LOGO PENGANTAR TEKTONOFISIK Dr. L.O Ngkoimani
LOGO
PENGANTAR TEKTONOFISIK
Dr. L.O Ngkoimani
Bab 1. Tektonik Lempeng Zona Batuan Kerak Benua dan Kerak Samudra Litosfir dan Astenosfir Litosfir Benua dan Litosfir Samudra Lempeng Litosfir Tektonik Lempeng dan Batas Lempeng Sistem Lempeng Litosfir Tahapan Pembentukan dan Penutupan Cekungan Samudra Pecahnya benua dan cekungan samudera baru Batas pasif dan sedimen Perkembangan busur kepulauan gunung api Tumbukan busur-busur kepulauan Tumbukan benua-benua Umur relatif benua dan cekungan samudera Benua dan pemisahannya Sistim tektonik lempeng
ZONA BATUAN DI BUMI (THE EARTH’S CONCENTRIC ROCK ZONES)
Radius bumi ~ 6370 km Radius inti bumi ~ 3470 km,
terdiri dari logam besi dan sedikit nikel
Mantel ~ 2800 km, terdiri dari batuan ultramafik, kandungan silikon, okisgen, besi dan magnesium
Kerak ~ 5 – 60 km, tersusun atas metal ringan (aluminium, sodium, kalsium, kalium, dengan silikon dan oksigen yg melimpah
Mantel
Kerak (crust)
KERAK BUMI DAN KERAK SAMUDERA (CONTINENTAL CRUST AND OCEANIC CRUST)
Kerak benua didominasi oleh batuan granitik (felsic), kerak benua lebih tebal dari kerak samdera
Kerak samudera terdiri dari batuan beku mafic (basalt dan gabro)
Batas bawah kerak dinamakan Moho, bidang Moho ditafsirkan sebagai pertemuan (interface) antara batuan kerak yg mafik dan batuan mantel yang ultramafik
LITOSFIR DAN ASTENOSFIR (LITHOSPHERE AND ASTHENOSPHERE)
Litosfir terdiri dari kerak dan mantel bagian luar
Litosfir bersifat lapuh (brittle) Ketebalan litosfir berkisar
antara 50 – 125 km (rata-rata 75 km
Astenofir (lapisan lunak mantel bagian atas) memiliki temperatur tinggi (1400 C) dan dapat mengalir (flowable)
Dari litosfir ke astenosfir temperatur berangsur meningkatlitosfir yg rigid dan brittle dapat bergerak melalui astenosfir yg lunak dan plastis
LITOSFIR BENUA DAN LITOSFIR SAMUDRA(CONTINENTAL LITHOSPHERE DAN OCEANIC
LITOSPHERE)Dasar benua adalah
lapisan tebal dari litosfir benua
Litosfir benua mengandung kerak benua, litosfir benua lebih ringan dari litosfir samudera
LEMPENG LITOSFER (LITOSPHERE PLATE)
Litosfer bersifat rapuh (brittle) dan cenderung pecah menjadi beberapa bagian
Litosfer cenderung tipis pada area yang luas (pada lantai samudera) dan relatif tebal pada daerah lain (khususnya pada benua)
Litosfer yang tipis mudah pecah dan membentuk beberapa kepingan litosfer (lithospheric plate)
Tiap lempeng litosfer dapat bergerak
TEKTONIK LEMPENG DAN BATAS LEMPENG (PLATE TECTONIC AND PLATE BOUNDARIES)
Tektonik lempeng adalah teori mengenai lempeng litosfer, gerakannya dan interaksi batasnya
Istilah ‘aktivitas tektonik’ mengacu pada segala bentuk pecah (brittle) dan melipatnya (bending) batuan pada litosfer
Litosfer samudera bergerak menuju litosfer benua karena litosfer benua lebih ringan dari pada litosfer samudera sehingga litosfer samudera menujam dibawah litosfer benua
Litosfer samudera terpanaskan oleh astenosfer sehingga melunak dan mencair menjadi magma yang kemudian magma tersebut dapat bergerak ke atas (ke litosfer benua) membentuk gunung api
Palung samudera (oceanic trench) adalah batas penujaman lempeng samudera
Litosfer samudra mengalamai akresi (acreation)
Terdapat tiga batas utama lempeng aktif
