Page 1
4
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Data yang didapat untuk mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini
merupakan informasi yang berasal dari narasumber TriaDipo Band sebagai subject,
dan Musica Studio’s sebagai penyelenggara acara. Interview dan riset terhadap
beberapa label industri rekaman di Indonesia juga media dan masyarakat baik
sebagai peserta launching maupun sebagai target market, serta berbagai data dan
informasi dari internet ataupun narasumber yang bersangkutan mengenai acara
launching album musik dan kelangsungan industri musik Indonesia.
2.2 Data Umum
Industri musik di Indonesia merupakan industri yang menciptakan,
menampilkan, mempromosikan, melindungi dan melestarikan budaya musik.
Industri tersebut telah menyumbangkan pajak dan devisa besar bagi negara serta
membuka jutaan lapangan pekerjaan di negara Indonesia.
Bisnis industri musik Indonesia dimulai pada tahun 1954 dengan
didirikannya label rekaman pertama di Indonesia yaitu Irama oleh Suyoso
Karsono. Tempat produksi yang digunakan untuk merekam album beberapa grup
musik pada saat itu adalah dengan menggunakan garasi rumah pribadi kediaman
beliau. Produk rekaman yang diproduksi berupa piringan hitam.
Page 2
5
Perkembangan teknologi saat ini telah berhasil menyulap piringan hitam
yang dahulu diproduksi menjadi kaset, CD, dan kemudian format digital. Namun
hal tersebut mengakibatkan maraknya pembajakan musik di Indonesia. Hal ini
terbukti berdasarkan data yang diperoleh lembaga ASIRI (Asosiasi Industri
Rekaman Indonesia) bahwa penjualan album rekaman legal terus menurun drastic
hingga 20% tiap tahunnya. Pada tahun 2007 industri label rekaman mengalami
penyusutan jumlah menjadi 70 label rekaman dari 117 label rekaman lokal yang
tergabung di ASIRI karena adanya kebangkrutan.
Majalah ROLLING STONE Indonesia kemudian mencoba menggali
informasi, data dan fakta dari para pelaku bisnis musik nasional yang terdiri dari
eksekutif label rekaman major dan indie, artis/musisi, promotor konser, pengamat
musik hingga manajer artis demi mendapatkan gambaran yang akurat dan
komprehensif tentang kondisi obyektif industri musik di Indonesia saat ini untuk
dapat menyelamatkan musik tanah air.
Diskusi yang dilakukan di Jakarta Selatan pada tahun 2007 ini
mengikutsertakan Jusac Irwan Sutiono (Managing Director Warner Music
Indonesia), Abdee Negara (gitaris Slank & pengusaha Im:port), Ari Lasso (artis),
Denny MR (pengamat industri musik/manajer artis), David Tarigan (A&R Aksara
Records), Helvi Sjarifuddin (A&R FFWD Records), Denny Sakrie (pengamat
musik) yang telah menghabiskan empat jam waktunya untuk berbagi pemikiran
demi keberlangsungan industri musik Indonesia. Juga berbagai informasi yang
didapatkan melalui via telepon dari Sudrajat (Ketua Umum ASIRI), Daniel
Tumiwa (Sales & Marketing Director Universal Music Indonesia), Arie Suwardi
Widjaja (Direktur A&R Aquarius Musikindo), Yonathan Nugroho (Trinity Optima
Page 3
6
Production), Arnel Affandi (Managing Director EMI Music Indonesia) dan Jerry
Bidara (Label Manager Indo Semar Sakti).
2.2.1 Industri Rekaman
Industri rekaman sebagai salah satu elemen terpenting industri
musik Indonesia mengalami pukulan yang cukup berat sepanjang tahun
2006 silam. Menurut data terbaru yang diberikan ASIRI sebagai pemegang
80% pasar musik, total penjualan rekaman fisikal tahun lalu mengalami
penurunan 21% jika dibandingkan tahun 2005. Total penjualan unit kaset,
CD dan VCD tahun lalu tercatat sebesar 23.736.355 keping di seluruh
Indonesia. Angka ini belum termasuk penjualan musik digital yang
belakangan sempat menjadi fenomena dengan merebaknya bisnis ringback
tone (RBT) dan juga full track download di tanah air.
Sebagai perbandingan, pada tahun 1996, sebelum krisis moneter
melanda tanah air, industri rekaman Indonesia dapat menjual 8-10 juta
keping per bulannya atau sekitar 120 juta keping setahun. Namun saat ini
menurut Yonathan Nugroho, pimpinan Trinity Optima Production,
penjualan pasar tersisa sekitar 25% dari tahun 1996 dengan penjualan 2,2
juta keping per bulannya.
Trend penurunan rekaman fisikal ini menurut Arnel Affandi
(Managing Director EMI Music Indonesia) telah terjadi empat tahun lalu
sejak ditemukannya new media di dunia. Sebelumnya pihak asing telah
mengalami penurunan akibat naiknya trend men-download musik via
Page 4
7
layanan P2P [peer-to-peer]. Walau begitu penyebab utamanya di Indonesia
hingga kini masih pembajakan rekaman fisikal.
Penyebab lainnya adalah perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi yang demikian pesat sehingga pola konsumsi orang berubah.
Awalnya mereka rajin membeli kaset kini beralih membeli pulsa ponsel.
Selain itu film bajakan dalam bentuk DVD yang sangat murah dan mudah
dibeli dimana-mana juga ikut mengalihkan perhatian pembeli musik.
Menurut Jusac Irwan Sutiono (Managing Director Warner Music
Indonesia) anak-anak muda yang menjadi konsumen setia musik saat ini
tidak membeli kaset atau CD lagi karena uang mereka telah habis. “Mereka
lebih senang memainkan ponsel dan membeli pulsa. Suka atau tidak suka,
budget untuk membeli musik berkurang.
Sementara bagi Arie Suwardi Widjaja atau akrab disapa Pak Iin,
Direktur A&R Aquarius Musikindo, satu atau dua tahun ke depan akan
menjadi satu kurun waktu yang menentukan arah industri musik lokal.
Apakah penjualan rekaman fisikal masih bisa menguntungkan atau habis.
Karena penurunan penjualan fisikal apabila telah mencapai angka 30%
maka akan menjadi sangat berbahaya bagi industri musik nasional.
Aquarius Musikindo yang memiliki bisnis retail musik di Jakarta,
Bandung dan Surabaya mengalami tekanan beberapa tahun belakangan ini.
Masyarakat kelas middle-up yang membeli fisikal berkurang banyak.
Hanya pecinta musik sejati yang mengoleksi rekaman secara fisik.
Masyarakat penikmat musik biasa hanya mendengarkan lagu tanpa
mempunyai keinginan untuk menyimpan rekaman fisikal asli lagu tersebut.
Page 5
8
Sepanjang tahun 2006 pada faktanya tak satu pun label rekaman
yang penjualan album artis-artis besarnya menembus angka 1 juta keping.
