Akuisisi dan Pelepasa n PPE (Propert y, Plant, and Peralata n) BAB 10
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan)
BAB 10
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Property, Plant, Equipment
Dalam akuntansi dikenal dengan adanya aktiva tetap. Kemudian seiring dengan
berkembangnya prinsip IFRS, aktiva tetap kini lebih dikenal dengan sebutan Property, Plant,
and Peralatan (yang selanjutnya akan disingkat menjadi PPE dalam kelanjutan buku ini). Pada
dasarnya, yang dimaksud dengan PPE adalah suatu aset atau aktiva yang dimiliki perusahaan
yang sifatnya tahan lama. Sejatinya tidak ada masalah dalam penamaan aset yang dimaksud
baik PPE, maupun aktiva tetap karena sifat penamaan tersebut dapat dipertukarkan.
Sebagaimana diungkapkan berdasarkan prinsip FASBI bahwa aktiva tetap didefinisikan
sebagai harta berwujud yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan operasional dan
dapat digunakan berulang-ulang serta umurnya lebih dari satu tahun. Sementara, berdasarkan
IFRS yang akan mulai diterapkan, PPE adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan
dalam produksi/penyediaan barang/jasa, untuk direntalkan, atau untuk tujuan administratif,
dan diharapkan digunakan lebih dari satu periode.
Karakteristik umum yang dimiliki PPE adalah sebagai berikut :
1. Aset yang diperoleh dan digunakan untuk kegiatan operasi dan bukan untuk dijual.
Yang dimaksud dengan kegiatan operasi di sini adalah kegiatan operasi normal yang
sehari-harinya dilakukan oleh perusahaan. Sehingga aset yang digunakan bukan untuk
kegiatan normal perusahaan tidak dapat diklasifikasikan sebagai PPE. Contoh : Gedung
yang menganggur (tidak digunakan oleh perusahaan) cenderung tidak dapat
diklasifikasikan ke dalam PPE dan lebih tepat dimasukan ke dalam investasi.
2. Aset yang sifatnya bertahan dalam jangka panjang dan biasanya dapat disusutkan.
PPE pada umumnya memiliki masa manfaat yang lebih dari satu tahun. Sehingga
perusahaan dapat mengalokasikan biaya perolehan aset dengan periode mendatang
berdasarkan perkiraan masa manfaat dengan dilakukan depresiasi. Hanya Tanah yang
tidak didepresiasi, karena pada dasarnya depresiasi dilakukan atas penurunan nilai
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
secara material dari suatu aset yang nilainya semakin berkurang seiring bertambahnya
usianya.
3. Aset yang memiliki bentuk fisik.
PPE merupakan aktiva berwujud yang tentunya memiliki ciri utama berupa benda yang
dapat dilihat dan dirasakan secara fisik. Hal ini yang membedakan dengan aset tidak berwujud
(intangible assets).
Akuisisi (Perolehan) atas Property, Plant, and Peralatan
Pada akuntansi aktiva tetap berdasarkan standar akuntansi yang mengacu di negara
Amerika Serikat yakni US GAAP, dasar nilai aktiva tetap yang digunakan adalah basis biaya
historis. Sementara dalam pendekatan IFRS tidak digunakan basis biaya historis, mengingat
hanya akan berdampak pada penyajian laporan keuangan yang kemudian dianggap kurang
relevan dengan kebutuhan nyata pengguna informasi suatu laporan keuangan. Karena biaya
historis sejatinya tidak mampu menggambarkan nilai riil aktiva tetap dalam laporan keuangan.
Kebanyakan perusahaan menggunakan biaya historis sebagai dasar nilai PPE yang
nantinya akan digunakan sebagai dasar depresiasi aset tersebut. Biaya historis mengukur harga
perolehan aset dengan kas atau setara kas termasuk juga seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
membawa aset ke lokasi dan dalam kondisi yang dibutuhkan sesuai dengan niat penggunaan.
Kemudian PPE akan masuk dalam tahap pengakuan bilamana perusahaan mendapati bahwa
biaya perolehan PPE tersebut dapat diandalkan dan memungkinkan perusahaan untuk meraup
keuntungan secara ekonomi di masa mendatang dengan aset PPE tersebut.
Kemudian, selanjutnya dalam pembahasan bab ini akan dikenal beberapa istilah yang
berhubungan, di antaranya :
Biaya perolehan (cost) adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu asset pada saat
perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke asset
pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain.
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Nilai residu atau nilai sisa aktiva adalah jumlah yang diperkirakan akan diperoleh
perusahaan pada saat ini dari pelepasan aktiva, setelah dikurangi perkiraan biaya
pelepasan, jika aktiva telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir
umur manfaatnya.
Nilai wajar adalah sejumlah nilai yang digunakan untuk mempertukarkan aktiva antara
pihak – pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu
transaksi dengan wajar.
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva
selama umur manfaatnya yang pada umumnya lebih dari satu tahun (yang biasanya
diperkiraakan oleh perusahaan).
Umur manfaat adalah suatu periode di mana asset diharapkan akan digunakan oleh
entitas atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari asset
tersebut oleh entitas.
Pada awal tahap pengakuan PPE, biaya perolehan atas suatu aktiva tetap yang
dikeluarka perusahaan harus mulai diakui sebagai aset apabila:
a. Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset
tersebut akan mengalir ke entitas
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
Selanjutnya pada tahap penilaian, perusahaan dapat menilai PPE dengan memilih 2 metode
antara Metode Biaya (Cost Method) atau Metode Nilai Pasar (Fair Value Method). Perusahaan
tidak diharuskan untuk menggunakan metode yang sama dalam penilaian seluruh aset PPE yang
dimilikinya, melainkan dapat menggunakan metode yang berbeda untuk masing-masing aset
PPE berasarkan kebijakan perusahaan tersebut. Contoh : Perusahaan dapat menggunakan
Metode Biaya untuk penilaian Mesin, sementara menggunakan Metode Nilai Pasar untuk
penilaian Gedung dan Peralatan.
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Biaya-Biaya
Biaya Perolehan
Biaya perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunainya dan diakui pada saat
terjadinya. Jika pembayaran untuk suatu aset ditangguhkan hingga melampaui jangka waktu
kredit normal, perbedaan antara nilai tunai dengan pembayaran total diakui sebagai beban
bunga selama periode kredit kecuali dikapitalisasi sesuai dengan pengakuan alternatif yang
diizinkan. Karena pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan, maka biaya yang dicatat
oleh perusahaan sebagai biaya perolehan PPE dan bagiannya adalah sebagai berikut :
Harga Pembelian
Harga pembelian adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli suatu
aset PPE, termasuk di dalamnya adalah kewajiban impor, pajak, serta
memperhitungkan adanya diskon apabila ada dalam pembelian aset PPE tersebut.
