Top Banner
BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersial Menurut IAI (2007) dalam PSAK 23, penghasilan (income) berarti suatu penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Laba akuntansi atau laba komersial adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu (Harahap, 2011). Selain itu, pengertian laba akuntansi dalam akuntansi pajak adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak. Dalam SPT Tahunan PPh Badan dan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi yang menggunakan pembukuan laba akuntansi adalah sama dengan laba komersial sebelum pajak penghasilan atau laba sebelum dilakukan koreksi fiskal dan dikurangi pajak penghasilan yang terutang (http://wibowo- pajak.blogspot.com/2012/05/pengertian-laba-akuntansi-dalam.html ). Laba akuntansi atau laba komersial berarti semua pendapatan dan biaya telah dilaporkan atau dihitung termasuk pendapatan yang merupakan objek pajak penghasilan dan bukan objek pajak penghasilan serta biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan kena pajak dan biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan kena pajak.
26

BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

Mar 08, 2019

Download

Documents

ngotuyen
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

8

BAB 2

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

1.1 Laba Komersial

Menurut IAI (2007) dalam PSAK 23, penghasilan (income) berarti

suatu penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan

kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Laba

akuntansi atau laba komersial adalah perbedaan antara realisasi

penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu

dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan

itu (Harahap, 2011).

Selain itu, pengertian laba akuntansi dalam akuntansi pajak adalah

laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak.

Dalam SPT Tahunan PPh Badan dan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

yang menggunakan pembukuan laba akuntansi adalah sama dengan laba

komersial sebelum pajak penghasilan atau laba sebelum dilakukan koreksi

fiskal dan dikurangi pajak penghasilan yang terutang (http://wibowo-

pajak.blogspot.com/2012/05/pengertian-laba-akuntansi-dalam.html).

Laba akuntansi atau laba komersial berarti semua pendapatan dan

biaya telah dilaporkan atau dihitung termasuk pendapatan yang

merupakan objek pajak penghasilan dan bukan objek pajak penghasilan

serta biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan kena pajak dan

biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan kena pajak.

Page 2: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

9

1.2 Laba Fiskal

Menurut UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1),

pengertian penghasilan/laba yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis

yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP), baik yang berasal dari

Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi

atau menambah kekayaan WP yang bersangkutan dengan nama dan

dalam bentuk apapun. Selain itu, Penghasilan kena pajak atau laba fiskal

atau rugi pajak dalam akuntansi pajak diartikan sebagai laba atau rugi

selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan

yang menjadi dasar penghitungan pajak penghasilan (http://wibowo-

pajak.blogspot.com/2012/05/pengertian-penghasilan-kena-pajak-

atau.html).

2.3 Perbedaan Laba Komersial dan Laba Fiskal

Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan

keuangan komersial dengan kebijaksanaan perpajakan menghasilkan

jumlah angka laba yang berbeda yakni laba komersial dan laba fiskal.

Laporan laba/rugi yang diperoleh dari laporan keuangan merupakan

laporan laba/rugi yang didasarkan pada perhitungan menurut standar

akuntansi keuangan. Sedangkan untuk menghitung besarnya pajak

penghasilan didasarkan pada laba fiskal yang diperoleh dari perhitungan

menurut UU PPh.

Page 3: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

10

Menurut Gunadi (1997) dalam bukunya “akuntansi pajak”

menjelaskan bahwa beberapa penyebab perbedaan laporan keuangan

komersial dan laporan keuangan fiskal antara lain:

1) Perbedaan antara apa yang dianggap pengahasilan menurut

ketentuan perpajakan dan praktek akuntansi, misalnya kenikmatan

dan natura (benefit in kinds), intercompany dividend, pembebasan

utang dan penghasilan (BUT) karena atribusi force of attraction.

2) Ketidaksamaan pendekatan penghitungan penghasilan, misalnya link

and match antara beban dan penghasilan, metode depresiasi,

penerapan norma penghitungan, dan pemajakan dengan metode

basis bruto dan neto

3) Pemberian relif atau keringanan yang lain misalnya rugi-laba

pelaporan aktiva, penghasilan hibah, penghasilan tidak kena pajak,

perangsang penanaman, dan penyusutan dipercepat.