Berdasarkan informasi yang diberikan para pimpinan label rekaman, Naluri
Lelaki, album debut Samsons hanya terjual lebih dari 700 ribu keping.
Album Melayang mencapai penjualan 800 ribu keping sementara album
rohani SurgaMu ludes 600 ribu keping, keduanya milik Ungu.
Album debut Nidji, Breakthru’ dengan kampanye promosi yang
masif kabarnya hanya terjual 350 ribu keping sementara Truth, Cry And Lie
milik Letto tanpa promosi besar-besaran sanggup mencetak angka 300 ribu
keping. Begitu pula halnya dengan Ari Lasso Selalu Ada (300 ribu) dan
Agnes Monica Whaddup A? (300 ribu). Yang cukup menjanjikan dan terus
bertambah adalah album debut Bunga C. Lestari yang sejak sebulan dirilis
telah mencapai 120 ribu keping penjualannya.
Ditengah trend penurunan penjualan musik global terdapat kabar
menggembirakan dimana pasar musik untuk album domestik cenderung
menguat. Hal ini dialami langsung oleh Universal Music Indonesia yang
sukses meroketkan penjualan album debut Samsons. Uniknya, beberapa
tahun lalu label rekaman terbesar di dunia ini sempat menutup divisi lokal
mereka yang mengalami kebangkrutan. “Musik Indonesia memang jauh
lebih kuat sekarang dan telah menjadi tuan rumah di negaranya sendiri,”
ujar Daniel Tumiwa, Sales & Marketing Director Universal Music
Indonesia.
Menurut analisa Jerry Bidara, Label Manager Indo Semar Sakti, di
masa mendatang market di Indonesia bakal seperti Jepang dimana musik
Page 6
9
dalam negerinya sangat menguasai penjualan pasar Negara Matahari Terbit
tersebut. Bisa dilihat dari trend RBT yang laku keras penjualannya di atas
satu hingga dua juta download. Wajib digarisbawahi, bahwa yang
mengalami penualan yang laku keras tersebut adalah lagu lokal bukan
internasional.
Ini berbeda halnya dengan pasar musik internasional di Indonesia
yang penjualannya merosot tajam. Menurut Daniel, Universal Music
Indonesia sebagai label rekaman dengan katalog internasional terbesar dan
leading ternyata malah babak belur sepanjang 2006 lalu. Selain turun 30%,
peminat musik internasional walau masih ada dan terus bertambah di
daerah dan perkotaan namun daya belinya kini rendah akibat kenaikan
BBM dan meningkatnya kebutuhan dari core audience pembeli musik,
khususnya untuk telekomunikasi.
Album internasional dengan penjualan terbesar bagi Universal di
tahun 2005 adalah The Black Eyed Peas (Monkey Business) yang mencetak
angka 85.000 keping. Disusul dengan Anggun (70 ribu) dan The Dutchess
Fergie (25 ribu). Akibat mengecilnya pasar musik internasional di
Indonesia major label internasional kemudian menurunkan sertifikasi
penjualan untuk kategori Gold menjadi 20.000 keping dan Platinum 40.000
keping.
Diluar penjualan rekaman fisikal yang terus menurun sebenarnya
fenomena menarik yang perlu segera diantisipasi secepatnya oleh label-
label rekaman nasional adalah penjualan musik digital. IFPI, federasi
internasional industri rekaman dalam keterangan resminya menyebutkan
Page 7
10
bahwa di tahun 2006 penjualan digital telah mencapai US$ 2 milyar atau
meningkat dua kali lipat dari 2005. Hingga kini digital menguasai 10%
pasar musik secara keseluruhan di dunia.
Yonathan Nugroho dari Trinity yang berhasil menjual RBT
beberapa lagu Ungu hingga 3 juta download mengakui bahwa penjualan
dalam bentuk digital sekarang cukup menggembirakan. Karena sistem full
track download dengan 3G memungkinkan masyarakat untuk dapat
memasukkan lagu ke ponsel tanpa bantuan operator sementara sistem RBT
tidak bisa untuk dibajak.
Hingga saat ini memang harus diakui bahwa primadona penjualan
digital di Indonesia baru terjadi pada RBT. YKCI (Yayasan Karya Cipta
Indonesia) dalam press releasenya bahkan mengklaim Telkomsel sejak
tahun 2004-2006 berhasil meraup uang lebih dari Rp. 4 triliun dari layanan
RBT ini. Mereka kini sedang “berperang” di pengadilan dengan tuntutan
agar Telkomsel bersedia membayarkan royalti sebesar Rp. 200 miliar bagi
para pencipta lagu yang menjadi anggota KCI. Konflik antara Telkomsel
yang didukung ASIRI versus KCI ini bahkan telah menjadi pertempuran
terbuka yang niscaya makin membuat industri ini terpuruk.
Belum berkembangnya penjualan musik digital diakui Abdee
Negara, gitaris Slank yang beberapa waktu lalu bersama Anang dan Indra
Lesmana membangun portal musik digital bernama im:port. Selain karena
lambatnya akses internet di Indonesia dan masih rendahnya minat
masyarakat membeli lagu via ponsel, penjualan musik digital juga tetap
terpukul dengan banyak beredarnya CD dan MP3 bajakan.
Page 8
11
Jusac menganalisa kurang berkembangnya penjualan musik digital
secara lebih lanjut. Menurutnya, sekitar 90% pengguna ponsel di Indonesia
adalah bukan pelanggan melainkan konsumen pra-bayar sehingga pulsa
yang dimiliki hanya sedikit.
Trend digital akan maju tapi fungsinya masih sebatas life-style
belum menjadi pengganti konvensional. Hal ini disebabkan karena harga
player MP3 masih cukup mahal dan trend lifestyle masih belum mengarah
menjadi fungsi tersebut.
2.2.2 Industri Pertunjukan
Selain industri rekaman, elemen penunjang industri musik
Indonesia yang signifikan bagi perkembangan bisnis musik juga mendapat
cobaan berat. Showbiz Indonesia di akhir tahun 2006 lalu mencatat
peristiwa duka. 10 orang penonton konser Ungu di Pekalongan tewas
secara mengenaskan karena terinjak-injak. Tragedi konser terburuk di
tanahair ini bahkan beritanya tersiar ke seluruh dunia melalui kantor berita
BBC dan Reuters. Hanya selang beberapa hari sebelumnya dua orang
penonton juga tewas secara mengenaskan di konser Padi yang digelar di
Palembang, Sumatera Selatan. Tawuran antar geng menjadi penyebab
utamanya.
Ternyata kebrutalan penonton juga merambah ke acara-acara pentas
seni SMA yang sebelumnya berjalan damai dan lancar. Pentas seni SMA
Tarakanita 1 yang digelar di Stadion Lebak Bulus awal Desember juga
hampir berakhir rusuh akibat ribuan penonton tak bertiket menjebol masuk
Page 9
12
pintu stadion. Begitu pula halnya dengan Pentas Seni SMA 91 yang digelar
di Plaza Barat Senayan akhir tahun silam. Ribuan massa jebolan yang
kebanyakan pemuda ABG berhasil merobohkan pagar pintu masuk dan
belakangan merangsek pula ke atas panggung. Pensi ini kemudian merugi
hingga Rp. 200 juta.
