BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Adapun data dan informasi yang diperlukan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : 2.1.1 Wawancara langsung dengan Pak Bambang dari bagian Humas Taman Margasata Ragunan. 2.1.2 Survei Lapangan disertai pemotretan di Taman Margasatwa Ragunan 2.1.3 Buku Referensi : 1. “Zoo Guide “ Taman Margasatwa Ragunan, 2008 2. Indonesian Heritage Volume 5 : Wildlife.1996. Jakarta : Penerbit Archipelago Press. 3. Ruswadi, Dedi. 2009. Hubungan Motivasi, Kompetensi dan Komunikasi dengan Kualitas Pelayanan Rekreasi , Jakarta : Perpustakaan Taman Margasatwa Ragunan. 3.1.4 Literatur dari Internet 1. www.id.wikipedia.org 2. www.pefindo.net 3. www.jakartazoo.org 3.1.5 Hasil Kuesioner
60
Embed
BAB 2 - Data & Analisa - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00117-ds bab 2.pdf · Harimau Sumatera (Panthera Trigris Sumatera) Klasifikasi - Kelas : Mammalia - Bangsa
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1. Sumber Data
Adapun data dan informasi yang diperlukan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini
diperoleh dari berbagai sumber, antara lain :
2.1.1 Wawancara langsung dengan Pak Bambang dari bagian Humas Taman Margasata
Ragunan.
2.1.2 Survei Lapangan disertai pemotretan di Taman Margasatwa Ragunan
2.1.3 Buku Referensi :
1. “Zoo Guide “ Taman Margasatwa Ragunan, 2008
2. Indonesian Heritage Volume 5 : Wildlife.1996. Jakarta : Penerbit Archipelago
Press.
3. Ruswadi, Dedi. 2009. Hubungan Motivasi, Kompetensi dan Komunikasi
dengan Kualitas Pelayanan Rekreasi , Jakarta : Perpustakaan Taman
Margasatwa Ragunan.
3.1.4 Literatur dari Internet
1. www.id.wikipedia.org
2. www.pefindo.net
3. www.jakartazoo.org
3.1.5 Hasil Kuesioner
2.2. Data Penyelenggara
2.2.1. Latar Belakang dan Sejarah Taman Margasatwa Ragunan
Pada tahun 1864 di jaman pemerintahan Hindia Belanda, suatu perkumpulan
penyayang flora dan fauna yang bernama “ Vereneging Plantenen en Dierentuin et
Batavia” mendirikan kebun binatang yang bernama “ Plantenen en Dierentuin”di
jalan Cikini Raya 73 Jakarta. Lembaga ini berdiri diatas tanah seluas 10 hektar hasil
sumbangan dari Raden Saleh, salah seorang anggota penyayang flora dan fauna,
yang juga dikenal sebagai seorang pelukis ternama di Indonesia.
Empat tahun setelah Indonesia merdeka dan memproklamasikan
kemerdekaannya, tepatnya pada tahun 1949, lembaga tersebut berganti nama menjadi
“Kebun Binatang Cikini”. Pada tahun 1964, dengan semakin berkembangnya kota
Jakarta, pemerintah daerah menyetujui pemindahan Kebun Binatang Cikini, ke
daerah Ragunan, Pasar Minggu – Jakarta Selatan. Nama Kebun Binatang Cikini pun
diubah menjadi Taman Margasatwa Jakarta yang diresmikan pada tanggal 26 Juni
1966, bertepatan dengan hari ulang tahun kota Jakarta yang ke 439.
Ali Sadikin sebagai Gubernur DKI Jakarta pada masa itu, bersama-sama dengan
Benjamin Galstaun dan Hendrietta adalah pihak-pihak yang berjasa dalam
mendirikan Kebun Binatang yang baru ini. Benjamin Galstaun sebagai direktur
Taman Margasatwa Jakarta pada masa itu merencanakan dan mengawasi
pembangunan kandang-kandang baru yang dirancang istrinya, Hendrietta seorang
ahli tumbuh-tumbuhan.