4) Perbedaan perlakuan kerugian misalnya kerugian mancanegara, atau

harta yang tidak dipakai dalam usaha.

Menurut Zain dalam Lestari (2011) perbedaan utama antara

laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal disebabkan

oleh perbedaan tujuan serta dasar hukumnya, tahun pajak atau tahun

buku, metode akuntansi yang digunakan dan konsep yang menjadi

acuannya, walaupun dalam beberapa hal terdapat kesamaan antara

akuntansi pajak yang mengacu pada ketentuan peraturan perundang-

Page 4: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

11

undangan perpajakan dan akuntansi keuangan yang mengacu kepada

standar akuntansi keuangan.

Sedangkan menurut Poernomo dalam Lestari (2011) bahwa

terdapat hal-hal yang membedakan antara laporan keuangan komersial

dan laporan keuangan fiskal. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 1: Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal

Komesial Fiskal

Berdasar pada Standar Akuntansi Keuangan yang dirumuskan IAI

Berdasar pada peraturan perpajakan yang ditetapkan oleh badan legislatif dan eksekutif

Tujuan akuntansi komersial adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan

Tujuan pembukuan adalah agar wajib pajak dapat menghitung besarnya pajak yang terutang

Laporan laba rugi komersial merupakan penandingan pendapatan dengan biaya.

Laporan laba rugi merupakan penandingan objek pajak dengan pengurang penghasilan bruto

Menganut prinsip konsistensi. Apabila terjadi perubahan harus melaporkan akibat perubahan dalam laporan keuangan

Menganut prinsip taat asas (konsisten). Apabila terjadi perubahan harus mendapat persetujuan Direktorat Jenderal Pajak dan melaporkan akibat perubahan tersebut

Menggunakan stelsel akrual

Meenggunakan stelsel akrual atau stelsel kas dengan memperhatikan ketentuan pasal 28 UU KUP

Menganut prinsip konservatif dalam bentuk cadangan (penyisihan) misal, penyisihan piutang tidak tertagih, penyisihan utang garansi, penyisihan harga pasar, dsb

,

Tidak menganut prinsip konservatif, kecuali dalam hal penyisihan cadangan piutang tak tertagih pada usaha bank dan sewa guna usaha, hak opsi, cadangan untuk usaha asuransi, cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan (pasal 9 ayat (1) huruf c UU No.36 tahun 2008

Menganut biaya historis Menganut biaya historis dengan memperhatikan harga pertukaran yang objektif

Subtansi mengalahkan bentuk formal Substansi mengalahkan bentuk formal, tetapi dalam beberapa kasus, bentuk formal mengalahkan substansi

Jika terdapat pelanggaran tidak ada sanksi tetapi mempengaruhi opini akuntan publik

Jika terdapat pelanggaran dapt dikenakan sanksi berupa sanksi administrasi maupun sanksi pidana

Sumber: Poernomo, Modul Akuntansi Pajak di kutip dalam Lestari (2011), diolah.

Page 5: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

12

Laba/rugi fiskal diperoleh dari proses rekonsiliasi fiskal. Rekonsiliasi

fiskal (koreksi) adalah proses penyesuaian atas laba komesial yang

berbeda dengan ketentuan fiskal untuk menghasilkan laba yang sesuai

dengan ketentuan perpajakan (Agoes dan Trisnawati 2010: 218). Dengan

adanya proses rekonsiliasi fiskal maka wajib pajak tidak perlu melakukan

pembukuan ganda, wajib pajak cukup membuat satu pembukuan yang

berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan. Perbedaan antara akuntansi

komersial dan fiskal tersebut dapat dikelompokkan menjadi beda

tetap/permanen dan beda waktu/sementara.

2.3.1 Perbedaan Permanen (permanent differences)

Perbedaan permanen/beda tetap terjadi karena adanya perbedaan

pengakuan penghasilan dan beban menurut akuntansi dengan pajak,

yaitu adanya penghasilan dan beban yang diakui menurut akuntansi

komersial namun tidak di akui menurut fiskal, atau sebaiknya. Beda tetap

mengakibatkan laba/rugi menurut akuntansi berbeda secara tetap dengan

laba kena pajak menurut fiskal (Agoes dan Trisnawati, 2010: 218).