Kerusuhan pada pensi yang terparah sepanjang sejarah terjadi
tanggal 13 Januari 2007 lalu ketika kerusuhan massal meletup di Pensi
SMAN 44 yang digelar di Plaza Barat Senayan pula. Akibatnya puluhan
polisi dan penonton luka-luka, puluhan kendaraan umum dan pribadi di
rusak dan properti panggung dan sound system dihancurkan para penonton.
Pihak panitia yang terdiri dari siswa-siswi kelas II SMA tersebut kabarnya
menelan kerugian hingga Rp. 1 miliar. Berita kerusuhan ini bahkan
menerima liputan media massa nasional yang sangat meluas.
Rendahnya keinginan untuk membeli tiket konser disinyalir
menjadi faktor utama yang menghambat berkembangnya bisnis
pertunjukan di Indonesia. Abdee menambahkan, apresiasi penonton kita
terhadap sebuah pertunjukan musik masih kurang. Ia ingat tahun 1988
setelah konser Mick Jagger rusuh di Jakarta, Bill Graham (promotor
legendaris) sempat diwawancara di salah satu koran lokal bahwa Indonesia
harus belajar 20 tahun lagi untuk mengapresiasikan musik rock.
Menurut Harry “Koko” Santoso (pimpinan Deteksi Production)
industri pertunjukan dapat berakhir karena Indonesia belum memiliki
gedung pertunjukan dan regulasi yang memadai dari pemerintah.
Kebanyakan venue konser di Indonesia menurutnya tidak memenuhi
Page 10
13
standar. Juga akibat dari masalah pungli atau retribusi. Konser lokal lebih
parah karena tidak ada regulasi yang baku. Di industri pertunjukan,
masalah infrastruktur, pembenahan bisnis dan menyusun peraturan untuk
setiap lisensi bisnis yang dimiliki tiap promotor harus segera ditangani oleh
pemerintah dan komponen terkait.
2.2.3 Trend Musik
Trend musik sejak awal memang menjadi nafas dari industri musik.
Ini karena trend memiliki potensi menciptakan kebutuhan dari
penikmatnya. Peluang inilah yang kemudian dimanfaatkan sepenuhnya
oleh industri untuk mengembangkan pasar. Belakangan karena akses
informasi semakin luas dan beragam hampir tak ada satu trend musik yang
dominan seperti pada dekade-dekade sebelumnya.
Menurut pengamat musik Denny Sakrie, musik yang dapat diterima
masyarakat adalah musik yang easy-listening, mudah dicerna dengan
kemasan-kemasan yang berbeda. Trend mainstream yang terjadi akan
selalu mengalami recycling melalui ikon-ikon baru. Sementara, Denny MR,
pengamat musik lainnya, melihat pasca booming-nya trend musik rock
alternatif dan ska di Indonesia beberapa tahun lalu hingga kini belum ada
lagi trend musik yang dominan. Ia sendiri melihat pada tahun 2007 musik
reggae bakal kembali menjadi sebuah trend, dibuktikan dengan munculnya
band Steven & The Coconuttreez.
Sedangkan menurut Abdee Negara, gitaris Slank, trend musik
sekarang lebih variatif karena sumbernya sudah sangat banyak. Contohnya,
Page 11
14
anak-anak muda Indonesia kini bisa tergila-gila dengan musik dan gaya
hidup dari Jepang bukan hanya dari Inggris atau Amerika. Kini di Malaysia
anak-anak mudanya sangat memperhatikan musik yang datang dari
Indonesia.
Sebagai salah seorang pendiri im:port Abdee sering menerima demo
rekaman yang variatif tetapi didominasi oleh trend musik yang sedang
besar saat itu. Seperti pada saat band Peterpan sedang booming maka akan
bermunculan pula band lain dengan sound seperti itu. Akan begitu
seterusnya yang terjadi setelah radja, Samsons, Ungu meledak di
pasaran.
Trend musik itu untuk diciptakan bukan untuk diterka. Namun
sesorang atau sekelompok orang harus mebuat sesuatu agar menjadi trend.
Setelah trend itu dapat berjalan maka untuk beberapa waktu ke depan akan
tercipta fase trend-setter, trend-follower dan trend-killer. Sementara bagi
Ari Lasso, penciptaan trend dari sudut pandang musisi dalam berkarier
pasti akan selalu berkiblat pada soul. Pada kejujuran mengenai apa yang
diciptakan.
Ketika kondisi musik di mainstream mengalami titik pemberhentian
kreativitas biasanya publik akan menoleh ke scene indie untuk mencari
sesuatu yang lebih segar. Abdee setuju dan menilai indie label seakan
menjadi pejaga kualitas dari budaya bermusik di negeri ini.
Helvi Sjarifuddin dari FFWD Records, indie label Bandung,
mengaku tidak terlalu fokus pada trend musik. Sebagai A&R
pertimbangannya lebih kepada selera musiknya pribadi.
Page 12
15
Sementara David Tarigan, A&R Aksara Records, indie label Jakarta
yang merilis album The Adams, Sore hingga White Shoes & The Couples
Company menjelaskan bahwa fenomena merebaknya trend bermusik
independen di Indonesia terjadi karena adanya suatu proses yang memiliki
keterkaitan erat dengan budaya anak muda yang selalu mencari sesuatu
yang berbeda. Keberadaan musik independent di Indonesia terjadi karena
adanya band yang membuat musik tersebut dan juga keberadaan media
sebagai wadah yang membangun elemen tersebut. Trend musik ini dimulai
dengan kemunculan gerakan pada kota-kota besar di Indonesia selanjutnya
menyebar dan akan berkembang pada kota-kota kecil di Indonesia.
2.3 Data Penelitian
Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mengumpulkan
berbagai data riset dan informasi mengenai acara Launching Album TriaDipo
Band. Penelitian kualitatif yang dilakukan adalah riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis. Dalam hal ini proses dan makna (perspektif
subyek) lebih ditonjolkan dibandingkan dengan metode penelitian kuantitatif.
Landasan informasi yang didapatkan dimanfaatkan sebagai panduan bagi penulis
agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.
Dalam penelitian kualitatif, penulis bertolak dari data, memanfaatkan
informasi yang diperoleh dari narasumber sebagai bahan penjelas, dan berakhir
dengan suatu teori. Teori yang dihasilkan jauh lebih subyektif daripada penelitian
atau survei kuantitatif.
Page 13
16
Penulis melakukan wawancara secara mendalam yang bersifat penjelajahan
terbuka dan dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai.
Kelompok kecil tersebut dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu kelompok industri
rekaman, media ,dan masyarakat.