Pada tahun 1974, nama Taman Margasatwa Jakarta kembali diubah menjadi
Kebun Binatang Ragunan. Sejak saat itu secara terus-menerus areal Kebun Binatang
ini mulai diperluas hingga pada saat ini memiliki luas sekitar 147 ha yang dihuni oleh
sekitar 2226 jenis satwa, serta ribuan jenis tumbuh-tumbuhan termasuk jenis
tumbuhan yang sudah mulai jarang ditemui di Jakarta.
Pada saat ini, sebuah Kebun Binatang bukan lagi zamannya satwa liar dipelihara
dalam kandang yang sempit dan jeruji/kerangkeng (menagerie) . Sebuah Kebun
Binatang harus mengarah kepada kebun flora dan fauna modern (Zoological Park)
yang menempatkan satwa sebagai museum hidup dan bertema ekologi yang
mendekati perilaku jenis dan habitat aslinya serta perjanjiannya dalam sangkar
terbuka.
Selanjutnya untuk memasuki konsep kebun flora dan fauna yang bersifat modern,
maka perlu untuk memiliki strategi sebagai pusat konservasi atau pusat sumberdaya
lingkungan yang akan mengundang kepedulian masyarakat khususnya pengunjung
untuk berperanserta dalam program pelestarian konservasi jenis dan lingkungan.
Kebun Binatang Ragunan pun melakukan usaha pembenahan yang mengikuti
pembenahan jalan yang mengikuti perkembangan zaman. Perbaikan dan perubahan
dilakukan, diantaranya : perbaikan komposisi jenis koleksi satwa, sifat dan tema
penyajian koleksi, perbaikan teknis dan administrasi, perbaikan pengelolaan dana,
perbaikan sumber daya manusia, dan pergantian nama Kebun Binatang Ragunan
menjadi Taman Margasatwa Ragunan yang diresmikan pda tanggal 1 April 1999
sesuai dengan keputusan Menteri Dalam Negeri No. 34 Tahun 1999 tentang
pembentukan organisasi dan tata kerja Taman Margasatwa Ragunan DKI Jakarta.
Pergantian nama Kebun Binatang Ragunan menjadi Taman Margasatwa Ragunan
berkaitan erat dengan keinginan untuk lebih meningkatkan fungsi rekreasi dengan
penambahan sarana rekreasi berupa taman yang indah dan menarik. Dengan adanya
perubahan ini diharapkan Taman Margasatwa Ragunan dapat berkembang dengan
baik dan mampu mengikuti perkembangan zaman.
2.2.2. Profil Taman Margasatwa Ragunan
Sebuah taman seluas 147hektar dan berpenghuni sekitar 2.226jenis satwa serta
ditumbuhi lebih dari 50.000 pohon membuat suasana lingkungannya sejuk dan
nyaman. Lahannya tertata dan terbangun serta sebagian lagi masih terus
dikembangkan menuju suatu kebun binatang yang modern sebagai identitas kota
Jakarta.
Berkunjung ke Taman Margasatwa Ragunan berarti memasuki sebuah hutan tropis
mini, di dalamnya terdapat keanekaragaman hayati yang memiliki nilai konservasi
tinggi dan menyimpan harapan untuk masa depan.
Sebuah kebun binatang modern menampilkan suatu sistem ekologi yang lengkap yang
bisa menjadi satu sumber ilmu pengetahuan yang akan mengawali langkah pelestarian
kehidupan alam liar. Singkatnya, kebun binatang adalah Kapal Nuh kita dalam
menghadapi bencana dan kerusakan yang akhir-akhir ini sering terjadi. Bila nanti
sudah tidak ada lagi hutan di bumi ini, paling tidak masih ada contoh-contoh mahluk
yang menakjubkan ini di kebun binatang, entah itu telah berwujud satwa ataupun
masih berbentuk embrio, sel atau DNA.
