8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Asuransi Dari segi ekonomi, asuransi dapat dipandang sebagai suatu lembaga keuangan sebab melalui asuransi dapat dihimpun dana besar yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan, di samping bermanfaat bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis asuransi, karena sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas kerugian keuangan (financial loss) yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya (fortuitious event). Sedangkan secara otentik berdasarkan pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), asuransi mempunyai pengertian sebagai berikut : ”Asuransi atau pertanggungan adalah suatu persetujuan, dimana penanggung mengikat diri kepada tertanggung, dengan mendapat premi, untuk mengganti kerugian karena kehilangan, kerugian, atau tidak diperolehnya keuntungan yang diharapkan, yang dapat diderita karena peristiwa yang tidak diketahui lebih dahulu”. Ada empat unsur yang terlibat dalam asuransi yaitu : • Penanggung (insurer), yang memberikan proteksi • Tertanggung (insured), yang menerima proteksi • Peristiwa (accident) yang tidak diduga atau tidak diketahui sebelumnya, peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian • Kepentingan (interest) yang diasuransikan, yang mungkin akan mengalami kerugian disebabkan oleh peristiwa itu
23
Embed
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Asuransithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2007-2-00462-MTIF Bab2.pdfpada 20.000 mobil yang diasuransikan baru kemudian melakukan penentuan premi berdasarkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Asuransi
Dari segi ekonomi, asuransi dapat dipandang sebagai suatu lembaga keuangan
sebab melalui asuransi dapat dihimpun dana besar yang dapat digunakan untuk
membiayai pembangunan, di samping bermanfaat bagi masyarakat yang berpartisipasi
dalam bisnis asuransi, karena sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan
perlindungan (proteksi) atas kerugian keuangan (financial loss) yang ditimbulkan oleh
peristiwa yang tidak diduga sebelumnya (fortuitious event). Sedangkan secara otentik
berdasarkan pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), asuransi
mempunyai pengertian sebagai berikut : ”Asuransi atau pertanggungan adalah suatu
persetujuan, dimana penanggung mengikat diri kepada tertanggung, dengan mendapat
premi, untuk mengganti kerugian karena kehilangan, kerugian, atau tidak diperolehnya
keuntungan yang diharapkan, yang dapat diderita karena peristiwa yang tidak diketahui
lebih dahulu”. Ada empat unsur yang terlibat dalam asuransi yaitu :
• Penanggung (insurer), yang memberikan proteksi
• Tertanggung (insured), yang menerima proteksi
• Peristiwa (accident) yang tidak diduga atau tidak diketahui sebelumnya,
peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian
• Kepentingan (interest) yang diasuransikan, yang mungkin akan mengalami
kerugian disebabkan oleh peristiwa itu
9
Pada perasuransian dikenal hukum bilangan besar (the law of large number) yang
menyatakan bahwa resiko-resiko yang dipertanggungkan oleh perusahaan asuransi harus
dalam jumlah yang besar, misalnya pada asuransi kendaraan kita melakukan pengamatan
pada 20.000 mobil yang diasuransikan baru kemudian melakukan penentuan premi
berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh. Secara umum di Indonesia kita dapat
membagi asuransi berdasarkan jenis usahanya menjadi tiga golongan besar yaitu :
• Asuransi kerugian (asuransi umum) yaitu mengenai hak milik, kebakaran, dll.
• Asuransi varia, termasuk di dalamnya yaitu asuransi laut (marine insurance),
kecelakaan, asuransi mobil, dan pencurian
• Asuransi jiwa, yaitu asuransi yang menyangkut kematian, sakit, cacat, dll.
2.2 Asuransi pensiun
Asuransi pensiun merupakan salah satu produk dari asuransi jiwa. Namun
asuransi pensiun ini pada prinsipnya berbeda dengan asuransi jiwa biasa. Asuransi
pensiun termasuk anuitas yang tujuannya adalah untuk membentuk sejumlah dana agar
dapat digunakan pada hari tua / masa pensiun dari tertanggung. Pada asuransi jiwa biasa,
semakin lama hidup tertanggung maka akan semakin menguntungkan bagi perusahaan
asuransi karena ada penundaan dalam pembayaran uang pertanggungan sehingga uang
tersebut dapat digunakan oleh perusahaan asuransi sebagai sarana investasi guna
menghasilkan bunga. Sebaliknya pada asuransi pensiun, semakin lama tertanggung
hidup maka akan semakin merugikan bagi perusahaan asuransi karena harus membayar
sejumlah income kepada orang tersebut.