2.3.1 Kelompok Industri Rekaman
Label industri rekaman memegang peranan penting dalam
penyelenggaraan acara launching album sebuah band. Perusahaan tersebut
memiliki dana yang relatif cukup besar untuk melakukan promosi bagi
produk yang akan diluncurkan ke pasaran.
Penulis mengolah data dan informasi mengenai strategi promosi
serta pelaksanaan acara launching album sebuah band sebagai acuan dalam
pembuatan acara Launching Album TriaDipo Band. Label rekaman dan
narasumber terkait yang penulis ikut sertakan dalam wawancara tersebut
diantaranya adalah Warner Music Indonesia, MusicaStudio’s, Organic
Records, Omega Pasific Records, dan Lil’fish Records.
Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis menyimpulkan bahwa
strategi promosi pembagian merchandise sebuah band baru sangat mungkin
untuk dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembagian merchandise
band lain yang berada dalam satu naungan label rekaman. Strategi promosi
tersebut penulis terapkan dalam strategi promosi pembagian merchandise
TriaDipo Band yang dilakukan dalam bagian strategi buzz marketing
sebelum pelaksanaan acara launching.
Page 14
17
2.3.2 Kelompok Media
Penulis melakukan wawancara secara mendalam dengan beberapa
pelaku media yang bekerja sebagai reporter, fotografer, dan jurnalis pada
media cetak dan elektronik. Penulis membuat kesimpulan dari hasil
wawancara yang dilakukan bahwa acara launching album sebuah band
meupakan bentuk kerjasama yang saling menguntungkan antara pihak band
dan pihak media. Pihak band mendapatkan keuntungan promosi band
secara jangka panjang dalam bentuk liputan, bisnis pertunjukan dalam
berbagai acara musik, pemutaran single di berbagai radio tanah air, akses
dalam berbagai acara TV dan interview radio, dll. Sedangkan pihak media
mendapatkan keuntungan berupa bahan dan subject bagi pemberitaan.
Namun pihak media tersebut memiliki berbagai jadwal dan
undangan acara yang padat. Oleh sebab itu informasi mengenai undangan
launching sebuah band pendatang baru harus disampaikan jauh hari
sebelumnya. Dan ketertarikan media untuk menghadiri undangan
merupakan hal yang sangat penting. Ketertarikan terhadap launching
sebuah band pendatang baru dapat dibangun dengan keberadaan design
undangan yang unik serta cara penyampaian undangan tersebut. Pihak
media akan merasa lebih terhormat bila menerima undangan secara
langsung dibandingkan dengan penyampaian undangan melalui e-mail.
Informasi yang didapatkan pihak media mengenai keberadaan
sebuah band pendatang baru yang menjadi subject sebelum acara launching
album berlangsung menjadi pertimbangan penting untuk menarik minat
mereka.
Page 15
18
Maka penulis menggunakan strategi promosi buzz marketing yang
dilakukan sebelum acara launching dilaksanakan. Strategi promosi ini
bertujuan memunculkan rasa ingin tahu masyarakat termasuk di dalamnya
pihak media terhadap sebuah band pendatang baru.
2.3.3 Kelompok Masyarakat
Beracuan pada warna musik pop rock dan lirik lagu cinta yang
terdapat dalam album TriaDipo Band serta usia kedua personel band
tersebut, penulis membatasi penelitian kualitatif yang dilakukan pada
beberapa masyarakat remaja Jakarta dalam batasan usia 15-23 th yang
bekerja sebagai pekerja kantoran serta mahasiswa. Masyarakat tersebut
memiliki berbagai alasan yang berbeda mengenai kecintaannya terhadap
sebuah band ataupun lagu. Namun pencitraan dan diferensiasi sebuah band
menjadi sangat penting untuk dapat membuat masyarakat mengingat
keberadaan subjek sebuah band, dan bukan hanya lagunya. Kemunculan
jumlah band di Indonesia yang sangat banyak membuat masyarakat sulit
untuk mengingat keberadaan sebuah band baru.
Masyarakat dapat mencintai lagu berlirik cinta karena situasi dan
kondisi yang diceritakan dalam lagu tersebut sesuai dengan pengalaman
pribadi dan cerita hidup yang mereka alami. Sehingga penulis merasa perlu
untuk mengajak masyarakat berbagi cerita dan pengalaman mereka dalam
masalah percintaan. Melihat perkembangan teknologi dan gaya hidup
masyarakat remaja saat ini, media yang tepat digunakan untuk dapat
bertukar cerita dan pengalaman adalah dengan menciptakan forum online
Page 16
19
melalui website. Melalui forum online masyarakat Jakarta khususnya
banyak mendapatkan teman baru, menambah pengetahuan dan pergaulan.
Kebiasaan remaja yang suka bertukar cerita mengenai pengalaman mereka
khususnya percintaan juga banyak dilakukan dengan forum curhat online.
Mereka banyak membutuhkan berbagai masukan serta wadah pendengar
untuk berbagi. Hal itu menambah kedekatan secara personal yang
mendalam diantara para remaja meskipun melalui dunia maya.
Penulis memperdengarkan object berupa lagu single
“menunggumu” pada masyarakat. Masyarakat beranggapan bahwa lagu
tersebut memiliki karakter pop feminine yang cukup mendominasi dari
warna vocal yang ada serta lirik lagu yang dibawakan. Lagu tersebut
tergolong easy listening , musik serta tempo yang ada membuat lagu
tersebut terkesan remaja.
Penulis juga melakukan riset terhadap masyarakat yang
menyaksikan penampilan TriaDipo Band di 2 tempat yaitu Soho Music
Café Cilandak Town Square serta Teras Coffee. Pendapat mayarakat yang
menyaksikan penampilan mereka didominasi dengan presepsi keakraban
antara kedua personelnya, hal itu didapatkan dari cara mereka berdua
membawakan lagu, chit chat di atas panggung dan bagaimana mereka
saling mengisi dan menutupi kekurangan satu sama lain. Interaksi yang
dilakukan oleh kedua personel TriaDipo Band di atas panggung memiliki
kesan ramah dan tergolong cukup energik.
Page 17
20
2.4 Data Penyelenggara
2.4.1 MusicaStudio’s
2.4.1.1 Profile Musica Studio’s
Berawal dari pekerjaan Yamin Widjaja (Amin) sebagai
pemilik toko elektronik dan distributor album rekaman yang
membuka outletnya di kawasan Pasar Baru, dimulailah sejarah
panjang industri rekaman terbesar di Indonesia. Toko elektronik
dan distributor rekaman tersebut didirikan pada awal tahun 60-
an dengan nama toko Eka Sapta. Sebagai pemilik toko
elektronik dan distributor rekaman yang ikut membangun band
Eka Sapta, Amin bergerak lebih jauh dengan mendirikan
perusahaan rekaman sendiri. Pada awalnya ia meminjam alat
rekaman milik perusahaan Remaco, membuat rekaman di
Singapura dan membangun studio rekaman sendiri dengan nama
PT Warung Tinggi di kawasan Warung Kopi Jakarta.