2.2.3. Satwa Endemik Indonesia di Taman Margasatwa Ragunan
Satwa Endemik Indonesia merupakan satwa yang habitatnya hanya ada di Negara
Indonesia. Berikut adalah satwa endemik yang dilindungi dan dipelihara di Taman
Margasatwa Ragunan :
1. Babirusa (Babyrousa Babyrussa)
Klasifikasi
- Kelas : Mammalia
- Bangsa : Artiodactyla
- Suku : Suidae
- Marga : Babyrousa
- Jenis : Babyrousa Babyrussa
Distribusi
Sulawesi Utara Dan Kepulauan Disekitarnya, Khususnya (Togian, Buru Dan
Sulu)
Habitat
Daerah Hutan Basah, Perkebunan Tebu, Daerah Sepanjang Sungai Dan Danau
Daerah Hutan Pantai
Pakan
Pakanannya Terdiri Atas Akar, Buah Beri, Daun Tunas, Buah, Tumbuhan Air.
Sering Menggali Mencari Larva Di Tanah Lembek Atau Di Hutan Rotan, Pada
Saat Tertentu Memakan Mamalia Kecil Dan Burung Kecil
Reproduksi
Lama Kehamilan 137-155 Hari. Biasanya Melahirkan 2 Anak. Disusui Selama 2-3
Bulan. Anak Akan Meninggalkan Sarang Dan Mulai Mengikuti Induknya Pada
Usia 2-3 Minggu. Lama Hidup 10-24 Tahun.
2. Rusa Bawean (Axis Kuhli)
Klasifikasi
- Kelas : Mammalia
- Bangsa : Artiodaclya
- Suku : Cervidae
- Marga : Axis
- Jenis : Axis Kuhli
Distribusi
Terbatas Di Pulau Bawean (Indonesia)
Habitat
Di Hutan Perbukitan Atau Kadangkala Di Perkebunan Jati
Pakan
Sebagian Besar Rusa Memakan Rumput Atau Daun, Tunas, Ranting, Bunga Dan
Buah Umbi, Dan Tanaman
Reproduksi
Lama Kehamilan 7-8 Bulan. Melahirkan Anak 2 Ekor, Jarang 3 Ekor, Di Lahirkan
Di Tempat Persembunyiannya. Induk Memberi Makan Di Dekatnya Dan
Menyusui Bayinya Sampai Cukup Kuat Berjalan Bersama Kelompoknya. Lama
Hidup 10-15 Tahun.
3. Harimau Sumatera (Panthera Trigris Sumatera)
Klasifikasi
- Kelas : Mammalia
- Bangsa : Carnivora
- Suku : Felidae
- Marga : Panthera
- Jenis : Panthera Trigris
- Anak Jenis : Panthera Trigris Sumatera
Distribusi
Sumatera
Habitat
Hutan Tropis, Padang Rumput Dan Daerah Terbuka Yang Dekat Dengan Air
Pakan
Ikan, Monyet, Babi Hutan, Rusa. Juga Memangsa Kambing Dan Anak Kerbau.
Jika Terpaksa Memakan Kadal, Katak, Tikus Dan Hewan Kecil Lainnya. Sehari
Memakan 6-7 Kg Daging.
4. Orang Utan (Pongo Pygmaeus)
Klasifikasi
- Kelas : Mammalia
- Bangsa : Primata
- Suku : Pongidae
- Marga : Pongo
- Jenis : Pongo Pygmaeus
Distribusi
Sumatera Utara Dan Kalimantan
Habitat
Hutan Tropis Dataran Rendah Sampai Perbukitan, 2000m, Daerah Sungan Dan
Pegunungan
Pakan
Buah, Menyukai Durian, Daun, Kulit Kayu, Bunga, Biji, Serangga Dan Telur
Burung
Reproduksi
Siap Kawin Usia 10 Tahun. Kehamilan 8-9 Bulan. Melahirkan Anak Satu, Jarang
Kembar. Berat Waktu Lahir 1,5 Kg. Meninggalkan Induknya Usia 5 Tahun. Pada
Jantan Perkembangan Bantalan Pipi Dan Kantung Suara Pada Usia 12-14 Tahun.
Lama Hidup 40 Tahun.
