3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari - Literatur - Internet - Wawancara narasumber - Survey terhadap target audience - Survey terhadap masyarakat umum 2.2 Memasak Menurut Wikipedia.org memasak adalah kegiatan menyiapkan makanan dengan menggunakan panas. Memasak dilakukan dengan memilih dan mengkombinasikan bahan-bahan bumbu dapur menggunakan berbagai macam peralatan dan metode untuk mengatur rasa memudahkan makanan untuk dicerna. Dalam prosesnya memanaskan bahan makanan, umumnya rasa, tekstur, penampilan, dan bentuk kimiawi dari bahan dapat berubah. Teknik memasak dan bahan juga bervariasi di seluruh belahan dunia, yang dipengaruhi oleh lingkungan, faktor ekonomi, dan tradisi budaya. Memasak pun juga dipengaruhi oleh kemampuan dan pengalaman masing-masing orang.
21
Embed
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00170-ds bab 2.pdfTeknik memasak dan bahan juga bervariasi di seluruh belahan dunia, yang dipengaruhi oleh
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
3
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari
- Literatur
- Internet
- Wawancara narasumber
- Survey terhadap target audience
- Survey terhadap masyarakat umum
2.2 Memasak
Menurut Wikipedia.org memasak adalah kegiatan menyiapkan makanan dengan
menggunakan panas. Memasak dilakukan dengan memilih dan mengkombinasikan
bahan-bahan bumbu dapur menggunakan berbagai macam peralatan dan metode untuk
mengatur rasa memudahkan makanan untuk dicerna. Dalam prosesnya memanaskan
bahan makanan, umumnya rasa, tekstur, penampilan, dan bentuk kimiawi dari bahan
dapat berubah. Teknik memasak dan bahan juga bervariasi di seluruh belahan dunia,
yang dipengaruhi oleh lingkungan, faktor ekonomi, dan tradisi budaya. Memasak pun
juga dipengaruhi oleh kemampuan dan pengalaman masing-masing orang.
4
Menyiapkan masakan dengan memanaskan/ dengan api, adalah aktivitas yang dipercaya
sangat berperan penting dalam evolusi manusia. Kebanyakan antropologis mempercayai
bahwa memasak menggunakan panas api dimulai sekitar 250.000 tahun yang lalu.
Perkembangan agrikultur, perdagangan, dan transportasi antara peradaban di berbagai
wilayah, menyediakan manusia berbagai macam bahan-bahan baru dalam memasak.
Penemuan dan teknologi baru, seperti tembikar untuk merebus air, memperluas
perkembangan teknik memasak lainnya.
Banyak metode memasak yang digunakan sekarang ini seperti memanggang, menumis,
menggoreng, membakar, mengasapi, merebus, menguapi, dll. Inovasi terbaru adalah
dengan menggunakan microwave (microwaving). Berbagai metode dapat digunakan
sesuai dengan hasil yang diinginkan. Metode yang dipilih tentu saja berdampak pada
hasil masakan.
Kebanyakan bahan-bahan memasak berasal dari makhluk hidup, seperti sayuran, buah,
kacang-kacangan, ubi-ubian, telur, daging, dan lainnya. Memasak juga menggunakan
air, bahan mineral seperti garam, dan terkadang juga menggunakan wine. Bahan-bahan
alami biasanya mengandung berbagai macam molekul yang disebut protein, karbohidrat,
dan lemak.
Panas yang digunakan dalam memasak dapat menonaktifkan organisme yang berbahaya
seperti bakteri dan virus. Efeknya tergantung juga dari temperatur, lamanya memasak,
dan teknik yang digunakan. Pada makanan yang mengandung bakteri, perubahan tidak
akan tampak pada fisik makanan, namun tentu saja tidak baik untuk yang
5
mengkonsumsinya. Penyimpanan dalam kulkas dan pembekuan tidak mematikan
bakteri, tetapi hanya memperlambat pertumbuhan bakteri tersebut. Penggunaan alat-alat
memasak juga berpotensi dalam penyebaran bakteri, oleh karena itu kebersihan dan
sanitasi dari peralatan memasak juga sangat penting.