Perusahaan ini pada awalnya memproduksi sejumlah
rekaman, satu diantaranya adalah album Titiek Puspa. PT
Warung Tinggi inilah yang merupakan embrio berdirinya PT
Metropolitan Studio pada tahun 1968. Pada awalnya
memproduksi rekaman band Eka Sapta, karya lagu dan suara
almarhum Bing Slamet, A. Riyanto dan sejumlah rekaman lain
dalam bentuk piringan hitam (PH) dan kaset.
Pada Oktober 1971, Amin merubah nama PT
Metropolitan Studio menjadi PT Musica Studio's dalam bentuk
Page 18
21
akte pendirian perusahaan rekaman formal. Sejak saat itulah
berlangsung pembenahan perangkat lunak dan perangkat keras
perusahaan rekaman ini. Kini jumlah studio rekaman yang
terletak di kompleks PT Musica Studio Jl. Perdatam Pasar
Minggu Jakarta Selatan itu berjumlah 5 buah.
Sebagai perusahaan rekaman terbesar di Indonesia,
Musica Studio's segera melakukan inovasi dalam pola kerja
manajemen produksi. Sumber daya manusianya ditingkatkan,
kualitas produksi album rekaman diperbesar. Sewaktu Yamin
Widjaja meninggal dunia pada bulan Agustus 1979, istrinya Ny.
Lanni Djajanegara bersama 4 dari 6 anaknya - mengambil alih
kendali, menjadi tulang punggung 'kerajaan bisnis' rekaman PT.
Musica Studio's. Empat orang putera-puterinya itu adalah
Sendjaja Widjaja, Indrawati Widjaja, Tinawati Widjaja dan
Effendy Widjaja.
Setelah era A. Riyanto, Emilia Contessa, Rhoma Irama
dan Erni Johan di tahun 60-an, kemudian muncul nama Rafika
Duri, Harvey Malaihollo, Jamal Mirdad, Chrisye, Hetty Koes
Endang, pada tahun 70-an. Pada dekade 80-an muncul nama
tenar Betharia Sonata, Iwan Fals, Nani Sugianto. Kemudian
pada dekade 90-an seiring dengan trend grup Musica Studio's
membidani popularitas Trio Libels, Kahitna, Java Jive,
Comedian Project Pop dan penyanyi solo Inka Christy, rapper
Iwa K dan sejumlah album kompilasi lainnya . Yang juga tak
Page 19
22
boleh dilupakan, Musica Studio's berperan besar pada lahirnya
kelompok musisi remaja tenar Base Jam.
Bekerjasama dengan perusahaan rekaman Sky Records,
HP Records, Jackson Records, CMM dan Nur Records; Musica
Studio's membangun perusahaan publishing dengan bendera
Musica Group. Dengan label ini lahir nama tenar baru dan lama,
antara lain album-album best selling Lisa A. Riyanto, Nia
Paramitha dan Pesta Rap. Sementara itu bekerja sama dengan
perusahaan rekaman di Malaysia, Musica Group ikut
mengedarkan album-album grup tenar dari Malaysia dengan
label BMG, Life Record Malaysia, Pony Canyon dan Warner
Music Malaysia. Musica Studio's juga sering melakukan
terobosan mengesankan dalam kaitannya dengan upaya
meningkatkan prestasi insan musik Indonesia. Di mulai pada
tahun 1983, bertempat di Hotel Indonesia Jakarta, diberikan
penghargaan piringan emas (Gold Record) dan piringan perak
(Silver Record) untuk artis rekaman berprestasi dari sisi
penjualan PH atau album rekamannya. Nama Hetty Koes
Endang, Jamal Mirdad, Rafika Duri, Harvey dan Chrisye,
pernah menerima penghargaan ini.
Tradisi pemberian Gold dan Silver Record terhenti pada
awal tahun 90-an, seiring dengan kian maraknya pemberian
penghargaan dari institusi luar, antara lain BASF Award dan
Anugerah HDX. Dua lembaga penghargaan itu, belakangan
Page 20
23
menghilang, dan di tahun 1997 yang lalu lahirlah lembaga lain
bernama Anugerah Musik Indonesia. Pada tahun 80-an itu,
sebenarnya tradisi awarding di dunia musik ala Musica bisa
mendampingi kegiatan sejenis yang pernah dipopulerkan
Angket Siaran ABRI yang dikelola oleh stasiun penyiaran RRI
sejak awal dekade 70-an. Waktu itu sejumlah artis tenar Musica
Studio's ikut meramaikan pesta kemenangannya sebagai 'mega
bintang terpopuler'.
Memasuki abad globalisasi, jajaran pimpinan Musica
Studio's sadar betul harus segera mengantisipasi perkembangan
jaman dengan mengadakan banyak perubahan. Sumber Daya
Manusia-nya lebih ditingkatkan, lebih khusus lagi yang
membidangi masalah teknis rekaman. Kecuali membekali sound
engineer dengan pengetahuan rekaman modern, pimpinan
Musica Studio's juga mulai merancang tampilan yang lebih
canggih dari peralatan rekaman, akustik ruang rekam dan tak
kalah penting adalah, pembenahan fisik kantor. Belakangan -
tepatnya sejak tahun 1995 - Musica Studio's untuk pertama
kalinya melakukan pembenahan kualitas rekaman, juga
membuka diri dalam mengerjakan jasa mastering disamping
memperteguh kekuatannya sebagai produser eksekutif (lewat
pimpinannya) dan distributor album produksi perusahaan lain.
Sementara itu - masih berkaitan dengan era globalisasi -
jajaran pimpinan Musica Studio's lantas melebarkan sayapnya
Page 21
24
dengan bekerja sama lewat perusahaan rekaman lain. Struktur
organisasi ditingkatkan, SDM kian dimantapkan dengan cara
mempelajari teknologi baru di studio lain di luar negeri,
termasuk memulai menerapkan tata cara mastering.
Memasuki tahun 1998 ini PT Musica Studio's memiliki
karyawan sekitar 60 orang, 15 orang diantaranya menguasai
teknis rekaman, sisanya adalah tenaga administrasi, promosi,
sampai divisi 'pencari bakat'. Perusahaan rekaman ini akhirnya
tak hanya bergerak di jenis musik yang banyak diburu orang
seperti pop dan dangdut, tapi juga mulai merambah ke jenis
musik lain, seperti R&B, rock, rap, dance, alternatif, techno dan
banyak lainnya. Jadi, sangat wajar jika pada perebutan beragam
penghargaan untuk insan musik seperti BASF Award, Anugerah
HDX, Anugerah Musik Indonesia atau yang bersinggungan
dengan tayangan video klip seperti Video Musik Indonesia,
artis-artis tenar yang berkibar lewat bendera Musica Studio's,
hampir selalu menduduki deret papan atas yang terkondang dan
berkualitas. Ini semua terjadi karena kesetiaan dan kerja keras
jajaran artis, staf pimpinan dan karyawan Musica Studio's pada
motto perusahaan : Mengutamakan Mutu dan Kepuasan Anda!
