BAB 2 DATA & ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01313-DS Bab2001.pdf · berasal dari sumber-sumber berikut ini. ... istilah Alkitab berasal

i

BAB 2

DATA & ANALISA

2.1 SUMBER DATA

Dalam proses perancangan buku ini, Penulis menggunakan data-data yang berasal dari sumber-sumber berikut ini. Sebagian besar data-data yang didapat Penulis, tujuannya adalah untuk mengerti tren desain grafis yang sedang berjalan di dunia fashion, seperti layout apakah yang kerap kali dipakai dalam desain situs web, jenis-jenis typeface yang bicara fashion, dan contoh-contoh fashion photography yang nantinya akan dijadikan referensi Penulis selama proses desain.

• Artikel Elektronik • Literatur • Survei • Wawancara • Kolaborasi

2.1.1 Artikel Elektronik

Salah satu tujuan pertama bagi para pria untuk mencari informasi mengenai fashion adalah situs-situs web berikut ini.

• His Style Diary | A blog on men's fashion, style and grooming and lifestyle. (2012). Retrieved March 27, 2012, from http://www.hisstylediary.com

• LOOKBOOK.nu is fashion inspiration from real people around the world. (2012). Retrieved March 27, 2012, from http://lookbook.nu

• AskMen Australia - Men's Online Magazine (2012). Retrieved March 27, 2012, from http://au.askmen.com

Ketiga website ini selain menjadi acuan dan referensi bagi Penulis selama proses desain identitas visual buku, juga menjadi sumber Penulis dalam mencari data mengenai fashion secara umum.

2.1.2 Literatur

Berikut adalah sumber buku yang digunakan penulis untuk mendukung data-data Penulis selama proses perancangan buku ini. Buku-buku berikut ini berkategori fashion, dan cukup memiliki nama di masyarakat internasional sehingga bisa menjadi referensi yang sesuai dalam proses desain Penulis.

• Aldridge, Jane. 2011. Style Yourself. San Francisco : Weldon Owen Reference, Inc.

ii

• Roetzel, Bernhard. 2010. Gentlemen: A Timeless Guide To Fashion. Königswinter : h.f.Ullmann.

• The Editors of Esquire Magazine. 2009. Esquire The Handbook of Style: A Man's Guide to Looking Good. New York City : Hearst Corporation.

2.1.3 Survei

Dalam penulisan buku ini, Penulis juga menyebarkan survei secara online untuk mengetahui kebiasaan belanja dan pandangan mahasiswa Jakarta (yang menjadi target utama buku ini) mengenai fashion lelaki. Data-data survei bisa dilihat di artikel 2.2.5 di laporan ini.

2.1.4 Wawancara

Demi matangnya data yang di dapat, Penulis juga mewawancarai dua orang narasumber.

Narasumber yang pertama adalah Bapak Freddy Martin. Beliau adalah Senior Fashion Editor di majalah MAXIM Indonesia Magazine yang selain bertanggung jawab di bagian Photoshoot dan Styling, juga menulis di bagian Fashion di majalah tersebut. Latar belakang beliau adalah Bachelor of Arts di Limkokwing University or Creative Technology. Beliau sudah bekerja di bidang fashion selama lebih dari 5 tahun.

Narasumber yang kedua adalah Meishyell Loembie, Fashion Stylist yang bekerja dibawah Bapak Freddy Martin di majalah MAXIM Indonesia Magazine juga. Latar belakang beliau adalah Associate Degree di LaSalle College International Indonesia, Fashion Business.

2.1.5 Kolaborasi

Dalam proses penulisan buku ini, Penulis berkolaborasi dengan Meishyell Loembie yang juga menjadi narasumber. Pengetahuan beliau seputar fashion dan sense & taste-nya serta pengalamannya di dunia fashion berperan besar dalam proses penulisan isi buku "The Fashion Bible For Men". Mayoritas isi dari buku "The Fashion Bible For Men" ini ditulis oleh beliau.

2.2 DATA MANDATORIS

2.2.1 Asal Usul Pemilihan Nama Buku "The Fashion Bible for Men"

Sebelum perancangan buku "The Fashion Bible For Men", Penulis melakukan riset secara online untuk mengetahui apakah di pasaran beberapa tahun terakhir ini sudah ada buku yang membahas tentang fashion lelaki. Namun, buku-buku yang membahas fashion lelaki terbitan Indonesia yang ditemukan Penulis nyatanya berasal dari tahun 2002-2003 seperti dibawah ini.

• Poeradisastra, Ratih W. 2002. Busana Pria Eksekutif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

iii

• Poeradisastra, Ratih W. 2003. Padu Padan Busana Pria. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

• Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (appmi). 2003. Ragam Busana Pria. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3

Busana Pria Eksekutif Padu Padan Busana Pria Ragam Busana Pria

Hampir satu dekade sudah berlalu semenjak buku-buku tersebut diterbitkan, yang mana mayoritas informasi yang disajikan buku-buku tersebut sudah kurang relevan di tahun 2012. Dari desain kovernya saja sudah terlihat kalau style desain grafisnya sudah ketinggalan zaman.

Hal ini tentu menimbulkan masalah bagi para kaum masyarakat lelaki Indonesia khususnya segmen mahasiswa (karena usia remaja adalah usia mencari jati diri dan penampilan pribadi, disitulah dimana paling banyak pasaran untuk buku fashion).

Penulis juga menemukan beberapa buku-buku terbitan luar negeri yang mampu menjadi jawaban mereka (yang juga menjadi sumber data Penulis) seperti berikut:

• Roetzel, Bernhard. 2010. Gentlemen: A Timeless Guide To Fashion. Königswinter : h.f.Ullmann.

