7 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Citra Citra atau image (Referensi : Kulkarni, Arun D., 2001, Computer Vision and Fuzzy-Neural Systems, Prentice-Hall, Inc., New Jersey, hal. 9) adalah representasi spasial dari suatu objek yang sebenarnya dalam bidang dua dimensi yang biasanya ditulis dalam koordinat Cartesian x-y, dan setiap koordinat merepresentasikan satu sinyal terkecil dari objek. Fungsi citra adalah model matematika yang sering digunakan untuk menganalisis dimana semua fungsi analisis digunakan untuk mempertimbangkan citra sebagai fungsi dengan 2 variabel. 2.1.1 Macam- Macam Citra Setiap orang bekerja dengan banyak variasi raster digital citra seperti pewarnaan, cetakan dokumen berupa citra abu- abu, rencana pembangunan, citra dibidang kedokteran seperti x-ray dan lain- lain. Dalam komputasi dengan citra, akan lebih mudah untuk bekerja dengan mengerti konsep citra analog dan citra digital. Namun, selain itu masih terdapat citra skala abu- abu (grayscale image). (Referensi : Burger, Wilhem dan Burge, Mark James, (2008), Digital Image Processing: An Algorithmic Introduction using Java, edisi pertama, Springer Science+Business Media,LLC, New York)
27
Embed
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Citra - library.binus.ac.id fileuntuk intensitas di setiap titik spasial (x,y). 2.1.1.2 Citra Digital Citra digital ialah citra dua dimensi I[r,c] yang diwakilkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Citra
Citra atau image (Referensi : Kulkarni, Arun D., 2001, Computer Vision and
Fuzzy-Neural Systems, Prentice-Hall, Inc., New Jersey, hal. 9) adalah representasi
spasial dari suatu objek yang sebenarnya dalam bidang dua dimensi yang biasanya
ditulis dalam koordinat Cartesian x-y, dan setiap koordinat merepresentasikan satu
sinyal terkecil dari objek. Fungsi citra adalah model matematika yang sering digunakan
untuk menganalisis dimana semua fungsi analisis digunakan untuk mempertimbangkan
citra sebagai fungsi dengan 2 variabel.
2.1.1 Macam- Macam Citra
Setiap orang bekerja dengan banyak variasi raster digital citra seperti
pewarnaan, cetakan dokumen berupa citra abu- abu, rencana pembangunan, citra
dibidang kedokteran seperti x-ray dan lain- lain. Dalam komputasi dengan citra, akan
lebih mudah untuk bekerja dengan mengerti konsep citra analog dan citra digital.
Namun, selain itu masih terdapat citra skala abu- abu (grayscale image). (Referensi :
Burger, Wilhem dan Burge, Mark James, (2008), Digital Image Processing: An
Algorithmic Introduction using Java, edisi pertama, Springer Science+Business
Media,LLC, New York)
8
2.1.1.1 Citra Analog
Secara matematika, citra analog ialah citra dua dimensi F(x,y) yang memiliki
ketelitian tak terbatas di parameter spasial x dan y serta ketelitian yang tak terbatas
untuk intensitas di setiap titik spasial (x,y).
2.1.1.2 Citra Digital
Citra digital ialah citra dua dimensi I[r,c] yang diwakilkan oleh contoh
intensitas array 2 dimensi yang diskrit, yang mana setiapnya diwakilkan menggunakan
ketelitian yang terbatas. Fungsi citra ialah representasi matematik f(x,y) dari citra
sebagai fungsi dua variabel spasial x dan y yang menjelaskan nilai nyata dari citra dan
f(x,y) biasanya juga menjelaskan nilai nyata intensitas atau grayness level citra di titik
(x,y). Citra digital tersusun dalam bentuk raster (grid).
Citra digital hanya sekedar nilai diskrit array dua dimensi persegi panjang.
Baik ruang citra dan jangkauan intensitas dikuantisasi menjadi kumpulan nilai diskrit,
mengizinkan citra untuk disimpan di dalam struktur dua dimensi memori komputer.
Umumnya, intensitas direkam sebagai 8 bit (1byte) yang terdiri dari nilai 0 sampai 255.
