BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan kemampuan daya saing global, mutu SDM, mutu pendidikan dan mutu guru dan tenaga kependidikan Indonesia serta kaitannya satu sama lain akan dibahas dalam bab ini. Bab ini juga akan membahas mutu pendidikan propinsi Kalimantan Selatan khususnya mutu pendidikan di Kabupaten Kotabaru dan usaha-usaha pemerintah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Sebagai tambahan juga akan dibahas isi undang-undang guru dan dosen serta peraturan pemerintah tentang standar nasional pendidikan. Sebelum membahasa lebih jauh kita menyamakan pemahaman kita kaitan antara daya saing global, mutu SDM, mutu pendidikan dan mutu guru dan tenaga kependidikan Indonesia. Faktor yang menentukan kemampuan daya saing suatu bangsa terletak pada mutu sumber daya manusianya (SDM). Mutu SDM ditentukan oleh mutu pendidikan. Mutu pendidikan ditentukan oleh mutu proses pembelajaran di kelas dan mutu proses pembelajaran di kelas ditentukan oleh mutu guru. Gurulah yang menjadi kuncinya. Kemampuan Daya Saing Global Hasil Survei yang dilakukan oleh The World Competitifness SCOREBOARD 2005 dalam The World Competitiveness Year Book 2005 1
96
Embed
BAB 1 - SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN | Just … · Web view6 bulan 1 tahun 11.4 Pendistribusian Guru Sekolah Gugus Disdik BKD Walikota DPRD BAPPEDA 12 Lomba 12.1 Lomba Guru Lomba Sains
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan kemampuan daya saing global,
mutu SDM, mutu pendidikan dan mutu guru dan tenaga kependidikan Indonesia serta kaitannya
satu sama lain akan dibahas dalam bab ini. Bab ini juga akan membahas mutu pendidikan
propinsi Kalimantan Selatan khususnya mutu pendidikan di Kabupaten Kotabaru dan usaha-
usaha pemerintah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Sebagai tambahan juga akan
dibahas isi undang-undang guru dan dosen serta peraturan pemerintah tentang standar nasional
pendidikan.
Sebelum membahasa lebih jauh kita menyamakan pemahaman kita kaitan antara daya
saing global, mutu SDM, mutu pendidikan dan mutu guru dan tenaga kependidikan Indonesia.
Faktor yang menentukan kemampuan daya saing suatu bangsa terletak pada mutu sumber daya
manusianya (SDM). Mutu SDM ditentukan oleh mutu pendidikan. Mutu pendidikan ditentukan
oleh mutu proses pembelajaran di kelas dan mutu proses pembelajaran di kelas ditentukan oleh
mutu guru. Gurulah yang menjadi kuncinya.
Kemampuan Daya Saing Global Hasil Survei yang dilakukan oleh The World Competitifness SCOREBOARD 2005
dalam The World Competitiveness Year Book 2005 tentang kemampuan daya saing global,
Indonesia menempati urutan 59 dari 60 negara.. Data ini menunjukkan bahwa Indonesia sangat
lemah kemampuanya dalam bersaing dengan negara-negara lain. Tabel 1.1 memperlihatkan
urutan kemampuan bersaing Indonesia hampir paling bawah yakni urutan 59 dari 60 negara.
Meskipun memiliki kekayaan alam yang berlimpah, Indonesia kalah dalam banyak hal bila
bersaing dengan negera-negara lain. Berbeda dengan Negara Singapura, meskipun miskin
sumber daya alam namun kemampuannya dalam bersaing dengan negara-negara lain cukup
tinggi yakni menempati uruan ke 3 dari 60 negara. Dengan keterbatasan kekayaan alam,
Singapura tidak mengandalkan kekayaan alamnya akan tetapi menekankan kemampuan Sumber
Daya Manusianya. Kuncinya mutu SDM.