• The Editors of Esquire Magazine. 2009. Esquire The Handbook of Style: A Man's Guide to Looking Good. New York City : Hearst Corporation.

iv

$11.53 (±Rp105.779,00) $19.79 (±Rp181.559,00)

Gambar 2.4 Gambar 2.5

Gentleman:

A Timeless Guide to Fashion

Esquire:

The Handbook of Style

Kedua buku tersebut, secara konten dan gaya desain grafisnya, sebenarnya kurang lebih menjawab masalah yang ada bagi para target market Penulis yang disegmentasikan untuk range usia mahasiswa, namun dari segi harga, berhubung buku impor dari luar negeri, cukup mahal. Harga yang ditulis adalah harga konversi Penulis ke mata uang Rupiah secara langsung dan belum ditambah pajak dan profit pemasok yang mana range harga tersebut bisa ditambah menjadi kurang lebih sekitar Rp 200.000,00 - Rp 300.000,00 ke atas, yang mana makin mempersulit target market Penulis untuk membelinya.

Maka dari itu, bisa ditarik kesimpulan bahwa sekarang ini belum ada satu buku fashion lelaki yang bisa membantu para kaum mahasiswa lelaki untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilannya. Dengan munculnya buku ini di pasaran, tentunya akan menjadi satu-satunya panduan bagi mereka dalam mengerti fashion.

Dari situ, Penulis merasa judul "The Fashion Bible For Men" sangat cocok untuk buku ini. Kenapa Bible? Arti dalam Bahasa Indonesia sendiri adalah 'Al-Kitab'. Menurut Wikipedia, istilah Alkitab berasal dari kata "Al-Kitab" (bahasa Arab: باتكلا) yang secara sederhana berarti "buku" atau "kitab". Tanpa melihat etimologinya sendiri yang cukup sederhana, Al-Kitab selalu dikaitkan dengan sesuatu yang religius. Al-Kitab sendiri adalah satu-satunya panduan juga bagi Umat Kristiani yang mengajarkan tentang kebajikan dan kisah inspiratif Yesus Kristus yang menjadi dasar-dasar aturan apa yang baik dan apa yang jahat; sebagaimana buku ini akan menjadi satu-satunya

v

panduan bagi para target market Penulis yang mampu membantu mereka mengenal fashion dalam kaitannya membantu diri mereka untuk tampil lebih menarik.

Di dunia internasional, apalagi Hollywood, relasi fashion dengan religiositas (atau kadang akibat hiperbola, menjadi sedikit ke arah satanisme) bukan hal yang baru. Semenjak tahun 2006, dibawakan oleh Madonna, diikuti artis-artis Hollywood lainnya seperti di foto-foto berikut ini.

Gambar 2.6 Gambar 2.7

Madonna Britney Spears

Gambar 2.8 Gambar 2.9 Gambar 2.10

Kanye West Lindsay Lohan Kate Moss

Penulis ingin juga merepresentasikan image seperti itu agar tampilan buku bisa menunjukkan karakteristik fashion yang kuat dan bisa menjadi 'kitab' bagi para target

vi

market Penulis dalam memandu dirinya untuk membuat diri mereka tampil lebih menarik di mata publik.

vii

2.2.2 Garis Besar Daftar Isi Buku "The Fashion Bible For Men"

Berikut adalah ringkasan per-chapter dari isi buku "The Fashion Bible For Men" yang akan memuat panduan dan tips-tips seputar fashion untuk lelaki. Isi buku secara lengkap (copywriting) dapat dilihat di lampiran.

• Cover • Introduction

o Kata Pengantar Berisi kata pengantar dari Desainer Buku, Christopher Kho & Penulis Buku, Meishyell Loembie

o Latar Belakang Berisi pandangan Penulis mengenai fashion di dunia, kemudian relevansinya di Indonesia, khususnya Jakarta. Lalu juga membahas maraknya lelaki-lelaki fashionable belakangan ini dan pengaruhnya terhadap masyarakat.

o Tujuan Buku Perihal yang menginspirasikan Penulis untuk menulis buku ini. Masalah-masalah apa sajakah yang ada? Yaitu, cara berpakaian para pria untuk tampil fashionable yang terkadang malah menjadi fashion victim dan kurangnya publikasi berupa buku bukan majalah keluaran Indonesia yang dapat membantu para pria ini untuk berpakaian lebih menarik.

o Target Audience Kepada segmen masyarakat mana sajakah buku ini ditunjukan dan siapa saja yang bisa mengambil benefit dari membaca buku ini.

o Kesimpulan • Chapter I: A Glimpse Of the Past

o Berisi kolase ilustrasi yang menggambarkan pergerakan fashion lelaki dari zaman Neanderthal & Cro-Magnon hingga pakaian-pakaian di tahun 1990 yang dikemas dalam bentuk timeline.

• Chapter II: First Look o Diawali dengan spread berisi kolase foto-foto fashion shoot sebagai sebuah

introduksi bagi para pembaca untuk mendapatkan sedikit sense of fashion yang baik itu seperti apa.

o What is Fashion? Paragraf singkat yang menjelaskan apa itu fashion.

o Why Do You Have to Look Good? Beberapa paragraf yang menjelaskan pentingnya berpakaian baik dan menarik, dan apa benefit yang bisa didapat para pembaca dengan berpenambilan fashionable. Kemudian juga menjelaskan secara ringkas, konten buku secara keseluruhan agar pembaca dapat mendapat garis besar isi buku dan apa yang akan mereka pelajari di halaman-halaman selanjutnya.

• Chapter III: Fashion Dictionary o Know Your Shirt

� Dress Shirt: The Basics Menjelaskan anatomi dalam bentuk infografik.

viii

� Know Your Collars Menjelaskan berbagai macam jenis kerah.

� Shirt Selection Jenis-jenis kaus dan kemeja dalam bentuk kolase gambar.

� One Shirt, Different Look Memilih salah satu jenis kemeja atau kaus dari sub-chapter sebelumnya, dan menunjukkannya dalam bentuk ilustrasi bagaimana cara mengenakannya berbeda-beda (mix & match).

o Know Your Pants � Dress Pants : The Basics

Menjelaskan anatomi celana dalam bentuk infografik. � Pants Selection

Jenis-jenis celana dalam bentuk kolase gambar. � Dynamic Denim

Menjelaskan macam-macam jenis-jenis treatment celana jeans dan saat-saat yang tepat untuk mengenakannya.