5. Kanguru Walablaru Abu (Thylogale Brunii)
Klasifikasi
Kelas : Mammalia
Bangsa : Marsupialia
Suku : Macropodidae
Jenis : Thylogale Brunii
Penyebaran
Terdapat Di Bagian-Bagian Australia Paling Selatan Serta Tazmania Bagian
Timur Laut, Papua
Habitat
Di Hutan
Pakan
Rumput Dan Makanan Hijau Lainnya, Juga Buah-Buahan
Perkembangbiakan
Kanguru Betina Mempunyai Kantong Dengan Lubang Mengarah Ke Depan
(Atas) Tempat Puting Dan Kelenjar Susu Sebagai Tempat Anaknya Dibesarkan.
Lama Hidup : 20 Tahun
6. Landak Jawa (Hystrix Javanicus)
Klasifikasi
Kelas : Mammalia
Bangsa : Rodentia
Suku : Hystricidae
Jenis : Hystrix Javanicus
Distribusi
Jawa
Habitat
Semua Tipe Hutan, Semak-Semak Dan Padang Rumput
Pakan
Akar, Umbi, Buah-Buahan, Tumbuhan Muda
Lama Hidup : Mencapai 27 Tahun
7. Curik Bali/ Jalak Bali(Leucopsar Rothschildi)
Klasifikasi
- Kelas : Aves
- Bangsa : Passeriformes
- Suku : Sturnidae
- Marga : Leucopsar
- Jenis : Leucopsar Rothschidi
Distribusi
Hanya Terdapat Di Ujung Barat Daya Bali
Habitat
Di Daerah Hutan Dataran Rendah Yang Relatif Kering
Pakan
Buah-Buahan Dan Serangga
Reproduksi
Lebih Suka Bersarang Di Pohon Mati. Bertelur 2-4 Butir. Masa Pengeraman 12-
14 Hari. Kedua Induknya Mengerami Dan Merawat Anaknya. Anak
Meninggalkan Sarang Usia 21-28 Hari
8. Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisae Minor)
Klasifikasi
- Kelas : Aves
- Bangsa : Passeriformes
- Suku : Paradisaeidae
- Marga : Paradisae
- Jenis : Paradisae Minor
Distribusi
Terbatas Di Utara Dan Barat Papua Nugini Serta Irian
Habitat
Hidup Di Daerah Pinggiran Hutan, Hutan Dataran Rendah Dan Hutan
Pegunungan
Pakan
Buah-Buahan Dan Serangga
Reproduksi
Bersarang Di Atas Pohon. Sarangnya Berbentuk Mangkok Atau Kubah. Bertelur
1-2 Butir. Masa Inkubasi 17-21 Hari. Anak Meninggalkan Sarang Usia 17-30 Hari
9. Komodo (Varanus Komodoensis)
Klasifikasi
- Kelas : Reptilia
- Bangsa : Squamata
- Anakbangsa : Sauria
- Suku : Varanidae
- Marga : Varanus
- Jenis : Varanus Komodoensis
Distribusi
Terbatas Di P.Komodo, P.Padar, P.Rinca And Di Bagian Flores Barat
Habitat
Hutan Terbuka, Daerah Pantai, Daerah Perbukitan Sampai Ketinggian 735 M,
Dan Hutan Yang Sangat Kering
Pakan
Pemangsa Dan Pemakan Bangkai: Kambing, Rusa, Babi Hutan, Kerbau Dan
Kuda. Anak Memakan Serangga, Tikus, Telur Dan Anak Burung
Reproduksi
Bertelur 20 Butir. Telur Diletakkan Di Lubang Dan Tunggul Pohon Serta Di
Dalam tanah. Pengeraman Dilakukan Oleh Alam Selama 8-10 Bulan. Siap Kawin
Umur 5-6 Tahun. Lama Hidup 50-60 Tahun
2.2.4. Fasilitas Pengunjung
1. Gajah Tunggang
Loket buka : 10-15.00
Harga Tiket : Rp. 5.000/orang
(3 tahun ke atas)
Lokasi : Dekat pintu barat
Waktu : Hari minggu dan Hari besar
2. Unta Tunggang
Loket buka : 10-15.00
Harga Tiket : Rp. 5.000/orang
(3 tahun ke atas)
Lokasi : Sebelah Pintu Timur
Waktu : Hari minggu dan Hari besar
3. Kuda Tunggang
Loket buka : 10-15.00
Harga Tiket : Rp. 3.000/orang
(3 tahun ke atas)