256 tingkat yang berbeda biasanya berasal dari semua ketelitian yang disediakan dari
sensor.
Sistem koordinat harus mengalamatkan piksel- piksel individu dari sebuah
citra; untuk mengoperasikannya di program komputer, untuk melihat dalam rumus
matematika, atau mengalamatkannya berhubungan dengan koordinat peralatan.
Sayangnya, peralatan komputer yang berbeda sering menggunakan sistem yang berbeda
9
dan pengguna akan memerlukannya untuk membiasakan mereka. Beruntungnya,
konsep- konsep tersebut tidak terikat dengan sistem koordinat.
Koordinat terkecil ini biasanya disebut piksel. Setiap piksel memiliki nilai
yang menunjukkan intensitas keabuan pada piksel tersebut dan biasanya citra dianggap
sebagai sebuah matriks x-y yang berisi nilai piksel. Bentuk matriks ini kemudian diolah
menurut teori- teori tertentu yang bertujuan untuk memecahkan masalah tertentu, bentuk
matriks adalah perwujudan dari bentuk sinyal digital, sehingga proses pemecahan dan
pengolahan matriks dari citra ini biasanya disebut dengan digital image processing.
2.1.1.2.1 Citra Skala Abu- Abu
Citra skala abu- abu (Gray scale image) ialah sebuah citra digital monokrom
I[r,c] dengan nilai satu intensitas per piksel.
Gambar 2.1.1.2.1.1 citra skala abu-abu
2.1.2 Elemen Citra
Elemen- elemen pada citra adalah sebagai berikut,
- Kecerahan (Brightness )
Kecerahan pada citra ialah intensitas cahaya yang terdapat pada citra
tersebut. Semakin tinggi intensitas cahaya pada citra, maka citra akan
10
semakin tampak putih. Fungsi intensitas cahaya dapat dilihat dari fungsi
f(x,y) dimana f menunjukkan besarnya intensitas cahaya di titik (x,y).
Gambar 2.1.2.1 Brightness
Keterangan : (kiri - kanan) Citra dengan brightness rendah sampai
brightness tinggi.
- Kontras ( Contrast )
Kontras ialah sebaran terang dan gelap dalam sebuah citra. Sebuah citra
dikatakan memiliki kontras yang rendah jika citra tersebut memiliki
komposisi sebagian besar terang atau sebagian besar gelap.
Gambar 2.1.2.2 Contrast
Keterangan : (kiri - kanan) Citra dari kontras yang rendah sampai
gambar dengan kontras yang tinggi.
- Warna ( Color )
Persepsi yang dirasakan mata terhadap panjang gelombang cahaya λ yang
dipantulkan objek. Warna dengan panjang gelombang tertinggi adalah
merah dan warna dengan panjang gelombang terendah ialah ungu (violet).
11
Gambar 2.1.2.3 Color
- Bentuk ( Shape )
Pada citra yang dilihat dengan mata adalah citra 2D, namun sebenarnya
objeknya berupa 3D. Informasi bentuk objek diperoleh dari citra yang
ditangkap sistem visual atau yang disebut dengan segmentasi citra.
- Tekstur ( Texture )
Distribusi spasial dari derajat keabuan didalam sekumpulan piksel yang
bertetangga. Sistem visual manusia tidak menerima informasi per piksel,
namun yang diterima adalah sekumpulan piksel sebagai satuan.
Gambar 2.1.2.4 Texture
- Resolusi ( Resolution )
Resolusi (spasial) menunjukkan tingkat kerincian suatu citra dan dapat
dinyatakan sebagai banyak piksel per satuan panjang, contoh : 120 x 100
m (Semakin kecil ukuran, semakin tinggi resolusi) atau piksel per inci,
contoh : 72dpi (Semakin besar dpi, maka resolusi juga semakin tinggi).