2.3 Memasak dan anak-anak
Memasak adalah suatu aktivitas yang menyenangkan. Anak-anak pasti menikmati dan
senang dengan prosesnya, sama halnya ketika makanan itu selesai dimasak, mereka pun
pastinya akan menikmati makanan buatan sendiri tersebut. Pengertian memasak bagi
anak-anak sendiri bisa diartikan seperti bermain namun menggunakan berbagai macam
bahan dan alat-alat dapur. Mereka seperti berkreasi dan menciptakan sesuatu yang unik
sesuai dengan imajinasi mereka, dan hasil kreasi mereka dapat dimakan. Tidak hanya
anak-anak, orang dewasa pun kebanyakan senang dan menikmati sesuatu yang mereka
ciptakan sendiri, dan perasaan senang itu seperti melihat kreasi mereka adalah sebuah
mahakarya.
2.3.1 Manfaat memasak
Anak-anak mungkin tidak menyadari betapa banyak hal yang mereka pelajari ketika
mereka melakukan aktivitas memasak, baik memasak sendiri atau didampingi oleh
orangtua, karena mereka bersenang-senang dan merasa seperti bermain saja. Banyak
6
hal yang dapat dipelajari, menjadi alasan mengapa orangtua harus mengijinkan
anaknya untuk memasak.
Dikutip dari artikel oleh Elaine Magee, MPH, RD serta beberapa artikel dan
website lainnya, alasan mengapa sangat penting untuk mengajarkan aktivitas
memasak kepada anak adalah:
1. Anak-anak dapat mempelajari mengenai nutrisi dan makanan yang sehat.
Di jaman sekarang ini banyak sekali fast food dan junk food yang dapat
menyebabkan obesitas. Hal ini tentu dapat dihindarkan jika seseorang dapat
menyediakan/ membuat masakan sendiri, karena ketidak mampuan memasaklah
yang menyebabkan seseorang harus membeli makanan. Dengan belajar memasak
sedari kecil, nantinya anak-anak tidak perlu tergantung pada masakan siap saji
tersebut, hanya karena mereka tidak bisa memasak.
2. Memasak dapat membangun kepercayaan diri pada anak.
Saat anak berkata, “aku membuatnya sendiri.” Mereka merasakan suatu
keberhasilan.Apalagi ketika orang lain suka dengan masakannya, anak
merasakan suatu kebanggaan. Sedangkan ketika orangtua memasak bersama
dengan anak, dapat membuat anak merasa ia adalah sebuah bagian yang penting
dalam keluarga. Ada rasa percaya diri yang dibangun pada anak ketika ia
berhasil melakukan sesuatu.
7
3. Memasak dapat membangun rasa tanggung jawab pada anak.
Anak merasa bertanggung jawab karena orangtua mempercayai mereka untuk
melakukan tugas keluarga yang penting. Anak merasa berkontribusi dan
menyadari pentingnya untuk saling membantu dalam keluarga.
4. Memasak dapat mengajarkan anak untuk bekerja dalam sebuah tim.
Anak belajar bagaimana cara bekerja sama dalam sebuah tim untuk
menyelesaikan pekerjaan mereka dengan baik, walaupun itu hanya dengan
orangtua, saudara atau teman. Dengan memasak, mereka belajar bagaimana
membuat sebuah masakan bersama, siapa yang bertugas untuk memotong, siapa
yang menggoreng, siapa yang menyajikan, dan tentunya ini adalah pembelajaran
yang bagus untuk anak.
5. Memasak mempererat dan menciptakan sebuah kebersamaan dalam
keluarga.
Sebuah waktu keluarga sangatlah berarti dan penting. Disaat masing-masing
anggota keluarga memiliki kesibukan untuk aktivitas sendiri yang berbagai
macam, waktu untuk kebersamaan itu dapat diciptakan lewat memasak bersama.
Luangkan waktu dan ajaklah seluruh anggota keluarga, tidak masalah jika
rumah sedikit kotor, karena momen kebersamaan tersebut tentu saja tak ternilai.