• Cuts: o Cut Flare o Straight Cut o Skinny o Baggy o Bootcut

• Rises: o Low-rise o Medium-rise o High-waisted

• Washes o Raw denim o Acid wash o Dirty wash o Stone wash

o Know Your Outerwear � Outerwear Selection

Jenis-jenis luaran dalam bentuk kolase gambar. o Know Your Hats

� Hat Selection Jenis-jenis topi dalam bentuk kolase gambar.

o Know Your Footwears � Shoes

• Shoes Selection Jenis-jenis sepatu dalam bentuk kolase gambar.

• Tips for shopping & caring Panduan dalam berbelanja dan merawat sepatu.

� Sandals • Sandals Selection

Jenis-jenis sandal dalam bentuk kolase gambar.

ix

• Tips for wearing & caring Panduan dalam memakai dan merawat sandal.

� Boots • Boots Selection

Jenis-jenis sepatu bot dalam bentuk kolase gambar. • Tips for shopping & caring

Panduan dalam berbelanja dan merawat sepatu bot. • Chapter IV: Style Is For All Sizes

o Know Your Body Menjelaskan bentuk-bentuk badan dan pakaian apa yang cocok dan tidak cocok dengan masing-masing bentuk badan.

• Chapter V: Mix Colors Like A Pro o Berisi panduan memadukan warna dan tips-tips mengoptimalkan penampilan

melalui penggunaan warna yang tepat. • Chapter VI: Build Your Style

o Setiap orang memiliki gaya pribadi masing-masing, tapi alangkah praktisnya apabila bagi para pemula disediakan sebuah starting grounds agar mereka tahu harus memulai dari mana. Pada esensinya, style biar bagaimanapun masih dapat dikategorikan ke dalam beberapa stereotype seperti berikut ini:

� Casual Style � Punk Rock � Executive � Preppy

• Chapter VII: Underwears o Behind The Layers

Membahas macam-macam pakaian dalam bentuk kolase gambar. • Chapter VIII: Accessorize Yourself

o Membahas macam-macam seleksi aksesoris pria yang dapat melengkapi penampilan dalam bentuk kolase gambar.

� Watches � Belts � Ties

• Chapter IX: Suit(case) Up! o Membahas jenis-jenis tas dan dompet dalam bentuk kolase gambar; serta

menjelaskan handcarry seperti apa cocok dengan penampilan/kepribadian seperti apa agar pembaca dapat dengan jelas memilih handcarry yang sesuai dengannya.

o Bags � Briefcase � Messenger Bag � Holdall

o Wallets � The Bi-Fold � The Tri-Fold � The CC Holder � The Money Clip

x

• Chapter X: Looks Nice, Smells Nice o Membahas cara memilih parfum yang tepat dan sesuai.

• Chapter XI: How To Shop Smartly o Menjelaskan bagaimana cara berbelanja yang cerdik tanpa menghabiskan

banyak uang.

2.2.3 Data Buku "The Fashion Bible For Men"

• Format: 23 x 19cm • Jumlah Halaman: 130 halaman

2.2.4 Data Penerbit

Kompas Gramedia pertama kali didirikan oleh Petrus Kanisius Ojong (P.K. Ojong), kemudian diteruskan oleh Jakob Oetama, dan hingga saat ini dipegang oleh Agung Adiprasetyo sebagai Chief Executive Officer. Para pendiri Kompas Gramedia ini memiliki visi untuk berperan serta dalam pengembangan intelektual masyarakat Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan masa depan mereka. Disamping itu juga bertujuan untuk mendorong minat baca masyarakat Indonesia, sehingga kehidupan mereka dapat berubah melalui kekuatan pengetahuan.

Jakob Oetama dan apa yang menjadikan Grup Kompas Gramedia seperti saat ini diawali dengan kerendahan hati. Bp. Oetama mengawali karirnya sebagai wartawan dengan hasrat untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan untuk masyarakat. Dengan pemikiran ini, ia menerbitkan untuk pertamakalinya majalah Intisari pada tahun 1963 dengan Bp. P.K.Ojong. Majalah ini mirip versi Bahasa Indonesia dari Reader's Digest dan terbukti sangat sukses. Majalah ini masih diterbitkan sampai saat ini. Dua tahun kemudian pada tanggal 28 Juni 1965, Ia dan Bp. Ojong memulai sebuah koran harian Kompas. Kompas telah menjadi koran yang paling banyak dibaca di Indonesia dengan sirkulasi terluas.

Atas keberhasilan usaha tersebut, Bp. Oetama juga segera merambah dunia penerbitan, percetakan dan usaha retail buku dan majalah. Tak bisa dipungkiri bahwa distribusi merupakan mata rantai yang lemah dalam dunia bisnis di Indonesia. Penerbit dan percetakan saja tidaklah cukup untuk dapat mendistribusikan produk secara merata ke seluruh pelosok tanah air. Itulah sebabnya Kelompok Kompas Gramedia (KKG) mendirikan jaringan toko buku, dengan maksud memperkuat penyebaran produk, tanpa berkeinginan untuk lepas dari jaringan distribusi yang ada. Maka pada tahun 1970, toko buku Gramedia pertama dibuka untuk bisnis di Jalan Gajah Mada, Jakarta. Bisnis ini cukup bagus dan berkembang pesat. Saat ini, Gramedia memiliki 99 toko buku yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia.

Toko Buku Gramedia didirikan 02 Februari 1970 oleh P.K. Ojong, dengan misi Ikut serta dalam upaya mencerdaskan bangsa dengan menyebarluaskan penegtahuan plus informasi melalui berbagai sarana usaha ritel dan distribusi buku, alat sekolah dan kantor serta produk multimedia, ditandai dengan pelayanan unggul, manajemen proaktif dan perilaku bisnis yang sehat.

xi

sumber: http://www.gramediaonline.com/pages.cfm?ID=2

2.2.5 Data Wawancara

Dalam proses wawancara, Penulis mendapat banyak informasi yang dapat digunakan selama perancangan buku "The Fashion Bible For Men". Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan Penulis kepada kedua narasumber tidak hanya seputar pandangan mereka tentang fashion pada umumnya, namun juga sebagai konfirmasi akan ketepatan data-data yang sudah didapat Penulis sebelumnya. Berikut adalah transkrip lengkap selama proses wawancara.

