1 BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi Akuntansi menjadi yang terdepan dan berperan penting dalam menjalankan ekonomi dan sistem sosial kita. Keputusan-keputusan yang diambil oleh individu- individu, pemerintah, badan usaha lain ditentukan dalam penggunanya pada sumber daya yang dimiliki suatu bangsa. Tujuan utama akuntansi adalah untuk mencatat, melaporkan dan menginterpretasikan data-data ekonomi untuk digunakan sebagai pengambil keputusan. Ada banyak definisi dan pengertian akuntansi yang ditulis oleh para ahli dan peneliti yang merupakan pakar dibidang akuntansi. Akn tetapi, akuntansi pada umumnya merupakan system untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi.Berikut merupakan penjelasan pengertian akuntansi dari berbagai sudut pandang. Siegel dan Marconi (1989), mendifinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Akuntansi
1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi menjadi yang terdepan dan berperan penting dalam menjalankan
ekonomi dan sistem sosial kita. Keputusan-keputusan yang diambil oleh individu-
individu, pemerintah, badan usaha lain ditentukan dalam penggunanya pada sumber
daya yang dimiliki suatu bangsa. Tujuan utama akuntansi adalah untuk mencatat,
melaporkan dan menginterpretasikan data-data ekonomi untuk digunakan sebagai
pengambil keputusan.
Ada banyak definisi dan pengertian akuntansi yang ditulis oleh para ahli
dan peneliti yang merupakan pakar dibidang akuntansi. Akn tetapi, akuntansi pada
umumnya merupakan system untuk menghasilkan informasi keuangan yang
digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis.
Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan
yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas
bisnis dan ekonomi.Berikut merupakan penjelasan pengertian akuntansi dari
berbagai sudut pandang.
Siegel dan Marconi (1989), mendifinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin
jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai
masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan eksternal
dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan Komite Terminologi
AICPA (The Committee on Terminology of the American Institute of Certified
Public Accountans) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut :
“akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpestasian hasil proses tersebut”.
Disamping itu, Accounting Principle Board (APB) System Statement No.4
mendefinisikan akuntansi sebagai berikut :
“akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai suatu entitas ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, sebagai dasar dalam memilih diantara beberapa alternatif”.
2
Cakupan akuntansi dari definisi diatas tampak terbatas. Perspektif yang
lebih luas ditawarkan oleh American Accounting Association (AAA), definisi
akuntansi sebagai berikut :
“proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomik untuk memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi oleh pengguna informasi.”
Di samping itu, dari sudut bidang studi, akuntansi dapat diartikan sebagai
“seperangkat pengetahuan yang mempelajari rekayasa penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif dari suatu unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi.”
Yang terbaru, akuntansi didefinisikan dengan mengacu pada konsep
informasi kuantitatif, yaitu :akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah
menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai
entitas ekonomi yang diperkirakan bermanfaat dalam proses pengambilan
keputusan-keputusan ekonomi, yaitu dalam menentukan pilihan diantara alternatif-
alternatif yang ada, baik dalam konteks program kerja maupun dalam tindakan.
Thacker (1979) menyimpulkan secara umum bahwa terdapat dua point penting yang
terkandung dalam definisi tersebut, antara lain :
a. Sebagai pusat kepentingan dari berbagai organisasi akuntansi (perusahaan
bisnis), informasi akuntansi disini adalah informasi yang berhubungan dengan
perusahaan.
b. Informasi akuntansi adalah hal yang paling vital dalam kegiatan bisnis
perusahaan. Digunakan sebagai pengambilan keputusan dalam organisasi (para
manajer, orang-orang yang konsen terlibat dalam perusahaan). Disisi lain
digunakan sebagai pengambilan keputusan diluar perusahaan (investor yaitu
orang yang menanamkan modalnya pada sebuah perusahaan utnuk
mengharapkan keuntungan, kreditor yaitu orang-orang yang mempunyai hutang
(owes) pada sebuah perusahaan, atau pada pihak lain).
Dari beberapa definisi diatas, dapat dilihat bahwa akuntansi pada dasarnya
juga dirancang untuk memenuhi kebutuhan praktis. Artinya, teori akuntansi
memiliki hubungan yang bersifat defenitif dengan praktik akuntansi. Kalau suatu
struktur akuntansi sebagai hasil rekayasa telah diterapkan dalam lingkungan tertentu,
maka secara sempit, akuntansi dapat dipandang sebagai suatu proses atau kegiatan
3
yang meliputi proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian,
penguraian, penggabungan, pengiktisaran dan penyajian data keuangan dasar yang
terjadi sebagai akibat dari kegiatan operasi suatu unit organisasi, dengan cara-cara
tertentu, untuk menghasilkan informasi akuntansi adalah organisasi yang memiliki
garis dan staf personel, yang memandang laporan akuntansi sebagai landasan yang
melibatkan pendanaan, penginvestasian, dan pengambilan keputusan operasional.
