan atau mencari
kembali, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk
mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan kontrol di dalam organisasi.
Sistem informasi adalah suatu rangkaian formal dimana data
dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para
pemakai. (James A.Hall, 2001,p7)
Menurut Thompson dan Card-Baril (2003, p303), sebuah sistem
informasi adalah sebuah sistem terintegrasi, berbasiskan teknologi informasi
yang dirancang untuk mendukung operasi, manajemen, dan fungsi pembuatan
keputuasan dalam sebuah organisasi.
Sistem informasi dapat berupa beberapa kombinasi atau gabungan yang
terorganisir dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan
58
komunikasi, dan sumber data yang dikumpulkan, diubah, dan informasi yang
disebarkan dalam suatu organisasi. (James A. O’Brien, 2003,p7)
Sistem informasi yang berfokus pada sistem informasi berbasis komputer
(Computer-based information system) terdiri dari komponen-komponen berikut:
Orang (people)
Komponen yang pertama adalah orang, dimana mereka mengoperasikan
sistem informasi tahun ini. Mereka adalah para penggunan dari sistem
informasi atau umumnya disebut end user. Adapun orang yang membangun
dan mengoperasikan sistem informasi ini dimana sering disebut sebagai IT
specialist.
Perangkat keras (hardware)
Komponen ini meliputi semua peralatan dan bahan yang digunakan dalam
suatu sistem informasi. Sebagai contoh perangkat keras yang digunakan
dalam sistem informasi meliputi komputer, keyboard, mouse, printer,
monitor, dan media penyimpanan (harddisk)
Perangkat lunak (software)
Perangkat lunak yang digunakan dalam sistem informasi meliputi suatu
perangkat lunak sistem, perangkat lunak aplikasi dan prosedur.
Data
Sumber data dari sistem informasi dapat dikelompokkan menjadi :
1. Database yang menyimpan data yang telah diproses dan diorganisasikan
59
2. knowledge bases yang menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuk
seperti fakta, aturan-aturan, dan contoh kasus tentang praktek-praktek
bisnis yang telah berhasil.
Jaringan komunikasi (Network communication)
Jaringan komunikasi juga merupakan hal yang sangat penting, dimana
melalui jaringan komunikasi segala bentuk informasi dapat didistribusikan
atau disebarkan.
Sebagai contoh yang paling popular saat ini adalalah penggunaan internet
dan intranet. Penggunaan jaringan komunikasi sangat memegang peranan
penting khususnya dalam dunia bisnis elektronik dan segala jenis organisasi
beserta sistem informasi berbasis komputernya.
Sistem informasi adalah :
1. Sebuah sistem, baik terotomatisasi atau manual, yang terdiri dari orang-
orang, mesin-mesin, dan atau metode-metode yang terorganisasi untuk
mengumpulkan, mengirimkan, dan memilah-milah data yang mewakili
informasi user.
2. Telekomunikasi apa saja dan atau perlengkapan yang berkaitan dengan
komputer atau sistem terinterkoneksi atau subsistem dari perlengkapan
yang digunakan dalam akuisisi, penyimpanan, manipulasi, manajemen,
pergerakan, kendali, penampilan, pergantian, interchange, transmisi, atau
penerimaan suara dan atau data, dan mencakup software, firmware, dan
hardware.
60
3. Keseluruhan infrastruktur, organisasi, personel, dan komponen-
komponen untuk pengumpulan, penyimpanan, pengiriman, penampilan,
pemilahan, dan pergerakan informasi.
Sistem informasi adalah pengumpulan, pemrosesan, pengiriman, dan
pemilahan informasi yang terorganisir sesuai dengan prosedur-prosedur yang
terdefinisi, baik terautomatisasi atau manual. Sistem informasi mencakup
sistem non-finansial, financial, dan campuran ( ).
2.2.1.2 Tekhnologi Informasi (TI)
Istilah teknologi informasi lebih mengacu pada teknologi seperti
hardware ,software serta jaringan telekomunikasi (Ward dan Peppard, 2003,
p3).
Teknologi informasi adalah perangkat keras dan piranti lunak yang
dikemas sebagai sebuah alat untuk menangkap, menyimpan, memproses dan
menghasilkan digital (Thompson dan Cats-Baril, 2003, p3).