1
Tabel 1.1 Dafar Daya Saing Negera-Negara di Dunia(Sumber : The World Competitifness SCOREBOARD 2005)
2
Posisi Indoenesia
Mutu SDMMenurut laporan UNDP tentang indek pembangunan manusia (HDI) tahun 2005,
pada table1. 2 memperlihatkan bahwa mutu SDM Indonesia menempati peringkat 110 di dunia
dan di Asiapun Indonesia keinggalan dari negara-negara tetangga kita, Singapore, Brunei,
Malaysia, Thailand, Phillippine, dan Vietnam. Padahal Vietnam baru saja merdeka namun sudah
memiliki mutu SDM yang mampu mengalahkan Indonesia. Akibat rendahnya mutu SDM kita,
tidak sedikit tenaga ahli dari manca negara seperti Amerika, Australia, Jepang, Singapura bekerja
di Indonesia dengan gaji yang tinggi. Meskipun Indonesia kaya sumber daya alam, misalnya
minyak dan emas, sayangnya kita sangat tergantung pada pihak asing untuk mengolah sumber
daya alam kita sendiri, karena kita tidak punya tenaga ahli yang mampu mengolahnya.
Sebaliknya, Jepang menjadi negara maju karena memiliki SDM yang bermutu meskipun Jepang
tidak memiliki sumber daya alam. Dengan demikian betapa pentingnya peran SDM dalam
membangun sebuah negara. Mutu SDM terkait erat dengan mutu pendidikan. Kuncinya mutu
pendidikan.
Tabel 1.2 Indek Pembangunan Manusia(Sumber: UNDP-Human Development Report 2005)
Mutu PendidikanMutu pendidikan Indonesia dapat dilihat dari hasil Tes Internasional yang
komprehensip pada tahun 2003 yang dilakukan oleh Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD) yang dikenal dengan nama PISA (Programme for International Student
Assessment). Lihat table perbandingan Internasional Literasi Membaca, Literasi Matematika dan
Literasi IPA berikut ini!
4
NO Negara Rata-Rata Nilai
1 Jepang 5502 Hongkong-China 5413 Finlandia 5384 Inggris 5325 Canada 5296 Selandia Baru 5287 Australia 5288 Korea 5259 Austria 519
10 Irlandia 51311 Norwegia 51212 Ceko 51113 Perancis 50014 Norwegia 50015 Amerika Serikat 49916 Swiss 49617 Belgia 49618 Islandia 49619 Hungaria 49620 Spanyol 49121 Jerman 48722 Polandia 48323 Denmark 48124 Italia 47825 Lithuania 47626 Greece 46127 Rusia 46028 Latvia 46029 Portugal 45930 Bulgaria 44831 Luxembourg 44332 Thailand 43633 Israel 43434 Mexico 42235 Chili 41536 Macedonia 40137 Argentina 39638 Indonesia 39339 Albania 37640 Brazilia 37541 Peru 333
Perbandingan Internasional Literasi Membaca Perband. Internasional Literasi Metematika Perbandingan Internasional Literasi IPA
NO Negara Rata-Rata Nilai
1 Hongkong-China 5602 Jepang 5573 Korea 5474 Selandia Baru 5375 Finlandia 5366 Canada 5337 Australia 5338 Inggris 5299 Swiss 529
10 Belgia 52011 Perancis 51712 Austria 51513 Islandia 51414 Denmark 51415 Lithuania 51416 Swedia 51017 Irlandia 50318 Norwegia 49919 Ceko 49820 Amerika Serikat 49321 Jerman 49022 Hungaria 48823 Rusia 47824 Spanyol 47625 Polandia 47026 Latvia 46327 Italia 45728 Portugal 45429 Greece 44730 Luxembourg 44631 Israel 43332 Thailand 43233 Bulgaria 43034 Argentina 38835 Mexico 38736 Chili 38437 Macedonia 38138 Albania 38139 Indonesia 36740 Brazilia 33441 Peru 292
Tabel di atas menunjukkan bahwa prestasi siswa Indonesia dibidang Literasi Membaca
menempati rangking 39 dari 41 negara. Artinya kemampuan membaca siswa kita rendah sekali
dibandingkan dengan kemampuan membaca siswa dari negara-negara lain. Sementara
kemampuan membaca siswa terbaik dipegang oleh negara Finlandia. Prestasi siswa kita dibidang
Matematika menempati rangking 39 dari 41 negara. Artinya kemampuan metamatika siswa kita
juga rendah sekali. Sementara rangking sau kemampuan matematika dipegang oleh Hongkong-
China. Sedangkan prestasi siswa kita dibidang IPA menempati rangking 38 dari 41 negara.