Apa arti Fashion di mata anda?

Freddy Martin:

"Fashion adalah sesuatu yang penting bagi saya. Permasalahannya, stereotyping di Indonesia sangat dangkal sekali, karena itu di mata publik, pria yang tampil menarik dan bagus itu pasti gay. Menurut saya sendiri justru, fashion sudah menjadi seperti budaya, maka dari itu perlu dihargai dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari."

Meishyell Loembie

"Fashion adalah sesuatu yang memberikan statement yang bicara mengenai pengetahuan seseorang akan style, trend, estetika, dan tentunya menurut saya kenyamanan dalam fashion itu penting."

Seberapa penting bagi pria untuk terlihat fashionable? Apakah ada keuntungan bagi seorang pria masa kini untuk tampil menarik dan fashionable?

Freddy Martin:

"Menurut saya fashion itu penting karena bisa membuat seseorang tampil lebih baik. Hal yang baik itu selalu dimulai dari diri sendiri, maka dari itu, kalau seseorang ingin dilihat sebagai sosok yang baik, berarti ia harus membenahi dirinya sendiri dari terlebih dahulu. Dalam situasi tersebut, fashion sangat membantu sekali."

"Keuntungannya tentu saja seseorang akan mendapatkan kesan lebih baik apabila dia tampil menarik, dibanding apabila dia tampil hanya seadanya saja. Ada kutipan yang sering diucapkan orang-orang, "Dari mata jatuh ke hati." Saya sendiri juga tidak percaya dengan yang namanya jatuh cinta langsung ke hati, pasti semua itu dimulai dari sebuah ketertarikan fisik dahulu, baik dari wajah ataupun pakaian. Namun, seseorang yang berwajah menarik namun pakaiannya norak atau kampungan, pasti orang tersebut akan terlihat jelek dan tidak menarik."

Meishyell Loembie:

xii

"Penting, karena bicara fashion, tidak ada perbedaan gender antara pria dan wanita. Seorang wanita juga men-judge pria dari penampilannya, sebagaimana pria men-judge wanita dari penampilannya. Tentunya, dari penampilan seorang pria, disitu bisa tercipta sebuah first impression tentang kepribadiannya."

"Yang dilihat pertama kali dari seseorang adalah penampilannya. Jadi kalau ingin membuat kesan pertama yang menarik, baik terhadap lawan jenis atau sesama jenis, perlulah berpenampilan baik. Karena seseorang yang berpenampilan baik, tentunya memberikan kesan bahwa dia peduli terhadap dirinya sendiri; mereka mengerti how to look good yang mana memberi kesan bahwa mereka mengerti bagaimana dia menghargai sesuatu yang baik. "

Seberapa penting bagi kita untuk mengikuti tren?

Freddy Martin:

"Secara pribadi, saya merasa perlu untuk tahu tren; namun harus tetap dicocokan kepada diri kita sendiri. Tren itu sendiri adalah sebuah tolak ukur; sebuah panduan; bukan berarti kita harus mengikuti semua. Ambil saja esensial yang penting, lalu di-mix-and-match dengan kepribadian kita, Menurut saya jauh lebih baik untuk membuat tren bagi diri kita sendiri, daripada mengikuti tren tapi ternyata tidak sesuai dan membuat kita menjadi lebih buruk lagi."

Meishyell Loembie:

"Menurut saya tren tidak terlalu penting, karena apa yang bagus di orang tertentu, belum tentu bagus juga dikenakan kita. Memang penting untuk mengerti apa tren yang sedang berjalan sekarang, tapi tidak perlu kita terapkan pada diri kita sendiri. Karena kalau kita memaksa mengikuti tren, bisa jadi kita malah menjadi korban fashion."

xiii

Pakaian apa saja yang menurut anda akan selalu tampak bagus dan abadi, tanpa memperdulikan tren yang sedang berlangsung?

Freddy Martin:

"Yang paling penting itu jas dan dress pants. Karena itu pasti selalu ada acara untuk mengenakannya, seperti acara-acara pernikahan, pesta besar, dan acara-acara dengan dresscode formal lainnya."

"Memilih warna juga pastikan warna hitam atau putih, karena menurut saya warna tersebut klasik dan dari tahun ke tahun warna tersebut tidak pernah mati."

Meishyell Loembie:

"Jeans akan selalu menjadi option yang aman. Karena jeans sangat berguna untuk dikenakan di acara apapun, baik itu casual, formal; pasti akan selalu ada kesempatan memakainya."

"Tentunya harus berhati-hati dalam memilih warna. Dark blue dan black is a must."

Dari hasil wawancara tersebut, Penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Fashion itu adalah sebuah budaya yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; fungsi utamanya adalah sebagai representasi pribadi dari orang yang berpakaian rapi: semakin menarik penampilannya, pribadinya semakin baik.

Selain itu, berpenampilan baik juga membantu seseorang untuk tampil lebih percaya diri di mata publik.

Bicara tren fashion, tidak selalu haruslah diikuti sepenuhnya dan tetap harus mencari yang sesuai dengan diri. Prinsip ini juga bisa diterapkan dalam proses desain. Walaupun warna-warna colorful yang funky, stylish, dan vibrant kini sedang tren di majalah-majalah remaja yang berhubungan dengan fashion (misalnya majalah NYLON), namun kembali lagi kepada pesan dan attitude yang ingin disampaikan. Hal ini membawa kita ke poin berikut tentang generalisasi kaum homoseksual yang erat kaitannya dengan lelaki metroseksual yang fashionable.