6. Memasak membuat anak mau mencoba makanan-makanan baru.
Anak lebih menghargai apa yang sudah mereka buat dan cenderung untuk
memakan apa yang sudah mereka masak. Ketika anak mencoba memasak
8
sesuatu yang baru bagi mereka, setidaknya ia akan memakan/ mencicipi
makanan tersebut. Anak mau mencoba buah-buahan dan sayuran yang tidak
mereka suka sebelumnya. Jadi, tidak ada lagi istilah anak sulit makan/ pemilih
makanan.
7. Memasak membuat anak belajar mengenai matematika, bahasa, kimia,
budaya lain, kreativitas dan keterampilan lainnya.
Tanpa disadari dengan memasak, anak sudah mempelajari banyak hal seperti
asal makanan, budaya Negara lain, nutrisi, makanan yang sehat, keterampilan
motorik seperti memotong, mengaduk, mengadon, mencampur.
8. Anak belajar untuk berimajinasi dan berkreasi.
Aktivitas memasak dapat menjadi cara yang baik untuk mengekspresikan diri
dan mengembangkan kreativitas anak. Mereka dapat berkreasi dengan makanan
yang mereka masak, seperti menghias cupcake.
9. Anak belajar untuk merencanakan dan membuat keputusan
Aktivitas mudah yang melatih anak untuk memilih dan memutuskan, seperti
memilih resep dan bahan makanan, merencanakan kegiatan berbelanja untuk
membeli bahan-bahan memasak, dll.
10. Anak memiliki keterampilan penting yang akan berguna seumur hidup
9
Memasak tentunya akan berguna bagi anak ketika mereka mulai dewasa dan
harus hidup sendiri. Bayangkan saja jika mereka tidak bisa memasak sendiri.
Mereka harus bergantung pada fast food, junk food, makanan luar, restoran untuk
hidup.
2.3.2 Keselamatan di dapur
Orangtua pastinya kuatir jika anak berada di dapur, karena berbagai alasan seperti
faktor keselamatan, kebersihan dan keamanan. Semua itu dapat dihindari jika kita
mengetahui dasar-dasar memasak yang aman. Tentu saja aktivitas memasak juga
harus disesuaikan dengan umur anak supaya anak dapat beraktivitas dengan aman
dan dapat dikontrol oleh orangtua.
Contoh aktivitas yang dapat dilakukan oleh umur 3-5 tahun adalah mencuci buah
dan sayur, membersihkan meja, menggunakan rolling pin, mencetak dengan
pemotong biskuit. Aktivitas untuk 6-9 tahun adalah membaca resep, menulis daftar
belanja, menggunakan gelas takaran, meniriskan bahan dalam mangkuk, mengoles
selai. Aktivitas untuk 9-13 tahun adalah mengikuti langkah-langkah dan resep
mudah dengan bimbingan orangtua, berbelanja, menggunakan peralatan dapur
(microwave,oven, kompor), menggunakan pisau dengan pengawasan dan bimbingan,
menggunakan mixer, dll.
10
Beberapa tips untuk keamanan, keselamatan, dan kebersihan di dapur seperti yang
dikutip dari artikel di ehow.com , about.com , dan justmommies.com
1. Cucilah tangan sebelum mulai memasak.
2. Bacalah resep sebelum memasak, pahami instruksi resep.
3. Gunakan oven mitts, pelindung tangan jika mengangkat/ mengeluarkan makanan
yang panas dari oven.
4. Gunakan apron untuk melindungi baju dari tumpahan bahan-bahan masak
ataupun percikan air.
5. Ikatlah rambutmu yang panjang.
6. Berhati-hatilah saat menggunakan pisau. Jangan menaruh pisau dalam bak
cucian.
7. Jika terjadi kebakaran, jangan menyiramkan air ke atas api. Gunakanlah kain
yang dibasahkan air.
8. Gunakan kaus berlengan pendek. Jika menggunakan lengan panjang, ada resiko
terkena dan tersambar api kompor.