Batas divergen adalah batas dua litosfer samudra bergerak terpisah dan litosfer samudra baru terbentuk oleh magma
Batas konvergen adalah batas litosfer dikonsumsi dibawah mantel, terjadi zona subduksi (zona penujaman)
Batas transform adalah batas lempeng saling bergerak menyamping sepanjang trancurrent fault / transform fault
SISTEM LEMPENG LITOSFER (THE GLOBAL SYSTEM OF LITOSPHERIC
PLATE)
Sistem lempeng litosfer terdiri dari 12 lempeng utama:1.Lempeng Pasifik2.Lempeng Amerika3.Lempeng Eurasia4.Lempeng Afrika5.Lempeng Australia6.Lempeng Antartika7.Lempeng Nasca8.Lempeng Cocos9.Lempeng Filipina10.Lempeng Arab11.Lempeng Caribbean12.Lempeng Juan De Fuca
Tahapan Pembentukan dan Penutupan Cekungan Samudra-
Silus Wilson Siklus Wilson : menggambarkan siklus tektonik atau siklus permulaan dan akhir dari suatu cekungan samudra1.Tahap I : Sistem regangan pada lembah2.Tahap II : Teluk Sempit3.Tahap III : Cekungan Samudra4.Tahap IVa : Permulaan Penutupan Cekungan Samudra5.Tahap IVb : Pembentukan jalur subduksi baru pada kerak samudra dan perkembangan sumbu kepulauan gunung api6.Tahap V : Kelanjutan penutupan cekungan. Tumbukan sumbu kepulauan dengan benua, membentuk orogen7.Tahap VI : Akhir penutupan cekungan samudra
PECAHNYA BENUA DAN CEKUNGAN SAMUDRA BARU
Tahap 1 Siklus Wilson, Pecahnya Benua, Seluruh benua terbagi duaoMantel membentuk kubah (domed up) mengakibatkan kerak benua meregang dan menipisoMuncul lembah sempit yang panjang (rift valley). Kerak bergerak ke bawah, kemudian terjadi sesar normal sehingga membentuk pegunungan.oMagma naik ke permukaan dan membentuk gunung api oTerbentuk laut sempitoProses terpisahnya kerak benua masih berlanjut hingga terbentuk cekungan samudra
BATAS PASIF DAN SEDIMEN
Litosfer samudra bergerak semakin jauh dari pusat pemekaran sehingga semakin “dingin”.
Pendinginan disertai dengan meningkatnya densitas batuan mengakibatkan litosfer bergerak semakin bawah sehingga cekungan samudra semakin dalam.
Sedimen dari benua tersedimentasi ke laut Pada batas kontinen terbentuk sedimen wedge Tepi luar paparan terdapat lereng benua curam Arus Turbid membawa sedimen hingga ke dasar
samudra dimana terakumulasi tipe kedau sedimen wedge
Jenis batas kontinen ini dinamakan batas pasif (passive margin)
PERKEMBANGAN BUSUR KEPULAUAN GUNUNG API
Tahap 4 merupakan permulaan penutupan cekungan samudra
Harus terdapat minimal 1 (satu) zona subduksi sehingga listosfer samudra dapat menunjam di palung
Terjadi litosfer lempeng di bawah lempeng benua (underplating)
Magma berakresi ke tepi lempeng Terjadi akumulasi sedimen di palung Terjadi perkembangan prisma akresi berupa
deformasi sedimen benua dan sedimen laut dalam. Sedimen ini berubah menjadi batuan metamorf
TUMBUKAN BENUA-BUSUR KEPULAUAN
Tahap 5 (?) : Kepulauan Gunung Api, bersama batas pasif, menghasilkan tumbukan kontinen dengan busur Gunung Api dan menghasilkan pegunungan
Di Zona benua terdapat foreland thrust terdiri dari beberapa sesar naik
Kerak benua yang baru terbentuk merupakan sumbu gunung api terdahulu
Sedimen yang terendapkan di dasar kerak samudra memebentuk paparan benua
TUMBUKAN BENUA-BENUA
Tahap 6, yang merupakan akhir siklus wilson dimulai dari dua massa benua menumbuk dan melenyapkan litosfer samudra menghasilkan struktur ikatan permanen yang disebut batas suture.