Lokasi : di Taman Satwa Anak, Pintu Utara
Waktu : Hari minggu dan Hari besar
4. Bendi
Loket buka : 10-15.00
Harga Tiket : Rp. 10.000/bendi
(maks 4 orang)
Lokasi : Sebelah Timur panggung anak-anak
Waktu : Hari minggu dan Hari besar
5. Kereta Keliling
Loket buka : 10.00-15.00
Harga Tiket : Rp. 5.000/orang (> 3 tahun)
Lokasi : Sebelah Barat Gedung Informasi
Waktu : Hari minggu dan Hari besar
6. Pentas Satwa
Loket buka : 10-15.00
Harga Tiket : Rp. 4.000/orang
(3 tahun ke atas)
Lokasi : Dekat Kandang Gajah Tunggang
Waktu : Hari minggu dan Hari besar
7. Taman Satwa Anak
Loket buka : Rp. 08.00-16.00
Harga Tiket : Rp. 1.500/orang (> 3 tahun)
Lokasi : dekat pintu masuk Pintu Gerbang
Utara
Waktu : Hari minggu dan Hari besar
8. Perahu Bebek
Loket buka : 10-15.00
Harga Tiket : Rp. 15.000
Lokasi : Taman Perahu pintu masuk Gerbang
Timur
9. Terowongan Orang Utan
Loket buka : 10-17.00
Lokasi : Sebelah pintu masuk Gerbang Timur
10. Museum
Loket buka : 09-17.00
Lokasi : di Pusat Primata Schmutzer
12. Waktu Pemberian Makan Gorila
Pemberian makanan gorilla dapat di saksikan di Pusat Primata Schmutzer -
Taman Margasatwa Ragunan setiap hari pada jam 09.00, 12.00 ,14.30 dan 15.00.
Atraksi ini sangat menarik karena pengunjung dapat melihat langsung bagaimana
gorilla makan dan jenis makanan apa yang dimakannya. Menu makanan gorilla
yang disediakan terdiri dari jenis buah-buahan dan sayuran segar yang sudah
terpilih.
Pada saat jam makan gorilla petugas akan datang membawa sekeranjang menu
makanan di sisi timur kandang gorilla. Biasanya gorilla sudah mengerti jadwal
makannya telah tiba. Gorilla akan menunggu di sisi timur. Bila Gorillanya belum
berkumpul maka petugas akan memanggil masing-masing nama gorillanya yaitu
Kumbo, Kihi, dan Komu. Ketiga gorilla itu akan segara menghampiri panggilan
suara itu. Dan petugas akan segera membagikan makanan kepada ketiga gorilla
tersebut. Mereka sangat menyukai makanannya.
13. Program Pemandu Wisata
Pengunjung Taman Margasatwa Ragunan dapat memanfaatkan jasa pemandu
wisata(Tour guide) yang mempunyai wawasan mengenai satwa, terutama tentang
satwa yang berada di kawasan Taman Margasatwa Ragunan. Sebagian besar
pemakai jasa pemandu adalah rombongan dari sekolah-sekolah, baik dari PAUD,
TK, SD, SMP, SMA dan bahkan Mahasiswa. Untuk sekolah-sekolah
Internasional, Taman Margasatwa Ragunan juga menyediakan jasa pemanduan
dalam bahasa Inggris. Kegiatan pemanduan dapat berjalan setiap hari kerja atas
permintaan pengunjung. Pengunjung terlebih dahulu dapat memasukan surat atau
memberitahukan permintaan pemandu wisata sebelum hari pelaksanaan kepada
bagian pelayanan pengunjung.
2.2.5. Lokasi Taman Margasatwa Ragunan
Taman Margasatwa Ragunan terletak di daerah Pasar Minggu, sekitar 20 km dari
pusat kota Jakarta. Ia berada di ketinggian 50 m di atas permukaan laut dengan
curah hujan, suhu dan kelembaban tahunan rata-rata 2300mm 300 C dan 60%.