Page 22
25
2.4.1.2 Musica Mastering
Perusahaan
Musica Mastering adalah perusahaan professional yang
memberikan jasa layanan mastering. Sebagai perusahaan yang
independen baik secara manajemen maupun administrasi, jasa
layanan ini diperuntukkan bagi semua pihak yang terkait dengan
industri rekaman, tidak terkecuali industri broadcast,
entertainment, dan advertising agency.
Komitmen
Musica Mastering sangat mengerti bahwa master
rekaman adalah asset yang paling berharga bagi setiap klien.
Oleh karena itu, memberikan hasil yang terbaik sudah menjadi
komitmen Musica Mastering, termasuk menjaga kerahasiaan
setiap master.
Piranti
Dalam memenuhi tuntutan persaingan era globalisasi,
Musica Mastering senantiasa menggunakan piranti dengan
teknologi terkini, sehingga mampu memberikan jasa layanan
setara dengan yang ditawarkan oleh world Class Mastering
Fasility. Seperti halnya Sonic Solution yang digunakan untuk
editing,telah diakui sebagai the best work station for mastering
system. Ditunjang dengan equalizer, compressor, de-esser dan
Page 23
26
limiter dari Manley Labs yang secara khusus didesain untuk
keperluan Musica Mastering, merupakan perangkat tabung,
sehingga mampu membuat rekaman lebih Sweet dan Warmth.
Selain itu digunakan Digital Parametric EQ dan Digital
Compressor dari Daniel Weiss Engineering yang dikenal sangat
transparan serta memiliki kemampuan dalam memproses hingga
resolusi 24 bit. Sedangkan untuk keperluan konversi sinyal
digital-analog, digunakan converter dari Apogee, yang salah
satu pemenang TEC Award 1998.
2.4.1.3 Musica Artist
Beberapa artis yang berada di bawah nanungan musica
studio’s selain TriaDipo Band diantaranya adalah Azura,
Chrisye, d.o.t, d’ Masiv, Geisha, Iwan Fals, Java Jive, Kahitna,
Letto, Nidji, Peterpan, Project Pop, Ota, Rafika Duri, Seieus,
Sultan, Supernova, Trio Libels, Vierra, dan Vina Panduwinata.
2.4.1.4 Musica Kontak
PT MUSICA STUDIO'S
Jln. Pancoran Timur No.3 Pancoran - Pasar Minggu
Jakarta Selatan
INDONESIA 12780
Telp. +6221 797 4985
Page 24
27
2.4.2 TriaDipo Band
TriaDipo Band siap meramaikan dunia musik Indonesia dengan
warna pop yang dibalut dengan lirik bernuansa cinta. Album pertama
mereka berisi 10 track, dengan single pertama mereka “ Menunggumu”.
Sebelumnya TriaDipo sempat meramaikan dunia musik Indonesia
dengan tergabung dalam band Kirana yang telah mengeluarkan album
perdana mereka berjudul “Kirana” yang release pada awal tahun 2009
dengan single “Buat Dia Cinta”. Setelahnya Tria dan Dipo mencoba untuk
menyumbangkan karyanya kembali di dunia musik Indonesia dalam
naungan Musica Studio’s dengan format duo band yang terdiri dari gitar
dan vocal.
TriaDipo Band terbentuk pada bulan oktober tahun 2009 yang
memiliki format 2 orang yaitu Tria sebagai vocalist dan Dipo sebagai
guitarist. Kedua personel Band ini merupakan kakak beradik. Tria adalah
adik perempuan dari Dipo. Unsure feminine dari vocal Tria tersebut
menyatu dengan musik pop rock yang didominasi oleh instrument gitar
yang dibawakan oleh kakak laki-lakinya yaitu Dipo. Nuansa pop rock pada
lagu yang mereka bawakan bertemakan dengan lirik cinta. Musik yang
disajikan didominasi dengan vocal dan guitar, serta dilengkapi dengan
instrument band lainnya namun tidak dominan. Arransement lagu yang
dibawakan merupakan perpaduan dari berbagai warna musik seperti pop,
rock, british invasion, new wave, country, dangdut, dll. Sehingga dapat
dikatakan bahwa musik TriaDipo Band merupakan musik pop rock namun
lebih beragam dengan berbagai pengaruh dari musik dan instrument lain.
Page 25
28
Live performance mereka merupakan live acoustic version dengan format
duo. Namun tidak tertutup kemungkinan akan tambahan live instrument
musik lainnya dengan format additional player ataupun dengan squencer.
Diharapkan musikalitas dan karya yang dipersembahkan oleh
TriaDipo Band dapat menjadi semangat dan inspirasi baru bagi penggemar
mereka khususnya yang tergabung dalam “Friendsindeed”” dan masyarakat
pada umumnya serta menjadi karya dan kebanggaan anak bangsa yang
memperkaya budaya dan musik Indonesia.
Album Perdana TriaDipo Band berisi 10 track, yaitu:
1. Lonely
2. Kau Masih di Hatiku
3. Genggam
4. Cerita di Ujung Hari
5. Pria yang Seita
6. Dari Hati
7. Menunggumu
8. Tak Bisa Terimamu Lagi
9. Terlanjur Sayang
10. Complicated
Page 26
29
2.5 Launching Album TriaDipo Band
Berbagai karakter, mimpi, sifat, keinginan, cerita serta pengalaman hidup
manusia yang berbeda-beda terangkai menjadi satu kesatuan dalam keakraban dan
persahabatan. Perbedaan tersebut tidak menghalangi hubungan baik yang tercipta
diantara manusia, sebaliknya membuat manusia saling membutuhkan, bekerja
sama dan saling mengisi . Hal inilah yang menjadi dasar dari pengerjaan album
perdana TriaDipo Band yang diberi judul TriaDipo. Lewat album yang mengambil
waktu rilis Januari 2011 ini, para personil band yaitu Tria ( vocal) dan Dipo (Gitar)
ingin memperkenalkan musik serta berbagi cerita kehidupan mereka dalam acara
Launching Album TriaDipo Band dengan single pertamanya “Menunggumu”.
Launching Album perdana mereka merupakan pengenalan karakter musik
dan personality TriaDipo Band kepada media khususnya dan masyarakat
umumnya. Strategi Promosi Launching Album TriaDipo Band dilakukan dalam 2
tahap yaitu, pra launching event, launching event.
2.5.1 Pra Launching Event
Konsep strategi pra launching yang dilakukan adalah dengan
menggunakan buzz marketing. Yaitu upaya dalam menciptakan kondisi
agar subject yaitu kedua personel TriaDipo Band dapat dikenal dan
berinteraksi langsung dengan masyarakat.