Kemampuan IPA siswa sangat rendah juga dibandingkan dengan kemampuan IPA siswa-siswa
dari negara lain. Sementara kemampuan IPA terbaik dikuasai Jepang. Data ini menunjukan hasil
pendidikan kita belum bermutu sehingga belum mampu bersaing dengan manca negara. Apa
yang salah dengan sistem pengelolaan pendidikan kita selama ini? Bagaimana sistem
pengelolaan pendidikan di negara Finlandia, Hongkong, dan Jepang sehingga mereka mampu
melahirkan mutu pendidikan terbaik di dunia?
5
NO Negara Rata-Rata Nilai
1 Finlandia 5462 Canada 5343 Selandia Baru 5294 Australia 5285 Irlandia 5276 Hongkong-China 5257 Korea 5258 Inggris 5239 Jepang 522
10 Swedia 51611 Austria 50712 Belgia 50713 Islandia 50714 Norwegia 50515 Perancis 50516 Amerika Serikat 50417 Denmark 49718 Swiss 49419 Spanyol 49320 Ceko 49221 Italia 48722 Jerman 48423 Lithuania 48324 Hungaria 48025 Polandia 47926 Greece 47427 Portugal 47028 Rusia 46229 Latvia 45830 Israel 45231 Luxembourg 44132 Thailand 43133 Bulgaria 43034 Mexico 42235 Argentina 41836 Chili 41037 Brazilia 39638 Macedonia 37339 Indonesia 37140 Albania 34941 Peru 327
Mutu pendidikan propinsi Kalimantan Selatan dibandingkan dengan mutu pendidikan
propinsi lain dapat dilihat pada Hasil Ujian Nasional tahun 200 dan 2005. Rata-rata nilai Ujian
Nasional SMP tahun 2004 adalah 5,37 menempati urutan ke 12 dari 31 propinsi. Sedangkan
rata-rata nilau Ujian Nasional SMP tahun 2005 adalah 5,96 rangking 20 dari 31 propinsi. Data
ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan propinsi Kalimantan Selatan masih kalah bersaing
dengan propinsi lain. Meskipun nilai rata-rata UN naik dari 5,37 pada tahun 2004 menjadi 5,96
pada tahun 2005, namum dilihat dari peringkat mutunya turun dari peringkat 12 menjadi
peringkat 20. Sementara rata-rata nilai ujian nasional Bahasa Inggris SMA UN jurusan IPA
tahun 2004 adalah 4,99 rangking 22 dari 31 propinsi. Sedangkan rata-rata nilai ujian nasional
Bahasa Inggris tahun 2005 adalah 5,41 rangking 29 dari 31 propinsi. Data ini menunjukkan
bahwa mutu pendidikan propinsi Kalimantan Selatan masih kalah bersaing dengan propinsi lain.
Meskipun nilai rata-rata UN naik dari 4,99 pada tahun 2004 menjadi 5,41 pada tahun 2005,
namum dilihat dari peringkat mutunya turun dari peringkat 22 menjadi peringkat 29. Apa yang
salah dengan sistem pengelolaan pendidikan di propinsi Kalimantan Selatan? Apa yang salah
dengan proses belajar mengajar yang terjadi di kelas-kelas sehari-hari di Kalimantan Selatan?