Taman Margasatwa berdiri di atas tanah latosol merah seluas 140ha.
Untuk menuju Ragunan tersedia tiga (3) pintu gerbang, yaitu sebagai berikut :
1. Pintu gerbang Utara
- Dari Tanah Abang, Kopaja P19 dan S602 dari arah Kebayoran (Blok M), S77
& P19
- Dari arah Kampung Melayu S68
- Dari arah Pasar Minggu S68 dan S15A
- Transjakarta Koridor 6 Dukuh atas - Ragunan
2. Pintu Gerbang Barat
- Dari arah Cilandak S612
- Dari arah Pondok Labu dan Lebak Bulus S02
- Dari Ciganjur M20
- Dari Cipedak S12
- Dari Cinere KWK 61
3. Pintu Gerbang Timur
- Dari arah Depok, Lenteng Agung dan Jati Padang M17. (Pintu gerbang Timur
hanya dibuka pada Hari Sabtu, Minggu dan Hari Libur Nasional.)
2.1.6. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi UPT (Unit Pelayanan Teknis) Taman Margasatwa Ragunan
Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 135 tahun 2009, adalah sebagai berikut :
2.2.7. Visi dan Misi
2.2.7.1. Visi Taman Margasatwa Ragunan :
Mewujudkan Taman Margasatwa Ragunan sejajar dengan kebun binatang
di kota-kota besar di negara maju yang dihuni oleh satwa yang sejahtera.
2.2.7.2. Misi Taman Margasatwa Ragunan :
1. Meningkatkan kualitas kesejahteraan satwa mendekati habitatnya.
2. Meningkatkan Kepedulian masyarakat terhadap satwa dalam rangka
sosialisasi konservasi ex-situ.
3. Meningkatkan kerjasama ilmiah dan informasi satwa baik dalam dan
luar negeri.
4. Meningkatkan hubungan antar daerah/negara melalui program tukar
menukar satwa antar kebun binatang dalam dan luar negeri.
Seksi Kesejahteraan Peragaan Satwa
Sub Bagian Tata Usaha
Subkelompok Jabatan Fungsional
Seksi Pelayanan Pengunjung
Kepala Unit
5. Meningkatkan pelestarian dan keindahan fauna-flora sebagai suatu
ekosistem yang terpadu.
6. Meningkatakan fungsiTaman Margasatwa Ragunan sebagai wilayah
resapan air dan pengendalian saluran keluar air melalui pembuatan
dan pendalaman waduk danau.
2.2.8. Tugas Pokok dan Fungsi
Berikut yang merupakan Tugas pokok dan fungsi Taman Margasatwa Ragunan
DKI Jakarta :
Berdasarkan keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 13 tahun 1998 tentang
pembentukan organisasi dan tata kerja Taman Margasatwa Ragunan DKI Jakarta,
serta keputusan menteri dalam negeri No. 34 tahun 1999 tentang pembentukan
organisasi dan tata kerja Taman Margasatwa Ragunan, maka tugas dan fungsi
Taman Margasatwa Ragunan adalah :
1. Sebagai sarana konservasi pelestarian flora dan fauna serta ex-situ
2. Sebagai sarana pendidikan dan penelitian ilmu pengetahuan (riset dan edukasi)
3. Sebagai sarana promosi dan rekreasi alam
4. Sebagai sarana resapan air tanah, paru-paru kota dan ruang terbuka hijau
2.3. DataMandatoris
Alamat :
Taman Margasatwa Ragunan. Provinsi DKI Jakarta.
Jl. Harsono RM No.1 Ragunan. Jakarta Selatan 12550
membaca novel, tabloid dan koran, suka berolahraga, bermain game online, menonton
televisi dan bioskop, suka musik, memasak, bersosialisasi, dll
c. Geografi
Kota besar seperti Jakarta dan sekitarnya
2.8. Analisa
2.8.1. Analisa Logo Taman Margasatwa Ragunan
Logo sebelumnya
Logo saat ini
Dari pengamatan secara visual logo yang ada saat ini masih tergolong rumit
dikarenakan terlalu banyaknya penggunaan bentuk – bentuk yang rumit dengan
masing- masing warna yang sangat kuat sehingga hirarki dalam logo menjadi
terganggu. Hal ini menjadikan logo Taman Margasatwa Ragunan pun kurang diingat.