10
Di Indonesia pelaksanaan asuransi pensiun diatur dalam sebuah undang-undang
yaitu Undang-Undang No. 11 Tahun 1992. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan
bahwa ada dua jenis dana pensiun yang dapat diselenggarakan yaitu dana pensiun
pemberi kerja dan dana pensiun lembaga keuangan. Yang dimaksud dengan dana
pensiun pemberi kerja adalah dana pensiun yang diselenggarakan oleh pemberi kerja
secara langsung seperti misalnya dana pensiun pegawai negeri dan dana pensiun BCA,
sedangkan yang dimaksud dengan dana pensiun lembaga keuangan adalah dana pensiun
yang diselenggarakan oleh lembaga keuangan baik bank maupun lembaga keuangan non
bank seperti perusahaan asuransi seperti misalnya program SmartPension yang
diselenggarakan oleh Allianz Indonesia. Selain itu dikenal ada dua jenis program
pensiun yang dapat diterapkan yaitu :
• Program pensiun manfaat pasti
Pada program pensiun manfaat pasti, rumus manfaat pensiun sudah ditetapkan
dalam peraturan dana pensiun, sedangkan besar iuran pensiun ditetapkan
berdasarkan perhitungan aktuaria
Manfaat = faktor penghargaan x masa kerja x penghasilan dasar pensiun
• Program pensiun iuran pasti
Pada program pensiun ini, besar iuran baik dari pemberi kerja maupun dari
peserta telah ditetapkan dalam peraturan, sedangkan besar manfaatnya
tergantung pada akumulasi iuran dan pengembangannya.
Manfaat = akumulasi iuran + hasil pengembangan
11
Adapun perbandingan dari keduanya adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Program pensiun iuran pasti dan manfaat pasti
Program pensiun manfaat pasti Program pensiun iuran pasti
Kelebihan :
• Besar manfaat mudah dihitung
• Lebih memberi kepastian pada
peserta
• Lebih mudah memberi
penghargaan pada masa kerja
lampau
Kelebihan :
• Beban biaya stabil dan mudah
diperhitungkan
• Nilai hak peserta setiap saat mudah
ditentukan
• Risiko investasi dan mortalitas
ditanggung oleh peserta
Kekurangan :
• Beban biaya mudah berfluktuasi
• Nilai hak peserta sebelum pensiun
tidaklah mudah ditentukan
Kekurangan :
• Besar manfaat pensiun tidak mudah
ditentukan
• Lebih sulit memperkirakan besar
penghargaan untuk masa kerja
lampau
Berdasarkan UU No. 11 Tahun 1992 pasal 40 ayat 1, maka lembaga keuangan
dalam hal ini adalah perusahaan asuransi hanya berhak untuk menyelenggarakan
program pensiun iuran pasti. Berdasarkan keputusan menteri keuangan Nomor
511/KMK.06/2002 tentang investasi dana pensiun, maka ditetapkan bahwa dana pensiun
hanya dapat diinvestasikan pada jenis investasi sebagai berikut :
12
• Deposito pada bank
• Sertifikat deposito pada bank
• Saham dan obligasi yang tercatat di bursa efek
• Penempatan langsung pada saham yang diterbitkan oleh badan hukum yang
didirikan berdasarkan hukum Indonesia
• Surat pengakuan utang yang diterbitkan oleh badan hukum yang didirikan
berdasarkan hukum Indonesia
• Tanah dan bangunan di Indonesia
• Unit penyertaan reksadana sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tentang
Pasar Modal
• Sertifikat Bank Indonesia
• Surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia
2.3 Peluang
Peluang dapat didefinisikan sebagai nilai kemungkinan munculnya suatu
kejadian. Ada dua macam peluang yang kita kenal yaitu :
• Priory probability
Yaitu peluang kejadian yang sudah diketahui sebelumnya.
Contoh :
Pada percobaan pelemparan koin, maka peluang munculnya kepala dan ekor
masing-masing adalah 0,5.
13
• Empirical probability
Yaitu peluang kejadian yang dapat diketahui dari pengalaman sehari-hari.
Contoh :
Dalam sebuah pabrik diamati berapa banyak buruh yang mendapat kecelakaan
kerja setiap tahunnya, kemudian dari hasil pengamatan ditentukan nilai
peluangnya.
Dalam perasuransian, yang paling banyak digunakan adalah empirical probability.
Dengan pengalaman-pengalaman tersebut, kita dapat menaksir berapa kemungkinan
kerugian di masa yang akan datang sehingga dapat digunakan sebagai basis dalam
penetapan premi (rate making).
2.4 Tabel Mortalitas
Tabel mortalitas merupakan implementasi dari empirical probability pada
perusahaan asuransi. Secara sederhana tabel mortalitas dapat dikatakan sebagai tabulasi
jumlah orang yang hidup dan meninggal dari usia 0 sampai batas usia teratas dimana
jumlah orang yang hidup sama dengan jumlah orang yang mati misalnya pada usia 110
tahun atau dapat juga sampai batas usia dimana jumlah yang hidup lx = 0. Populasi pada
usia 0 yang menjadi basis dalam komputasi tabel disebut dengan cohort. Cohort ini
biasanya diambil dalam jumlah besar misalnya 100.000 atau 1.000.000 orang. Dalam
sebuah tabel mortalitas selain ditampilkan jumlah yang hidup dan mati, kadang-kadang
ditampilkan juga nilai kemungkinan hidup, kemungkinan mati, dan nilai harapan hidup.
Berdasarkan data yang digunakan, pada prinsipnya ada tiga jenis tabel mortalitas yaitu :
• Tabel yang didapatkan dari hasil sensus penduduk yaitu tabel yang didapatkan
dari Biro Pusat Statistik, misalnya tabel mortalitas Indonesia tahun 1993
14
• Tabel standar hasil publikasi, misalnya Commissioners 1941 Standar Ordinary