Mutu pendidikan Kabupaten Kotabaru dibandingakan dengan mutu pendidikan
pendidikan Kabupaten/Kota lain di Propinsi Kalimantan Selatan. Prosentase yang lulus dan tidak
lulus tiap jenjang dan jenis dapat dilihat pada tebel berikut ini:
Data dalam tebel menunjukkan bahwa mutu pendidikan SMA kabupaten Kotabru menempati
rangking 5 dari 13 kabupaten/kota, mutu pendidikan SMK menempati rangking 4 dari 13
kabupaten/kota, dan mutu pendidikan SMP/MTs menempati rangking 2 dari 13 kabupten/kota.
Mutu pendidikan SMP cukup baik dilihat dari rangking. Namum dilihat jumlah siswa yang tidak
lulus nampak cukup tinggi yakni 42.47 % untuk SMA, 27.82 % untuk SMK, dan 14.34 % untuk
SMP. Bila harapannya 10 % sampai dengan 0% ketidak lulusan siswa, maka masih perlu kerja
keras lagi untuk memperbaiki mutu pendidikan di kabupaten Kotabaru. Tentu rendahnya mutu
6
pendidikan ini dipengaruhi oleh mutu proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung sehari-
hari di sekolah. Kuncinya adalah mutu proses pembelajaran.
Mutu Proses PembelajaranMutu proses pembelajaran di sekolah berdasarkan hasil peneliian Balitbang Depdiknas
pusat menunjukkan bahwa siswa lebih banyak mendengarkan ceramah guru dari pada aktif
memecahkan mesalah untuk menemukan solusi
sendiri. Proses pembelajaran lebih focus pada
hafalan yakni siswa lebih banyak mendengarkan
ceramah guru kemudian dilanjukan dengan drill
soal-soal. Proses pembelajaran seperti ini kering
dan membosankan serta kurang mengembangkan
daya kreatifitas siswa. Meskipun kurikulum
mengalami perubahan terus menerus akibat
tuntutan zaman, namun pola pembelajaran di
sekolah tidak mengalami perubahan. Berkenaan
dengan suasana pembelajaran di sekolah yang
kering dan membosankan disebabkan tiga kemungkinan:
1. Guru tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai baik berkenaan
dengan materi ajar maupun dengan metode pembelajaran.
2. Guru tidak termotivasi untuk menggunakan kemampuannya untuk anak didik
3. Iklim dan kultur sekolah yang menghalangi kreatifitas guru untuk anak didiknya.
Masalah proses pembelajaran yang kering dan membosankan mamang masalah yang komplek.
Meskipun guru tahu materi dan terampil menggunakan berbagai metode akan tetapi kalau ia
tidak termotivasi untuk melaksanakan di kelas, pembelajaran tetap kering dan membosankan.
Meskipun guru tahu materi dan terampil menggunakan berbagai metode serta termotivasi untuk
melaksanakan di kelas akan tetapi kalau iklim dan kultur sekolah tidak mendukung,
pembelajaran tetap kering dan membosankan. Faktor motivasi guru dan iklim dan kultur sekolah
merupakan hal yang rumit dan saling kait mengkait. Ini merupakan wilayah manajemen dan
leadership kepala sekolah. Dengan kata lain variabel yang menentukan mutu proses
pembelajaran adalah mutu guru dan mutu kepala sekolah.
7
Poret situasi proses pembelajaran sehari-hari di sekolah yakni mendengarkan ceramah guru, Drill Soal, Kegiatan hanya mengingat, Membosankan, Kreatifitas tidak berkembang, Daya saing global rendah
Mutu GuruMenurut UU nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa guru harus memiliki
kualifikasi dan kompetensi. Kualifikasi yang dimaksud adalah S1 atau D-IV. Sedangkan
kompetensi yang dimaksud meliputi kompetensi pedagogi, kompetensi professional, kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial. Kaitan dengan guru harus memiliki kualifikasi S1 dan D-IV,
bagi guru yang belum memiliki S1 pendidikan atau D-IV dikategorikan guru yang belum layak
mengajar. Begitu pula bagi guru yang tidak memiliki kompetensi pedagogi (cara mengajar),
kompetensi professional (penguasaan materi, kompetensi kepribadian (memberikan teladan), dan
kompetensi sosial (bekerjasama) dikategorikan sebagai guru yang belum layak mengajar.