Biaya yang dikeluarkan untuk membawa aset ke lokasi dan dalam kondisi yang
dibutuhkan manajeme sesuai dengan niat penggunaan (biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung)
Biaya ini akan dikapitalisasi sebagai biaya perolehan aset PPE yang kemudian
didepresiasi. Contoh : Biaya pengiriman, Biaya pengangkutan, Biaya Instalasi, dan
sebagainya.
Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi
aset.
Dalam hal aset tetap diperoleh dengan cara kredit, bunga kredit tidak termasuk sebagi
biaya aset tetap, dalam kasus ini biaya aset tetap diakui sebesar nilai tunai dari pembayaran
periodik. Biaya inkremental lain, seperti biaya konsultasi dan biaya komisi dalam rangka
pembelian aset termasuk sebagai bagian dari biaya aset tetap berwujud.
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Kemudian, ada kalanya saat biaya perolehan dari suatu aset tetap diukur pada nilai wajar,
kecuali:
a. Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial
b. Nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara handal.
Entitas tidak dapat segera menghentikan pengakuan aktiva meskipun perolehan aktiva
yang diserahkan dikur pada nilai wajar. Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur dengan nilai
wajar, maka biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan.
Kemudian dalam hal terjadi transaksi perolehan suatu aktiva tetap akan tetapi nilai wajar dari
aktiva yang diperoleh entitas tidak memiliki transaksi pasar yang serupa, maka akan dapat
diukur secara andal apabila:
a. Variabilitas perkiraan rentang nilai wajar yang masuk akal untuk aktiva yang dimaksud
tidak signifikan
b. Kemungkinan dari bemacam perkiraan rentang tersebut dapat dinilai secara memadai
dan digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aktiva
Sementara itu terdapat pula sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan namun
bukan merupakan biaya perolehan aset tetap, seperti :
a. Biaya pembukaan fasilitas baru
b. Biaya pengenalan produk baru (termasuk biaya iklan dan biaya promosi)
c. Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru (termasuk
biaya pelatihan staf)
d. Administrasi dan biaya overhead umum lainnya.
Biaya Tanah
Seluruh pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan yang dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh tanah hingga siap digunakan merupakan biaya tanah. Pada umumnya, yang
dimaksud dengan biaya tanah adalah sebagai berikut :
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
a. Harga Pembelian
b. Biaya pembongkaran bangunan / gedung lama
c. Biaya pengacara / konsultan
d. Biaya premi asuransi
e. Komisi Real Estate
f. Pajak Real Estate
g. Biaya perataan tanah
Terdapat pula biaya yang berkaitan dengan tanah namun terpisah bukan sebagai Biaya
Tanah melainkan Biaya Pengembangan Lahan (Tanah Improvement). Contoh pengeluaran yang
diklasifikasikan sebagai Tanah Improvement adalah seperti biaya pembuatan lahan parker,
pemagaran tanah, pembuatan trotoar, dan sebagainya.
Pada dasarnya, seluruh tanah diklasifikasikan sebagai PPE karena sifatnya yang tahan lama.
Akan tetapi, dalam hal tanah dibeli oleh perusahaan Real Estate yang tujuan dibelinya tanah
tersebut untuk dijual kembali maka tanah tersebut tidak tepat untuk digolongkan ke dalam PPE,
melainkan diklasifikasikan sebagai investasi.
Biaya Gedung
Biaya bangunan haruslah termasuk atas seluruh pengeluaran yang secara langsung
terkait dengan perolehan gedung atau konstruksi gedung. Biaya-biaya yang dimaksud adalah di
antaranya seperti biaya bahan konstruksi gedung, biaya pekerja pembangun, biaya overhead
yang terjadi sepanjang masa membangun bangunan. Kemudian termasuk juga atas biaya
bangunan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh izin mendirikina gedung (atau di
Indonesia lazim dikenal dengan IMB atau Izin Mendirikan Bangunan).
Pada umumnya suatu perusahaan dalam membangun gedung akan melakukan kontrak
kerja sama dengan perusahaan konstruksi untuk kegiatan tersebut. Dan yang akan dimasukan
ke dalam biaya gedung adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan mulai dari penggalian awal
sampai dengan biaya penyelesaian gedung. Kemudian berbicara mengenai gedung, apabila
suatu perusahaan membeli tanah yang di atasnya terdapat gedung, yang selanjutnya gedung
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
tersebut dihancurkan untuk mempersiapkan tanah, maka atas biaya yang dikeluarkan untuk
menghancurkan bangunan gedung tersebut tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya gedung
melainkan biaya penghancuran dikurangi dengan nilai sisa bangunan tersebut diklasifikasikan
sebagai biaya tanah.
Biaya Peralatan
Harga Pembelian Neto
Pajak-pajak
Biaya Pengangkutan
Biaya Instalasi
Biaya pengujian aset apakah peralatan berfungsi dengan baik
Biaya modifikasi yang dibutuhkan
Pengakuan terhadap biaya – biaya dalam jumlah tercatat suatu aset tetap dihentikan
ketika aset tersebut telah siap digunakan manajemen. Oleh karena itu, biaya pemakaian dan
pengembangan aset tidak dimasukkan ke dalam jumlah tercatat aset tersebut. Biaya – biaya
yang terjadi ketika suatu aset telah mampu beroperasi, kerugian awal operasi, biaya relokasi
atau reorganisasi sebagian atau seluruh operasi entitas adalah beberapa contoh biaya yang
tidak termasuk dalam jumlah tercatat suatu aset tetap.
Beban Bunga Selama Konstruksi Bangunan
Terdapat tiga pendekatan yang disarankan dalam hal akuntansi untuk mencatat atau
menghitung beban bunga yang terjadi dalam pembiayaan konstruksi bangunan. Ketiga
pendekatan yang dimaksud adalah :
1. Tidak mengkapitalisasi biaya bunga selama pembangunan
Dalam pendekatan ini, bunga dianggap sebagai biaya pendanaan, tidak termasuk biaya
pembangunan aset. Jika perusahaan menerbitkan saham, dengan kata lain tidak
mendanai pembangunan asetnya melalui utang, maka biaya bunga tidak akan terjadi.
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Pendekatan ini memiliki kelemahan, sebab dapat disanggah bahwa penggunaan kas, dari
manapun sumbernya, akan menimbulkan biaya bunga meskipun hanya secara implisit,
yakni hal tersebut tidak seharusnya diabaikan.