Kemajuan informasi dan teknologi telah membuat masyarakat
remaja Jakarta gemar untuk berinteraksi melalui internet. Selain praktis dan
cepat, remaja tersebut juga gemar untuk mendapatkan informasi serta
teman baru melalui dunia maya. Hal inilah yang menjadi dasar dibentuknya
Page 27
30
strategi promosi berupa komunitas pershabatan dengan sebuah situs
persahabatan www.friendsindeed.com yang dibentuk oleh Tria dan Dipo.
Mereka membentuk website tersebut sebagai wujud kepedulian dan
keakraban mereka. Di dalam website terdapat forum online berisikan
curahan hati dan cerita maupun berbagi informasi dengan anggota di
dalamnya. Juga dicantumkan informasi mengenai personel TriaDipo Band,
dan cuplikan instrument lagu mereka sebagai back sound.
Keberadaan forum curhat online membuat masyarakat yang
menjadi target market TriaDipo Band dapat berinteraksi langsung dan
mengenal kedua personel band ini secara lebih dekat, menjalin
persahabatan dan akrab. Strategi ini dimulai dalam kurun waktu 3 bulan
sebelum acara launching album TriaDipo Band berlangsung. Strategi
promosi pembagian item promosi berupa kaos, pin,dll dilakukan bersamaan
dengan pembagian merchandise band lain dalam naungan Musica Studio’s.
2.5.2 Launching Event
Launching Event Album TriaDipo Band mengambil waktu rilis
pada tanggal 12 bulan Januari tahun 2011 di Teater Mini Taman Ismail
Marzuki. Mengundang 200 orang undangan yang terdiri dari media, pelaku
dan pengamat industri musik yang berpengaruh di Indonesia, keluarga serta
kerabat terdekat personel TriaDipo Band. Serta anggota terpilih forum aktif
www.friendsindeed.com di mana di dalam acara launching terdapat acara
bincang-bincang dengan mereka dan pembagian merchandise. 50 undangan
Page 28
31
disediakan bagi pihak media, masing-masing undangan berlaku untuk 2
orang.
Launching Album TriaDipo Band
Tempat : Teater Mini
Taman Ismail Marzuki
Jakarta
Waktu : 12 Januari 2011
19.30 – 21.30
Label : Musica Studio’s
Jadwal pelaksanaan acara berikut waktu dan keterangannya
disajikan dalam tabel 2.1 yang memiliki total durasi acara 90 menit.
Tabel 2.1 Jadwal Acara
Time Duration Activity Remarks Treatment 12.00-15.00 180 min Loading in Sound, Instrument,
Multimedia, Artistic,etc
15.00-17.00 120 min Soundcheck 17.00-18.00 60 min Rehearsal trial all supporting stage
production
18.00-19.30 90 min Break Artist make up & Preparation
Audioman standby
Segmen I Opening Session 19.30-19.35 0:05:00 Opening by MC MC menjelaskan event
hari ini : a. Perkenalan TriaDipo
Band b. Announce website www.friendindeed.com c. Pembagian hadiah
quiz dan doorprize d. Bincang-bincang
dengan anggota friendsindeed.com
e. Penjelasan single “ menunggumu”
MC : di balkon kiri atas Lighting : Follow spot to MC Stage Lighting : OFF Lighting Gedung: OFF
19.35-19.37 0:02:00 Chit Chat with TriaDipo Band
Via multimedia : a. MC welcoming
TriaDipo Band b. TriaDipo Band
menyapa audience dari backstage (artist room)
Projector Screen : ON TriaDipo Band on screen
Page 29
32
19.37-19.40 0:03:00 TriaDipo Band menuju stage
1. Via multimedia (camera follow)
2. TriaDipo Band on stage (cameraman & additional player standby on stage position)
3. MC mundur
Screen : Shot TriaDipo Band menuju stage Audio: Opening tune Projector Screen : OFF
Segmen I 0:10:00 End of Segmen I Segmen II Full Band Session 19.40-19.45 0:05:00 Song 1: Intro
instrument TriaDipo Performance (full band)
White Screen : FALL OFF Stage Lighting : ON (beat song) Backdrop : Opening screen & Logo TriaDipo Band
19.45-19.50 0:05:00 Song 2: Lonely TriaDipo Performance (full band) End of the song 1. Music Sustain 2. TriaDipo Band
mundur setelah screen tertutup sempurna
Backdrop: Logo TriaDipo Band Stage Lighting: FADING to OFF Main Screen : CLOSED TriaDipo Band berganti kostum
19.50-19.57 0:07:00 MC on Stage 1. MC chitchat pada kerabat dan menyapa tamu yang hadir
2. MC bercerita dan memperkenalkan TriaDipo Band
Follow spot to MC: ON Preparation Setting Acoustic
Segmen II 0:17:00 End of Segmen II Segmen III Acoustical Session 19.57-20.02 0:05:00 Song 3 : Dari Hati TriaDipo Band
performing acoustical jam Tria speech at song’s intro (speak about love and the next song)
Main Screen : OPEN Lighting Gedung: OFF Stage Lighting: ON
Page 30
33
20.02-20.07 0:05:00 Song 4 : Genggam Stage Lighting: ON (minimalis)
20.07-20.10 0:03:00 Song 5 : Complicated Stage Lighting: ON (minimalis)
Segmen III 0:13:00 End of Segmen III Segmen IV Acoustical Session II 20.10-20.15 0:05:00 MC on Stage 1. MC chitchat pada
personel TriaDipo Band
2. Additional player on stage (perkenalan additional player)
Main Screen : OPEN Crew Preparation for additional’s instrument
20.15-20.18 0:03:00 Song 6 : Cerita di Ujung Hari
TriaDipo Band & additional player performing acoustical jam
Main Screen : OPEN Lighting Gedung: OFF Stage Lighting: ON
20.18-20.22 0:04:00 Song 7 : Terlanjur Sayang
End of the song TriaDipo Band mundur setelah screen tertutup sempurna
Stage Lighting: ON (minimalis to each player) Stage Lighting: FADING to OFF Main Screen : CLOSED TriaDipo Band berganti kostum Lighting Gedung : ON
Segmen IV 0:12:00 End of Segmen IV Segmen V Quiz Session 20.22-20.30 0:13:00 MC on Stage 1. Bincang-bincang
dengan anggota forum priayangsetia.blogspot.com
2. MC mengadakan kuis mengenai TriaDipo Band
3. MC membagikan hadiah bagi pemenang kuis
Main Screen : OPEN Crew Preparation for full band instrument
Segmen V 0:13:00 End of Segmen V Segmen VI Full Band Session II
Page 31
34
20.30-20.35 0:05:00 Song 8 : Pria yang Setia
TriaDipo Performance (full band) End of the song Tria speech about the new single Menunggumu
Stage Lighting : ON (beat song) Backdrop : Story screen about the song
20.35-20.40 0:05:00 Song 9: Menunggumu
End of the song announce video clip 1st single
Backdrop : Video clip “Menunggumu”
20.40-20.45 0:05:00 Song 10: Kau Masih di Hatiku
Backdrop : Story screen about the song
20.45 -20.50 0:05:00 Song 11: Tak Bisa Terimamu Lagi
Ucapan terimakasih pada Musica Studio’s, crew, semua media, dan tamu yang hadir
Backdrop : Story screen about the song
Segmen VI 0:20:00 End of Segmen VI Segmen VII Closing and Doorprize
Session
20.50-21.00 0:10:00 MC on Stage MC membagikan doorprize dan menutup acara
Lighting Gedung: ON Stage Lighting: ON
Segmen VII End of Segmen VII
2.6 Data Pembanding
2.6.1 Launching Album Kotak
Kotak Band yang terdiri dari 4 orang personel yaitu Tantri (Vokal),
Chua (Bass), Cella (Gitar), dan Posan (Drum) menggelar sebuah mini
konser yang merupakan launching album ketiga mereka bertajuk “Kotak
Beraksi” di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Di sana
Kotak tampil membawakan enam lagu termasuk satu lagu baru yang akan
dihadirkan pada album ketiga mereka. Lagu baru yang bernuansa centil ini
diberi judul Cuci Mata.