Kualifikasi Guru
Data kualifikasi guru-guru kabupaten Kotabaru sebagai berikut:
KUALIFIKASI / TINGKAT PENDIDIKAN GURU KAB. KOTABARU
SLTA D-1 D-2 D-3 S-1 S-2 S-3
1.282 26 1006 65 908 15 -
Jumlah guru adalah 3.302. Dari jumlah guru ini yang layak kualifikasinya hanya 923 guru.
Sedangkan sisanya 2.379 guru belum layak yakni belum memiliki S-1 atau D-IV.
Kompetensi Guru
Selanjutnya data yang berkenaan dengan kompetensi professional guru dapat dilihat hasil tes
kognitif 879 guru SD se Kotabaru tahun 2007 dengan materi wawasan pendidikan, Bahasa
Indonesia, Matematika, IPA, PKn, dan IPS. Adapun kualifikasi peserta tes terdiri dari SLTA:153
oang; D-1: 2, D-2:647 orang, D-3:4, S-1:67, tidak mengisi: 11 orang. Nilai hasil tes adalah
sebagai berikut:
WawasanPendidikan B.Indonesia Matematika IPA PKn IPS
38,05 35,28 39,43 39,99 54,69 54,09
Data ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil tes kognitif guru SD Kotabaru tidak mencapai
angka standar minimal 60,00 dari enam jenis pengetahuan yang diujikan. Dengan kata lain, rata-
rata kompetensi guru professional guru SD belum layak.
Hubungan antara data kualifikasi dan data nilai hasil tes kognitif guru SD ini ada hal
yang menarik yang dapat dipelajari. Lihat tebel berikut ini!
Kualifikasi W.Pend. B. Ind. Mat. IPA PKn IPS NilaiRata-Rata
13.1 Penguatan PBS Belajar ICT Pendalaman Materi PBS
Indikator Prestasi PBS adalah:
1. Terjadinya perubahan cara guru mengajar sesuai dengan pendekatan inkuiri2. Terjadinya pingkatan motivasi berpretasi guru3. Terjadinya peningkatan nilai IPA guru4. Terjadinya perubahan sikap siswa terhadap IPA yakni semakin senang, aktif ,paham
dan kreatif.5. Adanya kader guru imbas yang memiliki kompetensi sebagai PBS.
Catatan: Observasi KBM = Pendampingan PBS terhadap guru saat KBM
53
Contoh MoU antara Walikota banjarbaru dan LPMP
Pada hari ini, Senin tanggal Tiga bulan September tahun Dua Ribu Tujuh, dilaksanakan penandatanganan naskah kerjasama peningkatan mutu pendidikan Kota Banjarbaru, dengan ketentuan sebagai berikut:
Bab IKETENTUAN UMUM
Pasal 1Kerjasama bidang pendidikan ini dilaksanakan antara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Kalimanatan Selatan (PIHAK I) dengan Walikota Banjarbaru (PIHAK II), Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru (PIHAK III), Pengawas Sekolah (PIHAK IV), dan Kepala Sekolah Dasar (PIHAK V) mengenai PROGRAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR.
Bab IITUJUAN
Pasal 2Tujuan dilaksanakan kerjasama ini adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Sekolah Dasar Kota Banjarbaru.