2. Membebankan seluruh biaya pendanaan, baik yang teridentifikasi ataupun tidak, ke
pembangunan aset
Menurut pendekatan ini, biaya pembangunan aset harus mencakup biaya
pendanaannya, apakah diperoleh secara tunai, berasal dari pinjaman, atau melalui
penerbitan saham perusahaan. Pendukung pendekatan ini menyatakan bahwa seluruh
biaya yang diperlukan untuk mempersiapkan aset sesuai tujuan penggunaannya
(termasuk bunga) menjadi bagian dari biaya aktiva. Bunga, baik yang secara nyata
terjadi atau hanya sekedar rerjadi secara implisit, merupakan biaya. Sebagaimana tenaga
kerja dan bahan mentah. Kelemahan pendekatan ini adalah pendekatan ini menyatakan
bahwa diperhitungkannya biaya yang terkait dengan penerbitan saham (pendanaan
ekuitas) bersifat subjektif dan menyimpang dari rerangka biaya historis.
3. Hanya mengkapitalisasi bunga sesungguhnya yang terjadi selama perioda pembangunan
Pendekatan ini menyepakati sebagian logika yang mendasari pendekatan kedua—yakni
bunga adalah biaya sebagaimana tenaga kerja dan bahan mentah. Tetapi pendekatan ini
hanya mengkapitalisasi biaya bunga yang terjadi dari pendanaan melalui utang. Biaya
yang terkait dengan pendanaan melalui penerbitan saham diabaikan. Dengan
pendekatan ini, biaya aset yang pembangunannya didanai melalui utang akan lebih
tinggi dibandingkan dengan jika aset itu didanai melalui penerbitan saham. Sebagian
kalangan tidak puas dengan pendekatan ini karena mereka meyakini biaya aset harusnya
sama, entah itu diperoleh secara tunai, didanai melalui utang, atau didanai melalui
penerbitan saham.
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Dalam hal konstruksi bangunan atau gedung, perusahaan juga mengenal akan
Borrowing cost (Biaya Peminjaman) yakni biaya bunga dan biaya lain terkait dengan pinjaman
dana, misalnya short-term borrowings (wesel bayar), long-term borrowings (gadai real estate),
dan biaya lainnya seperti:
Amortisasi diskon atau premi pinjaman;
Selisih kurs mata uang asing terhadap pinjaman dalam penyesuaian dengan
bunga pinjaman.
Hingga kini, pengakuan Biaya Peminjaman masih diperdebatkan, antara dibebankan
segera atau dikapitalisasi. Namun menurut IAS 23: Biaya peminjaman yang secara langsung
dapat diatribusikan dalam perolehan, pembanguan, atau poduksi atas suatu aktiva dikapitalisasi
sebagai bagian dari aktiva. Adapun sebenarnya mengenai tujuan kapitalisasi tersebut adalah
untuk mendapatkan biaya investasi aktiva original yang lebih akurat dan mencapai penandingan
yang lebih baik atas biaya yang ditangguhkan dengan pendapatannya di periode mendatang.
Akan tetapi, Biaya Peminjaman tersebut hanya dapat dikapitalisasikan apabila
memenuhi dua kondisi di bawah ini, yaitu :
Kemungkinannya besar bahwa biaya peminjaman dapat menghasilkan
keuntungan ekonomi bagi perusahaan di masa mendatang;
Biaya dapat diukur secara andal.
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Kemudian yang mejadi pertanyaan adalah kapan Biaya Peminjaman dapat mulai
dikapitalisasikan sebagai aktiva? Maka berikut adalah beberapa waktu yang dapat dijadikan
acuan untuk dapat memulai kapitalisasi biaya :
Dikeluarkannya pengeluaran untuk aktiva oleh perusahaan;
Saat terjadinya Biaya Peminjaman;
Saat berlangsungnya kegiatan yang dibutuhkan untuk menuiapkan aktiva yang
tujuannya untuk digunakan atau dijual.
Contoh Soal 10.1 :
PT membangun hotel diharapkan usai 3,5 tahun, didanai dari penerbitan obligasi Rp7 M, 10%
per tahun. Biaya penerbitan obligasi 1,5%. Apakah hotel tersebut memenuhi qualifying assets?
Jawaban
a. Bunga dari obligasi = Rp 7.000.000.000 ×10% = Rp 700.000.000.
b. Amortisasi biaya penerbitan obligasi = [(1,5% × Rp 7.000.000.000 ) / 3.5 tahun] = Rp
30.000.000.
c. Tital biaya pinjaman yang dikapitalisasikan = Rp 700.000.000 + Rp 30.000.000 = Rp
730.000.000.
Sementara IFRS mengatur tentang beban bunga selama konstruksi bangunan adalah
dengan mengkapitalisasi bunga yang sebenarnya terjadi dengan modifikasinya. Metode ini
dapat diterapkan selama perusahaan konsisten mengunakan biaya historis dalm perolehan
aktiva dan seluruh biaya yang terjadi (termasuk bunga) untuk membawa aset ke lokasi dan
kondisi yang diinginkan manajemen sesuai peruntukannya. Selanjutnya perusahaan harus
melaporkan bunga yang terjadi sebagai beban yang kemudian dapat ditandingkan dengan
pendapatan perusahaan agar sesuai dengan matching concept.
Dalam mengaplikasikan metode ini, perusahaan harus memperhatikan tiga hal berikut :
Aktiva yang memenuhi syarat
Periode Kapitalisasi
Jumlah yang dikapitalisasi
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Kualifikasi aset
Untuk mengkapitalisasi bunga, penyiapan aset untuk digunakan sesuai tujuannya harus
memakan waktu yang cukup lama. Kapitalisasi bunga dimulai sejak pembayaran yang terkait
aset pertama kali dilakukan. Kapitalisasi berlanjut sampai dengan pembangunan selesai dan aset
siap digunakan.
Aset yang memenuhi kualifikasi kapitalisasi bunga meliputi aset dalam masa pembangunan yang
nantinya akan digunakan sendiri oleh perusahaan (termasuk bangunan, pabrik, dan mesin) dan
aset dengan maksud untuk dijual atau disewaguna yang dibangun atau diproduksi melalui
projek-projek yang dipisahkan dari aktivitas-aktivitas lainnya (discrete projects) (misalnya,
pembuatan kapal atau pembangunan real estate).
Aset yang tidak memenuhi kualifikasi kapitalisasi bunga misalnya adalah (1) aset-aset yang
sedang digunakan atau siap digunakan sesuai tujuannya, dan (2) aset-aset yang tidak digunakan
dalam aktivitas normal serta tidak sedang dalam proses penyiapan untuk digunakan sesuai
tujuannya. Contoh kategori kedua adalah lahan tidur dan aset yang tidak digunakan karena
usang, kelebihan kapasitas, atau memerlukan perbaikan.
Periode Kapitalisasi
Periode kapitalisasi adalah periode waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk
mengkapitalisasikan bunga. Periode kapitalisasi dimulai dengan:
1. Pengeluaran untuk aktiva telah dibuat.
2. Kegiatan mempersiapkan aktiva sedang dalam proses.
3. Terjadinya biaya bunga.
Sementara itu, periode kapitalisasi akan berakhir pada saat aktiva secara substansial telah
selesai dan telah siap untuk digunakan.
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Jumlah yang Dikapitalisasi
Berikut ini adalah hal yang perlu dikapitalisasi:
1. Beban/biaya bunga yang sebenarnya terjadi
2. Bunga yang dapat dihindari, yakni sejumlah bunga yang dapat saja dihindari terjadinya
oleh perusahaan jika pengeluaran untuk aktiva tidak dilakukan.
Perusahaan dalam menerapkan konsep beban bunga yang dapat dihindari, bunga dapat
dikapitalisasikan dengan menggunakan metode Akumulasi Pengeluaran Rata-rata Tertimbang
(Weighted- Average Accumulated Expenditures). Metode ini pada dasarnya adalah membagi
pengeluaran konstruksi berdasarkan waktu terjadinya biaya bunga atas pengeluaran tersebut.
Contoh Soal 10.2:
PT Jaya Group akan membangun jembatan dengan estimasi waktu peyelesaian selama 17
bulan. Pembangunan dimulai pada tahun 2012. Perusahaan melakukan sejumlah pembayaran
sebagai berikut kepada kontraktor selama tahun 2012 :
a. 1 Februari 2012 : sebesar Rp 120.000.000
b. 2 Juli 2012 : sebesar Rp 240.000.000
c. 1 Oktober 2012 : sebesar Rp 180.000.000
Buatlah kapitalisasi pengeluaran dengan metode Akumulasi Pengeluaran Rata-rata Tertimbang
yang harus dicatat PT Jaya Group per 31 Desember 2012!
Jawaban
Pengeluaran
x
Periode
Kapitalisasi*
Akumulasi
Pengeluaran
Rata-rata
Tertimbang
Tanggal Jumlah
1 Februari 2012 Rp 120.000.000 11/12 Rp 110.000.000
2 Juli 2012 Rp 240.000.000 6/12 Rp 120.000.000
1 Oktober 2012 Rp 180.000.000 3/12 Rp 45.000.000
Rp 540.000.000 Rp 275.000.000
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
* Periode Kapitalisasi adalah jumlah bulan di antara tanggal pengeluaran hingga kapitalisasi
dihentikan/pada akhir tahun.
Suku bunga
Prinsip pemilihan suku bunga yang seharusnya diterapkan atas rata-rata tertimbang akumulasi
pengeluaran adalah:
1. Bagian rata-rata tertimbang akumulasi pengeluaran hingga sama dengan jumlah
pinjaman khusus untuk mendanai aset dikalikan dengan suku bunga yang berlaku atas
pinjaman khusus tersebut.
2. Bagian rata-rata tertimbang akumulasi pengeluaran yang lebih besar dibandingkan
jumlah pinjaman khusus untuk mendanai pembangunan aset dikalikan dengan rata-rata
tertimbang suku bunga yang berlaku atas semua pinjaman lainnya.
Penghitungan rata-rata tertimbang suku bunga untuk pinjaman selebihnya dari yang khusus
dilakukan untuk mendanai pembangunan aset diilustrusikan sebagai berikut:
Pokok Pinjaman Bunga
Wesel, 6%, 1 tahun Rp 30.000.000 Rp 1.800.000
Obligasi, 4,5%, 5 tahun Rp 100.000.000 Rp 4.500.000
Obligasi, 7,5%, 20 tahun Rp 500.000.000 Rp 37.500.000
Rp 630.000.000 Rp 43.800.000
Rata-rata tertimbang suku bunga = = 6,95%
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Masalah-masalah khusus terkait kapitalisasi bunga
Pengeluaran untuk tanah
Biaya bunga yang terkait dengan pembelian tanah yang akan dikembangkan untuk tujuan
penggunaan tertentu memenuhi kualifikasi untuk dikapitalisasi. Jika tanah dibeli untuk dijadikan
lokasi bangunan (misalnya untuk lokasi pabrik), biaya bunga yang dikapitalisasi selama perioda
pembangunan menjadi bagian biaya pabrik, bukan tanah. Sebaliknya, jika tanah dikembangkan
untuk dijual kembali berupa kapling (lot), biaya pemerolehannya akan mencakup kapitalisasi
bunga. Jika tanah dibeli dan dimiliki untuk maksud spekulasi harga, kapitalisasi bunga tidak
boleh dilakukan karena aset tersebut telah siap sesuai tujuan penggunaannya.
Pendapatan bunga
Banyak perusahaan meminjam uang untuk mendanai pembangunan aset. Dana pinjaman yang
berlebih untuk sementara bisa saja diinvestasikan dalam surat-surat berharga untuk
memperoleh pendapatan bunga hingga dana itu benar-benar diperlukan untuk membayar
pembangunan aset. Pada tahap awal pembangunan, pendapatan bunga yang diperoleh bisa saja
lebih besar daripada biaya bunga yang timbul atas dana pinjaman.
Menurut ketentuan IFRS, pendapatan bunga yang dihasilkan dari pinjaman tertentu harus
dikurangkan (di-offset) atas biaya bunga yang dikapitalisasi. Dasar pemikiran ketentuan ini
adalah, pendapatan bunga yang diperoleh memiliki keterkaitan langsung dengan biaya bunga
yang timbul atas pinjaman tertentu.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Model Biaya
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset depresiasi harga perolehan
selama masa manfaat, biaya dikurangi akumulasi depresiasi dan kerugian penurunan nilai.
Model RevaluasiSetelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara
andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup regular untuk memastikan bahwa
jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan
menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca. Bila dijabarkan secara singkat berikut ini adalah
karakteristik dari revaluasi :
1. Revaluasi dilakukan secara teratur
2. Revaluasi dilakukan atas seluruh aktiva tetap dalam kelompok yang sama
3. Nilai wajar dikurangi penyusutan dan kerugian less subsequent depreciation and
impairment.
4. Nilai wajar harus dapat diukur secara andal
5. Harus diatur sehingga carrying amount tidak berbeda terlalu material dengan nilai wajar
6. Saat aktiva direvaluasi, nilai terbawa dikredit ke ”revaluation reserve" (akun ekuitas)
Pengurangan nilai yang timbul akibat revaluasi pertama kali didebitkan ke surplus
revaluasi terkait aktiva yang sama, lalu dibebankan ke rugi laba
Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang dilakukan
oleh penilai yang memiliki kualifikasi professional berdasarkan bukti pasar. Nilai wajar pabrik
dan peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai. Jika tidak ada
pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai wajar, entitas mungkin perlu mengestimasi
nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan atau biaya pengganti yang telah disusutkan.
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Seberapa sering revaluasi dilakukan tergantung perubahan nilai wajar dari suatu aset
tetap yang direvaluasi. Beberapa aset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan
dan fluktuatif sehingga perlu direvaluasi secara tahunan.
Apabila suatu aset tetap direvaluasi. Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi
diperlakukan dengan salah satu cara berikut ini:
a. Disajikan kembali secara peroporsional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto
dari aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah
revaluasian. Metode ini sering digunakan apabila aset direvaluasi dengan cara member
indeks untuk menentukan biaya pengganti yang telah disusutkan
b. Dielimikasi terhadap jumlah bruto dari aset dan jumlah tercatat neto setelah eliminasi
disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. Metode ini sering
digunakan untuk bangunan.
Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus
direvaluasi juga. Suatu kelompok aset tetap adalah pengelompokan aset yang memiliki sifat dan
kegunaan yang serupa dalam operasi normal entitas. Contoh kelompok aset yang terpisah:
a. Tanah
b. Tanah dan bangunan
c. Mesin
d. Kapal
e. Pesawat udara
f. Kendaraan bermotor
h. Peralatan kantor
Aset – aset dalam suatu kelompok aset tetap harus direvaluasi secara bersamaan untuk
menghindari revaluasi aset secara selektif dan bercampurnya biaya perolehan dan nilai lainnya
pada saat yang berbeda – beda.
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikredit
ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun, kenaikan tersebut harus diakui dalam laporan
laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui
sebelumnya dalam laporan laba rugi.
Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam
laporan laba rugi. Namun, penurunan nilai tersebut langsung didebit ke ekuitas pada bagian
surplus revaluasi selama penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus revaluasi untuk
aset tersebut.
Jika dalam suatu entitas terdapat aset tetap yang tersedia untuk dijual, maka perlakuan
akuntansi untuk aset tersebut adalah sebagai berikut:
Diakui pada saat dilakukan penghentian operasi
Diukur sebesar nilai yang lebih rendah dari jumlah tercatatnya dibandingkan nilai
wajar setelah dikurangi dengan biaya – biaya penjualan aset tersebut
Disajikan sebagai aset tersedia untuk dijual
Diungkapkan dalam laporan keuangan dalam rangka evaluasi dampak penghentian
operasi dan pelepasan aset (aset tidak lancar)
Contoh Soal 10.3 :
PT Mekar Sari memiliki gedung dengan nilai buku Rp 450.000.000, harga perolehan gedung
tersebut adalah Rp 600.000.000. Akumulasi depresiasi gedung selama 5 th tercatat sebesar Rp
150.000.000 dengan estimasi umur manfaat bangunan 20 tahun. Jika bangunan direvaluasi
menjadi Rp 540.000.000 dan laku terjual pada 1 Januari 2012, catat ayat jurnalnya!
Jawaban
Jan 1 Akumulasi Depresiasi-buiIding .....................................................150.000.000
Cadangan Revaluasi .........................................................................90.000.000
Gedung* ......................................................................... 60.000.000
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
*(600.000.000-540.000.000)
Penilaian Terhadap PPE
Potongan Tunai
Ketika suatu perusahaan membeli aktiva tetap dan dibayarkan dengan segera, biasanya akan
diberikan potongan harga. Permasalahannya adalah bagaimana perusahaan tersebut
melaporkan potongan tersebut? Apabila perusahaan mengambil potongan tersebut, maka
perusahaan harus menganggap potongan tersebut mengurangi harga pembelian aktiva. Akan
tetapi haruskah perusahaan mengurangi harga perolehan aset apabila potongan tersebut tidak
diambil?
Terdapat 2 jenis sudut pandang yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Yang pertama
adalah bahwa potongan tunai merupakan pengurang harga beli aset (baik yang diambil maupun
yang tidak. Alasannya adalah biaya yang sebenarnya atas aset adalah kas dan setara kas dari
aktiva. Pendekatan ini berpendapat apabila perusahaan tidak mengambil potongan tunai justru
mengidikasikan adanya kegagalan dan inefisiensi manajemen. Pendekatan yang kedua
mengemukakan bahwa jika perusahaan tidak mengambil potongan atas pembelian aktiva, tidak
selalu dianggap sebagai kegagalan. Karena bisa jai perusahaan memang sedang dalam keadaan
tidak memungkinkan untuk mengambil potongan tersebut.
Kontrak Pembayaran Ditangguhkan
Perusahaan secara bertahap membeli aktiva tetap dengan kredit jangka panjang, biasanya
menggunakan wesel, obligasi, hipotik. Agar dapat merefleksikan biaya secara benar, akun
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
perusahaan untuk mencatat pembelian aktiva tetap dengan kontrak jangka panjang yang dicatat
pada present value ditukar dengan pihak kontrak pada tanggal transaksi.
Pembelian Lump-Sum
Persoalan khusus yang dapat timbul dalam penilaian aktiva tetap muncul ketika perusahaan
membeli suatu kelompok aktiva pada satu harga lump-sum. Ketika hal ini terjadi, perusahaab
dapat mengalokasikan total biaya di antara berbagai aktiva pada nilai wajarnya, Asumsinya
dalah bahwa biaya akanterbagi dalam proporsi langsung atas nilai wajaarnya.
Untuk menentukan nilai wajar, perusahaan harus menggunakan teknik penialaian yang sesuai
dengan kondisi saat dilakuka penilaian. Dalam beberapa kasus, teknik penilaian sendiri dapat
menjadi pilihan yang tepat, sementara di kasus lain teknik penilaian berganda merupakan teknik
yang cocok.
Contoh Soal 10.4:
PT Indo Semar Sakti memutuskan untuk membeli beberapa aktiva dari perusahaan yang sedang
mengalamai likuidasi seharga Rp 400.000.000. Berikut adalah daftar harga aktiva yang dibeli :
Nilai Buku Nilai Wajar
Persediaan Rp 150.000.000 Rp 125.000.000
Tanah 100.000.000 125.000.000
Gedung 175.000.000 250.000.000
Rp 425.000.000 Rp 500.000.000
Bagaimana alokasi harga pembelian masing-masing aktiva berasarkan metode lump sum?
JAWABAN
Persediaan =
Tanah =
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Gedung =
Penerbitan Saham
Ketika perusahaan memperoleh aktiva tetap dengan menerbitkan sekuritas atau surat berharga,
seperti menerbitkan saham biasa, nilai par saham seringkali gagal untuk mengukur biaya
perolehan aktiva tetap. Jika pertukaran saham aktif, harga pasar saham yang diterbitkan adlah
indikasi yang wajar atas biaya perolehan aktiva. Saham merupakan alat ukur yang baik atas nilai
setara kas saat ini, Jika perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar atas saham biasa,
perusahaan dapat memperkirakan nilai wajar dari aktiva tetap. Kemudian menggunakannya
sebagai dasar pencatatan dan penerbita saham biasa tersebut.
Pertukaran Aset Tetap
Aset tetap kemungkinan diperoleh melalui pertukaran antaraset tetap. Pertukaran suatu aktiva
harus dibedakan sebagai berikut:
Pertukaran tersebut antar aset sejenis atau tidak sejenis, kriteria sejenis atau tidak
sejenis adalah pada fungsi dari aset tetap, jika fungsinya sama maka akan disimpulkan
sebagai aset tetap sejenis.
Jika pertukaran dilakukan antara aset tetap sejenis, maka tidak boleh diakui adanya laba
pertukaran aset tetap, kecuali dalam pertukaran tersebut diterima sejumlah kas, maka
laba diakui proporsional dengan kas yang diterima.
IFRS berpedoman pada apakah pertukaran tersebut mengandung substansi ekonomi atau
tidak. Ukuran substansi ekonomi adalah pada pengaruhnya terhadap arus kas di waktu yang
mendatang, jika arus kas di waktu yang akan datang diperkirakan tidak akan terpengaruh
oleh pertukaran yang terjadi, maka pertukaran tersebut dianggap tidak memiliki substansi
ekonomi, atau dengan kata lain dianggap sebagai pertukaran aset tetap sejenis, meskipun
pada dasarnya aset tetap tersebut memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda.
a. Pertukaran Aktiva Tetap – Kasus Rugi
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Contoh Soal 10.5 :Pada tanggal 7 Juli 2012, PT Megasari Makmur, perusahaan tisu dan kertas, membeli
peralatan pensterilan baru dengan harga perolehan Rp 135.000.000. Perusahaan
memiliki nilai tukar tambah senilai Rp 40.000.000 atas peralatan lama miliknya yang
sejenis dan serupa, ditambah lagi perusahaan juga masih membayar tunai sebesar Rp
12.500.000 dan sisanya dilunasi dengan serangkaian wesel bayar. Berdasarkan buku
besar peralatan perusahaan diperoleh data sebagai berikut: harga perolehan mesin Rp
100.000.000; akumulasi penyusutan per 31 Desember 2011 adalah Rp 36.000.000;
penyusutan tahunan Rp 9.000.000. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan perusahaan
untuk mencatat:
(a) penyusutan tahun berjalan atas peralatan lama pada tanggal pertukaran
(b) transaksi tanggal 7 Juli untuk tujuan pelaporan keuangan.
JAWABAN
- Peralatan sejenis yang diperoleh (baru)
Harga peralatan baru 135.000.000
Nilai tukar tambah peralatan lama 40.0 00.000 -
Biaya Perukaran 95.000.000
Pembayaran Tunai 12.500. 000-
Wesel 82.500.000
- Peralatan yang ditukarkan (lama) :
Harga perolehan peralatan lama 100.000.000
Akum. Penyusutan peralatan 40.500 .000 * -
Nilai buku peralatan per 7 Juli 59.500.000
Nilai tukar tambah perolehan lama 40.000 .000 -
Kerugian pertukaran 19.500.000
*(6/12 x 9.000.000) + 36.000.000
a. Penyusutan tahun berjalan atas peralatan lama pada tanggal pertukaran
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
7Jul Beban Depresiasi 4.500.000*
Akumulasi Penyusutan-Peralatan 4.500.000
*( 6/12 x 9.000.000)
b. Transaksi tgl pertukaran
Akumulasi penyusutan peralatan 40.500.000
Peralatan 135.000.000
Kerugian pelepasan aktiva 19.500.000
Peralatan 100.000.000
Kas 12.500.000
Wesel bayar 82.500.000
b. Pertukaran Aktiva Tetap – Kasus Untung
Contoh Soal 10.6
Pada tanggal 6 Mei 2012 PT Datascipt membeli sebuah truk dengan harga Rp
400.000.000. Perusahaan kemudian menerima nilai tukar tambah sebesar Rp
145.000.000 untuk truk lama dari jenis yang sama dengan truk yang baru diperoleh.
Ditambah lagi perusahaan juga membayar sejumlah uang tunai Rp 55.000.000 dan
sesuai kesepakatan kedua belah pihak yang melakukan pertukaran, kekurangan sisanya
aka PT Datascript lunasi dengan wesel bayar. Data berikut ini mengenai truk lama
didapatkan dari buku besar peralatanPT Datascript:
- Harga perolehan Rp 312.500.000
- Akumulasi penyusutan per 31 Desember 2011 Rp 180.000.000;
- Penyusutan tahunan Rp 30.000.000.
Buatlah ayat jurnal yang diperlukan perusahaan untuk mencatat:
(a) penyusutan tahun berjalan atas truk pada tanggal pertukaran
(b) transaksi tanggal 1 April untuk tujuan pelaporan keuangan.
JAWABAN
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
- Peralatan sejenis yang diperoleh (baru)
Harga peralatan baru 400.000.000
Nilai tukar tambah peralatan lama 145.000 .000 -
BIaya pertukaran 255.000.000
Tunai 55.000 .000 -
Wesel 200.000.000
- Peralatan yang ditukarkan (lama)
Harga perolehan peralatan lama 312.500.000
Akumulasi penyusutan-Peralatan 190.000.000*-
Nilai buku per 6 Mei 122.500.000
Nilai tukar tambah perolehan lama 145.000 .000 -
Keuntungan pertukaran 22.500.000
- *(4/12 x 30.000.000) + 180.000.000
a. Penyusutan tahun berjalan atas peralatan lama pd tgl pertukaran
6 Mei Beban Depresiasi 10.000.000*
Akumulasi penyusutan-Peralatan 10.000.000
*(4/12 x 30.000.000)
b. Transaksi tgl pertukaran
Akumulasi penyusutan-Peralatan 190.000.000
Peralatan (Baru) 377.500.000
Peralatan (Lama) 312.500.000
Kas 55.000.000
Wesel bayar 200.000.000
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Kesimpulannya untuk pertukaran aktiva, keuntungan yang diperoleh perusahaan dari hasil
pelepasan aktiva tidak ikut dicatat dalam Jurnal, beda halnya dengan kerugian atas pelepasan
aktiva yang langsung diakui dan dicatat sebagai beban. Akan tetapi keuntungan tidak ikut
dicatat melainkan mengurangi aktiva baru yang diperoleh.
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Soal-soal1. Pada 3 Januari 2012 PT. Sido Muncul mengadakan pertukaran atas mobil pick up yang
biasa digunakan sebagai angkutan pemasaran, dimana harga perolehan mobil pick up
tersebut adalah Rp 100.000.000 dan telah didepresiasikan perusahaan Rp 80.000.000.
Mobil tersebut ditukarkan dengan mesin milik PT. Nyonya Meneer. Nilai buku mesin per
tanggal 3 Januari 2012 adalah sebesar Rp 18.000.000, PT. Sido Muncul juga
mengeluarkan kas atas pertukaran tersebut sebesar Rp 1.000.000. Buat ayat jurnal
pencatatan dalam hal pertukaran tersebut mengandung substansi komersial!
JAWABAN
2010
3 Jan Mesin .................................. 18.000.000
Akumulasi Depresiasi-Pick Up..................................80.000.000
Kerugian pertukaran .................................. 3.000.000
Pick Up ......................................................... 100.000.000
Kas ......................................................... 1.000.000
2. PT Kinocare Era, pada tanggal 1 Maret 2012, melakukan peminjaman untuk mendanai
pembangunan konstruksi gedung dengan wesel 10% selama 5 tahun sejumlah Rp
100.000.000. Sementara itu, perusahaan juga menerbitkan dua wesel bayar senilai Rp
150.000.000, 12%, 4 tahun dan Rp 250.000.000 11%, 5 tahun. Hitung tingkat kapitalisasi
bunga yang digunakan!
JAWABAN
Perhitungan tingkat kapitalisasi bunga
Pokok Bunga
Wesel 12%, 4 tahun Rp 150.000.000 Rp 18.000.000
Wesel 11%, 5 tahun Rp 250.000.000 Rp 27.500.000
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Rp 400.000.000 Rp 45.500.000
Tingkat kapitalisasi = = 11,375%
3. Tanggal 31 Desember 2011 PT. Mustika Sari membeli sebidang tanah dengan
menerbitkan saham biasa sebanyak 10.000 lembar dengan nilai par Rp 5.000. Tanah
yang akan dibeli tersebut pada saat yang sama ditaksir memiliki nilai sebesar Rp
75.000.000. Saham biasa tersebut diperdagangkan dengan nilai Rp 5.500 per lembar
saham. Buatlah ayat jurnal perolehan tanah oleh PT. Mustika Sari!
JAWABAN
2011
31 Des Tanah (10.000 X Rp 6.500) 65.000.000
Modal Saham—Biasa (10.000 X Rp 5.000) 50.000.000
Saham Premium—Biasa 15.000.000
4. PT. Kalbe pada 10 Maret 2011 membeli secara sekaligus tanah, gedung, dan peralatan
dari PT. Kimia Farma. PT. Kalbe atas pembelian tersebut mengeluarkan uang kas sebesar
Rp 630.000.000. Perkiraan harga pasar tanah adalah Rp 350.000.000, harga pasar
gedung Rp 280.000.000, dan harga pasar untuk peralatan adalah sebesar Rp
120.000.000. Hitung berapa jumlah yang harus PT. Kalbe catat atas perolehan masing-
masing tanah, gedung, dan peralatan!
JAWABAN
Harga Pasar X Kas Dikeluarkan Harga Perolehan
Tanah Rp 350.000.000 350/750 Rp 630.000.000 Rp 294.000.000
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Gedung Rp 280.000.000 280/750 Rp 630.000.000 Rp 235.200.000
Peralatan Rp 120.000.000 120/750 Rp 630.000.000 Rp 100.800.000
Rp 750.000.000 Rp 630.000.000
5. PT MAP Tbk. memiliki mesin dengan harga perolehan sebesar Rp 80.000.000. Mesin
tersebut dibeli pada tanggal 26 Juni 2008. Depresiasi tahunan tercatat sebesar Rp
10.000.000 dan tercatat saldo akumulasi penyusutan-Mesin di Laporan Posisi Keuangan
per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 35.000.000. Kemudian pada 28 Maret 2012,
mesin tersebut dijual dengan harga Rp 46.000.000. Buatlah ayat jurnal untuk:
a) Mencatat beban penyusutan 2012
b) Mencatat penjualan mesin
JAWABAN
a) Beban Depresiasi.......................... 2.500.000*
Akumulasi Depresiasi-Mesin ................................. 2.500.000
*(Rp 10.000.000 X 3/12)
b) Kas............................................... 41.000.000
Kerugian Pelepasan Mesin ......................................78.500.000
Akumulasi Depresiasi 37.500.000*
Mesin.................................................................. 80.000.000
*(Rp 35.000.000 + 2.500.000)
6. Berikut ini adalah data perolehan aktiva tetap oleh beberapa perusahaan, persiapkan
jurnal yang harus dicatat oleh masing-masing perusahaan pada tanggl perolehan aktiva
tetap!
a. PT Jaya Grup membeli aktiva tetap berupa tanah, gedung, da peralatan dari anak
perusahaan yang merugi pada 31 Januari 2012. Keseluruhan aktiva tetap tersebut
dibeli pada harga lump-sum sebesar Rp 340.000.000. Tercatat pada tanggal 31
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Januari 2012 nilai buku dan nilai taksiran dari ketiga aktiva tetap tersebut sebagai
berikut:
Nilai Buku Nilai Taksiran
Tanah Rp 100.000.000 Rp 75.000.000
Gedung Rp 115.000.000 Rp 175.000.000
Peralatan Rp 150.000.000 Rp 150.000.000
b. Tertanggal 5 Februari 2012, PT Sinar Mas membeli peralatan toko dengan membayar
uang sejumlah Rp 4.000.000 serta dengan wesel bayar 1 tahun, Rp 46.000.000, 10%.
c. PT Agung Sedayu Grup membeli peralatan kantor sebesar Rp 40.000.000 untuk
5/10, n/30. Peralatan kantor dibeli pada 3 Maret 2012 dan perusahaan
membayarnya pada tanggal 11 Maret 2012.
d. PT Indofood menerima bangunan pada nilai nol di Kabupaten Bekasi untuk
membangun pabrik barunya di daerah tersebut pada 11 Maret 2012. Perkiraan yang
dibuat penilai mengenai harga atas gedung tersebut Rp 450.000.000.
e. PT Argo Phantes tertanggal 30 Maret 2012 membangun sebuah gudang atas pabrikya
dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp 180.000.000
JAWABAN
a. Tanah ....................................................... 63.750.000
Gedung .......................................................148.750.000
Peralatan.....................................................127.500.000
Kas.............................................................................340.000.000
**
Tanah : Rp 340.000.000 X Rp 75.000.000/Rp 400.000.000 = Rp 63.750.000
Gedung : Rp 340.000.000 X Rp 175.000.000/Rp 400.000.000 = Rp 148.750.000
Peralatan :Rp 340.000.000 X Rp 150.000.000/Rp 400.000.000 = Rp 127.500.000
b. Peralatan Toko............................................. 50.000.000
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Kas.............................................................................4.000.000
Wesel Bayar..............................................................46.000.000
*beban bunga wesel bayar tidak termasuk
c. Peralatan Kantor ......................................................... 38.000.000
Utang Usaha (Rp 40.000.0000 X (100%-5%))........................... 38.000.000
d. Gedung .......................................................450.000.000
Pendapatan DIakui Tertangguh ..................................450.000.000
e. Gudang .......................................................180.000.000
Kas.............................................................................180.000.000
7. PT Martina Berto membeli peralatan forklift untuk mengangkut barang-barang dalam
jumlah besar dengan harga Rp 150.000.000. Berikut ini terdapat 2 peristiwa yang
mungkin digunakan perusahaan dalam memperoleh peralatan tersebut:
a. Perusahaan membayar peralatan 7 hari setelah pembelian, dengan kondisi kredit
4/10, n/60. Gunakan asumsi pembelian peralat n telah dicatat dengan gross
method.
b. Perusahaan melakukan pertukaran peralatan dengan nilai buku sebesar Rp
20.000.000 dengan harga perolehan Rp 80.000.000, kemudian perusahaan juga
membayar kas sebesar Rp 142.000.000 satu bulan setelah pembelian. Peralatan
yang lama apabila dijual bisa saja seharga Rp 9.000.000 pada tanggal pertukaran
peralatan.
JAWABAN
a. Peralatan......................................................150.000.000
Utang Usaha..................................................... 150.000.000
Utang Usaha.................................................150.000.000
Peralatan (150.000.000 X .04)...................... 6.000.000
Kas.................................................................... 144.000.000
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
b. Peralatan (baru)...........................................151.000.000*
Kerugian Pelepasan Peralatan ..................... 11.000.000**
Akumulasi Depresiasi...................................60.000.000
Utang Usaha..................................................... 142.000.000
Peralatan (lama)............................................... 80.000.000
Utang Usaha................................................. 142.000.000
Kas ................................................................... 142.000.000
* Rp 142.000.000 + Rp 9.000.000 = Rp 151.000.000
**Harga Perolehan .......................................................80.000.000
Akumulasi Depresiasi .......................................................6 0.000. 000
Nilai Buku .......................................................20.000.000
Nilai Pasar Wajar .......................................................9.000.0 00
Kerugian .......................................................11.000.000
8. Berikut ini adalah trasaksi-transaksi PT Maspion yang tercatat selama caturwulan I tahun
2012. Perusahaan diketahui menggunakan penyusutan garis lurus dengan depresiasi
setiap tahunnya 10% untuk semua mesin dan 5% untuk bangunan. Perusahaan
menetapkan tidak ada nilai residu yang tersisa.
28 Jan Sebuah gedung yang diperoleh tahun 1998 seharga Rp 100.000.000 dibongkar
untuk membuat ruangan di gedung baru. Pembongkaran ini memakan biaya
Rp 40.000.000 kepada kontraktor.
3 Mar Mesin yang diperoleh pada 2006 dengan harga perolehan Rp 80.000.000 dijual
dengan harga Rp 25.000.000, ditambah onkos angkut (fob destinasi) sebesar
Rp 1.000.000.
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
9 Apr Salah satu gedung milik perusahaan dicat kembali dengan biaya sebesar Rp
9.000.000. Gedung dibangun pada tahun 2008, dan sejak itu belum pernah
dilakukan pengecatan kembali.
JAWABAN
28 Jan Akumulasi Penyusutan—Gedung ........... 70.000.000*
Kerugian Pelepasan Gedung...................... 40.000.000**
Gedung............................................................. 100.000.000
Kas...................................................................... 10.000.000
*(5% X Rp 100.000.000 = Rp 5.000.000; Rp 5.000.000 X 14 = Rp 70.000.00)
**(Rp 100.000.000 – RP 70.000.000) + Rp 10.000.000
3 Mar Kas (Rp 25.000.000-1.000.000)...... 24.000.000
Akumulasi Penyusutan-Mesin......... . 48.000.000*
Kerugian Pelepasan Aktiva Tetap.................. 8.000.000**
Mesin ......... . . 80.000.000
*(10% X 6 X Rp 80.000.000 = Rp 48.000.000)
**(Rp 80.000.000-Rp 48.000.000) + Rp 1.000.000 – Rp 25.000.000
9 Apr Beban Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung... .. 9.000.000
Kas................................................................. 9.000.000
9. PT Waskita diberikan hibah dari pemerintah Surabaya untuk membeli sebidang tanah
yang akan digunakan untuk membangun gedung pencakar langit. Banuan ini berupa
wesel tanpa bunga yang diterbitkan tanggal 5 Januari 2012 sebesar Rp 2.500.000.000
selama 5 tahun pada tingkat bunga penambahan pinjaman 6%. Tanah baru dibeli pada
bulan Agustus 2012.
a) Siapkan ayat jurnal untuk mencatat hibah pemerintah dan wesel bayar per Januaro
2012!
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
b) Tentukan beban bunga dan penghasilan hibah yang dilaporkan pada 31 Desember
2012!
JAWABAN
a) – Wesel Bayar
5 Jan Kas.............................. . 1.868.150.000*
Wesel Bayar ............................................... 1.868.150.000
* Rp 2.500.000.000 X .74726
- Hibah Pemerintah
5 Jan Kas..................................................... 632.850.000
Penghasilan Hibah Ditangguhkan................... .......
631.850.000
b) - Beban Bunga 2012 = Rp 1.868.150.000 X 6% = Rp 112.089.000
- Penghasilan Hibah 2012 = Rp 112.089.000
10. PT Erlangga melakukan pertukaran peralatan pabrik untuk peralatan yang sejenis milik
PT Mizan. PT Erlangga juga mengeluarkan uang sejumlah Rp 10.000.000 dalam transaksi
ini. Berikut ini adalah informasi yang dibutuhkan mengenai transaksi pertukaran
peralatan :
PT Erlangga PT Mizan
Peralatan Rp 95.000.000 Rp 95.000.000
Akumulasi Penyusutan 32.500.000 20.000.000
Nilai Wajar 65.000.000 70.000.000
Kas dikeluarkan 10.000.000
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10
Siapkan jurnal pencatatan transaksi pertukaran kedua perusahaan. Jika diasumsikan
pertukaran ini tidak memiliki substansi ekonomi!
JAWABAN
PT Erlangga :
Peralatan .................................................................. 72.500.000*
Akumulasi Depresiasi................................ .... 32.500.000
Peralatan.................................................. ...... 95.000.000
Kas.............................................................. ..... 10.000.000
*Perhitungan Peralatan
Nilai Buku Peralatan yang diberikan Rp 62.500.000
Kas dikeluarkan 10.000.000 +
Peralatan Baru Rp 72.500.000
PT Mizan :
Kas......................................................... 10.000.000
Peralatan............................................ 60.000.000
Akumulasi Depresiasi—Peralatan ... 20.000.000
Kerugian Pelepasan Peralatan............ 5.000.000*
Peralatan............................................ .. 95.000.000
*Perhitungan Kerugian:
Nilai Buku Peralatan Lama Rp 75.000.000
Nilai Wajar Peralatan Lama 70.000.0 00
Kerugian Pelepasan Peralatan RP 5.000.000
Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10