Fashion lelaki memang erat dengan kaum homoseksual; karena mayoritas kaum homoseksual sangat mempedulikan penampilan mereka, layaknya seorang wanita. Apalagi ditambah dengan pilihan warna mereka yang colorful dan bervariasi setiap memilih pakaian. Image itu ingin dihindari Penulis, karena tidak ingin 'menakuti' target market Penulis dengan tampilan yang terlalu gay, maka Penulis menghindari penggunaan warna yang terlalu colorful dalam desain identitas visual buku "The Fashion Bible For Men".

xiv

Bapak Freddy Martin dan Meishyell Loembie juga bicara tentang pakaian yang akan selalu abadi: yaitu pakaian-pakaian formal dan celana jeans. Pakaian formal identik dengan warna-warna yang muted seperti hitam dan putih, ditambah warna biru jeans; yang mana ketiga warna ini sangat cocok apabila dijadikan warna identitas visual dari buku ini.

Pakaian formal juga identik dengan layout yang minimalis, clean, teratur, dan rapi. Seperti layout majalah DA MAN dan Esquire yang terlihat rapi. Walaupun memang kedua majalah tersebut ditargetkan untuk kaum masyarakat yang lebih tua daripada target market utama Penulis namun kalau berbicara mengenai sesuatu yang maskulin dan fashionable tentunya jauh dari image "urakan" dan berantakan. Maka dari itu, walaupun buku ini ditujukan untuk remaja; esensi dan attitude 'lelaki maskulin yang fashionable' harus ditampilkan dengan layout yang agak lebih dewasa.

2.2.6 Data Survei

Survei terhadap target audience dilakukan dengan merancang form yang menggunakan fitur Google Docs dan secara random diberikan kepada rekan-rekan Penulis melalui Facebook.

Total responden yang berhasil dimintai keterangan sebanyak 41 orang, dan 15 orang adalah pria, dan sisanya 26 orang adalah wanita.

Berhubung keterbatasan Penulis untuk memfilter jenis kelamin individu-individu yang mengisi survei, maka yang ditampilkan hanya data yang menjadi prioritas, yaitu data dari jenis kelamin pria, berikut tabulasinya.

Jenis Kelamin P (15)

Usia 15-17

18-23

24-27

28-31

> 31

-

14

0

1

-

Pekerjaan Pelajar

Mahasiswa

Freelancer

Pegawai Negeri/Swasta

Wirausaha

-

13

1

1

-

xv

Tidak Bekerja -

Mayoritas target market berusia 18-23 tahun dan kebanyakan masih belum berpenghasilan profesional, maka dari itu budgeting buku tidak bisa terlalu mahal. Mahasiswa cenderung membeli buku-buku yang dapat mendukung kuliah mereka daripada buku panduan pengembangan diri seperti buku ini.

Apakah penting menurut anda untuk tampil menarik?

Ya

Tidak

15

-

Apakah menurut anda Fashion dapat membantu seseorang terlihat lebih baik, lebih pintar, dan lebih terhormat?

Ya

Tidak

15

-

Seluruh responden pria yang mengisi kuesioner Penulis ternyata cukup mempercayai fashion sebagai alat untuk membuat diri mereka tampil lebih menarik dan menurut mereka tampil menarik memang sebuah kepentingan, yang mana akan memberi peluang untuk buku ini sukses secara komersil di pasaran-pasaran Mahasiswa.

Untuk para lelaki, apakah anda percaya bahwa penampilan yang fashionable sangat atraktif di mata wanita?

Ya

Tidak

13

2

Untuk para lelaki, apakah anda khawatir tampil fashionable dapat membuat anda terlihat seperti gay?

Ya

Tidak

13

2

xvi

Sebagian besar responden lelaki mempercayai bahwa apabila mereka tampil fashionable, mereka akan terlihat lebih menarik di hadapan wanita. Namun, kendalanya adalah rasa khawatir mereka takut terlihat seperti gay, maka dari itu desain buku harus tetap maskulin untuk menumbuhkan rasa 'aman' mereka untuk tetap tampil fashionable tanpa terlihat seperti gay.

xvii

Apakah anda mengikuti trend fashion yang sedang berlaku setiap season-nya?

Ya, saya memperhatikan dan mengikuti trend tersebut dalam memilih pakaian saya

Ya, saya memperhatikan, tapi belum tentu mengikutinya dalam memilih pakaian saya

Tidak, saya tidak memperhatikan trend sama sekali

4

10

1

Kalau ya, darimanakah anda mengetahui trend tersebut?

Cara berpakaian teman yang fashionable

Majalah Non-Fashion (otomotif, gadget, dll) yang ada rubrik tentang Fashion

Majalah Khusus Fashion (NYLON, Esquire, DAMAN, dll)

Blog tentang Fashion

Website tentang Fashion (lookbook, His Style Diary, Style.com)

10

2

5

4

6

Para responden pria memang mengikuti tren tetapi tidak mengaplikasikannya ke diri mereka sendiri, yang mana juga mendukung statement Penulis di artikel 2.2.4 untuk tidak terlalu terpaku pada tren selama proses desain. Sebagian besar responden juga cukup aware tentang keberadaan blog dan situs web tentang fashion, namun lebih merasa terinspirasi melihat teman-teman mereka yang fashionable. Hal ini bisa menjadi pertimbangan Penulis untuk menyesuaikan target market dimana selain menujukan

xviii

lelaki-lelaki yang tidak terlalu fashionable tapi juga menyertakan para lelaki-lelaki yang memang sudah fashionable sebagai target market buku ini.

xix

Apakah anda memperhatikan kualitas pada pakaian (misalnya, jahitan, dll) atau bahan kainnya ketika membeli pakaian?

1

2

3

4

5

1

1

5

5

3

Para responden cukup mengerti pentingnya memperhatikan kualitas pakaian yang akan mereka beli, sehingga perlu konten yang cukup lengkap dan mendetail dalam membahas kualitas pakaian di dalam buku "The Fashion Bible For Men".

Warna apa yang paling banyak mendominasi lemari pakaian anda?