Visual yang ada dapat dikatakan belum mewakili kepribadian Taman Margasatwa
Ragunan secara keseluruhan, salah satu yang menjadi alasan adalah penggunaan
stilasi burung dimana Taman Margasatwa Ragunan sendiri tidak hanya terdiri atas
perlindungan terhadap burung (aves) tetapi juga jenis hewan lainnya seperti pisces,
mamalia dan reptil.
Penggunaan warna pada logo pun masih kurang konsisten, khususnya pada saat
pengaplikasiannya ke berbagai media seperti pada gambar-gambar diatas. Logo yang
digunakan belum memiliki keseragaman, bahkan salah satu diantaranya tidak
menyertakan logo yaitu pada buku “Zoo Guide” edisi tahun 2008 sehingga masih
sulit mengetahui warna utama logo yang sebenarnya. Namun dari hasil wawancara
saya dengan Pak Bambang, Humas dari Taman Margasatwa Ragunan, perihal tidak
tercantumnya logo Taman Margasatwa Ragunan di buku “ Zoo Guide”, beliau
menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan kesalahan pada saat naik cetak yang
menyebabkan logo tidak ikut tercantum pada cover depan buku tersebut.
Secara visual, logo yang ada saat ini masih belum memiliki ciri khas dan nilai
lebih jika dibandingkan dengan logo tempat wisata lainnya. Dari perkembangan
visual logo yang ada dimasyarakat saat ini, dapat dikatakan bahwa logo tersebut
masih kurang menarik, bahkan dari hasil jawaban kuesioner yang saya sebarkan, ada
yang beranggapan logo tersebut masih terkesan kurang modern, belum mewakili
Taman Margasatwa Ragunan secara keseluruhan, belum tepat sasaran dan warnanya
masih kurang menarik.
Dalam misinya disebutkan bahwa Taman Margasatwa Ragunan ingin menjadi
kebun binatang yang sejajar dengan kebun binatang yang ada di negara-negara maju.
Dibawah ini merupakan perbandingan dari logo Taman Margasatwa Ragunan, jika
dibandingkan dengan logo kebun binatang lainnya yang berasal dari berbagai negara,
termasuk negara maju. Dengan demikian akan lebih mempermudah dalam mengenali
kekurangan yang ada pada logo Taman Margasatwa Ragunan secara langsung dari
segi visual.
1 2
3 4
5 6
7 8
Kedelapan logo diatas merupakan logo kebun binatang dari beberapa negara di
dunia termasuk Taman Margasatwa Ragunan. Untuk mengetahui seberapa besar
ketertarikan masyarakat pada logo-logo tersebut maka dilakukan tindakan observasi
terhadap 60 orang pengunjung Taman Margasatwa Ragunan, secara acak. Para
pengunjung tersebut kemudian diminta untuk menentukan satu logo yang dianggap
paling menarik dari 8 logo yang diperlihatkan kepada masing-masing pengunjung
tersebut. Adapun hasil data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Logo & Jumlah Responden %
Logo No. 1, Disney Animal Kingdom : 26 responden
Logo No. 6, Woodland Park Zoo : 14 responden
Logo No. 4, Oakland Zoo : 8 responden
Logo No. 2, Houston Zoo : 6 responden
Logo No. 3, Kansas City Zoo : 3 responden
Logo No. 5, Rockingham Country Zoo : 2 responden
Logo No. 7, Taman Margasatwa Ragunan : 1 responden
Logo No. 8, Toronto Zoo : -
43,3
23,3
13,3
10
5
3,3
1,6
0
The image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may have to delete the image and then insert it again.