Teknologi informasi mencakup semua masalah yang berhubungan
dengan pertolongan sains komputer dan teknologi komputer dan dengan
perancangan, pengembangan, instalasi, dan implementasi sistem-sistem
informasi dan aplikasi.
Sebuah arsitektur teknologi informasi adalah sebuah framework
terintegrasi untuk memperoleh dan mengembangkan TI untuk mencapai
tujuan-tujuan strategis. TI memiliki baik komponen logis maupun teknis.
Komponen-komponen logis mencakup misi, kebutuhan fungsional dan
informasi, konfigurasi sistem, dan aliran informasi.
61
2.2.1.3 Proyek Sistem Informasi
Menurut Olson (2003, pp2-4), proyek meliputi cara pencapaian yang
baru dan rumit. Banyak aktivitas didefinisikan sebagai proyek. Proyek itu
Melibatkan tujuan yang jelas
Memotong garis batas lintas organisasi
Merupakan aktivitas yang unik
Proyek memiliki tujuan, di dalamnya mereka di desain untuk
mencapai sesuatu dalam organisasi agar menerima mereka. Proyek
biasanya memotong garis batas lintas organisasi, menggambarkan orang-
orang dari berbagai macam keahlian fungsional. Proyek mencakup hal-hal
berikut:
Membangun sesuatu – sebuah jembatan, sebuah gedung, suatu sistem
informasi
Mengorganisasikan sesuatu – sebuah rapat , suatu kampanye
pemilihan, sebuah simfoni, sebuah film.
Melakukan sesuatu untuk pertama kalinya.
Mencapai sesuatu yang baru, aktivitas yang kerumitan
Proyek adalah sesuatu hal yang sama sekali baru dan belum pernah
ada sebelumnya. Oleh karena itu, proyek dapat dikatakan tidak pasti dan
mempunyai tingkat resiko yang tinggi, sehingga akan mengalami kesulitan
dalam memperkirakan permintaan sumber daya dan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan proyek yang bersangkutan.
62
Didalam proyek yang sukses, manajemen memperlakukan
investasi TI sebagai sebuah bagian dari perubahan organisasi dan investasi
tersebut dapat menggunakan proses perubahan manajemen untuk memastikan
bisnis memaksimalkan nilai dari investasi TI perubahan yang berhubungan
dengan praktek bisnis(Ward dan Peppard (2002, p437).
2.2.1.4 Strategi IS/IT
Pada dasarnya, sebuah strategi IS/IT terdiri dari sebuah komponen IS
dan komponen IT. Strategi IS mendefinisikan kebutuhan organisasi atau
permintaan terhadap informasi dan sistem untuk mendukung keseluruhan
strategi dari bisnis. Ini benar-benar dihubungkan dalam bisnis,
mempertimbangkan pengaruh kompetitif dan kebutuhan dari IS/IT. Pada
dasarnya itu mendefinisikan dan memprioritaskan investasi yang diperlukan
untuk memperoleh aplikasi portfolio yang ideal, keuntungan dasar
diharapkan dan perubahannya diperlukan untuk memberikan keuntungan
tersebut, dalam batasan sumber daya dan ketidaktergantungan sistem.
Strategi IT diperhatikan dengan menguraikan visi dari bagaimana
permintaan dari organisasi untuk informasi dan sistem akan didukung oleh
teknologi – dasarnya diperhatikan dengan IT supply. Itu menyebutkan
persediaan dari kemampuan IT dan sumber daya termasuk hardware,
software dan telekomunikasi serta services seperti operasi teknologi
informasi, sistem pengembangan dan dukungan user.
63
2.2.1.5 Investasi TI
Suatu investasi tekhnologi informasi (TI) merupakan pengeluaran
yang dilakukan organisasi yang berupa pengeluaran untuk telekomunikasi
dan jaringan, sistem operasi dan software baru, dukungan lanjut dam operasi
terhadap infrastruktur pusat data (data centers) yang tersedia, yang secara
langsung mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mencapai
peningkatan performa misi, pengambilan keputusan manajemen dan efisiensi
operasional.
Secara umum investasi teknologi informasi bermanfaat untuk
menekan biaya-biaya operasi perusahaan, meningkatkan produktivitas dan
menyelesaikan masalah bisnis yang spesifik.
