BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Dalam ISO 9000:2005, kualitas didefinisikan sebagai kumpulan dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang ditetapkan. 2.2 Pengertian Manajemen Mutu Dalam ISO 9000:2005, manajemen kualitas didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengatur sebuah organisasi mengenai kualitas. 2.3 Delapan Prinsip Manajemen Mutu Dalam ISO 9000:2005, terdapat delapan prinsip manajemen mutu yang dapat digunakan oleh manajemen tingkat atas untuk meningkatkan kinerja organisasi. Prinsip tersebut antara lain : 1. Fokus pada pelanggan Organisasi / perusahaan tergantung pada pelanggan mereka, yang merupakan kunci untuk meraih keuntungan dan pandangan mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi. 2. Kepemimpinan Pemimpin organisasi menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari perusahaan (organisasi). Mereka harus menciptakan dan
56
Embed
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu 2.2 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00620-TISI Bab 2.pdf · 2.1 Pengertian Mutu ... 4.2.3 Pengendalian dokumen Dokumen yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Mutu
Dalam ISO 9000:2005, kualitas didefinisikan sebagai kumpulan dari
karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang ditetapkan.
2.2 Pengertian Manajemen Mutu
Dalam ISO 9000:2005, manajemen kualitas didefinisikan sebagai
aktivitas-aktivitas yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengatur sebuah
organisasi mengenai kualitas.
2.3 Delapan Prinsip Manajemen Mutu
Dalam ISO 9000:2005, terdapat delapan prinsip manajemen mutu yang
dapat digunakan oleh manajemen tingkat atas untuk meningkatkan kinerja
organisasi. Prinsip tersebut antara lain :
1. Fokus pada pelanggan
Organisasi / perusahaan tergantung pada pelanggan mereka, yang
merupakan kunci untuk meraih keuntungan dan pandangan
mereka menentukan kelangsungan hidup organisasi.
2. Kepemimpinan
Pemimpin organisasi menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari
perusahaan (organisasi). Mereka harus menciptakan dan
10
memelihara lingkungan internal agar orang – orang dapat menjadi
terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan organisasi.
3. Keterlibatan sumber daya manusia
Orang-orang di semua tingkatan adalah inti dari sebuah organisasi
dan keterlibatan penuh mereka memungkinkan kemampuan
mereka digunakan untuk keuntungan organisasi.
4. Pendekatan proses
Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara lebih efisien,
apabila aktivitas-aktivitas dan sumber–sumber daya yang
berkaitan dikelola sebagai suatu proses.
5. Pendekatan sistem ke manajemen
Mengidentifikasi, memahami dan mengelola proses yang saling
berkaitan sebagai suatu sistem yang memberikan kontribusi
kepada efektivitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan.
6. Pengembangan terus-menerus
Perbaikan terus-menerus dari kinerja keseluruhan organisasi harus
menjadi tujuan tetap dari organisasi.
7. Pembuatan keputusan berdasarkan fakta
Keputusan yang efektif adalah keputusan yang berdasarkan
analisa data dan informasi.
8. Hubungan saling menguntungkan dengan pemasok
Suatu organisasi dan pemasoknya adalah saling tergantung, dan
suatu hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan
11
kemampuan organisasi dan pemasoknya dalam menciptakan nilai
tambah.
2.4 Pendekatan Sistem Manajemen Mutu
Dalam ISO 9000:2008, Suatu pendekatan untuk mengembangkan dan
menerapkan sistem manajemen mutu terdiri dari beberapa langkah seperti:
1. Menentukan kebutuhan dan harapan dari pelanggan dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan.
2. Menetapkan kebijakan mutu dan sasaran mutu organisasi.
3. Menentukan proses dan tanggung jawab yang diperlukan untuk
mencapai sasaran mutu.
4. Menentukan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai sasaran mutu.
5. Menetapkan metode untuk mengukur efektivitas dan efisiensi dari
setiap proses.
6. Menerapkan langkah-langkah yang telah ditetapkan untuk
menentukan efektivitas dan efisiensi dari setiap proses.