12
2.1.3 Format Citra
Beberapa format berasal dari perusahaan – perusahaan yang membuat
perlengkapan pengolahan citra atau grafik; perangkat lunak dokumentasi umum dan
konversi tersedia. Rincian yang diberikan selanjutnya seharusnya memberikan bacaan
informasi praktis untuk mengatasi citra komputer. Walaupun berubah - ubah sesuai
dengan teknologi, ada beberapa konsep umum yang harus dikuasai. Berikut ini,
beberapa format citra (Referensi : Shapiro, Linda G., and Stockman, George C.,
(2001),Computer Vision, Prentice-Hall, Inc, New Jersey, hal 35-39).
2.1.3.1 PGM: Portable Gray Map
Salah satu format file paling sederhana untuk menyimpan dan menukar data
citra adalah PBM (Portable Bit Map), ini masih berhubungan dengan format
PBM/PGM,PPM. Informasi header dan pixel citra diencoding oleh ASCII.
2.1.3.2 Format file citra GIF
Graphics Interchange Format berasal dari CompuServe, Inc. Dan sudah
digunakan untuk mengencoding sejumlah besar citra di World Wide Web atau di
database di zaman sekarang. File – file GIF saling berhubungan dengan mudah untuk
digunakan, tetapi tidak dapat digunakan untuk warna dengan presisi tinggi ketika hanya
8 bit yang digunakan untuk mengencoding warna. Ada 256 nilai warna yang tersedia
yang biasanya cukup untuk menampilkan citra komputer.
13
2.1.3.3 Format file citra TIFF
Berasal dari Aldus, Corp., TIFF atau TIF sangat umum dan kompleks. Ini
digunakan untuk semua platform yang terkenal dan scanner sering menggunakan format
ini. Kepanjangan TIFF adalah Tag Image File Format, mendukung berbagai citra
dengan 1 sampai 24 bit warna per piksel. Pilihan- pilihan disediakan untuk kompresi
penuh atau kompresi rusak.
2.1.4.4 Format untuk foto : JPEG
JPEG (JFIF/ JFI/ JPG) adalah standar paling terakhir dari Joint Photographic
Experts Group; tujuan utamanya menyediakan kompresi praktis dari kualitas warna
yang tinggi bagi citra. Citra dapat memiliki 64K x 64K piksel dari setiap 24 bit,
walaupun hanya ada satu citra per file. JPEG tidak bergantung dengan sistem koding
pewarnaan, sebuah keuntungan baginya. Untuk mendapatkan kompresi yang tinggi,
skema koding yang rusak dan kompleks, namun flexibel digunakan yang mana sering
dapat mengkompres citra dengan kualitas tinggi dengan degradasi nyata 20:1. Kompresi
bekerja dengan baik ketika daerah yang besar memiliki warna yang hampir sama dan
ketika variasi frekuensi tinggi di daerah terinci tidak terlalu penting bagi pengguna.
Skema kompresi menggunakan transformasi kosinus diskrit yang diikuti oleh koding
Huffman. JPEG tidak didesain untuk video.
2.2 Computer Vision
Computer vision (Referensi : Kulkarni, Arun D., 2001, Computer Vision and
Fuzzy-Neural Systems, Prentice-Hall, Inc., New Jersey, hal. 1) didefinisikan sebagai
sebuah proses mengenal objek- objek penting dari sebuah citra dan dapat digambarkan
14
sebagai properti deduksi logik yang otomatis objek 3 dimensi dari single image atau
multiple image. Computer vision dapat didefinisikan juga sebagai ilmu dan teknologi
mesin dimana mesin dapat mengektrasi informasi dari citra yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu tugas tertentu.
Computer vision sulit untuk diwujudkan karena format citra pada dasarnya
adalah many to one mapping. Tugas- tugas seperti mengidentifikasi tanda tangan,
mengidentifikasi tumor di dalam citra resonansi magnetik, mengenal objek yang
diterima dari citra yang dihasilkan oleh satelit, mengidentifikasi wajah, menentukan
lokasi sumber mineral dari sebuah citra, dan membangun citra tiga dimensi dari
potongan citra dua dimensi dipertimbangkan sebagai lapangan subjek di Computer
Vision. Tipe sistem Computer Vision terdiri dari tingkatan seperti akuisisi citra (image
acquisition), preprocessing, ekstrasi fitur (feature extraction), menyimpan objek dengan
asosiasi, mengakses basis pengetahuan dan pengenalan.