Merah

Hijau

Biru

Oranye

Kuning

Hitam

Putih

Pink

Ungu

Cokelat

0

1

3

0

2

8

5

1

0

7

Dari data di atas, warna yang paling disukai para pria dalam memilih pakaian adalah:

1. Hitam 2. Cokelat 3. Putih 4. Biru 5. Kuning 6. Pink/Hijau

xx

Para responden dalam memilih pakaian lebih cenderung memilih warna hitam, sesuai dengan hipotesa awal Penulis akan perlunya mendesain identitas visual buku menggunakan warna hitam. Namun, warna putih dan biru yang sebelumnya akan digunakan Penulis ternyata masih berada di urutan ketiga dan keempat, kalah oleh warna cokelat.

Ini bisa menjadi pertimbangan Penulis untuk menggunakan warna cokelat dalam proses desain, entah itu berdampingan dengan warna biru atau hanya menggunakan tiga warna.

Apakah menurut anda perlu untuk membeli sebuah buku yang membahas tentang fashion untuk membantu anda dalam berpakaian?

Ya

Tidak

11

4

Mayoritas responden memerlukan buku ini untuk membantu mereka dalam berpakaian. Maka dari itu, Penulis dapat meneruskan projek Tugas Akhir ini tanpa merubah judul.

Data dari 26 responden wanita yang dapat membantu kelangsungan pengerjaan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

Untuk para wanita, apakah menurut anda pria yang fashionable sangatlah keren di mata anda?

Ya

Tidak

18

8

Mayoritas responden wanita memang menilai pria juga dari cara mereka berpakaian. Maka dari itu, kepentingan fashion bagi lelaki cukup memiliki peran.

Berikut adalah saran-saran dari para responden yang dianggap Penulis berguna bagi proses pengerjaan Tugas Akhir ini.

• "Bisa membahas berbagai macam gaya; gaya-gaya internasional seperti preppy, sampai ke gaya-gaya lokal bawaan Indonesia. Style bukan cuma pandangan satu

xxi

orang semata, mungkin saja menurut kita itu bagus, tetapi menurut orang lain ada yang lebih bagus. Jadi sebisa mungkin bisa memuat berbagai style dalam dunia fashion pria."

• "Kadang orang sering membeli pakaian yang sebenarnya stylish tapi jarang dipakai karena kurang pede, misalnya karena modelnya aneh atau warnanya ngejreng. Kalau memungkinkan coba bahas bagaimana cara memakai pakaian-pakaian unik tetapi tetep pede."

• "Fashion kalo kebanyakan ngomong orang jadi malas membaca, jadi mungkin sedikit kata-kata tapi cara penyampaiannya jelas."

• "Bahasan tiap karakter bentuk tubuh, warna kulit orang dan fashion yang cocok." • "Tips belanja, informasi lokasi berbelanja, hunting pakaian unik, secondhand

market; tidak perlu selalu branded." • "Kalo mau membahas tentang fashion, bahas juga fashion apa yang baik untuk

tubuh manusia yang bermacam-macam, bahas tentang keluhan badan dari setiap orang kan ada. Pasti sangat membantu orang-orang untuk tahu fashion apa yang cocok untuk tubuhnya dan membantu orang untuk lebih percaya diri. Tidak semua fashion bisa diikuti karna tergantung dengan tubuhnya pantas atau tidak untuk memakainya."

• "Ada baiknya ada sebuah pembahasan lebih mengenai bagaimana menjadi seseorang yang fashionable tanpa harus menjadi fashion victim. Tidak ada bedanya menjadi orang yang berpenampilan tidak menarik dengan orang yang terlalu fashionable sampai tidak mengenal batas mana yang baik dan mana yang buruk bagi dirinya. Both ways give same bad impact."

• "Karena ini buku fashion untuk laki-laki mungkin isinya bisa mengulas bagaimana laki-laki bisa terlihat keren (dalam hal ini dengan fashion) sesuai dengan kepribadiannya. Mungkin bisa sedikit merubah paradigma umum tentang laki-laki fashionable."

• "Era berpakaian untuk tiap tipe tubuh pria yang berbeda-beda." • "Adanya penjelasan dari setiap style/visual; why pakaian ini begini, why celana

ini dipakainya untuk ini, so readers can learn what's behind it." • "Informasi tentang pakaian yang cocok untuk bentuk badan tiap orang yang

berbeda-beda."

Responden ternyata membutuhkan banyak panduan dalam memilih pakaian yang sesuai dengan bentuk tubuh mereka. Maka dari itu Penulis akan memperbanyak konten (baik dari copywriting maupun dari contoh-contoh melalui fotografi) untuk membantu para target market di bidang ini.

xxii

2.2.7 Data Khalayak

Berikut ini merupakan target sasaran yang akan dituju Penulis untuk pemasaran buku "The Fashion Bible For Men" :

2.2.7.1 Target Primer

Demografis

• Umur : 18-23 tahun • Gender : Pria • SES : A-B • Profesi : Mahasiswa

Psikografis

• Lifestyle: o Gemar berbelanja middle-end brand dan sesekali high-end brand. o Hanya berbelanja di saat melihat sesuatu yang bagus ketika sedang

berjalan-jalan, bukan mendedikasikan satu hari khusus untuk shopping.

o Mahasiswa aktif di weekdays, dan menghabiskan weekend bersama kekasih/teman pergaulan.

o Aktif di sosial network seperti Facebook & Twitter. o Mempunyai hobi dan interest di luar fashion seperti Online Gaming,

olahraga, otomotif, atau musik. • Personality:

o Sosial o Selalu ingin tahu dan belajar o Peduli terhadap penampilan o Merawat diri (minimal mengerti fakta basic skincare, seperti gonta-

ganti sabun wajah dapat menimbulkan jerawat) / Tidak urakan dan serampangan.

o Tidak sombong dan memamerkan kekayaaan/perhiasan/gadget. • Behavior:

o Aktif bersosialisasi secara online ataupun offline (face-to-face). o Up-to-date dengan news & infotainment. o Memiliki idola, baik dalam dunia fashion (designer atau supermodel)

ataupun di luar fashion (pemain bola, musisi, selebritis, olahragawan, fotografer).

o Gemar membaca buku-buku dan majalah sesuai hobinya.