Bab IIITUGAS DAN KEWENANGAN
Pasal 3Tugas LPMP Provinsi Kalimantan Selatan
Sebagai PIHAK PERTAMA, LPMP Provinsi Kalimantan Selatan akan memberikan berbagai fasilitas, seperti berikut:1. Memberikan bantuan dana block grant untuk KKG, MGMP SMP dan SMA, KKKS, MKKS, KKPS, MKPS,
subsidi pengawas, dan honor guru bantu.2. Menyediakan instrumen monitoring dan evaluasi. 3. Membina Kepala Sekolah dan PBS IPA yang memperoleh nilai C dan D bersama dengan Dinas Pendidikan
Kota Banjarbaru.4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Banjarbaru5. Menyerahkan hasil monitoring dan evaluasi terhadap kepala sekolah, pengawas dan PBS IPA kepada Walikota
dan Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru.6. Membuat dan menyerahkan sertifikat bagi kepala sekolah dan PBS IPA yang memperoleh nilai A kepada
Walikota untuk pengesahan.
Pasal 4Tugas Walikota
1. Memerintahkan Dinas Pendidikan bekerjasama dengan LPMP untuk memonitor dan mengevaluasi kinerja Kepala Sekolah dan PBS IPA dan hasilnya diserahkan ke Walikota.
2. Memberikan Reward kepada Kepala Sekolah dan PBS IPA yang memperoleh nilai A. 3. Meminta laporan hasil binaan Dinas Pendidikan bagi Kepala Sekolah dan PBS IPA yang nilainya C dan D.
Pasal 5Tugas Dinas Pendidikan
1. Bekerjasama dengan LPMP untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja kepala sekolah dan PBS IPA.2. Membina Kepala Sekolah dan PBS IPA yang memperoleh nilai C dan D bersama dengan LPMP Provinsi
Kalimanatan Selatan.3. Menyiapkan calon-calon kepala sekolah.
Pasal 6Tugas Pengawas
1. Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dan pembelajaran di sekolah.2. Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pembelajaran mata pelajaran
IPA di SD.
54
3. Menilai kinerja PBS IPA dalam membimbing guru di KKG dan mendampingi guru di sekolah untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran di SD/MI
4. Menilai kinerja Kepala Sekolah dalam melaksanankan supervisi kegiatan KKG IPA dan proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu guru dan pembelajaran IPA.
5. Memantau pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu pembelajaran.
Pasal 7Tugas Kepala Sekolah
1. Melaksanakan supervisi kegiatan KKG IPA minimal 3 kali tiap semester 2. Melaksanakan secara penuh setiap kali pelaksanaan supervisi kegiatan KKG IPA. 3. Memberikan masukan-masukan yang berguna untuk peningkatan mutu profesionalisme guru setiap kali datang
di KKG. 4. Menugaskan guru untuk mengikuti kegiatan KKG secara penuh. 5. Melaksanakan supervisi proses pembelajaran IPA di sekolah minimal 3 kali tiap semester dan hasilnya
diserahkan ke pengawas.Bab IV
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABANPasal 8
1. Laporan pertanggungjawaban kegiatan yang dilaksanakan sebagai akibat dari kerjasama ini dilaksanakan sesuai dengan fungsi setiap pihak yang terlibat.
2. LPMP Provinsi Kalimantan Selatan membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan yang meliputi hasil-hasil monitoring dan evaluasi dalam satu periode kegiatan.
3. Dinas Pendidikan membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan yang meliputi hasil-hasil pembinaan terhadap kinerja kepala sekolah.
4. Pengawas membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan yang meliputi hasil-hasil supervisi dan penilanan kepala sekolah.
Bab VLAIN-LAIN
Pasal 9Segala sesuatu yang belum diatur dalam kerjasama ini atau perubahan-perubahan yang dipandang perlu akan diatur lebih lanjut dalam Surat Kerjasama Tambahan (addendum) yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Surat Kerjasama ini.
Bab VIPENUTUP
Pasal 10Naskah kerjasama ini dibuat rangkap 5 (lima) dan merupakan jaminan bagi kepentingan semua pihak yang menandatangai kerjasama ini.