Pada umumnya perbedaan permanen yang terjadi akibat

perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya terdapat pada:

a) Pasal 4 ayat (3) UU PPh No. 36 Tahun 2008

Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Pajak Penghasilan berkenaan

dengan penghasilan yang bukan merupakan objek pajak. Beberapa

bentuk penghasilan menurut akuntansi komersial sudah diakui

sebagai penghasilan, akan tetapi dalam akuntansi pajak tidak diakui

Page 6: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

13

sebagai penghasilan yang bukan merupakan objek pajak penghasilan.

Adapun bentuk penghasilan yang bukan merupakan objek pajak

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh

badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau

disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat

yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib

bagi pemeluk agama yang diakui diindonesia. Yang diterimah oleh

lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh

pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang

berhak yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan

peraturan pemerintah;

2) Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis

keturunan lurus satu derajat badan keagamaan; badan

pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi atau orang

pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang

ketentuannya diatur dengan/atau berdasarkan peraturan menteri

keuangan;

3) Warisan;

4) Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai

pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaaan modal;

5) Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa

yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau/

Page 7: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

14

kenikmatan dari wajib pajak atau pemerintah, kecuali yang

diberikan oleh bukan wajib pajak, wajib pajak yang dikenakan

secara final atau wajib pajak yang menggunakan norma

penghitungan khusus (deemed profit) sebagaimana dimaksud

dalam pasal 15 Undang-undang pajak penghasilan;

6) Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi

sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan,

asuransi jiwa, asuransi dwiguna dan asuransi beasiswa;

7) Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan

terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi badan usaha

milik Negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan

modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat

kedudukan di Indonesia;

8) Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya

telah disahkan oleh Menteri Keuangan, baik dibayar oleh pemberi

kerja maupun pegawai;

9) Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam

bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan peraturan Menteri

Keuangan;

10) Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan

komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,

persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi termasuk pemegang

unit penyertaan Kontrak Investasi Kolektif;

Page 8: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

15

11) Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal

ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang

didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia;

12) Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang

ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan;

13) Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga

nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang

penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi

yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk

sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian

dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat)

tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya

diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan;

14) Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial kepada wajib pajak tertentu, yang

ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan;

b) Pasal 9 ayat (1) dan (2) UU No. 36 Tahun 2008

pasal 9 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang Pajak Penghasilan

berkenaan dengan pengeluaran yang tidak boleh dibebankan sebagai

biaya. Seperti halnya penghasilan yang bukan merupakan objek

Page 9: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

16

pajak, biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dan telah diakui

oleh akuntansi komersial dalam akuntansi pajak biaya ini bukan

merupakan pengurang pengahasilan kena pajak. Adapun biaya-biaya

tersebut antara lain:

1) Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti

dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada

pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;

2) Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi

pemegang saham, sekutu atau anggota;

3) Pembentukan atau pemupukan dana cadangan;

4) Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa,

asuransi dwiguna dan asuransi beasiswa yang dibayar oleh Wajib

Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan

premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak

bersangkutan;

5) Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa

yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali

penyedia makanan dan minuman bagi seluruh peserta serta

penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan

didaerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan

pekerjaan, yang ditatapkan dengan atau berdasarkan peraturan

menteri keuangan;

Page 10: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

17

6) Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada

pemegang saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan

istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang

dilakukan;

7) Harta yang dihibahkan;

8) Pajak penghasilan yang terutang oleh Wajib Pajak yang

bersangkutan;

9) Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi

Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya;

10) Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau

perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham;

11) Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta

sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan

pelaksanaan perundang-undangan dibidang perpajakan.

c) Pasal 18 UU No. 36 Tahun 2008

pasal 18 Undang-Undang Pajak Penghasilan berkenaan dengan

kewenangan Menteri Keuangan/Direktur Jenderal Pajak untuk

mengatur keperluan penghitungan pajak. Beberapa contoh

kewenangan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Kewenangan untuk mengeluarkan keputusan mengenai besarnya

perbandingan antara utang dan modal perusahaan untuk

keperluan penghitungan pajak;