2.2.7.2 Target Sekunder

Target Sekundernya adalah para wanita yang mungkin bisa menggunakan buku ini sebagai panduannya untuk memilih kado untuk kekasih ataupun tata busana tips untuk profesinya sebagai Fashion Stylist laki-laki. Tentunya juga ditujukan pengamat

xxiii

tata busana yang mungkin belum mengerti banyak mengenai dunia tata busana lelaki dan ingin menambah wawasannya.

2.3 ANALISIS DATA

2.3.1 Faktor Pendukung

Secara jelas kita lihat sekarang ini masih ada masyarakat kaum laki-laki yang belum mengerti tata busana sepenuhnya dan secara spesifik membutuhkan bantuan dari segi berpakaian secara proporsional (dress your size). Tentunya, mereka-mereka walaupun aware akan fashion tetapi tidak terlalu mendalami tata busana. Dari situ ada sebuah kebutuhan untuk menambah ilmu mereka di bidang ini.

2.3.2 Faktor Penghambat

Label homoseksual yang besar berada di sektor ini, karena tidak dapat dipungkiri, lelaki-lelaki yang memang mengerti tata busana lebih banyak berasal dari kaum homoseksual, sehingga mengurangi niat para laki-laki heteroseksual untuk mendalami dunia busana demi menghindari label yang menurut mereka tidak sesuai dengan diri mereka. Padahal ada juga bagian masyarakat laki-laki heteroseksual yang juga ingin tampil menarik.

2.3.3 Faktor S.W.O.T

Strength

• Secara mendetail menjabarkan pengetahuan tentang fashion seperti nama-nama item pakaian tertentu.

• Banyak ilustrasi dan fotografi yang membuat materi tidak terlalu berat dan membosankan.

• Up-to-date dengan tren fashion (tren yang dapat bertahan lama), dan mengurangi konten tren fad (tren yang hanya booming sebentar saja)

• Fotografi menggunakan model lokal (Indonesia) dan berasal dari target market dari buku ini agar pembaca dapat lebih menempatkan diri mereka mengenakan pakaian yang dikenakan model.

• Ada panduan merawat pakaian agar tahan lama. • Ada panduan berpakaian sesuai ukuran badan. • Ada panduan memadu-padankan warna. • Banyak referensi style yang sedang berlangsung di Jakarta sehingga para

pembaca selain dapat memilih gaya untuk taste pribadi, tetapi juga mengerti tren fashion yang sedang berlangsung.

Weakness

• Banyaknya materi berbasis teori lebih banyak dibanding materi berbasis taste sehingga mungkin akan membosankan.

xxiv

• Jumlah materi yang harus disampaikan banyak, sehingga akan membuat produk buku menjadi tebal dan memberi kesan melelahkan.

• Ukuran buku harus cukup besar untuk memuat fotografi dan copywriting sehingga mengurangi mobilitas (sulit dibaca ketika sedang traveling).

• Karena akan membahas tren, walaupun tren yang dipilih dapat bertahan lama, namun setelah 1-2 dekade, benefitnya akan berkurang.

• Budgeting harga buku cukup sulit karena banyaknya materi dan adanya gengsi untuk tidak terlihat murahan.

Opportunity

• Maraknya industri fashion yang mulai memproduksi pakaian-pakaian lelaki bersamaan dengan pakaian wanitanya, seperti ZARA (yang membuka ZARA Men) dan Topshop (yang membuka Topman).

• Mulai banyak lelaki yang aware dengan fashion (metrosexual) dan merasa bahwa tampil menarik dapat menarik lawan jenis.

• Belum ada buku lokal terbitan Indonesia yang membahas secara spesifik fashion lelaki.

• Buku impor dari luar yang berbau fashion untuk lelaki sulit dicari dan harganya termasuk mahal apabila memesan secara online.

Threat

• Persaingan dengan majalah fashion lelaki dan majalah-majalah lelaki lainnya yang memuat rubrik fashion.

• Persaingan dengan situs-situs web fashion.

2.3.4 Data Kompetitor

Mayoritas kompetitor yang sesuai dengan buku "The Fashion Bible For Men" ini adalah majalah, online dan print. Belum ada publikasi berformat buku yang bisa berkompetisi dengan buku ini.

NYLON Guys

Penerbit: MPG Media Jadwal Terbit: 2 bulan sekali Harga: Rp 35.000,00 Format: Majalah

xxv

Gambar 2.11

Kover Majalah NYLON Guys

Berasal dari New York, Amerika Serikat, NYLON akhirnya menembus pasaran Indonesia di Januari 2011 hingga sekarang. Peminatnya cukup banyak dan cukup berperan dalam mempopulerkan tren berpakaian ala streetstyle baik di kaum wanita (NYLON) maupun pria (NYLON Guys).

Tidak hanya seputar fashion pria, tetapi juga mencakup banyak hal-hal mengenai gaya hidup pria, seperti kesenian, musik, desain, teknologi, dan wisata. NYLON Guys sendiri adalah cabang dari majalah NYLON untuk menjawab kebutuhan pria akan publikasi bertemakan gaya hidup sebagaimana NYLON menjawab kebutuhan tersebut bagi para wanita.

xxvi

Gambar 2.12

Isi Majalah NYLON Guys

Kekurangan NYLON Guys dibandingkan dengan "The Fashion Bible For Men" adalah karena formatnya yang berupa majalah, pembaca tidak mendapat informasi pokok mengenai fashion, namun tipikal majalah, lebih banyak fashion shoot dan katalog pakaian sebagai referensi pembaca untuk membuat gaya, namun tidak 100% mendidik mereka.