Pemakai eksternal meliputi sejumlah kelompok pemegang saham, kreditor,
karyawan, analis keuangan dan para agen pemerintah.
Perumusan teori akuntansi timbul karena adanya kebutuhan untuk
memberikan logika penalaran tentang apa yang dilakukan oleh akuntan. Dengan kata
lain perubahan prinsip akuntansi terjadi terutama karena adanya berbagai upaya yang
dilakukan untuk memecahkan berbagai masalah akuntansi dan merumuskan
kerangka teoritis untuk praktik akuntansi. Oelh karena itu, pemahaman terhadap
teori memainkan peranan penting dalam perumusan teori akuntansi.
2. SiklusAkuntansi
Dalam akuntansi terdapat siklus akuntansi yang terdiri dari kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan suatu proses pengidentifikasian, pengukuranm
pelaporan informasi ekonomi. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2003:16) dalam
bukunya Teori Akuntansi Proses Akuntansi adalah proses pengolahan data sejak
terjadinya transaksi, kemudian transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai dasar
terjadinya transaksi kemudian berdasarkan data atau bukti ini, maka diinput keproses
pengolahan data sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan.
Dapat disimpulkan bahwa siklus akuntansi merupakan suatu proses pengolahan data
yang terdiri dari urutan transaksi yang berdasarkan bukti transaksi, sehingga dapat
menghasilkan informasi laporan keuangan. Siklus akuntansi secara sederhana dapat
adalah sebagai berikut :
a. Pencatatan data ke dalam dokumen sumber/ bukti transaksi.
b. Perjurnalan, yaitu menganalisis dan mencatat transaksi ke dalam jurnal (buku
harian)
c. Melakukan posting ke Buku Besar yaitu memindahkan debet ke kredit dari jurnal
ke akun Buku Besar.
d. Penyusunan Neraca Saldo yaitu menyiapkan Neraca Saldo untuk mengecek
keseimbangan Buku Besar.
4
e. Membuat ayat jurnal penyesuaian dan memasukkan jumlahnya pada Neraca
Saldo dan jurnal penyesuaian disatukan dalam neraca lajur.
f. Membuat ayat-ayat penutup itu menjurnal dan memindahbukukan ayat-ayat
penutup.
g. Penyusunan Laporan Keuangan yaitu Laporan Rugi Laba, Laporan Perubahan
Modal dan Neraca.
Keterangan :
1. Bukti Transaksi
Transaksi adalah aktivitas perusahaan yang menimbulkan perubahan terhadap
posisi harta keuangan perusahaan, seperti menjual, membeli, membayar gaji,
serta membayar biaya-biaya lainnya.Bukti transaksi adalah suatu bukti yang
menerangkan terjadinya suatu kejadian yang dapat diukur dengan satuan uang
dan mempengaruhi kekayaan suatu perusahaan. Bukti-bukti asli yang dapat
mendukung setiap terjadinya transaksi antara lain : kwitansi, faktur dan bentuk-
bentuk lain (misalnya : nota-nota dari Bank (nota debet atau nota kredit), serta
bukti pengiriman/ penerimaan barang).
2. Buku Harian (Jurnal)
Transaksi dicatat pertama kali yang disebut Buku Harian (Jurnal).Jurnal adalah
suatu catatan kronologis dari transaksi entitas. Proses pencatatan mengikuti lima
langkah berikut ini :
Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya.
Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut
dan mengklasifikasikan berdasarkan jenisnya (aktiva, kewajiban atau
modal)
Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami penambahan
atau pengurangan yang disebabkan oleh transaksi itu.
Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.
Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal.
3. Buku Besar
Buku besar adalah buku utama pencatatan transaksi keuangan yang
mengkonsolidasikan masukan dari semua jurnal akuntansi.Buku besar
merupakan dasar pembuatan laporan neraca dan laporan laba/ rugi. Klsifikasi
Buku Besar yang dipergunakan dalam perusahaan adalah :
5
Buku Besar Umum (buku besar induk): semua perkiraan yang ada dalam
suatu periode tertentu seperti kas, piutang usaha, persediaan utang usaha
dan modal.
Buku Besar Pembantu (buku besar tambahan): sekelompok rekening
yang khusus mencatat perincian piutang usaha dan utang usaha yang
berfungsi memberi informasi yang lebih mendetail.
4. Neraca Saldo
Neraca saldo adalah kumpulan dari saldo-saldo yang ada pada setiap perkiraan di
buku besar. Pada kasus ini jumlah dari kolom debit dan kolom kredit harus sama.
Jika tidak, maka telah terjadi kesalahan pencatatan, mungkin dari jurnal umum
atau dari buku besar.Hal itu berarti kita harus menelusuri ulang kebelakang
sampai ditemukan kesalahannya. Dalam neraca saldo terdapat hamper semua
perkiraan pendapatan dan beban yang mempunyai pengarh lebih dari satu
periode akuntansi. Itulah sebabnya neraca ini disebut dengan neraca saldo yang
belum disesuaikan.Untuk itu diperlukan jurnal penyesuaian.
5. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk
menyesuaiakan saldo-saldo perkiraan (akun) agar menunjukkan keadaan
sebenarnya sebelum penyusunan laporan keuangan.Tujuan dari pembuatan jurnal
penyesuaian adalah agar pada akhir periode akun riil yaitu harta, kewajiban dan
modal menunjukkan keadaan yang sebenarnya dan agar akun-akun nominal,
yaitu akun pendapatan dan beban dapat diakui dalam suatu periode dan
menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Perkiraan-perkiraan yang memerlukan
penyesuaian antara lain ialah :
Biaya-biaya yang masih harus dibayar
Pendapatan yang masih harus diterima
Biaya-biaya dibayar dimuka
Pendapatan yang diterima dimuka
Penyusutan bangunan, mesin-mesin dan lain-lain
Pemakaian perlengkapan (office supplies dan store supplies)
Kemungkinan piutang tidak dapat tertagih
Persediaan barang dagangan
Neraca Lajur
6. Neraca Lajur
6
Neraca lajur adalah kumpulan dari perkiraan mulai dari neraca saldo, jurnal
penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, Harga Pokok Produksi (pada
perusahaan industri), Perkiraan Rugi/ laba dan Neraca.Neraca Lajur sebenarnya
hanya memudahkan dalam pembuatan laporan keuangan.
7. Jurnal Penutup
Jurnal Penutup adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk
menutup rekening-rekening nominal/ sementara.Akibat penutupan ini maka
rekening-rekening ini pada awal periode akuntansi saldonya nol.
8. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan
keuangan. Berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)
terdapat lima jenis laporan keuangan, yaitu :
Laporan Laba/ Rugi: digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan
mengalami keuntungan atau kerugian dalam periode tertentu.
Laporan perubahan modal : digunakan untuk mengetahui apakah modal
perusahaan bertambah atau berkurang dalam satu periode tertentu.
Neraca : digunakan untuk menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut
pada akhir periode tersebut (mengetahui jumlah harta, utang dan modal
perusahaan dalam satu periode tertentu).
Laporan Arus Kas : digunakan untuk mengetahui berapa pertambahan
ataupun pengurangan kas perusahaan dalam satu periode tertentu.
Catatan atas Laporan Keuangan : digunakan untuk menjelaskan secara
rinci atau detail mengenai keadaan perusahaan.
Siklus akuntansi akan berakhir dengan neraca saldo stelah penutupan. Neraca
saldo setelah penutupan adalah pengujian terakhir mengenai ketepatan
penjumlahan dan pemindah bukuan ayat jurnal penyesuaian dan penutupan.
Seperti halnya neraca saldo yang terdapat pada awal pembuatan neraca lajur,
neraca saldo setelah penutupan adalah daftar seluruh perkiraan dengan nilai
sisanya. Langkah ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa buku besar berada
pada posisi yang seimbang utnuk memulai periode akuntansi berikutnya. Neraca
saldo setelah penutupan diberi tanggal per-akhir periode akuntansi dimana
laporan tersebut dibuat. Isi perkiraan neraca saldo setelah penutupan adalah nilai
7
sisa akhir dari daftar permanen yaitu perkiraan neraca : aktiva, kewajiban dan
modal. Di dalamnya tidak termasuk perkiraan sementara, seperti pendapatan,
beban atau pengambilan pribadi, karena nilai sisa perkiraan tersebut telah
ditutup.
Apabila digambarkan siklus akuntansi akan tampak sebagai berikut :
Gambar 2.1 Siklus Akuntansi
3. Metode Pencatatan Akuntansi
Definisi moetode pencatatan akuntansi dalam buku yang berjudul Akuntansi
Pengantar Pendekatan Terpadu mendefinisikan dngan dua cara menurut Achmad
Tjahjono dan Sulastiningsih (2003:42) :
a. Cash Basic atau dasar kas adalah pendapaan hanya akandilaporkan apabila
benar-benar diterima dalam bentuk tunai. Demikian juga dengan beban
dilaporkan hanya jika beban sunggguh-sungguh dikeluarkan secara tunai.
b. Acrual Basic atau dasar akrual adalah melaporkan pendapatan itu diperoleh tanpa
mempertimbangkan kapan uang tunai akan diteima. Demikian juga dengan
beban akan dilaporkan pada saat terjadinya tanpa menunggu pengeluaran uang
tunai yang dilakukan.
Berdasarkan penjelasan diatas, metode akuntansi yang digunakan penulis
adalah metode pencatatan acrual basic, karena sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan di Kantor Kecamatan Semarang Barat.