7. Mencegah nonconformities dan menghilangkan sebab-sebabnya.
8. Membuat dan menerapkan suatu proses untuk peningkatan terus-
menerus dari sistem manajemen mutu.
2.5 Model Dari Sistem Manajemen Mutu Berbasis Proses
Dalam ISO 9001:2008 terdapat model untuk meningkatkan kinerja dari
perusahaan yang ditunjukkan pada gambar berikut di bawah ini:
12
Gambar 2.1 Model Sistem Manajemen Mutu Berbasis Proses
Dari model proses di atas dapat disimpulkan bagaimana kebutuhan dari
konsumen sangat penting dalam sistem manajemen mutu. Kebutuhan dari
konsumen dipenuhi oleh pihak menajemen menggunakan sumber daya yang ada.
Produk yang dihasilkan diukur, dianalisa, lalu dikembangkan yang nantinya akan
menjadi acuan bagi pihak manajemen.
13
2.6 Manfaat Dari Sistem Manajemen Mutu
Menurut Vincent Gasperz (2005), Manfaat dari penerapan ISO 9001
secara umum adalah:
1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan kualitas
yang terorganisasi secara sistematik.
2. Perusahaan yang telah bersertifikat ISO 9001 dapat meningkatkan image
perusahaan dan telah siap bersaing dalam memasuki pasar global.
3. Menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit sistem kualitas oleh
pelanggan.
4. Perusahaan yang telah besertifikat ISO 9001 akan dicari oleh pelanggan
potensial yang mempunyai bidang usaha yang sama sebagai pemasok
mereka, dengan cara menghubungi lembaga registrasi. Maka hal ini berarti
membuka kesempatan pasar baru bagi perusahaan.
5. Meningkatkan kualitas dan produktivitas dari manajemen melalui kerjasama
dan komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta
pengurangan dan pencegahan pemborosan karena operasi internal menjadi
lebih baik.
6. Meningkatkan kesadaran kualitas dalam perusahaan.
7. Dapat berfungsi sebagai standar kerja untuk melatih karyawan yang baru.
8. Meningkatkan semangat pegawai karena adanya kejelasan kerja sehingga
mereka dapat bekerja lebih efisien.
14
2.7 Klausul-Klasul Dalam ISO 9001:2008
1. Ruang lingkup
1.1 Umum
ISO 9001 merinci persyaratan sistem manajemen mutu,
dimana organisasi:
• perlu menunjukkan kemampuannya menyediakan produk
secara konsisten memenuhi kebutuhan pelanggan dan syarat
perundangan dan peraturan yang berlaku.
• bermaksud meningkatkan kepuasan pelanggan melalui
penerapan sistem yang efektif, yang meliputi proses untuk
perbaikan sistem berkelanjutan dan jaminan kesesuaian
terhadap persyaratan pelanggan dan perundangan dan
peraturan yang berlaku.
1.2 Penerapan
Semua syarat standar ini bersifat umum dan dapat
diterapkan untuk semua organisasi, tanpa melihat jenis, ukuran
dan produk yang dihasilkan. Bila ada syarat yang tidak dapat
diterapkan karena sifat organisasi dan produknsya, maka ia dapat
dipertimbangkan untuk dikesampingkan / pengecualian
(Exclusion).
Bila ada yang dikeluarkan, pernyataan kesesuaian terhadap
standar tidak dapat diterima jika pengecualian ini diluar klausul 7
dan pengecualian tersebut tidak mempengaruhi kemampuan
15
organisasi atau tanggung jawabnya untuk menyediakan produk
yang memenuhi persyaratan pelanggan dan syarat perundangan
serta peraturan yang berlaku.
2. Acuan standar
Dokumen acuan berikut sangat diperlukan untuk penerapan
dokumen ini. Untuk acuan yang bertanggal, hanya edisi yang disebutkan
yang berlaku. Untuk acuan yang tidak bertanggal, edisi terakhir dokumen
acuan yang berlaku. ISO 9000:2005, sistem manajemen mutu – Azas dan
Kosakata.