Dari segi desain, mereka memiliki layout yang cukup fluid dan tidak kaku sama sekali, terlihat kesan teenager yang kuat disini. Mereka juga tidak takut bermain di tipografi dengan penempatan heading yang bertabrakan dengan body copy. Warna-warna yang digunakan juga cerah, bright, colorful.

xxvii

DA MAN

Penerbit: Destination Media Group Jadwal Terbit: 2 bulan sekali Harga: Rp 60.000,00 Format: Majalah

Gambar 2.13

Kover Majalah DA MAN

Apabila NYLON Guys bersegmen mahasiswa dan anak muda dengan gaya hidup yang fresh dan youthful, DA MAN lebih berbicara kepada anak muda yang ingin tampil lebih dewasa dan profesional. Artis-artis yang menjadi kover dapat dibilang lebih

xxviii

komersil dan Hollywood, dibanding artis-artis kover NYLON Guys yang lebih memiliki pengalaman di bidang indie culture.

Gaya-gaya yang disajikan juga lebih ke arah gaya eksekutif muda seperti jas dan business look.

Gambar 2.14

Isi Majalah DA MAN

Gaya fotografi yang disajikan lebih muted dan tidak terlalu colorful. Warna-warna identitas visual yang digunakan juga tidak terlalu terang benderang dan kontras seperti NYLON Guys. Tipografi dan layout-nya juga lebih rapi dan terorganisir, namun

xxix

pada halaman awal dari artikel ada permainan tipografi yang lebih fluid dibandingkan halaman body copy-nya.

Kelas DAMAN tentunya berbeda dengan NYLON karena pakaian-pakaian yang ditampilkan berasal dari high-end brand seperti Gucci, Armani, dan Salvatore Ferragamo; yang mana tentunya di luar budget target market Penulis. Namun, walau begitu para target market Penulis dapat meneliti jenis-jenis dan karakteristik gaya berpakaian mereka dan mencari pakaian-pakaian yang lebih murah namun tetap mampu memberi kesan yang sama.

Sebagai kompetitor, DA MAN lebih kuat di style karena seperti yang diungkapkan di atas, budget pakaian-pakaian yang ditampilkan di DA MAN bukan kelasnya target market Penulis. Disitulah dimana buku ini akan mengisi kekosongan tersebut, bagaimana mengajarkan mereka cara tampil high-class tapi tetap terjangkau.

His Style Diary

Penulis: H.S.D. Jadwal Update: tidak memiliki jadwal yang pasti Format: Blog Alamat URL: http://www.hisstylediary.com/

Gambar 2.15

xxx

Website His Style Diary

His Style Diary (“HSD”) adalah blog yang bertemakan lifestyle dan fashion untuk laki-laki. Secara konten, yang dicakup oleh blog ini cukup luas, walaupun porsi bahasan fashion jauh lebih banyak ketimbang dua majalah yang disebutkan Penulis di atas. Isi konten cukup up-to-date dan artikel terbaru terbit hampir setiap harinya. Penulisnya berasal dari Singapura, di negara dimana terjadi asimilasi dua budaya yang kontras, Barat dan Timur, menjadi satu, sehingga pandangannya cukup luas dan mempengaruhi informasi yang dia sajikan.

Layout yang digunakannya modular, dengan sistem grid yang rapi dan terorganisir layaknya majalah DA MAN, dan tipografi yang digunakan sangat berkarakteristik fashion. Warna-warna yang digunakan juga warna-warna muted yang menunjukkan kesan high-class seperti Majalah DA MAN (tentunya juga brand yang ditampilkan juga lumayan berkelas seperti Burberry, Lacoste, dan Saks Fifth Avenue contohnya).

Gambar 2.16

Website His Style Diary

xxxi

Gambar 2.17 Gambar 2.18

Website His Style Diary Website His Style Diary

Dari segi kompetitor, dia tidak terlalu memakan banyak pasaran sebagaimana majalah DA MAN, karena tidak banyak target market Penulis yang mampu membeli brand-brand yang ditampilkan, namun mereka bisa paling tidak mempelajari gaya-gaya yang disajikan.

LOOKBOOK.nu

Penulis: H.S.D. Jadwal Update: tidak memiliki jadwal yang pasti Format: Social Network Alamat URL: http://lookbook.nu/

Gambar 2.19

Website LOOKBOOK.nu

xxxii

Ibarat Facebook untuk para fashionista, LOOKBOOK.nu menjadi jejaring sosial bagi mereka untuk mengekspresikan taste mereka akan fashion. Tidak ada informasi berupa artikel, tapi lebih ke arah referensi-referensi gaya berpakaian bagi lelaki dan wanita mancanegara (termasuk Indonesia). Praktisnya, pakaian-pakaian yang mereka kenakan dicantumkan nama brand-nya jadi pengunjung LOOKBOOK.nu dapat mencari pakaian-pakaian yang dikenakan user-nya di toko-toko terdekat.

Disini user menjadi pengguna dan pemasok informasi-informasi sekaligus dan mereka juga dapat bertukar pikiran mengenai gaya-gaya terbaru. Gaya-gaya mereka mayoritas adalah streetstyle, dengan beberapa gaya-gaya preppy. Namun tidak menutup banyak yang membuat gaya yang lebih berani dan orisinal (tidak masuk kategori apapun).

Maka dari itu, kontennya cukup luas dan target market harus pintar-pintar mengambil referensi dan disarankan sudah tahu user-user yang memang gayanya sesuai dengan mereka. Disinilah kekurangan mereka sebagai kompetitor buku "The Fashion Bible For Men" karena bagi target market yang masih belum mengerti banyak tentang fashion mereka tentunya pasti kesulitan dan bisa jadi menjadi korban mode karena pakaian yang mereka pikir bagus tidak cocok dengan diri mereka (pilihan warna, bentuk pakaian, dan bentuk badan).

Gambar 2.20

Website LOOKBOOK.nu

Dari segi desain, layout-nya terorganisir, menggunakan sistem modular yang rapi. Penggunaan tipografinya juga minimalis dan clean. Warna-warna identitas visualnya juga muted, agar tidak bertabrakan dengan fotografi-fotografi yang diunggah user-nya yang cenderung berwarna-warni.