PIHAK I PIHAK II KEPALA LPMP PROV. KALSEL
DRS. H. SAID ABUBAKAR
PIHAK IIIKEPALA DINAS PENDIDIKAN
DRS. H. SAMLAN ARPAN
55
PIDATO WALIKOTA BANJARBARUPADA ACARA PENANDATANGAN NOTA MoU PEMKO BANJRABARU DENGAN LPMP KALSEL
SENIN, 3 SEPTEMBER 2007 DI GEDUNG DPRD KOTA BANJARBARUYth.: ...
Pada hari ini, Senin 3 September 2007, akan ditandatangi MOU peningkatan ker jasama dalam upaya peningkatan mutu pendidikan Banjarbaru antara Pemko Banjarbaru ---melalui D in as Pe n d id i k a n - - - d en g an L e mb ag a P en ja m in Mu tu Pendidikan (LPMP) Kalimantan Selatan. Sebenarnya, kerjasama sudah sejak beberapa tahun terakhir di lakukan. LPMP adalah lembaga formal jajaran Depdiknas di daerah (Kal imantan Selatan) yang khusus menangani penjaminan mutu pendidikan. Fungsi dan peran LPMP tersebutlah yang dimaksimalkan dalam kerja sama dengan Pemko Banjarbaru, khusunya dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.Secara khusus MOU kali ini dalam rangka untuk mebina kinerja pegawas dan kepala Sekolah dasar seuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas dan Permen Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah.Keseluruhan pembinaan disajikan dalam kategor hasil dalam bentuk kategori penilaian: {A (amat baik), B (baik), C (cukup), dan D (kurang)} yang langsung dilaporkan kepada Walikota. Bagi kepala sekolah yang mencapai nilai A (amat baik) diberi Reward dan bagi kepala sekolah yang mendapat nilai C dan D akan dibina oleh LPMP-Dinas Pendidikan. Tahun 2008, bagi kepala sekolah yang masih tetap memiliki nilai C dan D akan dikembalikan ke habitatnya menjadi guru.Visi Banjarbaru adalah sebagai kota pendidikan dapat terwujud bila pendidikan di Banjarbaru unggul di segala bidang. Indikator yang mudah dilihat adalah unggul dibidang prestasi siswa antara lain Ujian nasional, Olimpiade Sains, Lomba kreatifitas siswa serta lomba-lomba Iainya minimal terbaik se propinsi Kalimantan Selatan.Untuk mencapai keunggulan tersebut setiap sekolah harus memacu dirinya untuk melakukan penjaminan mutu agar memenuhi atau melampaui mutu standar nasional pendidikan sebagaimana diatur dalam PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Berkaitan dengan harapan ini, Banjarbaru akan segera mewujudkan sekolah berstandar nasional dan internasional. Program ini dimulai dari 9 SD inti menjadi Sekolah Standar Nasional dan 4 diantaranya dipersiapkan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional. Kemudian disiapkan 2 SMP da n me mp er k ua t 1 SM A be r t a ra f I n t e rn a s ion a l . Un tu k mempermudah pembinaan, 9 SD inti diharapkan menjadi pusat data base mutu SD segugus.Untuk mewujudkan program strategis ini diperlukan kerja k e r a s u n t u k m e m p e r b a i k i k i n e r j a d a r i s e m u a p e l a k u pendidikan. Bekerja keras yang dimaksud tidak hanya fokus pada guru saja sebagai ujung tombak pendidikan tetapi juga k e p a l a s e k o l a h d a n p e n g a w a s b a h k a n p e r s o n i l d i n a s pendidikan sendiri.Model sistem pembinaan profesionalisme guru melalui 18 PBS IPA dan KKG IPA telah dikembangkan bekerjasama d e n g a n L P M P d a n h a s i l n y a t e l a h t e r j a d i p e n i n g k a t a n