Tahap ini dapat terjadi tanpa didahului tumbukan sumbu gunung api dengan benua
Yang dibutuhkan adalah adanya batas subduksi yang berada dekat dengan salah satu batas benua pasif
Proses mendekatnya dua kontinen membawa serta sedimen wedge ke pegunungan dengan prisma akresi
Contoh tumbukan benua dengan benua adalah Pegunungan Himalaya
UMUR RELATIF BENUA DAN CEKUNGAN SAMUDRA
Litosfer samudra yang baru terbentuk secara menerus dikonsumsi ke batas lempeng konvergen
Maka itu, umur litosfer samudra tidak dapat berumur tua Namun, litosfer benua dapat berumur lebih tua dari litosfer
samudra karena ketebalannya sehingga massa litosfer benua lebih ringan yang menyebabkan tidak mudah menunjam
Sekali tumbukan antara benua dan benua terbentuk, litosfer benua bertambah luas.
Umumnya umur litosfer benua antara 1-2,5 miliyar tahun Umumnya umur litosfer samudra tidak yang lebih tua dari 230
juta tahun
BENUA DAN PEMISAHANNYA
Benua memiliki rekaman sejarah geologi yang panjang
Ditemukan bukti satu atau dua dekade lalu yang mendukung hipotesa bahwa suatu saat semua benua pernah bergabung menjadi satu yang dinamakan Pangea uang dikelilingi oleh satu samudra
Selanjutnya, superkontinen menjadi tidak stabil karena terdapat pemanasan mantel di bawahnya yang menyebabkan pemekaran benua
Gambar perkiraan lempeng bumi 250 juta tahun yang akan datang
SISTEM TEKTONIK LEMPENG
Sistem gerakan lempeng litosfer menggambarkan sistem aliran material yang sangat besar yang digerakkan oleh sistem aliran energi internal
Magma yang terbentuk melalui pelelehan bergerak ke atas menembus litosfer benua dan menambahkan material kerak benua dalam bentuk pluton batuan beku dam massa ekstrusif
“Offscraping” permukaan luar dari lempeng yang mengalami subduksi menyumbangkan pembentukan prisma akresi
Lempeng yang menunjam menjadi lunak akibat pemanasan dan akhirnya diserap ke atenosfer atau bagian mantel yang lebih dalam
Para ahli sepakat bahwa sistem energi yang menyebabkan lempeng bergerak adalah akibat fenomena radioaktif
Elemen radioaktif pada kerak dan mantel bagian atas mengeluarkan panas secara menerus. Proses ini adalah transformasi benda menjadi energi.
Ketika temperatur batuan pada mantel meningkat maka batuan mengalami pemuaian
Gerak material ke atas dapat terjadi pada sistem konveksi Lempeng dapat bergerak horizontal akibat permukan lempeng litosfer
terdongkrak ke atas karena adanya mantel yang naik di bawah permukaan lempeng tersebut
Pada sisi lempeng lainnya, subduksi terjadi karena lempeng samudra lebih berat. Gerakan ini menyeret atenosfer di bawahnya
Jadi, aliran konveksi yang lambat mungkin terjadi pada atenosfer di bawah lempeng yang bergerak pada zona mantel yang lebih dalam.