4. Kebijakan dan Perubahan Akuntansi
8
Perusahaan-perusahaan perlu membuat pilihan diantara berbagai metode
akuntansi dalam mencatat transaksi yang menyiapkan laporan keuangan mereka.
Pilihan ini, yang dituntut oleh akuntansi berterima umum, mempresentasikan
kebijakan akuntansi suatu perusahaan. APB dalam opini 22, Disclosure of Acceding
Politicies (April, 1972), paragraf 6 mendefinisikan kebijakan akuntansi sebagai
berikut :
“kebijakan akuntansi dari sebuah pelaporan entitas adalah prinsip akuntansi spesifik dan metode penerapan prinsip tersebut yang oleh manajemen entitas dipandang paling tepat untuk menyajikan posisi keuangan, perubahan dalam posisi kuangan, dan hasil operasi dengan sewajarnya sesuai prinsip akuntansi berterima umum dan karenanya diadopsi untuk penyajian laporan keuangan”.
Perusahaan juga membuat perusahaan akuntansi sebagai bagian kebijakan
akuntansi mereka. Keyakinan umum adalah bahwa perusahaan membuat perubahan
akuntansi untuk memoles masalah kinerja. Literatur akuntansi menjelaskan
perubahan-perubahan dalam prinsip dan estimasi akuntansi dalam pengertian
keinginan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu seperti perataan laba, atau
pengurangan biaya keagenan berkaitan dengan pelanggan perjanjian utang. Sebuah
rangkuman hasil riset yang menunjukkan bahwa semakin ketat perjanjian utang,
perusahaan akan lebih cenderung mengendorkan ketatnya batasan perjanjian melalui
perubahan akuntan yang tepat.
Badan pengatur akuntansi telah mencoba membatasi kemampuan
manajemen untuk menggunakan perubahan akuntansi guna meningkatkan atau
menurunkan laba bersih. Sejak tahun 1970, APB No.20 telah menetapkan bahwa
perubahan akuntansi harus diperlakukan sebagai sebuah perubahan efek kumulatif,
perubahan dalam laba bersih periode terjadinya perubahan dan pengngkapan dalam
catatan efek pengadopsian prinsip akuntansi yang baru terhadap laba sebelum laba
luar biasa dan laba bersih dari perubahan periode. SEC melalui Accounting Release
No. 177 menentukan bahwa perubahan akuntansi dibuat untuk memperoleh metode
akuntansi yang lebih baik, dengan menggunkan pertimbangan bisnis yang masuk
akal dalam pemilihannya. Sementara kedua pengumuman tersebut bertindak sebagai
mekanisme pengendalian, tidak menghilangkan kemampuan manajemen untuk
meningkatkan atau menurunkan laba melalui perubahan akuntansi.
5. Tujuan Akuntansi
9
FASB meyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan ditujukan kepada
pemegang saham, investor dan kreditur. Lebih lengkapnya FASB (1980) dalam
SFAC No.1 menyatakan :
“Pelaporan keuangan seharusnya menyediakan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur yang sekarang dan yang potensial serta para pemakai lain dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan keputusan serupa secara resional.”
Perlu dicatat bahwa tujuan akuntansi adalah berhubungan dengan fungsi
akuntansi historis. Tujuan akuntansi pada umumnya dibagi ke dalam tiga bagian,
bagian-bagian tersebut meliputi: (1) informasi untuk pengambilan keputusan, (2)
pengguna informasi, dan (3) informasi yang bermanfaat.
Informasi untuk Pengambilan Keputusan
Informasi akuntansi merupakan alat yang digunakan oleh pengguna
informasi untuk pengambilan keputusan, terutama oleh pelaku bisnis. Dimana
informasi akuntansi diharapkan dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang
bisa mengukur dan mengkomunikasikan informasi keuangan tentang kegiatan
ekonomi. Informasi akuntansi sangat diperlukan oleh pihak manajemen perusahaan
dalam merumuskan berbagai keputusan dalam memecahkan segala permasalahan
yang dihadapi perusahaan. Informasi akuntansi yang dihasilkan dari suatu laporan
keuangan berguna dalam rangka menyusun berbagai proyeksi, misalnya proyeksi
kebutuhan uang kas di masa yang akan datang. Dengan menyusun proyeksi tersebut
secara tidak langsung akan mengurangi ketidakpastian, antara lain mengenai
kebutuhan akan kas.
Informasi akuntansi berhubungan dengan data akuntansi atas transaksi-
transaksi keuangan dari suatu unit usaha, baik usaha jasa, dagang maupun
manufaktur.Supaya informasi akuntansi dapat dimanfaatkan oleh manajer atau
pemilik usaha, maka informasi tersebut disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan.Arus informasi akuntansi keuangan dari
perusahaan kecil sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana perkembangan
usaha perusahaan, bagaimana struktur modalnya, berapa keuntungan yang diperoleh
perusahaan pada suatu periode tertentu.