9. Arahkan kedalam gagang panci yang berada di kompor untuk mengurangi resiko
tersenggol saat memasak.
10. Jangan mencicipi masakan yang belum dimasak.
11. Bersihkan dapur jika ada tumpahan air ataupun kotoran lainnya supaya kamu
tidak terpeleset saat berjalan di sekitar dapur.
12. Pastikan kompor sudah mati setelah selesai memasak dan jangan pernah
meninggalkan masakan yang sedang dimasak. Lebih baik dimatikan dahulu
kompornya.
11
2.4 Data Survei
2.4.1 Survei pertama
Survei pertama secara online memiliki koresponden sebanyak 70 orang mulai umur
15 hingga 40 tahun yang bukan target audience. Survei dilaksanakan dengan
menanyakan opini mereka jika mendengar kata anak-anak (umur tidak di spesifikasi)
dan kata memasak. Hampir semua menyatakan bahwa memasak bukan hanya untuk
perempuan, 70 % menyatakan bahwa anak-anak bisa memasak tetapi tidak semua
orangtua memperbolehkan anaknya untuk memasak, sebanyak 36 koresponden
pernah melihat ada buku resep untuk anak dan sisanya tidak tahu.
Koresponden diminta untuk menyatakan opini apa penyebab orangtua tidak
mengijinkan anaknya untuk memasak. Opini yang dikemukakan seperti orangtua
merasa anak malah akan merepotkan jika berada di dapur, anak malah akan
mengotori dapur, memasak dibantu oleh anak bisa menghabiskan waktu lebih lama,
dan anak bisa saja terluka oleh benda tajam, minyak, api kompor, dll.
2.4.2 Survei kedua
Survei dilaksanakan dengan menyebarkan kuisioner kepada sasaran target audience
secara usia yaitu siswa kelas 3 dan 4 SD Maria Fransiska Bekasi. Di sekolah ini
12
terdapat ekstrakurikuler memasak. Pada pertanyaan nomor 5 dan 6, koresponden
diminta untuk memberikan alasan. Total koresponden adalah 163 orang.
Tabel data hasil kuisionerPertanyaan Kategori Jawaban Jumlah %
1.Kamu adalah? Perempuan 91 56%
Laki-laki 72 44%
2.Menurutmu, apakah memasak hanya dapat dilakukan orang dewasa?
Ya, hanya orang dewasa 13 8%
Tidak! Anak-anak juga bisa 151 92%
3.Menurutmu, apakah memasak adalah pekerjaan wanita?
Ya, itu kerjaan wanita 14 9%
Tidak! Laki-laki juga boleh masak
149 91%
4.Menurutmu, apakah memasak adalah aktivitas yang menyenangkan/asik/seru?
Ya, tentu! 139 85%
Ah, tidak seru! 24 15%
5.Apakah kamu berminat dengan memasak?
Tentu saja 139 85%
Ah, tidak minat 24 15%
6.Apakah orangtuamu memperbolehkanmu untuk memasak ?
Boleh 102 62%
Tidak boleh 61 38%
7.Tahukah kamu, jika ada sekolah kursus masak untuk anak-anak?
ya 130 80%
tidak 33 20%
8.Apakah kamu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memasak di sekolah?
ya 37 25%
tidak 126 75%
9.Apakah kamu pernah melihat buku resep/ panduan memasak untuk anak-anak?
pernah 104 64%
Tidak pernah 59 36%
10.Jika ada sebuah buku memasak untuk anak-anak, yang isinya tentang peralatan memasak, cara memasak yang baik, tips dan resep yang mudah di praktekan.Apakah kamu tertarik?
tertarik 144 88%
Tidak tertarik 19 12%
13
Tujuan pertanyaan survei
1. Untuk mengetahui apakah target audience merasa sudah cukup umur untuk
memasak.
2. Untuk menepis anggapan/ pandangan anak laki-laki tidak boleh memasak,
karena bisa menjadi feminin.