Untuk menjustifikasi investasi TI yang akan dibuat, salah satu
pendekatan yang umum adalah mengadopsi langkah logis dalam kerangka
yang berulang (repeatable framework), yang sering dikatakan sebagai
metodologi valuasi. Pendekatan-pendekatan valuasi tersebut dapat dilihat
dalam kerangka Justification Options dan Merits yang ditawarkan oleh
Garner serta klasifikasi metodologi valuasi TI yang tersedia (Ipung, 2004,
p170)
2.2.2 Manajemen
Manajemen mengacu pada proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan
kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui
orang lain. (Robbins & Coutler, 1999, p8).
64
Proses manajemen merupakan serangkaian keputusan dan kegiatan terus
menerus dimana para manajer terlibat sewaktu mereka merancang,
mengorganisasi dan mengendalikan.
Menurut Welsch et al yang diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan
Maudy (2000, p1), manajemen diartikan sebagai proses mendefinisiskan tujuan
perusahaan dan menerapkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut
dengan sumber daya manusia.
Proses manajemen adalah suatu kumpulan kegiatan yang saling
berhubungan yang dilakukan oleh manajemen suatu organisasi untuk
menjalankan fungsi-fungsi manajemen berikut ini : perencanaan,
pengorganisasian, penempatan sumber daya, kepemimpinan/pengarahan dan
pengendalian.
Wheelen et al (2002, p4) mengemukakan bahwa survei dari hampir 50
perusahaan diberbagai negara dan industri menemukan tiga keuntungan
manajemen strategis utama yaitu:
Memiliki pengertian yang lebih jelas mengenai pandanga strategi
perusahaan.
Menajamkan focus pada apa yang penting secara strategis.
Meningkatkan pemahaman tentang perubahan lingkungan yang cepat.
2.2.2.1 Pengertian Biaya, Anggaran dan Penganggaran
Biaya adalah uang yang dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan,
melakukan, dsb) sesuatu , ongkos belanja, pengeluaran.
Penganggaran adalah:
65
a. proses mengikhtisarkan rancangan pengeluaran dan penerimaan
keuangan selama jangka(waktu) tertentu.
b. Kegiatan mengalokasi sumber daya untuk mencapai sasaran usaha di
jangka (waktu) tertentu
Anggaran adalah
perkiraan ; perhitungan
taksiran mengenai penerimaan dan pengeluaran kas yang diharapkan
untuk periode yang akan datang.
2.2.2.2 Investasi
Menurut Pyawan (2004, p3) Investasi adalah suatu pengorbanan /
pengeluaran untuk suatu harapan dimasa yang dating. Faktor yang terlibat dalam
investasi yaitu waktu dan resiko. Pada jenis investasi tertentu, faktor waktu lebih
berperan sementara jenis investasi tertentu lainnya, faktor resiko lebih dominant.
2.2.2.3 Portfolio Perusahaan
Menurut Porter (1998, p58), portfolio perusahaan adalah kemampuan
perusahaan untuk mendukung perubahan yang terencana dalam semua unit usaha
dalam bentuk sumber dana dan sumber daya lain. Kemampuan perusahaan untuk
melengkapi / memperkokoh kekuatan unit usaha.
66
2.2.2.4 Analisis SWOT
SWOT adalah kependekan dari Strength (kekuatan) dan Weakness
(kelemahan) dari sebuah perusahaan serta Opportunity (kesempatan) dan Threat
(ancaman) lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan. Menurut Pearce (2000,
p202), SWOT adalah sebuah identifikasi sistematis dari faktor-faktor dan strategi
yang mempresentasikan pasangan yang baik diantara SWOT tersebut. SWOT ini
akan didasarkan pada asumsi bahwa sebuah strategi yang efektif akan
memaksimalkan sebuah kekuatan dan kesempatan serta meminimalkan
kelemahan dan ancaman dari sebuah perusahaan. Asumsi ini memiliki implikasi
yang kuat untuk desain dari sebuah strategi sukses sebuah perusahaan.
Analisis SWOT adalah metoda yang cukup sederhana untuk
mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan yang dimiliki
dan juga mengkaji peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Jadi intinya
memaksimumkan kekuatan dengan meminimumkan kelemahan sekaligus meraih
peluang pasar dan menekan ancaman yang ada pada pasar. Dari sini dapat
ditentukan faktor-faktor kritis apa saja yang dapat dipakai untuk menentukan
“arah” perusahaan kemana harus bergerak dan membantu untuk menetapkan
pengambilan keputusan yang penting.