Page 11: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

18

2) Kewenangan untuk menetapkan saat diperolehnya dividen oleh

wajib pajak luar negeri, atas penyertaan modal pada badan usaha

di luar negeri;

3) Kewenangan untuk menentukan kembali besarnya penghasilan

dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk

menghitung besarnya penghasilan kena pajak bagi wajib pajak

yang mempunyai hubungan istimewa dengan wajib pajak lainnya.

2.3.2 Perbedaan Temporer (Temporary Differences)

Perbedaan temporer/sementara merupakan perbedaan perlakuan

akuntansi dan perpajakan yang sifatnya temporer (Agoes dan Trisnawati

2010: 219). Artinya secara keseluruhan beban dan pendapatan akuntansi

maupun perpajakan sebenarnya sama, tetapi tetap berbeda alokasi setiap

tahunnya. Pasal-pasal dalam Undang-undang Pajak Penghasilan (UU

Pajak No. 36 Tahun 2008 dikutip dalam Lestari, 2010) yang terkait dengan

perbedaan temporer adalah sebagai berikut:

1) Pasal 6 ayat (1) huruf (h)

Ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berkaitan dengan

penghapusan piutang tidak tertagih fiskal. Secara lengkap pasal

tersebut berbunyi sebagai berikut:

“Besarnya penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan

bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto

dikurangi piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih”, dengan

syarat:

Page 12: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

19

1) Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;

2) Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri

atau instansi pemerintah yang menangani piutang negara; atau

adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan

piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang

bersangkutan;

3) Telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; dan

4) Wajib pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat

ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak.

Yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan

Direktur Jenderal Pajak.

2) Pasal 10 ayat (6)

Ketentuan perundang-undangan perpajakan yang mengatur tentang

metode penilaian persediaan. Secara lengkap, pasal tersebut berbunyi

sebagai berikut:

“Persediaan dan pemakaian persediaan untuk penghitungan harga

pokok dinilai berdasarkan harga perolehan yang dilakukan secara

rata-rata atau dengan cara mendahulukan persediaan yang diperoleh

pertama”

3) Pasal 11 dan pasal 11 A

Ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang mengatur

tentang metode penyusutan dan amortisasi. Beberapa hal yang

berkaitan dengan kedua pasal tersebut misalnya mengenai penetapan

Page 13: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

20

masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud serta penetapan

masa manfaat dan amortisasi harta tak berwujud.

Lebih lanjut penyebab perbedaan temporer (Lestari, 2011) dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Metode Penyusutan dan Amortisasi

Penyusutan untuk kepentingan perpajakan secara substansial

berbeda dengan penyusutan untuk kepentingan akuntansi. Metode

penyusutan menurut akuntansi didisain untuk mempersandingkan

antara pengeluaran suatu aset atau penurunan manfaat aset

bersamaan dengan manfaat ekonomis yang didapatkan dari

penggunaan aset tersebut. Periode penyusutan atau masa manfaat

yang digunakan untuk kepentingan perpajakan didasarkan pada

ketentuan perundang-undangan perpajakan dan sama sekali tidak

terkait dengan masa manfaat aset yang bersangkutan atau dengan

kata lain tidak ada usaha untuk mempersandingkan antara

penghasilan dengan pengeluaran (Zain 2008: 241 dalam Lestari,

2011).