Informasi akuntansi yang banyak disiapkan dan digunakan perusahaan kecil
dan menengah adalah informasi yang diharuskan menurut undang-undang atau
10
peraturan (statutory).Selain itu, informasi akuntansi yang seharusnya dibutuhkan
oleh manajemen perusahaan kecil dan menengah dalam penggunaan informasi
akuntansi sangat terbatas sekali.Banyak kelemahan dalam praktik akuntansi terutama
pada perusahaan kecil. Kelemahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain pendidikan dan overload standar akuntansi yang dijadikan pedoman dalam
penyusunan pelaporan keuangan.
Informasi bagi Pengguna
Kegunaan informasi akuntansi telah diuraikan secara ringkas diatas.Juga
telah dijelaskan bahwa pihak yang memerlukan informasi akuntansi yang dapat
berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Akuntansi menyediakan cara untuk
mengumpulkan data ekonomis dan melaporkannya kepada bermacam-maca individu
dan pihak-pihak yang berkepentingan. Pemilik dan calon pemilik perusahaan perlu
mengetahui bagaimana keadaan keuangan perusahaan dan prospeknya di masa
datang. Bagi pemilik, informasi itu dapat digunakan untuk memutuskan apakah ia
akan tetap mempertahankan kepemilikannya di perusahaan tersebut, atau
menjualnya dan kemudian menanamkan modalnya di tempat lain. Bagi calon
pemilik untuk memutuskan apakah ia akan menanamkan modalnya di perusahaan
tersebut.
Disisi lain, pihak kreditur ingin mengetahui perkembangan perusahaan
setelah pinjaman diberikan. Bank harus selalu menilai kemampuan perusahaan
mengembalikan pinjaman untuk memutuskan apakah harus memberi tambahan
pinjaman atau menarik pinjaman yang telah diberikan. Bagi calon kreditur,
informasi tentang perusahaan diperlukan untuk menilai risiko yang akan terjadi
sebelum pinjaman diputuskan untuk diberikan.
Badan-badan pemerintah sangat berkenaan dengan kegiatan keuangan
perusahaan untuk tujuan-tujuan pajak dan pengaturan-pengaturannya.Kantor pajak
berkepentingan terhadap informasi akuntansi perusahaan untuk memeriksa
kebenaran jumlah pajak yang dilaporkan.Pegawai dan serikat pekerjaannya sangat
tertarik mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan yang memperkerjaannya.
Pihak yang sangat tergantung dan paling banyak berhubungan dengan hasil
akhir akuntansi adalah mereka yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan
kegiatan perusahaan atau biasa disebut dengan manajemen perusahaan.Jenis
informasi yang dibutuhkan untuk tiap-tiap manajemen perusahaan berbeda sesuai
11
dengan besarnya perusahaan.Manajemen sebuah perusahaan kecil mungkin hanya
membutuhkan informasi akuntansi yang sedkit saja.Semakin besar perusahaan,
semakin sedikit kesempatan manajemen perusahaan untuk berhubungan langsung
engan kegiatan sehari-hari. Tetapi, walupun demikian, ia harus mendapatkan
informasi yang tepat pada waktunya mengenai berbagai aspek yang terdapat dalam
perusahaan tersebut.
Tujuan Pemakai
Setiap kelompok pemakai laporan keuangan memiliki tujuan yang berbeda-
beda untuk pelaporan keuangan.Sebagai contoh, para manager dan auditor mereka
seringkali berbeda pendapat tentang tujuan yang tepat untuk akuntansi. Misalnya,
manager dari banyak perusahaan yang kecil bersama dengan auditor merek telah
diketahui merasa bahwa proses penetapan standar dipengaruhi tujuan-tujuan
perusahaan yang lebih besar. Jika seseorang mengambil gagasan untuk
memproduksi serangkaian laporan tujuan khusus, orang harus memilih informasi
yang relevan dari berbagai model ramalan dan keputusan untuk pemakai. Sangat
mungkin untuk menentukan model keputusan mana yang sedang digunakan dengan
mencari bagaimana pemakai sebenarnya mengambil keputusan dan informasi apa
yang mereka inginkan. Akan tetapi prosedur ini mungkin tidak menuntun pada hasil
yang terbaik karena pemakai dibatasi oleh informasi akuntansi yang sekarang
tersedia.Demikian pula mereka mungkin tidak menggunakan model terbaik
berdasarkan informasi yang disediakan untuk mereka.