3. Untuk mengetahui persentase orangtua yang memperbolehkan/ tidak anaknya
untuk memasak.
4. Untuk mengetahui pendapat langsung dari target audience, mengapa mereka
berminat/tidak berminat dengan memasak dan mengapa diperbolehkan / tidak
diperbolehkan memasak oleh orangtua.
5. Untuk mengetahui apakah anak tertarik dengan “Mari Masak!”
Kesimpulan
1. Dari hasil survei, 92% menyatakan bahwa anak-anak juga bisa memasak. Dapat
diartikan target audience merasa memasak bukanlah pekerjaan orang dewasa
saja. Anak-anak seumuran mereka sudah dapat memasak sendiri atau memasak
dengan didampingi orang lain yang lebih dewasa.
2. Dari 163 koresponden, 56% adalah perempuan dan 44% adalah laki-laki, dapat
dikatakan jumlah responden perempuan dan laki-laki hampir sebanding sehingga
opini tidak berat sebelah. Jika fakta ini dikaitkan dengan pertanyaan nomor 5,
14
maka dapat disimpulkan tidak hanya anak perempuan yang berminat dengan
memasak. Anak lelaki juga antusias dengan memasak.
3. Sebanyak 85% koresponden berminat untuk memasak dengan alasan karena
mereka memang hobi/cita-cita, memasak adalah aktivitas yang seru dan
menyenangkan, bisa dinikmati sendiri hasilnya, bisa berkreasi dengan makanan,
bisa membanggakan orangtua dengan menjadi koki keluarga, memiliki role
model,dll.
4. Sebanyak 15% koresponden tidak berminat untuk memasak dengan alasan
karena membutuhkan biaya dan waktu, bahan terkadang susah dicari, memasak
itu sulit atau memang tidak tertarik dengan memasak.
5. Terdapat 37 anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan 30 diantaranya di
perbolehkan memasak. Dari data pertanyaan nomor 6 dan 8, dapat dinyatakan
bahwa orangtua lebih mempercayai anaknya untuk memasak, ketika anak sudah
mempelajari/ mempraktekan/ mengetahui cara-cara memasak. Terbukti dari
opini anak tentang mengapa mereka diperbolehkan memasak.
6. Sebanyak 62% koresponden diperbolehkan memasak dengan alasan karena
sudah diajarkan memasak, sudah bisa memakai alat-alat dapur, supaya mandiri
dan berpengalaman, supaya dapat membantu orangtua, saat memasak dibimbing
15
orang dewasa, tidak menggunakan alat berbahaya, bisa berhati-hati, orangtua
ingin anaknya menciptakan resep baru/ berkreasi, anak memasak makanan yang
simple.
7. Sebanyak 38% koresponden tidak diperbolehkan memasak dengan alasan
orangtua takut mereka terkena minyak/ api, dianggap belum cukup umur, tidak
bisa menggunakan alat-alat dapur, tidak bisa menyalakan kompor, takut malah
mengotori dapur.
8. Sebanyak 88% koresponden berminat dengan buku “Mari Masak!”. Maka dapat
menepis anggapan hanya anak perempuanlah yang tertarik dengan buku ini
nantinya.
2.5 Data Observasi
Untuk memulai memasak, tentu saja hal yang pertama kali kita lakukan adalah mencari
buku resep. Berdasarkan pengamatan, masalah yang muncul saat meninjau toko-toko
buku di beberapa tempat adalah buku-buku resep terbitan lokal khusus untuk anak-anak
masih sangat kurang jumlahnya. Kebanyakan resep di buku tersebut kuranglah sesuai
dengan umur dan tingkat kesulitannya masih tinggi. Hanya sedikit yang memuat
mengenai cara penggunaan berbagai alat dapur dan panduan memasak bagi anak.
Tampilan buku juga harus menarik minat anak. Pada beberapa buku yang ditargetkan
kepada anak-anak, tampilan visualnya kurang menarik dan kurang tepat terhadap anak.
16
2.6 Data Penerbit
Penerbit Erlangga hadir pada tahun 1952, di tengah keprihatinan kondisi pendidikan
nasional, saat para siswa Indonesia kesulitan memperoleh buku-buku untuk belajar.