2) Metode Penilaian Persediaan

Dalam akuntansi, banyak metode yang dapat digunakan untuk

menentukan persediaan dan harga pokok penjualan, seperti metode

identifikasi spesifik (spesific identification), mendahulukan persediaan

yang diperoleh pertama (FIFO), mendahulukan persediaan yang

diperoleh terakhir (LIFO), serta harga perolehan yang diperoleh

Page 14: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

21

secara rata-rata (weighted average). Dalam perpajakan, metode

penilaian persediaan yang diperkenankan digunakan untuk

kepentingan perhitungan pajak terutang terbatas kepada metode yang

mendahulukan persediaan yang diperoleh pertama (FIFO) dan harga

perolehan yang dilakukan secara rata-rata (weighted average) seperti

yang tercantum dalam UU Pajak Penghasilan pasal 10 ayat (6). Jika

terdapat penerapan pendekatan yang berbeda antara laporan

keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal maka akan

menimbulkan perbedaan temporer dan alokasi harga pokok penjualan

menjadi berbeda untuk setiap tahun sehingga menghasilkan laba

kotor yang berbeda. Namun, perbedaan tersebut tidak bersifat tetap

karena akan dikompensasikan pada periode berikutnya.

3) Penghapusan Piutang

Dalam akuntansi, piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan

dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah

kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan

penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang

tidak dapat ditagih.

Adapun menurut Agoes dan Trisnawati (2010: 219) dalam bukunya

“Akuntansi Perpajakan” menjelaskan bahwa beda sementara atau beda

waktu biasanya timbul karena perbedaan metode yang dipakai antara

pajak dengan akuntansi dalam hal:

1) Akrual dan realisasi

Page 15: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

22

2) Penyusutan dan amortisasi

3) Penilaian persediaan

4) Kompensasi kerugian fiskal

Perbedaan temporer mengakibatkan timbulnya aset maupun

kewajiban pajak tangguhan. Asset pajak tangguhan (deferred tax asset)

timbul apabila beda temporer menyebabkan terjadinya koreksi positif

sehingga beban pajak menurut akuntansi lebih kecil dari pada beban

pajak menurut peraturan perpajakan. Sedangkan kewajiban pajak

tanggung (deferred tax liabilities) timbul apabila beda temporer

menyebabkan terjadinya koreksi negatif sehingga beban pajak menurut

akuntansi lebih besar dari pada beban pajak menurut peraturan

perpajakan.

Penyajian pajak tangguhan di laporan keuangan komersial sesuai

dengan PSAK No. 46 adalah sebagai berikut:

1) Aset pajak dan kewajiban pajak harus disajikan terpisah dari aset dan

kewajiban lainnya dalam neraca.

2) Aset pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan harus

dibedakan dari aset pajak kini dan kewajiban pajak kini.

3) Apabila dalam laporan keuangan suatu perusahaan, aset dan

kewajiban lancar disajikan terpisah dari aset dan kewajiban tidak

lancar, maka aset (kewajiban) pajak tangguhan tidak boleh disajikan

sebagai aset (kewajiban) lancar.

Page 16: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

23

4) Aset pajak kini harus dikompensasi (offset) dengan kewajiban pajak

kini dan jumlah netonya harus disajikan pada neraca.

5) Beban (penghasilan) pajak yang berhubungan dengan laba atau rugi

dari aktivitas normal harus disajikan tersendiri pada laporan laba rugi.

Perbedaan laba komersial dan laba fiskal dapat dirumuskan

sebagai berikut (Saputro, 2011):

Penghasilan Kena Pajak – Laba Bersih TAXDIFF =

Aktiva Rata-rata

Penghasilan kena pajak diperoleh dengan menggunakan

perhitungan (Saputro, 2011):

Penghasilan Kena Pajak = * (1-t)) / Aktiva Rata-rata

2.4 Laba

Soemarso (1999: 273) mengatakan bahwa laba adalah perbedaan

lebih pendapatan atas biaya aktivitas bisnis. Jika biaya lebih besar dari

pada pendapatan, maka perbedaan tersebut menunjukkan suatu

kerugian. Keuntungan atau kerugian berguna untuk memberikan hasil

kalkulasi secara berkala. Keuntungan ini belum mewakili kerugian atau

laba yang sesungguhnya. Kerugian atau keuntungan yang sesungguhnya,

baru saja bisa diketahui jika perusahaan sudah meliquidasi seluruh

kegiatannya.

Page 17: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

24

Menurut Kuswadi (2005: 17) pengertian laba secara sederhana

adalah pendapatan dikurangi seluruh beban-beban yang telah

dikeluarkan. Baridwan (1997: 31) menyatakan bahwa laba adalah

kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi

sampingan/transaksi kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha

selama satu periode kecuali yang timbul dari pendapatan investasi

pemilik.