keterampilan guru dalam menggunakan metode eksperimen. Terbukti sangat berpengaruh terhadap peningkatan nilai ujian sekolah terutama nilai praktik secara signifikan. Disamping itu, hasil wawancara terhadap sampel siswa tiap gugus pada bulan Maret dan April 2007 menunjukkan hampir 100% siswa sekarang senang belajar IPA dan mudah memahaminya.Sistem pembinaan berikutnya difokuskan pada seluruh kepala SD dan pengawas. Peningkatan mutu kepala sekolah mengacu pada permen 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah . Pembinaan kepa la seko lah harus d imu la i dar i pengembangan sistem penilaian kinerja kepala sekolah.Secara rinci dan detail saat ini sedang direncanakan 20 pengembangan program peningkatan peningkatan kualitas pendidikan.Mu da h- mu da ha n de n ga n k e r j a s am a y a n g t e r j a l i n harmonis dan konstruktif langkah kita mewujudkan Banjarbaru Kota pendidikan akan menampakkan wujud lebih nyata.Banjarmabru, 3 September 2007
Walikota BanjarbaruRudy Resnawan
56
Contoh Penilaian Kinerja Kepala SD Inti Hasil MoU dengan Walikota dan LPMP
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SD INTI
NO PERNYATAAN BOBOT SKOR NILAI
1 Mematuhi SK Walikota nomor 182 tahun 2006 tentang jam mengajar dan membina guru oleh PBS IPA
10 1 10
2 Tidak membebani PBS dg tugas tambahan yang mengganggu jadwal pembinaan terhadap guru
3 3 9
3 Menyusun jadwal pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap KKG IPA bekerjasama dg PBS
2 3 6
4 Mengecek kehadiran kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi kegiatan KKG
2 3 6
5 Menyimpan daftar hadir kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi kegiatan KKG
2 3 6
6 Melaksanakan rapat koordinasi program kegiatan KKG 3 1 3
7 Merekap nilai UAS semua SD segugus secara digital setiap tahun sejak th pelajaran 2005/2006
2 3 6
8 Merekap data kondisi sarana dan prasarana segugus secara digital sejak th pelajaran 2007/2008
2 3 6
9 Melaksanakan tes penguasaan praktek dan teori IPA guru segugus 2 kali setiap semester sejak tahun pelajaran 2007/2008
3 3 9
10 Merekap nilai kompetensi guru segugus sejak tahun pelajaran 2007/2008 3 3 9
11 Menilai keterampilan inkuiri ilmiah PBS dalam proses KBM di kelas 2 kali tiap semester sejak tahun pelajaran 2007/2008
2 3 6
12 Melaksanakan supervisi guru dalam proses pembelajaran Matematika dan Bahasa Indoensia
1 3 3
13 Melaksanakan pembinaan 5 siswa tiap kelas 4,5 dan 6 khusus persiapan olimpiade IPA sejak tahun pelajaran 2007/2008
1 3 3
14 Melibatkan seluruh warga sekolah dalam menyusun RPS 1 3 3
15 Melibatkan seluruh warga sekolah dalam menyusun RAPBS 2 3 6
16 Memajang RAPBS di dinding / di tempat yang strategis sekolah untuk diketahui umum
3 3 9
Memimpin pelaksanaan Lesson Study
NILAI TOTAL 100
Keterangan:
90 – 100 = A (Amat Baik) 70 - 79 = C (Cukup)
80 - 89 = B (Baik) ≤ 69 = GAGAL
Contoh Penilain Kinerja Kepala SD Imbas hasil MoU antara Walikota Banjarbaru dan LPMPJADWAL KEPALA SD DALAM SUPERVISI KKG
GUGUS : ..................NO NAMA KEPALA SEKOLAH SEPTEMBER OKOBER NOPEMBER DESEMBER
57
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 412345678
MENGESAHKAN BANJARBARU, ........................2007PENGAWAS KEPALA SD INTI