3. Definisi
Untuk tujuan dokumen ini, istilah dan definisi dijelaskan dalam
ISO 9000. Melalui teks standar internasional ini, Istilah produk, juga
dapat berarti jasa.
4. Syarat manajemen mutu
4.1 Syarat umum
Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan,
menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu dan secara
terus-menerus memperbaiki efektivitasnya sesuai dengan syarat
standar. Organisasi harus:
a. Menetapkan proses-proses yang diperlukan dalam sistem
manajemen mutu dan menerapkannya di seluruh organisasi.
16
b. Menetapkan rangkaian dan interaksi proses tersebut.
c. Menentukan kriteria dan metode yang diperlukan untuk
memastikan pengoperasian dan pengendalian proses tersebut
efektif.
d. Memastikan tersedianya sumber daya dan informasi yang
diperlukan untuk pengoperasian dan pemantauan proses
tersebut.
e. Memantau serta mengukur jika perlu dan menganalisa proses
proses tersebut.
f. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil
yang direncanakan serta untuk perbaikan berkelanjutan dari
proses tersebut.
Proses tersebut harus dikelola organisasi sesuai dengan
syarat standar internasional.
Bila organisasi memilih mensubkontrakkan berbagai
proses yang mempengaruhi kesesuaian produk terhadap
persyaratan, maka organisasi harus memastikan cara
mengendalikan proses tersebut. Tipe dan luas dari pengendalian
yang diterapkan untuk proses yang disubkontrakkan harus
ditetapkan dalam sistem manajemen mutu.
Catatan:
1. Proses yang diperlukan sistem manajemen mutu tersebut
mencakup proses aktivitas manajemen, ketersediaan sumber
daya, realisasi produk, pengukuran, analisis dan perbaikan.
17
2. “Proses subkontrak” diidentifikasi sebagai satu kebutuhan
untuk sistem manajemen mutu organisasi tetapi dipilih untuk
dilakukan oleh pihak luar organisasi.
3. Jaminan pengendalian “proses yang disubkontrakkan” tidak
membebaskan tanggung jawab organisasi untuk memenuhi
semua persyaratan pelanggan, peraturan dan perundangan.
Jenis dan luas dari pengendalian yang diterapkan terhadap
proses yang disubkontrakkan dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti:
a. Potensi dampak dari proses yang disubkontrakkan
terhadap kemampuan organisasi menyediakan produk
yang memenuhi persyaratan.
b. Tingkat pengendalian bila proses tersebut ditanggung
bersama.
c. Kemampuan pencapaian pengendalian yang perlu melalui
aplikasi 7.4.
4.2 Persyaratan dokumentasi
4.2.1 Umum
Dokumentasi sistem manajemen mutu harus meliputi:
a. Pernyataan terdokumentasi mengenai kebijakan mutu
dan sasaran mutu.
b. Sebuah pedoman mutu.
c. Prosedur terdokumentasi yang dipersyaratkan standar
ini.
18
d. Dokumen, termasuk catatan / record, yang diperlukan
oleh organisasi untuk memastikan perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian proses-prosesnya secara
efektif.
Catatan:
1. Istilah prosedur terdokumentasi berarti prosedur
ditetapkan, didokumentasikan dan dipelihara.
Dokumen tunggal boleh dipergunakan untuk
persyaratan satu atau lebih prosedur. Persyaratan untuk
sebuah prosedur terdokumentasi boleh dicakup oleh
lebih dari satu dokumen.
2. Tingkat dokumentasi sistem manajemen mutu dapat
berbeda antara satu organisasi dengan yang lain
karena:
a. Ukuran organisasi dan jenis aktivitas organisasi.
b. Kompleksitas proses dan interaksinya.
c. Kompetensi personil.
3. Dokumentasi dapat berupa berbagai bentuk atau jenis
media.