2.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi laba

Ada tiga faktor yang mempengaruhi laba perusahaan (Halim, 1990:

49), yaitu biaya, harga jual dan volume (penjualan non produksi) biaya

yang timbul dari perolehan atau untuk pengolahan suatu produk atau jasa

akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan. Harga jual

produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk

atau jasa yang bersangkutan, sedangkan besarnya volume penjualan

berpengaruh terhadap volume produksi atau jasa tersebut. Selanjutnya

pada gilirannya volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya biaya

produksi. Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi laba

tersebut di atas, saling terkait antara satu dan lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap laba menurut

Soemarso (1999) dalam bukunya “akuntansi suatu pengantar” antara lain

sebagai berikut:

Page 18: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

25

1) Biaya, biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu

produk atau jasa atau mempengaruhi harga jual produksi yang

bersangkutan.

2) Harga jual, harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi

besarnya volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.

3) Volume penjualan dan produksi, besarnya volume penjualan

berpengaruh terhadap volume produksi akan mempengaruhi besar

kecilnya biaya produksi.

2.4.2 Pertumbuhan Laba

Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan

yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan

biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut (Lestari, 2011).

Pengertian laba menurut IAI dalam Lestari (2011) adalah kenaikan

manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk

pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi

peranan modal.

Penyajian laba melalui laporan keuangan bertujuan untuk

menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan

(Lestari, 2011). Laba umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi

perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman

investasi, pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Saputro, 2011).

Page 19: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

26

Pertumbuhan laba merupakan perubahan laba yang dihasilkan oleh

perusahaan dari periode ke periode (Lestari, 2011). Pertumbuhan laba

menjadi dasar dalam pengambilan keputusan manajemen suatu

perusahaan. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba

periode berjalan dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi

dengan laba pada periode sebelumnya (Lestari, 2011).

NIit – NIi (t-1) ΔNI =

NIi (t-1)

Keterangan:

ΔNI = pertumbuhan laba

NIit = laba bersih perusahaan i pada tahun t

NIi (t-1) = laba bersih perusahaan i pada tahun t-1

2.5 Kajian Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian mengenai pengaruh perbedaan laba

akuntansi dan laba fiskal dalam menilai suatu kinerja perusahaan yang

utamanya berkaitan dengan informasi laba. Penelitian yang dilakukan oleh

Wijayanti dan Djamaluddin (2006) bertujuan untuk menguji peranan

perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal terhadap presistensi laba, akrual

dan aliran kas satu periode kedepan. Selain itu penelitian ini bertujuan

untuk menguji apakah perbedaan laba komersial dan laba fiskal

mempengaruhi penilaian investor terhadap persistensi laba akuntansi.

Hasil penelitian ini adalah perusahaan dengan book-tax differences besar

Page 20: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

27

tidak terbukti secara statistik mempunyai persistensi laba lebih rendah

dibanding perusahaan dengan book-tax differences kecil, serta

perusahaan dengan book-tax differences besar tidak terbukti mempunyai

persistensi komponen akrual lebih rendah dibanding perusahaan dengan

book-tax differences lebih kecil. Akrual tidak terbukti secara statistik dapat

mempengaruhi persistensi laba.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Wiryandari dan Yulianti (2008)

yang meneliti mengenai hubungan antara perbedaan laba akuntansi dan

laba pajak dengan perilaku manajemen laba dan persistensi laba. dalam

penelitian ini tidak menemukan adanya praktik manajemen laba dengan

tujuan menghindari pelaporan penurunan laba. Selain itu Beban pajak

tangguhan dan akrual tidak terbukti dapat digunakan untuk mendeteksi

manajemen laba income-increasing dengan tujuan menghindari

penurunan laba. hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa perbedaan

laba akuntansi dan laba pajak positif yang besar mempunyai persistensi

laba yang lebih rendah.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Deviana (2010) untuk

menguji kemampuan beban pajak tangguhan dan beban pajak kini dalam

deteksi manajemen laba pada saat seasoned equity offerings menemukan

bahwa beban pajak tangguhan dan beban pajak kini, yang digunakan

secara bersama-sama, mampu mendeteksi manjemen laba pada saat

seasoned equity offerings. Selain itu penelitian ini juga menyimpulkan

bahwa hanya beban pajak kini yang mampu digunakan sebagai prediktor

Page 21: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

28

atau dapat mendeteksi manajemen laba yang dilakukan pada saat

seasoned equity offerings.