Pertanggung jawaban
Laporan keuangan yang dapat dipertanggung jawabkan merupakan salah
satu kesulitan lain dalam penetapan-penetapan tujuan untuk pelaporan keuangan
adalah bahwa pemakai hanyalah salah satu sisi dai persamaan informasi. Informasi
mempunyai potensi untuk mempengaruhi perilaku baik pemakai maupun
pemasoknya.Oleh karena itu kedua belah pihak harus dipertimbangkan dalam
transmisi informasi tersebut. Dengan perkataan lain, seseorng harus
memperhitungkan juga tujuan pemasok selain tujuan penerima. Jika tidak ada yang
lain orang harus mempertimbangkan biaya penyediaan informasi. Yuji Ijiri berusaha
menghimpun berbagai pihak yang bersangkutan dalam suatu model pertanggung
12
jawaban yang di dalamnya ia menggambarkan adanya akuntor, akuntee dan akuntan.
Ijiri menjelaskan sebagai berikut (Hendriksen dan Van Breda,2000) :
“Suatu kerangka dasar berdasarkan pertanggung jawaban, tujuan akuntansi adalah untuk menyediakan suatu sistem arus informasi yang adil diantara akuntor dan akuntee. Berdasarkan hubungan pertanggung jawaban yang mendasari, akuntee mempunyai hak tertentu untuk mengetahui, pada saat yang sama kerangka dasar ini mengakui bahwa akuntor juga mempunyai hak untuk melindungi rahasia. Lebih banyak informasi mengenai akuntor tidak selalu lebih baik. Mungkin lebih baik dari sudut pandang akuntee tetapi tidak demikian halnya darin keseluruhan hbungan pertanggung jawaban.”
6. Postulat Akuntansi
Postulat Akuntansi terdiri dari :
a. Postulat Entity
Akuntansi mencatat hasil kegiatan operasi dari suatu entity (lembaga,
perusahaan, organisasi) yang terpisah dan dibedakan dari pemilik. Menurut
konsep ini kita bias menyusun laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan
pemakainya, maka setiap perusahaan dianggap sebagai unit akuntansi yang
terpisah dari pemiliknya. Berdasarkan pengertian ini maka yang menjadi objek
dan perhatian dari akuntansi yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah
kejadian yang dialamai suatu lembaga, entity, atau perusahaan bukan gabungan
dengan pribadi pemiliknya.Konsep ini disebut konsep Firm Oriented.
Dari sisi lain konsep entity yang dilihat dari kepentingan ekonomi dari
beberapa konsumen laporan keuangan suatu entity bukan dari kegiatan
administrasi lembaga tadi. Pengertian ini disebut User Oriented.Dalam konsep
ini yang menjadi perhatian dalam penyusunan laporan keuangan adalah para
pemakai. Informasi apa yang diinginkan pemakai itulah yang dilaporkan dalam
laporan keuangan. Untuk mengetahui apa yang diinginkan para pemakai laporan,
perlu diketahui :
1.) Kepentingan para pemakai laporan;
2.) Sifat-sifat dari pemakai laporan.
Contoh yang paling jelas di sini adalah Akuntansi Sosial, AKuntansi
Lingkungan, Akuntansi Sumber Daya Manusia, dan lain-lain. Dalam bidang ini
yang menjadi dasar bertolak adalah apa yang diinginkan para pemakai laporan
keuangan bukan tentang apa maunya teori akuntansi.
b. Postulat Going Concern
13
Going Concern disebut juga Continuity. Postulat ini menganggap bahwa
perusahaan akan terus melaksanakan operasinya sepanjang proses penyelesaian
proyek, perjanjian, dan kegiatan yang sedang berlangsung. Perusahaan dianggap
tidak akan berhenti, ditutup atau dilikuidasi di masa yang akan dating.
Perusahaan diangggap akan hidup beroperasi untuk jangka waktu yang tidak
terbatas.
Postulat ini memberikan pembenaran terhadap penilaian asset secara
historical cost dan book value bukan current value atau liquidation value. Dalam
asumsi ini seolah dinyatakan bahwa nilai atau harga yang terdapat dalam laporan
keuangan didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan ini tidak akan dilikuidasi
atau dijual sehingga nilai-nilai yang tercantum di dalam laporan keuangan bukan
nilai likuidasi atau nilai dari asset atau utang dari perusahaan yang akan
dibubarkan. Dalam kenyataan nilai asset perusahaan yang sudah berhenti dan
menunggu akan dibubarkan umumnya berbeda atau jauh lebih rendah
dibandingkan dengan nilai aset dari perusahaan yang masih terus beroperasi dan
lancer. Postulat ini juga membenarkan metode alokasi akuntansi seperti
pembebanan penyusutan, penyisihan, konsep konservatisme maupun amortisasi
selama masa penggunaannya atau selama perusahaan berjalan.
Postulat going concern ini juga dapat dipergunakan untuk mendorong
agar manajer bersikap forward looking, melihat jauh ke depan dan investorpun
dengan pemahaman ini diharapkan ia akan bersedia menanamkan modalnya
dalam perusahaan dalam jangka waktu yang lama atau terus-menerus agar ia
mendapatkan value added dari kinerja perusahaan.
c. Postulat Unit of Measure
Postulat ini yang disebut juga monetary unit postulate menganggap bahw
setiap transaksi harus diukur dengan suatu alat ukur atau alat tukar yang
seragam. Alat ukur yang dipakai dalam akuntansi adalah alat ukur moneter.