4.2.2 Pedoman mutu
Organisasi harus menetapkan dan memelihara
pedoman mutu yang mencakup:
1. Ruang lingkup sistem manajemen mutu, termasuk
perincian dan alasan berbagai pengecualian.
19
2. Prosedur terdokumentasi yang ditetapkan sistem
manajemen mutu, atau mengacu pada mereka.
3. Gambaran interaksi diantara proses-proses sistem
manajemen mutu.
4.2.3 Pengendalian dokumen
Dokumen yang diperlukan oleh sistem manajemen
mutu harus dikendalikan. Catatan mutu merupakan jenis
dokumen khusus dan harus dikendalikan sesuai syarat
(4.2.4).
Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk
menentukan pengendalian yang diperlukan:
a. Untuk menyetujui dokumen mengenai kecukupannya
sebelum dikeluarkan.
b. Untuk meninjau dan memperbaharui dokumen sesuai
keperluan dan menyetujui kembali.
c. Untuk memastikan bahwa perubahan dan status
dokumen revisi terbaru diidentifikasi.
d. Untuk memastikan bahwa versi dokumen yang berlaku
tersedia untuk digunakan.
e. Untuk memastikan bahwa dokumen masih dapat
dibaca dan mudah dikenali.
f. Untuk memastikan bahwa dokumen berasal dari luar
yang ditentukan oleh organisasi, yang diperlukan
20
untuk perencanaan dan pelaksanaan sistem manajemen
mutu, telah diidentifikasi dan distribusinya
dikendalikan.
g. Untuk mencegah penggunaan dokumen kadaluarsa
yang tidak dikehendaki dan untuk menerapkan
identifikasi yang sesuai jika mereka disimpan untuk
berbagai tujuan.
4.2.4 Pengendalian catatan mutu
Catatan mutu dibuat untuk memberikan bukti
kesesuaian terhadap syarat dan bekerjanya sistem
manajemen mutu secara efektif. Organisasi harus
menetapkan prosedur terdokumentasi untuk menentukan
pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi,
penyimpanan, perlindungan, pelacakan, lama
penyimpanan dan penyusunan catatan mutu. Catatan mutu
harus masih dapat dibaca, dapat dikenal dan dapat dilacak.
5. Tanggung jawab manajemen
5.1 Komitmen manajemen
Manajemen puncak harus memberikan bukti komitmennya
untuk mengembangkan dan menerapkan sistem manajemen mutu
dan memperbaiki efektivitasnya secara terus-menerus dengan:
a. Komunikasi ke seluruh anggota organisasi mengenai
pentingnya memenuhi syarat pelanggan demikian juga
perundangan dan peraturan.
21
b. Menetapkan kebijakan mutu.
c. Memastikan bahwa sasaran mutu ditetapkan.
d. Mengadakan tinjauan manajemen.
e. Memastikan ketersediaan sumber daya.
5.2 Fokus pada pelanggan
Manajemen puncak harus memastikan bahwa syarat
pelanggan ditentukan dan dipenuhi dengan maksud untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan (lihat 7.2.1 dan 8.2.1).
5.3 Kebijakan mutu
Manajemen puncak harus memastikan bahwa kebijakan mutu:
a. Sesuai dengan tujuan organisasi.
b. Mencakup suatu komitmen untuk memenuhi syarat dan
memperbaiki efektivitas sistem manajemen mutu secara terus
menerus.
c. Memberikan suatu kerangka untuk pembuatan dan tinjauan
sasaran mutu.
d. Dikomunikasikan dan dipahami oleh seluruh anggota
organisasi.
e. Ditinjau kesesuaiannya secara terus-menerus.
5.4 Perencanaan
5.4.1 Sasaran mutu
Manajemen puncak harus memastikan bahwa
sasaran mutu, termasuk perlunya memenuhi syarat produk
(lihat 7.1a), ditetapkan pada fungsi dan tingkat yang sesuai
22
dalam organisasi. Sasaran mutu harus dapat diukur dan
sesuai dengan kebijakan mutu.