2.2.2.4.1 Strength (Kekuatan)
Kekuatan adalah sebuah sumber, kemampuan, atau keuntungan
lain yang berhubungan dengan pesaing dan kebutuhan dari pasar yang
disediakan oleh sebuah perusahaan. Kekuatan ini adalah sebuah
kemampuan khusus yang memberikan perusahaan keuntungan yang
67
komparatif dalam pasar. Kekuatan ada dengan memperhatikan kepada
sumber keuangan, image, kepemimpinan pasar, hubungan dengan
pemasok dan pelanggan, dan faktor lain. Mengindentifikasi kekuatan
dapat dilakukan dengan cara :
apa yang menjadi keunggulan alami perusahaan
kegiatan apa yang dianggap terlaksana dengan bail
apa yang menjadi modal pengetahuan perusahaan
apakah karyawan telah menggunakan semua kemampuan yang
ada
2.2.2.4.2 Weakness (Kelemahan)
Sebuah kelemahan adalah sebuah batas atau kekurangan dalam
sumber, kemampuan, dan kesanggupan yang merintangi keefektifan
prestasi perusahaan. Fasilitas, sumber keuangan, kemampuan
manajemen, kemampuan pemasaran, dan merek dapat menjadi sumber
dari kelemahan. Mengidentifikasi kelemahan dapat dilakukan dengan
cara :
apa yang biasa dilakukan sembarang
apa yang harus diperbaiki
apa yang harus dihindari
adakah rasa keengganan untuk berubah dari karyawannya
adakah penurunan motivasi kerja pada karyawan
apakah karyawan tidak fokus pada pekerjaannya
68
apa yang menjadi keterbatasan / hambatan pada sumber
daya dan kemampuan
apa yang terjadi bila ada perubahan teknologi, permintaan
pasar, peraturan pemerintah
apa yang terjadi bila ada perubahan arah pada ekonomi,
politik
2.2.2.4.3 Opportunity (Kesempatan)
Kesempatan dapat diklasifikasikan suatu hal yang menarik dan
suatu kesempatan untuk sukses. Kesempatan sukses suatu perusahan
bergantung pada kekuatan perusahaan tersebut yang tidak hanya sesuai
dengan syarat sukses permintan untuk mengoperasikan target pasar tetapi
juga melebihi pesaing. Kecakapan belaka tidak merupakan sebuah
keuntungan yang kompetitif. Perusahaan yang memiliki prestasi yang
paling baik akan menjadi suatu yang dapat menghasilkan nilai pelanggan
yang paling hebat dan menopangnya selalu. Megkaji peluang dapat
dilakukan dengan cara :
Peluang apa saja yang ada pada pasar
Dimana peluang tersebut berada
Kapan peluang itu ajan terjadi
Bagaimana bentuk kecenderungannya
69
peluang ini biasanya diakibatkan karena adanya perubahan teknologi dan
pasar baik secara luas maupun sempit, perubahan peraturan pemerintah,
perubahan pada pola hidup masyarakat, gaya hidup, kejadian penting.
2.2.2.4.4 Threat (Ancaman)
Ancaman adalah sebuah tantangan yang ditunjukkan oleh sebuah
tren atau pengembangan yang tidak disukai yang akan mengarahkan
ketidakhadiran dari perilaku pasar yang defensif, untuk memundurkan
penjualan atau keuntungan. Contoh dari ancaman antara lain adalah
perubahan teknologi, pesaing baru, dan pertumbuhan pasar yang lambat.
Megkaji ancaman dapat dilakukan dengan cara :
Halangan / hambatan apa saja yang ditemui dipasar
Apa yang terjadi pada medan kompetisi
Apakah pelru hambatan pada produk atau jasa yang
ditawarkan
Apakah perubahan teknologi akan mengancam posisi
perusahaan
Apakah perusahaan mempunyai hutang yang cukup besar
2.2.2.5 Matrix SWOT
Menurut David (2006, p384-387), matriks SWOT merupakan alat untuk
mencocokkan yang penting yang membantu manajer mengembangkan 4 tipe
70
strategi : , SO (kekuatan-peluang – strengths- opportunities), WO (kelemahan-
peluang – weakness-opportunities), ST (kelemahan-ancaman – weakness-