Pistulat ini menimbulkan dua keterbatasan akuntansi berikut ini :
1) Akuntansi terbatas pada pemberian informasi yang dijabarkan dalam ukuran
moneter (uang), tidak mencatat informasi relevan lainnya yang bersifat non
moneter (misalnya kilogram, meter, luas, jumlah, space) sehingga akuntansi
dianggap hanya informasi yang: kuantitatif, formal, terstruktur, dapat diaudit,
dan berorientasi masa depan. Namun, saat ini para ahli terus berupaya agar
14
informasi yang diberikan oleh akuntansi keuangan dapat memasukkan aspek-
aspek kualitatif melalui berbagai instrument laporan.
2) Keterbatasan yang kedua adalah terkandung dalam unit moneter itu sendiri
yang sifatnya atau nilainya berfluktuasi karena tergantung pada kemampuan
daya belinya (purchasing power). Sehingga dalam teori-teori tradisional
postulat stable monetary unit adalah bagian dari postulat akuntansi.
Kenyataannya adalah bahwa daya beli uang itu tidak stabil karena dimakan
oleh inflasi sehingga informasi keuangan yang disajikannya kehilangan
relevansi, maka muncullah yang dikenal dengan akuntansi inflasi atau
menggunakan metode penilaian current cost.
d. Postulat Accounting Period
Postulat ini menggambarkan bahwa walaupun akuntansi itu memegang postulat
going concern, namun posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahannya yang
harus dilaporkan secara periodic atau kurun waktu tertentu, bisa per bulan, per
semester atau per tahun. Dapat menggunakan tahun kalender, tahun fiscal atau
tahun lain (business year). Postulat ini menerapkan konsep accrual accounting
dan cash accounting.Akuntansi memakai accrual basis bukan cash basis. Setiap
penyusunan laporan keuangan perlu dicatat yang accrual dan yang deferral,
seperti: biaya dibayar di muka, biaya terutang, pendapatan yang jatuh tempo,
pendapatan yang diterima di muka, dan penyusutan, kendatipun belum
direalisasikan melalui kas.
7. Prinsip Dasar Akuntansi
Banyak pihak baik komite maupun perseorangan yang memberikan
prinsip dasar akuntansi tersebut. Antara satu dengan yang lain kadang memiliki
perbedaan dan juga persamaan. Berikut ini akan kita berikan beberapa pendapat
tersebut.
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia memberikan dua asumsi dasar yaitu :
a. Dasar Akrual
Artinya bahwa dalam menyusun laporan keuangan pengakuan transaksi
didasarkan pada kejadian atau peristiwa bukan didasrkan pada transaksi kas
b. Kelangsungan Usaha
15
Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi bahwa entity yang dimaksud
akan terus melanjutkan usahanya, dalam asumsi dasarnya tidak ada maksud
untuk melakukan likuidasi.
APB Statement No.4 memberikan Sembilan prinsip dasar akuntansi sebagai berikut :
1) The Cost Principle
Menurut pendapat ini cost principle atau disebut juga acquisition cost atau
historical cost adalah dasar penilaian yang tepat untuk mencatat perolehan
barang, jasa, biaya, harga pokok, dan equity. Dengan perkataan lain, setiap
perkiraan dinilai berdasarkan harga pertukarannya pada tanggal perolehan.
APB Statement No.4 mendefinisikan Cost sebagai berikut.
Cost adalah suatu jumlah tertentu yang diukur dalam bentuk uang dari kas yang
dibelanjakan atau barang lain yang diserahkan, modal saham yang dikeluarkan,
jasa yang diberikan, atau utang yang dibebankan sebagai imbalan dari barang
dan jasa yang diterima atau akan diterima.
Cost dapat dibagi: expired dan unexpired. Unexpired cost atau asset adalah
semua yang akan dibebankan kepada produksi dari penghasilan yang akan
datang. Expired cost adalah pengurangan dari penghasilan sekarang atau
dibebankan ke laba ditahan.
Kelemahan dari prinsip ini yang paling utama adalah akibat nilai
uang/kemampuan daya beli yang tidak stabil sehingga bisa terjadi kemungkinan
kesalahan pembaca dalam membaca laporan keuangan yang disajikan secara cost
principle.
2) The Revenue Principle
Prinsip ini menjelaskan sifat dan komponen, pengukuran dan pengakuan revenue
sebagai salah satu elemen penyusunan laporan laba rugi. Ketiga aspek itu
dijelaskan sebagai berikut :
a. Sifat dan Komponen dari Revenue
Pada umumnya revenue telah ditafsirkan sebagai :
1. Arus kas net asset sebagai akibat dari penjualan barang dan jasa;
2. Arus keluar barang dan jasa dari perusahaan kepada langganan;
3. Produksi perusahaan sebagai akibat dari semata-mata penciptaan barang
dan jasa oleh perusahaan selama periode tertetu.