5.4.2 Perencanaan sistem mutu
Manajemen puncak harus memastikan bahwa:
a. Perencanaan sistem manajemen mutu dilakukan dalam
upaya memenuhi syarat yang ditunjukkan dalam 4.1,
demikian juga sasaran mutu
b. Bila perubahan sistem manajemen mutu direncanakan
dan diterapkan, maka integritas sistem manajemen
mutu tetap dipelihara
5.5 Tanggung jawab, wewenang, komunikasi
5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang
Manajemen puncak harus memastikan bahwa
tanggung jawab, wewenang dan hubungan timbal balik
ditentukan dan dikomunikasikan dalam organisasi.
5.5.2 Wakil manajemen
Manajemen puncak harus menugaskan seorang
anggota manajemen, terlepas dari tanggung jawab lain,
harus mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang
meliputi:
a. Memastikan bahwa proses-proses yang diperlukan
untuk sistem manajemen mutu, telah ditetapkan,
diterapkan, dan dipelihara
23
b. Pelaporan ke manajemen puncak mengenai kinerja
sistem manajemen mutu dan berbagai keperluan untuk
perbaikan
c. Memastikan peningkatan kesadaran mengenai
pentingnya persyaratan pelanggan diseluruh
organisasi.
Catatan :
Tanggung jawab wakil manajemen dapat meliputi
hubungan dengan pihak luar mengenai masalah yang
berkaitan dengan sistem manajemen mutu.
5.5.3 Komunikasi internal
Manajemen puncak harus memastikan proses
komunikasi yang tepat, dilaksanakan didalam organisasi
dan komunikasi berlangsung mengenai efektivitas sistem
manajemen mutu.
5.6 Tinjauan manajemen
5.6.1 Umum
Manajemen puncak harus meninjau sistem
manajemen mutu organisasi, pada kurun waktu yang
direncanakan, untuk memastikan bahwa kesesuaian,
kecukupan dan efektivitasnya masih berlangsung.
Tinjauan ini harus meliputi penilaian kesempatan untuk
melakukan perbaikan dan perlunya untuk melakukan
perubahan sistem manajemen mutu, termasuk kebijakan
24
mutu dan sasaran mutu. Catatan tinjauan manajemen harus
dipelihara (lihat 4.2.4).
5.6.2 Masukan tinjauan
Masukan tinjauan manajemen harus mencakup
informasi mengenai:
a. Hasil audit.
b. Umpan balik pelanggan.
c. Kinerja proses dan kesesuaian produk.
d. Status tindakan pencegahan dan perbaikan.
e. Tindak lanjut pelaksanaan tinjauan manajemen
sebelumnya.
f. Perubahan yang dapat mempengaruhi sistem
manajemen mutu.
g. Rekomendasi untuk perbaikan.
5.6.3 Keluaran tinjauan
Hasil tinjauan manajemen harus mencakup
berbagai keputusan dan tindakan yang berkaitan dengan:
a. Perbaikan efektivitas sistem manajemen mutu dan
prosesnya.
b. Perbaikan produk yang berkaitan dengan syarat
pelanggan.
c. Kebutuhan sumber daya.
25
6. Manajemen sumber daya
6.1 Ketentuan sumber daya
Organisasi harus menentukan dan menyediakan sumber
daya yang diperlukan:
a. Untuk menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu
dan memperbaiki efektivitasnya secara terus menerus
b. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi
syarat pelanggan
6.2 Sumber daya manusia
6.2.1 Umum
Personil yang melakukan pekerjaan yang
mempengaruhi kesesuaian terhadap persyaratan produk
harus cakap berdasarkan pendidikan yang tepat, pelatihan,
ketrampilan dan pengalaman.
Catatan:
Kesesuaian dengan persyaratan produk dapat
dipengaruhi secara langsung atau tidak langsung oeh
personil yang melaksanakan tugas dalam sistem
manajemen mutu.
6.2.2 Kecakapan, pelatihan dan kesadaran
Organisasi harus:
a. Menentukan kecakapan yang diperlukan bagi personil
yang melakukan pekerjaan yang mempengaruhi
kesesuaian terhadap persyaratan produk.