Keprihatinan ini melecut Penerbit Erlangga untuk berkarya dengan melahirkan banyak
buku. Tujuan Erlangga adalah ikut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan
dengan menerbitkan buku-buku bermutu, mulai dari tingkat prasekolah, TK, sekolah
dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi, dan kalangan profesional.
- Pra sekolah: bidang ini baru dimulai dan akan terbit sekitar 100 judul buku.
- Sekolah dasar: lebih dari seratus judul buku telah diterbitkan, mencakup buku teks
(materi), soal, dan keterampilan.
- Sekolah menengah: lebih dari dua ratus judul buku telah diterbitkan, mencakup buku
teks (materi), soal, dan persiapan masuk ke perguruan tinggi.
- Perguruan tinggi: lebih dari seribu judul telah diterbitkan, mencakup semua bidang,
seperti ekonomi, teknik, MIPA, sosial.
- Umum: lebih dari empat ratus judul telah diterbitkan, mencakup buku popular, self
help, dan religius.
Komitmen Penerbit Erlangga tampak dari misinya: melayani ilmu pengetahuan. Sebagai
"pelayan" Penerbit Erlangga berupaya tetap tanggap terhadap arus reformasi pendidikan.
Untuk itulah, revisi, pembaharuan, dan penerbitan buku-buku baru terus dilakukan
17
- Visi
menjadi mitra utama bagi semua pihak yang berkepentingan dalam memajukan dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, agar mampu bersaing
dengan bangsa-bangsa maju di dunia, khususnya di dalam penguasaan ilmu
pengetahuan, yang akan dicapai melalui kepemimpinan di setiap segmen pasar.
- Misi
memberi solusi kepada setiap orang yang menghadapi masalah dalam mencari dan
mengejar ilmu pengetahuan. Erlangga menyediakan produk dan layanan yang
memenuhi standar tertinggi yang mampu kami capai, jauh di atas para pesaing yang
ada dalam industri.
Penerbit Erlangga memiliki banyak divisi dan salah satunya adalah Erlangga For Kids,
sebuah divisi dari Penerbit Erlangga yang khusus menangani buku TK dan anak-anak.
EFK berdiri pada tahun 2003.
Hingga saat ini sudah ratusan judul buku yang diterbitkan oleh EFK baik itu buku TK,
buku cerita, buku referensi, ensiklopedia, hingga buku seri jenis lift the flap dan pop up.
Buku-buku ini ada yang dikemas satuan ada juga yang dikemas dalam bentuk paket.
Buku yang diterbitkan berasal dari naskah lokal dan naskah terjemahan yang disajikan
dalam bahasa Indonesia, dwibahasa, dan bahasa Inggris. Sesuai dengan misi dan visi
Penerbit Erlangga, Erlangga For Kids memiliki komitmen kuat untuk membantu
mencerdaskan anak-anak dengan menerbitkan buku-buku bermutu.
18
2.7 Data Buku Pembanding
Judul : Seri anak memasak, “Masak, Yuk!” buku
memasakku bersama ibu
Penulis : Linda Carolina Brotodjojo
Tebal : 56 halaman
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Judul : Seri anak memasak, “Masak, Yuk!” buku
memasakku bersama teman-teman
Penulis : Linda Carolina Brotodjojo
Tebal : 56 halaman
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Judul : Aneka Masakan Peri
Penulis : Rebecca Gilpin dan Catherine Atkinson
Tebal : 32 halaman
Penerbit : Erlangga for Kids
19
Kelebihan dari buku pembanding
Buku Masak,yuk! dengan 2 seri ini mudah dibawa kemana saja karena kecil dan tipis,
harga buku ini juga terjangkau. Terdapat pengantar yang menjelaskan persiapan dalam
memasak dan terdapat ilustrasi sebuah dapur dengan berbagai macam alat memasak.
Buku Aneka Masakan Peri memiliki tema yang baik, dengan menampilkan berbagai
masakan yang berkaitan dengan imajinasi anak akan peri.