Perbedaan itu timbul akibat perbedaan pandangan terhadap apa yang
dianggap termasuk dalam revenue.
16
Adapun dua pandangan tentang revenue, yaitu sebagai berikut :
1. Secara luas revenue dianggap termasuk seluruh hasil dari perusahaan dan
kegiatan investasi. Termasuk revenue ialah seluruh perubahan net asset
yang timbul dari kegiatan produksi dari laba rugi yang berasal dari
penjualan aktiva dan investasi.
Sikap ini dianut oleh Accounting Terminology Bulletin No.2 yang
menjelaskan definisi revenue sebagai berikut :
Revenue berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa dan diukur
dengan jumlah yang dibebankan kepada langganan, klaim atas barang
dan jasa yang disiapkan untuk mereka.Juga termasuk laba dari penjualan
atau pertukaran asset (kecuali surar berharga), hak deviden dari investasi
dan kenaikan lainnya pada equity pemilik kecuali yang berasal dari modal
dan penyesuaian modal.
2. Secara sempit revenue hanya yang berasal dari kegiatan produksi, tidak
termasuk Laba Rugi yang berasal dari penjualan aktiva tetap. Definisi ini
membedakan istilah revenue dengan Laba Rugi. AAA pada tahun 1957
mendefinisikan net income sebagai berikut :
Kelebihan revenue dibandingkan dengan biaya yang dibebankan
ditambah dengan Laba Rugi perusahaan lainnya yang berasal dari
penjualan, pertukaran, atau penggantian asset lainnya.
b. Pengukuran Revenue
Revenue diukur menurut produk atau jasa yang ditukar dengan cara transaksi
yang objektif atau istilah akuntansinya arm’s-length transaction.
Nilai disini dapat berupa :
1. Net Cash atau Equivalent
2. Nilai discounted dari uang yang diterima atau akan diterima sebagai
imbalan perukaran barang dan jasa yang diserahkan perusahaan kepada
langganannya.
Dari nilai ini ada dua penafsiran yang muncul :
Potongan harga (cash discount) dan pengurangan lain dari harga
tetap seperti Rugi Piutang Ragu. Hal ini perlu disesuikan untuk
menghitung net cash yang sebenarnya atasa nilai diskonto uang
yang diklaim yang harus dikurangi untuk menghitung revenue.
17
Pendapat ini bertentangan dengan anggapan bahwa cash discount
dan Rugi Piutang Ragu dianggap sebagai biaya.
Untuk transaksi yang bukan melalui kas, nilai tukarnya dianggap
sama dengan nilai pasar wajar dari jumlah yang akan diterima
yang paling mudah dan paling jelas dapat dihitung.
c. Bukti Pengakuan Revenue
Secara umum diakui bahwa revenue dan laba diakui sepanjang tahap (siklus)
operasi, yaitu selama masa diterima, diproduksi, dijual, dan ditagih.
Karena sukar melalukukan alokasi untuk periode siklus ini, akuntan
menggunakan prinsip realization principle yang merupakan kejadian kritis
dalam periode siklus pengakuan revenue dan income.
Prinsip realisasi ini diartikan sebagai berikut :
Perubahan dalam asset atau kewajiban yang telah dianggap terjadi dan
objektif sebagai jaminan penyelesaisan transaksi tertentu. Saat penyelesaian
terletak pada kejadian transaksi pertukaran yang dilakukan diantara pihak-
pihak yang independen atau dilakukan diantara pihak-pihak yang independen
atau dilakukan secara praktik dagang yang sudah diatur, atau berdasarkan
surat perjanjian yang dianggap sudah pasti.
Permasalahannya adalah masalah penyelesaian perubahan tadi.AAA
Committee on Concepts and Standart-External Reporting memberikan
kriteria untuk pengakuan revenue dan income.
B. Pengertian Sistem
Pendekatan sistem dengan menekankan pada prosedur, mendifinisikan sistem
berbagai suatu jaringan kinerja dari prosedur-prosedur yang saling berhungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu
sasaran tertentu.Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen mendefinisikan
sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen dalam suatu sistem tidak dapat berdiri
sendiri-sendiri. Pendekatan sistem yang menekankan pada komponen akan lebih mudah
di dalam mempelajari suatu sistem untuk tujuan analisis dan perancangan suatu sistem
(Ardiansyah, 2002).
Pengertian Sistem menurut Cole yang dikutip oleh Hariningsih dalam bukunya
Sistem Informasi Akuntansi (2006:2) adalah sebagai berikut :
18
“Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.”
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan
dari berbagai unsur atau bagian yang saling berkaitan dengan bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sistem memiliki karakteristik atau beberapa sifat tertentu, yaitu mempunyai
komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem