BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan lembaga yang berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kualifikasi dan kompetensi tinggi. Sekolah dituntut untuk mampu memberikan kontribusi yang positif terhadap pembangunan dan peningkatan SDM. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dibuat pemerintah atau pihak swasta sebagai tempat terbaik untuk belajar sehingga diharapkan dapat menciptakan manusia seutuhnya dengan mengembangkan kemampuan intelektual, potensi, spritual, kepribadian dan sosial dalam membentuk watak manusia. Oleh karena itu, sekolah harus dikelola secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tersebut. Tata usaha sekolah adalah bagian dari unit pelaksana teknis penyelenggaraan sistem administrasi dan informasi pendidikan di sekolah. Informasi yang tata usaha sekolah kelola penting sebagai basis pelayanan dan bahan pengambilan keputusan sekolah. Semakin lengkap dan akurat data terhimpun maka pemberian pelayanan makin mudah dan pengembilan keputusan makin tepat. Keberadaan tenaga tata usaha sekolah dalam proses pembelajaran sangat diperlukan. Sebagai salah satu komponen dalam proses pembelajaran, tugas dan fungsi tata usaha tidak dapat dilakukan oleh pendidik. Hal ini disebabkan, karena 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan lembaga yang berperan
penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki
kualifikasi dan kompetensi tinggi. Sekolah dituntut untuk mampu memberikan
kontribusi yang positif terhadap pembangunan dan peningkatan SDM. Sekolah
merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dibuat pemerintah atau pihak
swasta sebagai tempat terbaik untuk belajar sehingga diharapkan dapat
menciptakan manusia seutuhnya dengan mengembangkan kemampuan intelektual,
potensi, spritual, kepribadian dan sosial dalam membentuk watak manusia. Oleh
karena itu, sekolah harus dikelola secara efektif dan efesien untuk mencapai
tujuan tersebut.
Tata usaha sekolah adalah bagian dari unit pelaksana teknis
penyelenggaraan sistem administrasi dan informasi pendidikan di sekolah.
Informasi yang tata usaha sekolah kelola penting sebagai basis pelayanan dan
bahan pengambilan keputusan sekolah. Semakin lengkap dan akurat data
terhimpun maka pemberian pelayanan makin mudah dan pengembilan keputusan
makin tepat.
Keberadaan tenaga tata usaha sekolah dalam proses pembelajaran sangat
diperlukan. Sebagai salah satu komponen dalam proses pembelajaran, tugas dan
fungsi tata usaha tidak dapat dilakukan oleh pendidik. Hal ini disebabkan, karena
1
2
pekerjaannya bersifat administratif yang tunduk pada aturan yang sifatnya khusus.
Tata usaha merupakan pekerjaan pelayanan untuk membantu kelancaran proses
pembelajaran, memerlukan keterampilan khusus, keahlian tertentu, kompetensi
yang berbeda dengan kompetensi yang disyaratkan untuk pendidik, dan kadang
kala tidak berhubungan secara langsung dengan peserta didik.
Dalam era globalisasi sekarang ini dengan semakin ketatnya persaingan
maka dituntut pelayanan yang serba cepat sesuai dengan kebutuhan saat ini.
Layanan administrasi yang baik harus mengikuti ketentuan dan peratuan yang
telah dikeluarkan oleh instansi atau unit yang relevan di lingkungan pendidikan.
Agar semua sekolah dapat menyelenggarakan pendidikan dengan sebaik-baiknya
maka perlu adanya petunjuk administrasi sekolah yang harus dijadikan panduan
dalam pengelolaan administrasi terhadap komponen-komponen pendidikan di
sekolah untuk semua satuan, jenis dan jenjang pendidikan.
Setelah mengadakan beberapa kali penelitian pendahuluan di berbagai
SMP di Kota Cimahi, penulis mengambil keputusan untuk mengadakan penelitian
di SMP Negeri 10 Cimahi. Hal ini disebabkan karena :
1. motivasi kerja tata usaha di SMP Negeri 10 Cimahi masih belum
optimal. Hal ini terlihat dari :
a. masih adanya pekerjaan yang belum tuntas atau tertunda
b. ada beberapa personil tata usaha yang kurang disiplin dalam jam
bekerja
c. masih adanya personil tata usaha yang memiliki latar belakang
pendidikan tidak sesuai dengan pekerjaan yang diampunya
3
2. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah terhadap penelitian yang akan
dilaksanakan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 10 Kota
Cimahi, menghasilkan temuan motivasi kerja staf tata usaha yang belum
menunjukan hasil kerja yang optimal sehingga mempengaruhi mutu layanan
administrasi yang diberikan. Hal ini terjadi karena tugas dan fungsi tenaga tata
usaha belum dijalankan secara efektif dan efisien, cenderung menunda-nunda
pekerjaan yang dapat dikerjakan segera. Hal tersebut menunjukan bahwa motivasi
kerja pegawai tata usaha masih rendah, untuk itu masalah tersebut tidak bisa
dibiarkan berlarut-larut, karena akan berdampak pada mutu dan keberlangsungan
pendidikan di sekolah. Maka dari itu, kompetensi dan motivasi kerja tenaga tata
usaha sekolah sangat penting dalam mencapai kesuksesan sekolah, khususnya
kinerja individu tata usaha, karena dengan adanya motivasi kerja individu yang
tinggi dapat mempengaruhi kinerja kelompok yang pada akhirnya akan
mempengaruhi motivasi kerja organisasi sekolah secara keseluruhan.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di lingkungan tata
usaha SMP Negeri 10 Cimahi, dapat diketahui sebagai berikut.
4
Tabel 1.1
Faktor yang mempengaruhi pekerjaan ketatausahaan
di SMP Negeri 10 Cimahi
No.Faktor yang
Mempengaruhi Pekerjaan
Seharusnya Kenyataan
1. PendidikanMinimal lulusan diploma
administrasiLulusan SMA / SMK
2. Input data siswa baru Satu bulan Tiga bulan
3. Job diskripsiSesuai dengan job
diskripsi
Tidak sesuai dengan job
diskripsi
4. Tanggung jawab
Pegawai tata usaha
bertanggung jawab atas
pekerjaan yang
diembankan
Masih ada pegawai tata
usaha yang kurang
bertanggung jawab atas
pekerjaannya
5. Pelayanan prima
Pegawai tata usaha harus
memberikan pelayanan
prima
Pelayanan yang diberikan
tata usaha masih belum
optimal
Sumber: Hasil observasi di SMP Negeri 10 Cimahi
Tabel di atas merupakan satu faktor rendahnya motivasi kerja pegawai
tata usaha di SMP Negeri 10 Cimahi. Adapun masalah rendahnya motivasi kerja
tata usaha di SMP Negeri 10 .Cimahi dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Keahlian
a. Adanya tata usaha yang kurang mampu mengelola administrasi
sekolah
b. Kurang mampu mengoperasikan komputer
2. Pendidikan dan pelatihan
a. Latar belakang pendidikan tidak sesuai dengan lingkungan kerja
5
b. Tidak ada keinginnan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi dan sesuai dengan lingkungan kerja dan sesuai dengan
lingkungan kerja
c. Banyak yang belum pernah mengikuti pelatihan yang menunjang
pekerjaannya
3. Pengembangan ketatausahaan
a. Tidak ada anggaran untuk kegiatan pengembangan tata usaha
sekolah
b. Tertundanya kegiatan pengembangan tata usaha sekolah
c. Tertundanya kegiatan pengembangan tata usaha sekolah
4. Kepempinan
a. Kurangnya pengawasan dari pemimpin
b. Kurangnya ketegasan pemimpin
5. Tanggung jawab
a. Masih ada tata usaha yang meninggalkan jam kerja dalam waktu
yang cukup lama, padahal tidak ada keperluan pribadi yang
mendadak, apalagi pada saat pimpinan tidak ada ditempat kerja
b. Adanya beberapa tata usaha yang melimpahkan pekerjaannya kepada
pegawai honorer yang terlewat batas
c. Adanya tata usaha yang mendelegasikan tugasnya kepada tata usaha
lain yang belum mengetahui subtansi dari tugas tersebut, terutama
tugas teknis yang berkaitan langsung dengan pendidikan
6
Pada dasarnya keberadaan administrasi pada lingkungan organisasi tidak
dapat dilepaskan dari pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi.
Dalam artian administrasi tercipta sebagai akibat dari proses kegiatan yang
dilakukan organisasi dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya
Administrasi berperanan penting dalam kehidupan dan perkembangan organisasi
terutama mengenai kegiatan-kegiatan yang berlangsung dalam organisasi karena
administrasi dapat memberikan sumbangan yang besar bagi organisasi apabila
dikelola dengan baik dan benar, sehingga tata administrasi menjadi salah satu
bagian yang paling penting untuk diperhatikan pelaksanaannya di setiap
organisasi.
Seperti yang telah dikemukakan di atas, bahwa adminstrasi memegang
peranan yang penting di dalam suatu organisasi karena administrasi merupakan
sumber informasi bagi pegawai dalam suatu organisasi untuk mengingat berbagai
persoalan. Tanpa adanya adminstrasi seseorang tidak mungkin dapat mengingat
segala dokumen dan catatan yang begitu kompleks karena adminstrasi akan terus
bertambah sesuai dengan banyaknya fungsi dan tugas suatu organisasi. Apabila
pengelolaan admnistrasi tidak ditangani dengan sebaik-baiknya maka dapat
menghambat kelancaran kegiatan organisasi bahkan akan dapat mengakibatkan
penghamburan berbagai sumber tenaga kerja seperti pikiran, waktu, tenaga, biaya,
dan ruangan. Agar setiap administrasi dapat terawat dan terpelihara dengan baik,
diperlukan suatu sistem pengelolaan adminstrasi yang baik. Sehingga adminstrasi
tersebut dapat menunjang kelancaran pekerjaan suatu organisasi dengan didukung
oleh fasilitas yang memadai. Dengan adanya sistem pengelolaan yang baik maka
7
akan dapat membantu organisasi dalam memberikan informasi secara cepat,
lengkap dan akurat.
Pegawai tata usaha juga berperan aktif dalam memberikan layanan
kepada seluruh pihak yang berkepentingan terutama dalam hal layanan
administrasi. Kerja pegawai tata usaha di SMP Negeri 10 Kota Cimahi dapat
dikatakan belum optimal karena semua pegawai tata usaha belum dapat
melaksanakan tugasnya yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya secara
maksimal, sehingga menghambat proses penyelesaian. Hal ini dapat dihat
kurangnya kemampuan pegawai tata usaha dalam mengelola administrasi
perkantoran, misalnya penyusunan laporan. Selain itu, indikasi lain yang
menggambarkan masih buruknya kinerja pegawai tata usaha di SMP Negeri 10
Kota Cimahi dapat dilihat dari beberapa hal yaitu kurangnya kemamupan dalam
penyusunan rencana, kurangnya kemampuan dalam pengorganisasian, kedatangan
di kantor yang sering telat, kurangnya keterbukaan dalam menyampaikan
informasi. Indikasi-indikasi tersebut tentunya memberikan dampak negatif
terhadap kinerja pegawai.
Kurang optimalnya layanan administrasi di sekolah dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, salah satu faktor yang cukup penting adalah motivasi kerja
pegawai tata usaha. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik
melakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar “Motivasi Kerja
Pegawai Berpengaruh Terhadap Kualitas Pelayanan Administrasi pada Tata
Usaha SMP Negeri 10 Kota Cimahi”.
8
1.2 Identifikasi Masalah
Menurut Sugiyono (2009 : 55) rumusan masalah berbeda dengan
masalah. Jika masalah merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan
yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.
Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini berkaitan dengan pengaruh
motivasi kerja pegawai tata usaha terhadap layanan administrasi pendidikan, dari
permasalahan tersebut dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana motivasi kerja pegawai tata usaha pada SMP Negeri 10 Kota
Cimahi?
2. Bagaimana kualitas pelayanan administrasi pendidikan pada SMP Negeri
10 Kota Cimahi?
3. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja pegawai terhadap kualitas
pelayanan administrasi di lingkungan tata usaha SMP Negeri 10 Kota
Cimahi?
1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan motivasi kerja pegawai tata usaha di
SMP Negeri 10 Kota Cimahi;
9
2. Untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan administrasi di
lingkungan tata usaha SMP Negeri 10 Kota Cimahi;
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi kerja pegawai
terhadap kualitas pelayanan administrasi di lingkungan tata usaha SMP
Negeri 10 Kota Cimahi.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Secara akademik:
A. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan
di bidang administrasi perkantoran khususnya tentang sistem
pelayanan administrasi pendidikan.
B. Sebagai bahan pengalaman bagi penulis dalam menggambarkan
pengetahuan tentang konsep sistem pelayanan administrasi.
2. Secara praktis:
A. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsi pemikiran dan
dapat memberikan kontribusi yang baik serta menjadi bahan
masukan bagi instansi dalam rangka peningkatan serta perbaikan
hasil kerja.
B. Sebagai bahan gambaran bagi penulis dalam melakukan penelitian.
10
1.4 Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis
1.4.1 Kerangka Pemikiran
Menurut French dan Raven, sebagaimana dikutip Stoner, Freeman, dan
Gilbert (1995), “motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk
menunjukkan perilaku tertentu”. “Motivation is the set of forces that cause people
to behave in certain ways”. Sedangkan menurut Winardi (2001: 1) istilah
motivasi berasal dari bahasa Latin, yaitu movere yang berarti menggerakkan (to
move).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997: 666) mengemukakan
bahwa “motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”. Motivasi adalah dorongan yang
timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu. Sedangkan menurut Gunarso (1996: 2) menyatakan
“motif sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan
aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan”. Motif berada dalam keadaan
kesiapsiagaan sedangkan motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi
aktif.
Sedangkan Donald (dalam Sardiman 2001:73) menyatakan bahwa
“motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.
Maslow (1979 : 77), mengemukkan bahwa motivasi adalah tenaga
pendorong dari dalam yang menyebabkan manusia tersebut berusaha untuk
memenuhi kebutuhannya. Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang
11
menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja
efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
Dari batasan-batasan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
motivasi kerja terbentuk karena adanya kebutuhan, sikap yang mendorong
pegawai agar lebih bersemangat dan bergairah dalam mengahadapi situasi kerja
dalam sebuah organisasi.
Monir (2003 : 16), “mengatakan bahwa pelayanan adalah proses
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung”. Sedangkan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (1993), mengemukakan bahwa
“pelayanan adalah segala bentuk kegiatan pelayanan dalam bentuk barang atau
jasa dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat”.
Sedangkan definisi pelayanan publik menurut Agung Kurniawan (2005 :
6), mengatakan bahwa pelayanan publik adalah “pemberian pelayanan (melayani)
keperluan orang lain atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada
organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditetapkan”.
Pelayanan yang berkualitas menurut Osborne dan Gebler (1995), serta
Bloom (1981), antara lain memiliki ciri-ciri seperti tidak prosedural (birokratis),
terdistribusi dan terdesentralisasi, serta berorientasi kepada pelanggan.
Kasmir (200 5: 31), mengatakan bahwa “pelayanan yang baik adalah
kemampuan seseorang dalam memberikan pelayanan yang dapat memberikan
kepuasan kepada pelanggan dengan standar yang ditentukan”.
Kualitas pelayanan dapat didefinsikan sebagai seberapa jauh perbedaan
antara harapan dan kenyataan para pelanggan atas layanan yang mereka terima.
12
Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para
pelanggan atas layanan yang benar-benar mereka terima.
Menurut Lewis dan Booms (dalam Tjiptono & Chandra, 2005), “kualitas
pelayanan sebagai ukuran seberapa baik tingkat layanan yang diberikan mampu
sesuai dengan harapan pelanggan”. Sedangkan menurut Tjiptono (2001), “kualitas
pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diaharapkan dan pengendalian atas
tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ada faktor utama
yang mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu: jasa yang diharapkan dan jasa yang
dirasakan/dipersepsikan. Apabila jasa yang dirasakan sesuai dengan jasa yang
diharapkan, maka kualitas pelayanan tersebut dipersepsikan baik atau positif.
Namun, apabila jasa yang dipersepsikan tidak sesuai dengan jasa yang diharapkan
maka kualitas jasa dipersepsikan buruk atau negatif. Maka baik tidaknya kualitas
pelayanan tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan
pelanggannya secara konsisiten.
Menurut Zeithaml-Parasurasman-Berry (1990: 42), untuk mengetahui
kualitas pelayanan yang dirasakan secara nyata oleh konsumen, ada indikator
ukuran kepuasan konsumen yang terletak pada lima dimensi kualitas pelayanan.
Kelima dimensi service quality (servqual) tersebut, yaitu:
1. Tangibles (bukti langsung), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan
kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan
13
lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan
perusahaan.
2. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan
yang dijanjkan dengan segera, akurat dan memuaskan. Kinerja harus
sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu,
pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap
simpatik dan akurasi yang tinggi.
3. Responsiveness (daya tanggap), yaitu kemampuan perusahaan untuk
membantu dan memberikan pelayanan yang cepat ( responsif ) yang tepat
kepada para pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas.
Membiarkan pelanggan menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas
menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.
4. Assurance (jaminan), adanya kepastian yaitu pengetahuan, kesopan
santunan dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan
rasa percaya para pelanggan kepada pelayanan perusahaan yang memiliki
beberapa komponen, antara lain :
a. Communication (komunikasi), yaitu secara terus menerus
memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa dan
penggunaan kata yang jelas sehingga para pelanggan dapat dengan
mudah mengerti disamping itu perusahaan hendaknya dapat secara
cepat dan tanggap dalam menyikapi keluhan dan komplain yang
dlakukan oleh pelanggan.
14
b. Credibility (kredibilitas), perlunya jaminan atas suatu kepercayaan
yang diberikan kepada pelanggan, believeability atau sifat
kejujuran. Menanamkan kejujuran, kredibilitas yang baik bagi
perusahaan di masa yang akan datang.
c. Competence (kompetisi) yaitu keterampilan yang dimiliki yang
dibutuhkan agar dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
dapat dilaksanakan dengan optimal.
d. Security (keamanan) adanya suatu kepercayaan yang tinggi dari
pelanggan akan pelayanan yg diterima. Tentunya pelayanan yang
diberikan memberikan suatu jaminan kepercayaan yang maksmal.
e. Courtesy ( sopan santun) dalam pelayanan adanya suatu moral nilai
yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam memberikan pelayanan
kepada pelanggan. Jaminan akan kesopansantunan yang ditawarkan
kepada pelanggan sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada.
5. Emphaty (simpati), yaitu memberikan perhatian yang tulus yang bersifat
individu atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan
berupaya memahami keinginan konsumen. Di mana suatu perusahaan
diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan,
memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu
pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
Bila dilihat dari pendapat-pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa pelayanan publik yang berkualitas adalah bagaimana kemampuan sesorang
untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen.
15
Seseorang yang bertugas untuk memberikan pelayanan akan memberikan
pelayanan yang berkualitas apabila mereka mendapatkan dorongan atau motivasi
dari pimpinan maupun instansi. Dengan adanya motivasi pegawai akan lebih
terdorong untuk melakukan pekerjaannya sebaik mungkin.
Pelayanan publik menurut Kepmen PAN Nomor 25 Tahun 2004 adalah
“segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan
publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima layanan, maupun dalam