Saputro (2011) Penelitian ini menyimpulkan bahwa perbedaan

temporer dan total book-tax differences mampu memprediksi

pertumbuhan laba perusahaan satu periode kedepan. Sedangkan

perbedaan permanen tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba

perusahaan satu periode kedepan.

Purwanti (2013) mengemukakan bahwa perbedaan antara laba

akuntansi dan laba fiskal berpengaruh signifikan terhadap persistensi

laba. Artinya perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal dapat

memberikan informasi mengenai kualitias laba yang mana salah satu

indikator kualitas laba adalah persistensi laba. Dan penelitian yang

dilakukan Lestari (2011) mengemukakan bahwa baik perbedaan

permanen maupun perbedaan temporer tidak berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan laba. Hal tersebut disebabkan oleh jumlah

perbedaan permanen maupun perbedaan temporer yang tidak signifikan

dalam mempengaruhi jumlah laba kena pajak yang merupakan dasar

perhitungan untuk beban pajak kini.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dijelaskan, secara

umum dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara laba akuntansi dengan

laba kena pajak dapat mencerminkan informasi mengenai karakteristik

laba yang dihasilkan dan kinerja masa depan perusahaan.

Page 22: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

29

Tabel 2: Ringkasan Kajian yang Relevan Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Wijayanti dan Djamaluddin (2006)

Analisis perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba, akrual, dan aliran kas

Laba sebelum pajak masa depan, kumulatif return tidak normal masa depan, aliran kas operasi, laba akrual.

Perusahaan dengan book-tax differences besar tidak terbukti secara statistik mempunyai persistensi laba lebih rendah dibanding perusahaan dengan book-tax differences kecil.

Wiryandari dan Yulianti (2008)

Hubungan antara perbedaan laba akuntansi dan laba pajak dengan perilaku manajemen laba dan persistensi laba.

Laba akuntansi sebelum pajak, pajak tangguhan, large positive book tax differences, aliran kas operasi, laba akrual.

1) Beban pajak tangguhan dan akrual tidak terbukti dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba.

2) perbedaan laba akuntansi dan laba pajak positif yang besar mempunyai persistensi laba yang lebih rendah.

Deviana (2010) kemampuan beban pajak tangguhan dan beban pajak kini dalam deteksi manajemen laba pada saat seasoned equity offerings

Manajemen laba, beban pajak tangguhan beban pajak kini, waran, audited

beban pajak tangguhan dan beban pajak kini, yang digunakan secara bersama-sama, mampu mendeteksi manjemen laba pada saat seasoned equity offerings

Saputro (2011) Pengaruh book tax differences terhadap pertumbuhan laba

Pertumbuhan laba, beda tetap, beda temporer, arus kas operasi, size, return on assets

perbedaan temporer dan total book-tax differences mampu memprediksi pertumbuhan laba perusahaan satu periode kedepan. Sedangkan perbedaan permanen tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan satu periode kedepan.

Purwanti (2013) Pengaruh perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal terhadap

Laba sebelum pajak tahun depan, book tax differences, laba

perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh

Page 23: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

30

persistensi laba sebelum pajak tahun berjalan

signifikan terhadap persistensi laba.