Total 60 responden 100%
Dari data diatas dapat dilihat bahwa logo Taman Margasatwa Ragunan masih
dianggap kurang menarik dari segi visualnya. Sebagian besar pengunjung lebih
memilih logo “Disney Animal Kingdom“ dengan alasan warna yang digunakan
cukup menarik serta bentuk yang ada didalam logo cukup mewakili sebagai sebuah
gambaran kebun binatang. Logo lain selain Taman Margasatwa Ragunan juga
dianggap lebih nyaman dilihat oleh mata dan lebih sederhana.
Dari data dan hasil pengamatan sekilas dapat disimpulkan bahwa logo Taman
Margasatwa Ragunan belum memiliki keunikan atau ciri khas secara visual. Dari
segi bentuk maupun warna, logo lain tampak lebih disederhanakan sehingga
memudahkan bagi pengunjung ataupun target market untuk mengingatnya. Karena
itu, dirasa perlu bagi logo Taman Margasatwa Ragunan untuk di rancang ulang
sehingga secara visual dapat lebih mudah diingat dan menemukan keunikannya
sendiri.
2.8.2. Analisa SWOT
2.8.2.1. Strength
1. Pelopor dalam hal konservasi ex-situ atau merupakan Kebun Binatang
pertama yang ada di Indonesia
2. Harga tiket cukup terjangkau sehingga dapat menjadi alternatif rekreasi
berakhir pekan bagi semua kalangan
3. Didalamnya memiliki area pusat perlindungan primata terluas di Asia,
yang berpotensi untuk menarik pengunjung.
4. Merupakan 1 dari 4 negara di Asia( Jepang, India, Cina dan Indonesia)
yang memiliki koleksi hewan berupa Gorilla di dalamnya. Di Indonesia
sendiri hanya dimiliki oleh Taman Margasatwa Ragunan.
5. Diterimanya Taman Margasatwa Ragunan sebagai satu-satunya kebun
binatang di Indonesia yang menjadi anggota WZO (World Zoo
Organization) pada tahun 1997
6. Sebagai paru-paru kota menjadikan Ragunan memiliki kondisi
lingkungan yang sejuk dan udara yang bersih. Hal ini didukung oleh
banyaknya pohon-pohon langka dan besar, menjadikan Ragunan
sebagai sarana rekreasi sekaligus refreshing ditengah kesibukan di
Ibukota Jakarta.
2.8.2.2. Weakness
1. Sarana yang ada masih kurang terawat dan kurang terjaga
kebersihannya.
2. Beberapa pengunjung masih kesulitan dalam menemukan lokasi-lokasi
tertentu di areal Taman Margasatwa Ragunan.
3. Kurang melakukan promosi keluar, dikarenakan keterbatasan dana
untuk melakukan promosi keluar menyebabkan keberadaan Taman
Margasatwa Ragunan menjadi kurang populer dikalangan masyarakat
2.8.2.3. Opportunity
1. Ragunan masih menjadi alternatif kunjungan di kalangan pendidikan,
sehingga tak heran banyak pengunjung yang datang dalam bentuk
rombongan yang berasal dari berbagai institusi pendidikan.
2. Kebun binatang ini terletak di Jakarta Selatan dan mudah diakses
melalui Jakarta Outer Ring Road sehingga memudahkan pengunjung
untuk menuju Ragunan.
3. Rute baru Transjakarta dengan rute Dukuh Atas - Ragunan, menambah
kemudahan bagi masyarakat untuk menuju Taman Margasatwa
Ragunan, khususnya pejalan kaki. Adapun halte Ragunan ini sendiri
berada dekat dengan pintu masuk utara Taman Margasatwa Ragunan.
4. Ragunan masih menjadi alternatif kunjungan di kalangan pendidikan,
sehingga tak heran banyak pengunjung yang datang dalam bentuk
rombongan yang berasal dari berbagai institusi pendidikan.
2.8.2.4. Threat
1. Sarana hiburan seperti mall dan taman rekreasi lainnya yang
menawarkan alternatif hiburan yang lebih banyak dan bervariasi, lebih
menarik minat pengunjung khususnya wilayah Ibukota Jakarta.
2. Pengunjung memiliki kecenderungan untuk cepat jenuh dan ingin