Kekurangan dari buku pembanding
Tampilan layout, warna, ilustrasi, dan foto penyajian makanan pada buku Masak,yuk!
kurang menarik minat anak. Pada buku Aneka Masakan Peri tidak menampilkan
pengantar yang menjelaskan persiapan memasak dan alat memasak.
2.8 Karakteristik Buku
2.8.1 Detail Buku
Ukuran : 20x24 cm
Jumlah halaman: 42
Finishing : Spiral binding & Hardcover, spot UV
2.8.2 Struktur Buku
Cover depan
Cover dalam – halaman imprint
Daftar isi:
20
Kata Pengantar
(halaman 2-6) Step 1 : Mengenal peralatan memasak
(halaman 7) Step 2 : Mengenal metode memasak
(halaman8-10) Step 3 : Mengenal bahan memasak dan bumbu dapur
(halaman 11) Step 4 : Membuat grocery shopping list
(halaman 12) Step 5 : Sebelum memasak
(halaman 13) Step 6 : Saat memasak
(halaman 14) Step 7 : Setelah memasak
(halaman 15) Jeda
Resep- resep (20 resep)
tips-tips tambahan
Cover belakang
2.9 Data Target
2.9.1 Target Primer
-Anak-anak
-Usia 9 -12 tahun
-Pendidikan : Sekolah Dasar
-Strata sosial: A-B
-Wilayah: Kota-kota besar
21
-Gaya hidup: bersekolah, berkumpul bersama teman, berkumpul dengan keluarga,
memiliki waktu luang.
-Kepribadian: bertanggung jawab, mandiri, rajin, sabar, rasa ingin tahu tinggi,
terbuka pada hal-hal baru, senang bermain, crafty, senang dengan handmade
2.9.2 Target Sekunder
-Usia 12 tahun keatas/ dewasa.
- Tertarik dengan memasak.
-Pendidikan: SMP- Universitas
-Strata sosial: A-B
-Wilayah: Kota-kota besar
-Gaya hidup: memiliki banyak waktu luang, berada di rumah.
-Kepribadian: mandiri, rajin, sabar, crafty, senang dengan handmade, senang
mencoba hal-hal baru, senang berkumpul dengan keluarga.
2.10 S.W.O.T
2.10.1 Strength
-menyajikan materi dengan gaya bahasa yang sederhana sehingga mudah untuk di
mengerti oleh anak.
-menyajikan materi yang sesuai dengan anak dengan ilustrasi yang unik menarik.
-dilengkapi tips yang membantu jalannya aktivitas anak dalam memasak.
22
-menggunakan karakter tokoh yang berfungsi untuk menyampaikan konten secara
lebih komunikatif kepada anak.
2.10.2 Weakness
-Buku tidak terlalu lengkap, konten materi yang disajikan tidak terlalu mendetail,
hanya memuat materi dasar dan umum yang perlu di ketahui oleh anak.
2.10.3 Opportunities
-Anak-anak menganggap memasak adalah kegiatan yang menyenangkan.
-Anak-anak tertarik dengan aktivitas memasak.
-Masih sedikit jumlah buku anak mengenai memasak di pasaran.
2.10.4 Threats
-Orangtua yang terlalu protektif terhadap anak sehingga tidak memperbolehkan
anaknya untuk memasak.
- Tidak semua aktivitas dapat dilakukan sendiri. Ibu/ ayah/ orang yang lebih dewasa
harus tetap ikut serta membantu/ mendampingi saat anak mempraktekan isi buku ini.
2.11 Kesimpulan
-Anak-anak berminat dengan memasak dan menganggapnya sebagai aktivitas yang
menyenangkan
-Memasak sebenarnya bisa dilakukan oleh anak-anak baik sendiri ataupun dengan
pengawasan dan bantuan dari orang dewasa.
23
-Belum tentu semua orangtua setuju anaknya memasak sendiri.
-Masih ada keterbatasan terhadap informasi dan sarana memasak khusus bagi anak.