26
b. Jika perlu, memberikan pelatihan atau melakukan
tindakan lain untuk mendapatkan kompetensi yang
diperlukan.
c. Mengevaluasi efektivitas tindakan yang dilakukan.
d. Memastikan bahwa personil menyadari relevansi dan
pentingnya aktivitas mereka dan bagaimana andil
mereka terhadap pencapaian sasaran mutu.
e. Memelihara catatan yang sesuai mengenai pendidikan,
pelatihan, ketrampilan dan pengalaman (lihat 4.2.4).
6.3 Prasarana
Organisasi harus menentukan, menyediakan dan
memelihara prasarana yang diperlukan untuk mencapai
kesesuaian produk terhadap persyaratan. Prasarana meliputi, jika
berlaku misalnya:
a. Gedung, ruang kerja, dan keperluan terkait lainnya.
b. Peralatan untu memproses, baik perangkat keras maupun
perangkat lunak.
c. Sarana pendukung seperti sistem transportasi, komunikasi atau
informasi.
6.4 Lingkungan kerja
Organisasi harus menentukan dan mengelola lingkungan
kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian terhadap syarat
produk.
27
Catatan:
istilah “lingkungan kerja” terkait dengan kondisi dimana
perkerjaan dilakukan termasuk fisik, lingkungan dan faktor lain
(seperti kebisingan, temperatur, kelembaban, pencahayaan atau
cuaca).
7. Realisasi produk
7.1 Perencanaan realisasi produk
Organisasi harus merencanakan dan mengembangkan
proses-proses yang dibutuhkan untuk merealisasikan produk.
Perencanaan realisasi produk harus konsisten dengan syarat
proses-proses sistem manajemen mutu yang lain (lihat 4.1) Dalam
perencanaan realisasi produk, organisasi harus menentukan hal
hal berikut:
a. Sasaran mutu dan persyaratan produk.
b. Kebutuhan untuk menetapkan proses-proses, dokumen dan
menyediakan sumber daya khusus untuk produk.
c. Verifikasi, validasi, pemantauan, pengukuran, inspeksi dan
aktivitas pengujian khusus yang diperlukan untuk produk dan
kriteria produk yang sesuai.
d. Catatan yang diperlukan untuk memberikan bukti bahwa
proses realisasi dan produk yang dihasilkan memenuhi syarat
(lihat 4.2.4 ).
Keluaran perencanaan ini harus dalam bentuk yang sesuai
dengan metode pelaksanaan organisasi.
28
Catatan:
a. Sebuah dokumen yang menetapkan proses sistem manajemen
mutu (termasuk proses realisasi produk) dan sumber daya
untuk diterapkan terhadap produk khusus, proyek atau
kontrak, dapat ditunjuk sebagai rencana mutu.
b. Organisasi juga dapat menerapkan syarat klausul 7.3 untuk
mengembangkan proses realisasi produk.
7.2 Proses yang terkait dengan pelanggan
7.2.1 Penetapan syarat yang berhubungan dengan produk
Organisasi harus menentukan:
a. Syarat yang ditetapkan oleh pelanggan, termasuk
syarat pengiriman dan aktivitas setelah pengiriman.
b. Syarat yang tidak ditetapkan oleh pelanggan, tetapi
penting untuk kegunaan yang ditentukan atau
diharapkan, bila diketahui.
c. Syarat undang-undang dan peraturan yang berkaitan
dengan produk.
d. Berbagai syarat tambahan yang dianggap perlu oleh
organisasi.
Catatan:
Aktivitas “pasca pengiriman” termasuk, sebagai
contoh tindakan dalam ketentuan garansi, kewajiban
kontrak seperti jasa perawatan, dan jasa tambahan seperti
recycling atau pembuangan akhir.
29
7.2.2 Tinjauan persyaratan yang terkait dengan produk
Organisasi harus meninjau syarat yang berkaitan
dengan produk. Tinjauan ini harus dilakukan sebelum