Lestari (2011) Analisis pengaruh book tax differences terhadap pertumbuhan laba

Pertumbuhan laba, beda tetap, beda sementara, arus kas operasi, akrual, ROA.

perbedaan permanen maupun perbedaan temporer tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Sumber: Olahan Data

2.6 Kerangka Pemikiran

Laporan keuangan disusun oleh manajemen perusahaan untuk

memenuhi kebutuhan keseluruhan pengguna laporan keuangan,

diantaranya investor, manajemen perusahaan, kreditor, pelanggan,

suplayer, karyawan, peneliti, pemerintah maupun masyarakat pada

umumnya. Bagi perusahaan informasi laporan keuangan ini diperlukan

guna pengambilan keputusan. Agar dapat berguna, informasi itu harus

mempunyai dua sifat utama, yaitu relevan dan dapat dipercaya (reliability).

Dikatakan relevan jika informasi tersebut mempunyai nilai prediksi,

mempunyai nilai umpan balik (feedback value), dan tepat waktu, dan

reliable jika dapat di periksa, netral dan menyajikan yang seharusnya.

Manajemen perusahaan selalu berusaha memberikan hal terbaik

bagi perusahaan yang dikelolanya. Hal terbaiknya yakni dengan berusaha

menaikkan laba perusahaan kemudian melaporkannya kepada para

pemegang saham dan pemakai eksternal lainnya. Tindakan manajemen

memanipulasi informasi keuangan dengan melaporkan laba yang

dinaikkan mengindikasikan adanya praktik manajemen laba oleh

perusahaan. Oleh karena itu dilakukan berbagai macam penelitian guna

mendeteksi manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Salah satunya

Page 24: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

31

adalah dengan menggunakan perbedaan laba komersial dan laba fiskal

(book tax differences).

Perbedaan antara laba komersial dan laba fiskal (Book tax

differences) dapat memberikan informasi mengenai kualitas laba serta

bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan (Lestari, 2011).

Penelitian-penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa komponen book

tax differences berupa perbedaan temporer yang tercermin dalam pajak

tangguhan dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba yang

dilakukan oleh perusahaan (Phillip et al, 2003; Hanlon, 2005; Yulianti,

2005 yang dikutip dalam Lestari, 2011). Manajemen laba dapat diartikan

sebagai suatu tindakan manajemen laba yang mempengaruhi laba yang

dilaporkan dan memberikan manfaat ekonomi yang keliru kepada

perusahaan, sehingga dalam jangka panjang hal tersebut akan sangat

menggangu bahkan membahayakan perusahaan.

Book tax differences juga diprediksi dapat mempengaruhi kinerja

perusahaan (pertumbuhan laba) akibat dari perbedaan mekanis dalam

penghitungan laba (Lestari, 2011). Hal ini diakibatkan adanya perbedaan

peraturan antara peraturan akuntansi dengan peraturan perpajakan bukan

bersumber dari manipulasi laba yang dilakukan oleh manajemen

perusahaan.

. Komponen pembentuk perbedaan laba komersial dan laba fiskal

adalah perbedaan temporer dan perbedaan permanen. Perbedaan

permanen dan perbedaan temporer dapat menyebabkan koreksi positif

Page 25: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

32

maupun koreksi negatif. Koreksi positif akan menyebabkan laba fiskal

bertambah, sedangkan koreksi negatif mengakibatkan laba fiskal

berkurang (Lestari, 2011).

Selain variabel independen, dalam penelitian digunakan variabel

perubahan ROA. Perubahan pada ROA dapat digunakan untuk

mengendalikan tren jangka pendek dan jangka panjang pada laba,

sehingga diperkirakan bahwa perubahan pada ROA akan mempengaruhi

perubahan laba (Jackson, 2009 dalam Lestari, 2011). Berdasarkan

penjelasan di atas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

B

Gambar 1: Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan

Perbedaan Laba Komersial dan Laba

Fiskal (X)

Peraturan Perpajakan

Pertumbuhan Laba (Y) ROA

Page 26: BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Laba Komersialeprints.ung.ac.id/4493/5/2013-1-62201-921409012-bab2... · Perbedaan pertimbangan yang mendasari penyusunan laporan keuangan

33

2.7 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012: 93) hipotesis penelitian merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu

rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat

pertanyaan.

Berdasarkan konsep dan teori serta kerangka pemikiran yang telah

dikemukakan di atas, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah

diduga terdapat pengaruh antara perbedaan laba komersial dan laba fiskal

terhadap pertumbuhan laba.