Page 32
35
Pada album ketiga mereka, Kotak mengeluarkan single baru
berjudul “Pelan-Pelan Saja”. Untuk strategi ke depan, Kotak masih
melakukan strategi mereka sesuai dengan idealisme, yaitu 60% pasar dan
40 % panggung.
Launching Album Kotak
Judul : Kotak Beraksi
Tempat : Teater Mini
Taman Ismail Marzuki
Jakarta
Waktu : 17 Februari 2010
15.30 – 16.42
Label : Warner Music Indonesia
2.6.2 Launching Album Madonna Celebration
Penyanyi Amerika Maddona merilis sebuah album kompilasi yang
diberi judul Celebration pada tahun 2009 akhir di bawah kontrak dengan
Warner Bros Records, perusahaan rekaman nya sejak tahun 1982. Album
terbaru ini dirilis bersamaan dengan dua greatest hits dari album
sebelumnya yaitu The Immaculate Collection (1990) dan GHV2 (2001).
Album kompilasi ini dirilis dalam berbagai format termasuk didalamnya
satu edisi cakram dan disc ganda yang mewah. Sebuah DVD kompilasi
berjudul Celebration: The Video Collection, dirilis untuk menemani versi
audio. Album ini mencakup tiga lagu baru, yaitu "Revolver" (feat. Lil
Wayne) dan bonus lagu baru pada beberapa edisi "It's So Cool".
Page 33
36
Judul album Celebration diambil dari single pertama “Celebration”
yang ada di dalam album tersebut. Dan lagu "Revolver" dirilis sebagai
single kedua dari album yang sama.
Launching Album Madonna
Judul : Celebration
Tempat : Immigrant
Plaza Indonesia
Jakarta
Waktu : 28 Oktober 2009
21.00 – selesai
Label : Warner Music Indonesia
2.6.3 Launching Album The Trees and The Wild
The Trees and The Wild memperdengarkan album perdananya
Rasuk, pada hari Rabu, 20 Mei 2009. Penampilan perdana The Trees and
The Wild memainkan lagu-lagu di album pertamanya, Rasuk. Lagu-lagu
dalam album pertama mereka tersebut adalah Verdure, Honeymoon on Ice,
Irish Girl, Malino, Our Roots, Berlin, Noble Savage, Derau, Fight the
Future, dan Kata.
Band ini terbentuk dari pertemanan masing-masing personilnya
sejak bangku sekolah yaitu Andra, Remedy, dan Iga. Honeymoon on Ice
adalah single pertama dari mereka yang diperkenalkan ke publik dan
mendapat apresiasi bagus dari salah satu radio anak muda Ibukota. Lagu ini
terinspirasi dari sebuah film karya Michel Gondry yang berjudul “Eternal
Page 34
37
Sunshine of the Spotless Mind.” Sebagai informasi, Lil’fish Records sempat
menangani album Pure Saturday dan The Morning After.
Launching Album The Trees and the Wild
Judul : Rasuk
Tempat : GoetheHaus
Goethe Institute Jakarta
Jl. Sam Ratulangi 9-15
Jakarta Pusat
Waktu : 20 Mei 2009
19.00 – selesai
Label : Lil’fish Records
2.7 Data Target
2.7.1 Geografi
Negara : Indonesia
Kota : Jakarta
2.7.2 Demografi
Usia : 15- 23 thn
Jenis Kelamin : Wanita (utama)
Pria
Pengeluaran : 3-5jt, 5-7jt,>7jt
Pekerjaan : Pelajar, Mahasiswa
Pendidikan : Lulus SMP/setingkat, Lulus SMA/setingkat
Page 35
38
Kepercayaan : Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha
Kewarganegaraan : WNI
2.7.3 Psikografi
Kelas Sosial : A, B
Menengah, Menengah ke Atas
Gaya Hidup : Aktif, Modern, Supel, Suka bergaul,
Up to date, Bersemangat, Bergairah,
Fashionable,Hedonis, Bebas, fun.
Kepribadian : Berkelompok,Individual, Ramah,
Emotional, Suka curhat, Suka
mendengarkan musik, Mendatangi event
musik, Suka jalan-jalan ke mall, Shopping,
Duduk-duduk di café /coffee shop,
Memperhatikan penampilan, Suka
membaca majalah life style & fashion,
Menonton TV dan gossip artist, Aktif
dalam dunia maya, sensitive, jatuh cinta,
berbunga-bunga, patah hati, suka sesuatu
yang baru, menghargai persahabatan, suka
berinteraksi.
Page 36
39
2.8 Analisa SWOT
2.8.1 Strength
1. Lirik Lagu TriaDipo Band bertemakan cinta dan puitis.
2. Musik TriaDipo Band merupakan musik pop yang kaya akan pengaruh
dari berbagai musik dan instrument lain.
3. TriaDipo Band memiliki formasi unik hanya dengan 2 orang personel
multigender.
2.8.2 Weakness
1. Musik TriaDipo Band hanya memiliki 1 instrument utama yaitu gitar.
2. Launching Event Album TriaDipo Band merupakan album pertama.
2.8.3 Oportunity
1. Launching Event Album Perdana TriaDipo Band dapat membangun
kesan pertama bagi media dan masyarakat.
2. Pencitraan yang dibangun merupakan pengenalan karakter TriaDipo
Band bagi media dan masyarakat.
3. Kedatangan dan ketertarikan media terhadap Launching Album
TriaDipo Band membuka kesempatan promosi jangka panjang.
2.8.4 Threat
1. Banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan dan musik
TriaDipo Band.
2. Secara materi musik pop yang disajikan tidak terlalu jauh berbeda
dengan musik yang telah eksis di industri musik Indonesia.
3. Media dan masyarakat tidak mudah percaya dan tertarik untuk
mendatangi launching dan mendengarkan musik dari suatu band
pendatang baru, cenderung untuk tertarik pada band yang telah
memiliki nama besar.